UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolorL) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADATIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ARTIKEL Oleh YUNITA SAFITRI NIM. 050111a054 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FEBRUARI, 2016 i HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL Artikel dengan judul “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolorl) Terhadap Kadar Gula Darah Padatikus Putih Jantan Galur Wistar” yang disusun oleh: Nama : YUNITA SAFITRI NIM : 050111a054 Program Studi : FARMASI Telah disetujui untuk diujikan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Farmasi Ungaran, 01 Maret 2016 Pembimbing Utama Niken Dyahariesti, S.Farm., Apt., M.Si NIDN. 0609118702 ii UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Yunita Safitri*), Niken Dyahariesti**), Nova Hasani Furdiyanti***) *) Mahasiswa Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran INTISARI Diabetes mellitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah yang tidak dapat digunakan oleh tubuh. Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mengandung flavonoid yang diduga mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan meliputi kontrol negatif diberi (aquadest dan CMC-Na 1%), kontrol positif diberi (metformin dosis 63 mg/kg BB), dan 3 kelompok diberi ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengandosis 0,25 g/kg BB, 0,3125 g/kg BB, dan 0,375 g/kg BB. Data yang didapat berupa rata-rata kadar gula darah menit ke-0, 15, 30, 60, 90, 120, 150, dan 180. Kadar gula darah setelah pembebanan kemudian dihitung AUC.Nilai AUC dianalisis menggunakan ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dosis 0,375 g/kg BB,Mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah yang sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB. Kata kunci : Bayam merah (Amaranthus tricolor L.),Diabetes mellitus, kadar gula darah,flavonoid iii ABSTRACT Diabetes mellitus is a health problem disorder caused by increases of blood sugar levels that cannot be secreted by the body. The ethanol extract of red amaranth (Amaranthus tricolor L.) leaves contain flavonoids thought to have an activity on blood sugar levels. This study aims to find the activity test of ethanol extract of red amaranth (Amaranthus tricolor L.) leaves toward blood sugar levels in white male mice of Winstar lineage. This study used 25 mice distributed on 5 groups: the negative control was treated by distilled water and CMC-Na 1%, the positive control was treated by metformin with the dose of 63 mg/kg, and the three remaining groups were treated by the extracted red amaranth (Amaranthus tricolor L.) leaves with the doses of 0.25 g/kg, 0.3125 g/kg, and 0.375 g/kg, respectively. The data were obtained in the was average blood sugar levels in the minute-0,15,30,60,90,120,150,and 180 the level of blood sugar after assessment was then calculated for AUC. The values of AUC were analyzed by using the one way ANOVA with 95% confidence level. The results of this study indicate that the ethanol extract of red amaranth (Amaranthus tricolor L.) leaves with the dose of 0.375 g/kg has an activity on blood sugar levels that is proportional to metformin with the dose of 63 mg/kg. Keywords : Red amaranth (Amaranthus tricolor L.),diabetes mellitus, blood sugar level,flavonoid iv PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) atau yang dikenal dengan nama kencing manis adalah suatu penyakit menahun ditandai dengan peningkatan kadar gula darah, karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Penyakit DM ini digolongkan menjadi dua yakni diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus tipe II, yang mana pada dasarnya DM tipe I disebabkan karena kerusakan pada sel beta pankreas, sedangkan DM tipe II, disamping disebabkan defisiensi insulin juga oleh karena hormone insulin penderita tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja dengan normal padahal insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah (Katzung 2007). Tahun 2013, WHO merilis fakta penting mengenai diabetes mellitus, yaitu 347 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes