tekomTeori

advertisement
TEORI BUDAYA ORGANISASI
1. Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan
yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada
pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
2. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya
organisasi.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan
interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam.
ASUMS
I
Jaring Laba-laba dan Organisasi
 Jaring yang diibaratkan seperti jaring laba-laba merupakan residu dari
proses komunikasi.
 Tiap budaya berbeda dan keunikannya harus dihargai.
Pemahaman
mendalam
Etnografi:
mendasarkanya
pada
yang
 Untuk memahami budaya, seseorang harus melihatnya dari
sudut pandang anggota budaya tersebut.
 Merupakan sebuah metodologi yang menguak makna.
Performa Komunikatif
 Performa Ritual
 Performa Hasrat
 Performa Sosial
 Performa politis
 Performa Enkulturasi
TEORI DISONANSI KOGNITIF
ASUMSI-ASUMSI:
1. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan,
sikap, dan perilakunya.
2. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis
3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang
untuk melakukan tindakan tindakan dangan dampak yang dapat
diukur.
4. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi
dan usaha untuk mengurangi disonansi
Konsep dan Proses Disonansi Kognitif:
a.



b.



Tingkat Disonansi Kognitif:
Tingkat Kepentingan
Jumlah disonansi dipengaruhu oleh rasio disonansi
Tingkat disonansi dipengaruhi oleh rasionalitas
Mengatasi Disonansi:
Mengurangi pentingnya disonansi
Menambahkan konsonan
Menghapuskan disonansi dengan cara
tertentu
c.




Disonansi Kognitif dan persepsi:
Terpaan Selektif
Perhatia Selektif
Retensi Selektif
Intrepetasi Selektif
d. Justifikasi Minimal: Menawarkan
Jumlah intensif paling kecil yang
dibutuhkan untuk mendapatkan
persetujuan.
Teori Disonansi Kognitif dan Persuasi:


persuasi berhubungan dengan pengambil keputusan,.
penyesalan pembeli, yaitu disonansi yang sering kali dialami
seseorang setelah memutuskan suatu pembelian yang besar.
GROUPTHINK
1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang
mempromosikan kohesivitas tinggi.
2. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses
yang menyatu.
3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering
kali bersifat kompleks.
Kondisi Pendahulu
Gejala Groupthink
Pembuat keputusan
membentuk kelompok yang
kohesif.
Kesalahan struktural dari
organisasi.
 Isolasi kelompok
 Kurang tradisi
kepemimpinan yang
imparsial.
 Kurangnya norma yang
membutuhkan prosedur
metodis.
 Homogenitas latar belakang
sosial dan ideologi dari
anggota.
Karakteristik yang
menghasilkan tekanan.
ASUMSI-ASUMSI
Pencarian
persetujuan
Keputusa
n yang
berpoten
si gagal
1. Penilaian berlebihan
terhadap kelompok.
 Ilusi akan ketidak
tentraman.
 Keyakinan akan maralitas
yang tertanam di dalam
kelompok.
2. Ketertutupan pikiran.
 Stereotip kelompok luar.
 Rasionalitas kolektif.
3. Tekanan untuk mencapai
keseragaman.
 Sensor diri.
 Ilusi akan adanya
kebulatan suara.
 Self oppinted
mindguards.
 Tekanan langsung pada
penentang.
Cara Mencegah Terjadinya Groupthink:
1. Dibutuhkan supervisi dan kontrol.
2. Mendukung adanya pelaporan kecurangan (whistle-blowing)
dalam kelompok.
3. Menerima adanya keberatan di dalam kelompok.
4. Menyeimbangkan konsensus dan suara mayoritas.
TEORI INFORMASI ORGANISASI
1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi.
2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal
ketidakjelasannya.
3. Organisasi manusia terlibat dalam pemrosesan informasi
untuk mengurangi ketidakjelasan informasi.
1. Lingkungan Informasi: ketersediaan semua rangsangan dalam sebuah
organisasi.
2. Ketidakjelasan Informasi: karena ada banyaknya informasi sehingga
muncul banyak interpretasi dari sebuah informasi yang akan membuat
ketidakjelasan informasi.
3. Aturan: panduan di dalam organisasi untuk menilai respons-respons
terhadap informasi yang tidak jelas.
 Durasi
 Personel
 Keberhasilan
 Usaha
4. Siklus: serangkaian perilaku komunikasi untuk mengurangi
ketidakjelasan.
 Tindakan
 Respons
 penyesuaian
ASUMSI
KONSEP
Prinsip Ketidak jelasan:
1. Sebuah organisasi harus menganalisis hubungan antara ketidakjelasan
informasi, aturan yang dimiliki organisasi untuk menghilangkan
ketidakjelasan informasi, dan siklus komunikasi yang harus digunakan.
2. Asosiasi antara jumlah aturan yang dibutuhkkan dan jumlah siklus yang
dapat digunakan untuk mengurangi ketidakjelasan.
3. Hubungan langsung antara jumlah siklus yang digunakan dan jumlah
ketidakjelasan yang tersisa.
Mengurangi ketidakjelasan:
1. Enactment: interpretasi dari informasi yang diterima oleh organisasi.
2. Seleksi: memilih metode terbaik untuk mendapatkan informasi.
3. Retensi: ingatan kolektif yang memungkinkan seseorang untuk
mencapai tujuan.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
ASUMSI-ASUMSI:
1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia.
 Manusia bertindak berdasarkanmakna yang diberikan orang lain
 Makna diciptakan dalam interaksi manusia.
 Makna dimodifikasi melalui proses interpretatif.
2. Pentingnya Konsep mengenai diri
 Individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi
 Konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku
3. Hubungan antara individu dan masyarakat.
 Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial
 Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial
KONSEP PENTING:
1. Pikiran: Kemampuan menggunakan simbol-simbol dengan makna
sosial yang sama.
2. Diri: Membayangkan bagaiman kita dilihat oleh orang lain.
3. Masyarakat: Jejaring hubungan sosial yang diciptakan dan
dprespons oleh manusia.
TEORI PERTUKARAN SOSIAL
Mengenai sifat dasar manusia:
1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman.
2. Mannusia adalah makhluk rasional.
3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan
dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu
orang ke orang lainnya.
ASUMSI-ASUMSI
Mengenai sifat dasar dasar dari suatu hubungan:
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan.
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses.
Evaluasi dari Sebuah Hubungan: Mengapa bertahan atau pergi dalam
sebuah hubungan
1. Level Perbandingan: standart bagi apa yang dianggap
seseorang harus ia dapatkan dalam sebuah hubungan.
2. Level Perbandingan untuk Alternatif: bagaiman seseorang
mengevaluasi hubungan berdasarkan alternatif-alternatif apa
yang mereka miliki dari sebuah hubungan.
Pola Pertukaran: SET dalam Praktek

