MODUL PERKULIAHAN Customer Retention Marketing Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Adver & Marcomm Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 43015 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Abstract Kompetensi Loyalty-Based Customers "4R" Pemasaran Perubahan Sifat pemasaran dan pelayanan pelanggan Customer-Supplier Relationship CRM as an integral business strategy The relationship-oriented organization Analytical & Operational CRM. Mahasiswa mampu memahami dan mampu menjelaskan kembali konsep dan pengertian CRM secara teori dan praktik Pembahasan Loyalty-Based Customers Pengertian & Pentingnya Kepuasan Pelanggan Memahami apa yang Membentuk Harapan Pelanggan Memahami Pentingnya Kualitas Layanan Kepada Pelanggan Memahami Teknik-Teknik Meningkatkan Kualitas Layanan dan Mempertahankan Pelanggan. Kepuasan pelanggan Adalah persepsi pelanggan terhadap penyedia produk / jasa untuk memenuhi atau melebihi harapannya (Nigel Hill, 1996) Adalah tanggapan emosional pelanggan terhadap pengalaman konsumsi suatu produk/ jasa (Wilkei) Kepuasan Pelanggan terjadi apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melebihi harapan pelanggan (Kottler) Pentingya kepuasan pelanggan Kunci untuk Mendapatkan Keuntungan Jangka Panjang. Penyebab Munculnya Loyalitas Pelanggan (Ketidakpuasan adalah alasan dasar hilangnya pelanggan) Menumbuhkan Citra Positif Perusahaan Bentuk Keunggulan Daya Saing yang Paling Efektif. Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi (2008:158) “kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan”. Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan akan suatu produk sebagai akhir dari suatu proses penjualan memberikan dampak tersendiri kepada perilaku pelanggan terhadap produk tersebut. Kepuasan konsumen dapat tercapai dengan adanya kegiatan pemasaran, karena tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen dapat ditunjukkan melalui sikap pembelian. Konsumen memiliki keyakinan yang lebih besar terhadap produk yang mereka gunakan apabila didasarkan pada pemakaian produk dari pada hanya mendengarkan informasi dari iklan sajaKonsep loyalitas konsumen lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada sikap. Salah satu sikap positif konsumen dapat ditunjukkan melalui setia kepada produk perusahaan dan merekomendasikan produk tersebut kepada konsumen lain, sedangkan sikap negatif ditunjukkan melalui perkataan negative (word of mouth) kepada konsumen lain dan berpindah kepada perusahaan lain. Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih sebagai sikap konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh usaha - usaha pemasaran mempunyai potensi situasi dan untuk menyebabkan perubahan perilaku. Konsumen yang dapat dikategorikan sebagai konsumen yang setia adalah konsumen yang antusiasme untuk puas dengan produk memperkenalkannya tertentu pada sehingga siapapun mereka mempunyai yang mereka kenal. Konsumen yang loyal akan menunjukkan kesetiaan mereka dengan membeli produk produk lainnya dari perusahaan yang sama. 2016 2 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dua komponen yang membentuk loyalitas konsumen 1. Perilaku yaitu pembelian ulang yang konsisten. 2. Sikap yaitu sikap positif terhadap suatu produk atau produsen (penyedia jasa) ditambah dengan pola pembelian yang konsisten. Karakteristik Loyalitas Konsumen. Beberapa karakteristik loyalitas konsumen antara lain : 1. Melakukan pembelian berulang secara teratur. 2. Membeli antar lini produk atau jasa (purchase across product and service lines). 3. Mereferensikan kepada orang lain (Refers other). 4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of the competition). Jenis- Jenis Loyalitas konsumen. Empat jenis loyalitas konsumen menurut Griffin (2005), adalah : 1. Tanpa Loyalitas (no loyalty) ; konsumen tidak akan pernah menjadi konsumen yang loyal. 2. Loyalitas yang Lemah (inertia loyalty); pembelian produk biasanya karena sudah terbiasa atau karena selalu menggunakan produk tersebut. 3. Loyalitas Tersembunyi (latent loyalty); Pengaruh situasi dan sikap yang menetukan pembelian ulang. 