pengaruh struktur modal terhadap earning per share

advertisement
Tugas Akhir - 2012
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS)
Ranika Purnawidya Primasari¹, Astrie Krisnawati², S.sos.³
¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas
Telkom
Fakultas Ekonomi Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM)
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dan penyedia layanan telekomunikasi dan
jaringan terbesar di Indonesia.
Gambar 1.1
Logo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Sumber: www.telkom.co.id
Sebagai BUMN, pemerintah Republik Indonesia merupakan
pemegang saham mayoritas yang menguasai sebagian besar
saham biasa perusahaan, sedangkan sisanya dimiliki publik.
Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI),
New York Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE)
dan Tokyo Stock Exchange (tanpa listing).
Komitmen TELKOM untuk mendukung mobilitas dan
konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan kepercayaan
pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas, kecepatan,
dan kehandalan layanan serta produk yang TELKOM tawarkan.
Hal ini terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah
pelanggan TELKOM, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per
1
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
31 Desember 2010, atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan
telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggan telepon nirkabel
tidak bergerak, dan 94 juta pelanggan telepon seluler.
(http://www.telkom.co.id/info-perusahaan/).
1.1.2
PT. Indosat, Tbk
PT. Indosat, Tbk awalnya merupakan perusahaan investasi
asing yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional di
Indonesia, seperti membangun, mentransfer, dan mengoperasikan
satelit Organisasi Telekomunikasi Internasional, atau Intelsat.
Gambar 1.2
Logo PT. Indosat, Tbk
Sumber: www.indosat.com
Pada saat perubahan regulasi dalam industri telekomunikasi
Indonesia, Indosat menerapkan strategi yang dirancang untuk
menjadi penyedia telekomunikasi utama internasional dan
berintergrasi
November
menjadi
2003,
layanan
Indosat
provider
bergabung
Indonesia.
dengan
Pada
Satelindo,
Bimagraha, dan IM3. Semenjak memasuki pasar seluler
Indonesia melalui akuisisi Satelindo dan mendirikan IM3,
layanan
seluler
telah
menjadi
pendapatan
kontributor
terbesar
bagi
Indosat
(http://www.indosat.com/About_Indosat/Corporate_Profile).
2
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
1.1.3
PT. XL Axiata, Tbk
XL adalah penyedia seluler terbesar di Timur Tengah dan
Afrika, dan sebanyak 20% saham dimiliki oleh publik secara
terbuka. XL memulai kegiatan komersialnya di tahun 1996, dan
saat ini menjadi salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi
seluler terbesar dan tertinggi untuk pertumbuhan di industri
telekomunikasi dengan melayani 31,4 juta pelanggan dari
berbagai negara sampai akhir tahun 2009.
Gambar 1.3
Logo PT. XL Axiata, Tbk
Sumber: www.xl.co.id
XL secara berkesinambungan telah terbukti sebagai perintis
dalam teknologi komunikasi tanpa batas untuk pangsa pasar
telekomunikasi
di
Indonesia,
sebagai
penyelenggara
jasa
telekomunikasi pertama yang meluncurkan akses internet
kecepatan tertinggi 3G-HSDPA (High Speed Downlink Packet
Access) melalui paket aplikasi Blackberry. Sedangkan untuk
melayani pangsa pasar internasional, XL mengembangkan
hubungan mitra kerja secara erat dengan lebih dari 357 penyedia
jasa layanan telekomunikasi internasional di lebih dari 140 negara
(http://www.xl.co.id/about-us).
3
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
1.2. Latar Belakang Penelitian
Di awal tahun 2000 hingga saat ini, dunia mengalami perkembangan
yang sangat pesat dalam berbagai aspek dan akan terus mengalami
perubahan secara terus menerus. Begitu juga dalam dunia bisnis yang
sudah pasti mengikuti perubahan lingkungan bisnisnya, baik dalam
lingkungan
internal
perusahaan
maupun
lingkungan
eksternal
perusahaan seperti lingkungan ekonomi, politik, kebijakan pemerintah,
teknologi, persaingan pasar, sosial dan budaya.
