Budaya Komunitas Belajar sebagai Penunjang Profesi Guru di Sekolah Yogi Kuncoro Adi, M.Pd. PGSD FKIP Universitas Kuningan [email protected] ABSTRAK Artikel ini sebagai kajian literatur bertujuan untuk membahas budaya komunitas belajar para guru di tempat kerjanya, yaitu di sekolah. Pembelajaran guru dan pengembangan profesi guru menjadi salah satu urgensi di bidang pendidikan. Hal tersebut mengingat seorang guru sebagai pemegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan jurnal penelitian tentang pengembangan profesi guru, diketahui bahwa guru belajar dari pengalaman, praktek yang disengaja, dan kolaborasi dengan rekan kerja. Oleh karena itu, guru harus dapat selalu mengembangkan kompetensinya guna mendukung profesinya di sekolah. Komunitas belajar guru merupakan salah satu reformasi di bidang pendidikan. Namun yang menjadi masalah adalah sulitnya mencanangkan program tersebut ketika sistem pendidikan di negara kita masih bersifat top down atau berpusat pada kekuasaan negara. Selain itu, mindset mayoritas guru kita sebagai pembelajar seumur hidup masihlah teramat minim. Sementara itu, kesuksesan komunitas belajar harus dibarengi dengan peningkatan kualitas guru dan fasilitas sekolah yang digunakan dalam menyukseskan program tersebut. Kata kunci: komunitas belajar, profesi guru 519 baik dari segi kuantitas maupun PENDAHULUAN Reformasi pendidikan kualitas sebab dijadikan modal utama belajar pembangunan bangsa dan negara. realisasi Pendidikan harus selalu up to date sekolah model abad 21. Dewasa ini, dengan laju perkembangan ilmu khususnya dalam bidang pendidikan pengetahuan dan teknologi sehingga adalah suatu keharusan bagi guru tetap relevan dengan perkembangan untuk terus belajar dan bersikap zaman. Oleh karena itu, diperlukan responsif terhadap perubahan abad perubahan pada proses pembelajaran 21. Demi menghadapi abad 21, guru di kelas yang semula berorientasi dituntut belajar dengan pendekatan pada hafalan menjadi pembelajaran yang berbeda sebab zaman yang berorientasi dilalui pun berbeda. masalah. melalui komunitas merupakan salah satu pada pemecahan Guru sebagai ujung tombak Sebelum guru membelajarkan pendidikan dituntut untuk mampu siswanya dengan baik, tentunya guru mengoptimalkan kompetensi sikap, tersebut keterampilan, pengetahuan pembelajar seumur hidup terlebih siswanya melalui strategi dan pola dulu. Artinya, seorang guru harus pembelajaran yang sesuai dengan selalu memiliki kesiapan terhadap tuntutan dan perkembangan zaman. perkembangan zaman. Guru yang Pada notabene dan akhirnya, pendidikan haruslah sudah menjadi guru berumur dan diharapkan dapat memberikan yang mungkin menginjak masa pensiun, terbaik dalam rangka mempersiapkan sulit untuk diajak berpikiran ke generasi seratus tahun Indonesia depan. Oleh karena itu, mengubah Merdeka, yaitu pada tahun 2045. mindset setiap guru di negeri ini Generasi adalah tersebut lebih dikenal dengan nama “Generasi Emas”. daya agenda yang mendesak. Harapannya, guru yang kreatif dan Indonesia memiliki sumber inovatif alam siswanya untuk memiliki beragam seharusnya yang kaya, diimbangi yang dengan mampu kompetensi membelajarkan sesuai dengan sumber daya manusia yang unggul 520 perkembangan zaman yang cepat berkompeten. berubah ini. dimaksud Kompetensi meliputi yang kompetensi Komunitas belajar merupakan pedagogik, kompetensi kepribadian, budaya sebuah kompetensi sosial, dan kompetensi sekolah yang memfasilitasi guru profesional yang diperoleh melalui menjadi seorang pembelajar. Budaya pendidikan profesi. Meskipun begitu, tersebut dilakukan dengan refleksi untuk saat ini pendidikan profesi dan evaluasi kemampuan guru dalam guru banyak mendapatkan pro dan proses dan hasil pembelajaran. Hal kontra