mellitus dengan estimasi glukosa puasa ≥ 7.0 mmol/L atau sedang dalam pengobatan. Populasi penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta penduduk dengan rentang usia 20-79 tahun. Diperkirakan pada tahun 2035 dengan asumsi tanpa adanya perbaikan, angka diabetes mellitus di Indonesia akan meningkat sebesar 165% pada masing-masing gender (WHO 2013). Obat antidiabetik oral merupakan obat penurun kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus yang diresepkan oleh dokter. Obat antidiabetik oral bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah .Terdapat beberapa macam obat antidiabetik oral untuk mengendalikan glukosa darah penderita diabetes mellitus dan salah satu obat antidiabetik oral adalah metformin Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhtumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan (Depkes RI,2000). Obat tradisional memiliki beragam kelebihan yaitu mudah diperoleh, harga murah, karena dapat ditanam sendiri dan efek samping yang relatif kecil.Oleh karena itu obat tradisional diharapkan mampu berperan dalam usaha pencegahan dan pengobatan penyakit berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Secara tradisional banyak tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, tetapi penggunaan tanaman obat tersebut kadang hanya berdasarkan pengalaman atau empiris saja, belum didukung oleh adanya penelitianuntuk uji klinis dan farmakologinya (Dalimartha, 2009). Penelitian yang telah diketahui dapat digunakan untuk diabetes mellitus (penurunan gula darah) telah diteliti oleh Susanto (2013) adalah daun kedondong (Spondias dulcis L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan, diketahui dapat mempunyaiefekfarmakologis antidiabetes (penurunan kadar gula darah), dimana mempunyai kandungan zat aktif flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula darah pada dosis 125 mg/kg BB dan dosis 187,5 mg/kg BB. Bayam merah telah dikenal sebagai salah satu sayuran bergizi tinggi daunnya yang mengandung protein, vitamin A, vitamin C, asam amino, mineral, fosfor, purin, tannin, flavonoid dan asam oksalat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Dalimartha, 2009). Kandungan flavonoid pada bayam merah mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus diabetik dengan cara menghambat kerja dari GLUT2 (Glucose transporter isoform 2) ,suatu protein transporter glukosa yang terdapat pada membrane usus (Song, dkk, 2002). Bayam merah memang tak hanya sekedar sayuran, tanaman bernama dagang bayam ini sudah lama berfungsi sebagai obat. Khasiat bayam merah secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, bayam termasuk Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 1 sayuran berserat yang dapat digunakan untuk melancarkan proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis , kolesterol, darah tinggi dan menurunnya berat badan. (Rosdiana, 2012). METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan 1. Kandang mencit, botol minum, timbangan, spuit oral,Spuit injeksi, train kassa stern, kapas, alkohol dengan campuran bethadine, beker glass,gelas ukur, tabung reaksi, stopwatch, plat silica Gel,pipa kapiler, ayakan nomer 30 mesh, lampu UV panjang gelombang 366 nm,kertas saring ukuran 5 x 5 cm. 2. Blender, neraca kasar , timbangan hewan,erlenmeyer, corong, kain flanel, spuit, labu takar, ayakan no 30 mesh, beker gelas, gelas ukur, tabung reaksi, beker gelas, gelas ukur, kandang tikus,glukotes,skapel/silet, kapas. 3. Daun Bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) di peroleh dari Ungaran,Semarang. 4. Metformin, glukosamonohidrat, etanol 70%, metanol, H2SO4, karboksimetilselulose natrium (CMC Na 1 %), aquades. 5. Hewan uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur wistar sebanyak 25 ekor dengan berat badan 180-200 g dan berumur 2-3 bulan. Tikus ini dipelihara dengan kondisi yang sama selama 1 minggu agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya, baru kemudian digunakan untuk penelitian. Prosedur Penelitian 1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboraturium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponogoro semarang. 2. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang masih segar dipilih mana 3. 4. 5. 6. 7. yang layak untuk digunakan kemudian dicuci dengan air mengalir sampai bersih lalu ditiriskan, kemudian dirajang-rajang dan dikeringkan dengan cara diletakkan ditempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari secara langsung dengan ditutup menggunakan kain hitam atau dapat dikeringkan dengan oven. Ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yaitu dengan menggunakan metode maserasi kurang lebih 780 g serbuk tanaman daun bayamn merah dimasukan kedalam panci kemudian diberi etanol 70 % sebanyak 5850 ml. Serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dalam aquadest hangat, diaduk sambil ditambahkan aquadest sambil diaduk terus memakai batang pengaduk. Setelah larut baru ditambahkan dengan aquadest sampai mendapatkan volume 100 ml. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan putih galur wistar, sehat, umur 2-3 bulan, sebanyak 25 ekor, dengan berat badan 180-200 gram. Untuk memberikan makan setiap perlakuan dibuat sama jumlah dan jenisnya, yaitu makanan buatan pellet dengan merk yang sama. Selama adaptasi dan perlakuan tikus diberikan pellet ±20 gram @ 200 gram tikus per hari dengan minum ad libitum. Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan, kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 2 kehijauan menjadi warna merah karna penambahan H2SO4 menunjukkan adanya senyawa flavonoid. 8. Ekstrak etanol daun bayam merah dibuat dengan kadar 2% b/v, 2,5% b/v dan 3% b/v yang setara dengan dosis 0,25 g/kg BB, 0,3125 g/kg BB dan 0,375 g/kg BBekstrak etanol daun bayam merah. Analisis Data Data yang diperoleh berupa kadar glukosa darah tikus sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (post-test selanjutnya dibuat kurva rata-rata kadar gula darah dan waktu, lalu dihitung Area Under Curve (AUC). Kemudian dianalisis dengan SPSS 17.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji shapiro-wilk karena jumlah Sampel kecil (< 50). Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p>0,05 Kemudian dilanjutkan dengan uji levene’stest (untuk mengetahui homogenitas data Gambar skema prosedur penelitian Pemilihan 25 ekor tikus putih jantan galur wistar, umur 2-3 bulan (BB 180-200 g) dan di adaptasikan selama 1 minggu Pengelompokan hewan uji (5 kelompok) Menandai hewan uji Puasakan hewan uji selama 18 jam sebelum perlakuan Pengukuran kadar gula darah puasa Klp I Klp II Kontrol (-) Kontrol diberi (+) di beri aquades + metformin CMC Na 63 mg/kg 1% BB Klp III Perlakuan 1 diberi ekstrak etanol daun bayam merah 0,25 g/kg BB KLP IV Klp V Perlakuan 2 diberi ekstrak etanol daun bayam merah 0,3125 g/kg BB Perlakuan 3 diberi ekstrak etanol daun bayam merah 0,375 g/kgBB Pembebanan glukosa monohidrat 6,75 mg/kg pada masing-masing kelompok tikus putih galur wistar Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 3 Darah diambil pada bagian ujung ekor dengan scapel dan di ukur pada menit ke-0, 15, 30, 60, 90, 120,150 dan 180 menit diukur dengan glukotes Analisa AUC Analisis statistik Pembahasan dan kesimpulan HASIL 1. Hasil determinasi daun bayam merah (Amaranthus tricolor L) Hasil determinasi tanaman adalah sebagai berikut Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Ordo Famili Genus Species Namalokal : Plantae : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida-Dicotyledoneae (berkeping dua/dikotil) : Caryophyllales : Amaranthaceae : Amaranthus : Amaranthus tricolor L. (Bayam) : Bayam merah Kunci determinasi : 1b,2b,3b,4b,6b,7b,9b,10b,11b,12b,13b,14b,15,109b,119b,120b,128b,129b,135b,136b, 139b,140b,142b,143b,146a,147a,148b,149a,Fam 41. Amaranthaceae,1b,5a, Genus : Amaranthus,species : Amaranthus tricolor L. (Steenis,1992) 2. Pembuatan Serbuk Daun Bayam Merah Bahan utama yang digunakan adalah daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) bayam merah yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan cara diblender, kemudian diayak menggunakan ayakan No. 30 mesh hingga diperoleh serbuk halus. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 4 Pembuatan serbuk daun bayam merah 3. Pembuatan Ekstrak Daun Bayam Merah Pembuatan ekstrak daun Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) menggunakan metode maserasi dingin.Maserat diuapkan dengan waterbath pada temperatur 50°C hingga diproleh ekstrak kental. 4. Hasil identivikasi flavonoid Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 5 5.Tabel Rata-rata kadar gula darah Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Ekstrak Dosis 0,25 g/kg BB, dosis 0,3125 g/kg BB, dosis 0,375 g/kg Rata-rata Kadar Gula Darah Tikus Mg/dl (Mean±SD) Perlakuan Menit 150 179.60 ±15,50 118.00 ±10,30 155.20 ±14,24 133.80 ±17,20 115.40 ±8,20 Menit 180 180.00 ±15,64 118.80 ±11,03 156.40 ±14,29 133.80 ±17,36 115.60 ±7,30 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 6 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Menit 0 92.20 ±4,76 94.60 ±2,97 92.40 ±3,44 93.80 ±4,21 91.80 ±5,07 Menit 15 117.80 ±5,63 94.80 ±3,49 108.20 ±4,44 104.40 ±3,65 101.20 ±5,59 Meni 30 132.40 ±4,93 97.20 ±3,70 127.80 ±4,60 124.00 ±5,96 109.00 ±3,74 Menit 60 172.60 ±22,37 107.40 ±10,11 137.80 ±9,42 128.60 ±6,35 114.20 ±8,07 Menit 90 175.40 ±18,37 109.60 ±10,16 143.20 ±10,43 130.60 ±8,68 114.20 ±7,76 Menit 120 178.40 ±15,13 112.40 ±11,95 151.60 ±9,76 132.00 ±13,58 115.60 ±8,56 Keterangan : Kelompok 1 : Diberi Aquadest + CMC Na 1% Kelompok 2 : Diberi Metformin Dosis 63 mg/kg BB Kelompok 3 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis 0,25 g/kg BB Kelompok 4 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis0,3125 g/kg BB Kelompok 5 : Diberi Ekstrak Daun Bayam Merah dosis 0,375 g/kg BB Tabel5. Uji Post Hoc Pasangan Perlakuan Kontrol Negatif vs kontrol Positif Kontrol Negatif vs dosis 0,25 g Kontrol Negatif vs dosis 0,3125 g Kontrol Negatif vs dosis 0,375 g Kontrol Positif vs dosis 0,25 g Kontrol Positif vs dosis 0,3125g Kontrol Positif vs dosis 0,375 g Dosis 0,25 g vs dosis 0,3125g Dosis 0,25 g vs dosis 0,375 g Dosis 0,3125 g vs dosis 0,375 g p-value 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,004 0,532 0,033 0,000 0,018 Kesimpulan Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Signifikan p <0,05 : Berbeda bermakna Signifikan p >0,05 : Berbeda tidak bermakna PEMBAHASAN Determinasi tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) telah dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro Semarang. Identifikasi tanaman ini dilakukan pada tahap awal penelitian untuk mendapatkan kebenaran identitas dari tanaman yang diteliti, menghindari kesalahan dalam pengumpulan bahan utama dan mencegah kemungkinan tercampurnya tanaman yang diteliti. H + Flavonoid (warna hijau) OH- Kalkon (warna merah) mmmnjdgmerah) Hewan uji tikus putih jantan galur wistar diadaptasikan sebelum dilakukan penelitian, selama adaptasi tikus putih jantan diberikan makanan flavonoidberupa pakan ayam BR2. Pakan ayam broiler finisher, bisa disebut BR2 merupakan (merah) pakan berbentuk tepung, pelet atau crumble. Formula pakan ayam BR2 umumnya terdiri dari bahan pangan jagung 40-50%, bungkil kedelai 25-30 %, dedak/pollar 3%, bungkil kelapa 10%, tepung ikan/tepung daging dan tulang 5%, minyak kelapa 3%, mineral (limestone/dicalsiumphosphat) dan vitamin 1-1,5 (Amirullah,2004). Sebelum penelitian hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam sebelum diberi perlakuan tetapi tetap diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan agar kondisi hewan uji sama dengan mengurangi pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap absorbsi obat yang diberikan. Tujuan dari pemberian minum ad libitum yaitu sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang selama dipuasakan. Masing-masing kelompok diukur kadar gula darah puasa yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah tikus pada saat puasa , apakah normal atau tidak, dan Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 7 dalam keadaan sehat masing-masing kelompok diberi perlakuan peroral yaitu kelompok kontrol negatif diinduksi aquades + CMC Na 1%, kelompok kontrol positif diberi metformin 63 mg/kg BB dalam CMC, kelompok 3 diberi ekstrak daun bayam merah dosis 0,25 g/kg BB, kelompok 4 dosis 0,315 g/kgBB dan kelompok 5 dosis 0,375 g/kg BB. Kontrol positif adalah kelompok perlakuan yang besar kemungkinannya menghasilkan efek