1.
2.

1.
Konsep Kekuasaan:
Pengendalian Nasib: kemempuan untuk memengaruhi hasil akhir pasangan
Pengendalian Perilaku: kemampuan untuk merubah perilaku pasangan
Tiga Matriks (Mengilustrasikan Pola):
Matriks Terkondisi: Batasan pada pilihan-pilihan yang dikarenakan lingkungan
dan atau level keahlian sendiri.
2. Matiks Efektif: Perubahan yang dapat dilakukan terhadap matriks terkondisi
dengan, misalnya mempelajari keahlian baru.
3. Matriks disposisional: Keyakinan yang anda miliki mengenai suatu hubungan.
Strutuktur Pertukaran
1. Pertukaran Langsung: Pertukaran di mana dua orang saling berbalas
pengorbanan dan penghargaan.
2. Pertukaran tergeneralisasi: Pertukaran di mana timbal balik yang
terjadi melibatkan jaringan sosial dan tidak terbatas pada dua individu.
3. Pertukaran Produktif: Pertukaran di mana kedua belah pihak
mengalami pengorbanan dan mendapatkan keuntungan secara
simultan.
TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF
1. Kelompok dan organisasi diproduksi melalui penggunaan aturan
dan sumber daya.
2. Aturan komunikasi berfungsi baik sebagai medium untuk
maupun hasil akhir dari interaksi.
3. Struktur kekuasaan ada di dalam organisasi dan menuntun
proses pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi
mengenai bagaimana untuk mencapai tujuan kita dengan cara
yang terbaik.
ASUMSI-ASUMSI
Agensi dan Refleksivitas:


Agensi: Perilaku atau aktivitas yang digunakan di dalam lingkungan sosial.
Refleksifitas: kemampuan seseorang untuk memonitor tindakan atau
perilakunya.
Dualitas Struktur:
 Sumber daya: atribut atau barang meterial yang dapat digunakan untuk
menjalankan kekuasaan dalam sebuah organisasi.
 Sumber daya alokatif: bantuan material yang digunakan untuk membantu
kelompok untuk mencapai tujuan mereka.
 Sumber daya otoritas: bantuan interpersonal yang digunakan untuk membantu
kelompok dalam mencapai tujuan mereka.
 Kekuasaan penghargaan
 Kekuasaan koersif
 Kekuasaan referen
 Kekuasaan legitimasi
 Kekuasaan pakar
Elemen-elemen
Integrasi Sosial: Resiprositas perilaku komunikasi dalam interaksi.
Penerapan Ruang dan Wakru.
 Ruang dilihat sebagai sebuah elemen kontekstual yang mempunyai makna begai
berbagai anggota kelompok atau organisasi.
 Elemen ini adalah faktor-faktor yang membuat kita mampu terlibat di dalam
komunikasi.
Penstrukturan dan Pengambilan Keputusan Kelompok.