oleh berbagai pihak. Hal tersebut menjadi elemen yang belum tersebut terlaksana dengan baik sejauh ini. beberapa Kaitannya program tersebut. Akan tetapi, guru suatu di dalam dengan komunitas profesi guru, belajar merupakan untuk menuju langkah keprofesionalan seorang guru. yang berdampak guru belum pada yang hanya mengikuti mendapat pelatihan sebenarnya dapat belajar dari tempat kerjanya. Artikel ini mencoba untuk membahas Meirink dkk (2009: 209) budaya komunitas belajar sebagai mengungkap penunjang profesi guru di sekolah. bahwa “from research on teacher PEMBAHASAN professional development it is known Profesi Guru that Guru yang profesional dan mampu mengelola pembelajaran teachers peningkatan dalam dalam mengkonstruksi pengetahuannya dalam penerapan from-among practice, and collaboration with colleagues”. siswa learn penelitian other things-experience, deliberate dengan baik akan berimplikasi pada kemampuan beberapa Berdasarkan konsep penelitiannya pengembangan tentang profesi guru diketahui bahwa guru dapat belajar kehidupan sehari-hari. Mengacu pada dari UU nomor 14 tahun 2005 pasal 10 disengaja, dan kolaborasi dengan ayat 1 tentang guru dan dosen, rekan-rekan. mensyaratkan guru kolega atau rekan kerja merupakan yang ciri khas guru pembelajar yang profesional bahwa adalah guru pengalaman, praktek Kolaborasi yang bersama 521 menerapkan komunitas belajar dalam apa yang telah mereka pelajari ke pekerjaannya. dalam pengajaran mereka. Kegiatan guru dalam dibahas dalam peningkatan profesionalisme guru penelitian oleh Henze, van Driel, & adalah dengan diadakannya refleksi Verloop (2009: 196). Para guru yang untuk belajar terus berikutnya (Winarsih & Mulyani, terlibat dalam kegiatan pembelajaran 2012: 50). Lebih lanjut dijelaskan profesional dalam bahwa untuk variasi pengembangan lama profesional guru dilakukan dengan berkolaborasi jangka secara kolaboratif yang waktu (pengembangan spesifik yang lebih evolusioner) dan Salah satu perbaikan penyebab pembelajaran memberikan kesempatan merasa lebih cakap dalam berinovasi pembelajaran dibanding guru yang belajar secara kepada para guru, akan tetapi hal ini individual. Para guru yang belajar kadang-kadang dipersempit ke arah secara kolaboratif juga lebih memilih ceramah dan lokakarya sehingga metode mengajar yang menekankan tampak tidak untuk memfasilitasi kerja sama dan diskusi antar siswa. pengembangan Hal tersebut dapat dimaknai bahwa yang efektif. Pembelajaran reflektif guru yang belajar, berkolaborasi guru bersama rekan kerjanya secara terus- kolega dalam komunitas belajar-lah menerus, yang akan pengetahuannya membangun untuk selalu secara yang berkualitas profesional guru kolaboratif bersama dapat mengembangkan profesionalitas guru. Selain itu, Zhao berinovasi dalam kegiatan (2013: 1369) pembelajaran. Penelitian tersebut berkembang menekankan kolaboratif cara yang diperkuat oleh Marcus dalam Blair menawarkan guru kesempatan untuk (2016: 131) bahwa tujuan dari melihat diri mereka sebagai bagian pengembangan profesional adalah dari profesi yang lebih luas, dimana menumbuhkan hubungan kolaboratif guru didukung dalam memperluas lembaga dengan guru kelas dan pengetahuan dan keterampilan serta mendorong untuk menggabungkan didorong untuk saling membantu dalam belajar, yang dapat 522 mengurangi dalam perasaan pengembangan terisolasi school staffs in meaningful learning, profesional which can lead to increased and karena budaya kompetitif. improved student achievement in the Berdasarkan berbagai kajian tersebut di atas, kesimpulan bahwa dapat upaya 21st century, an era of globalization” diambil Komunitas belajar profesional harus untuk dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan profesionalisme guru