UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH

advertisement
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH
(Amaranthus tricolorL) TERHADAP KADAR GULA DARAH
PADATIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
ARTIKEL
Oleh
YUNITA SAFITRI
NIM. 050111a054
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
FEBRUARI, 2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus
Tricolorl) Terhadap Kadar Gula Darah Padatikus Putih Jantan Galur Wistar” yang
disusun oleh:
Nama
: YUNITA SAFITRI
NIM
: 050111a054
Program Studi : FARMASI
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Farmasi
Ungaran,
01 Maret 2016
Pembimbing Utama
Niken Dyahariesti, S.Farm., Apt., M.Si
NIDN. 0609118702
ii
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH
(Amaranthus tricolor L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH
PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Yunita Safitri*), Niken Dyahariesti**), Nova Hasani Furdiyanti***)
*) Mahasiswa Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
INTISARI
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan yang disebabkan
karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah yang tidak dapat digunakan oleh
tubuh. Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mengandung
flavonoid yang diduga mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar.
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang terdiri dari 5 kelompok
perlakuan meliputi kontrol negatif diberi (aquadest dan CMC-Na 1%), kontrol positif
diberi (metformin dosis 63 mg/kg BB), dan 3 kelompok diberi ekstrak daun bayam
merah (Amaranthus tricolor L.) dengandosis 0,25 g/kg BB, 0,3125 g/kg BB, dan 0,375
g/kg BB. Data yang didapat berupa rata-rata kadar gula darah menit ke-0, 15, 30, 60, 90,
120, 150, dan 180. Kadar gula darah setelah pembebanan kemudian dihitung AUC.Nilai
AUC dianalisis menggunakan ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun bayam
merah (Amaranthus tricolor L.) dosis 0,375 g/kg BB,Mempunyai aktivitas terhadap
kadar gula darah yang sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB.
Kata kunci
: Bayam merah (Amaranthus tricolor L.),Diabetes mellitus, kadar
gula darah,flavonoid
iii
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a health problem disorder caused by increases of blood
sugar levels that cannot be secreted by the body. The ethanol extract of red amaranth
(Amaranthus tricolor L.) leaves contain flavonoids thought to have an activity on blood
sugar levels. This study aims to find the activity test of ethanol extract of red amaranth
(Amaranthus tricolor L.) leaves toward blood sugar levels in white male mice of
Winstar lineage.
This study used 25 mice distributed on 5 groups: the negative control was
treated by distilled water and CMC-Na 1%, the positive control was treated by
metformin with the dose of 63 mg/kg, and the three remaining groups were treated by
the extracted red amaranth (Amaranthus tricolor L.) leaves with the doses of 0.25 g/kg,
0.3125 g/kg, and 0.375 g/kg, respectively. The data were obtained in the was average
blood sugar levels in the minute-0,15,30,60,90,120,150,and 180 the level of blood sugar
after assessment was then calculated for AUC. The values of AUC were analyzed by
using the one way ANOVA with 95% confidence level.
The results of this study indicate that the ethanol extract of red amaranth
(Amaranthus tricolor L.) leaves with the dose of 0.375 g/kg has an activity on blood
sugar levels that is proportional to metformin with the dose of 63 mg/kg.
Keywords
: Red amaranth (Amaranthus tricolor L.),diabetes mellitus, blood
sugar level,flavonoid
iv
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) atau yang dikenal dengan nama kencing manis adalah
suatu penyakit menahun ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, karena tubuh
tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Penyakit DM ini
digolongkan menjadi dua yakni diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe II, yang
mana pada dasarnya DM tipe I disebabkan karena kerusakan pada sel beta pankreas,
sedangkan DM tipe II, disamping disebabkan defisiensi insulin juga oleh karena
hormone insulin penderita tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja dengan normal
padahal insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah (Katzung
2007).
Tahun 2013, WHO merilis fakta penting mengenai diabetes mellitus, yaitu 347
juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes mellitus dengan estimasi glukosa puasa ≥
7.0 mmol/L atau sedang dalam pengobatan. Populasi penderita diabetes mellitus di
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta penduduk dengan
rentang usia 20-79 tahun. Diperkirakan pada tahun 2035 dengan asumsi tanpa adanya
perbaikan, angka diabetes mellitus di Indonesia akan meningkat sebesar 165% pada
masing-masing gender (WHO 2013).
