MODUL PERKULIAHAN Psikologi Umum II Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi Abstract Kompetensi Modul ini berisi tentang kajian berpikir dan bahasa. Bagaimana individu berpikir, konsep berpikir, proses pengambilan keputusan, memecahkan masalah, struktur bahasa, perkembangan bahasa pada individu, serta hubungan bahasa dengan aspekaspek lain. Mahasiswa memahami tentang proses berpikir individu, konsep berpikir, proses pengambilan keputusan, memecahkan masalah, struktur bahasa, perkembangan bahasa pada individu, hubungan bahasa dengan aspek-aspek lain. BAB VI: Berpikir dan Bahasa Kajian Berpikir Dan Bahasa 1. Sejumlah proses kognitif mendasar dalam berpikir, menghasilkan suatu pemecahan masalah, penalaran dan pengambilan keputusan; 2. Kemampuan menyelesaikan masalah yang baik yaitu dengan berpikir kritis dan kreatif; 3. Kontribusi unik bahasa terhadap proses mental; 4. Peran pikiran dan pemecahan masalah dalam kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Psikologi kognitif adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental (proses membentuk gagasan, menyelesaikan beragam masalah dan membuat keputusan). BERPIKIR Berpikir melibatkan proses memanipulasi informasi secara mental, seperti membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah, mengambil keputusan dan melakukan refleksi kritis atau menghasilkan gagasan kreatif. Konsep Salah satu aspek mendasar dalam proses berpikir adalah pemahaman tentang konsep. Konsep merupakan kategori-kategori mental yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek, kejadian-kejadian dan beragam sifat. Konsep itu penting karena : 1. Konsep memungkinkan kita untuk melakukan generalisasi 2. Konsep memungkinkan kita untuk membuat asosiasi pengalaman dan benda-benda yang ada 3. Konsep membantu ingatan, membuatnya menjadi lebih efisien, sehingga kita tidak harus menciptakan kembali pemahaman atau makna ketika kita berhadapan dengan sebuah potongan informasi 4. Konsep menyediakan petunjuk mengenai bagaimana kita bereaksi terhadap suatu benda atau pengalaman tertentu. ‘14 2 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses apa yang mendasari logik dan pengambilan keputusan? - Seseorang mendapatkan implikasi dari serangkaian asumsi yang mereka tahu kebenarannya. - Keputusan terkadang (namun tidak selalu) dapat ditingkatkan menggunakan penggunaan algoritma dan heuristic. Algoritma adalah suatu aturan yang jika diterapkan secara tepat, menjamin adanya suatu solusi; heuristic adalah suatu jalur pendek kognitif yang dapat memberikan solusi, namun tidak ada garansi akan hal ini. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah (Problem Solving) adalah sebuah usaha menemukan cara yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan ketika tujuan tersebut tidak langsung dapat diraih. Langkah-langkah pemecahan masalah : 1. Menemukan dan membatasi masalah Menyadari adanya sebuah permasalahan adalah langkah awal untuk munculnya solusi. Dalam menemukan dan membatasi masalah, melibatkan proses bertanya dalam caracara kreatif dan melihat apa yang tidak dapat dilihat orang lain 2. Mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah yang baik Di antara sejumlah strategi yang efektif, ada beberapa metode yaitu : Membuat tujuan-tujuan lebih kecil (subgoaling) melibatkan tujuan-tujuan jangka menengah atau mendefinisikan masalah-masalah jangka menengah yang memberika Anda situsi yang lebih baik untuk mencapai tujuan dan solusi akhir. Bekerja ke arah yang berlawanan dalam menciptakan tujuan-tujuan yang lebih kecil merupakan strategi yang baik. Algoritma (algorithms) adalah strategi-strategi yang menjamin sebuah solusi untuk masalah. Heuristik (heuristics) adalah strategi-strategi yang menggunakan jalan pintas atau panduan yang mengarahkan, namun tidak menjamin munculnya sebuah solusi untuk masalah. Dalam dunia nyata, jenis permasalahan yang kita hadapi lebih mungkin untuk dijawab dengan menggunakan strategi heuristik dibandingkan dengan strategi algoritma. Heuristik membantu kita mempersempit kemungkinan solusi untuk menemukan satu solusi yang paling tepat. 