KLINIS HUKUM

advertisement
KLINIS HUKUM BIDANG PERDATA (ACARA PERDATA ) BAGIAN I
MUHAMMAD NUH , SH
Fakultas Hukum
Universitas Sumatra Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Orang tidak mungkin menyediakan sendiri segala kebutuhan hidupnya. Yang
beraneka macam, orang saling memerlukan jasa atau hasil karya orang lain, dan
untuk memperolehnya mereka saling berhubungan.
Hubungan antara orang satu dengan orang yang lain yang menimbulkan hak
dan kewajiban timbal balik harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak dengan
penuh kejujuran. Hubungan yang menimbulkan hak dan kewajiban itu disebut
“hubungan hukum”.
Contoh : Hubungan yang diadakan oleh pembeli barang dengan penjualnya. Ini
menimbulkan kewajiban pada pembeli untuk membayar lunas harga
barang yang ia beli dan berhak untuk menerima barang yang telah ia beli
yang sudah ia bayar harganya.
Sebaliknya penjual berhak untuk menerima uang harga barang yang ia
jual dan berkewajiban memnyerahkan barangnnya pada pembeli.
Masing-masing pihak mengadakan hukum pada dasarnya sudah mengetahui
apa yang menjadi kewajibannya, karena hubungan tersebut diatur oleh hukum yang
sesuai dengan rasa keadilan masing-masing pihak.
Hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang
lain serta hak dan kewajiban masing-masing pihak yang timbul karena hubungan itu
disebut “Hukum Perdata”.
Dikatakan juga hukum perdata mengatur kepentingan khusus, kepentingan
pribadi-pribadi yang mengadakan hubungan hukum.
Contoh hukum perdata :
Hukum yang mengatur tentanmg sewa-menyewa, jual gadai, warisan dan
sebagainya.
Hukum perdata di Indonesia ada yang tertulis, artinya hukumnya tertulis dalam
undang-undang atau telah terhimpun dalam buku undang-undang, tapi ada juga
yang tidak tertulis, hukum itu timbul dalam masyarakat dan ditaati oleh anggota
masyarakat. Hukum yang tidak tertulis ini disebut “Hukum Adat”.
Dilaksanakan tidaknya hukum perdata diserahkan pada pihak yang
bersangkutan tanpa ikut campurnya pemerintah (polisi, jaksa, atau pejabat-pejabat
pemerintah lainnya). Pada umumnya hukum perdata dilaksanakan dengan baik oleh
para anggota masyarakat karena dianggap sudah sewajarnya harus demikian,
sehingga mereka kadang-kadang tidak menyadari bahwa mereka sedang
melaksanakan hukum perdata;
Contohnya :
©2003 Digitized by USU digital library
1
-
membayar harga barang yang ia beli
membeli karcis waktu naik bis kota
meminta kembali barang miliknya yang dipinjam orang dan
sewaktunya untuk dikembalikan
Menerima uang sewa atas barang yang ia sewakan pada orang lain
sudah
Disamping orang-orang yang melaksanakan hak dan kewajiban mereka dalam
hukum perdata dengan itikad baik, terdapat juga orang-orang yang menuntut dari
orang lain, melebihi apa yang menjadi haknya atau melalaikan kewajibannya
terhadap orang lain.
Sikap orang yang demikian apabila pihak lain tidak mau mengalah akan
menjadi sumber sengketa. Sengketa ini tidak akan dicampuri oleh negara dan
diharapkan dapat diselesaikan oleh pihak yang berkepentingan sendiri melalui
musyawarah untuk mencapai perdamaian.
Baru kalau perdamaian yang diusahakan oleh para pihak sendiri tidak tercapai
karena tidak ada yang mengalah , maka pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain
dapat minta bantuan pada negara; Dalam hal ini Pengadilan Negeri diminta untuk
memeriksa dan mengadili atas sengketa mereka denga memberi keputusan siapa
yang benar dan siapa yang salah serta apa yang harus dilakukan masing-masing
pihak.
Caranya meminta ialah: dengan mengajukan gugatan kepada ketua
pengadilan negeri, menggugat pihak yang dianggap merugikannya dan mohon
sengketa mereka diputus oleh pengadilan negeri seadil-adilnya.
Gugatan tersebut langsung disampaikan kepada Pengadilan Negeri, karena
dalam perkara perdata tidak dibenarkan diselesaikan oleh Polisi atau Jaksa.