Untuk mempertahankan eksistensi, perusahaan harus memiliki
kinerja yang optimal, baik dari segi modal, yaitu masalah pendanaan
maupun dari segi operasional seperti masalah produksi, marketing,
personalia, dan lain-lain. Pendanaan dalam hal ini menjadi titik perhatian
khusus untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal karena setiap
perusahaan selalu membutuhkan dana atau modal dalam rangka
memenuhi
kebutuhan
operasi
maupun
untuk
mengembangkan
perusahaan.
Dalam pencarian sumber dana, perusahaan cenderung menggunakan
modal sendiri sebagai modal permanen dibandingkan dengan modal
asing yang hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang
diperlukan belum mencukupi. Dalam melakukan keputusan pendanaan,
perusahaan perlu mempertimbangkan dan menganalisis sumber-sumber
dana ekonomis guna membelanjakan kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya. Keputusan pendanaan ini akan mempengaruhi keadaan
struktur modal perusahaan. Pengertian struktur modal itu sendiri
menurut beberapa ahli keuangan adalah pembelanjaan permanen yang
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari
struktur keuangan.
4
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
Konsep struktur modal merupakan suatu konsep yang membicarakan
komposisi bagaimana suatu perusahaan didanai baik dengan modal
sendiri maupun modal pinjaman. Struktur modal optimal dapat
memaksimalkan
nilai
perusahaan
serta
mampu
memberikan
kemakmuran pada stockholders dan stakeholders. Keuntungan yang
diperoleh harus lebih besar dari biaya modal sebagai akibat dari
penggunaan struktur modal. Penentuan kebijakan struktur modal akan
mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perusahaan dituntut memilih
bentuk struktur modal yang optimal.
Tujuan
perusahaan
adalah
meningkatkan
kemakmuran
para
pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham dilihat dari wujud
harga saham yang semakin tinggi, yang merupakan pencerminan dari
pengambilan keputusan dalam perusahaan, baik keputusan dalam
menjalankan investasi, pendanaan, dan menentukan kebijakan dividen.
Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan
sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan
keputusan. Keputusan pendanaan akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Struktur modal yang optimal dapat memaksimalkan nilai
perusahaan serta mampu memberikan kemakmuran para pemegang
saham.
Struktur modal perusahaan harus dikembangkan dengan melihat
faktor risiko yang dihadapi. Analisis struktur modal sangat penting bagi
perusahaan karena keputusan pendanaan perusahaan tertentu akan
mempengaruhi nilai saham. Nilai saham yang tinggi akan menarik bagi
pemegang saham dan para investor untuk membeli saham suatu
perusahaan karena dengan nilai saham yang tinggi maka laba per lembar
saham atau Earning Per Share (EPS) yang diperoleh akan tinggi juga.
EPS merupakan konsep laba per lembar saham yang merupakan salah
5
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
satu indikator yang terdapat pada laporan keuangan, dalam hal ini adalah
laporan laba rugi.
Pertumbuhan industri telekomunikasi kian melesat dan menjadi salah
satu penyumbang ekonomi nasional. Pergeseran kebutuhan dan
kemajuan teknologi jasa telekomunikasi telah menuntut adanya
pembaharuan dalam bisnis jasa telekomunikasi dan informasi. Menteri
Komunikasi
dan
Informatika,
Mohammad
Nuh,
mengatakan
pertumbuhan sektor telekomunikasi paling tinggi di antara sektor lain
yang terkena dampak krisis. Berdasarkan data Badan Statistik, laju
pertumbuhan sektor telekomunikasi tahun 2006 sebesar 25,10%, tahun
2007 tumbuh menjadi 29,50%, lalu tahun 2008 turun menjadi 15%, dan
tahun ini diprediksi hanya 10%. Kendati demikian, tingkat pertumbuhan
tersebut tetap paling tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di sektor
lainnya yang terkena dampak krisis keuangan global (Tempo Interaktif,
Rabu 7 Januari 2009).
Saat ini persaingan di sektor telekomunikasi sudah sangat ketat.
