PENDIDIKAN ADVOKASI MATERI KE 4

advertisement
Federasi Serikat Buruh
Penyelesaian
Perselisihan Hubungan
Industrial melalui
Pengadilan Hubungan
Industrial
Pengadilan Hubungan Industrial adalah
Pengadilan Khusus Yang Dibentuk
Dilingkungan Pengadilan Negeri Yang
Berwenang Memeriksa, Mengadili Dan
Memberi Putusan Terhadap Perselisihan
Hubungan Industrial.
Para Pihak Yang Berselisih
 Didalam acara Gugat menggugat di
Pengadilan Hubungan Indutrial,
Orang/pihak yang menggugat atau
mengajukan
Tuntutan
Disebut
sebagai Penggugat, sedangkan pihak
yang digugat atau dituntut disebut
sebagai Tergugat
 Baik Penggugat maupun tergugat
dapat orang perseorangan atau juga
badan usaha
1.
Untuk mengajukan Gugatan melalui
Pengadilan, maka Penggugat harus
membuat surat Gugatan. Surat Gugatan
adalah surat yang berisikan tuntutan
Penggugat
merasa
hak
atau
kepentingannya dilanggar oleh Tergugat
untuk kemudian meminta putusan yang
seadil – adilnya dari Hakim Pengadilan
2.
Gugatan perselisihan diajukan kepada
Pengadilan hubungan industrial pada
Pengadilan
Negeri
yang
daerah
hukumnya
meliputi
tempat
pekerja/buruh bekerja.
3.
Pengajuan gugatan harus dilampirkan
risalah penyelesaian melalui mediasi atau
konsiliasi.
4.
Majelis hakim wajib memberikan
putusan
penyelesaian
perselisihan
hubungan industrial dalam waktu
selambat – lambatnya 50 hari kerja
terhitung sejak sidang pertama.
Proses Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Hubungan Industrial
1. Surat Gugatan ditujukan kepada ketua
pengadilan negeri yang isi gugatannnya
pada Pokoknya terdiri dari:
• Identitas para pihak
• Dalil – dalil Konkret tentang adanya
hubungan hukum yang merupakan dasar
serta alasan – alasan daripada tuntutan
atau
biasa
disebut
Posita
atau
Fundamentum Petendi
• Tuntutan yang di ajukan atau biasa
disebut Petitum
• Dan dilampirkan risalah penyelesaian
dari mediasi atau konsiliasi serta Surat
Kuasa apabila di kuasakan
2. Didalam Pembuatan Surat gugatan, patut
pula diperhatikan syarat formal yang harus
terpenuhi,yaitu :
a) Tempat dan tanggal Pembuatan surat
Gugatan;
b) Judul surat Gugatan
c) Pengadilan yang dituju
d) Tanda tangan
3. Apabila telah terdaftar dan mendapatkan
nomer perkara di pengadilan negeri
dimaksud, maka ketua pengadilan
menentukan
jadwal
persidangan,
kemudian
memerintahkan
kepada
panitera untuk memanggil para pihak
secara layak.
4. Apabila telah ditunjuk majelis hakim
yang memeriksa perkara ( terdiri dari 2
orang hakim ad hoc sebagai hakim
anggota dan 1 orang hakim karier sebagai
hakim ketua), maka hakim berkewajiban
untuk memeriksa isi gugatan dan bila
terdapat kekuarangan, hakim meminta
penggugat untuk menyempurnakan
gugatannya.
5.
Apabila para pihak atau salah satu pihak
yang telah dipanggil secara layak
tersebut tidak hadir di persidangan,
maka hakim memerintahkan kepada
panitera untuk melakukan pemanggilan
ulang.
6. Apabila telah melakukan pemanggilan
ulang secara layak tetapi salah satu
pihak tidak hadir (penundaan sidang
karena ketidak hadiran salah satu pihak
diberikan sebanyak – banyaknya 2 kali
penundaan), maka
hakim dapat
memutus perkara dengan putusan
verstek apabila tidak dihadiri tergugat
atau gugatan dinyatakan gugur apabila
tidak dihadiri penggugat.
7.
Apabila para pihak hadir memenuhi
panggilan hakim, maka acara pertama
adalah pemeriksaan identitas para
pihak dan Sidang dengan materi
Gugatan Penggugat.
8. Terhadap Gugatan Penggugat ,Tergugat
menyampaikan
Jawaban
Gugatan
dan/atau eksepsi atau sanggahan
terhadap gugatan yang di ajukan
penggugat, materi eksepsi ini adalah
menyangkut hal di luar pokok perkara,
biasanya
menyangkut
kewenangan
pengadilan dalam memeriksa perkara,
atau menyangkut gugatan yang kabur.
