MANAJEMEN ORGANISASI DAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS Tujuan : 1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang perubahan-perubahan apa saja yang diperlukan oleh Organisasi bagi keberhasilan COP 2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagaimana menerapkan manajemen partisipatif dalam organisasi 3. Memberikan pemahaman dan pengetahuan untuk melihat kinerja, job deskripsi. Kriteria evaluasi dan tugas-tugas untuk mendukung pengembangan COP dan berfungsinya programprogram COP 4. Memberikan pemahaman dan pengetahuan untuk menyusun rencana strategis yang berkelanjutan Hasil yang diharapkan: 1. Peserta mampu melihat perubahan apa yang harus dilakukan oleh organisasii dalam mencapai tujuan-tujuan COP 2. Peserta mampu menerapkan manajemen partisipatif dalam organisasi COP 3. Peserta mampu melakukan evaluasi terhadap aktifitas yang mendukung COP 4. Peserta mampu menyusun strategic plan yang berkelanjutan Waktu : 150 menit Metode : 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Pleno kelompok Perlengkapan : 1. Whiteboard 2. Spidol 3. Flipcart 4. Plastik transparan 5. OHP 6. LCD Projector Proses Pelaksanaan : 1. Fasilitator membuka acara dengan mendiskusikan materi latihan (20 menit) 2. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok untuk diskusi (45 menit) 3. Fasilitator meminta anggota kelompok untuk mengulas hasil diskusinya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan (25 menit) 4. Fasilitator memberikan resume diakhir materi (15 menit) Materi : 1. Pengantar tentang Manajemen Organisasi a. Perubahan-perubahan menajemen seperti apa yang diperlukan bagi keberhasilan progam COP di masyarakat b. Bagaimana membuat kegiatan terintegrasi secara jelas sehingga memenuhi target dan tujuan kegiatan c. Bagaimana membangun hubungan kerja secara bersama dalam menciptakan hubungan yang terpola di antara stekholder . 2. Teknik Penyusuan Strategic Plan a. Apa itu strategic plan, bagaimana menyusunnya dan menyiapkannya b. Bagaimana peran dan manfaat strategi plan untuk pengembangan organisasi kedepan 3. Latihan; Masing-masing kelompok diwajiban untuk menyusun strategic plan dalam mengelola Program COP sesuai dengan karakteristik wilayahnya DESKRIPSI MATERI Managing for result (mengelola untuk mencapai hasil) mungkin tepat untuk mencapai COP yang juga berbasis problem solving. Para pemimpin polisi seharusnya bertanya pada diri sendiri, ”Am I simply running a busy force, or am I leading and menaging a force which gets results consistent with the mission?”- apa saya ini hanya ngurus kesatuan yang siibuk tok atau saya ini memimpin dan mengelola suatu kesatuan yang mencapai hasil konsisten dengan misi?” pilihan yang kedualah yang seharusnya dilakukan. Managing for result juga berbasis pada problem solving. Pada setiap awal tahun seharusnya pemimpin polisi juga bertanya, adakah masalah dikesatuan saya, apa masalah tersebut, dapatkah masalah tersebut saya biarkan tanpa mengambil tindakan apa-apa?. Rasanya kalau mau jujur hampir tidak ada kesatuan yang tidak mempunyai masalah sekecil apapun. Oleh karean ada masalah dan masalah itu tidak bisa dibiarkan maka perlu dilakukan perubahan. Dengan perkataan lain, Managing for Results mendorong kearah kerah perubahan yang kontinyu yang rasanya hampir tidak bisa dihindari. Managing for Results juga relevan dengan problem solving karena memang berbasis ini. Diawali dengan identifikasi permasalahan, apa yang menyebabkan, siapa yang bertanggungjawab untuk memecahkan dan apa yang menunjukan bahwa masalah tersebut terpecahkan, maka Managing for Result itu memliki dua keuntungan. Pertama ada hasil yang terukur. Kedua problem