Bahan Ajar Penemuan Hukum dan beberapa

advertisement
TEKNIS PEMERIKSAAN PERKARA
Disampaikan pada Diskusi Wilayah
PTA Pontianak
Tanggal 8 s.d.11 Juni 2015
TUJUAN DISKUSI
• MEMANTAPKAN MATERI YANG SUDAH
DIKETAHUI
• MENGEVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
PERKARA
• MENYATUKAN PERSEPSI
• MEMINIMALISIR KESALAHAN YANG AKAN
DATANG
• MENINGKATKAN NAMA BAIK PTA PONTIANAK
MATERI
• TAHAPAN PEMERIKSAAN
• TEKNIK PENEMUAN FAKTA PERISTIWA DAN
FAKTA HUKUM
• KESIAPAN HAKIM DALAM MEMERIKSA
PERKARA
• PENEMUAN HUKUM
KONDISI
• Kurang berusaha dalam menggali fakta
peristiwa
• Kurang menguasai pokok sengketa
• Data yang didapat sangat minim atau data yang
diperoleh tidak relevan dengan pokok sengketa
• Kurang mampu menggali informasi dari data
(kapan,dimana, bagaimana dan kenapa)dan
menganalisa data
• Penerapan penemukan hukum sangat terbatas
Tahapan-tahapan dalam
Menjatuhkan Putusan
• Pengumpulan fakta peristiwa
• Perumusan masalah atau pokok sengketa
• Pengumpulan data yang terkait pokok
sengketa
• Analisa data untuk menemukan fakta
hukum
• Penemuan hukum
• Pengambilan keputusan
TEKNIK
PENGUMPULAN
FAKTA
PERISTIWA DAN
FAKTA HUKUM
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN
• Sebelum PHS surat gugatan/permohonan harus
dievaluasi dan dianalisa
• Evaluasi tujuannya agar fakta peristiwa dalam gugatan
dapat diketahui dengan jelas. Kalau fakta peristiwa tidak
atau kurang jelas dalam gugatan, maka ditanyakkan
kepada Penggugat/Pemohon sebelum jawaban Tergugat
• Analisa tujuannya supaya dapat diketahui arah kemana
maksud gugatan dan langkah-langkah yang akan
dilakukan
• Garis besar isi gugatan, kekurangan (kalau ada) dan apa
yang harus dilakukan oleh hakim dicatat dalam buku
perkembangan perkara untuk kepentingan pemeriksaan
dalam tahap jawaban
• Jawaban wajib dievaluasi dan dianalisa
• Dievaluasi tujuanya karena jangan sampai ada fakta
peristiwa dalam gugatan tidak terjawab
• Dianalisa tujuannya karena jangan sampai jawaban belum
jelas. Kalau belum jelas hendaknya dikelarifikasi sebelum
replik
• Setelah jawaban, sudah ada gambaran hakim yang
kemunginannya, meliputi:
- diakui sepenuhnya
- diakui berklausula
- diakui berkualifikasi
- dibantah seluruhnya
- dibantah sebagian
• Hasil evaluasi dan analisa dan gambaran hakim dicatat
dalam buku perkembangan perkara untuk pemeriksaan
replik dan duplik
• Replik diperlukan kalau dalam jawaban ada hal-hal yang
perlu diklarifikasi/dijawab oleh penggugat atau ada halhal baru yang perlu ditanggapi oleh penggugat
• Duplik diperlukan kalau dalam replik ada hal-hal yang
perlu diklarifikasi oleh tergugat
• Setelah replik dan duplik kemungkinan-kemungkinan di
atas sudah dapat dipastikan, meliputi;
- Hal-hal yang disepakati
- Hal-hal yang disepakati tetapi beklausula atau
berkualifikasi
- Hal-hal yang dibantah
• Kepastian tersebut dicatat dalam buku perkembangan
perkara untuk pemeriksaan pembuktian
• Untuk mencari kebenaran khusus mengenai hal-hal
yang dipersengketakan baik dalam pengakuan
berkualifikasi, pengakuan berklausula maupun dalam
hal-hal yang jelas dibantah, maka data/bukti sangat
menentukan
• Dalam pemeriksaan bukti harus mengarah hal-hal yang
dipersengketakan, sedang hal yang tidak
dipersengketakan tidak perlu bukti karena otomatis
menjadi fakta hukum
• Dalam pemeriksaan bukti harus diperhatiakan syarat
formil dan matriil
• Syarat formil mengenai keabsahan bukti termasuk
hubungan saksi dengan pihak
• Syarat matriil adalah materi pemeriksaan yang
bersumber apa yang diketahui, dilihat dan didengar
langsung dan relevansi dengan pokok sengketa
Penggugat
Tergugat
Bukti
Kesim
pulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Terbukti
Terbukti
Terbukti
-
Ya/diakui
atau sudah
terbukti
dinamakan
fakta
hukum/
Yuridis
Nikah
Rukun
Anak
Kediaman
KDRT
Selingkuh
Nafkah
Pisah
Penggugat
Tergugat
Bukti
Kesim
pulan
1. Pewaris
2. Ahli waris
3. Dua orang
isteri, salah
satunya telah
meninggal
4. Lima orang
anak, satu
diantaranya
telah
meninggal
5. Harta warisan
tiga tempat
Ya
Ya
Ya/tidak
Terbukti/tdk
terbukti
Ya/diakui atau
yang sudah
terbukti
menjadi fakta
hukum
Ya/tidak
Terbukti/tdk
bukti
Satu diakui, satu
sudah dijual, dan
satu hibah
Contoh Kasus
• P menuntut harta bersama kepada T, yang terdiri dari;
- satu petak rumah termasuk tanahnya
- satu bidang tanah terletak di luar yuridiksi Pengadilan
Agama ybs