Obat antidiabetik oral merupakan obat penurun kadar gula darah pada penderita
diabetes mellitus yang diresepkan oleh dokter. Obat antidiabetik oral bekerja melalui
beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah .Terdapat beberapa macam obat
antidiabetik oral untuk mengendalikan glukosa darah penderita diabetes mellitus dan
salah satu obat antidiabetik oral adalah metformin
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhtumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan (Depkes RI,2000). Obat
tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah diperoleh, harga murah, karena
dapat ditanam sendiri dan efek samping yang relatif kecil.Oleh karena itu obat
tradisional diharapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan
penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Secara tradisional banyak tanaman yang
berkhasiat menurunkan kadar gula darah, tetapi penggunaan tanaman obat tersebut
kadang hanya berdasarkan pengalaman atau empiris saja, belum didukung oleh adanya
penelitianuntuk uji klinis dan farmakologinya (Dalimartha, 2009).
Penelitian yang telah diketahui dapat digunakan untuk diabetes mellitus
(penurunan gula darah) telah diteliti oleh Susanto (2013) adalah daun kedondong
(Spondias dulcis L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan,
diketahui dapat mempunyaiefekfarmakologis antidiabetes (penurunan kadar gula darah),
dimana mempunyai kandungan zat aktif flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula
darah pada dosis 125 mg/kg BB dan dosis 187,5 mg/kg BB.
Bayam merah telah dikenal sebagai salah satu sayuran bergizi tinggi daunnya
yang mengandung protein, vitamin A, vitamin C, asam amino, mineral, fosfor, purin,
tannin, flavonoid dan asam oksalat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Dalimartha,
2009). Kandungan flavonoid pada bayam merah mampu menurunkan kadar gula darah
pada tikus diabetik dengan cara menghambat kerja dari GLUT2 (Glucose transporter
isoform 2) ,suatu protein transporter glukosa yang terdapat pada membrane usus (Song,
dkk, 2002).
Bayam merah memang tak hanya sekedar sayuran, tanaman bernama dagang
bayam ini sudah lama berfungsi sebagai obat. Khasiat bayam merah secara umum
adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, bayam termasuk
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
1
sayuran berserat yang dapat digunakan untuk melancarkan proses buang air besar.
Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar,
penderita kencing manis , kolesterol, darah tinggi dan menurunnya berat badan.
(Rosdiana, 2012).
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
1. Kandang mencit, botol minum, timbangan, spuit oral,Spuit injeksi, train kassa stern, kapas,
alkohol dengan campuran bethadine, beker glass,gelas ukur, tabung reaksi, stopwatch, plat
silica Gel,pipa kapiler, ayakan nomer 30 mesh, lampu UV panjang gelombang 366
nm,kertas saring ukuran 5 x 5 cm.
2. Blender, neraca kasar , timbangan hewan,erlenmeyer, corong, kain flanel, spuit, labu
takar, ayakan no 30 mesh, beker gelas, gelas ukur, tabung reaksi, beker gelas, gelas
ukur, kandang tikus,glukotes,skapel/silet, kapas.
3. Daun Bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) di peroleh dari Ungaran,Semarang.
4. Metformin,
glukosamonohidrat,
etanol
70%,
metanol,
H2SO4,
karboksimetilselulose natrium (CMC Na 1 %), aquades.
5. Hewan uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur
wistar sebanyak 25 ekor dengan berat badan 180-200 g dan berumur 2-3 bulan.
Tikus ini dipelihara dengan kondisi yang sama selama 1 minggu agar dapat
beradaptasi dengan lingkungannya, baru kemudian digunakan untuk penelitian.
Prosedur Penelitian
1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboraturium Ekologi dan Biosistematik Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponogoro semarang.
2. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang masih segar dipilih mana
3.
4.
5.
6.
7.
yang layak untuk digunakan kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih
lalu ditiriskan, kemudian dirajang-rajang dan dikeringkan dengan cara diletakkan
ditempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar
matahari secara langsung dengan ditutup menggunakan kain hitam atau dapat
dikeringkan dengan oven.
Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yaitu dengan
menggunakan metode maserasi kurang lebih 780 g serbuk tanaman daun bayamn
merah dimasukan kedalam panci kemudian diberi etanol 70 % sebanyak 5850
ml.
Serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dalam
aquadest hangat, diaduk sambil ditambahkan aquadest sambil diaduk terus
memakai batang pengaduk. Setelah larut baru ditambahkan dengan aquadest
sampai mendapatkan volume 100 ml.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan putih galur
wistar, sehat, umur 2-3 bulan, sebanyak 25 ekor, dengan berat badan 180-200
gram.
Untuk memberikan makan setiap perlakuan dibuat sama jumlah dan jenisnya,
yaitu makanan buatan pellet dengan merk yang sama. Selama adaptasi dan
perlakuan tikus diberikan pellet ±20 gram @ 200 gram tikus per hari dengan
minum ad libitum.
Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan,
kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
2
kehijauan menjadi warna merah karna penambahan H2SO4 menunjukkan adanya
senyawa flavonoid.
8. Ekstrak etanol daun bayam merah dibuat dengan kadar 2% b/v, 2,5% b/v dan 3%
b/v yang setara dengan dosis 0,25 g/kg BB, 0,3125 g/kg BB dan 0,375 g/kg
BBekstrak etanol daun bayam merah.
Analisis Data
Data yang diperoleh berupa kadar glukosa darah tikus sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (post-test selanjutnya dibuat kurva rata-rata kadar gula
darah dan waktu, lalu dihitung Area Under Curve (AUC). Kemudian dianalisis dengan
SPSS 17.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk mengetahui normalitas
data dengan menggunakan uji shapiro-wilk karena jumlah Sampel kecil (< 50). Data
dikatakan terdistribusi normal jika nilai p>0,05 Kemudian dilanjutkan dengan uji
levene’stest (untuk mengetahui homogenitas data
Gambar skema prosedur penelitian
Pemilihan 25 ekor tikus putih jantan galur wistar, umur 2-3
bulan (BB 180-200 g) dan di adaptasikan selama 1 minggu
Pengelompokan hewan uji (5 kelompok)
Menandai hewan uji
Puasakan hewan uji selama 18 jam sebelum perlakuan
Pengukuran kadar gula darah puasa
Klp I
Klp II
Kontrol (-)
Kontrol
diberi
(+) di beri
aquades +
metformin
CMC Na
63 mg/kg
1%
BB
Klp III
Perlakuan
1 diberi
ekstrak
etanol daun
bayam
merah 0,25
g/kg BB
KLP IV
Klp V
Perlakuan 2
diberi
ekstrak
etanol daun
bayam
merah
0,3125 g/kg
BB
Perlakuan 3
diberi
ekstrak
etanol daun
bayam
merah 0,375
g/kgBB
Pembebanan glukosa monohidrat 6,75 mg/kg pada masing-masing kelompok tikus putih
galur wistar
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
3
Darah diambil pada bagian ujung ekor dengan scapel dan di ukur pada menit ke-0, 15,
30, 60, 90, 120,150 dan 180 menit diukur dengan glukotes
Analisa AUC
Analisis statistik
Pembahasan dan kesimpulan
HASIL
1. Hasil determinasi daun bayam merah (Amaranthus tricolor L)
Hasil determinasi tanaman adalah sebagai berikut
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Namalokal
: Plantae
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida-Dicotyledoneae (berkeping dua/dikotil)
: Caryophyllales
: Amaranthaceae
: Amaranthus
: Amaranthus tricolor L. (Bayam)
: Bayam merah
Kunci determinasi :
1b,2b,3b,4b,6b,7b,9b,10b,11b,12b,13b,14b,15,109b,119b,120b,128b,129b,135b,136b,
139b,140b,142b,143b,146a,147a,148b,149a,Fam 41. Amaranthaceae,1b,5a, Genus :
Amaranthus,species : Amaranthus tricolor L. (Steenis,1992)
2. Pembuatan Serbuk Daun Bayam Merah
Bahan utama yang digunakan adalah daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.)
bayam merah yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan cara diblender,
kemudian diayak menggunakan ayakan No. 30 mesh hingga diperoleh serbuk halus.
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
4
Pembuatan serbuk daun bayam merah
3. Pembuatan Ekstrak Daun Bayam Merah
Pembuatan ekstrak daun Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) menggunakan
metode maserasi dingin.Maserat diuapkan dengan waterbath pada temperatur 50°C
hingga diproleh ekstrak kental.