Faktor Objektif
Faktor Kelompok
Faktor Tugas Kelompok
Faktor Struktural Kelompok
TEORI PENETRASI SOSIAL
1. Hubungan-hubungan mengalami kemajuan dari tidak intim menjadi
intim.
2. Secara umum, perkembangan hubungan sistemetis dan dapat diprediksi.
3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi sosial (penarikan diri)
dan disolasi.
4. Pembukaan diri adalah inti perkembangan hubungan.
ASUMSI-ASUMSI
Analogi Bawang

Merupakan perwakilan berbagai aspek dari kepribadian seseorang, atau
yang dapat dilihat secara lengsung.
Dimensi Penetrasi Sosial


Keluasan: jumlah topik yang didiskusikan dalam
sebuah hubungan.
Kedalaman: tingkat keintiman yang menuntun diskusi
mengenai suatu topik.
Biaya dan Keuntungan dalam Berhubungan
 Melibatkan bantuan-bantuan yang menciptakan kewajiban di masa datang dan oleh
karenanya membawa sebuah pengaruh mendsar dalam sebuah hubungan sosial.
 Hubungan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk penghargaan dan pengorbanan,
 Penghargaan: segala bentuk peristiwa hubungan atau perilaku-perilaku yang
mendorong kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan dalam pasangan.
 Pengorbanan: segala peristiwa hubungan atau perilaku-perilaku yang
mendorong munculnya perasaan negatif.
Tahapan Proses Penetrasi Sosial
Orientasi
Membuka sedikit
informasi tentang
diri kita pada orang
lain.
Pertukaran
Penjajakan Afektif
Munculnya
kepribadian
seseorang.
Pertukaran Afektif
Pertukaran Stabil
Komunikasi yang
spontan,
penggunaan idiom
pribadi.
Komunikasi yang
efisien,
dibangunnya
sebuah sistem
komunikasi
interpersonal.
TEORI PELANGGARAN HARAPAN
Hubungan Ruang:
1. Zona Prosemik:



Jarak Intim
Jarak Personal
Jarak Sosial
2. Kewilayahan:



Wilayah Primer
Wilayah Sekunder
Wilayah Publik
1. Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia.
 Harapan Prainteraksional.
 Harapan Interaksional.
2. Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari
3. Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal.
ASUMSI-ASUMSI
Valensi Penghargaan Komunikator.

Jumlah dari kerakteristik-karakteristik positif dan
negatif dari seseorang dan potensi bagi orang itu
untuk memberikan penghargaan atau hukuman.
Rangsangan: Minat atau perhatian yang meningkat ketika
penyimpangan harapan terjadi.


Rangsangan Kognitif.
Rangsangan Fisik.
Batas Ancaman.

Jarak di mana orang yang berinteraksi mengalami
ketidaknyamanan fisik dan fisiologis dengan
kehadiran orang lain.
Valensi Pelanggaran.

Nilai positif atau negatif dari penyimpangan harapan.
PART 2
TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Kondisi Terdahulu.
Ada 3 kondisi pendahulu untuk pengurangan ketidakpastian:



Ketika orang satunya mempunya potensi untuk
memberikan penghargaan atau hukuman.
Ketika orang satunya berperilaku kebalikan dari yang
diharapkan.
Ketika seseorang mengharapkan interaksi selanjutnya
dengan orang lain.
Strategi
1. Strategi Pasif
 Pencarian Reaktifitas
 Pencarian Ketidakterbatasan
2. Strategi Aktif
3. Strategi Interaktif
Hubungan yang Mapan: Melampaui Perjumpaan Awal



Ketidakpastian dalam hubungan yang mapan mungkin berbeda dibandingkan
ketidakpastian dalam perjumpaan awal.
Ketidakpastian mungkin berfunfsi secara dialektis di dalam hubungan, karenanya
mungkin terdapat sebuah ketegangan antara mengurangi dan meningkatkan ketidak
pastian dalam hubungan yang mapan.
Seseorang dalam tahapan mapan mengalami jenis ketidakpastian yang berbeda
dibandingkan dalam perjumpaan awal. Ketidakpasyian ini dikatakan sebagai
ketidakpastian hubungan (kurangnya kepastian mengenai masa depan dan status
hubungan.
KONTEKS


