BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Metodologi Pengamatan dan Kajian Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan penulis selama menyusun laporan ini yaitu penelitian pustaka, field research (penelitian lapangan), dan analisa data melalui media cetak dan internet. Dalam hal penelitian lapangan, penulis akan melakukan penelitian langsung terhadap objek dan keadaan yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Pembagian kuesioner Teknik pengumpulan data ini telah dilakukan penulis dengan menyebarkan kuesioner tentang stand penjual makanan dengan total responden sebanyak 35 orang, yang berasal dari bermacam kalangan mulai dari mahasiswa sampai masyarakat umum di Jakarta. 2. Interview (Wawancara) Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan pembicaraan secara langsung dengan pihak pemilik bisnis Roti Kompeni, baik pimpinan yang berwenang maupun dengan para konsumennya. Setelah data terkumpul maka dilanjutkan dengan pengolahan data guna memperoleh landasan penulisan laporan dan menarik kesimpulan. 2.2 Pengertian Roti Roti adalah salah satu makanan pokok yang tertua di dunia. Makanan ini terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan proses pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas. Prinsip dasar cara pembuatan roti tidak banyak berubah sejak dahulu. Bahan baku untuk pembuatan segala jenis roti dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama bahan pokok; tepung terigu, cairan, ragi, garam dan gula. Kedua bahan penambah rasa; lemak/minyak, susu, dan telur. 3 1. Tepung Wheat atau gandum atau terigu adalah tepung yang paling sering dipakai untuk membuat roti. Bahan tepung lainnya adalah rye (gandum hitam), barley (jelai), jagung, dan beras. Tepung dari bahan wheat lebih sering digunakan karena memiliki daya elastisitas yang dihasilkan lebih tinggi. Tepung terigu ini dibuat dengan menggiling hanya bagian inti biji gandum saja. Sementara tepung yang dibuat dengan menggiling seluruh biji gandum disebut tepung gandum utuh atau whole wheat flour. Fungsi dari tepung adalah membentuk gluten atau zat perekat pada roti. Gluten adalah protein yang memberikan struktur elastis dan kenyal kepada berbagai panganan yang dipanggang, seperti roti dan mie. 2. Ragi Ragi merupakan mikro organisme satu sel yang dapat berkembang dengan cepat. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Mikro organisme ini sanggup memfermentasikan karbohidrat yang dikandung tepung terigu dengan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Proses fermentasi baru dikenal secara ilmiah dalam ilmu pengetahuan setelah Van Leeuwenhowek meneliti sel ragi dengan mikroskop pada abad ke 17. Dijelaskan bahwa campuran ragi, tepung, air dan gula yang disimpan dalam keadaan kedap oksigen pada temperatur tertentu membentuk karbon dioksida. Gas karbon dioksida ini terperangkap oleh jaringan elastis yang dihasilkan oleh gluten, saat inilah adonan dikatakan mengembang. Sementara zat gula (sukrosa) yang telah berubah menjadi alkohol akan menguap pada proses pembakaran atau pemanggangan roti. Ragi juga membuat adonan menjadi elastis dan lekat, serta rasa dan aroma roti menjadi khas. 3. Cairan Cairan dalam proses pembuatan roti berfungsi sebagai membantu melarutkan dan membagi ragi ke seluruh bagian tepung. Namun suhu air yang digunakan harus diperhatikan, jika terlalu panas atau terlalu dingin dapat membunuh mikro organisme yang berperan penting dalam proses fermentasi. Cairan dapat berupa air tawar maupun susu. 4 4. Garam dan Gula Selain memberikan rasa kepada roti, garam dan gula juga membantu terjadinya proses fermentasi. Gula berfungsi sebagai energi bagi ragi, sementara garam berfungsi untuk memberi warna putih pada roti serta mencegah proses ragi berkembang biak terlalu cepat. Dilihat dari cara pengolahan akhir, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus seperti bakpao dan mantau. Kemudian roti yang digoreng, seperti oliebollen