Yang terjadi saat ini, untuk menjaga posisi pasarnya, operator
telekomunikasi kini lebih banyak memainkan struktur biaya dan
pendapatan. Implikasinya, pertumbuhan laba perusahaan yang bergerak
di sektor telekomunikasi menjadi relatif rendah. Padahal potensi industri
telekomunikasi khususnya di pasar-pasar baru seperti pedesaan, sangat
terbuka seiring meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan, serta
meningkatnya kesadaran mesyarakat akan manfaat telekomunikasi.
Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
hingga
tahun
2011
terdiri
dari
enam perusahaan,
yaitu
PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk; PT. Indosat, Tbk; PT. XL axiata, Tbk;
PT. Bakrie Telecom, PT. Mobile8 Telecom, dan PT. Inovisi Infracom
6
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
(http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/infrastruktur_utilitas_dan_tr
ansportasi/telekomunikasi).
Dalam
penelitian
ini,
penulis
meneliti
tiga
perusahaan
telekomunikasi dengan kriteria yang sahamnya sudah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2006, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk; PT. Indosat, Tbk; dan PT. XL Axiata, Tbk. Perusahaan
telekomunikasi tersebut harus mampu bersaing menarik banyak minat
investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut. Dalam
hal ini perusahaan harus dapat memperlihatkan nilai EPS yang tinggi
kepada investor agar investor tertarik. Salah satu agar mendapatkan nilai
EPS yang tinggi, perusahaan harus memiliki earning yang tinggi. Cara
untuk meraih earning yang tinggi yaitu dengan mengelola struktur
modal yang optimal.
Melihat uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh
lagi tentang pengaruh struktur modal terhadap peningkatan kesejahteraan
pemegang saham dengan memperhatikan EPS. Sehingga penelitian ini
berjudul “Pengaruh Struktur Modal terhadap Earning Per Share
(Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk; PT. Indosat,
Tbk; dan PT. XL Axiata Tahun 2006-2010)”.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pergerakan struktur modal pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk, PT. Indosat, dan PT. XL Axiata pada tahun 20062010?
2. Bagaimana pergerakan EPS pada PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk, PT. Indosat, dan PT. XL Axiata pada tahun 2006-2010?
7
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
3. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap EPS pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT. Indosat, dan PT. XL Axiata
pada tahun 2006-2010?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pergerakan struktur modal pada kelompok
industri telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010
(PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Indosat, PT. XL Axiata).
2. Untuk mengetahui pergerakan Earning Per Share (EPS) pada
kelompok industri telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun
2006-2010.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terhadap EPS
pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, PT. Indosat, dan PT. XL
Axiata pada tahun 2006-2010.
1.5. Kegunaan Penelitian
Kegunaan melakukan penelitian ini adalah:
1.
Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
kepada perusahaan dalam menelaah dan mengkaji struktur modal
sehingga dapat meningkatkan EPS.
2.
Aspek Praktis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
wawasan
dan
pengetahuan yang lebih mendalam bagi penulis tentang analisis
laporan keuangan, khususnya mengenai struktur modal dan EPS
dalam industri telekomunikasi. Dan untuk pihak lain, penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka wawasan
8
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
pembaca tentang struktur modal dan EPS pada kelompok industri
telekomunikasi.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Dalam penulisan ini digunakan sistematika penulisan sebagai
gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan, yaitu sebagai
berikut:
BAB I:
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan
padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian.
BAB II:
TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat
tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik
dan variabel
penelitian
untuk dijadikan dasar
bagi
penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.
BAB III:
METODE PENELITIAN
Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan secara
kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah
serta tujuan penelitian.
9
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisis dan
pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang
dapat bermanfaat untuk perusahaan.