BAB II
PENGERTIAN HUKUM ACARA DAN PIHAK- PIHAK YANG BERPERKARA
Kalau hukum perdata mengatur tentang hak dan kewajiban orang-orang yang
mengadakan
hubungan
hukum,maka
tentang
cara
bagaimana
orang
mempertahankan hak-haknya jika haknya tersebut dilanggar orang lain diatur dalam
hukum acara perdata. Dalam mempertahankan haknya terhadap ganguan dari orang
lain, orang tidak boleh” main Hakim sendiri”.
Dengan adanya larangan bertindak sendiri (main Hakim sendiri ) terhadap
orang lain, maka harus ada jaminan bahwa perantaraan Pengadilan kerugian yang
diderita karena perbuatan orang lain dapat dipulihkan kembali.
Hukum acara Perdata menunjukkan jalan yang harus dilalui agar perkara mereka
dapat diperiksa dan diadili oleh Pengadilan.
Dalam hukum acara Perdata bagaimana cara mengajukan gugatan terhadap
orang lain; bagaimana masing-masing pihak mempertahankan pendiriannya, tentang
alat-alat bukti yang dapat digunakan, bagaimana Hakim memeriksa perkara tersebut
dan bagaimana cara melaksanakan keputusan Hakim.
Kalau dipandang dari kepentinggan orang yang digugat, maka hukum acara
perdata menunjukkan cara bagaimana membantah gugatan dimuka sidang
©2003 Digitized by USU digital library
2
pengadilan untuk menghindarkan keputusan Pengadilan yang merugikan atau
keputusan Pengadilan yang dikehendaki oleh pihak penggugat.
Pada waktu ini hukum acara perdata di Indonesia belum terhimpun dalamsatu
buku Undang-undang. Sebagian termuat di” Het herziene Indonesisch Reglement”
disingkat H.I.R. ,diterjemahkan menjadi “Reglement Indonesia yang diperbaharui” .
H.I.R ini hanya di Jawa dan Madura,sedangkan yang berlaku diluar Jawa dan
Madura adalah yang termuat di “Reglement Buiten Gewesten” disingkat
R.B.G.diterjemahkan menjadi “ Reglement Daerah Seberang”. Kedua hukum acara
tersebut adalah peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda,tapi masih berlaku sebagai
pedoman berdasarkan undang-undang nomor 1 Drt.Tahun 1951.
Sebagian lagi termuat dalam beberapa undang–undang, misalnya dalam
undang–undang nomor 20 tahun 1947 (Tentang Pemeriksaan Ulang/Banding)
Undang-undang nomor 14 tahun 1970 (tentang pokok–pokok kekuasaan
kehakiman), Undang-undang nomor 1 tahun 1974 (tentang perkawinan dan
peraturan Pemerintah) nomor 9 tahun 1975 (Tentang pelaksanaan Undang–Undang
Perkawinan).
Hukum acara Perdata di Indonesia menganut azas – azas :
1. Gugatan diajukan dengan surat permohonan dengan dimungkinkan mengajukan
secara lisan.
2. Tidak ada kewajiban untuk memberi kuasa kepada seorang ahli untuk
mewakilinya.
3. Hakim diwajibkan berusaha lebih dahulu untuk mendamaikan pihak-pihak yang
berperkara sebelum mulai memeriksa perkaranya.
Pihak – pihak yang berperkara.
Pada tiap-tiap perkara perdata selalu ada sekurang-kurangnya dua pihak
yang saling berhadapan. Pihak yang mersa dirugikan dan mengajukan gugatan
disebut PENGGUGAT, sedangkan lawannya yang digugat disebut TERGUGAT.
Adakalanya didalam suatu perkara ada pihak lain diluar kedua belah pihak
yang ditari masuk dalam perkara sebagai pihak ketiga.
Misalnya : A membeli barang dari B,kemudian digugat oleh C dengan alasan barang
itu adalah miliknya. Dalam hal ini A meminta sebagai pihak ketiga untuk
menolong A turut membantah gugatan C.
Misal lain : X dan Y dimuka Pengadilan bersengketa tentang suatu harta warisan,
kemudian muncul D sebagai pihak ketiga. D mohon diberi kesempatan
membantah hak X dan Y dengan alasan barang tersebut telah dihibahkan
oleh almarhum orang tua X dan Y kepadanya.
