Modul Metode Wawancara [TM10].

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Metode
Wawancara
Wawancara Setting Klinis
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
61023
Irma Himmatul Aliyyah M.Psi.
Abstract
Kompetensi
Membangun hubungan yang
produktif mempromosikan upaya
kolaboratif untuk mendiagnosis dan
mengobati masalah kesehatan
Mahasiswa dapat menjelaskan definisi
wawancara, fungsi wawancara, dan
tujuan wawancara setting klinis.
Wawancara Setting Klinis
Wawancara setting Klinis dilakukan dengan tujuan untuk membangun hubungan yang
produktif mempromosikan upaya kolaboratif untuk mendiagnosis dan mengobati masalah
kesehatan.
A. Prinsip Dasar Wawancara Setting Klinis
1. Hubungan Kolaboratif
Saat ini, persepsi tentang perawatan kesehatan mengalami perubahan. Saat ini,
pendidik atau penyedia jasa kesehatan melihat upaya pengobatan sebagai upaya kolaboratif
dua pihak. Dengan kata lain, pasien adalah mitra yang berifat aktif, bukan pengamat pasif.
Membangun kemitraan berarti memastikan bahwa suatu keputusan menghormati keinginan,
kebutuhan, danpreferensi dari pasien, dan bahwa pasien memiliki pendidikan dan dukungan
yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan secara efektif dan berpartisipasi dalam
perawatan mereka sendiri.
Tujuan dari interaksi setting klinis adalah untuk mengembangkan hubungan timbal
balik yang interaktif; pertukaran informasi, identifikasi masalah, dan pengembangan solusi.
Kesimpulannya adalah bahwa penyedia perawatan kesehatan memiliki kemampuan untuk
menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi yang sangat penting dalam pertemuan medis.
2. Berbagi Kontrol
Pembagian Kontrol adalah langkah pertama dalam membentuk hubungan yang
kolaboratif. Dulu, dan sekarang masih dilakukan oleh sebagian besar penyedia jasa
kesehatan, kekuasaan dan otoritas telah berat sebelah dalam wawawancara perawatan
kesehatan. Hal ini bisa jadi karena penyedia sangat terlatih melihat situasi sebagai suatu
rutinitas, berbicara dalam istilah ilmiah, dan akronim yang hanya dimengerti
beberapa
pasien, dan tidak melibatkan diri secara emosional, serta berdiri/ berlinfung dibawah
seragam/ jas.
Tampaknya, proses diatas dilakukan dengan mencontoh apa yang dilakukan oleh
operator, sehingga penyedia jasa kesehatan cenderung menentukan dan mengontrol
pengaturan kelas, waktu, dan struktur wawancara. Pertanyaan dilakukan dengan tertutup
serta terbatasnya reaksi. Jika ada tantangan dari pasien, maka penyedia jasa kesehatan
cenderung mengabaikan hal ini. Oleh karena itu, persepsi pasien tentang sebuah proses
2015
2
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
komunikasi interaksi dengan penyedia jasa kesehatan adalah berlangsung sati pihak,
dimana penyedia jasa-lah yang memegang otoritas.
Keadaan ini juga didukung oleh perilaku pasien saat wawancara kesehatan
berlangsung. Pasien lebih memilih untuk mengikuti apa yang disampaikan penyedia jasa,
karena merasa kurang ilmu dan pengetahuan kesehatan. Pada pasien yang lebih muda,
perilaku diam merupakan tanda bahwa dirinya tidak menyukai dominasi, sehingga kemudian
akan mengabaikan obat, resep, kegiatan yang dianjurkan.
Oleh karena itu, hubungan penyedia jasa kesehatan dan pasien haruslah dilakukan
dengan berbagi kontrol, sebagai mitra yang berjuang untuk mencapai tujuan bersama.
Sebagai penyedia, mengembangkan iklim relasional yang positif dengan menunjukkan minat
pada gaya hidup pasien, keprihatinan non medis, dan secara keseluruhan kesejahteraan.
3. Empati
Empati adalah elemen penting dari hubungan dokter pasien, karena dapat
mendorong peningkatan empati kepuasan pasien, serta mengurangi waktu dan biaya.
Mendorong pasien untuk mengekspresikan ide-ide, harapan, ketakutan, dan