4. Loyalitas Premium (premium loyalty); tingkat ketertarikan yang tinggi berjalan selaras dengan aktifitas pembelian kembali. Ada beberapa kelebihan yang didapatka perusahaan jika memiliki konsumen yang loyal, (Griffin : 2005). 1. Pelanggan membeli lebih banyak dari perusahaan dapat meningkatkan penjualan. 2. Memperkuat posisi perusahaan di pasar bila para pelanggan membeli dari perusahaan bukan dari pesaing perusahaan. 3. Konsumen yang merasa puas akan bercerita ke konsumen lain, dengan demikian bisa mengurangi kebutuhan perusahaan untuk memasang iklan atau melakukan promosi, hal ini dapat mengurangi biaya perusahaan untuk menarik pelanggan lain. 4. Terlindungi dari persaingan harga karena pelanggan yang loyal kecil kemungkinan terpikat diskon. 2016 3 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Pelanggan yang puas cenderung mencoba lini produk perusahaan yang lain, dengan demikian membantu perusahaan mendapatkan pangsa pelanggan yang lebih besar. Lima cara untuk menciptakan dan memelihara loyalitas konsumen (Aaker : 1997) 1. Memberikan hak pelanggan, yaitu pelanggan atau konsumen mempunyai hak untuk dihormati dalam artian memperlakukan mereka sesuai dengan keinginannya dan kehendak mereka, agar tetap terpelihara loyalitasnya maka perusahaan harus memperhatikan apa saja keinginan dan harapan mereka terhadap kinerja produk perusahaan. 2. Dekat dengan pelanggan, dimana kedekatan tersebut merupakan modal yang berharga karena perusahaan akan tahu perubahan-perubahan dari keinginan konsumen, kedekatan ini sangat efektif untuk mengetahui harapan konsumen dengan cepat. 3. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan, dimana hal tersebut sangat penting untuk dijadikan masukan yang berarti, dan harus dilakasanakan secara kontinu dan bertahap pada setiap dekade untuk mengetahui sikap konsumen terutama mengenai loyalitas mereka. 4. Menciptakan biaya-biaya peralihan antara lain berupa pemberian harga, serta potongan yang dinegosiasi yang mana harga yang telah ditetapkan dapat berkurang dengan cara negosiasi dengan pertimbangan khusus bagi para pelanggan yang setia. 5. Memberikan ekstra, yang mana bisa berupa pemberian hadiah-hadiah untuk para pelanggan sehingga mereka merasa diperhatikan dan dihargai, yang pada akhirnya dapat mengikat mereka agar tetap loyal dan setia. "4R" Pemasaran Perubahan Sifat pemasaran dan pelayanan pelanggan Konsumen atau pelanggan akan menjadi tujan utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, dimana seluruh brand menuju pada “client orientation” dimana pelanggan, konsumen yang akan dengan maksimal dilayani, melayani dengan mempelajari apa yang menjadi kebutuhan dan yang diinginkan sehingga bila ada permintaan perusahaan akan berusaha memenuhinya. Menurut Kotler, CRM mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada peanggan secara real time dengan menjalin hubungan dengan tiap pelanggan yang berharga melalui penggunaan informasi tentang pelanggan.Ada 4 konsep lain selain “4P Pemasaran” yang harus dipandang sama seriusnya untuk mencapai sukses, keempat konsep ini merupakan konsep yang lebih mutakhir tentang apa yang berperan dalam 2016 4 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mencapai sukses pemasaran. Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Dengan demikian ada 4 (empat) unsur pokok dalam konsep pemasaran, yaitu 1) orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen, 2) kepuasan konsumen, 3) kegiatan pemasaran yang terpadu, 4) tujuan perusahaan. 4R dari pemasaran adalah: Retention, Relationship, Referrals dan Recovery (Ketahanan, Hubungan, Perekomendasian dan Pemulihan) adalah penting dalam menciptakan program pemasaran yang sukses. Dari pada memusatkan perhatian manajemen pada alat-alat (tools) pemasaran, pandangan ini mensyaratkan bahwa manajemen memahami apa yang akan mengarah pada sukses jangka panjang dan peningkatan nilai bagi pemegang saham. 