Analisa Fundamental

advertisement
Kategori faktor fundamental Pasar
 Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk
memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit
untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti
dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi
nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik
berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada
kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap
pergerakan nilai tukar.
 Faktor Regional/Eksternal dapat membawa perubahan
yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu
negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu
negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi
perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam
kawasan yang sama.
 Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan
Analisis Fundamental. Adanya perubahan dalam
kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh
pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang
menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan
membawa dampak signifikan terhadap perubahan
dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini
juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku
bunga adalah penentu untama nilai tukar suatu mata
uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang
beredar
Faktor ekonomi
 Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi
barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk
 Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan
seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun
oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam
negara tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu.
 Tingkat inflasi, tingkat harga-harga Producer Price
Index (PPI), Consumer Price Index (CPI), Neraca
pembayaran atau balance of payment
 Tingkat pengangguran memberikan gambaran tentang
kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet
dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya
perekonomian suatu negara.
 Kurs valuta asing / nilai tukar antara suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya Untuk itu perlu bagi suatu
Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar
perekonomian negara tersebut dapat berjalan dengan
lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
 PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau
kebutuhan tunai sektor publik yaitu jumlah uang yang
harus dipinjam pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
Faktor Fundamental Perusahaan
Mudahnya/Pemahaman pada umumnya
Assets , cari yang dari tahun ke tahun selalu bertambah.
Liabilities, kalau bisa terus menurun. Atau kalau naik
wajar / tidak signifikan. pastikan dengan perhitungan
DER. Pastikan current assets selalu lebih besar dari
current liabilities. Untuk menghindari resiko
kemungkinan perusahahaan bangkrut. Atau Right Issue.
3. Equity , cari yang terus tumbuh.
4. Revenue
5. Net income
6. Operating income
1.
2.
Analisis fundamental Perusahaan
 Analisis fundamental adalah metode analisis yang
didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan.
 Analisis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan
kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak
langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
 Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental
lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih
saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.
 Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa
yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis
perusahaan
Analisa Ekonomi
 Analisis ekonomik merupakan salah satu analisis yang
digunakan pada model teknik fundamental. analisis ini
cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan
yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi.
 Unsur-unsur makroekonomi yang biasa dianalisis melalui
analisis ekonomik ini adalah faktor tingkat bunga,
pendapatan nasional suatu negara, kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara. analisis
ini digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro
yang pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi
tingkat pengembalian dari investasi.
 Alasan mengapa kebijakan moneter dapat memengaruhi
return saham yang diterima dikarenakan oleh besar
kecilnya tingkat jumlah uang yang beredar.
 Ketika jumlah uang yang beredar semakin tinggi, maka
terdapat kecenderungan meningkatnya kegiatan
perekonomian secara keseluruhan. hal ini dikarenakan
perusahaan-perusahaan mendapatkan supply uang yang
lebih tinggi dari biasanya.
 ketika suply uang tinggi, maka kegiatan operasional yang
bersifat profit oriented juga akan meningkat dan otomatis
akan membuat laba perusahaan meningkat pula.Hal ini
pada gilirannya nanti akan meningkatkan return saham
dari perusahaan yang bersangkutan.
Rasio Keuangan
 Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio
secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama
antara lain, yaitu : keuntungan (profitability) , harga
(price ), likuiditas (liquidity), Hutang (leverage), dan
efisiensi
Analisa Fundamental Perusahaan
• Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
• Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per
•
•
•
•
•
•
•
share-EPS)
Rasio pertumbuhan EPS
Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price
earning ratio)
Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (
price earning growth ratio)
Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
Margin pendapatan bersih (net profit margin)
EPS
 Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu
tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama
pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan
pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil
perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk
memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga
saham suatu perusahaan
 EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Pertumbuhan EPS
 Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba
terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan
dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun
sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan
tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan
rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan
kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu
perusahaan
P/E Ratio
 Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung
dengan cara membagi harga saham dengan
keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan
untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E
Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok
industri sejenis.
 P/E Ratio = Harga saham / EPS
PEG Ratio
 Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka
berarti harga sahamnya adalah dibawah harga
semestinya ( undervalued).
 Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS
sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka
PEG Ratio nya adalah 37.3/21.5=1.73.
 PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS
P/S Ratio
 Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu
perusahaan yang masih baru atau belum
mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin
rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan
dengan perusahaan lain dalam kelompok industri
yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan
tersebut.
 P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar
saham
PB/V Rasio
 Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham
tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya,
namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang
merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut.
Misalnya perusahaan ANTAM memiliki harta sebesar Rp.
100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai
buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila
saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham
mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar
saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio
perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.
 PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)
Margin pendapatan bersih
 Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas
yang dihitung dengan cara membagi keuntungan
bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan
keuntungan bersih dengan total penjualan yang di
peroleh dari setiap penjualan
 Margin pendapatan bersih= Pendapatan bersih / Total
penjualan
Inventory turnover
 Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung
dengan membagi biaya barang yang terjual dengan
Persediaan Barang Dagang,
 menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur
inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris
selama satu tahun.
 Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri di
mana perusahaan berada. Sebagai contoh, toko kue akan
mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi
daripada pabrik pesawat. Sehingga yang perlu diperhatikan
adalah membandingkan hasil yang diperoleh dengan rasio
dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang
sejenis.
Download