atau perubahan pada variabel tergantung. Pemberian metformin yang merupakan antidiabetik oral golongan biguanid pada kelompok 2 (kontrol positif) bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh metformin dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih dibandingkan dengan ekstrak daun bayam merah.Metformin dipilih sebagai kontrol positif karena metformin adalah obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan penurunaan kadar glukosa darah (diabetes mellitus) .Mekanisme secara farmakodinamik berefek perlambatan absorbsi glukosa pada deodenum, perbaikan utilisasi glukosa melalui penguatan efek insulin di perifer, penghambatan glukoneogenesis dari asam laktat dan glikoneogenesis di hati, penurunan anorektis kadar VDL, trigliserid dan kolesterol, serta menghambat agregasi trombosit (Schmtz dkk, 2003). Pemberian aquades dan CMC Na 1% sebagai kontrol negatif bertujuan untuk melihat adanya pengaruh CMC Na 1% dalam menurunkan kadar gula darah. CMC Na 1% merupakan suspending agent yang berfungsi menghomogenkan larutan dengan cara menurunkan tegangan permukaan, Selain itu CMC Na 1% berfungsi sebagai bahan pengental yang tidak mengendap oleh pengaruh gravitasi sehingga tidak memiliki pengaruh dalam menurunkan kadar gula darah. Berdasarkan hasil uji Post Hoc menggunakan uji LSD menunjukkan bahwa pvalue kontrol positif dengan dosis 0,375 g/kg BB sebesar 0,532 > (0,05), Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efek secara bermakna menunjukkan bahwa kontrol positif memiliki efek yang sebanding dengan ekstrak daun bayam merah 0,375 g/kg BB terhadap kadar gula darah tikus. Berdasarkan penelitian, didapat bahwa ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus jantan galur wistar dikarenakan flavonoid yang terkandung pada ekstrak daun bayam merah memiliki mekanisme kerja menghambat kerja dari GLUT 2 (Glucose Transporter2), suatu protein transporter glukosa yang terdapat pada membran usus, GLUT 2 (Glucose Transporter 2) merupakan pengangkut glukosa dari saluran cerna masuk kedalam darah sehingga apabila GLUT 2 (Glucose Transporter 2) dihambat maka glukosa yang masuk kedalam darah berkurang dan tidak terjadi penumpukan glukosa dalam darah sehingga terjadi penurunan kadar gula dalam darah. KESIMPULAN 1. Ekstrak etanol daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai aktivitas terhadap kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar. 2. Ekstrak etanol daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) pada dosis 0,375 g/kg BB memiliki aktivitas terhadap kadar gula darah yang sebanding dengan metformin dosis 63 mg/kg BB. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 8 SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa lain selain flavonoid yang terkandung dalam ekstrak etanol daun bayam merah yang dapat berperan dalam menurunkan kadar gula darah. 2. Perlu dilakukan uji toksisitas dan efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjangsebagai antidiabetes. DAFTAR PUSTAKA Amrullah, I,K., (2004), NutrisiAyam Broiler, cetakan III, LembagaSatuGunung Budi, Bogor. Dalimartha, S.,(2009), Atlas TrubusAgriwijaya, Jakarta Tumbuhan Obat Indonesia,Jilid6, 156-159, Depkes RI, (2000), Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 9-10, DepartemenKesehatanRepublik Indonesia, Jakarta. Katzung, B. G., (2007), Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 10, Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Rosdiana , R., (2012), Sumber-Sumber Manfaat Obat dari Tumbuhan, IkatanDokter Indonesia, Jakarta. Schimtz G, Lepper H, Hederich M, (2003), Farmakologi Dasar dan Toksikologi Edisi 3, 442, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Song J, Kwon O, Cheng S, Daruwala R, Eck P end Park JB (2002), flavonoid Inhibition Of Sodium-Dependent Vitamin C Transporter 1 (Svct1) And Glucose Transporter Isoform 2 (Glut 2), Intestinal transporters For Vitamin C And Glucose, J Biol Chem WHO, (2013), The Diagnosis Treatmen and Prevention Of Diabetes Mellitus, background document, World Health Organization, Geneva. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus Tricolor L.) terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 9