1. Retention / Ketahanan adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang kita inginkan dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka. Mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada mencari pelanggan baru. Fokus seharusnya adalah pelanggan bertahan secara sukarela. Jika pelanggan bertahan karena mereka tidak memiliki alternatif atau kita mengunci mereka dengan program berhadiah, maka hal ini sedikit sekali membantu perkembangan hubungan jangka panjang. Seringkali begitu pelanggan dapat membebaskan diri dari situasi yang dirasa membelenggu mereka, pelanggan tersebut akan berpindah berbisnis dengan perusahaan lain. 2. Relationship / Hubungan, mungkin terjadi ketika pelanggan secara sukarela atau bahkan secara antusias melakukan bisnis dengan sebuah perusahaan selama jangka waktu yang lama. Membangun hubungan berarti mendekati pelanggan dan berusaha untuk memahami dan melayani mereka dengan lebih baik. Sifat alamiah suatu hubungan adalah membutuhkan kepercayaan, komitmen, komunikasi dan pemahaman. 3. Referrals / Perekomendasian merujuk pada efek penyebaran berita dari mulut ke mulut yang merupakan hasil dari kepuasan pelanggan – pesan yang kuat yang memuaskan pelanggan akan dibawa pada orang lain. Ketika pelanggan merasa sangat puas dengan jasa atau produk, mereka cenderung menyebarkan berita tersebut. 4. Recovery / Pemulihan dari pelayanan yang buruk pada pelanggan haruslah menjadi sebuah komponen penting dalam mengelola hubungan pelanggan.Pulih dari suatu kesalahan dapat menegaskan kepada pelanggan yang loyal dan juga menunjukkan 2016 5 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepada pelanggan baru mengenai kesungguhan perusahaan untuk melayani dan memuaskan pelanggan.Untuk melakukan hal ini, karyawan harus diberi wewenang untuk mengatasi terjadinya kekurangan dalam pelayanan dan kualitas produk.Pelanggan menjadi frustasi ketika harus melewati beberapa lapisan manajemen dan harus menunggu jawaban yang kembali (dari keluhannya) melewati beberapa lapisan sebelum masalah tersebut dapat diperbaiki. Customer-Supplier Relationship Customer – supplier relationship adalah hubungan bisnis antara pelanggan dan pemasok dalam hal kualitas produk, layanan, penanganan keluhan, pengiriman dll. Pelanggan dan Pemasok adalah roda penting dalam bisnis. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memuaskan konsumen akhir. Oleh karena itu, memiliki hubungan yang sehat antara pelanggan dan pemasok adalah penting untuk setiap bisnis. Salah satu kunci untuk mendapatkan produk dan layanan berkualitas tinggi bagi adalah bekerja dengan pemasok dalam suasana kemitraan untuk mencapai tingkat kualitas yang sama seperti dicapai dalam organisasi. Untuk pertumbuhan bisnis yang positif semua pelanggan harus bergantung, langsung atau tidak langsung, pada pemasok yang baik dan dapat diandalkan. Terlepas dari harapan dari pemasok pelanggan juga harus loyal kepada mereka untuk memperkuat hubungan . Oleh karena itu pelanggan harus bekerja sama membangun hubungan pemasok yang kuat dan tahan lama seperti yang mereka lakukan dengan pelanggan mereka sendiri. Pelanggan dan pemasok memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memuaskan pengguna akhir. Semakin baik kualitas pemasok, semakin baik posisi jangka panjang pemasok, karena pelanggan akan memiliki kualitas yang lebih baik. Karena pelanggan dan pemasok memiliki sumber daya yang terbatas, mereka harus bekerja sama sebagai mitra untuk memaksimalkan laba atas investasi. Dr.Kaoru Ishikawa telah menyarankan 10 prinsip untuk memastikan kualitas produk dan layanan dan menghilangkan kondisi yang tidak memuaskan antara pelanggan dan pemasok : 1. Pelanggan dan pemasok bertanggung jawab penuh atas kontrol kualitas. 2. Pelanggan dan pemasok harus independen satu sama lain dan menghormati kebebasan masing-masing. 3. Pelanggan bertanggung jawab untuk menyediakan pemasok dengan persyaratan yang cukup jelas sehingga pemasok yang dapat tahu persis apa yang akan diproduksi. 4. Pelanggan dan pemasok harus masuk ke dalam kontrak non permusuhan terhadap kualitas, kuantitas, harga, metode pengiriman, dan pembayaran. 2016 6 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Pemasok bertanggung jawab untuk menyediakan kualitas yang akan memuaskan pelanggan dan mengirimkan data yang diperlukan atas permintaan pelanggan. 6. pelanggan dan pemasok harus memutuskan metode untuk mengevaluasi kualitas produk atau layanan untuk kepuasan kedua belah pihak. 