melibatkan dapat ditempuh melalui kolaborasi pembelajaran bermakna, yang dapat guru dalam komunitas belajar. Antar berujung guru akan mampu dengan mudah perbaikan prestasi siswa di abad 21, merefleksikan yang notabene adalah era globalisasi. ketika apa dalam muridnya dengan yang kurang membelajarkan Akan berkolaborasi. belajar staf sekolah pada tetapi, dalam meningkatnya agenda yang komunitas mencanangkan Kurikulum negeri kita yang terbaru pembelajaran kolaboratif pun condong kepada sistem belajar persoalan guru sebagai pembelajar guru tersebut. saja. Sato Komunitas Belajar Konstruktivisme 15) adalah mendefinisikan sekolah komunitas dianut belajar sebagai tempat dimana siswa- kerangka teoretis sebagian besar lingkungan siswa saling belajar dan berkembang, pendidikan dalam mendukung sekolah dimana komunitas belajar profesional. sebagai pakar pendidikan saling Tujuan umum "komunitas" yang (2013: bukan dari adalah guru-guru pun model belajar dan berkembang, dan sekolah untuk dimana para orangtua serta mempromosikan kolaborasi antara masyarakat pun mendukung dan guru dengan menciptakan budaya terlibat dalam reformasi sekolah profesional dengan kolaboratif. Peppers saling belajar dan (2015: 26) menyatakan bahwa “it has berkembang. Lebih lanjut, sekolah been proposed that professional komunitas belajar mewujudkan misi learning publik sekolah, yaitu “mewujudkan communities should be implemented as a vehicle to engage hak belajar setiap anak, dan 523 meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut ”serta “menyiapkan masyarakat demokratis”. Masaaki Konsep komunitas profesional sering dikaitkan dengan pengembangan (2012: 84) belajar profesional oleh banyak peneliti. Zhao (2013: 1365) memperkuat pendapat di atas bahwa, mengusulkan learning (komunitas komunitas belajar yang meliputi belajar) ditujukan agar setiap guru kepemimpinan yang mendukung dan berubah menjadi ahli pembelajaran. berbagi, nilai-nilai dan visi bersama, Guru belajar kolektif dan aplikatif, kondisi community harus saling belajar dan lima membelajarkan sesamanya tentang yang dua pribadi bersama. aspek, yaitu keterampilan (teknik) mengajar dan pengetahuan mendukung, dimensi dan praktek a. Kepemimpinan yang dasar termasuk didalamnya teori mendukung dan berbagi pedagogi Kepala sekolah jawab tidak seorang sebagaimana ahli. seorang guru pengalaman Oleh layaknya karena perlu itu, memiliki mengamati cara bertanggung hanya untuk memenuhi kapasitasnya sendiri, tetapi juga mendukung mengajar guru lain, dimana dia pengembangan profesional para sendiri mengalami kesulitan dan staf-nya. kesusahan dalam menyelenggarakan bertindak kegiatan pengajaran secara langsung. kurikuler, Berdasarkan pengembangan pengetahuan dan Guru model sebagai dapat pemimpin membimbing staf, berbagi wawasan yang diperoleh, setiap guru praktek sukses, dan melayani berupaya untuk memperbaiki mutu sebagai pengajarannya secara berkelanjutan, penasehat bagaimana melakukan Harapannya tugas tersebut dapat pendekatan kepada siswa, sehingga membuka kekuatan kreatif dari bisa melihat senyuman siswa. Itulah guru dan solusi inovatif dari alasan untuk belajar terus-menerus permasalahan. cara pengawas dan mengajar, mentor. sebagai ahli mengenai pembelajaran. 