BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metodologi Pengamatan dan Kajian

advertisement
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Metodologi Pengamatan dan Kajian
Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan penulis
selama menyusun laporan ini yaitu penelitian pustaka, field research (penelitian lapangan),
dan analisa data melalui media cetak dan internet.
Dalam hal penelitian lapangan, penulis akan melakukan penelitian langsung terhadap
objek dan keadaan yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Pembagian kuesioner
Teknik
pengumpulan
data ini telah dilakukan penulis
dengan
menyebarkan kuesioner tentang stand penjual makanan dengan total responden
sebanyak 35 orang, yang berasal dari bermacam kalangan mulai dari mahasiswa
sampai masyarakat umum di Jakarta.
2. Interview (Wawancara)
Teknik
pengumpulan
data
ini
dilakukan
dengan
mengadakan
pembicaraan secara langsung dengan pihak pemilik bisnis Roti Kompeni, baik
pimpinan yang berwenang maupun dengan para konsumennya.
Setelah data terkumpul maka dilanjutkan dengan pengolahan data guna
memperoleh landasan penulisan laporan dan menarik kesimpulan.
2.2 Pengertian Roti
Roti adalah salah satu makanan pokok yang tertua di dunia. Makanan ini terbuat dari
tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi
(pengembangan), dan proses pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya
membuat roti memiliki tekstur yang khas.
Prinsip dasar cara pembuatan roti tidak banyak berubah sejak dahulu. Bahan baku
untuk pembuatan segala jenis roti dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama bahan
pokok; tepung terigu, cairan, ragi, garam dan gula. Kedua bahan penambah rasa;
lemak/minyak, susu, dan telur.
3
1. Tepung
Wheat atau gandum atau terigu adalah tepung yang paling sering
dipakai untuk membuat roti. Bahan tepung lainnya adalah rye (gandum
hitam), barley (jelai), jagung, dan beras. Tepung dari bahan wheat lebih
sering digunakan karena memiliki daya elastisitas yang dihasilkan lebih
tinggi. Tepung terigu ini dibuat dengan menggiling hanya bagian inti biji
gandum saja. Sementara tepung yang dibuat dengan menggiling seluruh biji
gandum disebut tepung gandum utuh atau whole wheat flour.
Fungsi dari tepung adalah membentuk gluten atau zat perekat pada
roti. Gluten adalah protein yang memberikan struktur elastis dan kenyal
kepada berbagai panganan yang dipanggang, seperti roti dan mie.
2. Ragi
Ragi merupakan mikro organisme satu sel yang dapat berkembang
dengan cepat. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau
cairan nutrien. Mikro organisme ini sanggup memfermentasikan karbohidrat
yang dikandung tepung terigu dengan menghasilkan gas karbondioksida dan
alkohol.
Proses fermentasi baru dikenal secara ilmiah dalam ilmu pengetahuan
setelah Van Leeuwenhowek meneliti sel ragi dengan mikroskop pada abad ke
17. Dijelaskan bahwa campuran ragi, tepung, air dan gula yang disimpan
dalam keadaan kedap oksigen pada temperatur tertentu membentuk karbon
dioksida. Gas karbon dioksida ini terperangkap oleh jaringan elastis yang
dihasilkan oleh gluten, saat inilah adonan dikatakan mengembang. Sementara
zat gula (sukrosa) yang telah berubah menjadi alkohol akan menguap pada
proses pembakaran atau pemanggangan roti. Ragi juga membuat adonan
menjadi elastis dan lekat, serta rasa dan aroma roti menjadi khas.
3. Cairan
Cairan dalam proses pembuatan roti berfungsi sebagai membantu
melarutkan dan membagi ragi ke seluruh bagian tepung. Namun suhu air
yang digunakan harus diperhatikan, jika terlalu panas atau terlalu dingin
dapat membunuh mikro organisme yang berperan penting dalam proses
fermentasi. Cairan dapat berupa air tawar maupun susu.