9. Majelis Hakim dapat menyampaikan
putusan sela, atau putusan sela dapat
juga dilakukan diakhir, bersama putusan
akhir.
10. Terhadap Jawaban Gugatan dan/atau
Eksepsi yang disampaikan Tergugat,
Penggugat Menyampaikan Replik
11. Dan
terhadap adanya Replik yang
disampaikan Penggugat, Tergugat dapat
kembali menyampaikan Jawaban dari
Replik yang kemudian disebut duplik
12. Proses
berikutnya
adalah
pembuktian, penggugat diberikan
kesempatan untuk menyampaikan
terlebih
dahulu,
dengan
menyerahkan daftar alat bukti
disertai alat buktinya.
13. Setelah
penggugat
selesai,
tergugat
baru
diberikan
kesempatan untuk mengajukan
pembuktian
14. Apabila
penggugat
akan
mengajukan saksi, maka diberikan
kesempatan untuk terlebih dahulu
mengajukan saksi.
15. Setelah
penggugat,
tergugat
diberikan kesempatan untuk
mengajukan saksi.
16. Setelah Proses Pembuktian selesai
kepada Kedua belah pihak
diberikan kesempatan untuk
mengajukan kesimpulan. Setelah
kedua belah pihak mengajukan
kesimpulan, maka majelis hakim
memutuskan perkara.
Pemeriksaan Dengan Acara Cepat
1.
Apabila terdapat kepentingan para pihak
dan atau salah satu pihak yang
mendesak, para pihak dan atau salah
satu pihak dapat memohon kepada
pengadilan hubungan industrial supaya
pemeriksaan sengketa di percepat.
2. Dalam jangka waktu 7 hari kerja setelah
diterimanya permohonan , ketua
pengadilan
negeri
mengeluakan
penetapan tentang dikabulkan atau
tidak
dikabulkannya
permohonan
tersebut.
3. Terhadap penetapan tersebut tidak dapat
digunakan upaya hukum
4. Dalam hal permohonan dikabulkan, ketua
pengadilan negeri dalam waktu 7 hari
kerja setelah dikeluarkannya penetapan,
menentukan majelis hakim, hari, tempat
dan waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan.
5. Tenggang waktu untuk jawaban dan
pembuktian kedua belah pihak, masing –
masing ditentukan tidak melebihi 14 hari
kerja. Terhadap penetapan tersebut tidak
dapat digunakan upaya hukum
6. Dalam hal permohonan dikabulkan, ketua
pengadilan negeri dalam waktu 7 hari
kerja setelah dikeluarkannya penetapan,
menentukan majelis hakim, hari, tempat
dan waktu sidang tanpa melalui prosedur
pemeriksaan.
7. Tenggang waktu untuk jawaban dan
pembuktian kedua belah pihak, masing –
masing ditentukan tidak melebihi 14 hari
kerja.
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial melalui
Mahkamah Agung
1.
Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
mengenai perselisihan hak dan perselisihan
pemutusan hubungan kerja mempunyai
kekuatan hukum tetap apabila tidak
diajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung
dalam waktu selambat – lambatnya 14 hari
kerja, terhitung :
• Bagi pihak yang hadir, terhitung sejak
putusan dibacakan oleh sidang majelis
hakim;
• Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung
sejak tanggal menerima pemberitahuan
putusan.
2. Permohonan Kasasi harus disampaikan
secara tertulis melalui Sub.Kepaniteraan
Pengadilan
Hubungan
Industrial
Pengadilan Negeri setempat, dan dalam
waktu selambat – lambatnya 14 hari kerja
terhitung sejak tanggal penerimaan
permohonan
kasasi
harus
sudah
disampaikan
oleh
Sub.Kepaniteraan
Pengadilan
Hubungan
Industrial
Pengadilan Negeri setempat kepada Ketua
Mahkamah Agung.
3. Penyelesaian perselisihan hak atau
perselisihan pemutusan hubungan kerja
pada Mahkamah Agung selambat –
lambatnya 30 hari kerja terhitung tanggal
penerimaan permohonan kasasi.
Urutan acara sidang
pada pengadilan hubungan industrial
PENGGUGAT
TERGUGAT
Pemeriksaan
pendahuluan
Gugatan
Pemeriksaan
pendahuluan
Eksepsi/
Jawaban Gugatan
Putusan Sela dari Majelis Hakim (bias karena
dapat diputuskan diakhir)
Replik
Duplik
Rereplik (jika
ada/dipelukan)
Pengajuan dan
pemeriksaan bukti –
bukti tertulis
Pengajuan dan
pemeriksaan saksi
Reduplik (jika
ada/dipelukan)
Pengajuan dan
pemeriksaan bukti –
bukti tertulis
Pengajuan dan
pemeriksaan saksi
Kesimpulan
Kesimpulan
Putusan Majelis Hakim
Download