dan panada. Ketiga yaitu roti yang dipanggang seperti baguette, roti pita, serta aneka jenis roti tawar. Roti yang segar dan berkualitas, bila ditekan atau digigit akan segera kembali mengembang ke bentuk aslinya. Kualitas roti juga dapat dilihat dari bunyi yang dihasilkan dari bagian crust-nya. Awal mula hidangan roti goreng dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah saat pertama kalinya kaum pendatang dari Eropa memperkenalkan panganan roti kepada penduduk, orang pribumi tidak lantas mengkonsumsinya begitu saja. Sudah menjadi tradisi di Indonesia untuk mengolah makanan dengan cara menggorengnya sebelum dinikmati hangat-hangat. Kini, roti adalah makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat sebagai sarapan maupun kudapan sehari-hari. 2.3 Sejarah Roti Sejarah roti yang berumur beribu-ribu tahun konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Pada salah satu bagian dari makam Raja Ramses juga terdapat gambar beberapa pekerja sedang membakar roti. Berawal saat mereka menemukan cara lain untuk mengolah dan menikmati gandum, yang awalnya hanya dikonsumsi langsung. Ternyata gandum juga dapat dibakar diatas api dan kemudian dicampur air sehingga membentuk pasta. Kemudian orang-orang memiliki ide untuk membakar pasta ini kembali diatas api. Karena pada masa itu manusia percaya makanan yang dibakar dan dinikmati dalam keadaan hangat akan terasa lebih enak. 5 Gambar 1. Potongan gambar di atas makam Raja Ramses menjelaskan tentang orangorang yang sedang membuat roti. Maka diletakkanlah adonan pasta tersebut diatas batu datar secara merata, kemudian dibakar diatas api. Adonan ini pun mengering dan membentuk jalinan serat roti. Inilah roti yang paling primitif, yaitu roti jenis flatbread. Sejak saat itulah porridge atau bubur dan flatbread menjadi pilihan hidangan yang sering dikonsumsi orang sampai beberapa abad selanjutnya. Sebuah lukisan dari abad ke-6 menunjukkan bahwa bangsa Yunani menikmati roti primitif mereka dalam bentuk tipis dan datar yang nampak digulung. Sementara bangsa Assyria dikatakan mengkonsumsi flatbread dengan sirup panas. Proses peragian roti sendiri terjadi karena ketidak sengajaan seseorang yang lupa membakar adonan rotinya. Akibat didiamkan, adonan tersebut mengembang. Ketika dibakar, ternyata adonan yang mengembang itu teksturnya justru lebih empuk dan rasanya lebih nikmat. Inilah generasi roti kedua setelah flatbread, yakni roti dengan fermentasi yang kita kenal saat ini. Setelah runtuhnya kekaisaran Romawi, roti tidak hanya menjadi makanan pokok bagi sebagian besar peradaban namun juga sebagai bagian dari table service bersama dengan alat-alat makan seperti sendok dan garpu. Roti paling sering dihidangkan dengan meletakkannya di mangkok, kemudian disiram sup kaldu. Roti kemudian menjadi bagian dari menu standar bagi masyarakat. Ketika era Renaisans tiba, orang-orang gemar 6 mengkonsumsi sepotong roti yang ditumpuk dengan potongan daging dan saus. Joan of Arc, seorang pahlawan nasional Perancis diceritakan mengkonsumsi rotinya dengan dicelupkan ke dalam minuman anggur terlebih dulu. Di Gascony, Perancis, ada tradisi membagikan roti anise (adas manis) pada tengah malam sebelum hari Natal. Di bagian barat Eropa, tradisi membagikan roti berlangsung pada hari-hari sesudah Natal dan sebelum tahun baru. Ada pula roti Twelfth Night Bread, roti yang memiliki rasa jeruk atau lemon dan ditambahkan brandy. Menurut tradisi Spanyol, sebelum dipanggang roti ini terlebih dahulu diselipkan koin atau kacang kering. Pada tahun 1961, manusia telah menemukan cara baru yang dapat mengurangi waktu yang digunakan untuk proses fermentasi dan waktu pembuatan roti pun otomatis lebih singkat dan efisien. Kini, beragam macam produk roti siap makan telah diproduksi secara massal menggunakan kemasan plastik dan dijual di pasar dan swalayan. Di Indonesia, roti yang populer di jual adalah roti oval dengan berbagai bahan isian seperti selai, kacang, keju, dan