4. Hasil identivikasi flavonoid
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
5
5.Tabel Rata-rata kadar gula darah
Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Ekstrak Dosis 0,25 g/kg
BB, dosis 0,3125 g/kg BB, dosis 0,375 g/kg
Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus Mg/dl (Mean±SD)
Perlakuan
Menit
150
179.60
±15,50
118.00
±10,30
155.20
±14,24
133.80
±17,20
115.40
±8,20
Menit
180
180.00
±15,64
118.80
±11,03
156.40
±14,29
133.80
±17,36
115.60
±7,30
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
6
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Menit
0
92.20
±4,76
94.60
±2,97
92.40
±3,44
93.80
±4,21
91.80
±5,07
Menit
15
117.80
±5,63
94.80
±3,49
108.20
±4,44
104.40
±3,65
101.20
±5,59
Meni
30
132.40
±4,93
97.20
±3,70
127.80
±4,60
124.00
±5,96
109.00
±3,74
Menit
60
172.60
±22,37
107.40
±10,11
137.80
±9,42
128.60
±6,35
114.20
±8,07
Menit
90
175.40
±18,37
109.60
±10,16
143.20
±10,43
130.60
±8,68
114.20
±7,76
Menit
120
178.40
±15,13
112.40
±11,95
151.60
±9,76
132.00
±13,58
115.60
±8,56
Keterangan :
Kelompok 1 : Diberi Aquadest + CMC Na 1%
Kelompok 2 : Diberi Metformin Dosis 63 mg/kg BB
Kelompok 3 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis 0,25 g/kg BB
Kelompok 4 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis0,3125 g/kg BB
Kelompok 5 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis 0,375 g/kg BB
Tabel5. Uji Post Hoc
Pasangan Perlakuan
Kontrol Negatif vs kontrol Positif
Kontrol Negatif vs dosis 0,25 g
Kontrol Negatif vs dosis 0,3125 g
Kontrol Negatif vs dosis 0,375 g
Kontrol Positif vs dosis 0,25 g
Kontrol Positif vs dosis 0,3125g
Kontrol Positif vs dosis 0,375 g
Dosis 0,25 g vs dosis 0,3125g
Dosis 0,25 g vs dosis 0,375 g
Dosis 0,3125 g vs dosis 0,375 g
p-value
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,004
0,532
0,033
0,000
0,018
Kesimpulan
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda tidak bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Berbeda bermakna
Signifikan p <0,05 : Berbeda bermakna
Signifikan p >0,05 : Berbeda tidak bermakna
PEMBAHASAN
Determinasi tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) telah dilakukan di
Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas
Diponegoro Semarang. Identifikasi tanaman ini dilakukan pada tahap awal penelitian
untuk mendapatkan kebenaran identitas dari tanaman yang diteliti, menghindari
kesalahan dalam pengumpulan bahan utama dan mencegah kemungkinan tercampurnya
tanaman yang diteliti.
H
+
Flavonoid (warna hijau)
OH-
Kalkon (warna merah)
mmmnjdgmerah)
Hewan uji tikus putih jantan galur wistar diadaptasikan sebelum dilakukan
penelitian, selama adaptasi tikus putih jantan diberikan makanan
flavonoidberupa pakan ayam
BR2. Pakan ayam broiler finisher, bisa disebut BR2 merupakan (merah)
pakan berbentuk
tepung, pelet atau crumble. Formula pakan ayam BR2 umumnya terdiri dari bahan
pangan jagung 40-50%, bungkil kedelai 25-30 %, dedak/pollar 3%, bungkil kelapa
10%, tepung ikan/tepung daging dan tulang 5%, minyak kelapa 3%, mineral
(limestone/dicalsiumphosphat) dan vitamin 1-1,5 (Amirullah,2004).
Sebelum penelitian hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam
sebelum diberi perlakuan tetapi tetap diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan agar
kondisi hewan uji sama dengan mengurangi pengaruh makanan yang dikonsumsi
terhadap absorbsi obat yang diberikan. Tujuan dari pemberian minum ad libitum yaitu
sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang selama dipuasakan.
Masing-masing kelompok diukur kadar gula darah puasa yang bertujuan untuk
mengetahui kadar gula darah tikus pada saat puasa , apakah normal atau tidak, dan
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
7
dalam keadaan sehat masing-masing kelompok diberi perlakuan peroral yaitu kelompok
kontrol negatif diinduksi aquades + CMC Na 1%, kelompok kontrol positif diberi
metformin 63 mg/kg BB dalam CMC, kelompok 3 diberi ekstrak daun bayam merah
dosis 0,25 g/kg BB, kelompok 4 dosis 0,315 g/kgBB dan kelompok 5 dosis 0,375 g/kg
BB.
