upaya guru meningkatkan kedisiplinan belajar melalui bimbingan

advertisement
UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR
MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN
TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh : Ambar Budi Suprihatin
(11502094)
Abstract
The purpose of the research is to find out an effort of teacher to improve
discipline in learning through guidance of learning by giving homework method
at the fifth grade students of SDI Diponegoro Surakarta in the academic year f
2015/2015.
This research is a classroom action research. The population of the
research is the fifth grade students of SDI Diponegoro, nameliy 30 students.
Methods of collecting data used interview, observation, and documentation.
Triangulation used triangulation data and method triangulation. Methods of
analyzing data used analysis of descriptive qualitative consisting of data
reduction, data display, and drawing a conclusion.
Based on the result of interview and observation, it can known that after
giving learning guidance service by giving homework method, there is a good
change. It can be proven by doing exercise at schools are decreased and the
students’ discipline in learning are improved.
Keywords: Discipline of Learning, Guidance of Learning, Method of Giving
Home work.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keadaan siswa pada saat ini sudah
menggejala pada kemalasan belajar. Hal
ini dapat dilihat dengan berkurangnya
perhatian siswa terhadap pelajaran,
kelalaian dalam mengerjakan tugas,
kelalaian dalam mengerjakan pekerjaan
rumah, permintaan penundaan ulangan
harian dan sebagainya. Gejala kemalasan
belajar ini mengakibatkan prestasi belajar
yang diraih rendah. Gejala-gejala ini
dimungkinkan karena kurang disiplin
belajar siswa.
Kedisiplinan
belajar
menjadi
sesuatu yang sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Perilaku
disiplin belajar juga akan membuat
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan
baik dan teratur. Dalam belajar mengajar,
kedisiplinan belajar yang dimiliki siswa
sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan belajar. Kedisiplinan belajar
bisa dicapai oleh siswa melalui beberapa
hal salah satunya adalah melalui proses
bimbingan belajar. Bimbingan belajar
sengaja akan membantu siswa berkembang
ke arah baik dan benar yang diwujudkan
dalam perubahan perilaku belajarnya.
Dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah
karakterisktik siswa yang beraneka ragam.
Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan
belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa
mengalami kesulitan, namun di sisi lain
tidak sedikit pula siswa yang justru dalam
belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis,
sehingga
pada
akhirnya
dapat
menyebabkan prestasi belajar yang
dicapainya berada di bawah semestinya.
Melihat keadaan tersebut di atas
guru ikut merasa terpanggil dan sangat
prihatin atas kenyataan hasil belajar siswa
yang terbilang rendah, yang menunjukkan
bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Bimbingan belajar merupakan
upaya guru untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajarnya,
maka guru perlu mengadakan bimbingan
belajar dengan jalan memberikan motivasi
agar minat belajar siswa meningkat dan
untuk meningkatkan kedisiplinan belajar
siswa yang baik.
Bimbingan belajar yang dilakukan
oleh guru kepada siswa, maka siswa dapat
menyadari perlunya disiplin belajar dan
dengan demikian siswa dapat mengubah
cara belajarnya yang pada akhirnya nilai
yang diperoleh menjadi
lebih baik.
Bimbingan belajar yang dilakukan salah
satunya adalah melalui metode pemberian
tugas rumah agar dapat mengubah cara dan
perilaku dalam belajar bukan hanya di
sekolah namun juga dimulai di rumah.
Melalui pembiasaan belajar di rumah
dengan berbagai tugas rumah yang
diberikan guru maka akan membuat siswa
menjadi disiplin dalam belajar.
Berdasarkan uraian hasil penelitian
yang relevan di atas maka perlu diteliti
tentang : “Upaya Guru Meningkatkan
Kedisiplinan Belajar melalui Bimbingan
Belajar dengan Metode Pemberian Tugas
Rumah pada Siswa Kelas V SDI
Diponegoro Surakarta Tahun pelajaran
2014/2015”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas upaya guru dalam meningkatkan
kedisiplinan
belajar
siswa
melalui
bimbingan
belajar
dengan
metode
pemberian tugas rumah pada siswa kelas V
SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran
2014/2015.
Identifikasi Masalah
1. Ada 65% siswa yang kurang memiliki
kedisiplinan
belajar
sehingga
terpengaruh
pada
kebiasaannya
belajarnya.