3. Evaluasi Solusi-Solusi Setelah kita berpikir bahwa kita telah menemukan pemecahan masalah, kita tidak akan tahu seberapa efektif solusi yang kita gunakan sampai kita menemukan bahwa hal tersebut bekerja. Untuk itu akan sangat membantu bila kita memiliki kriteria keefektifan solusi dalam pikiran kita. ‘14 3 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali masalah dan solusi yang dihasilkan seiring dengan waktu Sebuah langkah akhir yang penting dalam pemecahan masalah adalah untuk memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali permasalahan-permasalahan secara berkala. Sebuah hambatan pada pemecahan masalah : Menjadi Terbiasa. Salah satu kunci keberhasilan untuk menjadi seorang penyelesai masalah yang baik adalah untuk menyadari bahwa seseorang tidak mengetahui semua hal, bahwa strategi seseorang dan kesimpulan yang dimiliki selalu terbuka terhadap perbaikan. Pemecahan masalah yang optimal mungkin membutuhkan kerendahan hati dalam kadar tertentu atau kemampuan untuk mengakui bahwa ia tidak sempurna dan bahwa mungkin ada cara-cara yang lebih baik dari cara yang telah dicobanya dan metode-metode yang benar untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Fiksasi (fixation) Fiksasi (fixation) melibatkan penggunaan strategi terdahulu dan kegagalan untuk melihat sebuah masalah dari sudut pandang yang baru. Contohnya keterpakuan fungsional (functional fixedness) terjadi ketika individu gagal untuk menyelesaikan sebuah masalah karena mereka terbiasa/terfiksasi pada fungsi yang umum dari sebuah benda. Pemecahan masalah yang efektif sering mengharuskan kita untuk mencoba sesuatu yang baru atau berpikir di luar yang biasanya kita pikirkan. Penalaran Dan Pengambilan Keputusan Penalaran (reasoning) adalah aktivitas mental yang mengubah informasi untuk mencapai kesimpulan tertentu. Menalar adalah sebuah keterampilan yang sering dikaitkan dengan berpikir kritis. Penalaran dapat terjadi dalam bentuk induktif maupun deduktif. Penalaran induktif (inductive reasoning), berawal dari hal yang spresifik ke masalah yang umum, atau dari bawah ke atas. Proses penalaran ini berupa penarikan kesimpulan mengenai semua anggota kelompok atau kategori berdasarkan pengamatan terhadap beberapa anggota saja. Penalaran deduktif (deductive reasoning), merupakan penalaran yang diawali dari halhal yang umum ke hal-hal yang spesifik. Ketika para psikolog mengembangkan sebuah hipotesis dari sebuah teori, mereka menggunakan bentuk penalaran deduktif, karena hipotesis adalah sebuah kepanjangan logis yang spesifik dari sebuah teori yang bersifat umum. Bila teori itu benar, maka hipotesis juga akan benar. ‘14 4 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di dalam pengambilan keputusan (decision making), melibatkan proses mengevaluasi sejumlah alternatif dan membuat pilihan di antara alternatif yang ada. Pengambilan keputusan tanpa kesadaran. Manusia dapat berpikir tanpa mengetahui apa yang dipikirkan, hal ini merupakan bukti bahwa penalaran dan pengambilan keputusan terkadang terjadi di luar kesadaran. Hal itu terbukti dalam serangkaian penelitian, dimana peneliti meminta sejumlah orang untuk membuat keputusan atau mendekati orang yang mengambil keputusan. Dalam penelitian tersebut, subjek penelitian diberikan masalah-masalah yang rumit untuk dipecahkan sesudah beberapa menit berpikir. Namun setengah dari subjek penelitian terganggu selama proses berpikir dan tidak dapat berkonsentrasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hasil menunjukkan bahwa mereka yang terganggu konsentrasinya menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan mereka yang diperkenankan untuk memikirkan pemecahan masalah secara sadar. Kesimpulan lain bahwa untuk masalah-masalah kecil, proses berpikir secara sadar dianggap baik, namun dalam pemecahan masalah yang kompleks terkadang cara terbaik adalah dengan membawa masalah tersebut dalam tidur kita. Heuristik yang Bias Manusia rentan terhadap sejumlah kesalahan dalam proses berpikir kita. Bias-bias tertentu dan heuristik yang mungkin mengarah pada kesalahan tersebut antara lain : 1. Bias Konfirmasi (confirmation bias) adalah kecenderungan kita untuk mencari dan menggunakan informasi yang mendukung gagasan kita dibandingkan dengan informasi yang bertentangan dan menolak gagasan tersebut. 