4
4. Garam dan Gula
Selain memberikan rasa kepada roti, garam dan gula juga membantu
terjadinya proses fermentasi. Gula berfungsi sebagai energi bagi ragi,
sementara garam berfungsi untuk memberi warna putih pada roti serta
mencegah proses ragi berkembang biak terlalu cepat.
Dilihat dari cara pengolahan akhir, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
roti yang dikukus seperti bakpao dan mantau. Kemudian roti yang digoreng, seperti
oliebollen dan panada. Ketiga yaitu roti yang dipanggang seperti baguette, roti pita, serta
aneka jenis roti tawar.
Roti yang segar dan berkualitas, bila ditekan atau digigit akan segera kembali
mengembang ke bentuk aslinya. Kualitas roti juga dapat dilihat dari bunyi yang dihasilkan
dari bagian crust-nya.
Awal mula hidangan roti goreng dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah saat
pertama kalinya kaum pendatang dari Eropa memperkenalkan panganan roti kepada
penduduk, orang pribumi tidak lantas mengkonsumsinya begitu saja. Sudah menjadi tradisi
di Indonesia untuk mengolah makanan dengan cara menggorengnya sebelum dinikmati
hangat-hangat. Kini, roti adalah makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat sebagai
sarapan maupun kudapan sehari-hari.
2.3 Sejarah Roti
Sejarah roti yang berumur beribu-ribu tahun konon berawal dari Mesir dan
Mesopotamia. Pada salah satu bagian dari makam Raja Ramses juga terdapat gambar
beberapa pekerja sedang membakar roti. Berawal saat mereka menemukan cara lain untuk
mengolah dan menikmati gandum, yang awalnya hanya dikonsumsi langsung. Ternyata
gandum juga dapat dibakar diatas api dan kemudian dicampur air sehingga membentuk
pasta. Kemudian orang-orang memiliki ide untuk membakar pasta ini kembali diatas api.
Karena pada masa itu manusia percaya makanan yang dibakar dan dinikmati dalam keadaan
hangat akan terasa lebih enak.
5
Gambar 1.
Potongan gambar di atas makam Raja Ramses menjelaskan tentang orangorang yang sedang membuat roti.
Maka diletakkanlah adonan pasta tersebut diatas batu datar secara merata, kemudian
dibakar diatas api. Adonan ini pun mengering dan membentuk jalinan serat roti. Inilah roti
yang paling primitif, yaitu roti jenis flatbread. Sejak saat itulah porridge atau bubur dan
flatbread menjadi pilihan hidangan yang sering dikonsumsi orang sampai beberapa abad
selanjutnya. Sebuah lukisan dari abad ke-6 menunjukkan bahwa bangsa Yunani menikmati
roti primitif mereka dalam bentuk tipis dan datar yang nampak digulung. Sementara bangsa
Assyria dikatakan mengkonsumsi flatbread dengan sirup panas.
Proses peragian roti sendiri terjadi karena ketidak sengajaan seseorang yang lupa
membakar adonan rotinya. Akibat didiamkan, adonan tersebut mengembang. Ketika
dibakar, ternyata adonan yang mengembang itu teksturnya justru lebih empuk dan rasanya
lebih nikmat. Inilah generasi roti kedua setelah flatbread, yakni roti dengan fermentasi yang
kita kenal saat ini.
Setelah runtuhnya kekaisaran Romawi, roti tidak hanya menjadi makanan pokok
bagi sebagian besar peradaban namun juga sebagai bagian dari table service bersama
dengan alat-alat makan seperti sendok dan garpu. Roti paling sering dihidangkan dengan
meletakkannya di mangkok, kemudian disiram sup kaldu. Roti kemudian menjadi bagian
dari menu standar bagi masyarakat. Ketika era Renaisans tiba, orang-orang gemar
6
mengkonsumsi sepotong roti yang ditumpuk dengan potongan daging dan saus. Joan of Arc,
seorang pahlawan nasional Perancis diceritakan mengkonsumsi rotinya dengan dicelupkan
ke dalam minuman anggur terlebih dulu.
