BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan alam, struktur historik, adat budaya, dan sumber daya lain yang terkait dengan pengembangan kepariwisataan. Salah satunya pengembangan wisata alam, dimana kegiatan wisata alam merupakan suatu bentuk industri yang minimal dalam mengeksploitasi atau merusak keberadaan serta kelestarian sumber daya alam. Selain itu juga minimal dalam menghasilkan bahan – bahan yang mencemari lingkungan, sehingga peluang pengembangannya akan menduduki prioritas yang tinggi (Nurisyah, 2000). Menurut Gunn (1994), wisata alam merupakan kegiatan wisata dengan atraksi utamanya adalah sumber daya alam yang terdiri dari lima bentukan dasar alam, yaitu air, perubahan topografi, flora, fauna, dan iklim. Bentuk sumberdaya alam yang sangat umum untuk dikembangkan adalah air seperti telaga, danau, laut, air terjun, dan sebagainya. Selain itu potensi alam seperti daerah yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu dan modifikasi lanskap serta flora dan fauna endemik yang sangat bervariatif akan sangat menarik bagi pengunjung. Salah satu wisata alam adalah wisata bahari yaitu satu bentuk wisata yang berorientasi terhadap lingkungan bahari (lautan). Jenis wisata ini memanfaatkan lautan sebagai sumber daya pariwisata, baik secara langsung (berperahu, berenang, snorkling, menyelam, memancing, dan lainnya) maupun tidak langsung (kegiatan wisata yang dilakukan di bagian daratannya seperti olahraga pantai dan piknik untuk menikmati atmosfer lautan atau kegiatan lainnya). Lanskap wisata bahari yang memanfaatkan lautan sebagai sumber daya pariwisatanya, mempunyai ekosistem sangat beragam dapat menjadi objek wisata yang menyenangkan. Selain itu bila dipadukan dengan fasilitas yang mendukung kepuasan manusia tentu akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para turis mancanegara maupun turis lokal, agar tidak hanya berekreasi tetapi juga dapat memenuhi fungsi psikologis dan visual bagi manusia. 2 Taman Nasional Bunaken (TNB) merupakan Taman Nasional yang secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan menjadi salah satu taman laut pertama di Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara memiliki kesempatan untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor wisata, terutama dari wisata bahari. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata SULUT (1998) dilaporkan bahwa 77,57 % pengunjung yang datang ke daerah ini mengunjungi dan menikmati objek wisata bawah air khususnya di TNB. Hal tersebut disebabkan karena Taman Nasional ini telah dikenal sebagai pulau dengan wisata bahari yang mempesona. Pulau Bunaken memiliki beberapa objek wisata andalan yang tidak kalah menariknya seperti wisata pantai dan wisata pesisirnya. Berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang telah dibangun oleh pemerintah daerah yang menunjukkan perhatian besar guna memberikan kenyamanan kepada seluruh pengunjung. Sebuah lanskap wisata yang dikelola dengan baik akan mampu memberikan pengalaman berikut suguhan lanskap yang menarik, baik berupa lanskap alami maupun lanskap buatan. Kenyamanan dan kepuasan akan muncul sesuai dengan keinginan dan tujuan pengunjung dalam berwisata sehingga suatu objek wisata dapat dilihat keindahan panoramanya, seperti laut, pesisir, pantai, gunung, hutan, dan air terjun. Pemanfaatan dan pengembangan suatu potensi pariwisata (objek wisata) harus memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan pengelolaan sesuai dengan peruntukkan dan tujuan pengembangan suatu lanskap. Pemanfaatan obyek – obyek wisata termasuk obyek wisata bahari perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna kelangsungan usaha wisata itu