2. Bias melihat ke belakang (hindsight bias) adalah kecenderungan kita untuk sesudah suatu fakta muncul, melaporkan dengan salah bahwa kita telah meramalkan suatu hasil. Berpikir Kritis Dan Kreatif Berpikir kritis merupakan berpikir reflektif dan produktif serta mengevaluasi bukti yang ada. Mereka yang berpikir kritis memiliki pemaknaan gagasan dengan lebih baik, tetap terbuka dengan beragam pendekatan dan sudut pandang dan menentukan untuk diri mereka sendiri apa yang harus dipercaya atau apa yang harus dilakukan. Berpikir kritis merupakan sesuatu yang penting bagi pemecahan masalah yang efektif. Dalam berpikir kritis, individu perlu mempertahakan kerendahan hati tentang apa yang mereka ketahui. Hal ini berarti tetap terbuka terhadap kemungkinan mempertanyakan asumsi-asumsi yang telah lama dipegang dan termotivasi untuk melihat melampaui apa yang dianggap jelas. ‘14 5 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses pembentukan dua kebiasaan mental sangat penting dalam berpikir kritis, yaitu kesadaran penuh dan keterbukaan pikiran. Kesadaran penuh (mindfulness) Kesadaran penuh (mindfulness) berarti terjaga dan secara mental hadir dalam aktivitas seseorang sehari-hari. Kesadaran penuh adalah kunci dari proses berpikir kritis. Orang yang memiliki kesadaran penuh, mempertahankan kesadaran mereka secara aktif terhadap situasi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah penelitian klasik, Langer (Langer, Blank, & Chanowitz, 1978) menemukan bahwa orang-orang (sebanyak 90%) akan dengan penuh pengabaian menyerah dalam antrian untuk menggunakan mesin fotocopy ketika seseorang meminta mereka untuk menyerah dan berkata, “Dapatkah saya menggunakannya lebih dulu? Saya perlu untuk membuat salinan berkas ini” dibandingkan dengan ketika seseorang meminta dengan hanya mengungkapkan, “dapatkah saya menggunakannya lebih dulu?” (hanya 60%). Seseorang yang memiliki kesadaran penuh menciptakan gagasan-gagasan baru, terbuka pada informasi-informasi baru dan sadar adanya lebih dari satu sudut pandang, sementara orang yang abai terjebak dalam gagasan lama, terlibat dalam perilaku yang sudah otomatis dan hanya melihat hanya dari satu sudut pandang. Keterbukaan pikiran (open mindedness) Keterbukaan pikiran (open mindedness) adalah mampu menerima sudut pandang yang lain dalam melihat suatu hal. Keterbukaan yang sederhana pada sudut pandang orang lain dapat membantu orang untuk tidak melompat terlalu cepat pada kesimpulan. Mengetahui bahwa Anda tidak tahu, terkadang merupakan langkah pertama untuk mencapai kebijaksanaan yang sesungguhnya (Socrates). Kerendahhatian adalah sebuah persyaratan terhadap pemecahan masalah yang benar-benar efektif. Berpikir Kreatif Sebagai solusi terbaik terhadap sebuah masalah, melibatkan berpikir kreatif. Kreativitas mengacu pada kemampuan untuk memikirkan sesuatu dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan tidak biasa. Orang-orang kreatif cenderung berpikir secara divergen. Berpikir divergen (divergen thinking) menghasilkan banyak jawaban pada pertanyaan yang sama. Sebaliknya, jenis berpikir yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional adalah berpikir konvergen (convergent thinking). ‘14 6 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selain menjadi pemikir divergen, individu yang kreatif kerap digambarkan sebagai orang-orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Berpikir secara fleksibel dan suka bermain dengan pikiran Walau kreativitas membutuhkan kerja keras, namun kerja tersebut akan berjalan lancar bila dianggap sesuatu yang ringan. Pengilhaman (brainstorming) adalah sebuah teknik dimana anggota dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan sebanyak mungkin gagasan, kemudian mengembangkan gagasan orang lain dan menyampaikan apapun yang muncul dalam pikiran kita. Individu-individu ini biasanya menghindari proses mengkritik gagasan orang lain sampai berakhirnya sesi brainstorming. 