BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemasaran Menurut Philip Kotler (2002:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut William J. Stanton dalam Swastha (2002:10) pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Menurut American Marketing Association dalam Buchari Alma (2005:5) menyatakan pemasaran adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan tentang pemasaran dapat disimpulkan pengertiaan pemasaran adalah suatu sistem untuk menjalankan kegiatan usaha seperti menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikan melalui suatu proses pertukaran guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa, agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. 2.1.2 Konsep pemasaran 10 Menurut Buchari Alma (2005:13) terdapat lima konsep yang dijadikan pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran yaitu : a. Konsep Produksi Falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang gampang di peroleh dan sangat terjangkau harganya oleh karena itu manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan distribusi. b. Konsep Produk Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan muti terbaik, kinerja terbaik untuk itu organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk terus menerus. c. Konsep Penjualan Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. d. Konsep Pemasaran Filsafat manajemen pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan sasaranya lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh pelanggan. e. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial 11 Gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaranya dan memberi kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing, dengan suatu cara yang dapat menjaga dan meningkatknan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat. 2.1.3 Menghadapi persaingan Banyaaknya perusahaan yang terjun dalam sebuah industri yang menawarkan barang atau jasa sejenis atau dengan memberi manfaat yang hampir sama, maka akan terjadi persaingan antara bisnis dalam industri tersebut. Philip Kotler (2002:262), merancang strategi bersaing dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan perusahaan menurut peran yang mereka mainkan yang terdiri dari pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market challenger), pengikut pasar (market follower), dan pengisi relung pasar (market nichers). a. Strategi Pemimpin Pasar, yaitu perusahaan dengan pangsa pasar terbesar. Perusahaan ini biasanya memimpin perusahaan lain dalam perubahan harga, perkenalan produk baru, cakupan distribusi, dan intensitas promosi. Untuk bertahan menjadi nomor satu perusahaan dituntut untuk melakukan tindakan (1) menemukan cara untuk memperbesar permintaan pasar keseluruhan, (2) melindungi pangsa pasar sekarang melalui tindakan defensif dan ofensif yang tepat, (3) berusaha meningkatkan pangsa pasar lebih jauh. b. Strategi penantang pasar, yaitu perusahaan yang menempati urutan kedua, ketiga atau seterusnya yang disebut pengikut. Mereka dapat menyerang pemimpin dan pesaing lain secaar agresif untuk mendapatkan pangsa pasar atau malah mengikuti permainan dan tidak menimbulkan gejolak. 12 c. Strategi pengikut pasar, yaitu perusahaan yang meniru perusahaan lain dalam produk maupun strategi bisnis. Peluang perusahaan ini dalam difrensiasi produk dann citra kecil, mutu pelayanan umumnya sebanding, sensitivitas harga tinggi. Perusahaan ini harus tau bagaimana caranya mempertahankan pelanggan yang ada, namun tidak mengundang serangan balik dari perusahaan yang ditirunya. Strategi pengisi celah pasar, alternatif untuk menjadi pengikut di pasar besar adalah menjadi pimpinan di pasar kecil atau relung pasar. Perusahaan ini biasanya menghindari persaingan dengan perusahaan besar, karna itu mreka menyasar pasar-pasar kecil yang kurang atau tidak menarik bagi perusahaan besar. 2.1.4 Pengertian jasa Menurut Basu Swastha (2000:318) jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Sedangkan Philip Kotler (2000:486) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dengan suatu produk fisik. 