MODUL PERKULIAHAN Metode Wawancara Wawancara sebagai Proses Komunikasi Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh 61023 Irma Himmatul Aliyyah M.Psi. Abstract Kompetensi Suatu proses wawancara adalah bentuk komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan dua pihak yang saling mempengaruhi Mahasiswa dapat menjelaskan wawancara sebagai bagian dari komunikasi Wawancara sebagai Proses Komunikasi Wawancara Sebagai Proses Komunikasi Wawancara lebih dari sekedar bertanya dan menjawab, dimana hal ini merupakan suatu proses komunikasi yang rumit. Pewawancara yang sukses memahami dan menghargai keseluruhan proses bukan hanya pertanyaan dan jawaban yang berlangsung. Pewawancara yang sukses memiliki kepekaan dan sensitif dengan kebudayaan dan situasi. Misalnya, pada beberapa kebudayaan, semua orang asing dianggap harus melalui pemeriksaan hati-hati. Stereotipe, ras, jenis kelamin kadang menjadi faktor yang menghalangi keberhasilan suatu wawancara. A. Wawancara sebagai Fungsi Komunikasi Wawancara merupakan komunikasi yang mewakili dua pihak, dimana masingmasing pihak merupakan individu yang unik, yang dipengaruhi lingkungan, budaya, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman, sehingga memiliki nilai dan sikap yang bisa jadi berbeda-beda. Namun demikian, meskipun berbeda-beda, keduanya harus bekerja sama untuk menghasilkan wawancara yang sukses. Tidak ada yang dapat melakukannya sendiri. Gambar Lingkaran tumpang tindih melambangkan sifat relasional dari suatu proses wawancara, yaitu kedua pihak melakukan sesuatu dengan dan bukan untuk satu sama lain. Kedua pihak terhubung secara interpersonal karena masing masing memiliki kepentingan terhadap wawancara. Suatu hubungan yang dihasilkan mungkin menjadi bersifat intim (dengan teman dekat), santai (dengan rekan kerja), formal (dengan pihak kampus/ universitas/ perusahaan), fungsional (dengan dokter). Sifat hubungan ini dapat berubah dari waktu ke waktu, termasuk selama proses wawancara berlangsung. Suatu situasi dapat juga mempengaruhi hubungan relasional. 2015 2 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Dimensi Relasional dari Komunikasi Suatu proses wawancara menunjukkan bahwa setuap wawancara adalah merupakan suatu hubungan dengan 3 derajat dimensi dasar, yaitu: 1. Inklusi - Inklusi yaitu suatu derajat dimana setiap pihak ingin mengmbil bagian dalam wawancara. Misalnya seorang pelamar ingin menemui seorang rekruiter di suatu perusahaan. Namun, sejak pagi rekruiter tersebut telah mewawancara 7 orang, sehingga wawancara bagi pelamar terasa menakutkan. - Inklusi juga menunjukkan berapa banyak setiappihak ingin mengikutsertakan pihak lain dalam wawancara. Misalnya seorang remaja mungkin tidak menginginkan orang tuanya ikut serta dalam wawancara konseling akademis dirinya - Inklusi juga mencakup kemauan dan kemampuan dari tiap pihak untuk terlibat secara aktif dalam wawancara, dalam hal ini seorang seberapa banyak rekruiter/pewawancara ingin menolong pelamar, atau ingin membantu perusahaan. Yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan adalah : Personality traits Physical condition Mental health Emotional involvement Skills Information Dimensi inklusi sangat penting dalam wawancara yang melibatkan lebih dari 2 orang dimana salah satunya mungkin dipilih, atau dipaksa untuk memainkan peran yang pasif. 2015 3 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Kontrol Kontrol menunjukkan berapa banyak power/ kekuatan pewanwancara maupun responden menentukan proses dan hasil wawancara. - Kekuatan wawancara bersifat situasional. Misalnya, jika tidak ingin diwawancara, maka responden dapat menutup pintu rumah. Dalam kegiatan seleksi, seorang pelamar pekerjaan akan menampilkan diri lebih qualified dibanding kandidat lain. - Kontrol juga dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan/ jabatan, seperti dekan, dosen, profesor, orang tua, dll. - Tradisi atau social custom juga kadang menentukan kontrol dalam beberapa komunitas dan kelompok, misalnya orang yang lebih tua memiliki kontrol lebih. - Kontrol juga diperoleh dari orang yang telah memiliki prestasi/ kompeten disuatu bidang politik, science, militer, dsb. - Kekuatan/ power akan digunakan atau tidak bergantung pada hubungan, persepsi, kebutuhan organisasi dan situasi, kepribadian, ego, kesehatan, dan dasar filosofis wawancara. 