2. Motivasi internal Orang-orang kreatif seringkali dimotivasi oleh kepuasan untuk mencipta sesuatu dan cenderung kurang terdorong untuk mencapai nilai, uang atau umpan balik positif dari orang lain. 3. Keinginan untuk menghadapi resiko Orang-orang kreatif membuat lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan mereka yang kurang kreatif. Hal ini bukan karena mereka tidak ahli, namun disebabkan karena mereka menghasilkan lebih banyak kemungkinan dan gagasan. Para pemikir kreatif belajar untuk menghadapi ketidakberhasilan dalam proyek dan melihat kegagalan sebagai kesempatan belajar. 4. Penilaian obyektif dari suatu karya Kebanyakan pemikir kreatif berusaha untuk mengevaluasi kerja mereka secara obyektif. Lima (5) tahap berurutan untuk dapat memunculkan solusi kreatif pada suatu masalah, dapat dideskripsikan sbb : 1. Persiapan Tahap awal, dimana kita terlibat dalam suatu masalah yang menarik dan membangkitkan keingintahuan kita; 2. Inkubasi Tahap dimana kita mengeluarkan gagasan-gagasan yang ada dalam kepala kita 3. Pencerahan (insight) Pada tahap ini, muncul “Aha!”, dimana potongan-potongan informasi tentang masalah tampak saling melengkapi dan cocok 4. Evaluasi Pada tahap ini, kita harus menentukan apakah gagasan tersebut bernilai atau layak untuk dilanjutkan. 5. Elaborasi ‘14 7 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada tahap ini, kita harus melaksanakan atau menggarap dengan tekun dan cermat gagasan tersebut A. BAHASA Bahasa adalah bentuk komunikasi baik lisan, tertulis maupun menggunakan isyarat yang didasarkan pada sebuah sistem simbol. Dengan bahasa kita tidak hanya dapat berbicara dengan orang lain, mendengarkan orang lain, membaca, menulis tetapi dengan bahasa kita juga dapat menalar serta menyelesaikan masalah. Struktur Bahasa Semua bahasa memiliki generativitas tidak terbatas (infinite generativity), yaitu kemampuan untuk menghasilkan kalimat-kalimat bermakna dalam jumlah tidak berhingga. Semua bahasa manusia disirikan oleh empat sistem aturan, yaitu : 1. Fonologi (phonology), yaitu sistem suara dalam satu bahasa. Aturan fonologi memastikan urutan suara tertentu terjadi (sp, ba dan ar) dan urutan lain tidak terjadi (qp, zx). 2. Morfologi (morphology), yaitu aturan pembentukan kata dalam bahasa. Sebuah morfem adalah unit terkecil dalam bahasa yang membawa makna tertentu. Beberapa kata terdiri atas morfem tunggal (ex. Help), tapi tidak semua morfem merupakan kata (ex. –ing, -er). 3. Sintaksis (syntax), yaitu aturan sebuah bahasa dalam melakukan kombinasi kata untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima. 4. Semantik (semantics), yaitu makna kata-kata dan kalimat dalam bahasa tertentu. Katakata memiliki batasan semantik tentang bagaimana mereka digunakan dalam kalimatkalimat. Hubungan antara Bahasa dan Kognisi Peran Bahasa dalam Kognisi Bahasa membantu kita berpikir, membuat penyimpulan, mengambil keputusan sulit dan menyelesaikan masalah. Bahasa dapat dilihat sebagai sebuah alat untuk menggambarkan gagasan. Bahasa menentukan cara kita berpikir (Benjamin Whorf,1956). Peranan Kognisi dalam Bahasa Secara keseluruhan, walaupun pikiran mempengaruhi bahasa dan bahasa mempengaruhi pikiran , saat ini lebih banyak bukti bahwa pikiran dan bahasa bukan merupakan bagian dari suatu sistem tunggal. Sebaliknya, mereka seperti berkembang sebagai komponen-komponen yang terpisah, modular dan dipersiapkan secara biologis dalam pikiran kita. ‘14 8 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengaruh Faktor Biologis dan Lingkungan pada Bahasa Pengaruh Biologis Sejumlah pakar percaya bahwa evolusi yang terjadi jauh sebelum bahasa muncul telah menentukan manusia untuk menjadi makhluk linguistik. Otak, sistem syaraf dan tampilan vokal dari para pendahulu kita berubah sepanjang ratusan ribu tahun. Dengan memiliki kesiapan fisik untuk berbahasa Homo Sapiens melakukan lebih dari sekedar bunyibunyian untuk mengembangkan pembicaraan abstrak. Universalitas Bahasa Menurut Chomsky dan banyak ahli bahasa lainnya, bukti terkuat tentang adanya dasar biologis dari bahasa adalah fakta bahwa anak-anak di seluruh dunia mencapai perkembangan dalam bahasa pada usia yang hampir sama dan urutan yang juga menyerupai di seluruh dunia, terlepas dari variasi dalam masukan bahasa yang mereka dapatkan dari lingkungan. Dalam pandangan Chomsky, anak-anak tidak dapat mempelajari aturan-aturan dan struktur bahasa sepenuhnya hanya dengan menirukan apa yang mereka dengar. Namun, pasti ada hal-hal alamiah yang menyiapkan anak-anak secara biologis, aturan tata bahasa yang universal yang memungkinkan mereka memahami aturan-aturan dasar tentang bahasa dan menerapkan atura-aturan ini pada pembicaraan yang mereka dengar. Anak-anak mempelajari bahasa tanpa kesadaran logika yang mendasarinya. Bahasa dan Otak Penelitian dalam ilmu neurosains menunjukkan bahwa otak memiliki bagian-bagian tertentu yang siap digunakan untuk bahasa. Bukti berikutnya menunjukkan bahwa pemrosesan bahasa seperti pembicaraan dan tata bahasa, terjadi terutama pada belahan otak kiri. Pengaruh Lingkungan Serangkaian penelitian menyebutkan cara-cara di mana lingkungan anak mempengaruhi keterampilan berbahasa mereka. Strategi yang baik untuk orangtua dalam mengajak anaknya berbicara : 1. Jadilah mitra pembicaraan yang aktif. Mulailah pembicaraan dengan bayi. 2. Bicaralah pada bayi seolah-olah mereka mengerti apa yang kita katakan. Proses ini membutuhkan 4 hingga 5 tahun, tetapi anak-anak akan secara bertahap meningkatkan kemampuan bahasanya hingga mencapai contoh yang diberikan padanya. ‘14 9 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Gunakanlah gaya bahasa yang nyaman untuk anda. Jangan khawatir Anda akan terdengar seperti berbicara dengan orang dewasa lain saat berbicara dengan anakanak. Tahap Awal Perkembangan Bahasa 0-6 Bulan 6-12 Bulan 12-18 Bulan 18-24 Bulan 2 Tahun 3-4 Tahun 5-6 Tahun 6-8 Tahun 9-11 Tahun 11-14 Tahun 15-20 Tahun Cooing Diskriminasi huruf vocal Celotehan mulai muncul pada usia 6 bulan Celotehan berkembang untuk mencakup suara pada bahasa yang diucapkan Sikap tubuh yang digunakan untuk berkomunikasi dengan objek Kata pertama muncul pada usia 10-13 bulan Memahami lebih dari 50 kata sebagai rata-rata Kosakata meningkat hingga mencaapi rata-rata 200 kata Mulai mengkombinasi dua kata Kosakata meningkat dengan pesat Penggunaan bentuk jamak dengan tepat Penggunaan struktur bahasa untuk masa lalu Penggunaan kata depan Rerata panjangnya ucapan mencapai 3-4 morfem dalam sebuah kalimat Penggunaan kalimat tanya "ya" dan "tidak", "apa", "siapa", "kenapa" Penggunaan kalimat perintah dan kalimat negatif Kesadaran yang meningkat pada pragmatis Kosakata mencapai rerata hingga 10.000 kata Koordinasi kalimat sederhana Kosakata terus meningkat pesat Penggunaan aturan sintaksis yang lebih terampil Keterampilan pembicaraan terus meningkat Pendefinisian kata meliputi sinonim Strategi pembicaraan terus meningkat Kosakata meningkat dengan tambahan pada kata-kata yang lebih abstrak Memahami bentuk tata bahasa yang lebih rumit Peningkatan pemahaman fungsi sebuah kata dalam sebuah kalimat Memahami metafora dan kalimat safir Memahami hasil karya tulisan orang dewasa Bahasa dan Pendidikan Keterampilan berbahasa merupakan salah satu tujuan sekolah, sebagai pendidikan formal. Cara sekolah mencapai tujuan ini terkadang kontroversial. Salah satunya adalah menyangkut pertanyaan bagaimana cara yang paling efektif bagi anak dalam belajar membaca. Ada dua