2.1.5 Karakteristik jasa Karakteristik jasa menurut Philip Kotler (2000:488), yaitu: a. Tidak Berwujud (Intangibality) 13 Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. b. Tidak Terpisahkan (Inseparability) Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. c. Bervariasi (Variability) Jasa bervariasi, tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa tersebut diberikan. d. Mudah Lenyap (Perishability) Jasa merupakan komoditas yang mudah lenyap hanya ada saat diserahkan ke pelanggan, mudah rusak atau tidak tahan lama. 2.1.6 Bauran pemasaran jasa Menurut Buchari Alma (2005:162) bauran pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran (marketing) agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendapat hasil yang memuaskan. Philip Kotler (2005:17) bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Basu Swastha (2000:82) mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk (Product), harga (Price), distribusi (Place), dan promosi (Promotion). Berbeda dalam pemasaran jasa, untuk memasarkan produk yang bersifat jasa, Booms dan Bitner dalam Philip Kotler (2002:88) menyarankan tambahan 3 P yaitu orang (People), bukti fisik (Physical Evidence), dan Proses (Process). a. Produk (Product) 14 Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Philip Kotler (2000:69) mengklasifikasikannya produk berdasarkan karakteristiknya yaitu : 1) Daya tahan dan wujudnya Berdasarkan daya tahan dan wujudnya produk diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu (1) barang yang terpakai habis (nondurable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi sekali atau beberapa kali penggunaan, misalnya : rokok, (2) barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali, misalnya : pakaian, (3) jasa (service), dengan sifat-sifatnya yang telah disebutkan diatas maka jasa memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian. Misalnya jasa laundry, hotel, dll. 2) Barang Konsumsi Berdasarkan kebiasaan konsumen dalam berbelanja, produk diklesifikasikan menjadi empat, yaitu: (1) convenience goods, yaitu barang-barang yang biasanya sering dibeli oleh konsumen dengan segera dan usaha maksimum, misalnya : sabun, (2) shopping goods, yaitu barangbarang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya, misalnya : pakaian, (3) speciality goods, yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek, sehingga kelompok pembeli 15 yang cukup besar bersedia untuk melakukan usaha khusus untuk dapat membeli, misalnya : mobil, (4) unsought goods, yaitu barang-barang yang diketahui maupun tidak diketahui oleh konsumen, namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membeli, misalnya : asuransi jiwa. 3) Barang industri Berdasarkan cara memasuki proses produksi dan harga relatifnya, barang industri diklasifikasikan mejadi tiga yaitu : (1) bahan baku dan suku cadang (materials and parts), yaitu barang-barang sepenuhnya masuk ke produk yang terdiri atas barang mentah serta bahan baku dan suku cadang pabrik. (2) barang modal (capital item) yaitu barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan pengelolaan produk akhir yang terdiri atas instalasi dan peralatan. (3) perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk akhir, yang terdiri atas perlengkapan operasi, barang untuk pemeliharaan dan perbaikan, jasa pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi bisnis. b. Harga (Price) Harga merupakan nilai yang harus dibayar oleh pembeli untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan atau diinginkan. Menurut Husein Umar (2000:13) harga adalah nilai yang ditukarkan dengan manfaat memiliki dan menggunakan tawar-menawar atau diterapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Dalam melakukan suatu penetapan harga terhadap produk yang dikeluarkan, banyak perusahaan melakukan pendekatan pada 16 tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya ada empat tujuan penetapan harga suatu produk antara lain (1) meningkatkan penjualan, (2) mempertahankan dan memperbaiki pangsa pasar, (3) stabilitas harga, (4) mencapai target pengembalian investasi dan mencapai laba maksimum. Salah satu prinsip yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah dalam menentukan jumlah yang cukup untuk menutupi biaya-biaya dan menghasilkan laba. Perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga yang bersaing agar mampu menarik minat pelanggan. c. Saluran Distribusi (Place) Distribusi merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah untuk diperoleh dan selalu tersedia untuk pelanggan sasaran (Philip Kotler, 2002:181). Penempatan suatu produk atau jasa sangat mempengaruhi terjualnya produk, karena dengan semakin mudahnya konsumen menemukan produk atau jasa tersebut di pasar, maka penjualan produk atau jasa tersebut akan meningkat. Fandi Tjiptono (2006:42), beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat atau lokasi jasa yaitu : 1) Akses, misalnya lokasi yang ada di pusat kota sehingga mudah dijangkau dan dilalui sarana transportasi. 2) Visibilitas, misalnya lokasi yang strategis di pinggir jalan utama agar mudah dilihat oleh konsumen. 17 3) Lalu lintas (traffic), yaitu mempertimbangkan jumlah orang yang lalu lalang yang bias memberikan peluang besar terjadinya impulse buying dan kepadatan lalu litas yang dapat menjadi hambatan. 