Kontrol positif adalah kelompok perlakuan yang besar kemungkinannya
menghasilkan efek atau perubahan pada variabel tergantung. Pemberian metformin yang
merupakan antidiabetik oral golongan biguanid pada kelompok 2 (kontrol positif)
bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh metformin dalam menurunkan kadar gula
darah tikus putih dibandingkan dengan ekstrak daun bayam merah.Metformin dipilih
sebagai kontrol positif karena metformin adalah obat yang paling banyak digunakan
dalam pengobatan penurunaan kadar glukosa darah (diabetes mellitus) .Mekanisme
secara farmakodinamik berefek perlambatan absorbsi glukosa pada deodenum,
perbaikan utilisasi glukosa melalui penguatan efek insulin di perifer, penghambatan
glukoneogenesis dari asam laktat dan glikoneogenesis di hati, penurunan anorektis
kadar VDL, trigliserid dan kolesterol, serta menghambat agregasi trombosit (Schmtz
dkk, 2003).
Pemberian aquades dan CMC Na 1% sebagai kontrol negatif bertujuan untuk
melihat adanya pengaruh CMC Na 1% dalam menurunkan kadar gula darah. CMC Na
1% merupakan suspending agent yang berfungsi menghomogenkan larutan dengan cara
menurunkan tegangan permukaan, Selain itu CMC Na 1% berfungsi sebagai bahan
pengental yang tidak mengendap oleh pengaruh gravitasi sehingga tidak memiliki
pengaruh dalam menurunkan kadar gula darah.
Berdasarkan hasil uji Post Hoc menggunakan uji LSD menunjukkan bahwa pvalue kontrol positif dengan dosis 0,375 g/kg BB sebesar 0,532 > (0,05), Ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efek secara bermakna menunjukkan bahwa
kontrol positif memiliki efek yang sebanding dengan ekstrak daun bayam merah 0,375
g/kg BB terhadap kadar gula darah tikus.
Berdasarkan penelitian, didapat bahwa ekstrak daun bayam merah (Amaranthus
tricolor L.) dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus jantan galur wistar
dikarenakan flavonoid yang terkandung pada ekstrak daun bayam merah memiliki
mekanisme kerja menghambat kerja dari GLUT 2 (Glucose Transporter2), suatu protein
transporter glukosa yang terdapat pada membran usus, GLUT 2 (Glucose Transporter
2) merupakan pengangkut glukosa dari saluran cerna masuk kedalam darah sehingga
apabila GLUT 2 (Glucose Transporter 2) dihambat maka glukosa yang masuk kedalam
darah berkurang dan tidak terjadi penumpukan glukosa dalam darah sehingga terjadi
penurunan kadar gula dalam darah.
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai aktivitas
terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar.
2. Ekstrak etanol daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) pada dosis 0,375 g/kg
BB memiliki aktivitas terhadap kadar gula darah yang sebanding dengan metformin
dosis 63 mg/kg BB.
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
8
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa lain selain
flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun bayam merah yang dapat
berperan dalam menurunkan kadar gula darah.
2. Perlu dilakukan uji toksisitas dan efek samping yang mungkin terjadi pada
penggunaan jangka panjangsebagai antidiabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I,K., (2004), NutrisiAyam Broiler, cetakan III, LembagaSatuGunung Budi,
Bogor.
Dalimartha, S.,(2009), Atlas
TrubusAgriwijaya, Jakarta
Tumbuhan
Obat
Indonesia,Jilid6,
156-159,
Depkes RI, (2000), Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 9-10,
DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta.
Katzung, B. G., (2007), Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10, Buku Kedokteran
ECG, Jakarta.
Rosdiana , R., (2012), Sumber-Sumber Manfaat Obat dari Tumbuhan, IkatanDokter
Indonesia, Jakarta.
Schimtz G, Lepper H, Hederich M, (2003), Farmakologi Dasar dan Toksikologi Edisi
3, 442, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Song J, Kwon O, Cheng S, Daruwala R, Eck P end Park JB (2002), flavonoid Inhibition
Of Sodium-Dependent Vitamin C Transporter 1 (Svct1) And Glucose
Transporter Isoform 2 (Glut 2), Intestinal transporters For Vitamin C And
Glucose, J Biol Chem
WHO, (2013), The Diagnosis Treatmen and Prevention Of Diabetes Mellitus,
background document, World Health Organization, Geneva.
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
9
Download