cokelat. Ada juga roti tawar yang berbentuk kotak dan berwarna putih. Roti juga memegang peran penting dalam sejarah keagamaan. Dalam agama Kristen disebutkan Eucharist Host, yakni roti putih berbentuk bulat pipih tanpa melalui proses pengembangan dengan ragi yang disajikan di penjamuan kudus/ekaristi Yesus Kristus. Dalam agama Islam, salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad adalah membuat roti yang hanya sedikit menjadi dapat dinikmati oleh banyak orang. Sementara orang Yahudi mengenal roti Shewbread atau Showbread. Nama kota Betlehem menurut bahasa Ibrani Tiberias juga memiliki arti “the house of bread” atau rumah dari roti. Setiap negara mempunyai jenis roti dengan bentuk dan rasa sesuai dengan kebudayaannya. Di Mexico, roti dibuat dari jagung, di antaranya yang populer adalah tortilla. Di Arab, dikenal roti pipih besar yang berongga di dalamnya, disebut roti pita. Bakpao dan mantau yang cukup populer di Indonesia merupakan roti dari Cina. Roti orang Perancis disebut baguette yang berciri khas memiliki permukaan keras. Di Indonesia, kudapan tradisional yang melewati proses fermentasi seperti roti yang populer contohnya kue Pukis, Panada dan Bika Ambon. Walaupun menggunakan ragi sebagai bahan pengembangnya, ternyata kue pukis merupakan adaptasi dari kue wafel yang digemari di Amerika Serikat. Roti merupakan salah satu budaya Eropa yang telah terserap di masyarakat Indonesia sejak dulu kala. 7 2.4 Roti Kompeni 2.4.1 Sejarah Roti Kompeni Berawal dari sebuah proyek mata kuliah Enterpreneurship (J0692), salah satu mata kuliah wajib di Binus University fakultas Psikologi. Dalam memenuhi tugas pada mata kuliah tersebut, ke-enam perintis Roti Kompeni tergabung dalam satu kelompok dibawah bimbingan dosen Bapak Bambang Pratama, S.H, M.H untuk menyusun suatu business plan atau business startup. Saat itu ada banyak ide yang muncul, mulai dari menjual kripik, pizza, dan lain sebagainya. Namun setelah melakukan riset dengan menggunakan situs Google Insight, maka diketahui bahwa kata kunci "roti goreng" sedang populer dan banyak ditelusuri orang lewat mesin pencari Google regional negara Indonesia. Akhirnya, ke-enam mahasiswa ini pun sepakat untuk memakai roti goreng sebagai menu dalam bisnis wirausahanya. Resmi beroperasi pada bulan September 2011, Roti Kompeni termasuk salah satu usaha kecil dan menengah yang bergelut di bidang makanan. Menu yang ditawarkan berupa 8 varian rasa roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping. Sementara tagline yang digunakan adalah "Sekali Gigit, Menjajah Lidah Selamanya". Ide roti yang goreng datang dari makanan khas negeri Belanda Oliebol, atau Oliebollen, yakni adonan kue yang dimasak dengan cara digoreng deep-fry sampai renyah. Para perintis kemudian melakukan modifikasi pada resep aslinya, yakni mengganti adonan asli roti dengan roti tawar putih berbentuk kotak yang mudah didapat dan sudah lazim dikonsumsi di Indonesia, lalu ditambahkan berbagai bahan penambah rasa sebagai isi dan topping yang menarik diatasnya. Saat ini Roti Kompeni baru memiliki satu stand, berlokasi di lingkungan kampus Binus University, Jalan K.H Syahdan no.22, Jakarta Barat. Selama tahun 2012, Roti Kompeni sudah memiliki target untuk menambah jumlah stand-nya di beberapa tempat. Ada tiga lokasi yang sudah dipilih, antara lain: lingkungan kampus Universitas Tarumanagara, Universitas Moestopo, dan Universitas Mercu Buana. Selanjutnya pada tahun depan, Roti Kompeni akan memfokuskan kepada rencana untuk mendirikan sebuah kafe dengan beberapa menu tambahan seperti kopi, teh, dan kentang goreng. 