perasaan tentang masalah medis dan nilai keahlian pasien merupakan suatu kesetaraan
peran. Dalam proses wawancara klinis ini, pasien datang untuk memberikan informasi
secara rinci engan jujur dan seakurat mungkin, mengungkapkan keprihatinan, menanggapi
secara efektif untuk pertanyaan penyedia, dengan menyatakan pendapat, saran, dan
preferensi.
4. Mengurangi jarak emosional
Mengurangi jarak relasional dalam proses komunikasi wawancara setting klinis
adalah gerakan yang saat ini berkembang di amerika, dan bisa jadi berkembang di
Indonesia. Dalam hal ini, keduanya berbagi persepsi, kebutuhan, nilai, kepercayaan, sikap,
dan pengalaman. Keduanya menjaga martabat, privasi, harga diri, dan kenyamanan,
sehingga penyedia jasa kesehatan dan pasien dapat membangun hubungan dengan
bekerja untuk memahami dan mengidentifikasi satu sama lain.
Cara yang dilakukan untuk mengurangi jarak emosional adalah mendorong dialog
dua arah tentang perasaan. Kedua pihak saling memahami satu sama lain. Dengan kata
lain, pengertian bersama mengurangi jarak pemahaman relasional.
5. Menghargai Keberagaman/ Keunikan
2015
3
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keberagaman diantara pasien dan penyedia jasa kesehatan adalah sebuah realitas.
Pasien yang berbeda budaya/ kebiasaan mengalami dan bereaksi secara berbeda untuk
wawancara perawatan kesehatan.
Haruslah diperhatikan perbedaan dibawah ini
a. Jenis kelamin
Perempuan lebih peduli dibanding dengan laki-laki
b. Umur
Pasien yang lebih tua enggan menentang otoritas dokter. Pasien yang lebih muda tidak
terlalu terpesona dengan otoritasn dan kepercayaan.
c. Budaya
Pasien dengankelas budaya rendah, lebih cenderung menaati dokter. Pasien dengan kelas
tinggi, cenderung kritis. Berikut ini juga adalah beberapa perbedaan dalam pelayanan
Dokter perancis mengurangi statistik dan mengandalkan logika
Dokter Jerman cenderung romantis otoriter
Dokter inggris cenderung paternalistis
Dokter Amerika cenderung menajdi agresif.
d. Stereototif
Stereotif pasien yang baik adalah kooperatif, tenag, patuh, bersyukur, tidak agresif,
perhatian, dan tidak memihak.pasien yang baik cenderung mendapatkan perlakuan
yanglebih baik. Pasien yang lebih rendah cenderung mendapatkan diagnosis dan prognosis
yang
lebih
rendah.
Pasien
kegemukan
dianggap
sebagai
pasien
yang
kurang
menyenangkan.
6. Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan
B. Pembukaan wawancara
Pembukaan wawancara kesehatan/ klinis memberikan damapak yang signifikan
terhadap wawancara. Satu pihak tidak boleh melihatnya dari satu sisi sebagai rutinitas.
1. Mengkondisikan iklim yang nyaman
2015
4
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pilihlah lokasi yang nyaman, tenang, tidak mengancam, dan lokasi dari bebas
gangguan yang membuat interaksi tetap terjaga.
2. Bersikap sensitif dan pribadi
Gunakan pendekatan pembukaan idnividual, sesuaikan dengan gaya komunikatif
pasien. Buat wawancara dengan gaya yang menyenangkan, memperkenalkan diri, dan
bersifat akrab.
Membangun hubungan dapat dilakukan dengan meninjau berkas pasien terlebih
dahulu.
3. Mengadaptasi Pembukaan
Isi pembukaan setelah salam dan senda gurau tergantung pada siapa yang memulai
wawancara dan seberapa banyak informasi yang dipertukarkan sebelum wawancara.
Misalnya, apa yang dapat saya lakukan untuk anda.
Tipe kedua adalah bertanya apa yangmenajdi keluhannya. Berfokus pada gejala2 spesifik.
C. Mendapatkan Informasi
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan, untuk mendapatkan informasi.
1. Kenali Hambatan untuk mendapatkan Informasi
2. Trik Cara mendapatkan informasi yang banyak

Mengajukan dan menjawab pertanyaan

Mengungkapkan Cerita

Mendengarkan, Melihat, dan Berbicara
3. Mengatasi Hambatan Bahasa

Bersabarlah dalam menyelidiki pasien.