Di Gascony, Perancis, ada tradisi membagikan roti anise (adas manis) pada tengah
malam sebelum hari Natal. Di bagian barat Eropa, tradisi membagikan roti berlangsung
pada hari-hari sesudah Natal dan sebelum tahun baru. Ada pula roti Twelfth Night Bread,
roti yang memiliki rasa jeruk atau lemon dan ditambahkan brandy. Menurut tradisi Spanyol,
sebelum dipanggang roti ini terlebih dahulu diselipkan koin atau kacang kering.
Pada tahun 1961, manusia telah menemukan cara baru yang dapat mengurangi waktu
yang digunakan untuk proses fermentasi dan waktu pembuatan roti pun otomatis lebih
singkat dan efisien. Kini, beragam macam produk roti siap makan telah diproduksi secara
massal menggunakan kemasan plastik dan dijual di pasar dan swalayan. Di Indonesia, roti
yang populer di jual adalah roti oval dengan berbagai bahan isian seperti selai, kacang, keju,
dan cokelat. Ada juga roti tawar yang berbentuk kotak dan berwarna putih.
Roti juga memegang peran penting dalam sejarah keagamaan. Dalam agama Kristen
disebutkan Eucharist Host, yakni roti putih berbentuk bulat pipih tanpa melalui proses
pengembangan dengan ragi yang disajikan di penjamuan kudus/ekaristi Yesus Kristus.
Dalam agama Islam, salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad
adalah membuat roti yang hanya sedikit menjadi dapat dinikmati oleh banyak orang.
Sementara orang Yahudi mengenal roti Shewbread atau Showbread. Nama kota Betlehem
menurut bahasa Ibrani Tiberias juga memiliki arti “the house of bread” atau rumah dari roti.
Setiap negara mempunyai jenis roti dengan bentuk dan rasa sesuai dengan
kebudayaannya. Di Mexico, roti dibuat dari jagung, di antaranya yang populer adalah
tortilla. Di Arab, dikenal roti pipih besar yang berongga di dalamnya, disebut roti pita.
Bakpao dan mantau yang cukup populer di Indonesia merupakan roti dari Cina. Roti orang
Perancis disebut baguette yang berciri khas memiliki permukaan keras.
Di Indonesia, kudapan tradisional yang melewati proses fermentasi seperti roti yang
populer contohnya kue Pukis, Panada dan Bika Ambon. Walaupun menggunakan ragi
sebagai bahan pengembangnya, ternyata kue pukis merupakan adaptasi dari kue wafel yang
digemari di Amerika Serikat. Roti merupakan salah satu budaya Eropa yang telah terserap di
masyarakat Indonesia sejak dulu kala.
7
2.4 Roti Kompeni
2.4.1 Sejarah Roti Kompeni
Berawal dari sebuah proyek mata kuliah Enterpreneurship (J0692), salah
satu mata kuliah wajib di Binus University fakultas Psikologi. Dalam memenuhi
tugas pada mata kuliah tersebut, ke-enam perintis Roti Kompeni tergabung dalam
satu kelompok dibawah bimbingan dosen Bapak Bambang Pratama, S.H, M.H untuk
menyusun suatu business plan atau business startup.
Saat itu ada banyak ide yang muncul, mulai dari menjual kripik, pizza, dan
lain sebagainya. Namun setelah melakukan riset dengan menggunakan situs Google
Insight, maka diketahui bahwa kata kunci "roti goreng" sedang populer dan banyak
ditelusuri orang lewat mesin pencari Google regional negara Indonesia. Akhirnya,
ke-enam mahasiswa ini pun sepakat untuk memakai roti goreng sebagai menu dalam
bisnis wirausahanya.
Resmi beroperasi pada bulan September 2011, Roti Kompeni termasuk salah
satu usaha kecil dan menengah yang bergelut di bidang makanan. Menu yang
ditawarkan berupa 8 varian rasa roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan
topping. Sementara tagline yang digunakan adalah "Sekali Gigit, Menjajah Lidah
Selamanya".