7. pelanggan dan pemasok harus menetapkan dalam kontrak metode yang mereka dapat mencapai penyelesaian damai dari setiap sengketa yang mungkin timbul. 8. pelanggan dan pemasok harus terus bertukar informasi, kadang-kadang menggunakan tim multifungsi, dalam rangka meningkatkan kualitas produk atau layanan. 9. pelanggan dan pemasok harus melakukan kegiatan usaha seperti pengadaan, produksi, dan perencanaan persediaan, pekerjaan administratif, dan sistem sehingga hubungan bersahabat dan memuaskan dapat dipertahankan. 10. Ketika berhadapan dengan transaksi bisnis, baik pelanggan dan pemasok harus selalu memiliki pemikiran kepentingan terbaik untuk pelanggan. Hubungan pelanggan-pemasok yang positif dimulai dengan inisiatif dari pemasok untuk menunjukkan kepekaan untuk kebutuhan pelanggan. Pelanggan selalu memastikan kondisi kesepakatan bisnis dengan pemasok yang jujur dengan mereka untuk memiliki kelancaran arus bisnis. Tapi banyak pemasok yang tidak serius dan menyabotase kesepakatan di awal bahkan sebelum hubungan kerjasama dimulai. Penyimpangan dan pengalihan pada pemasok dapat memperngaruhi hubungan kerjasama antara perusahaan dan pelanggan dapat dilihat dalam beberapa faktor: 1. Kepuasan: Pelanggan mengharapkan perhatian dan kenyamanan untuk semua departemen dan memastikan kelancaran kebutuhannya terpenuhi. Ini termasuk kualitas, ketepatan waktu, kemudahan akses dan komitmen dari kondisi. Dia ingin percaya bahwa pemasok peduli pada perusahaannya. 2. Daya Saing: Pelanggan menilai pemasok melalui kompetisi berdasarkan harga dan kualitas produk mereka, kehandalan, teknologi latar belakang dan industri tren tersebut. Faktor-faktor ini mempengaruhi kesepakatan. 3. Inovasi: Sulit bagi pemasok untuk mengalihkan pelanggan dari penilaian kualitas mereka. Pelanggan lebih tau untuk produknya dari pemasok, karena ia bekerja pada mereka dan berada dalam posisi untuk menyarankan inovasi dan pengembangan untuk produk. 4. Keuangan: Pemasok harus siap untuk memberikan keuntungan finansial sebagai pinjaman, diperpanjang hal pembelian dan penundaan utang ketika diminta oleh pelanggan setia mereka terutama pada tahap pertumbuhan mereka atau ketika mereka menjadi krisis keuangan. 2016 7 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Disisi lain, pemasok juga memiliki hak agar kebutuhan mereka terpenuhi karena pada akhirnya berorientasi oleh keuntungan. Oleh karena itu lah hanya Win-win relationship yang akan berpengaruh sepenuhnya. Kadang pelanggan berfikir bahwa hanya dengan mereka lah pemasok menjalin hubungan. Berikut beberapa cara pemasok menghargai pelanggannya: 1. Pembayaran selalu tepat waktu. Pelanggan harus selalu bernegosiasi untuk persyaratan pembayaran yang menguntungkan sebelum kesepakatan dimulai. Tapi setelah pesanan ditempatkan, komitmen harus dihormati. Setiap masalah yang timbul dalam hal ini harus ditangani dengan benar untuk menjaga goodwill dan manfaat. 2. Memberikan fleksibilitas yang memadai. pelanggan harus mencoba untuk memberikan pemasok lebih banyak fleksibilitas sebanyak mungkin bagi mereka kecuali ada yang menarik, alasan kompetitif untuk tidak melakukannya. tuntutan tidak masuk akal harus dihindari. Kecenderungan ini juga menghubungkan ke kualitas produksi. 3. Personalisasi hubungan. Pelanggan harus selalu berada dalam kontak dengan pemasok dan sering berkomunikasi, belum tentu hanya ketika dibutuhkan. Dia juga diundang untuk menghadiri dan memberikan saran dalam beberapa pertemuan strategi mereka. Metode meningkatkan bisnis juga akan dibahas. Berbagi pengetahuan, peluang, manfaat layanan, software kompatibilitas dll akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. 4. Berbagi informasi. Pelanggan harus komunikatif dengan menjaga pemasok menyadari apa yang sedang terjadi dalam organisasi mereka. Dia dapat berbagi beberapa informasi strategis. komunikasi yang sering dan terbuka penting dalam memahami harapan masing-masing. Pada saat yang sama sebagai pelanggan dihargai ia harus selalu bekerja sama untuk menjaga komitmen. Berbagi pengetahuan, manfaat layanan, peluang paparan media, kompatibilitas perangkat lunak, efisiensi dll akan meningkatkan hubungan. CRM as an Integral business strategy Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus melalui beberapa tahapan dalam meretensi pelanggan. 