Budaya Konteks Rendah
Budaya Konteks Tinggi
Penghindaran Ketidak Pastian


Usaha untuk menolak atau menghindari situasi yang ambigu.
Penghindaran ketidakpastian merujuk pada toleransi seseorang
untuk ketidakpastian.
PART 1
TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
ASUMSI-ASUMSI
1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal.
2. Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stres secara
kognitif.
 Fase awal
 Fase personal
 Fase akhir
3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi
ketidakpastian mereka atau meningkatkan prediktabilitas.
4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui
tahapan-tahapan.
5. Komunikasi interpersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian.
6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiring
berjalannya waktu.
7. Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti
hukum.
AKSIOMA TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
KONSEP UTAMA
Ketidakpastian
Ketidakpastian
Ketidakpastian
Ketidakpastian
Ketidakpastian
Ketidakpastian
Ketidakpastian
HUBUNGAN
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
KONSEP YANG BERHUBUNGAN
Komunikasi Verbal
Ekspresi Afiliatif Nonverbal
Pencarian Informasi
Tingkat Keintiman Komunikasi
Resiprositas
Kesamaan
Kesukaan
TEORI MANAJEMEN PRIVASI KOMUNIKASI
Informasi Privat
Batasan Privat
ASUMSI-ASUMSI DASAR:
Kontrol dan Kepimilikan
Sistem Manajemen berdasarkan
Aturan
Dialektika Manajemen
Karakteristik aturan privasi:
Proses-proses dalam
sistem manajemen
berdasarkan aturan.
1. Pengembangan aturan.
2. Atribut-atribut aturan.
Koordinasi batasan:
1. Pertalian batasan.
2. Hak-hak kepemilikan batasan.
3. Permebilitas (Daya tembus)
batasan
Turbulensi Batasan: muncul ketika aturanaturan koordinasi batasan tidak jelas atau
ketika harapan orang untuk manajemen
privasi berkonflik antara satu dengan
lainnya.
Informasi Privat
 Menguraikan konsep-konsep mengenai privasi dan
keintiman dan mempelajari bagaimana mereka saling
berhubungan.
Batasan Privat


Batasan Kolektif: batasan di seputar informasi privat
yang melibatkan lebih dari satu orang.
Batasan Personal: batasan di seputar informasi privat
yang melibatkan hanya satu orang saja.
Kontrol dan Kepemilikan: asumsi ini bergantung
pada ide bahwa orang merasa mereka memiliki
informasi privat mengenai diri mereka sendiri.
Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan:
kerangka untuk memahami keputusan yang
dibuat orang mengenai informasi privat.
Dialektika
Manajemen:
berfokus
pada
ketegangan-ketegangan antara keinginan untuk
mengungkapkan informasi privat dan keinginan
untuk menutupinya.
TEORI MANAJEMEN MAKNA TERKOORDINASI
1. Manusia hidup dalam komunikasi
2. Manusia saling menciptakan realitas sosial
3. Transaksi informasi bergantung kepada makna
pribadi dan interpersonal
ASUMSI-ASUMSI:
Hierarki dari makna yang terorganisasi
KETERANGAN:
1.ISI
2. TINDAK TUTUR
3. EPISODE
4. HUBUNGAN
5.NASKAH KEHIDUPAN 6. POLA BUDAYA
Koordinasi Makna: Mengartikan Urutan


Memahami koordinasi adalah dengan mengamati orangorang berinteraksi dalam sehari-hari.
Koordinasi ada ketika dua orang berusaha untuk
mengartikan pesan-pesan yang berurutan dalam
percakapan mereka.
Pengaruh terhadap Proses Koordinasi
1. Moralitas
2. Sumber Daya
3. Aturan-aturan yang diikuti oleh orang-orang yang terlibat
dalam pembicaraan.
Aturan dan Pola Berulang yang tidak diinginkan.

Aturan Konstutitutif: Mengorganisasikan perilaku dan membantu kita
untuk memahami bagaimana makna diintepretasikan.
Aturan Regulatif: Tuntutan bagi orang-orang dalam berperilaku.
Pola berulang yang tidak diinginkan: Konflik yang berulang dan tidak
diinginkan yang terjadi dalam sebuah hubungan.


Rangkaian Seimbang dan Rangkaian Tidak Seimbang.


Rangkaian Seimbang: ketika rangkaian berjalan dengan konsisten
melalui tingkatan-tingkatan yang ada dalam hierarki.
Rangkaian Tidak Seimbang: tidak konsisten dengan level-level yang lebih
tinggi di dalam hierarki yang ada.
Download