EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM (Amaranthus tricolor L ) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PENURUN KADAR GULA DARAH . DISUSUN OLEH: NIKEN DYAHARIESTI, S.Farm, Apt., M.Si SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016 ABSTRACT EFFECTIVENESS OF ETHANOL EXTRACT SPINACH LEAF (Amaranthus tricolor L) AS ANTIOXIDANT AND LOWERING BLOOD SUGAR LEVELS. Niken Dyahariesti, Fatimah Azahra, Yunita Safitri STIKES NGUDI WALUYO Spinach leaf (Amaranthus tricolor L) is one of the vegetable that is many consumed by Indonesian people. In the spinach leaf (Amaranthus tricolor L) contains many substances chemicals results of secondary metabolites that can be used for treatment, such as flavonoids. Flavonoids assumption can be used as antioxidant and lowering of blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the ethanol extract of spinach leaf (Amaranthus tricolor L) where as an antioxidant with DPPH and lowering blood sugar levels in white male rats. This research for antioxidant activity and using DPPH methods with UV-VIS spektrofotometri to calculate IC50 values while to lowering blood sugar levels using mouse that given glucose loading monohydrate. Measurement of glucose levels is calculated using the AUC and analyzed by ANOVA one way levels of 95%. The results of this research showed that the ethanol extract of spinach leaf (Amaranthus tricolor L) that have effective as antioxidant and abilities as the lowering of blood sugar levels. Keywords: Spinach leaf (Amaranthus tricolor L), antioxidants, blood sugar levels. INTI SARI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM (Amaranthus tricolor L ) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN PENURUN KADAR GULA DARAH . Niken Dyahariesti, Fatimah Azahra, Yunita Safitri STIKES NGUDI WALUYO Daun bayam ( Amaranthus tricolor L ) merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Di dalam daun bayam ( Amaranthus tricolor L ) banyak mengandung zat – zat kimia hasil metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk pengobatan seperti flavonoid. Flavonoid diduga bisa digunakan sebagai antioksidan dan sebagai penurun kadar gula dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun bayam ( Amaranthus tricolor L ) sebagai antioksidan dengan metode DPPH dan penurun kadar gula darah pada tikus putih jantan. Penelitian untuk aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan spektrof otometri UV-VIS untuk menghitung nilai IC50 nya sedangkan untuk penurun kadar gula dalam darah dengan menggunakan hewan uji tikus yang diberi pembebanan glukosa monohidrat. Pengukuran kadar gula dihitung dengan menggunakan AUC dan dianalisis dengan ANOVA satu jalan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bayam ( Amaranthus tricolor L ) mempunyai efektivitas sebagai antioksidan dan kemampuan sebagai penurun kadar gula dalam darah. Kata kunci : Daun bayam ( Amaranthus tricolor L ) , antioksidan , kadar gula darah. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan prioritas utama dalam kehidupan manusia. Adanya penyakit yang menghinggapi tubuh dapat menurunkan kualitas hidup dari manusia. Maka dari itu banyak cara dilakukan untuk selalu menjaga kesehatannya. Faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia dalam pengobatan salah satunya adalah keseimbangan antara kandungan radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh. Kurangnya asupan antioksidan yang cukup dari makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat saat ini merupakan penyebab ketidakseimbangan tersebut. Ketidakseimbangan ini menjadi penyebab radikal bebas dominan di dalam tubuh, sehingga timbul berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes, dan penuaan dini (Pasaribu et al, 2011). Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai suatu molekul atau senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron yang berada disekitarnya. Diabetes mellitus (DM) atau yang dikenal dengan nama kencing manis adalah suatu penyakit menahun ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Penyakit DM ini digolongkan menjadi dua yakni diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe II, yang mana pada dasarnya DM tipe I disebabkan karena kerusakan pada sel beta pankreas, sedangkan DM tipe II, disamping disebabkan defisiensi insulin juga oleh karena hormone insulin penderita tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja dengan normal padahal insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah (Katzung 2007). Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki beraneka ragam tanaman hayati yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Banyak penelitian – penelitian tentang obat tradisional yang mampu terbukti pengobatan. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Fahrurozi menggunakan daun petai cina menunjukkan bahwa daun petai cina yang mengandung flavonoid dapat digunakan sebagai antioksidan. Selain itu Susanto pada tahun 2013 juga meneliti bahwa daun kedondong yang mengandung flavonoid terbukti dapat menurunkan kadar gula darah. Tanaman yang mengandung flavonoid yang sering dikonsumsi masyarakat salah satunya adalah daun bayam merah . Daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) mengandung protein, vitamin A , vitamin C, asam amino, mineral, fosfor, purin , tanin, flavonoid dan asam oksalat yang banyak dibutuhkan oleh tubuh ( Dalimartha, 2009 ). Dari pemaparan diatas peneliti ingin meneliti tentang manfaat daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) sebagai antioksidan dan sebagai penurun kadar gula darah. PROSEDUR PENELITIAN 1. Alat dan bahan Gelas ukur, cawan penguap, kain flannel, blender, ayakan nomor 30 mesh, timbangan elektrik dan waterbath.. Sentrifuge, tabung sentrifuge, mikropipet, pipet, volume, cuvet, incubator dan spektrofotometer UV-VIS, Tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, kertas saring dan lampu spritus. Etanol70%, Metanol, ammonia encer, dan H2SO4 pekat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl), Etanol ,Vitamin C, lampu UV panjang gelombang 366 nm,kertas saring ukuran 5 x 5 cm,skapel/silet, kapas. Metformin, glukosamonohidrat, etanol 70%, metanol,karboksimetil selulose natrium (CMC Na 1 %), aquades. Bahan utama, Simplisia kering daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang diperoleh dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Hewan uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor dengan berat badan 180-200 g dan berumur 2-3 bulan. 2. Determinasi tanaman Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi UNDIP Fakultas MIPA 3. Pembuatan simplisia dan penyarian Penyiapan bahan baku daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Dicuci dahulu dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinarmatahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh. Proses penyarian dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70 %. Dan proses penguapan dilakukan pada suhu 60 °C. 4. Identifikasi flavonoid Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan, kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi warna merah karna penambahan H2SO4 menunjukkan adanya senyawa flavonoid. ( Markham, 1988 ) 5. Cara kerja a. Antioksidan Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1Picrylhydrazyl). Ekstrak sampel dan pembanding dibuat dalam 3 seri konsentrasi. Konsentrasi ekstrak sampel (daun bayam merah) 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan pembanding (vitamin C) 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm. Masing-masing konsentrasi larutan sampel dan pembanding, diambil sebanyak 100 µl dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kedalam tiap tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0.4 Mm dalam etanol p.a, volume dicukupkan dengan etanol p.a sampai 5 ml. Selanjutnya dihomogenkan dengan sentrifuge selama 1 menit dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 15 menit sesuai hasil penentuan operating time yang diperoleh. Selanjutnya serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang antara 514 nm sesuai hasil penentuan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Sebagai kontrol digunakan larutan DPPH. Nilai IC50 dihitung masing-masing dengan menggunakan rumus persamaan regresi dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Rumus : Y = Bx + A. % Aktivitas antioksidan = π΄ππ πππππ πΎπππ‘πππ − π΄ππ πππππ ππππππ π 100% π΄ππ πππππ πΎπππ‘πππ b. Penurunan gula darah 25 hewan uji tikus putih jantan , dipuasakan 18 jam sebelum perlakuan lalu diukur kadar gula darah puasa. 25 hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok: kelompok I (kontrol negative ): aquadest dan CMC Na , kelompok II ( kontrol positif ) : metformin 63 mg /kg BB , kelompok III ekstrak etanol daun bayam dosis 0,25 g/kg BB , kelompok IV ekstrak etanol daun bayam dosis 0,312 g/kg BB , kelompok V ekstrak etanol daun bayam 0,375 g/kgBB. Pembebanan glukosa monohidrat 6,75 mg/kgBB pada masing – masing hewan uji. Pengukuran kadar gula dilakukan dengan glukotest dengan sampel darah yang diambil lewat vena ekor. Pengukuran dilakukan pada menit ke 0,15,30,60,90,120,150 dan 180 menit. Lalu dihutung AUC. Data yang diperoleh berupa kadar glukosa darah tikus sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test selanjutnya dibuat kurva rata-rata kadar gula darah dan waktu, lalu dihitung Area Under Curve (AUC). Kemudian dianalisis dengan SPSS 17.