Ide roti yang goreng datang dari makanan khas negeri Belanda Oliebol, atau
Oliebollen, yakni adonan kue yang dimasak dengan cara digoreng deep-fry sampai
renyah. Para perintis kemudian melakukan modifikasi pada resep aslinya, yakni
mengganti adonan asli roti dengan roti tawar putih berbentuk kotak yang mudah
didapat dan sudah lazim dikonsumsi di Indonesia, lalu ditambahkan berbagai bahan
penambah rasa sebagai isi dan topping yang menarik diatasnya.
Saat ini Roti Kompeni baru memiliki satu stand, berlokasi di lingkungan
kampus Binus University, Jalan K.H Syahdan no.22, Jakarta Barat. Selama tahun
2012, Roti Kompeni sudah memiliki target untuk menambah jumlah stand-nya di
beberapa tempat. Ada tiga lokasi yang sudah dipilih, antara lain: lingkungan kampus
Universitas Tarumanagara, Universitas Moestopo, dan Universitas Mercu Buana.
Selanjutnya pada tahun depan, Roti Kompeni akan memfokuskan kepada rencana
untuk mendirikan sebuah kafe dengan beberapa menu tambahan seperti kopi, teh,
dan kentang goreng.
8
Karena makanan ini gagasannya datang dari makanan khas Belanda yang
dijual di Indonesia, maka dicarilah suatu konsep yang dapat mecitrakan negara
Belanda. Salah satu hal tentang Belanda yang paling dikenal masyarakat luas adalah
era kolonial dan kata kompeni yang berasal dari nama perusahaan Vereenigde
Oostindische Compagnie (VOC). Kata Compagnie tersebut kemudian menjadi akrab
disebut 'kompeni' oleh rakyat pribumi.
Namun konsep yang unik ini belum didukung dengan perancangan kemasan
yang baik dan juga tidak menambah nilai jual produk. Hal ini diakui oleh Tiara,
salah satu pemilik bisnis Roti Kompeni, bahwa dirinya masih sangat tidak puas
dengan visualisasi dan kemasan bisnisnya. Ia menjabarkan bahwa Roti Kompeni
bersedia meluangkan 30% dari laba bersih untuk diinvestasikan ke perancangan
visual bisnisnya.
Roti Kompeni juga sempat menjadi wakil dari seluruh mahasiswa yang telah
lulus mata kuliah Enterpreneurship di fakultas Psikologi Binus University karena
berhasil meneruskan rencana bisnis dalam tugas mereka menjadi bisnis startup.
Sebagai pihak yang representatif bagi usaha mahasiswa Binus University, mereka
berhak mendapatkan coaching dari para investor asing dari Amerika Serikat.
2.4.2 Data Perusahaan
Nama perusahaan
: Roti Kompeni
Jenis perusahaan
: Usaha Kecil dan Menengah
Tanggal terbentuk
: September 2011
Alamat
: Jl. K.H. Syahdan no.22, Jakarta Barat
Nama perintis
: Mutiara Pertiwi, Alwin Nobel, Oktavianus
Prabowo, Aulia Wika, Diandry Novrina, Bima
Setiadi
Jumlah stand saat ini
: Satu
Jadwal buka stand
: Hari kerja 10:00-20:00
Jumlah pembeli per hari
: Berkisar antara 40-80 orang
Jenis produk yang ditawarkan
: Roti goreng dengan bahan penunjang berupa
isi dan topping. Memiliki 8 pilihan rasa.
Cara menyimpan stok makanan
: Roti siap goreng, sosis dan keju
9
ditempatkan di dalam kontainer. Taburan
cookies,
chocochip,
selai
coklat
dan
cookieschip di toples kecil. Saus coklat,
mayonaisse, saus blueberry, saus tomat, dan
saus cabai di botol plastik.
2.4.3 Logo saat ini
Gambar 2.
Gambar 3.
Logo Roti Kompeni yang digunakan di stand.
Logo Roti Kompeni yang digunakan untuk melakukan promosi di
jejaring sosial Twitter dan Facebook. (Kiri lama, kanan baru)
2.4.4 Kemasan saat ini
Gambar 4.
Kemasan berupa kotak styrofoam putih polos dalam keadaan tertutup.