Pada azasnya setiap orang lebih berperkara dimuka pengadilan. Yang
tidak boleh ialah anak-anak yang masih dibawah umur dan orang – orang dewasa
yang sakit ingatan atau terkebelakang pertumbuhan jiwanya sehingga tidak mampu
bertindak sendiri.
Anak–anak yang belum dewasa kalau berperkara diwakili oleh orang tuanya
atau walinya, sedangkan orang dewasa yang sakit ingatan atau terkebelakang
pertumbuhan jiwanya diwakili oleh pengampunya.
©2003 Digitized by USU digital library
3
Pengampu adalah orang yang diangkat oleh Pengadilan untuk mewakili dan
bertindak sebagai pemegang kuasa dari orang yang berada dalam pengampuan
(curatele) karena misalnya sakit ingatan atau sangat terkebelakang pertumbuhan
jiwanya.
Suatu perkumpulan atau suatu usaha dagang yang telah diakui sebagai suatu
badan hukum dapat juga bertindak sebagai pihak yang berperkara.Yang bertindak
untuk badan hukum itu adalah pengurus atau direkturnya.
Negara dapat juga sebagai pihak dalam suatu perkara menghadapi penduduk.
Apabila negara yang digugat karena dianggap merugikan seseorang, maka gugatan
harus diajukan terhadap Pemerintah Republik Indonesia.Biasanya yang menghadap
disidang pengadilan adalah Kepala Bagian Hukum dari Departemen yang
bersangkutan atau orang lain dengan membawa surat dari Menteri yang Departemen
digugat.
Adakalanya orang mohon suatu keputusan Hakim dengan tidak menarik lain
orang sebagi lawan dimuka Pengadilan Negeri. Misalnya :Mohon ditetapkan sebagai
wali dari anak yang belum dewasa.para ahli waris mohon supaya ditetapkan sebagai
ahli waris dari almarhum penabung uang. Dalam kedua hal ini tidak ada
tergugatnya, tidak ada sengketa, karena itu tidak disebut gugatan, tetapi
permohonan.
BAB III
KE PENGADILAN NEGERI MANA ORANG AKAN MENGAJUKAN GUGATAN
Di seluruh Indonesia sekarang ini ada 272 Pengadilan negeri yang masing–
masing berkedudukan di Ibukota Kabupaten atau di Ibukotamadya dan mempunyai
daerah hukum seluas daerah Kabupaten dan Kotamadya tersebut. Hanya beberapa
yang berkedudukan di Kecamatan.
Pengadilan Negeri adalah pengadilan tingkat pertama untuk perkara-perkara
Perdata maupun Pidana. Jika orang melakukan suatu gugatan , maka ia harus
memperhatikan pengadilan negeri yang mana dari sekian banyak pengadilan negeri
yang berwenang memeriksanya.
Pada azasnya yang berwenag adalah pengadilan negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat. Tempat tinggal adalah dimana
seseorang tercatat sebagai penduduk, sedangkan kediaman adalah dimana
seseorang berdiam.
Berturut – turut adalah sebagai berikut :
1. Apabila tempat tinggal tergugat diketahui, maka gugatan diajukan pada
pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tinggal tergugat
2. Apabila tempat tinggal tergugat tidak diketahui, maka gugatan diajukan pada
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tergugat berdiam.
3. Apabila tergugatnya lebih dari seorang yang masing–masing bertempat tinggal
didaerah hukum Pengadilan Negeri yang berbeda, maka penggugat dapat memilih
Pengadilan Negeri tempat salah seorang tergugat.
©2003 Digitized by USU digital library
4
4. Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak dikenal, maka
gugatan dilanjutkan ke Pengadilan Negeri tempat tinggal penggugat.
5. Apabila tempat tinggal dan tempat kediaman tergugat tidak dikenal dan gugatan
mengenai barang tetap (misalnya tanah) maka gugatan diajukan ke Pengadilan
Negeri dimana barang tetap itu terletak.
6. Apabila dalam surat perjanjian disebutkan tempat tinggal yang dipilih (pemilihan
domisili) maka gugatan dapat diajukan ke Pengadilan Negeri yang dipilih dalam
persetujuan.
7. Apabila tergugat bertempat tinggal diluar negeri, gugatan diajukan ke Pengadilan
Negeri tempat tinggal penggugat, dan Ketua Pengadilan Negeri menyampaikan
panggilan kepada tergugat melalui Perwakilan Republik Indonesia di Negara
tempat tinggal tergugat dengan bantuan Departemen Luar Negeri Republik
Indonesia.