sendiri. Apabila pemanfaatan lanskap wisata telah mencapai tingkat yang tinggi maka untuk pengembangan selanjutnya diperlukan strategi – strategi tertentu guna mempertahankan kondisi yang telah ada menjadi lebih baik lagi. Sebaliknya bila tingkat pemanfaatannya masih rendah, maka dibutuhkan program untuk memanfaatkan potensi yang ada secara optimal. Faktor pengelolaan (managerial conditions) merupakan faktor – faktor yang menunjukkan bagaimana kondisi pengelolaan di suatu lanskap wisata. Faktor ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan suatu lanskap wisata (Clark dan Stankey, 1979). Namun bila pengelolaan suatu lanskap wisata 3 tidak dilakukan dengan mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan maka akan muncul kekhawatiran terhadap resiko pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan mempengaruhi sektor wisata yang akan mengakibatkan berkurangnya kualitas ekologis, estetika, dan jumlah pengunjung. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pengelolaan lanskap wisata berbasis ekologi dan menjadi rekomendasi pengelolaan lanskap wisata bagi pengelolaan lanskap wisata bahari di TNB, Sulawesi Utara. 1.2. Tujuan Tujuan penelitian, yaitu: 1. menganalisis daya dukung, kesesuaian wisata, dan kenyamanan pengunjung TNB, 2. mengevaluasi pengelolaan lanskap wisata bahari TNB, dan 3. membuat rekomendasi pengelolaan lanskap wisata bahari berbasis ekologi di TNB. 1.3. Manfaat Manfaat dari kegiatan penelitian diharapkan dapat berguna : 1. bagi Balai Pengelolaan TNB sebagai bahan masukan untuk pengelolaan lanskap wisata bahari TNB berbasis ekologi dan 2. sebagai bahan evaluasi pengelolaan lanskap wisata bahari bagi Balai Pengelolaan TNB. 1.4. Kerangka Pikir TNB merupakan suatu lanskap wisata bahari yang mempesona dan memiliki potensi besar dari aspek ekologi dan biofisik, sosial dan ekonomi, wisata, dan pengelolaan lanskap wisata untuk pengembangan kegiatan wisata bahari. Potensi-potensi dari beberapa aspek tersebut perlu dianalisis sehingga diperoleh suatu sistem pengelolaan yang tepat untuk lanskap TNB. Beberapa analisis yang digunakan di antaranya analisis daya dukung ekologis dan kesesuaian wisata. Selain itu analisis juga dikaji melalui penyebaran kuesioner salah satunya untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung mengenai 4 kenyamanan, karakteristik dan persepsi masyarakat, serta persepsi pengelola mengenai lanskap wisata tersebut. Hasil analisis berupa evaluasi dari potensi-potensi dan kendala yang ada pada lanskap wisata bahari. Evaluasi tersebut disusun dengan membuat rekomendasi bentuk – bentuk pengelolaan lanskap wisata bahari TNB yang ekologi. Dengan demikian tercapailah sistem pengelolaan yang tepat dan menjadikan lanskap wisata tersebut berkelanjutan seiring dengan peningkatan kualitas ekologis dan estetika agar meningkatkan jumlah pengunjung. Adapun alur kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Pengelolaan Lanskap Taman Nasional Bunaken Lanskap Wisata Bahari Aspek Biofisik dan Ekologi : - vegetasi - satwa - iklim - hidrologi - tanah dan lainnya - lanskap dilindungi - lanskap dikembangkan - Sosial dan Ekonomi : - jumlah pengunjung - karakter pengunjung dan masyarakat - persepsi pengunjung, masyarakat, dan pengelola Kesesuaian wisata Potensi Wisata : - ekosistem daratan - ekosistem pantai Daya dukung ekologi Pengelolaan Lanskap Wisata : - biofisik dan ekologi - fasilitas - pengunjung, pengelola dan masyarakat - organisasi dan peraturan Karakteristik dan persepsi pengunjung, pengelola, dan masyarakat Evaluasi pengelolaan Rekomendasi pengelolaan lanskap wisata bahari Taman Nasional Bunaken berbasis ekologi Gambar 1 Kerangka pikir penelitian