524 b. Nilai-nilai dan visi bersama untuk semua guru. Akan tetapi Guru bekerja saling tergantung mengenai kebiasaan sehari-hari dalam tim kolaboratif sebagai bekerja bersama-sama. upaya untuk mencapai tujuan d. Kondisi yang mendukung bersama yaitu untuk peningkatan Komunitas belajar profesional belajar siswa. rekan-rekan sumber Guru melihat menyediakan lingkungan yang mereka sebagai menguntungkan bagi studi guru daya bahwa dan mengakui mereka ikut dengan memelihara budaya kooperatif sekolah dan saling berkontribusi. Setelah nilai-nilai mendukung. dan visi bersama ditetapkan, berkesempatan untuk guru hanya diri mereka sebagai bagian dari bertanggung jawab untuk apa profesi yang lebih luas, dimana yang terjadi di dalam kelasnya, guru mempelajari pengetahuan tetapi dan tidak seluruh lagi sekolah pada umumnya. Guru keterampilan melihat baru dan didorong untuk membantu orang c. Belajar kolektif dan aplikatif lain dalam belajar. Guru juga Pembelajaran tim menyatukan difasilitasi ketika membutuhkan guru menuju visi bersama dan bantuan, koherensi. pembinaan. Guru komunitas belajar profesional berkolaborasi bimbingan, dan e. Praktek pribadi bersama dalam keterampilan mengajar Komunitas belajar profesional dan hal-hal yang berhubungan guru adalah sebuah komunitas dengan guru termasuk siswa. Kolegialitas diskusi kolegial dan dimana praktek guru mengajar, dapat keterampilan mengajar, berbagi meningkatkan pekerjaan mereka sumber daya pengajaran, atau dengan mengamati kelas satu sama lain. yang tersirat dari rekan-rekan Hal mereka tersebut meliputi bukan hanya lokakarya dan pengembangan profesional komunitas belajar Pada guru pengetahuan pembelajaran profesional, guru dapat berbagi pengetahuan 525 melalui perguruan tinggi dan tujuan ini, penting kiranya semua kegiatan kolaboratif dalam guru membuka kelasnya terhadap pekerjaan sehari-hari mereka sesama rekan guru lainnya, dan seperti percakapan kolegial, sesi melalui forum refleksi guru dapat pelatihan, membentuk pengambilan kolegialitas saling keputusan bersama, serta acara belajar di dalam sekolah. Ketika interaktif lainnya. semua guru membuka kelasnya, Selain itu, Sato (2013: 18) hubungan saling belajar dari satu juga memiliki pandangan yang sama sama lain diantara guru-guru tanpa bahwa reformasi sekolah dengan terkecuali akan terbangun, sehingga komunitas belajar dibentuk dengan reformasi sekolah dapat memberikan beberapa hasil yang bermanfaat. sistem kegiatan yang meliputi pembelajaran kolaboratif Komunitas (collaborative learning) di dalam Penunjang Profesi Guru kelas, pembentukan belajar profesional learning komunitas (professional community), Belajar sebagai Pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa kolegialitas proses pendidikan merupakan suatu (collegiality) di ruang guru, dan proses kontinu, yang bermula sejak partisipasi orangtua serta masyarakat seseorang dalam kedua meninggal dunia (Hasbullah, 2008: pendapat di atas, dimensi komunitas 64). Lebih lanjut, Hasbullah (2008: belajar selalu diidentikkan dengan 84) mendefinisikan metode belajar adanya kolaborasi antar kolega para seumur hidup sebagai orang-orang guru dan didukung oleh kondisi dan yang sadar tentang diri mereka fasilitas yang memadai. sebagai reformasi. Salah satu Dari tujuan dilahirkan pelajar seumur hingga hidup, utama melihat belajar baru sebagai cara reformasi sekolah dengan komunitas yang logis untuk mengatasi problema belajar terletak pada membentuk dan sangat terdorong untuk belajar di sekolah dimana setiap guru tanpa seluruh tingkat usia, serta menerima terkecuali dapat berkembang sebagai tantangan dan perubahan seumur seorang profesional. Demi mencapai hidup sebagai pemberi kesempatan 526 untuk belajar baru. Berdasarkan hal lembaga dan usaha pendidikan tersebut, pendidikan bukan hanya nasional untuk mewujudkannya tentang belajar di dalam kelas. Proses melalui pendidikan seumur hidup mencakup pendidikan. belajar formal di sekolah, informal di Salah keluarga, dan nonformal institusi-institusi satu pengembangan di profesional seperti program yang masyarakat. Pendidikan dan belajar melibatkan kolaborasi guru dalam didapatkan dari berbagai sumber dan tim, menjadi proses yang berlangsung membentuk