10
Gambar 5.
Kemasan berupa kotak styrofoam putih polos dalam keadaan terbuka.
Nampak kemasan sekunder berupa lembaran plastik.
Gambar 6.
Kemasan saat dipegang konsumen.
11
2.4.5 Daftar menu saat ini
Gambar 7.
Daftar menu yang ditempel di stand.
2.4.6 Keadaan stand
Gambar 8.
Stand Roti Kompeni tampak depan. Terlihat banner
yang
menampakkan foto produk di bagian bawah, dan logo di bagian atas.
12
Gambar 9.
Bagian dalam stand dilengkapi dengan kompor sederhana, 4 buah
toples, 5 botol saus, 1 buah botol untuk menyimpan minyak goreng,
lima butir telur dan beberapa alat masak lainnya.
2.4.7 Banner yang digunakan di stand
Gambar 10.
Desain banner yang digunakan di stand.
2.4.8 Visi dan Misi
Visi
Menjadikan roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping
sebagai kudapan yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
13
Misi
1. Mengembangkan Roti Kompeni dari stand menjadi semi-cafe
2. Memperkenalkan Roti Kompeni kepada seluruh lapisan masyarakat
2.4.9 Pemasaran Produk Roti Kompeni
Produk Roti Kompeni saat ini memiliki target pasar utama para mahasiswa
Binus University. Karena usia perusahaan ini masih sangat muda, maka dipilihlah
media promosi yang terjangkau dan dekat dengan para konsumennya. Selain dari
mulut ke mulut, pemasaran produk roti kompeni sangat mengandalkan kemampuan
teknologi dan internet, mereka juga gencar mencari pengikut di jejaring sosial
Twitter serta Facebook. Namun Roti Kompeni belum meluncurkan sebuah website
khusus untuk promosi produknya. Sampai saat ini, Roti Kompeni tidak memiliki
flyer, brosur, atau media promosi dalam bentuk cetak lainnya.
2.5 Oliebollen
Oliebol, atau oliebollen dalam bentuk jamak adalah kudapan khas Belanda. Secara
harafiah berarti kue bola yang berminyak, sesuai dengan proses akhir yang digunakan untuk
memasak roti ini yakni digoreng. Oliebollen dipercaya merupakan resep roti yang
ditemukan pada abad ke-19 dan masih digemari hingga saat ini. Dalam proses
pembuatannya, bahan dasar yang digunakan adalah tepung, ragi, air, susu, telur dan garam.
Sebagai penambah rasa, yang sering dipilih adalah campuran kismis dan gula halus sebagai
taburan. Kue ini juga disebut-sebut sebagai donat dari Belanda.
Gambar 11.
Oliebollen. Gagasan produk Roti Kompeni mendapat inspirasi dari konsep
roti ini, yakni "roti goreng yang diberikan taburan di atasnya".
14
Setelah digoreng selama 10 menit, oliebollen ditiriskan minyaknya dan disajikan
hangat. Di Indonesia, resep ini diaplikasikan dalam pembuatan kudapan yang disebut roti
bantal dan kerap menggunakan tambahan wijen diatasnya. Sementara di negara aslinya
Belanda, secara tradisi oliebollen merupakan hidangan yang khusus disiapkan dan dinikmati
pada saat acara pergantian tahun.
2.6 Lama Penguraian Sampah
Dalam tabel berikut akan dijelaskan lamanya waktu penguraian beberapa jenis bahan
yang dapat digunakan sebagai kemasan produk makanan menurut InSWA (Indonesia Solid
Waste Association):
Jenis Sampah
Lamanya Waktu Penguraian
Kulit pisang
2-5 minggu
Kertas
1-3 minggu
Kaleng alumunium
10-20 tahun
Plastik
500 tahun
Botol kaca
1.000 tahun
Styrofoam
10.000 tahun
2.7 Karakteristik Produk
Karakteristik produk Roti Kompeni adalah selembar roti tawar yang dilipat
kemudian dilapisi tepung panir dan digoreng secara deep-fry. Setelah kecoklatan dan
renyah, diberikan bahan-bahan penunjang sebagai isi dan topping. Disediakan 8 jenis rasa
yang terdiri dari aneka cita rasa manis dan gurih. Harga yang ditawarkan adalah 8.000 dan
9.000 rupiah per porsinya. Menurut pemilik, walaupun digoreng, kandungan minyak di
dalam roti tetap dijaga sehingga tetap dalam jumlah yang minimal.