Hindari kata seru yang menjengkelkan.

Hindari menebak-nebak sesuatu masalah

Gunakan pertanyaan mengarah. Cintohnya, Anda tidak bisa menekuk
lutut bukan? Anda sebelumnya sudah pernah kesini bukan?
D. Memberikan Informasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan informasi adalah:
1. Penyebab kerugian dan distorsi Informasi

Sikap Penyedia

Masalah dengan pasien

Metode yang tidak efektif
2. Memberikan informasi dengan lebih efektif
2015
5
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Seorang pasien yang ingin tahu adalah pasien yang ingin mendapat informasi

Bantu mereka mengenali toeri mereka sendiri

Dukung pasien untuk bertanya dengan metode rangankain pertanyaan
mengundang

Mintalah pasien untuk mengulang informasi

Kurangi penjelasan kata-kata ilmiah yang tidak dipahami

Libatkan sejumlah sumber dalam proses.

Sertakan
anggota
keluarga
dalam
membantu
mempertahankan
dan
menginterpretasikan informasi

Atur informasi secara sistematis untuk membantu mengingat.

Sajikan instruksi penting, sehingga mereka tidak tersesat dalam reaksi untuk
diagnosis.

Gunakan berbagai media, leaflett, itnernett, dll.
E. Meyakinkan, Menyarankan, dan Merekomendasikan
Sebagian besar doker berorientasi pada tugas, dan tentu saja mengharapkan
pasien mengikuti rekomendasi yang diberikan dokter, karena dokter memiliki otoritas,
keahlian, dan pelatihan. Namun, sayang kepatuhan pasien rendah. Oleh karena itu,
penyedia jasa kesehatan harus memberikan informasi. Penyedia jasa kesehatan juga
harus bertindak sebagai penasihat untukmembantu pasien dalammemahami dan
menangani masalah danbujukan untuk meyakinkan pasien agar mengikuti rekomendasi
secara akurat dan tepat.
-
Hambatan penyuluhan yang efektif
Berikut ini merupakan hambatan dalam melakukan upaya penyuluhan yang
efektif.

Menggunakan humor untuk menghindari masalah

Menyangkal keseriusan masalah

Mengejar masalah yang tidak urgent

Mengabaikan perhatian medis dengan menolak sumber informasi pasien
seperti internet atau majalah populer

Memberikan dorongan minimal

Mengabaikan komentar pasien atau pertanyaan, mungkin dengan
berpura-pura tidak mendengar

2015
6
Menjadi asik dalam pekerjaan fisik
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-