2016 8 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam mengimplementasikan CRM dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa tahapan yang dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu melakukan pendekatan terhadap prospek sehingga dapat menjadi pelanggan, kemudian mengenal karakterisitik dan pribadi pelanggan agar dapat lebih mudah mempengaruhi mereka untuk mau melakukan pembelian terhadap produk / jasa yang kita tawarkan sebagai pembuka pintu loyalitas pelanggan. Melakukan service yang memuaskan sebagai pendorong pembelian ulang. Strategi adalah penetapan tujuan dalam jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini (Chandler, 1962). CRM adalah strategi bisnis inti yang memadukan proses dan fungsi internal, jaringan eksternal untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. CRM didasarkan pada data pelanggan berkualitas dan dimungkinkan dengan adanya teknologi informasi. Strategi CRM terdiridari 5 tahapanyaituanalisis portfolio pelanggan, keintiman pelanggan, pengembangan jaringan, pengembangan proposisi nilai dan mengelola siklus hidup pelanggan. Implementasi program retensi pelanggan (CRM) dengan konsep one to one marketing merupakan upaya – upaya yang dilakukan untuk membentuk hubungan jangka panjang secara kustomisasi atau mengantarkan produk dan pelayanan yang unik dan personal, supaya pelanggan tetap tinggal dan memberikan keuntungan terhadap perusahaan dengan beberapa factor penting yang memperngaruhinya. Program Retensi Pelanggan (CRM) merupakan upaya – upaya yang dilakukan untuk membentuk hubungan jangka panjang supaya pelanggan tetap tinggal melalui tiga tahapan yaitu : Pengenalan karakter pelanggan, penjualan pertama, dan pelayanan. Pelaksanaan CRM juga dipengaruhi oleh empat factor yaitu IDIC : Identifikasi Pelanggan, Diferensiasi Pelanggan, Interaksi Pelanggan, dan Kustomisasi Produk dan Service Untuk Pelanggan. The Relationship-Oriented Organization Orientasi hubungan adalah salah satu bentuk manajemen hubungan manusia, hal ini juga di kenal sebagai manajemen Humanistik, soft manajement. Ini mengasumsikan bahwa kelompok pekerja yang baik, cerdas, kreatif dan bermotifasi untuk dirinya sendiri dan di sekitar lingkungannya. Dalam lingkungan yang tepat karyawan akan bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan dan bangga dalam melakukan tanggung jawabnya dengan hasil yang baik. Hubugan struktural sangat penting karena berpengaruh akan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang akan di ambil pemimpin untuk karyawan, karyawan telibat dalam mengambil keputusan tertentu, dengan terlibatnya karyawan dalam mengambil keputusan akan adannya komitmet dan kepuasan kerja dalam berorganisasi. 2016 9 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Characteristics of Relationship-oriented Organizations memiliki budaya kewirausahaan, lebih menghargai fleksibilitas. Disini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengantisipasi tren dan pergeseran dipasar dengan data history untuk tujuan perencanaan. Organisasi sering mengambil resiko untuk melakukan perubahan di pasar mereka. Organisasi berorietasi pada hubungan adalah bepusat pada karyawan. Karyawan adalah sumber daya paling penting, peraturan dan prosedur di buat untuk mengembankan karyawan sehingga mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Komunikasi dua arah sangat lah di perlukan untuk karyawan dan management (manager) untuk mendapatkan kualitas pekerjaan dengan hasil yang memuaskan, dengan komunikasi dua arah karyawan dapat memberika ide – ide baru dan dapat mengajukan pertanya atau msalah yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka. Dalam sebuah artikel 2010 yang diterbitkan dalam "International Journal of Nursing Studies," Greta Cummings dan rekan-rekannya di University of Alberta menemukan bahwa hubungan berorientasi pengaturan kerja memiliki produktivitas organisasi dan individu yang lebih tinggi, konflik