SKRIPSI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus Tricolor L.) DENGAN METODE DPPH (2,2Diphenyl-1-Picrylhydrazyl). Oleh : FATIMAH AZAHRA 050111a016 PROGRAM STUDI FARMASI STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2015 The Antioxidant Activity Test on Ethanol Extract of Red Spinach (Amaranthus tricolor L.) Leaves by Using the DPPH (2,2-Diphenyl-1picrylhidrazyl) Method Fatimah Azahra, Niken Dyah Ariesti, Nova Hasani Furdiyanti, ABSTRACT Antioxidants are able to neutralize the compound with free radicals, as a cause of cells and tissuesdamage. One of the compounds that has an antioxidant activity is quercetinflavonoid in red spinach (Amaranthus tricolor L.)leaves. This study aimed to find the antioxidant activity on ethanol extract of red spinach (Amaranthus tricolor L.) leaves by using the DPPH (2,2-Diphenyl-1picrylhidrazyl) method. The antioxidant activity wasmeasured by DPPH radical capturedby using a UV-Vis spectrophotometer at maximum absorption wavelength of 514 nm. The concentrations of ethanol extract in red spinach (Amaranthus tricolor L.) leaves were 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, and the concentrations of vitamin C as a comparisonwere 2 ppm, 4 ppm and 6 ppm, respectively. As an indicator was 𝐼𝐶50 . The results of this study indicated that the ethanol extract of red spinach (Amaranthus tricolor L.) leaves had the ability to capture free radicals with IC50 value of 43.4 ppm (very strong activity) while vitamin C IC50 value of 6.47 ppm (very strong activity). Keywords : Red spinach (Amaranthus tricolor L.), quercetin flavonoid, The Antioxidant activity, IC50. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl). Fatimah Azahra, Niken Dyah Ariesti, Nova Hasani Furdiyanti, INTISARI Antioksidan mempunyai aktivitas menetralisir senyawa radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab kerusakan sel dan jaringan. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah flavonoid quersetin. Tanamannya yaitu daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhidrazyl). Aktivitas antioksidan diukur dengan penangkapan radikal DPPH dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum 514 nm. Konsentrasi ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) adalah 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, dan konsentrasi vitamin C sebagai pembanding adalah 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm. Sebagai indikator disini adalah 𝐼𝐶50 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 43,4 ppm (aktivitas sangat kuat) sedangkan vitamin C nilai IC50 6,47 ppm (aktivitas sangat kuat). Kata Kunci: Bayam merah (Amaranthus tricolor L.), flavonoid quersetin, Aktivitas antioksidan, IC50. PENDAHULUAN Faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia dalam pengobatan salah satunya adalah keseimbangan antara kandungan radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh. Kurangnya asupan antioksidan yang cukup dari makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat saat ini merupakan penyebab ketidakseimbangan tersebut. Ketidakseimbangan ini menjadi penyebab radikal bebas dominan di dalam tubuh, sehingga timbul berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes, dan penuaan dini (Pasaribu et al, 2011). Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai suatu molekul atau senyawa yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron yang berada disekitarnya. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C dan karotenoid. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi (FKUI, 2007). Vitamin C merupakan senyawa yang bekerja dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkapnya (free radikal scavenger) (Winarsih, 2007). Tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai sumber antioksidan salah satunya adalah daun bayam merah (Amaranthus tricolor L). Bayam merah telah dikenal sebagai salah satu sayuran bergizi tinggi yang banyak mengandung protein, vitamin A, vitamin C, dan garam-garam mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Dalimartha, 2009). Bayam merah merupakan salah satu spesies dari Genus Amaranthus, yang termasuk dalam famili Amaranthaceae. Pada bagian daun, batang dan bunga bayam merah, diduga terdapat pigmen betasianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dan antioksidan (Amin,2006). Penelitian yang dilakukan oleh Paini Sri Widyawati (2011) yang berjudul “Evaluasi Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Berdasarkan Perbedaan Ruas Daun” menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun beluntas m berpotensi sebagai antioksidan Salah satu metode untuk menentukan potensi antioksidan ekstrak tanaman berdasarkan kemampuan menangkap radikal bebas adalah metode DPPH (2,2Diphenyl-1-Picrylhydrazyl). Prinsip dari pengujian ini adalah donasi atom hidrogen dari substansi yang diujikan kepada radikal DPPH menjadi senyawa non radikal diphenylpicrylhydrazyn yang akan ditunjukkan oleh perubahan warna (Molyneux, 2004). Penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah tentang potensi ekstrak daun bayam merah sebagai antioksidan alami yang dapat dipakai secara luas oleh masyarakat. