Makna kepribadian menurut pengertian sehari

advertisement
KEPRIBADIAN ADALAH KESELURUHAN CARA
SEORANG INDIVIDU BEREAKSI DAN
BERINTERAKSI DENGAN INDIVIDU
LAIN.KEPRIBADIAN PALING SERING
DIDESKRIPSIKAN DALAM ISTILAH SIFAT
YANG BISA DIUKUR YANG DITUNJUKKAN OLEH
SESEORANG
MAKNA KEPRIBADIAN MENURUT PENGERTIAN SEHARI-HARI
DISAMPING ITU KEPRIBADIAN SERING DIARTIKAN DENGAN CIRI-CIRI
YANG MENONJOL PADA DIRI INDIVIDU, SEPERTI KEPADA ORANG YANG
PEMALU DIKENAKAN ATRIBUT “BERKEPRIBADIAN PEMALU”. KEPADA
ORANG SUPEL DIBERIKAN ATRIBUT “BERKEPRIBADIAN SUPEL” DAN
KEPADA ORANG YANG PLIN-PLAN, PENGECUT, DAN SEMACAMNYA
DIBERIKAN ATRIBUT “TIDAK PUNYA KEPRIBADIAN”.
Menurut pendapat Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,
2005) bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu
sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses
respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional,
frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang
aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau
ambivalen.

Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah,
sedih, atau putus asa

Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko
dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko
secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan
ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai
berikut :
Kepribadian
yang
sehat

Mampu menilai diri
sendiri secara
realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara
fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik
dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya
secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang
tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap
optimistik.

Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah
kehidupan yang dihadapinya.

Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress
secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan
pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau
masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang
lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan
dengan orang lain.

Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang
dianutnya.
Kepribadian yang tidak sehat















Mudah marah (tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau
terhadap binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat
organis)
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Faktor-faktor penentu kepribadian
 Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter adalah lingkungan di mana
seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain
yang seorang manusia dapat alami
 Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang
individu.[1] Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen,
komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama
biologis adalah karakteristik yang pada umumnya
dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut,
yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan
dari individu
Cara identifikasi kepribadian

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan empat
karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe
kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu
diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif]] atau
intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini adalah
instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan.
MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti
Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit,
institusi pendidikan, dan angkatan bersenjata AS.
Model Lima Besar

Myers-Briggs Type Indicator kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi
hal tersebut tidak berlaku pada model lima faktor kepribadian -yang biasanya
disebut Model Lima Besar. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar
penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan
mencakup sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian
manusia.Faktor-faktor lima besar mencakup ekstraversi, mudah akur dan
bersepakat, sifat berhati-hati, stabilitas emosi, dan terbuka terhadap hal-hal baru
aspek-aspek kejiwaan dalam pribadi seseorang yang sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari atau dalam latihan-latihan,
karena latihan yang kita laksanakan berhubungan dengan manusia
sebagai objek dengan membawa berbagai karakter, tipe
kepribadian dan temperamen
A.
Perasaan
Kerap kali kita melihat orang tampak gembira atau sedih. Gembira atau
sedih ini adalah pernyataan-pernyataan perasaan. Perasaan itu
menyatakan sesuatu tentang keadaan jiwa pada suatu saat. Ada rasa
“suka dan tidak suka”.
 Rasa suka adalah rasa yang menyenangkan : enak, ketenangan,
keindahan, lezat, kebahagiaan dan sebagainya. Rasa tidak suka adalah
rasa yang tidak enak, tidak menyenangkan, dukacita, takut, khawatir,
gelisah, kesedihan, kacau dan sebagainya.
B.Prasangka
Prasangka adalah predisposisi untuk memberikan penilaian yang
diskriminatif terhadap pribadi atau kelompok tertentu. Menurut
analisis transaksional, hal ini terjadi karena cara hidup yang kita
peroleh dari pengalaman sejak kecil atau masa lalu menjadikan
kita tidak dapat melihat keadaan sebenarnya dengan jelas.
Kita mempunyai harapan-harapan tertentu tentang orang lain –
seringkali harapan yang bersifat negatif--, karena perbedaan
jenis kelamin, suku bangsa, agama atau perbedaan kelompok.
Harapan-harapan demikian seringkali tidak diajarkan terus
terang pada kita, tetapi diangkat dari pengamatan kita terhadap
prasangka mereka yang berpengaruh pada masa kecil kita.
C.Delusi
Delusi merupakan keyakinan semu yang sesungguhnya tidak benar, dan
tidak dapat dikoreksi dengan pikiran sehat.
D.Atribusi
Kita semua mencoba memahami pengalaman-pengalaman kita, kemudian berupaya agar pengalamanpengalaman tersebut bermakna, dan menafsirkannya
E.Disonansi Kognitif