lingkungan belajar yang seumur hidup. Oleh karena itu, guru sangat kuat bagi guru. Meirink dkk sebagai pembelajar seumur hidup (2009: harus dituntut atas hal tersebut. dalam komunitas belajar guru dapat Sebagai pembelajar seumur hidup, guru 211) diasumsikan menjelaskan bahwa bertukar pengalaman dan ide-ide dipersiapkan mereka sendiri, mengembangkan dan dalam menghadapi tantangan yang mendiskusikan bahan-bahan baru, bersifat global. Guru harus memiliki serta menerima umpan balik dari jati diri pembelajar yang sesuai rekan-rekan. Lebih lanjut, Shank dengan tujuan pendidikan negaranya. dalam Meirink dkk (2009: 219) Hasbullah (2008: 65) memaparkan berpendapat kebijaksanaan dalam dengan rekan-rekan adalah cara yang seumur efektif untuk pengembangan profesi hidup melalui prinsip-prinsip sebagai guru. Namun, dalam sebagian besar berikut. penelitian, “berbagi ide” mengacu a. Pembangunan bangsa dan watak pada situasi dimana guru belajar membangun harus umumnya pemerintah pendidikan bangsa dimulai membangun Indonesia subjek seutuhnya dengan dengan mengatakan masalahnya atau manusia pengalaman kepada rekan-rekan dan sebagai perwujudan manusia Pancasila. b. Pembangunan Indonesia, secara merupakan tanggung “bercerita” bahwa dengan kolektif pengalaman merefleksikan dengan langsung manusia menerima umpan balik dari rekan- khusus rekan. Berdasarkan kajian tersebut, jawab hubungan kolegialitas guru dengan 527 rekan kerjanya keberhasilan menentukan “berbagi” dalam komunitas belajar mereka. Kesimpulan pelaksanaan kolaborasi guru contohnya. “A positive experience with a PLC as an undergraduate will yang dapat lead these future teachers to be diberikan untuk komunitas belajar proactive in developing schools that yang provide menunjang profesi guru ample opportunities for dipaparkan oleh Peppers (2015: 29) professional collaboration” (Kagle, bahwa tema yang muncul dari 2014: 24). Pernyataan tersebut dapat temuan ini menunjukkan ada banyak diartikan sebagai pengalaman yang faktor positif dengan komunitas belajar yang menggambarkan pentingnya komunitas belajar dan sebagai pengembangan profesional, seperti menyebabkan guru-guru masa depan belajar terus menerus, eksplorasi untuk berkelanjutan, mengembangkan kolaborasi, calon menjadi guru akan proaktif dalam sekolah-sekolah pemberdayaan, dan kepemimpinan yang memberikan kesempatan yang yang efektif, elemen yang merupakan cukup untuk kolaborasi profesional. penting dalam Lebih lanjut, komunitas belajar bagi mempertahankan komunitas belajar mahasiswa di manfaat, sekolah-sekolah. Akibatnya, memiliki yaitu banyak seperti yang sekolah yang efektif dan secara dipaparkan oleh Kagle (2014: 23-24) akademik berhasil mendukung dan adalah menerapkan keterampilan pedagogis, berorientasi paradigma baru untuk membangun komunitas belajar sebagai sarana pada untuk memprakarsai identitas guru, dan meningkatkan kinerja mengajar guru dan belajar siswa. Komunitas belajar kebiasaan refleksi, realitas menghadapi kelas. ada Berbicara mengenai baiknya untuk diberikan pada waktu komunitas belajar juga mengartikan guru menjadi bahwa adanya efektivitas program mahasiswa. Harapannya, para calon tersebut dalam pembelajaran pada guru tersebut memahami dengan khususnya benar umumnya. Vescio dkk dalam Ning, masih berstatus kaitannya dengan teknis dan pendidikan pada 528 Lee, & Lee menunjukkan (2015: bahwa 338) KESIMPULAN komunitas Kolaborasi antar guru akan belajar sekolah yang efektif dapat mampu dengan mudah merefleksikan mengarah pada perubahan signifikan apa dalam budaya dan praktek mengajar, membelajarkan seperti Kurikulum negeri kita yang terbaru peningkatan pendekatan penggunaan pembelajaran yang kurang ketika dalam muridnya. yang pun condong kepada sistem