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : Gelas ukur, cawan penguap, kain flannel, blender, ayakan nomor 30 mesh, timbangan elektrik dan waterbath.. Sentrifuge, tabung sentrifuge, mikropipet, pipet, volume, cuvet, incubator dan spektrofotometer UV-VIS, Tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, kertas saring dan lampu spritus. Bahan utama, Simplisia kering daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang diperoleh dari daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Etanol70%, Metanol, ammonia encer, dan H2SO4 pekat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl), Etanol ,Vitamin C Adapu cara kerja dalam penelitian dilakukan seperti di bawah ini : DeterminasiTanaman Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi UNDIP Fakultas MIPA untuk mengetahui kebenaran dari daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Pembuatan Simplisia daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Penyiapan bahan baku daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Dicuci dahulu dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinarmatahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh. Pembuatan Ekstrak Etanol bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Serbuk tanaman daun bayam merah diektraksi dengan cara maserasi. Sebanyak 100 gram serbuk daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dimasukkan dalam panci, ditambah pelarut etanol 70% sebanyak 750ml,ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari, campuran tersebut disaring dengan kain flanel.Selanjutnya, dilakukan remaserasi yaitu mencuci ampasnya dengan cairan penyari etanol 70% sebanyak 250 ml, lalu ditutup dan terlindung dari sinar cahaya. Remaserasi dilakukan selama 2 hari, kemudian disaring dengan kain flanel. Semua maserat dikumpulkan dan selanjutnya diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur 50º C hingga diperoleh ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang diinginkan. IdentifikasiSenyawa Flavonoid 0,5 ml filtrat ekstrak etanol daun bayam merah ditambah 5 ml ammonia encer dan 5 ml H2SO4 pekat. Adanya perubahan warna larutan menjadi kuning mengindikasikan adanya flavonoid (Markham, 1988). Pengujian Ativitas Antioksidan Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1Picrylhydrazyl). Ekstrak sampel dan pembanding dibuat dalam 3 seri konsentrasi. Konsentrasi ekstrak sampel (daun bayam merah) 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan pembanding (vitamin C) 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm. Masing-masing konsentrasi larutan sampel dan pembanding, diambil sebanyak 100 µl dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kedalam tiap tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0.4 Mm dalam etanol p.a, volume dicukupkan dengan etanol p.a sampai 5 ml. Selanjutnya dihomogenkan dengan sentrifuge selama 1 menit dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 15 menit sesuai hasil penentuan operating time yang diperoleh. Selanjutnya serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang antara 514 nm sesuai hasil penentuan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Sebagai kontrol digunakan larutan DPPH. Nilai IC50 dihitung masing-masing dengan menggunakan rumus persamaan regresi dan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Rumus : Y = Bx + A. HASIL DAN PEMBAHASAN Kunci determinasi : 1b, 2b, 3b, 4b,6b,7b,9b, 10b, 11b, 12b, 13b,14a,15a, Golongan 8:Tanaman dengan daun tunggal letak terbesar. 109b, 120b,128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b, 142b, 143b, 146b, 154b , 155b , 156b, 162b, 163b, 167b, 169b, 171a, 172b, 173b, 174a, 175b, Famili 41: Amaranthacea 1b,5b. Genus: Amaranthus: Species: Amaranthus tricolor L.(Bayam) Pengujian kualiatif senyawa flavonoid dihasilkan seperti terlihat pada reaksi kimia dibawah ini: H OH- Flavonoid (warna hijau) Kalkon (warna merah) Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) dilakukan dengan melihat absorbansi pada spektrofotometer UV-Vis yang digunakan untuk memeriksa larutan berwarna, dan menunjukkankemampuan senyawa antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu DPPH menjadi warna kuning. a. Penentuan panjang gelombang (ƛ) maksimum Pengujian antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus Tricolor L.). diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum DPPH. Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang yang mempunyai serapan maksimum yaitu saat senyawa berada pada kondisi optimum sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum. b. Operating time(OT) Penentuan operating time dilakukan untuk menentukan waktu absorbansi stabillarutan uji ekstrak etanol daun bayam merah dalam meredam atau bereaksi dengan radikal bebas DPPH. Operating time ini menunjukkan bahwa reaksi antara larutan uji ekstrak etanol daun bayam merah dan DPPH telah stabil. c. Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan metode DPPH, dengan cara mereaksikan larutan DPPH dengan ekstrak etanol daun bayam merah, dimana reaksi yang terjadi adalah peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun bayam merah yang dapat ditandai dengan perubahan warna dari warna ungu DPPH menjadi warna kuning.Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya reaksi antara senyawa flavonoid dengan radikal bebas DPPH yaitu dengan adanya senyawa atom hidrogen yang dilepaskan oleh senyawa flavonoid yang ditangkap senyawa radikal sehingga terbentuk difenilpikrilhidrazin berwarna kuning pucat yang merupakan DPPH tereduksi. Tujuan metode DPPH ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). d. Inhibition Concentration50 (IC50) Inhibition Concentration50 (IC50) adalah konsentrasi efektif zat dalam sampel yang dapat menghambat 50 % absorbansi DPPH. Harga IC50 berbanding terbalik dengan kemampuan zat atau senyawa yang bersifat sebagai antioksidan. Nilai r dan nilai IC50 ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) dan vitamin C didapatkan dari persamaan regresi linier, dengan memasukkan data konsentrasi zat uji dengan nilai rata-rata % aktivitas antioksidan masing-masing zat uji, sehingga didapatkan nilai A, B, dan r. Kemudian baru dapat dihitung nilai IC50 nya seperti terlihat pada tabel Secara teoritis, kategori antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk nilai IC5050-100 ppm, kategori sedang jika nilai IC50100-150 ppm, rendah jika nilai IC50 151-200 ppm, dan sangat rendah jika IC50 bernilai >200 ppm. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin kuat daya aktivitas antioksidannya begitu juga sebaliknya (Amelia, G., 2006). Berdasarkan penelitian ini bahwa ekstrak etanol daun bayam merah memiliki nilai IC5043,4 ppm yang dikategorikan ke dalam antioksidan sangat kuat begitu juga dengan vitamin C sebagai pembanding dengan nilai IC506,47 ppm yang dikategorikan juga dalam antioksidan sangat kuat. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat pada tumbuhan daun bayam merah yang terdiri dari flavonoid quersetin dan vitamin C sebagai antioksidan. Vitamin C merupakan senyawa murni yang memiliki potensi kuat sebagai antioksidan sehingga nilai IC50 nya lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak etanol daun bayam merah, sedangkan ekstrak etanol daun bayam merah merupakan campuran dari beberapa macam senyawa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam daun bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) dapat sebagai antioksidan kuat, dengan mekanisme menangkap dan menetralisir radikal bebas (Tjay dan Rahardja, 2007). Berdasarkan penelitian daun bayam merah berpotensi sebagai antioksidan dengan aktivitas sangat kuat sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh L.fahrurozi dengan menggunakan daun petai cina dan memungkinkan untuk dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang uji aktivitas ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricholor L.) dengan metode DPPH (2,2-Difenyl-1Picrylhydrazyl) dapat disimpulkan bahwa : 1. Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricholor L.) memiliki potensi sebagai antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 43,4 ppm. 2. Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricholor L.) memiliki nilai IC50 43,4 ppm dan vitamin C memiliki nilai IC 50 6,47 ppm yang sama-sama masuk dalam kategori antioksidan sangat kuat. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan senyawa lain yang terkandung dalam daun bayam merah (Amaranthus tricholor L.) yang dapat berguna sebagai antioksidan. 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari daun bayam merah (Amaranthus tricholor L.) dengan metode in vivo. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen prodi Farmasi dan staf karyawan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Pasaribu, G., Setyawati T., (2011),Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Kayu Raru (Cotylelobium SP), J:Penelitian Hasil Hutan, 29 (4), 322-330. 2. Winarsi, H., (2007), Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Cetakan Pertama, 15, 77, 79-81 Kanisius, P.,Yogyakarta 3. Dalimartha, S.,(2009), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,Jilid 6, 156-159, Trubus Agriwijaya, Jakarta. 4. Amin , S . (2006) .Kebermanfaatan Bayam Merah .Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 5. Molyneux, P., (2004), The use of stable free radikal diphenyl picrylhidrazil (DPPH) for estimating antioxidant activity, 28, Songklana karin J Sri Technol. 6. Markham, K.R., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Oleh Padma winata, K.,10, 15, Penerbit ITB, Bandung.