8 Karena makanan ini gagasannya datang dari makanan khas Belanda yang dijual di Indonesia, maka dicarilah suatu konsep yang dapat mecitrakan negara Belanda. Salah satu hal tentang Belanda yang paling dikenal masyarakat luas adalah era kolonial dan kata kompeni yang berasal dari nama perusahaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Kata Compagnie tersebut kemudian menjadi akrab disebut 'kompeni' oleh rakyat pribumi. Namun konsep yang unik ini belum didukung dengan perancangan kemasan yang baik dan juga tidak menambah nilai jual produk. Hal ini diakui oleh Tiara, salah satu pemilik bisnis Roti Kompeni, bahwa dirinya masih sangat tidak puas dengan visualisasi dan kemasan bisnisnya. Ia menjabarkan bahwa Roti Kompeni bersedia meluangkan 30% dari laba bersih untuk diinvestasikan ke perancangan visual bisnisnya. Roti Kompeni juga sempat menjadi wakil dari seluruh mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Enterpreneurship di fakultas Psikologi Binus University karena berhasil meneruskan rencana bisnis dalam tugas mereka menjadi bisnis startup. Sebagai pihak yang representatif bagi usaha mahasiswa Binus University, mereka berhak mendapatkan coaching dari para investor asing dari Amerika Serikat. 2.4.2 Data Perusahaan Nama perusahaan : Roti Kompeni Jenis perusahaan : Usaha Kecil dan Menengah Tanggal terbentuk : September 2011 Alamat : Jl. K.H. Syahdan no.22, Jakarta Barat Nama perintis : Mutiara Pertiwi, Alwin Nobel, Oktavianus Prabowo, Aulia Wika, Diandry Novrina, Bima Setiadi Jumlah stand saat ini : Satu Jadwal buka stand : Hari kerja 10:00-20:00 Jumlah pembeli per hari : Berkisar antara 40-80 orang Jenis produk yang ditawarkan : Roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping. Memiliki 8 pilihan rasa. Cara menyimpan stok makanan : Roti siap goreng, sosis dan keju 9 ditempatkan di dalam kontainer. Taburan cookies, chocochip, selai coklat dan cookieschip di toples kecil. Saus coklat, mayonaisse, saus blueberry, saus tomat, dan saus cabai di botol plastik. 2.4.3 Logo saat ini Gambar 2. Gambar 3. Logo Roti Kompeni yang digunakan di stand. Logo Roti Kompeni yang digunakan untuk melakukan promosi di jejaring sosial Twitter dan Facebook. (Kiri lama, kanan baru) 2.4.4 Kemasan saat ini Gambar 4. Kemasan berupa kotak styrofoam putih polos dalam keadaan tertutup. 10 Gambar 5. Kemasan berupa kotak styrofoam putih polos dalam keadaan terbuka. Nampak kemasan sekunder berupa lembaran plastik. Gambar 6. Kemasan saat dipegang konsumen. 11 2.4.5 Daftar menu saat ini Gambar 7. Daftar menu yang ditempel di stand. 2.4.6 Keadaan stand Gambar 8. Stand Roti Kompeni tampak depan. Terlihat banner yang menampakkan foto produk di bagian bawah, dan logo di bagian atas. 12 Gambar 9. Bagian dalam stand dilengkapi dengan kompor sederhana, 4 buah toples, 5 botol saus, 1 buah botol untuk menyimpan minyak goreng, lima butir telur dan beberapa alat masak lainnya. 2.4.7 Banner yang digunakan di stand Gambar 10. Desain banner yang digunakan di stand. 2.4.8 Visi dan Misi Visi Menjadikan roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping sebagai kudapan yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. 13 Misi 1. Mengembangkan Roti Kompeni dari stand menjadi semi-cafe 2. Memperkenalkan Roti Kompeni kepada seluruh lapisan masyarakat 2.4.9 Pemasaran Produk Roti Kompeni Produk Roti Kompeni saat ini memiliki target pasar utama para mahasiswa Binus University. Karena usia perusahaan ini masih sangat muda, maka dipilihlah media promosi yang terjangkau dan dekat dengan para konsumennya. Selain dari mulut ke mulut, pemasaran produk roti kompeni sangat mengandalkan kemampuan teknologi dan internet, mereka juga gencar mencari pengikut di jejaring sosial Twitter serta Facebook. Namun Roti Kompeni belum meluncurkan sebuah website khusus untuk promosi produknya. Sampai saat ini, Roti Kompeni tidak memiliki flyer, brosur, atau media promosi dalam bentuk cetak lainnya. 2.5 Oliebollen Oliebol, atau oliebollen dalam bentuk jamak adalah kudapan khas Belanda. Secara harafiah berarti kue bola yang berminyak, sesuai dengan proses akhir yang digunakan untuk memasak roti ini yakni digoreng. Oliebollen dipercaya merupakan resep roti yang ditemukan pada abad ke-19 dan masih digemari hingga saat ini. Dalam proses pembuatannya, bahan dasar yang digunakan adalah tepung, ragi, air, susu, telur dan garam. Sebagai penambah rasa, yang sering dipilih adalah campuran kismis dan gula halus sebagai taburan. Kue ini juga disebut-sebut sebagai donat dari Belanda. Gambar 11. Oliebollen. Gagasan produk Roti Kompeni mendapat inspirasi dari konsep roti ini, yakni "roti goreng yang diberikan taburan di atasnya". 