Roti tawar yang digunakan sebagai bahan dasarnya memiliki ketebalan yang lebih
besar ketimbang rati tawar lain yang banyak beredar di pasaran. Kualitasnya pun tinggi
sehingga rasa produknya lebih sedap.
Ke-delapan varian rasa tersebut antara lain:
15
1. Chocolate Jam with Chocochips
Isi: Selai coklat, topping: Butiran coklat
2. CookiesBlueberry
Isi: Remah cookies, topping: Remah cookies dan selai blueberry
3. ChocoCheese
Isi: Selai coklat, topping: Parutan keju dan butiran coklat
16
4. Blueberry Jam with Cookies
Isi: Remah cookies, topping: Remah cookies dan parutan keju
5. Blueberry Jam with Chocochips
Isi: Selai blueberry, topping: Butiran coklat
6. Scream (Scrambled Egg and Mayonese)
Isi: Telur goreng, topping: Saus mayonese (bisa pedas)
17
7. So Damn (Sausage and Mayonese)
Isi: Sosis, topping: Saus mayonese (bisa pedas)
8. BlueberryCheese
Isi: Selai blueberry, topping: Parutan keju
Menurut penjaga stand, varian rasa paling favorit adalah Chocolate Jam with Cheese
dan Barbecue Sausage Mayonese. Topping yang disusun dengan cantik ini juga merupakan
salah satu nilai jual bagi Roti Kompeni.
Semua produknya memliki bentuk yang sama, yakni segitiga sama kaki. Bentuk ini
merupakan bentuk hasil dari melipat roti tawar menjadi dua bagian secara diagonal. Roti
tawar yang digunakan sebagai bahan dasar merupakan roti berkualitas yang lebih tebal dari
roti biasanya. Dimensi roti adalah 15cm x 9cm x 5cm.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan kemasan adalah, jenis produk
yang ditawarkan Roti Kompeni, roti isi goreng yang memiliki aneka topping yang
mempercantik penampilan roti. Hal ini tentu mewajibkan kemasannya untuk dapat
melindungi taburan topping tersebut. Karena roti ini juga disajikan dalam keadaan panas,
maka bahan yang dipilih haruslah yang aman untuk kesehatan walaupun terkena panas dan
uap dari roti.
18
2.8 Target Pasar
Menurut rekan pemilik lainnya, Oktavinus Prabowo, sepanjang tahun ini Roti
Kompeni akan menfokuskan pengembangan bisnis dengan membuka stand-stand baru di
beberapa lokasi strategis di Jakarta. Tiga lokasi yang merupakan prioritas utama adalah
daerah lingkungan kampus Universitas Tarumanegara, Universitas Moestopo, dan
Universitas Mercu Buana.
Dapat dilihat disini bahwa saat ini, Roti Kompeni memang menyasar para
mahasiswa sebagai konsumen utamanya, karena pilihan penempatan lokasi stand selalu
berada di lingkungan universitas.

Geografi: Target pasar primer Roti Kompeni dari segi geografinya adalah
masyarakat yang tinggal di wilayah urban dan sub-urban.

Psikografi: Dari segi psikologinya, adalah orang-orang yang menyukai hal-hal
baru, suka mencicipi menu yang baru setiap jangka waktu tertentu dan mau
menyisihkan uang untuk membeli kudapan di luar waktu makan pokok.

Usia: 17-30 tahun

Gender: Laki-laki dan perempuan

Kelas sosial: B- dan B+ (menengah dan menengah keatas)
2.9 Hasil Kuesioner
Menurut hasil kuesioner, minat masyarakat akan membeli kudapan di stand masih
tinggi. Faktor utama yang mereka jadikan pertimbangan dalam membeli kudapan adalah
jenis dan rasa makanan. Sementara hanya 7 dari 35 orang sampel yang sudah mengetahui
keberadaan Roti Kompeni.