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Dengan uji Anova satu jalan dilanjutkan LSD. HASIL Kunci determinasi 1b, 2b, 3b, 4b,6b,7b,9b, 10b, 11b, 12b, 13b,14a,15a, Golongan 8:Tanaman dengan daun tunggal letak terbesar. 109b, 120b,128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b , 155b , 156b, 162b, 163b, 167b, 169b, 171a, 172b, 173b, 174a, 175b, Famili 41: Amaranthacea 1b,5b. Genus: Amaranthus: Species: Amaranthus tricolor L.(Bayam) Identifikasi Flavonoid Pengujian antioksidan a. Penentuan panjang gelombang maksimal b. Penentuan operating time absorbansi 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 absorbansi 0 5 10 15 20 waktu 25 30 c. Nilai IC 50 Sampel Ekstrak etanol daun bayam merah Konsentrasi Rata-rata % aktivitas 200 ppm 59,179% IC50 43,4 ppm 400 ppm 600 ppm 2 ppm 62,575% 77,575% 38,694 % 4 ppm 46,343 % 6 ppm 47,910% Vitamin C 6,47 ppm Pengujian penurunan kadar gula darah Nilai AUC Series1, Kontrol (), 29317.50 Nilai AUC Kadar Gula Darah Series1, Dosis 0,25 g/Kg BB, 25171.50 Series1, Dosis 0,3125 g/Kg BB, 22816.50 Series1, Kontrol (+), 19522.50 Series1, Dosis 0,375 g/Kg BB, 20175.00 Kelompok Perlakuan Hasil LSD penurunan kadar gula Pasangan Perlakuan p-value Kesimpulan Kontrol Negatif vs kontrol Positif 0,000 Berbeda bermakna Kontrol Negatif vs dosis 0,25 g 0,001 Berbeda bermakna Kontrol Negatif vs dosis 0,3125 g 0,000 Berbeda bermakna Kontrol Negatif vs dosis 0,375 g 0,000 Berbeda bermakna Kontrol Positif vs dosis 0,25 g 0,000 Berbeda bermakna Kontrol Positif vs dosis 0,3125g 0,004 Berbeda bermakna Kontrol Positif vs dosis 0,375 g 0,532 Berbeda tidak bermakna Dosis 0,25 g vs dosis 0,3125g 0,033 Berbeda bermakna Dosis 0,25 g vs dosis 0,375 g 0,000 Berbeda bermakna Dosis 0,3125 g vs dosis 0,375 g 0,018 Berbeda bermakna PEMBAHASAN Determinasi tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) telah dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang. Identifikasi tanaman ini dilakukan pada tahap awal penelitian untuk mendapatkan kebenaran identitas dari tanaman yang diteliti, menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan utama dan mencegah kemungkinan tercampurnya tanaman yang diteliti. Ekstrak daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) telah terbukti mengandung flavonoid , dibuktikan dengan terbentuknya warna merah saat penambahan H2SO4. H+ Flavonoid (warna hijau) OH- Kalkon (warna merah) Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daunmmmnjdgmerah) bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dilakukan dengan melihat absorbansi pada spektrofotometer UV-Vis yang digunakan untuk flavonoid (merah) memeriksa larutan berwarna, dan menunjukkan kemampuan senyawa antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu DPPH menjadi warna kuning. Pengukuran dengan spektro UV-Vis dimulai dengan penentuan panjang gelombang maksimum dan operating time dari DPPH. a. Penentuan panjang gelombang (Ζ) maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang yang mempunyai serapan maksimum yaitu saat senyawa berada pada kondisi optimum sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum. Diperoleh panjang gelombang maksimum DPPH adalah 514 nm. Maka digunakan panjang gelombang 514 nm untuk pengujian aktivitas antioksidan. b. Operating time (OT) Penentuan operating time dilakukan untuk menentukan waktu absorbansi stabil larutan uji ekstrak etanol daun bayam merah dalam meredam atau bereaksi dengan radikal bebas DPPH. Operating time ini menunjukkan bahwa reaksi antara larutan uji ekstrak etanol daun bayam merah dan DPPH telah stabil. Operating time yang digunakan adalah pada menit ke-20. Karena pada waktu tersebut absorbansinya paling stabil. c. Inhibition Concentration50 (IC50) Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan metode DPPH, dengan cara mereaksikan larutan DPPH dengan ekstrak etanol daun bayam merah, dimana reaksi yang terjadi adalah peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun bayam merah yang dapat ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu DPPH menjadi warna kuning. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya reaksi antara senyawa flavonoid dengan radikal bebas DPPH yaitu dengan adanya senyawa atom hidrogen yang dilepaskan oleh senyawa flavonoid yang ditangkap senyawa radikal sehingga terbentuk difenilpikrilhidrazin berwarna kuning pucat yang merupakan DPPH tereduksi. Inhibition Concentration50 (IC50) adalah konsentrasi efektif zat dalam sampel yang dapat menghambat 50 % absorbansi DPPH. Harga IC50 berbanding terbalik dengan kemampuan zat atau senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Secara teoritis, kategori antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk nilai IC5050-100 ppm, kategori sedang jika nilai IC50100-150 ppm, rendah jika nilai IC50 151-200 ppm, dan sangat rendah jika IC50 bernilai >200 ppm. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin kuat daya aktivitas antioksidannya begitu juga sebaliknya (Amelia, G., 2006). Berdasarkan penelitian ini bahwa ekstrak etanol daun bayam merah memiliki nilai IC5043,4 ppm yang dikategorikan ke dalam antioksidan sangat kuat begitu juga dengan vitamin C sebagai pembanding dengan nilai IC506,47 ppm yang dikategorikan juga dalam antioksidan sangat kuat. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat pada tumbuhan daun bayam merah yang terdiri dari flavonoid quersetin dan vitamin C sebagai antioksidan. Vitamin C merupakan senyawa murni yang memiliki potensi kuat sebagai antioksidan sehingga nilai IC50 nya lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak etanol daun bayam merah, sedangkan ekstrak etanol daun bayam merah merupakan campuran dari beberapa macam senyawa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam daun bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) dapat sebagai antioksidan kuat, dengan mekanisme menangkap dan menetralisir radikal bebas (Tjay dan Rahardja, 2007). Berdasarkan penelitian daun bayam merah berpotensi sebagai antioksidan dengan aktivitas sangat kuat sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh L.fahrurozi dengan menggunakan daun petai cina dan memungkinkan untuk dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Pengujian daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) sebagai penurun kadar gula dengan mengunakan pembebanan glukosa monohidrat untuk meningkatkan kadar glukosa darah pada tikus, glukosa monohidrat digunakan sebagai uji toleransi glukosa karena prinsip kerjanya yaitu dengan membebani hewan uji dengan glukosa hingga keadaan hiperglikemia tanpa merusak pankreas hewan uji. Untuk mengetahui nilai AUC (Area Under Curve) maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode trapezoid yaitu dengan menghitung jumlah dua garis sejajar dibagi dua dikalikan tinggi. grafik AUC ( Area Under Curve) total yang menggambarkan penurunan kadar gula darah secara keseluruhan dari masing-masing kelompok. Nilai AUC (Area Under Curve) penting sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah obat di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan dengan efek farmakologi suatu obat. AUC (Area Under Curve) merupakan ukuran berapa banyak obat mencapai aliran darah tikus putih jantan galur wistar dalam waktu setelah dosis diberikan. Semakin besar nilai AUC maka kadar gula darah tikus semakin tinggi dan semakin kecil AUC semakin rendah kadar gula darah. Berdasarkan hasil uji Post Hoc menggunakan uji LSD menunjukkan bahwa pvalue kontrol positif dengan dosis 0,375 g/kg BB sebesar 0,532 > (0,05), Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efek secara bermakna menunjukkan bahwa kontrol positif memiliki efek yang sebanding dengan ekstrak daun bayam merah 0,375 g/kg BB terhadap kadar gula darah tikus. Berdasarkan penelitian, didapat bahwa ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus jantan galur wistar dikarenakan flavonoid yang terkandung pada ekstrak daun bayam merah memiliki mekanisme kerja menghambat kerja dari GLUT 2 (Glucose Transporter2), suatu protein transporter glukosa yang terdapat pada membran usus, GLUT 2 (Glucose Transporter 2) merupakan pengangkut glukosa dari saluran cerna masuk kedalam darah sehingga apabila GLUT 2 (Glucose Transporter 2) dihambat maka glukosa yang masuk kedalam darah berkurang dan tidak terjadi penumpukan glukosa dalam darah sehingga terjadi penurunan kadar gula dalam darah. KESIMPULAN a. Daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) memiliki aktivitas sebagai antioksidan b. Daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ) memiliki aktivitas sebagai penurun kadar gula darah. SARAN Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai aktivitas lain dari daun bayam merah ( Amaranthus tricolor L ). UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti ucapkan terima kasih kepada: 1. Asaat Pitoyo, S.Kp.,M.Kes sebagai Ketua STIKES Ngudi Waluyo , 2. Susilowati, Amd sebagai laboran STIKES Ngudi Waluyo , 3. Fatimah Azahra dan Yunita Safitri sebagai mahasiswa yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, S.,(2009), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,Jilid6, 156-159, TrubusAgriwijaya, Jakarta Katzung, B. G., (2007), Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10, Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Markham, K.R., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Oleh Padma winata, K.,10, 15, Penerbit ITB, Bandung. Pasaribu, G., Setyawati T., (2011),Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Kayu Raru (Cotylelobium SP), J:Penelitian Hasil Hutan, 29 (4), 322-330.