14 Setelah digoreng selama 10 menit, oliebollen ditiriskan minyaknya dan disajikan hangat. Di Indonesia, resep ini diaplikasikan dalam pembuatan kudapan yang disebut roti bantal dan kerap menggunakan tambahan wijen diatasnya. Sementara di negara aslinya Belanda, secara tradisi oliebollen merupakan hidangan yang khusus disiapkan dan dinikmati pada saat acara pergantian tahun. 2.6 Lama Penguraian Sampah Dalam tabel berikut akan dijelaskan lamanya waktu penguraian beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai kemasan produk makanan menurut InSWA (Indonesia Solid Waste Association): Jenis Sampah Lamanya Waktu Penguraian Kulit pisang 2-5 minggu Kertas 1-3 minggu Kaleng alumunium 10-20 tahun Plastik 500 tahun Botol kaca 1.000 tahun Styrofoam 10.000 tahun 2.7 Karakteristik Produk Karakteristik produk Roti Kompeni adalah selembar roti tawar yang dilipat kemudian dilapisi tepung panir dan digoreng secara deep-fry. Setelah kecoklatan dan renyah, diberikan bahan-bahan penunjang sebagai isi dan topping. Disediakan 8 jenis rasa yang terdiri dari aneka cita rasa manis dan gurih. Harga yang ditawarkan adalah 8.000 dan 9.000 rupiah per porsinya. Menurut pemilik, walaupun digoreng, kandungan minyak di dalam roti tetap dijaga sehingga tetap dalam jumlah yang minimal. Roti tawar yang digunakan sebagai bahan dasarnya memiliki ketebalan yang lebih besar ketimbang rati tawar lain yang banyak beredar di pasaran. Kualitasnya pun tinggi sehingga rasa produknya lebih sedap. Ke-delapan varian rasa tersebut antara lain: 15 1. Chocolate Jam with Chocochips Isi: Selai coklat, topping: Butiran coklat 2. CookiesBlueberry Isi: Remah cookies, topping: Remah cookies dan selai blueberry 3. ChocoCheese Isi: Selai coklat, topping: Parutan keju dan butiran coklat 16 4. Blueberry Jam with Cookies Isi: Remah cookies, topping: Remah cookies dan parutan keju 5. Blueberry Jam with Chocochips Isi: Selai blueberry, topping: Butiran coklat 6. Scream (Scrambled Egg and Mayonese) Isi: Telur goreng, topping: Saus mayonese (bisa pedas) 17 7. So Damn (Sausage and Mayonese) Isi: Sosis, topping: Saus mayonese (bisa pedas) 8. BlueberryCheese Isi: Selai blueberry, topping: Parutan keju Menurut penjaga stand, varian rasa paling favorit adalah Chocolate Jam with Cheese dan Barbecue Sausage Mayonese. Topping yang disusun dengan cantik ini juga merupakan salah satu nilai jual bagi Roti Kompeni. Semua produknya memliki bentuk yang sama, yakni segitiga sama kaki. Bentuk ini merupakan bentuk hasil dari melipat roti tawar menjadi dua bagian secara diagonal. Roti tawar yang digunakan sebagai bahan dasar merupakan roti berkualitas yang lebih tebal dari roti biasanya. Dimensi roti adalah 15cm x 9cm x 5cm. Faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan kemasan adalah, jenis produk yang ditawarkan Roti Kompeni, roti isi goreng yang memiliki aneka topping yang mempercantik penampilan roti. Hal ini tentu mewajibkan kemasannya untuk dapat melindungi taburan topping tersebut. Karena roti ini juga disajikan dalam keadaan panas, maka bahan yang dipilih haruslah yang aman untuk kesehatan walaupun terkena panas dan uap dari roti. 18 2.8 Target Pasar Menurut rekan pemilik lainnya, Oktavinus Prabowo, sepanjang tahun ini Roti Kompeni akan menfokuskan pengembangan bisnis dengan membuka stand-stand baru di beberapa lokasi strategis di Jakarta. Tiga lokasi yang merupakan prioritas utama adalah daerah lingkungan kampus Universitas Tarumanegara, Universitas Moestopo, dan Universitas Mercu Buana. Dapat dilihat disini bahwa saat ini, Roti Kompeni memang menyasar para mahasiswa sebagai konsumen