2. Belum
optimalnya
pemberian
bimbingan belajar di sekolah dengan
metode pemberian tugas rumah secara
rutin.
3. Masih rendahnya hasil prestasi belajar
harian siswa.
4. Siswa banyak yang mengerjakan tugas
rumah dikerjakan di sekolah sebelum
pelajaran di mulai.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
:
Untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan peningkatan
kedisiplinan belajar melalui bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah sebagai salah satu upaya yang
dilakukan oleh guru
2. Manfaat Praktis : untuk meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa, untuk
mendukung siswa dalam bimbingan
belajar melalui metode pemberian
tugas, dan untuk mengoptimalkan tugas
guru dengan bimbingan belajar untuk
meningkatkan kedisiplinan belajar
siswa.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya guru
meningkatkan kedisiplinan belajar melalui
bimbingan
belajar
dengan
metode
pemberian tugas rumah pada siswa kelas V
SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran
2014/2015.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas
melalui
bimbingan
belajar
dengan
pemberian tugas rumah pada siswa kelas V
SDI Diponegoro Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 permasalahan yang dibahas
adalah
mengupayakan
peningkatan
kedisiplinan siswa melalui bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah.
Perumusan Masalah
Bagaimana upaya guru meningkatkan
kedisiplinan belajar melalui bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah pada siswa kelas V SDI Diponegoro
Surakarta tahun pelajaran 2014/2015?
Penelitian ini akan dilaksanakan di
SDI Diponegoro Surakarta. Adapun alasan
pemilihan sekolah di SDI Diponegoro
Surakarta tersebut sebagai lokasi penelitian
yaitu :
1. Tempat penelitian strategis.
2. Kedisiplinan belajar siswa masih
rendah.
3. Sebelumnya guru telah memberikan
tugas rumah namun belum efektif
diterapkan.
Penelitian ini dilaksanakan selama
satu bulan dimulai pada tanggal 30 Maret
2015 sampai dengan tanggal 30 April
2015.Tahap pelaksanaan pada bulan April
2015 dan tahap pelaporan pada awal bulan
Mei.
1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran
dengan metode pemberian tugas rumah
pada anak kelas V SDI Diponegoro
Surakarta tahun ajaran 2014/2015.
2. Dokumen/arsip yaitu berupa materi
pembelajaran, silabus dan rencana
pembelajaran yang telah dibuat peneliti
dan daftar evaluasi.
Tehnik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
(interviewee)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan
itu (Moleong, 2007: 186) Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi
juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih
mendalam
(Sugiyono,
2007:72).
Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini
mengenai bimbingan
belajar dan upaya guru dalam
mengunakan metode pemberian tugas
rumah.
2. Observasi
Observasi
sebagai
metode
pengumpul data, digunakan dengan
jalan mengamati, mencatat gejala-gejala
yang diselidiki. Pengamatan dapat
dibagi atas pengataman terbuka dan
Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru
melalui
bimbingan
belajar
dengan
melakukan refleksi diri yang tujuannya
untuk meningkatkan kedisiplinan belajar
anak. Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi secara langsung pada saat proses
layanan bimbingan belajar dengan alat
bantu instrumen yang disusun oleh guru
selaku peneliti.
Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan
penelitian ini meliputi :
dalam
pengataman
tertutup.
Pengamatan
terbuka ini adalah pengamat dan latar
penelitian. Pengamatan secara terbuka,
kehadiran pengamat diketahui oleh
subyek, dan para subyek dengan
sukarela
memberikan
kesempatan
kepada pengamat untuk mengamati
peristiwa yang terjadi, dan mereka
menyadari bahwa ada orang yang
mengamati terhadap hal-hal yang
mereka lakukan. Sebaliknya pada
pengamatan
tertutup,
pengamat
beroperasi
dan
mengadakan
pengamatan tanpa diketahui oleh para
subyeknya (Moleong, 2006: 176).
Penelitian ini, penulis melakukan
pengamatan terbuka artinya kehadiran
peneliti diketahui oleh subyek dan
subyek memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk mengamati.
Pada
penelitian ini pengamatan dilakukan
pada peristiwa yang diamati adalah
selama Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) berlangsung.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan, untuk mencatat
segala kegiatan siswa, guru selama
kegiatan belajar berlangsung.