3. Kepercayaan/Affection Affection adalah derajat kehangatan atau keramahan diantara kedua belah pihak, yaitu: - Apakah masing-masing menyukai orang lain? Saling percaya? - Apakah masing-masing dapat menerima dan memberikan afeksi selama wawancara? Beberapa orang takut akan afeksi atau terlalu dekat dengan orang lain terutama wawancara formal dengan atasan atau bawahan. Sikap yang tidak jelas dan terancam dapat mempengaruhi wawancara. Afeksi sering dipengaruhi oleh kebutuhan, persepsi, desires, demand, atau sejarah suatu hubungan. Secara sederhana, wawancara akan lebih berhasil kalau kedua pihak mempunyai hubungan positif satu sama lain. Affection yang ideal adalah jika dalam wawancara kedua belah pihak menyelenggarakan “perasaan bersama” (we feeling), bukan “saya dan mereka”. 2015 4 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam wawancara, kedua belah pihak saling berkontribusi untuk memperoleh sesuatu. Pada prinsipnya, dalam wawancara, kedua belah pihak yaitu pewawancara dan responden melakukan pertukaran; bertanya-jawab, berbicara dan mendengar, mengambil peran sebagai pewawancara dan sebagai responden. Derajat kontrol pada suatu pihak menentukan jenis wawancara yang dilakukan. C. Persepsi Pewawancara dan responden dalam saat Berkomunikasi Persepsi mempengaruhi cara iter dan itee berespon satu sama lain. Setiap pihak datang dalam suatu wawancara dengan persepsi terhadap pihak lain dan memiliki kemungkinan terjadi perubahan dalam persepsi tersebut. 1. Persepsi dari pihak lain - Setiap pihak dipengaruhi oleh reputasi orang lain; pimpinan hebat, reporter yang suka memberi pertanyaan, konselor yang pernuh kasih, dsb. - Hubungan terdahulu dari pihak lain; takut, senang sesuai pengalaman - Persetujuan oleh pihak lain bisa mempengaruhi wawancara. Persepsi bisa berubah ketika wawancara berlangsung, ada pertanyaan dan ada jawaban. Persepsi yang positif bisa jadi merupakan hasil dari penggunaan bahasa yang logis, sopan, serta dari penampilan yang mendukung. Persepsi dipengaruhi oleh 2015 5 usia, jenis kelamin ras ukuran kelompok etnis asosiasi orang nilai-nilai berliefs sikap-sikap dari pihak lain. Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Persepsi dari diri sendiri - Persepsi dari diri sendiri atau self konsep berasal dari fisikal, sosial, dan kondisi psikologis yang didapat dari pengalaman atau interaksi dengan orang lain. - Pengalaman mencakup perilaku dimasa lalu, bagaimana interpretasinya dan bagaimana menerima orang lain menginterpretasi perilaku tersebut. - Orang lain meliputi kelompok dimana seseorang berada atau kelompok yang diinginkan seperti halnya “significant others” mempengaruhi seseorang secara interpersonal. - Peran yan dimainkan juga mempengaruhi self concept Pada dasarnya, self concept menentukan apakah seseorang ingin terlibat dalam suatu wawancara atau tidak. Persepsi mempengaruhi pesan yang dikirim dan diterima, bagaimana pesan dikirim dan diterima, resiko yang diambil dan derajat dari keterbukaan diri. D. Level/ Tingkat Interaksi Komunikasi dalam Wawancara Dalam wawancara, terdapat level/ tingkat interaksi komunikasi. Level Karakteristik Contoh 1 Interaksi yang berhubungan dengan area: P : selamat pagi pertanyaan yang secara relatif aman R : Baik, terima kasih dan tidak menakutkan, menghasilkan P : Dan keluargamu? jawaban yang R : Mereka baik-baik saja biasanya superfisial dapat diterima secara sosial, menyenangkan, dan penuh ambiguitas 2 Interaksi yang berhubungan dengan area inquiry yang lebih dekat P : Bagaimana dan dengan perasaanmu wawancara yang kontroversial, yaitu tentang perilaku, dilakukan oleh teman lama? pikiran, beliefs, perasaan. R : Sejujurnya, saya agak tidak Respons cenderung ½ aman dan ½ nyaman, karena saya sangat pendapat pikiran menginginkan posisi ini. P : Percayalah, hal ini tidak menjadi masalah buatmu 3 Interaksi hubungan dengan area Hubungan 2015 6 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi yang lebih dekat P : Mengapa Anda resign dan R Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id : sejujurnya, saya tidak kontroversial menyukai atasan saya. Saya Menghasilkan jawaban yang secara penuh tidak diberikan kebebasan. mengungkapkan perasaan, beliefs, dan persepsi dari seseorang *Adanya derajat kepercayaan yang tinggi Hal-hal yang harus diperhatikan untuk terciptanya komunikasi pada level 2 dan 3 adalah 1. Sebagian besar orang senang berkomunikasi di level 1 jika mereka mengerti apa yang dapat diharapkan dari mereka. Menghindari trik-trik, tipuan, kebohongan, bersikap terus terang dan jujur. 2. Orang senang berkomunikasi diatas level 1 jika mereka mempunyai interest pada seseorang, Organisasi yang diwakili seseorang, atau permasalahan daripada wawancara yang dilakukan. 3. Orang senang berkomunikasi dengan seseorang jika diperlakukan dengan respek dan penuh atensi. 