pendekatan yang berbeda dalam belajar membaca, yakni Pendekatan Bahasa Menyeluruh dan Pendekatan Fonik. ‘14 10 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendekatan Bahasa Menyeluruh (whole-language approach) Pendekatan ini memberi penekanan pada instruksi bahwa untuk membaca harus disesuaikan dengan proses alamiah anak belajar membaca. Dalam pendekatan ini, awalnya pembaca diajarkan untuk mengenali keseluruhan kata / kalimat dan menggunakan konteks dari apa yang dibaca untuk menebak makna kata-kata tersebut. Sebaliknya, Pendekatan Fonik (phonics approach), menekankan instruksi untuk membaca harus mengajarkan aturan-aturan dasar untuk menerjemahkan simbol-simbol tertulis menjadi suara. Dalam pendekatan ini, anak-anak diberi materi membaca yang kompleks seperti buku hanya jika mereka sudah mempelajari aturan-aturan yang menghubungkan fonem yang dibunyikan dengan huruf-huruf alfabet yang digunakan untuk menampilkannya. Berpikir, Pemecahan Masalah, serta Kesehatan dan Kesejahteraan Stres Stres merupakan perasaan yang kita miliki ketika tantangan hidup terlihat seperti di luar kendali manusia. Apa yang paling membuat manusia stres? Walaupun semua orang mungkin memiliki respon yang serupa terhadap penyebab stres, namun tidak semua orang mempersepsikan kejadian yang sama sebagai sesuatu yang menekan. Sebagian orang merespon penyebab stres sebagai sesuatu yang mengancam dan menimbulkan efek negatif, tetapi ada juga yang meresponnya sebagai suatu yang menantang dan menimbulkan pemikiran-pemikiran positif. Sampai pada titik tertentu, apa yang dianggap menekan untuk manusia tergantung pada apa yang dipikirkan tentang kejadian tersebut. Inilah yang disebut sebagai penilaian kognitif. Penilaian kognitif (cognitive appraisal) Penilaian kognitif (cognitive appraisal) adalah interpretasi individu terhadap kejadiankejadian dalam hidup mereka dan proses menentukan apakah mereka memiliki sumber daya untuk mengatasi kejadian tersebut dengan lebih efektif. Orang menilai kejadian yang dialami dalam dua tahap yaitu tahap penilaian primer dan penilaian sekunder. Dalam penilaian primer seseorang memaknai apakah kejadian tersebut melibatkan bahaya, ancaman atau tantangan. Mempersepsikan stressor bukan sebagai ancaman adalah strategi untuk mengurangi kadar stress. Dalam penilaian sekunder, seseorang mengevaluasi sumber daya mereka sendiri dan menentukan seberapa efektif mereka dapat digunakan untuk mengatasi kejadian ‘14 11 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tersebut. Berkaitan dengan pemecahan masalah, salah satu jenisnya adalah dengan Coping. Ada dua jenis proses Coping : 1. Coping yang fokus pada masalah (problem-focused coping) adalah strategi kognitif dimana seseorang menghadapi langsung permasalahannya dan mencoba memecahkannya. 2. Coping yang fokus pada aspek emosi (emotion-focused coping) adalah melibatkan usaha untuk merespon stress yang dirasakan –mencoba untuk mengelola reaksi-reaksi emosi- dan bukan memusatkan perhatian pada inti masalah. Perbedaan lain strategi pemecahan masalah adalah pendekatan yang mendekatkan pada inti masalah tersebut (approach coping), dan pendekatan yang menghindar dari inti masalah tersebut (avoidant coping). Proses coping yang berhasil diasosiasikan dengan sejumlah faktor, termasuk perasaan mampu mengontrol berbagai hal, sistem kekebalan yang sehat, sumber daya pribadi dan emosi positif. Dalam penerapannya, penggunaan strategi majemuk berfungsi lebih baik daripada penggunaan strategi tunggal. ‘14 12 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka King, L.A. (2010). Psikologi Umum, Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika Wade, C., Travis, C. (2008). Psikologi, Jilid 2 (terjemahan) (edisi kesembilan), Jakarta: Erlangga Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psilologi “Understanding Psychology” (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. ‘14 13 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id