4) Tempat parkir yang luas 5) Ekspansi, yaitu tersedianya lahan yang cukup luas untuk memperluas usaha di kemudian hari. 6) Lingkungan sekitar yang mendukung yaitu bersih dan terjaga 7) Persaingan, yaitu apakah dilokasi tersebut terdapat banyak usaha sejenis. d. Promosi (Promotion) Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan produk dan membujuk kensumen sasaran agar membeli produk tersebut (Philip Kotler, 2000:237). Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yang berbentuk komunikasi dan sering disebut dengan komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang menyebarkan informasi, mempengaruhi dan meningkatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan. Menurut Buchari Alma (2005:135) promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang menyajikan calon konsumen tentang barang atau jasa. Promosi dapat dilakukan dengan melalui perantara berbagai media, dimana dalam hal ini dikenal bauran promosi yaitu : 1) Periklanan (advertising), adalah komunikasi non individual dengan jumlah biaya, melalui berbagai media yang dipilih oleh perusahaan, lembaga non laba maupun individu-individu. 18 2) Promosi penjualan (sales promotion), yaitu dorongan atau inisiatif jangka pendek yang dipergunakan untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan juga meingkatkan jumlah barang atau jasa yang dibeli konsumen. 3) Hubungan masyarakat (public relation), yaitu merupakan kegiatan komunikasi yang dimaksud untuk membangun image yang baik terhadap perusahaan dan menjaga kepercayaan dari konsumen. 4) Penjualan pribadi (personal selling), yaitu transaksi antara individu saling bertatap muka yang bertujuan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertemukan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. 5) Pemasaran langsung (direct marketing), yaitu pemasaran melalui surat, telepon, faximile, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi langsung atau mendapat tanggapan langsung dari pelanggan maupun calon pelanggan. e. Orang (people) Dalam perusahaan jasa, people merupakan kunci utama memperoleh kesuksesan, karena people atau karyawanlah yang bertugas untuk kontak langsung dalam memberikan pelayanan. Sikap dan prilaku karyawan dalam memberikan pelayanan dapat dijadikan petunjuk tentang karakteristik maupun kualitas produk atau jasa yang akan diterima oleh konsumen (Fandy Tjiptono, 2006:68). 19 f. Bukti Fisik (Physical Evidence) Fasilitas fisik meliputi tingkat sekeliling yang jelas dan aset-aset yang tersembunyi dari pandangan umum untuk menyediakan pelayanan dalam rangka untuk mendapatkan pengakuan dari konsumen dalam pengelolaannya. Bukti fisik meliputi semua hal nyata yang berkenaan dengan perusahaan yang dapat digunakan untuk membangun ciri khas dan kepribadian perusahaan untuk lokasi dimana barang atau jasa tersebut ditawarkan dan dimana konsumen dan perusahaan saling berinteraksi. Karna itu sangat disarankan untuk membuat dan memelihara bukti fisik ini agar tampak menarik. g. Proses (Process) Proses merupakan suatu prosedur, mekanisme kerja dalam aliran aktivitas penyajian barang atau jasa dengan merancang suatu sistem pengoprasian yang dapat menyajikan kualitas produk atau jasa yang konsisten serta memberikan kemudahan pelayanan konsumen. Proses ini terjadi diluar pandangan konsumen. 2.1.7 Pengertian perilaku konsumen Istilah konsumen sering diartikan dalam dua jenis yaitu : konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi yang meliputi kelompok bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya, membeli untuk kebutuhan bersama atau guna operasional usaha. Kedua jenis konsumen ini sama pentingnya. 20 Mengenal perilaku konsumen mulai dari mencari hingga menggunakan suatu produk/jasa sangat diperlukan dalam menyusus program pemasaran yang baik. Dengan mempelajari perilaku konsumen diharapkan manajer akan mampu mengetahui kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, kemudian mengidentifikasikannya. Bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Philip Kotler, 2002:182). Perilaku konsumen merupakan tindakan seseorang atau individu yang langsung menyangkut pencapaian dan penggunaan produk (barang dan jasa) termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut (Assauri, 1999:134). Perilaku konsumen adalah sebuah proses teratur dimana individu-individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk tujuan mengambil keputusan-keputusan di pasar tentang suatu produk/barang dan jasa (Tjiptono, 2000:24). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dikatakan perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan konsumen (individu/kelompok maupun organisasi) yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan untuk membeli dan memakai suatu produk dan pada akhirnya dapat memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. 