yang lebih sedikit, meningkatkan kolaborasi kelompok kerja, peningkatan kepuasan karyawan dan komitmen organisasi. Studi ini juga melaporkan masalah kesehatan karyawan lebih sedikit terkait dengan kecemasan, kelelahan emosional dan stres. Ide dasar RM (Relationship Marketing) sebetulnya sederhana yaitu bahwa jalinan relasi positif jangka panjang dengan para pelanggan berpotensi memberikan aliran laba jangka panjang pula bagi perusahaan. Perspektif ini mencerminkan perubahaan paradigm yang berbeda secara signifikan dengan transactional marketing. Fokusnya lebih ditekankan pada retensi pelanggan dengan orientasi pada manfaat produk (baik fungsional, emosional maupun eksperiensial) berdimensi jangka panjang. Kosekuensinya, komitmen terhadap pelanggan sangat tinggi dan ini diwujudkan lewat tanggung jawab kualitas yang diemban semua insane organisasi. Konsep RM (Relationship Marketing) tidak hanya terbatas pada relas antara perusahaan dan pelanggan seperti halnya yang ditekankan pada One-on-One Marketing dan CRM (Customer Relationship Management), namun juga mencakup jalinan relasi berbagai pihak lainnya. Secara garis besar, bentuk-bentuk relasi yang mungkin dijalin meliputi : 1. Buyer partnership, yakni kemitraan dengan pelanggan perantara dan pelanggan akhir; 2. Internal partnership, yaitu relasi antar unit bisnis, relasi antar departemen fungsional, dan relasi dengan para karyawan ; 3. Supplier partnership, yaitu relasi dengan pemasok barang dan jasa; 2016 10 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Lateral partnership, yakni kemitraan dengan para pesaing, organisasi nirlaba, dan pemerintah. Sejatinya, strategi RM (Relationship Marketing) lama dpraktikkan perusahaan- perusahaan kecil, hanya saja dalam lingkup dan konteks terbatas, serta tentu saja namanya belum memakai istilah RM (Relationship Marketing). Sheth & Parvatiyar (1995) melacak evolusi RM (Relationship Marketing) dan menemukan bahwa orientasi relasional dalam pemasaran dengan para konsumennya. Studi-studi antropologi dan ekonomi menunjukkan bahwa perdagangan di India, Cina, Afrika, dan Eropa pada zaman pra-industri telah menekankan pentingnya relasi bisnis jangka panjang yang didasari faktor trust. Namun, kebangkitan kembali orientasi relasional terjadi para era pasca-industrial , yang ditandai dengan kelahiran kembali pemasaran langsung (direct marketing) antara produsen dan konsumen. Sheth & Parvatiyar (1995) mengungkap bahwa perubahaan tersebut dipicu oleh lima faktor utama : 1. Pesatnya kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi; 2. Mulai banyaknya perusahaan yang mengadopsi program total quality management; 3. Pesatnya pertumbuhan perekonomian jasa; 4. Proses pengembangan organisasional yang mengarah pada pemberdayaan karyawan dan tim kerja; 5. Meningkatnya intensitas persaingan yang berdampak pada semakin besarnya perhatian pada retensi pelanggan. Dewasa ini hampir semua organisasi berusaha membangun relasi dengan para pelanggan, pemasok, dan kelompok stakeholder lainnya. Misalnya saja, perusahaanperusahaan penyedia jasa telekomunikasi, hotel, dealer mobil, bank, perusahaan penerbangan, fitness center, dan agen perjalanan berlomba-lomba menawarkan program RM (Relationship Marketing) kepada para pelanggannya. Praktik RM (Relationship Marketing) sangat bervariasi dan sering dijumpai perusahaan menamakan programnya RM atau CRM (Customer Relationship Management), padahal sebetulnya bukan Rowe & Barnes (1998) meng-identifikasi tiga perspektif RM (Relationship Marketing) yang banyak berkembang dewasa ini : ”locking in” customers, customers retention, database marketing, dan building strong, close, positive relationships. 1. Locking in customers perspective. Perspektif ini berusaha mengalokasikan sumber daya dan kapabilitas organisasi untuk menciptakan ikatan structural (structural bonds) antara organisasi dan para pelanggan sedemikian rupa sehingga pelanggan sulit beralih pemasok. Mereka menjadi captive customers dan “terkunci” dalam relasinya dengan perusahaan, karena biaya untuk memutuskan relasi cukup besar dan signifikan. 