4. Cek list
Cek list digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan dalam kegiatan proses
pembelajaran.
Untuk itu maka pengembangan validitas
data perlu dilakukan. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik triangulasi
data. Menurut Moeloeng triangulasi data
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan data dari sumber
dengan dicek dari sumber lain untuk
pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data (2002: 178) Banyak cara
yang ditempuh dalam proses penelitian
kualitatif. Beberapa cara diantaranya
adalah triangulasi.
Pada penelitian ini menggunakan
triangulasi data dan triangulasi metode.
Triangulasi data, yaitu menggunakan
beberapa
sumber
data
untuk
mengumpulkan data yang sama, dengan
demikian data yang satu akan dikontrol
dengan data yang sama dari sumber yang
berbeda. Teknik triangulasi data atau yang
sering disebut triangulasi sumber ini
mengarahkan penulis untuk menggunakan
beragam sumber data yang tersedia di
dalam mengumpulkan fakta. Penulis
membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi atau
data yang telah diperoleh melalui data
primer (wawancara) dengan data sekunder.
Triangulasi sumber berarti peneliti
membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil kuesioner. Adapun
triangulasi metode dilakukan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda untuk mendapatkan data
yang sejenis, yaitu dengan wawancara dan
observasi.
Keabsahan Data
Keabsahan data (Validitas data)
merupakan jaminan bagi kemantapan
kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.
a. Observasi sebelum anak diberikan
bimbingan belajar.
b. Observasi
saat
pelaksanaan
bimbingan belajar.
c. Observasi untuk evaluasi yang
dilakukan setelah anak selesai
mendapatkan bimbingan belajar.
4. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti mengkaji,
melihat dan mempertimbangkan atas
hasil atau dampak dari tindakan dari
berbagai kriteria. Berdasarkan hasil
refleksi ini peneliti dapat melakukan
refleksi dengan cara revisi perbaikan,
terhadap rencana awal dan selanjutnya
merencanakan untuk perbaikan pada
seklus berikutnya.
Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan/rencana
Tahap persiapan/rencana ini akan
menyusun rencana terhadap bimbingan
belajar. Rencana tindakan bimbingan
belajar meliputi :
a. Membuat bimbingan belajar dengan
2 kali tindakan dengan 4 kali
pertemuan setiap kali tindakan 2
pertemuan.
b. Menyiapkan instrumen bimbingan
belajar.
c. Mempersiapkan
siswa
untuk
mengikuti bimbingan belajar
2. Tahap tindakan
Tahap tindakan ini adalah pelaksanaan
penelitian dengan melakukan tindakan
yang dilakukan dalam bimbingan
belajar untuk siswa yang tidak disiplin
belajar. Tindakan yang dilakukan antara
lain :
a. Membuat bimbingan belajar dengan
metode pemberian tugas rumah
b. Menyiapkan instrumen yang akan
digunakan untuk bimbingan belajar
c. Memberi pengarahan pada siswa
berkaitan dengan kedisiplinan belajar
yang dialaminya.
d. Membimbing siswa untuk dapat
mengimplementasikan
kemampuannya
mengatasi
kedisiplinan belajar.
3. Tahap observasi
Tahap observasi ini akan mengamati
pelaksanaan
tindakan
bimbingan
belajar. Observasi yang dilakukan :
Indikator Keberhasilan
Indikator
keberhasilan
ini
digunakan untuk mengukur ketercapaian
tujuan penelitian. Dalam penelitian ini
dapat dirumuskan indikator-indikator
(Zainal Aqib, 2008: 81) sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya
75%
siswa
meningkat prestasi belajarnya.