utamanya, karena pilihan penempatan lokasi stand selalu berada di lingkungan universitas. Geografi: Target pasar primer Roti Kompeni dari segi geografinya adalah masyarakat yang tinggal di wilayah urban dan sub-urban. Psikografi: Dari segi psikologinya, adalah orang-orang yang menyukai hal-hal baru, suka mencicipi menu yang baru setiap jangka waktu tertentu dan mau menyisihkan uang untuk membeli kudapan di luar waktu makan pokok. Usia: 17-30 tahun Gender: Laki-laki dan perempuan Kelas sosial: B- dan B+ (menengah dan menengah keatas) 2.9 Hasil Kuesioner Menurut hasil kuesioner, minat masyarakat akan membeli kudapan di stand masih tinggi. Faktor utama yang mereka jadikan pertimbangan dalam membeli kudapan adalah jenis dan rasa makanan. Sementara hanya 7 dari 35 orang sampel yang sudah mengetahui keberadaan Roti Kompeni. 2.10 Kompetitor Kompetitor dari Roti Kompeni adalah penjual kudapan lain yang berlokasi di lingkungan kampus, memiliki pilihan cita rasa gurih dan manis, dan lebih mengenyangkan dibandingkan dengan makanan ringan. Telah dipilih salah satu penjual kudapan yang sudah memiliki kemasan yang dinilai lebih baik dari Roti Kompeni, namun tetap berada pada tingkatan kelas yang sama. Kompetitor tersebut adalah flip-flop. Flip-flop adalah gerai penjual kudapan khas dari negara Jepang. Pertamakali dibuka pada bulan Maret 2011, flip-flop juga termasuk salah satu usaha kecil dan menengah yang usianya masih muda. Kini, flip-flop telah memiliki satu gerai di Jl. Haji Senen no. 56 dan satu cabang berupa stand tepat di depan kampus anggrek Binus University. 19 Gambar 19. Suasana stand di depan gerai dan suasana di dalam gerai. Disediakan tempat duduk bagi para konsumen yang ingin makan di tempat. Gambar 20. Contoh kotak kemasan untuk menu takoyaki dalam keadaan tertutup dan terbuka (kiri). Contoh kantong kemasan untuk menu roti taiyaki (kanan) 20 Gambar 21. Desain pada flyer promosi dan banner. Gambar 22. Daftar menu yang ditempel di gerai. 2.11 Analisa SWOT Strength o Resep roti goreng dengan bahan penunjang berupa isi dan topping yang ditawarkan Roti Kompeni adalah jenis kudapan yang baru dan belum banyak dijumpai di pasaran. o Roti Kompeni memiliki rangkaian nama, tagline dan konsep yang unik sehingga mengundang rasa penasaran orang-orang. o Lokasi stand yang dimiliki Roti Kompeni relatif strategis dan dekat dengan target konsumennya. o Rasa yang sedap disertai dengan penampilan yang cantik dari topping-nya. 21 Weakness o Pilihan konsumen terbatas pada menu roti goreng saja. o Jumlah stand yang dimiliki baru satu sehingga promosinya belum maksimal. Dari 35 orang, hanya 7 yang sudah mengetahui keberadaan Roti Kompeni. o Sebagai perusahaan yang baru dibentuk oleh mahasiswa, semua hal yang membutuhkan biaya tentu saja sedikit banyak akan menjadi kendala. o Lokasi yang dipilih adalah lokasi strategis yang banyak diminati para pebisnis lainnya sehingga otomatis persaingan semakin ketat. o Lokasi stand berada tepat di tepi jalan, hal ini membuat kebersihannya kurang terjamin. Opportunity o Hasil pembagian kuesioner dari 35 orang mengatakan bahwa 21 orang menyatakan suka membeli kudapan dari stand (bukan rumah makan). o 15 diantaranya menyatakan bahwa penampilan produk yang unik dan menarik menjadi salah satu pertimbangan mereka dalam memilih kudapan yang akan dibeli, sementara faktor lainnya yang paling banyak dipilih adalah harga dan lokasi yang strategis serta sering dijumpai. o Trend tema klasik kembali diminati oleh kaum muda termasuk mahasiswa. o Mayoritas penjual roti goreng adalah penjaja kaki lima dengan gerobak di tepi jalan yang kondisi kebersihan dan konsep penjualannya lebih tidak diperhatikan. Threat o Adanya kemungkinan resep ditiru oleh pebisnis lain. o Gaya hidup sehat dengan kebiasaan mengurangi makanan yang digoreng. o Maraknya bisnis kudapan di lingkungan universitas sehingga persaingan semakin ketat. o Minat konsumen akan kudapan roti goreng tidak menentu. 22