Adakalanya pemahaman kita terganggu, sehingga menyulitkan kita. Kita juga merasakan disonansi
kognitif bila sikap dan tingkah laku kita tidak serasi. Disonansi kognitif terjadi bila kehidupan
psikologis kita tidak harmonis.
F.Gaya Interpersonal

Gaya interpersonal berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang lain dan perlakuan orang lain
terhadap diri kita sesuai dengan yang kita harapkan. Orang dewasa seperti halnya anak-anak,
berbeda caranya berkomunikasi dengan orang lain
G.Tahap Impulsif

Baginya, suatu perbuatan yang tercela hanyalah perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, SSO
hidup menurut impulsnya
TIPE TIPE KEPRIBADIAN

The Inspirer adalah inisiator dalam perubahan, tajam dalam perseptif
adanya kemungkinan. Mereka memberi energi dan merangsang orang lain
melalui api antusiasme mereka.

Ringkasan: Hangat, antusias dan imajinatif. Melihat hidup penuh dengan
kemungkinan. Membuat hubungan antara peristiwa dan informasi, dan
percaya diri untuk melanjutkan sesuatu berdasarkan pola yang mereka lihat.
Ingin banyak penegasan dari orang lain, dan siap memberikan apresiasi dan
dukungan. Spontan dan fleksibel, sering mengandalkan kemampuan
mereka untuk berimprovisasi dan kefasihan lisan mereka.

Keywords: Gagasan dan kemungkinan, antusiasme, energi tinggi,
keterampilan, beradaptasi, kreatif.

Karir pekerjaan: Konseling, psikolog, guru, agama, seniman, hubungan
masyarakat, musisi, komposer.
The Giver
Mereka suka mencari kesinambungan melalui hubungan yang
harmonis dan nilai-nilai kolektif. Mereka unggul dalam
memilah suatu situasi dan bertindak sesuai dengan situasi,
memberikan kehangatan dalam sebuah peraturan atau mengubah
asam menjadi manis


The Giver fokus pada orang lain, merasa menjadi cahaya ketika orang di sekitar
mereka bahagia, dan terganggu ketika ada sesuatu yang salah. Mereka adalah
pemandu sorak, sering menyatakan dukungan, syukur, dan dorongan, dan
memberikan pujian ke orang yang mereka hargai. Mereka mencatat apa yang
sedang dilakukan dan apa yang perlu dilakukan, menawarkan bantuan mereka
di mana pun diperlukan.
Ringkasan: Hangat, empati, responsif dan bertanggung jawab. Sangat peka
terhadap emosi, kebutuhan, dan motivasi orang lain. Menemukan potensi dalam
diri setiap orang dan ingin membantu orang lain memenuhi potensi mereka.
Dapat bertindak sebagai katalis untuk pertumbuhan individu dan kelompok.
Setia, responsif terhadap pujian dan kritik. Sociable, memfasilitasi orang lain
dalam kelompok, dan memberikan inspirasi kepemimpinan.
Kata kunci: Terorganisir, mengembangkan sumber daya manusia, pembangun
konsensus, terampil, energi tinggi, antusias.
Karir pekerjaan: Agamawan, konselor, dokter, desainer, eksekutif dan
kepemimpinan.
The Executive
The Executive fokus pada cara yang paling efisien dan terorganisir
melakukan sebuah tugas. Kualitas ini, bersama dengan orientasi
tujuan mereka
 Ringkasan: Tegas, menganggap kepemimpinan adalah hal
mudah. Cepat melihat prosedur yang tidak logis dan tidak
efisien dalam kebijakan. Mengembangkan dan
menerapkan sistem yang komprehensif untuk
memecahkan masalah organisasi. Memperluas
pengetahuan dan menyalurkannya kepada orang lain. Kuat
dalam menyajikan ide-ide mereka.
 Kata kunci: Organisasi, pemecahan masalah di tingkat
sistem, tegas, analitis, visi jangka panjang.
Karir pekerjaan: Eksekutif, manajemen, kepemimpinan,
konsultan, SDM, komputer profesional, dokter, pemasaran
The Visionary
The Visionary sering digambarkan sebagai orang yang pintar,
komunikatif, antusias, ramah, inovatif, fleksibel, dan
setia.The Visionary termotivasi oleh keinginan untuk
memahami dan memperbaiki dunia mereka.
 Ringkasan: Gesit, inovatif, merangsang, waspada dan
banyak bicara. Banyak akal dalam memecahkan masalah
baru dan menantang. Mahir menghasilkan kemungkinankemungkinan konseptual dan kemudian menganalisa
mereka secara strategis. Pandai membaca orang lain.
Bosan dengan rutinitas, jarang akan melakukan hal yang
sama dengan cara yang sama, cenderung beralih ke hal
baru yang menarik.
 Kata kunci: Kreatif, pemecahan masalah di tingkat sistem,
analisis, teknis, kewirausahaan.
Karir pekerjaan: Ilmu, manajemen, teknologi, seni,
pemasaran, komputer profesional, psikiater.
Download