2. Sekurang-kurangnya 75% siswa mampu
mengatasi
kedisiplinan
belajar
mengerjakan PR di rumah dan tepat
waktu.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Pada awal pengamatan siswa
kelas V SDI Diponegoro Surakarta
tahun ajaran 2014/2015 kedisiplinan
belajar siswa nampak kurang sekali
bahkan mencapai 65% siswa kurang
disiplin
belajarnya
hal
tersebut
berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Setelah mengetahui kondisi siswa yang
mengalami ketidakdisiplinan belajar
berikutnya
dilakukan
pengamatan
lanjutan untuk mengetahui penyebab
siswa kurang disiplin belajar sehingga
membuat rendah pula prestasi belajar
siswa. Setelah dilakukan pengamatan
maka dapat diketahui hal-hal berikut :
a. Siswa malas untuk belajar
b. Siswa kurang konsentrasi dalam
kegiatan belajar mengajar
c. Siswa kesulitan memahami pelajaran
yang sulit
d. Siswa merasa tertekan dalam
menjalankan
kegiatan
belajar
mengajar
e. Siswa mengerjakan tugas rumah di
sekolah
Dari hasil pengamatan tersebut
dapat memberikan gambaran akan
kondisi awal kedisiplinan belajar siswa
rendah karena disebabkan minat
belajarnya kurang. Hal itu berarti bahwa
siswa yang disiplin belajarnya rendah
memiliki kesulitan untuk mencapai
prestasi yang optimal, dan itu menuntut
guru untuk memberikan tindakan
berupa bimbingan belajar dengan
metode pemberian tugas rumah belum
terprogram untuk siklus I dan
bimbingan belajar dengan metode
pemberian tugas rumah pada siklus II.
2. Deskripsi Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan
yang diperoleh pada siklus I (pertama)
dari berbagai sumber data yang
diperoleh ternyata siswa kurang disiplin
belajarnya.
Berdasarkan
hasil
pengamatan dengan memberikan skor
pada daftar ceklist diperoleh skor 17
yang menunjukkan adanya perubahan
kedisiplinan belajar siswa setelah
dilakukannya bimbingan belajar belum
terprogram dengan hasil pengamatan
yang mendapatkan skor 17 masuk pada
kategori baik. Namun demikian siswa
menurut guru masih perlu untuk
mendapatkan bimbingan belajar pada
siklus berikutnya.
3. Deskripsi siklus II
Berdasarkan berbagai sumber
data yang diperoleh ternyata siswa
mulai rajin masuk sekolah dan tidak
lagi terlambat, sudah mengerjakan PR
sendiri, mulai peduli dengan lingkungan
dan teman, sudah berani bertanya saat
pelajaran, dan nilai harian mulai
meningkat.
Berdasarkan hasil pengamatan
dengan memberikan skor pada daftar
ceklist diperoleh skor 27 yang
menunjukkan adanya perubahan besar
pada kedisiplinan belajar siswa setelah
dilakukannya
tindakan
bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah
hasil
pengamatan
yang
mendapatkan skor 27 masuk pada
kategori
amat
baik.
Hal
itu
menunjukkan
bahwa
tindakan
bimbingan belajar dengan metode
pemberian tugas rumah dapat berjalan
dengan baik sehingga dapat merubah
kebiasaan
siswa
yang
disiplin
belajarnya rendah sekarang sudah
meningkat tinggi disiplin belajarnya.
merasa takut dan bersalah atas
kebiasannya yang tidak disiplin belajar
dengan tidak biasa mengerjakan tugas
rumahnya.
2. Guru dengan bimbingan belajar
menggunakan metode pemberian tugas
rumah belum terprogram nampak
kurang begitu melakukan persiapan
yang mendalam.
Hasil tindakan bimbingan belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
belum terprogram ini dikatakan sudah
menampakkan peningkatan disiplin belajar
selain itu siswa yang tidak mengerjakan
tugas rumah juga mulai berkurang
walaupun masih ada 7 orang siswa yang
selalu tidak mengerjakan tugas rumahnya.
Hal itu berarti disiplin belajar siswa mulai
ada siswa mulai dapat memahami
diperlunya disiplin belajar sehingga dapat
memotivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar setiap harinya,
sehingga akan membuat siswa memahami
perlunya belajar yang rajin di sekolah
maupun di rumah agar prestasi belajarnya
meningkat juga.
Perubahan yang terjadi setelah
dilakukannya tindakan bimbingan belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
belum terprogram disiplin belajar siswa
meningkat. Hal itu berarti bahwa pada
siklus I bimbingan belajar dengan metode
pemberian tugas rumah belum terprogram
mampu mengatasi masalah disiplin belajar
siswa namun pada siklus I ini
peningkatannya belum begitu nyata
sehingga perlu bagi guru untuk melakukan
Pembahasan
Bentuk tindakan bimbingan belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
belum terprogram ini dipilih oleh peneliti
karena siswa V yang bermasalah dengan
disiplin belajar akan membuat guru
mampu mengarahkan siswa yang kurang
disiplin belajar menjadi disiplin untuk
belajar baik di sekolah maupun di rumah
sesuai dengan keinginannya sendiri karena
sadar akan pentingnya belajar.