10
Fakultas Ekonomi Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Rasio struktur modal yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
selama periode 2006-2010 terhitung stabil, hal ini terlihat dari rata-rata
struktur modal selama lima tahun sebesar 44,33% dengan kontribusi
modal sendiri lebih besar dibanding hutang jangka panjang dengan
komposisi modal sendiri kurang lebih dua kali lebih besar dibanding
hutang jangka panjang. Sedangkan pada PT. Indosat, Tbk mengalami
peningkatan yang signifikan, terlihat dari besarnya hutang jangka
panjang dan modal sendiri yang setiap tahunnya bertambah. Rasio
struktur modal PT. Indosat, Tbk selama periode 2006-2010 memiliki
rata-rata sebesar 112,65% dan menunjukkan angka lebih dari 50%
yang artinya kontribusi hutang jangka panjang lebih besar dibanding
modal sendiri dengan komposisi yang tidak terlalu jauh perbedaannya.
Rasio struktur modal yang dimiliki PT. XL Axiata, Tbk periode 20062010 memiliki rata-rata sebesar 192,11% dan menunjukkan angka
lebih dari 50% yang artinya kontribusi hutang jangka panjang lebih
besar dibanding modal sendiri, kecuali pada tahun 2010. Pada tahun
2010, besarnya hutang jangka panjang dan modal sendiri hampir sama
besarnya.
b. EPS yang diperoleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk selama
periode 2006-2010 terhitung stabil, dengan rata-rata Rp. 578.330.000
dan rata-rata jumlah saham sebanyak 19.832.781.351 lembar per tahun.
Dengan demikian, laba bersih yang diperoleh PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk selama lima tahun terakhir tidak mengalami perubahan
103
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
yang signifikan. Sedangkan pada PT. Indosat, Tbk selama periode
2006-2010 mengalami penurunan semenjak tahun 2007dengan ratarata sebesar Rp. 275.440.000 dan rata-rata jumlah saham sebanyak
5.428.099.897 per tahun. Hal ini disebabkan oleh laba bersih yang
menurun setiap tahunnya. EPS pada PT. XL Axiata, Tbk mengalami
perubahan yang signifikan dengan rata-rata sebesar Rp. 140.400.000
dan rata-rata jumlah saham sebanyak 7.505.499.936 per tahun. Hal ini
disebabkan oleh laba bersih yang tidak stabil setiap tahunnya bahkan
mengalami kerugian pada tahun 2008, sehingga para pemegang saham
mengalami kerugian sebesar Rp. 2000.000 untuk setiap lembar
sahamnya.
c. Dari uji koefisien determinasi, disimpulkan bahwa struktur modal PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk berpengaruh terhadap EPS PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbksebesar 59,9%, sedangkan sisanya yaitu
40,1%, dipengaruhi oleh variabel lain. Pada PT. Indosat, Tbk, struktur
modal berpengaruh terhadap EPS sebesar 13,4%, sedangkan sisanya
yaitu 86,6%, dipengaruhi oleh variabel lain. Pada PT. XL Axiata, Tbk,
struktur modal berpengaruh terhadap EPS sebesar 67,1%, sedangkan
sisanya yaitu 32,9%, dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji t pada
tiga perusahaan menyebutkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap EPS.
5.2 Saran
Dari hasil analisis pada Bab IV dan kesimpulan di atas maka peneliti
memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
penelitian ini.
a. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa struktur modal yang
paling tinggi dari ketiga perusahaan, yaitu struktur modal pada PT. XL
Axiata, Tbk. Oleh karena itu, sebaiknya PT. XL Axiata, Tbk agar lebih
104
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
mengefektifkan penggunaan modal sendiri dibanding penggunaan
hutang jangka panjang, khususnya pinjaman jangka panjang dan
obligasi jangka panjang sehingga keuntungan yang diperoleh dapat
maksimal.
b. Pada perkembangan EPS, PT. XL Axiata, Tbk memiliki perkembangan
terkecil dibanding dua perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan karena
EAT yang diterima relatif kecil. PT. XL Axiata, Tbk sebaiknya
mencari alternative strategi untuk menaikkan EAT, baik dari sisi
modal, pemasaran, penjualan, dan lain-lain. Apabila EAT meningkat,
maka EPS akan bertambah dan kesejahteraan pemegang saham akan
terjamin, sehingga investor baru tertarik untuk membeli saham
perusahaan.