2016 11 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Customer retention perspective. Perspektif ini berusaha mengalokasikan sumber daya dan kapabilitas organisasu pada strategi mempertahankan semua pelanggan. Sayangnya, organisasi yang berupaya menerapkan perspektif ini kerap kali menghamburkan sumber daya dalam upayanya menawarkansegala hal kepada sebanyak mungkin pelanggan.kelemahan utama perspektif ini adalah tipe pelanggan tertentu mungkin saja membutuhkan sumber daya dari organisasi melampui manfaat yang mereka berikan kepada organisasi. Perpektif ini menginginkan sebanyak mungkin pelanggan, sedangkan “locking in” perspective berfokus hanya pada pelanggan yang menguntung-kan bagi perusahaan. 3. Building strong, close, positive relationships perspective. Ketiga perpektif terdahulu memiliki kelemahan dasar menyangkut dua karakteristik utama relasi : mutuality dan special status. Menurut Czepiel (1990), sebuah relasi harus didasarkan pada mutual recognition terhadap statusspesial di antara dua mitra pertukaran.ketiga perpektif terdahulu cenderung berorientasi satu arah, yaitu dari organisasi ke pelanggan. Selain itu, motif utamanya lebih diarahkan pada penciptaan manfaat bagi organisasi, bukan bagi pelanggan secara langsung. Menurut Rowe & Barnes (1998), strong, close, positive relationships perspective lebih didasari pada pengembangan mutuality dan special status antara perusahaan dan pelanggan. Analytical Customer Retention Marketing Analytical CRM adalah analisis data yang diperoleh dari operational CRM untuk mengidentifikasi behavior dari pelanggan. Analytical CRM berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Tujuannya adalah menggunakan data pelanggan secara tepat sehingga perusahaan dapat selalu mengetahui apa yang dipikirkan oleh pelanggannya. Menurut indrajit (2003), analytical CRM melakukan analisis data yang didiapatkan dari operational CRM yang akan digunakan untuk mengetahui segmen konsumen atau untuk mengidentifikasi potensial untuk memikat hubungan dengan konsumen. Proses analisis data konsumen mungkin berhubungan dengan salah satu atau beberapa dari analisa berikut: 1. Merancang dan menjalankan iklan pemasaran yang ditargetkan. 2. Merancang dan menjalankan iklan, contohnya akuisisi pelanggan, cross-selling, up-selling. 3. Menganalisis perilaku pelanggan dalam rangka untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan produk dan pelayanan (contohnya, penetapan harga, pengembangan produk) 2016 4. Penambahan dan pengaktifan kembali konsumen. 5. Segmentasi konsumen. 12 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. Pengukuran kepuasan pelanggan. 7. Optimalisasi jangkauan penjualan. 8. Optimalisasi harga. 9. Pengembangan produk. 10. Evaluasi program. 11. Penaksiran dan pengaturan resiko. Berry (1983) mengajukan lima strategi utama RM (Relationship Marketing) yang saling berkaitan dan bisa digunakan secara simultan: 1. Core service strategy, yakni merancang dan memasarkan layanan inti (core service) yang bisa mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. 2. Relationship customization, yaitu mengadaptasi layanan yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan individual. 3. Service augmentation, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada layanan utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para pesaing. 4. Relationship pricing, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk menjalin relasi jangka panjang. 5. Internal marketing, yakni menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan layanan secara tepat. Daftar Pustaka Cleland, D.I. dan King, W.R. Analisis Sistem dan Perencanaan Manajemen (terjemahan). Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000. Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty, Kesetiaan Pelanggan. Jakarta : Erlangga Menumbuhkan dan Mempertahankan Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Jilid Satu, Edisi Millenium. Jakarta: PT. Prenhallindo. 2000 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta. Andi, 1997. Tjiptono, Fandy, Chandra, Gregorius. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta : Andi. 2005. 2016 13 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id