Tindakan
bimbingan
belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
belum terprogram pada siklus I ini guru
memberikan
penegasan
mengenai
penekanan
motivasi
siswa
untuk
memotivasi siswa agar belajar rajin,
dimana guru akan menjabarkan beberapa
hal yang bisa membuat siswa termotivasi
untuk belajar. Selain itu guru juga
menguatkan mental siswa. Guru juga
mempelajari cara belajar yang praktis dan
sistimatis, dan guru akan memberikan
penjelasan cara belajar yang mudah dan
cepat. Guru juga mengarahkan siswa untuk
menggerjakan tugas rumahnya. Pada
kegiatan tersebut sesuai dengan hasil
refleksinya diketahui :
1. Siswa terlihat tegang dan takut menatap
guru, menurut pengakuan siswa karena
bimbingan
belajar
dengan
metode
pemberian tugas rumah pada siklus 2
dengan bimbingan belajar dengan metode
pemberian tugas rumah sudah terprogram.
Tindakan
bimbingan
belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
pada siswa kelas V SDI Diponegoro pada
siklus 2 untuk mengatasi masalah disiplin
belajar dilakukan tindakan bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah
sudah
terprogram.
Bentuk
bimbingan
belajar
dengan
metode
pemberian tugas rumah sudah terprogram
ini
dipilih
oleh
peneliti
untuk
mengoptimalkan bimbingan belajar dengan
metode pemberian tugas rumah konsultasi
pada siswa yang bermasalah.
Tindakan bimbingan belajar dengan
metode pemberian tugas rumah sudah
terprogram siklus 2 ini guru memberikan
penegasan dan mengevaluasi kebiasaan
belajar dan merencanakan perubahan. Pada
kegiatan tersebut yang nampak sesuai
dengan hasil pengamatan tindakan
bimbingan
belajar
dengan
metode
pemberian tugas rumah sudah terprogram
pada siklus 2 adalah :
1. Selama mengikuti bimbingan belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
sudah terprogram siswa terlihat tenang
dan nyaman, karena mungkin sdah tidak
melakukan kesalahan lagi.
2. Guru dalam pelaksanaan bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah sudah terprogram terlihat lebih
intensif
dan
konsentrasi
penuh
menangani siswa secara langsung.
3. Hasil belajar meningkat yang berarti
prestasi belajar siswa juga meningkat.
Perubahan terjadi secara signifikan
setelah dilakukannya tindakan bimbingan
belajar dengan metode pemberian tugas
rumah sudah terprogram. Hal itu berarti
bahwa pada siklus 2 bimbingan belajar
dengan metode pemberian tugas rumah
sudah terprogram mampu mengatasi
disiplin belajar siswa hal itu terbukti pada
peningkatan disiplin belajar siswa dengan
kebiasaan belajar di rumah dan juga
kemauan siswa menggerjakan tugas
rumahnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian pada
siklus I dengan tugas rumah yang belum
terprogram, dari 30 siswa yang mendapat
bimbingan, masih ada 7 orang siswa yang
belum menunjukkan kedisiplinan belajar,
mereka masih mengerjakan tugas rumah di
sekolah.
Berikutnya setelah siklus II
dilaksanakan dengan pemberian tugas
rumah yang sudah terprogram, hasil
pengamatan
berdasarkan
checklist
diperoleh skor 27 dari skor maksimal 32,
ini termasuk kategori amat baik. Dengan
demikian terjadi perubahan yang signifikan
pada kedisiplinan belajar siswa.
Saran
1. Siswa hendaknya selalu mengerjakan
tugas rumah yang diberikan guru
dengan penuh tanggung jawab.
2. Orangtua hendaknya dapat melakukan
kontrol dan pendampingan terhadap
anak ketika sedang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
3. Guru diharapkan lebih meningkatkan
bimbingan belajar kepada siswa agar
kedisiplinan belajar siswa meningkat
sehingga prestasi belajarnya juga lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Lexi Moleong, 2006, Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Sugiyono,
2007,
Statistik
Untuk
Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta.
Zainail Aqib, 2008, Penelitian Tindakan
Kelas Sarana Meraih Prestasi,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Download