21 2.1.8 Model perilaku konsumen Menurut Philip Kotler (2002:183), agar memudahkan dalam mempelajari perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, digunakan berbagai macam model perilaku konsumen yang merupakan suatu kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas konsumen salah satunya adalah model perilaku konsumen. Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen menurut Kotler Rangsangan Pemasaran Rangsangan Lingkungan Produk Harga Saluran Pemasaran Promosi Ekonomi Teknologi Politik Budaya Karakteristik Pembeli - Budaya - Sosial - Pribadi - Psikologis Proses Keputusan Keputusan Pembelian - Pemahaman masalah - Pencarian Informasi - Pemilihan Alternatif - Keputusan Pembelian - Perilaku Pasca Pembelian - Pemilihan Produk - Pemilihan Merk - PemilihanSaluran Pembelian - PenentuanWaktu Pembelian - Jumlah Pembelian Sumber : Philip Kotler, (2002 : 183) Dalam model prilaku konsumen tersebut, memperlihatkan adanya rangsangan eksternal berupa aspek-aspek dalam bauran pemasaran serta adanya rangsangan lingkungan eksternal seperti ekonomi, teknologi, politik dan budaya yang mempengaruhi situasi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari kedatangan rangsangan dari luar sampai pada keputusan pembelian dari pembeli. 22 2.1.9 Pengertian keputusan pembelian Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seseorang konsumen pada waktu sebelumnya, sedang dan setelah melakukan pembelian produk atau jasa tersebut. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Swasta dan Handoko, 2000:15). Menurut Kotler dan Amstrong (2001:226) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk. Assauri (2004:141) menyatakan bahwa keputusaan pembelian merupakan suatu proses pengembilaan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Dari pengertian keputusan pembelian di atas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk atau jasa untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan, dan perilaku setelah pembelian. 23 2.1.10 Proses pengambilan keputusan pembelian Menurut Kotler & Amstrong (2001:226) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benarbenar membeli produk. Proses keputusan pembelian dapat dijelaskan pada gambar berikut ini Gambar 2.2 Model Lima -Tahap proses pengambilan keputusan pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informas Evaluasi Alternatif Keputusa n Pembelia n Perilaku pasca pembelia n Sumber : Philip Kotler, (2002:204) Menurut Kotler & Keller (2007:235) proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu : 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. 2. Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Yang menjadi perhatian pemasar adalah sumber- 24 sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dari pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : 1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan 2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko 3) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen 4) Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk Melalui pengumpulan informasi konsumen akan mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur produk tersebut. 3. Evaluasi alternatif Merupakan proses membandingkan/penilaian terhadap merek-merek yang berbeda untuk menentukan merek mana yang nantinya akan menjadi pilihan konsumen. Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Para konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian tersebut pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. 25 4. Keputusan pembelian Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Sikap Orang Lain Evaluasi Alternatif Keputusan pembelian Niat Pembelian Faktor Situasi yang tidak terantisipasi Sumber : Philip Kotler, (2002:204) Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasaran harus memantau kepuasan pasca pembelian. Jika konsumen tersebut puas, konsumen akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengabaikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan public seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu ke kelompok-kelompok lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau menceritakan halhal negatif tentang produk pada orang lain. 26 2.1.11 Pengertian internet Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya. Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen maupun organisasi, misalnya dalam hal kenyamanan, akses 24 jam sehari, jangkauan global, efisiensi, sumber informasi potensial dan lain-lain. Fasilitas Internet dapat diperoleh dengan berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada di daerah tersebut. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet, misalnya PT.Telkom dengan Speedy. Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Fasilitas-Fasilitas yang tersedia dalam internet, diantaranya : a. Web, adalah fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk memudahkan Anda membaca data dan informasi tesebut Anda dapat mempergunakan web browser seperti Internet Explorer ataupun Netscape. b. E-Mail (Electronic Mail), dengan fasilitas ini Anda dapat mengirim dan menerima surat elektronik (e-mail) pada/dari pemakai komputer lain yang terhubung di internet, dan dapat menyertakan file sebagai lampiran (attachment). 27 c. Newsgroup, fasilitas ini digunakan untuk mendistribusikan artikel, berita, tanggapan, surat, penawaran ataupun file ke pemakai internet lain yang tergabung dengan kelompok diskusi untuk topik tertentu. Dengan fasilitas ini pula Anda dapat melakukan diskusi, seminar ataupun konferensi dengan cara elektronik tanpa terikat waktu, ruang dan tempat. d. FTP (File Transfer Protocol), fasilitas ini digunakan untuk menghubungkan ke server computer tertentu dan bila perlu menyalin (download) file yang Anda butuhkan dari server tersebut dan menyimpannya di komputer Anda. 1. E-Commerce Internet sebagai media elektronik mutakhir yang menunjang e-commerce (electronic commerce) mengalami pertumbuhan pesat. Definisi e-commerce dapat ditinjau dalam lima perspektif, dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Perspektif Mengenai E-Commerce PERSPEKTIF DEFINISI E-Commerce 1. On-line Purchasing Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan Perspective produk dan informasi melalui Internet dan jasa on-line lainnya 2. Digital Communication Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital, Perspective produk, jasa, dan pembayaran on-line 3. Service Perspective Sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya; menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini; dan meningkatkan kecepaatan penyampaian jasa 4. Business Process Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis Perspective dan aliran kerja 5. Market-of-One Sistem yang memungkinkan proses ’customization’ produk Perspective dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien Sumber : Phan (1998) 28 2. Market Space dan Internet Marketing Dalam dunia maya/virtual market space, aliran informasi, produk, proses dan komunikasi antara produsen dan konsumen, distribusi dan transaksi terjadi dalam dunia maya, dimana batas-batas geografis sudah tidak lagi relevan dengan adanya internet. Secara garis besar, kemajuan teknologi yang disertai dengan berkembangnya bermacam-macam titik akses (aceess points), seperti World Wide Web (WWW) yang membawa tiga implikasi utama (Fandy Tjiptono, 2004:240) yaitu : a. Percepatan globalisasi industri, akses ke www memberikan peluang bagi setiap perusahaan untuk memasuki pasar global. b. Multidimensionalitas proses penciptaan nilai, dimana paada dasarnya www dan jaringan sejenis lainnya bukan sekedar infrastruktur namun sekaligus juga pasar. Dengan kata lain, ada perubahaan dari market place menjadi market space. c. Tingkat hambatan masuk industri, dimana infrastruktur informasi berdampak signifikan pada hambatan masuk industri. Satu sisi akses infrastruktur informasi menghadirkan peluang bisnis global namun disisi lain juga bisa memberi hambatan masuk yang signifikan, seperti dalam bisnis jasa penerbangan. 3. Era Digital Marketing Pesatnya perkembangan internet membawa peluang sekaligus tantangan bagi pemasaran konvensional. Era digital Marketing bercirikan (Fandy Tjiptono, (2004:256) : 29 a. Berakhirnya ”era strategy”, dimana kini konsumen memiliki posisi tawarmenawar yang semakin kuat. b. Konsumen mengetahui fakta dan ’kebenaran’. c. Mass customization. Dalam era digital marketing, konsumen dimungkinkan untuk merancang produknya sendiri. d. Insignifikansi batas-batas geografis. e. Pelelangan produk online. f. Komunikasi interaktif. Internet memungkinkan berkembangnya komunikasi internet dua arah, real-time, dan individual. g. Manfaat dan peluang bisnis baru di cyberspace. 4. Peluang dan tantangan internet marketing. Fandy Tjiptono dalam buku Pemasaran Global (2004:262), secara garis besar, manfaat beralih ke e-business meliputi : a. Informasi manajerial yang lebih akurat dan cepat sehingga bisa membantu pengambilan keputusan secara lebih efektif dan efisien. b. Integrasi dengan pemasok dan distribusi secara lebih baik dan hemat waktu. c. Kemitraan distribusi yang lebih baik d. Biaya transaksi yang lebih murah e. Pemahaman pasar yang lebih baik f. Cakupan geografis lebih luas. Akan tetapi masih terdapat juga sejumlah tantangan besar yang masih perlu diantisipasi dan diatasi, antara lain : a. Ketersedian dan kecepatan akses internet secara luas (masalah bandwidth) 30 b. Infrastruktur dan regulasi menyangkut tarif telepon, jasa ISP, dan UU eCommerce. c. Isu menyangkut Intellectual Property, seperti hak cipta, paten, merek dagang dan proteksi data. d. Isu privasi dan keamanan dalam transaksi via internet. e. Sistem pembayaran termasuk di dalamnya micropayments dan microtransactions. f. Isu perlindungan hak-hak konsumen. g. Preferensi konsumen pada model bisnis tradisional, karena beberapa orang masi menganggap kegiatan belanja adalah aktivitas sosial dan hiburan. h. Kecepatan dan kemudahan pengiriman produk fisik i. Masalah pengukuran penerimaan pajak pemerintah j. Kompleksitas upaya mewujudkan loyalitas pelanggan online. 