Gugatan terhadap suatu hukum diajukan ke Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan dari badan hukum yang disebutkan dalam
anggaran dasarnya.
Gugatan terhadap Negara atau suatu daerah otonom diajukan ke Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi Ibukota Negara atau Ibukota daerah otonom
tersebut.
Apabila gugatan ditujukan terhadap anak-anak yang masih dibawah umur
atau orang-orang dibawah pengampuan, maka surat gugatan disampaikan ke
Pengadilan Negeri ditempat tinggal orang tuanya, walinya atau pengampuannya.
Kalau menurut pendapat tergugat Pengadilan Negeri yang akan memeriksa
tidak berwewenang untuk memeriksa perkaranya tersebut, maka tergugat dapat
mengajukan keberatannya pada sidang pertama. Kalau keberatan itu baru kemudian
diajukan setelah ia menjawab isi gugatan, maka keberatan itu tidak akan
diperhatikan oleh Hakim.
BAB IV
CARA MENGAJUKAN GUGATAN
Telah disebutkan diatas, apabila suatu sengketa tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan jalan yang dapat ditempuh oleh
pihak yang merasa dirugikan ialah menggugat pihak yang dianggap merugikannya di
Pengadilan Negeri.
Caranya ialah mengajukan permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri yang
daerah hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat.
Surat permohonan ini lazimnya disebut surat gugat atau surat gugatan.
Maksudnya ialah mohon kepada Pengadilan Negeri agar memanggil pihak-pihak yang
bersengketa mengadap dipersidangan Pengadilan Negeri untuk diperiksa perkara
mereka yang disebutkan dalam surat gugatan.
©2003 Digitized by USU digital library
5
Surat gugatan harus ditandatangani oleh penggugat atau wakilnya dan dibuat
dalam beberapa rangkap. Yang aslinya untuk Pengadilan Negeri, salinannya untuk
penggugat sendiri dan untuk masing-masing tergugat satu.
Yang dimaksudkan dengan wakilnya adalah orang yang diberi kuasa khusus
untuk membuat dan menandatangani surat gugatan dan selanjutnya untuk bertindak
untuk dan atas nama yang memberi kuasa disidang Pengadilan Negeri. Surat
gugatan diberi tanggal, menyebut dengan jelas nama penggugat, nama tergugat dan
tempat tinggal mereka.
Surat gugatan dapat ditulis dengan tangan, tapi sebaiknya diketik supaya rapi
dan mudah dibuatkan salinannya.
Apabila penggugat tidak dapat menulis, maka gugatan dapat diajukan secara
lisan kepada Ketua Pengadilan Negeri akan mencatat atau menyuruh mencatat
maksud dan isi gugatan yang disampaikan secara lisan itu. Kemudian oleh Ketua
Pengadilan tersebut dibuatkan surat gugatannya.
Dengan makin bekurangnya penduduk yang buta huruf dan makin banyaknya
orang yang mempercayakan perkaranya kepada seorang wakil (kuasa) maka
gugatan secara lisan sekarang jarang diajukan. Ketua Pengadilan Negeri berwenang
memberi nasehat pada setiap penggugat tentang cara mengajukan gugatan.
Dengan adanya ketentuan ini dapat dicegah diajukannya surat gugatan yang
kurang jelas atau kurang lengkap.
Surat gugatan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
bersangkutan dengan membayar uang muka biaya-biaya perkara. Jumlahnya
tergantung dari pada sifat dan macamnyaperkara dan jauh dekatnya tempat tinggal
para pihak yang berperkara (biaya panggilan). Untuk penerimaan uang muka ni
kepada penggugat atau kuasanya diberikan kwitansi tanda terima.
BAB V
YANG HARUS DIMUAT DALAM SURAT GUGATAN
Tidak ada ketentuan yang tegas-tegas menentukan apa yang harus dimuat
dalam suatu surat gugatan.
Pada pokoknya suatu gugatan memuat:
1. Identifikasi atau ciri-ciri penggugat dan tegugat, yaitu nama dan tempat
tinggalnya, pekerjaan dan lain-lainnya, sehingga jelas siapa penggugat dan siapa
yang dimaksud dengan tergugat.