belajar berpusat pada siswa dan pedagogies guru tersebut. Akan tetapi kembali otentik serta tingkat yang lebih tinggi pada jumlah sumber daya guru yang dari dukungan sosial bagi sebuah terbatas pada setiap sekolah dan prestasi. Lebih lanjut Ning, Lee, & sarana prasarana yang mendukung. Lee (2015: 338) masih pada halaman Oleh sebab itu, pemerintah tidak yang sama menyebutkan beberapa boleh hasil penelitian yang menunjukkan kebijakan, tetapi juga menyiapkan bahwa kolaborasi guru mengacu guru menjadi sumber daya yang pada dan profesional di bidangnya melalui dan pelatihan secara berkesinambungan. praktek kooperatif yang kolaboratif profesional aktivitas yang melibatkan guru untuk hanya Seorang mengeluarkan pemimpin perlu mencapai tujuan pendidikan mereka menyusun jadwal pertemuan untuk bersama. Kolaborasi yang efektif para guru, agar terjadi interaksi yang dalam budaya komunitas belajar baik dikalangan para guru. Rutinitas diantara guru telah lama diakui dan sebagai komponen penting untuk kalangan para guru, sesungguhnya pengembangan profesi guru dan tidak dapat menyelesaikan masalah keberhasilan siswa. Oleh karena itu, sepenuhnya. Intinya harus ada ruang dapat diambil kesimpulan bahwa untuk saling berbagi. Guru perlu budaya komunitas belajar menjadi menjaga hubungan profesionalisme komponen penting dalam menunjang dengan guru lainnya. Ketika seorang profesionalitas seorang guru. kepala sekolah tidak memberikan kesibukan yang terjadi di ruang dan waktu untuk pertemuan, maka guru sebaiknya mencari cara 529 untuk melakukan interaksi dengan guru lainnya. Kolaborasi yang efektif dalam budaya komunitas belajar diantara guru telah lama diakui sebagai komponen penting untuk pengembangan profesi guru dan keberhasilan siswa. Sebagai penunjang profesionalitas seorang guru, komunitas belajar menjadi Masaaki, S. (2012). Dialog dan kolaborasi di sekolah menengah pertama (praktek “learning community”) edisi kedua. Tokyo: Gyosei. Meirink, J.A., Meijer, P.C., Verloop, N., & Bergen, T.C.M. (2009). How do teachers learn in the workplace? an examination of teacher learning activities. European Journal of Teacher Education, 32 (3), 209-224. sarana yang menuntut guru untuk menjadi pembelajar seumur hidup. DAFTAR PUSTAKA Blair, D.J. (2016). Experiential learning for teacher professional development at historic sites. Journal of Experiential Education, 39 (2), 130-144. Hasbullah. (2008). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Henze, I., van Driel, J.H., & Verloop, N. (2009. Experienced science teachers' learning in the context of educational innovation. Journal of Teacher Education, 60 (2), 184-199. Kagle, M. (2014). Professional learning communities for pre-service teachers. National Teacher Education Journal, 7 (2), 21-25. Ning, H.K., Lee, D., & Lee, W.O. (2015). Relationships between teacher value orientations, collegiality, and collaboration in school professional learning communities. Soc Psychol Educ, 18, 337-354. Peppers, G.J. (2015). Teachers’ perceptions and implementation of professional learning communities in a large suburban high school. National Teacher Education Journal, 8 (1), 25-31. Republik Indonesia. (2005). Undangundang RI nomor 14, tahun 2005, tentang guru dan dosen. Sato, M. (2013). Mereformasi sekolah (konsep dan praktek komunitas belajar). Tokyo: Iwanami Shoten Publishers. Winarsih, A., & Mulyani, S. (2012). Peningkatan profesionalisme guru ipa 530 melalui lesson study dalam pengembangan model pembelajaran pbi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1), 43-50. Zhao, Y. (2013). Professional learning community and college english teachers’ professional development. Journal of Language Teaching and Research, 4 (6), 1365-1370. 531