PERTEMUAN XIII TINDAK PIDANA DI BIDANG PASAR MODAL Jenis-jenis tindak pidana di bidang pasar modal: 1. Penipuan (fraud) – Pasal 90 UU Pasar Modal; adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. 2. Manipulasi Pasar (market manipulation) – Pasal 91 s.d. 93 UU Pasar Modal; adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa Efek. 3. Perdagangan Orang Dalam (insider trading) – Pasal 95 s.d. 97 UU Pasar Modal; Pelaku perdagangan orang dalam dibedakan menjadi 2 jenis: a. Pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik atau pihak yang berada dalam fiduciary position. b. Pihak yang menerima informasi orang dalam dari pihak pertama atau Tippees. Pihak yang mempunyai informasi orang dalam, baik dia merupakan orang dalam atau bukan dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas efek emiten atau perusahaan publik dimaksud, atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan. Selain itu juga dilarang memengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud atau memberi informasi orang dalam kepada pihak mana pun yang patut diduganya dapat menggunakan informasi tersebut untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek. Selain ketiga tindak pidana/kejahatan sebagaimana dimaksud, UU Pasar Modal juga mengategorikan sejumlah tindakan di bidang pasar modal sebagai tindak kejahatan yang diancam pidana, yaitu: 1. Setiap pihak yang tanpa izin, persetujuan atau pendaftaran melakukan kegiatan di bidang pasar modal sebagai: a. Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Lembaga Penyimpaan dan Penyelesaian; b. Perseroan Reksa Dana; c. Perusahaan Efek; d. Penasihat Investasi; e. Penyelenggara Jasa Kustodian; f. Biro Administrasi Efek; g. Wali Amanat; h. Profesi Penunjang Pasar Modal: Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris, dan profesi lain yang ditetapkan pemerintah. 2. Manajer Investasi atau pihak terafiliasi yang menerima imbalan dari pihak lain dalam bentuk apa pun, langsung maupun tidak langsung untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. 3. Emiten atau perusahaan publik melakukan penawaran umum namun tidak menyampaikan pernyataan pendaftaran atau pernyataan pendaftarannya belum dinyatakan efektif oleh Bapepam LK (Pasal 70 UU Pasar Modal). Selain tindak pidana yang dikategorikan sebagai kejahatan, maka UU Pasar Modal juga mengatur tentang tindakan pelanggaran di bidang pasar modal, yang dilihat dari sifat administratif dibagi ke dalam 2 kelompok: 1. Pelanggaran atas kewajiban menyampaikan laporan atau dokumen tertentu kepada Bapepam LK dan/atau masyarakat (yang diatur secara tersebar dalam Pasal-pasal 25 s.d. Pasal 89 UU Pasar Modal); 2. Pelanggaran yang bersifat teknis, yaitu menyangkut masalah perizinan, persetujuan dan pendaftaran di Bapepam LK. Sanksi-sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran serta kejahatan di bidang pasar modal sebagaimana diatur dalam UU Pasar Modal adalah sebagai berikut: 1. Sanksi Administratif: a. b. c. d. e. f. g. 2. Peringatan tertulis; Denda; Pembatasan kegiatan usaha; Pembekuan kegiatan usaha; Pencabutan izin usaha; Pembatalan persetujuan; Pembatalan pendaftaran. Sanksi Perdata: Sanksi perdata lebih banyak didasarkan pada UU Perseroan Terbatas. Baik UU Perseroan Terbatas maupun UU Pasar Modal mengatur ketentuan tentang kemungkinan pemegang saham melakukan gugatan secara perdata kepada Direksi dan/atau Komisaris perusahaan yang tindakan atau keputusannya menyebabkan kerugian kepada perusahaan. Gugatan tersebut dapat didasarkan pada alasan perbuatan melawan hukum, adanya tindakan wan-prestasi atas suatu perjanjian, atau gugatan atas pelampauan kewenangan sebagaimana diatur dalam UU Perseroan Terbatas dan anggaran dasar perusahaan. 3. Sanksi Pidana: Sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 103 s.d. Pasal 110 UU Pasar Modal mengancam tindakan pidana di bidang pasar modal dengan ancaman hukuman pidana penjara bervariasi antara 1 sampai dengan 10 tahun.