Mengubah subjek

Berpura-pura memiliki kekurangan informasi

Melarikan diri dari ruangan
Penyuluhan yang efektif dan Meyakinkan
Ada sebuah hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi dokter, perawat,
komptensi dukungan dan kepedulian, dengan kepuasan pasien.
1. Memilih pendekatan yang sesuai
Pilihlah pendekatan yang kolaboratif dan paling cocok dengan pasien saat ini.
Berikut ini adalah pendekatan dalam wawancara setting klinis
Suatu pendekatan aktif di anjurkan ketika pasien bersifat pasif dan tidak mampu
berpartisipasi.
Pendekatan non direktif, dalan hal ini penyedia jasa sebagai penasihat, dianjurkan
ketika pasien telah memenuhi persyaratan karena sakit akut dan dengan demikian, tidak
ada kapasitas penuh.
Sebuah partisipasi bersama (kombinasi direktif dan non direktif) direkomendasikan
saat pengumpulan data, pemecahan masalah, dan mengelola penyakit seorang pasien yang
dapat berpartisipasi sepenuhnya.
Terlepas dari apapun pendekatan yang digunakan, maka berusahalah untuk selalu
melakuakan kolaborasi selama wawancara dengan menunjukkan rasa hormat terhadap
agenda pasien dan mendorong kepekaan bersama. Kepatuhan terhadap pengobatan dan
instruksi adalah paling mungkin ketika komunikasi yang optimal terjadi. Berusaha untuk
menemukan alasan logis dan menggunakan bantahan bijaksana.
2. Memberikan iklim yang sesuai
Seorang pasien didorong untuk untuk melakukan perubahan dalam waktu tertentu.
Namun demikian, harus selalu diingat bahwa perubahan tidak berubah secara sekaligus.
Mengungkapkan humor dapat menciptakan iklim yang sesuai.
3. Mendorong Interaksi
Berikut ini adalah beberapa cara agar pasien mau bercerita
1. Cara agar pasien berbagi pengalaman dan perasaan adalah dengan menceritakan
pengalaman penyedia jasa.
2015
7
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Menggunakan komunikasi non verbal seperti anggukan, kontak mata, dan anggukan
untuk menunjukkan kepedulian terhadap pasien.
3. Dengarkan dengan empati, sehingga bisa melihat situasi
4. Gunakan berbagai tanggapan dan reaksi non direktif
5. Memberi nasihat hanya bila pasein kurang informasi, salah informasi.
6. Hindari menyalahkan atau menghakimi yang dapat menciptakan hubungan
permusahan. Ketakutan dapat menyebabkan penolakan pasien atau menghindari
kegiatan, obat-obatan, dan pemeriksaan.
7. Menawarkan pujian untuk hal yangsudah dilakukan pasien.
4. Mempertimbangkan Solusi
Penyedia jasa kesehatan dan pasien harus bersama-sama membangun sebuah
rencana tindakan yang mengakui kendala sosial, psikologis, dan keuangan. Strategi yang
dapat diterapkan adalah memungkinkan pasien untuk membuat cerita mereka sendiri
tentang kesehatan mereka, mendorong pasien untuk mengasumsikan pertanggungjawaban
atas keputusan mereka, mengidentifikasi tujuan jangka pendek, dan berkolaborasi.
Dengan kata lain, ini adalah sebuah langkah persuasi kepada pasien untuk membuat
perubahan dari diri sendiri.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menunjukkan betapa mudahnya
mengikuti instruksi dari dokter, serta memberikan harapan dari perubahan yang dilakukan.
2015
8
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
F. Menutup wawancara
Saat menutup wawancara setting klinis, kedua belah pihak perlu memahami
secaralengkap dan jelas yang telah mereka bahas, informasi yang telah mereka
tukar, rekomendasi yang dibuat, dan kesepakatan yang dicapai. Penerimaan
pertanyaan menyelidik sangat penting sebagai perangkat penutupan awal: “apakah
ada hal lainyang ingin dibahas hari ini?”, “apakah ada masalah lain yang belum
ditangani?”.
Fase ringkasan wawancara tidak hanya harus masuk akal bagi pasien, tetapi
jug aharus masuk akal dalam hal perawatan medis dokter yang idtawarkan. Buatlah
kesimpulan yang menyeluruh, tapi tidak berlebihan dengan terlalu banyak informasi.
Ajukan pertanyaan untuk memastikan pasien memahami yang telah terjadi, yang
telah disepakati, dan yang akan terjadi selanjutnya, terutama tanggung jawab dan
tugas pasien. Mintalah pasien untuk memberitahu Anda dengan kata-kata mereka
untuk mengungkapkan kebingungan, kesalahpahaman, niat, dan pertukaran
informasi.
Tutup
interaksi
dengan
catatan
positif
dan
produktif
yang
mengkomunikasikan pemahaman, empati, kepercayaan, dan penuh perhatian. Cara
menutup wawancara masing-masing pihak akan meningkatkan atau mengurangi
hubungan, dan mempengaruhi sifat interaksi berikutnya dan apakah akan ada
interaksi selanjutnya atau tidak.
Sebuah penelitian baru mengungkapkan “kepuasan pasien pasca kunjungan
dengan komunikasi doketer sangat penting karena hal tersebut terkait secara positif
dengan ukuran objektif dari kecakapan pasien, ketaatan pasien terhadap
rekomendasi medis, dan perawatan lanjutan.
2015
9
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Stewart, J.C., Cash, W.B. (2000). Interviewing: Principles and Practices. United States of
America: The McGraw-Hill
2. Rahayu, I.T. (2004). Observasi & Wawancara. Malang: Bayumedia Publishing
2015
10
Metode Wawancara
Irma H. Aliyyah, M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download