2. Dasar gugatan (fundamentum petende) yang menjelaskanadanya hubungan
hukum antara kedua belah pihak yang menjdai dasar gugatan yang jika diuraikan
memuat:
a. Bagian yang menguraikan tentang peistiwa atau kejadian-kejadiannya; ini
merupakan penjelasan tentang duduk perkaranya.
b. Bagian yang menguraikan tentang hukumnya. Ini menjelaskan tentang
adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar tuntutan (gugatan);
tidak perlu menyebutkan pasal-pasal dari peraturan hukum yang menjadi
dasar tuntutan (gugatan).
3. Tuntutan (pentium):
©2003 Digitized by USU digital library
6
a. Tuntutan penggugat yang dimohonkan agar diputus dan dikabulkan oleh
hakim.
b. Menyerahkan keputusan kepada hakim yang dianggap adil
Hakim wajib mengadili semua bagian dari tuntutan dan dilarang untuk
memutuskan lebih dari apa yang dituntut. Jadi kalau penggugat menuntut 3 (tiga)
hal, maka Hakim harus mengadili ketiga hal tersebut dikabulkan atauntidak;
misalnya kalau penggugat dalam perkara hutang piutang uang tidak menuntut
bunga pinjaman, maka Hakim tidak dapat memberi bunga pinjaman.
Untuk menjamin haknya, penggugat dalam surat gugatannya dapat minta
agar dilakukan penyitaan atas barang-barang milik tergugat, karena ada
kekhawatiran bahwa selama sidang masih bejalan tergugat akan menjual atau
mengalihkan harta kekayaan tersebut kepada orang lain sehingga apabila kemudian
gugatan penggugat dikabulkan oleh Pengadilan, putusan Pengadilan tersebut tidak
dapat dilaksanakan, disebabkan tergugat tidak mempunyai harta kekayaan lagi, atau
barang yang menjadi sengketa sudah di tangan tergugat lagi.
Penyitaan ini merupakan tindakan pesiapan untuk menjamin dapat
dilaksanakannya putusan pengadialan. Barang-barang yang disita untuk kepentingan
penggugat dibekukan yang berarti barang-barang yang disita untuk kepentingan
penggugat dibekukan yang berarti barng-barang itu disimpan (dicoserveer) untuk
jaminan dan tidak boleh dijual atau dialihkan oleh tergugat atau siapa saja pada
orang lain. Oleh karena itu penyitaan ini disebut sita jaminan (conservatirbeslag).
Dengan telah dilakukannya sita jaminan ini maka hak tergugat atas barang yang
disita dibatasi sedemikian rupa sehingga ia tidak dibenarkan untuk menjual atau
mengalihkan kepada orang lain dengan alasan apapun juga. Apabila tergugat
menjual atau mengalihkan barang-barang tersebut, maka perbuatan itu adalah tidak
sah dan dapat dihukum (merupakan perbuatan pidana).
Penyita dilakukan oleh Panitera Pengadilan Negeri dibantu oleh 2 (dua) orang
saksi yang ikut menandatangani berita acara penyitaan yang memuat tentag barangbarang mana yang disita oleh mereka dan isinya (bunyinya) telah diberitahukan
pada tergugat jika ia pada waktu itu hadir. Sita jaminan tidak meliputi seluruh harta
kekayaan dari tergugat, tapi hanya sebagian dari harta kekayaan yang diperkirakan
cukup untuk menjamin gugatan penggugat.
Dalam tiap-tiap perkara, ada kemungkinan tergugat mengajukan gugatan
balik. Ia balik menggugat penggugat sebagai tergugatnya. Gugatan balik harus
diajukan bersama-sama dengan jawabannya, baik dengan surat maupun dengan
lisan.
Kedua perkara, yaitu perkara pokok (conventie) dan gugatan balik
(reconventie) diselesaikan sekaligus dan diputuskan dalam suatu putusan, kecuali
kalu Pengadilan Negeri berpendapat, bahwa perkara yang satu dapat diselesaikan
lebih dahulu daripada yang lain.
©2003 Digitized by USU digital library
7
DAFTAR PUSTAKA
1.
Direktorat Jendral Pembinaan
Penyuluhan Hukum ke II 1980
Badan
2.
Subekti, R. Hukum Acara Perdata
3.
Supomo, R. Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri
4.
Tresna, R. Komentar atas H.I.R
5.
Harahap, Yahya. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata.
©2003 Digitized by USU digital library
Peradilan
Departemen
Kehakiman.
8
Download