c. Bagi Investor, sebelum melakukan investasi sebaiknya melakukan
pemeriksaan secara cermat terhadap perusahaan-perusahaan yang akan
dibeli sahamnya. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
menganalisis rasio-rasio keuangan, serta faktor-faktor lain di luar
variabel tersebut, seperti kondisi ekonomi makro.
d. Bagi peneliti selanjutnya, dengan melihat hasil pengolahan data yang
ada, sebaiknya peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh faktorfaktor lain selain struktur modal, yang dapat memaksimalkan
keuntungan sehingga dapat memberikan alternative keputusan kepada
perusahaan dalam menjalankan usaha.
105
Fakultas Ekonomi Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
DAFTAR PUSTAKA
Alimansyah dan Padji MA. (2005). KAMUS ISTILAH AKUNTANSI (Cetakan
ke-2). Bandung: CV Yrama Widya.
Anshari, Baddarruzaman. (2005). Analisis Hubungan Struktur Modal dengan
Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbankan (Studi
Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset dan Modal di
BEJ Tahun 2003-2004). Jurnal pada Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta: Tidak diterbitkan.
Atmaja, Ph.D., Lukas Setia. (2008). TEORI & PRAKTEK MANAJEMEN
KEUANGAN. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston. (2006). FUNDAMENTALS OF
FINANCIAL MANAGEMENT. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, Irham. (2011). ANALISIS KINERJA KEUANGAN. Bandung: IKAPI.
Ghozali, Imam. (2011). APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE DENGAN
PROGRAM SPSS. Semarang: BP. Universitas Diponegoro.
Kasmir. (2010).
Kencana.
PENGANTAR
MANAJEMEN
KEUANGAN.
Jakarta:
Keown, Arthur J., dkk. (2008). Prinsip & Penerapan MANAJEMEN
KEUANGAN. Indonesia: Indeks.
Martono dan Agus Harjito. (2007). MANAJEMEN KEUANGAN (Edisi ke-1,
Cetakan ke-6). Yogyakarta: Ekonosia.
Nazir. (2011). METODE PENELITIAN. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pradhono dan Yullius Jogi Christiawan. (2010). Pengaruh Economic Value
Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap
Return yang Diterima oleh Pemegang Saham (Studi Kasus pada
106
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra: Tidak diterbitkan.
Putri, Adistya Sekar. (2010). Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning
Per Share Pada PT. XL Axiata, Tbk Tahun 2004-2008 (Studi Kasus
Pada Pt. XL Axiata, Tbk). Skripsi pada Program Sarjana Fakultas
Bisnis Telekomunikasi dan Media Institut Manajemen Telkom: Tidak
diterbitkan.
Sekaran, Uma. (2006). METODOLOGI PENELITIAN UNTUK BISNIS.
Jakarta: Salemba.
Sofyan, Aghia Febriany. (2010). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Earning Per Share Perusahaan Sektor Consumer Goods Periode
Tahun 2005-2009 (Studi Kasus PT. Unilever Indonesia, Tbk dan PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk). Skripsi pada Program Sarjana
Fakultas Bisnis Telekomunikasi dan Media Institut Manajemen
Telkom: Tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2008). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF,
DAN R&D. Bandung: Alfabeta.
Sundjaja, Ridwan S., dkk. (2007). MANAJEMEN KEUANGAN (Jilid 1, Edisi
ke-6). Jakarta: Literata Lintas Media.
Ulupui, I G. K. A. (2010). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, dan Probabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di BEJ). Jurnal pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana: Tidak diterbitkan.
Warren, Carl S., dkk. (2006). PENGANTAR AKUNTANSI (21st ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
107
Fakultas Ekonomi Bisnis
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Tugas Akhir - 2012
http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock
http://www.duniainvestasi.com/bei/sectors/infrastruktur_utilitas_dan_transpo
rtasi/telekomunikasi
http://www.indosat.com/About_Indosat/Corporate_Profile
http://www.telkom.co.id/info-perusahaan/
http://www.xl.co.id/about-us
108
Fakultas Ekonomi Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
Download