2.10 Kompetitor
Kompetitor dari Roti Kompeni adalah penjual kudapan lain yang berlokasi di
lingkungan kampus, memiliki pilihan cita rasa gurih dan manis, dan lebih mengenyangkan
dibandingkan dengan makanan ringan. Telah dipilih salah satu penjual kudapan yang sudah
memiliki kemasan yang dinilai lebih baik dari Roti Kompeni, namun tetap berada pada
tingkatan kelas yang sama. Kompetitor tersebut adalah flip-flop.
Flip-flop adalah gerai penjual kudapan khas dari negara Jepang. Pertamakali dibuka
pada bulan Maret 2011, flip-flop juga termasuk salah satu usaha kecil dan menengah yang
usianya masih muda. Kini, flip-flop telah memiliki satu gerai di Jl. Haji Senen no. 56 dan
satu cabang berupa stand tepat di depan kampus anggrek Binus University.
19
Gambar 19.
Suasana stand di depan gerai dan suasana di dalam gerai. Disediakan tempat
duduk bagi para konsumen yang ingin makan di tempat.
Gambar 20.
Contoh kotak kemasan untuk menu takoyaki dalam keadaan tertutup dan
terbuka (kiri). Contoh kantong kemasan untuk menu roti taiyaki (kanan)
20
Gambar 21.
Desain pada flyer promosi dan banner.
Gambar 22.
Daftar menu yang ditempel di gerai.
2.11 Analisa SWOT

Strength
o Resep roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping yang
ditawarkan Roti Kompeni adalah jenis kudapan yang baru dan belum banyak
dijumpai di pasaran.
o Roti Kompeni memiliki rangkaian nama, tagline dan konsep yang unik
sehingga mengundang rasa penasaran orang-orang.
o Lokasi stand yang dimiliki Roti Kompeni relatif strategis dan dekat dengan
target konsumennya.
o Rasa yang sedap disertai dengan penampilan yang cantik dari topping-nya.
21

Weakness
o Pilihan konsumen terbatas pada menu roti goreng saja.
o Jumlah stand yang dimiliki baru satu sehingga promosinya belum maksimal.
Dari 35 orang, hanya 7 yang sudah mengetahui keberadaan Roti Kompeni.
o Sebagai perusahaan yang baru dibentuk oleh mahasiswa, semua hal yang
membutuhkan biaya tentu saja sedikit banyak akan menjadi kendala.
o Lokasi yang dipilih adalah lokasi strategis yang banyak diminati para
pebisnis lainnya sehingga otomatis persaingan semakin ketat.
o Lokasi stand berada tepat di tepi jalan, hal ini membuat kebersihannya
kurang terjamin.

Opportunity
o Hasil pembagian kuesioner dari 35 orang mengatakan bahwa 21 orang
menyatakan suka membeli kudapan dari stand (bukan rumah makan).
o 15 diantaranya menyatakan bahwa penampilan produk yang unik dan
menarik menjadi salah satu pertimbangan mereka dalam memilih kudapan
yang akan dibeli, sementara faktor lainnya yang paling banyak dipilih adalah
harga dan lokasi yang strategis serta sering dijumpai.
o Trend tema klasik kembali diminati oleh kaum muda termasuk mahasiswa.
o Mayoritas penjual roti goreng adalah penjaja kaki lima dengan gerobak di
tepi jalan yang kondisi kebersihan dan konsep penjualannya lebih tidak
diperhatikan.

Threat
o Adanya kemungkinan resep ditiru oleh pebisnis lain.
o Gaya hidup sehat dengan kebiasaan mengurangi makanan yang digoreng.
o Maraknya bisnis kudapan di lingkungan universitas sehingga persaingan
semakin ketat.
o Minat konsumen akan kudapan roti goreng tidak menentu.
22
Download