4. Orang senang dengan komunikasi diatas level 1 jika seseorang memberikan suatu reward yang tidak biasa didapat secara nyata (uang, barang), dan barang tidak nyata (apresiasi, perasaan mampu, kebanggaan terlibat). E. Interaksi verbal dan Non Verbal 1. Interaksi verbal Kata adalah hubungan daripada huruf yang merupakan suatu simbol untuk orang, benda, peristiwa, ide, kepercayaan, dan perasaan. Untuk memahami orang lain, yang penting adalah gunakan kata dalam arti yang tepat (Irving Lee). Gunakanlah kata-kata untuk mensukseskan wawancara: Pilihlah kata-kata yang mudah dipahami orang lain Ketahuilah arti dari kata-kata yang akan digunakan Dengarkan pembicaraan orang dengan berbagai macam situasi Bacalah buku-buku populer Jangan lakukan; pemakaian bahasa slank, pemakaian bahasa yang tidak biasa diucapkan. 2015 7 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Interaksi Non verbal 65% - 95% daripada komunikasi adalah melalui tingkah laku non verbal, penampilan, cara berpakaian yang menampilkan emosi, trait kepribadian, sikap, reaksi, kepastian, interest, kebahagiaan, status, role playing, dan pencapaian waktu. Oleh karena itu, perhatikan pihak lain untuk tanda-tanda non verbalnya. Berikut adalah contoh-contoh perilaku non verbal dan pesan yang ingin disampaikan. Gesture Arti Poor eye contact Ada sesuatu yang disembunyikan Jabat tangan yang lemah Pemalu Facial ekspresion Kejujuran Kecepatan bicara tinggi Pentingnya suatu topik Suara yang terengah-engah Nervous Diam Mendorong pihak lain berbicara Menumpangkan kaki Gelisah F. Mendengarkan Efektif Sukses atau tidaknya suatu wawancara sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kemampuan/keterampilan mendengar satu sama lain. Wawancara tidak akan berhasil jika satu pihak terus berbicara dan tidak ingin mendengar. Seringkali, seorang pewawancara tidak mendengarkan secara baik pertanyaan dan jawaban responden, dan begitu juga sebaliknya. Kebiasaan mendengar yang buruk dapat menyebabkan Hilangnya informasi Gagal meneliti feedback Gagal memotivasi pihak lain untuk berespon, mendengarkan, dan berinteraksi. 2015 8 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menyatakan perasaannya, Tiga pendekatan Mendengarkan yang efektif Pendekatan 1. Mendengarkan Tujuan Pedoman untuk - Untuk mengerti dan pemahaman tetap objektif - Tidak Tujuan: menyelidiki secara kritis setiap primer pertanyaan, menerima isi dan hanya jawaban, membutuhkan sedikit reaksi. pendengar dan - Berusaha memperoleh infomasi tambahan melalui probing - Tanyakan infomrasi yang spesifik respon samar- atau bila samar atau tidak sama sekali - Digunakan dari pertanyaan jawaban melalui pengulangan Metode yang secara feedback - Perjelas diawal - Identifikasi tipe beliefnya, sikap, daripada wawancara, dan perasaan. ketika - Dengarkan isi kritik, ide-ide sedang menjajagi utama - Bersabarlah, terutama bila informasi nampak tidak relevan/ tidak menarik. - Dengarkan sebelum jawaban membuat itee rencana pertanyaan - Catatlah informasi secara tepat untuk mengingat. 2. Mendengarkan dengan Tujuan Empati agar dapat menempatkan diri Metode mendengar lebih ketika berada di pihak dari menerima - Berespon terhadap pertanyaan dan jawaban terus terang - Berusaha dan lain. tetap tidak menilai kecuali tidak ada pilihan memahami. Hal ini untuk mengkomunikasikan untuk lain - Dengarkan secara baik kepada pihak lain hal y denganmelihat pada arah dan ang kesempatan yang ada benar-benar tulus diungkapkan. - Dorongan untuk merasa senang dengan menunjukkan emosi secara jelas dan kuat. Begitupun sebaliknya. (Bila ada yang menangis, kesempatan) 2015 9 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berikan - Perlihatkan bahwa berminat dalam wawancara - Jangan menginterupsi pihak lain. 3. Mendengarkan untuk Untuk evaluasi Metode untuk mengevaluasi - Tetap suatu pihak mendengar dingin saat dipojokkan - Dengarkan mendengarkan dengan seksama, tidak bersikap secara baik sebelum membuat keputusan - Dengarkan baik-baik pada kata- menyatakan ekspresi kata yang digunakan - Perhatikan tanda-tanda nonverbal - Tahanlah sebelum seluruh inti wawaancara selesai disimpulkan 2015 10 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id evaluasi, Daftar Pustaka 1. Stewart, J.C., Cash, W.B. (2000). Interviewing: Principles and Practices. United States of America: The McGraw-Hill 2. Rahayu, I.T. (2004). Observasi & Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing 2015 11 Metode Wawancara Irma H. Aliyyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id