- satu mobil truk
• Jawaban T,
- membenarkan rumah termasuk tanahnya
- satu bidang tanah bukan miliknya
- mobil milik orang lain meskipun BPKPnya atas nama T
karena waktu dibeli hanya mengatasnamakan
pemiliknya
• P menuntut harta bersama kepada T, yang terdiri dari:
- sebidang tanah
- sebuah losmen bersama tanahnya
- hasil losmen selama berpisah
• Jawaban T:
- mengakui sebidang tanah
- mengakui losmen bersama tanahnya
- hasil losmen tidak ada lagi karena membayar utang
keredit dan biaya oprasional losmen
• Hasil PS;
- tanah yang diatasnya losmen ada sekitar 5 m tidak
termasuk dalam gugatan, namun diakui T dibeli selama
perkwinannya
- Luas sebidang tanah sama dengan sertifikat, namun hasil PS
ternyata sebagaian milik orang lain
Penemuan Hukum
Tiga ajaran yang berkaitan dengan penemuan hukum oleh
hakim :
• Indeenjurisprudenz (legisme), yg dikembangkan oleh aliran
positivis->UU tempat satu2nya bagi hakim dan mengikat bg
hakim
• Freirechtslehre (free law theory), yg dikembangkan oleh
aliran pemikiran sosiologi yg mebela kebebasan besar
hakim, hakim dalam menentukan putusannya tidak terikat
pada UU
• Interessan jurisprudenz (diskualifikasi sebagai rechsvinding)
yang merupakan sintesa dari kedua ajaran diatas->hakim
mencari dan menemukan keadilan dalam batas2 kaidah yg
telah ditentukan yg dikembangkan dengan menerapkan
secara kereatif
• Yang sewajarnya digunakan interessan jurisprudenz. Hal ini sesuai ;
- Pasal 10 ayat 1 UU No.48/2009 Kekuasaan Kehakiman”pengadilan
dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu
perkara yang diajukan dengan dalil tidak ada atau kurang jelas,
melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadili”
- Pasal 5 ayat UU No.48/2009”hakim wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat
• Dahulu dikenal doktorin Sens Clair: penemuan hukum oleh hakim
hanya boleh dilakukan jika peraturannya belum ada untuk suatu kasus
in konkreto atau peraturannya ada tetapi belum jelas
• Doktorin ini sudah banyak ditinggalkan, sebab mencul doktorin baru
yang menganggap bahwa hakim dalam setiap putusannya harus
menemukan hukum
Metode Penemuan Hukum
• Menemukan hukum terhadap suatu perkara yang diperiksa oleh
hakim adalah hal yang paling sulit
• Hakim dalam menemukan hukum mengalami kesulitan karena tidak
tahu apa yang harus dilakukan
• Yang pertama kali harus dilakukan oleh hakim harus mengetahui
dengan jelas fakta dan peristiwanya yang ada dalam perkara
tersebut
• Fakta dan peristiwa terungkap dari penggugat dan tergugat, serta
alat bukti yang diajukan oleh para pihak dipersidanganSetelah
menemukan peristiwa dan fakta, maka hakim berusaha
menemukan hukumnya secara tepat dan akurat terhadap peristiwa
yang terjadi
• Dalam usaha menemukan hukum terhadap suatu perkara yang
sedang diperiksa, hakim dapat mencarinya dalam kitab undangundang, yurisprudensi, tulisan-tulisan ilmiyah para pakar hukum
dan buku2 ilmu pengetahuan lainnya
• Hakim dalam menemukan hukum mealui sumber2 yg
disebutkan diatas, jika td menemukan dalam sumber2
tersebut, maka ia harus mencarinya dengan menggunakan
dua metode yaitu interprestasi dan konstruksi
• Metode interprestsi : penafsiran terhadap teks undangundang, masih tetap berpegang pada bunyi teks
(Substantif, gramatikal, sistematis atau logis, historis,
sosiologis, komperatif,restriktif, ekstensif dan futuristis)
• Metode konstruksi: hakim menggunakan penalaran
logisnya untuk mengembangkan lebih lanjut suatu teks
undang-undang (argumen peranalogian, aegumentum
a’contrario, pengkonkretan hukum (rechtsvervijnings) dan
fiksi hukum
• Metode hermeneutika hukum->cara dan lingkup
interprestasinya yang tajam, mendalam dan holistik dalam
bingkai kesatuan antara teks, kontek dan kontektualitasnya
Teknis Pengambilan Putusan:
• Teknik Analitik atau yuridis giometris:
Dimulai dari hal yang bersifat khusus, lalu
ditarik kepada hal-hal umum (deduktif) atau hakim
harus menguasai pokok masalahnya dulu secra ril
dan akurat, lalu disusun pertanyaan sehubungan
dengan pokok masalah tersebut
• Teknik Equatable:
Issu pokok dulu yang harus dipertimbangkan, lalu
alat2 buktiyang diajukan penggugat dan tergugat
• Teknik Silogisme atau metode penalaran induktif:
Hakim menarik kesimpulan dari adanya premis
mayor (peraturan) an primesse minor (peristiwa)
Silogisme
(induktif)
Analitik
Analitik
(deduktif)
Download