2.2 Hasil Pembahasan Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian yang dilakukan oleh I Dewe Gede Agung Mahendra (2009), Universitas Udayana yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada CV Badger Inv Aders Di Denpasar”. Menggunakan merchandise, price, location, promotion, atmosfer, retail service sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat, dengan menggunakan sampel sebanyak 100 orang dan teknik analisis data dengan regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa keenam variabel bauran pemasaran ritel dalam diteliti secara simultan berpengaruh signifikan pada tingkat keyakinan 95%. Dan variabel yang 31 paling dominan mempengaruhi yaitu variabel promosi, dengan standardize koefisien beta terbesar yaitu 0,312. Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan bauran pemasaran jasa sebagai variabel bebas yang terdiri dari variabel produk, harga, distribusi, promosi, orang, proses dan bukti fisik, selain itu penelitian juga dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. Sementara variabel terikat dan alat analisis data yang digunakan sama. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = 5,697 + 0,322X1 – 0,332 X2 – 0,042X3 + 0,072X4 + 0,128X5 + 0,119X6 2. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Sudiarsa (2009), Universitas Udayana yang berjudul “Pengaruh Implementasi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Menyimpan Dananya dalam Bentuk Tabungan pada LPD Desa Pekraman Padangsambian Denpasar”. Penelitian ini menggunakan variabel bauran pemasaran yang diperluas, yang terdiri dari Produk, harga, distribusi, promosi, orang, proses dan bukti fisik sebagai variabel bebas dan keputusan nasabah untuk menyimpan dananya dalam bentuk tabungan sebagai variabel terikat. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, maka diperoleh hasil perhitungan yang menyatakan bahwa implementasi bauran pemasaran berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan nasabah menyimpan dananya dalam bentuk tabungan pada LPD Desa Pekraman Padangsambian Denpasar. Variabel produk, promosi, personal dan proses berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan nasabah menyimpan dananya dalam bentuk tabungan pada LPD Desa Pekraman Padangsambian Denpasar. 32 Sedangkan Variabel harga, tempat, dan bukti fisik tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah menyimpan dananya dalam bentuk tabungan pada LPD Desa Pekraman Padangsambian Denpasar. Dan yang berpengaruh paling dominan dari ketujuh variabel bebas yaitu variabel promosi. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut Y = 1,316 + 0,316X1 + 0,241 X2 + 0,104X3 + 0,253X4 + 0,145X5 + 0,130X6 + 0,254X7 3. Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dalam JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2007, yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian Jasa Warnet di Kota Jember”, dengan menggunakan 125 sampel dengan teknik analisis regresi berganda diperoleh persamaan matematis sebagai berikut : Persamaan Regresi Y = 0,0123 + 0.246X1 + 0.266 X2 + 0.248X3 + 0.234X4 + 0.146X5 + 0.239X6 + 0.128X7 + 0.046X8 + 0.139X9, hal ini menyatakan bahwa secara simultan maupun parsial ada pengaruh nyata (signifikan) variabel-variabel Bauran Pemasaran (Product, Price, Personal Traits, Place, Process), Individu Konsumen (Motivasi, Persepsi), dan Pengaruh Lingkungan (Budaya, Kelompok Acuan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet (Y) di kota Jember. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah Price yang mempengaruhi keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember. 2.3. Hipotesis Hipotesis adalah pendugaan yang bersifat sementara yang dibuat sebelum data diolah dengan menggunakan suatu analisis sehingga membuahkan suatu hasil 33 yang harus dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, sebagai berikut : 1. Variabel produk, harga, distribusi, promosi, manusia, bukti fisik dan proses secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Speedy di Kota Denpasar pada PT. Telkom Kandatel Bali. 2. Variabel produk, harga, distribusi, promosi, manusia, bukti fisik dan proses secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Speedy di Kota Denpasar pada PT. Telkom Kandatel Bali. 3. Variabel harga berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian produk Speedy di Kota Denpasar pada PT. Telkom Kandatel Bali. 34