itu sendiri terpecahkan sehingga dengan demikian pendekatan ini sesuai dengan COP 1. Pengantar tentang Manajemen Organisasi Peran penting dari manejer polisi di dalam melaksanakan dan memelihara Pemolisian berorientasi masyarakat menjadi sangat jelas. Kalau polisi harus berubah dan kalaqu pemolisian berorientasi masyarakat ingin berhasil; polisi membutuhkan pemimpinpemimpinyang mampu menerima dan mendukung perubahn dilingkungan bawahannya. Tapa pemimpin yang mampu memberikan arahan dan petunjuk, Pemolisian berorientasi masyarakat akan tetap menjadi gagasan ideal yang tak dapat diwujudkan. 2.1. Bentuk Perubahan Manajemen Polisi DARI Manajemen Birokratis Manajemen Administrasi Manajemen Pemeliharaan KE Manajemen Strategic Manajemen Manusia Manajemen Perubahan 2.1. Dari Manajemen Birokrasi Ke Manajemen Strategic Manajer birokrasi cendrung sering menempatkan kepentingan kesatuan diatas kepentingan pelanggannya. Manajer strategic, sebaliknya mau menyesuaikan organisasi menurrut kebutuhan dan prioritas pelanggan mereka. Manajer strategic membuthkan kemampuan berikut ini : 1. Kemampuian untuk mendapatkan pengetahuan tangan pertama dari masalah dan kebutuhan masyarakat 2. Kemampuan berkomunikasi secara terbuka dengan masyarakat dan anggotaanggota timnya 3. Kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan dan wawasan tentang masyarakat dan tugas-tugas internal dalam organisasi polisi untuk secara proaktif mengenali dan memecahkan masalah 4. Kemampuan untuk menjadi mitra masyarakat dan pemimpin bagi bahwahannya. 2.2. Dari Manajemen Administrasi Menjadi Manajemen Manusia Manajer administrasi sangat berkepentingan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengganggaran dan pengendalian. Mereka sering memandang manusia. Khususnya para anggota hanya sebagai gigi geligi sebuah mesin raksasa Manajer manusia, sebaliknya, perlu menyadari bahwa manusia merupakan aset organisasi terbesar dan mengunakan waktu mereka untuk memotivasi dan memberdayakan anak buah mereka. Hal ini tidak berarti tidak ada tempat untuk manajemen adminstrasi. Ia akan selalau menjadi bagian dari proses manajemen dalam organisasi yang besar seperti kepolisian, tetapi pergeseran ke COP membuthkan penekanan yang kurang pada manajemen administrasi. 2.3. Dari Manajemen Apa adanya menjadi Manajemen Perubahan Kalau manajer tradisional berkepentingan dengan mempertahankan status quo, pimpinan polisi harus berfokus pada perubahan, ini memerlukan pemipin yang : 1. Mampu membayangkan masa depan dan arah mereka sendiri- mereka harus tahu kearah mana mereka pergi dan apa yang harus mereka lakukan untuk dapat samapai kesana 2. Mampu mengenali peluang dan hambatan dan mampu mengelola keduanya secara efektif 3. Mau mempertanykan praktek yang ada saat ini dan bereksprimen dengan cara-cara baru 4. Menyadari bahwa perubahan mulai dari diri sendiri dan mampu menjadi contoh. 5. Mampu berpartisipasi dalam dan memajukan kerja tim. 2.2. Manfaat COP 1. Mengurangi peristiwa kejahatan dan berkurangnya rasa takut untuk menjadi korban melalui pemolisian yang efektif 2. Meningkatnya kepuasaan masyarakat dengan pelayayan yang diberikan oleh polisi 3. Korrdinasi dan alokasi tanggungjawab yang lebih baik antara polisi dan lembaga peradilan pidana dan lembaga sosial yang lain 4. Lebih banyak waktu untuk tindakan proaktif 5. Meningkatnya kepuasan bekerja bagi anggota polisi- khusnya petugas patroli 6. Partisipasi aktif dari masyarakat di dalam pencegahan kejahatan 7. Suatu penghargaan yang lebih baik terhadap hambatan dan masalah yang dihadapi polisi 8. Diprioritaskannya pelayanan dan alokasi sumberdaya untuk memenuhi prioritas. 2. Teknik Penyusunan Strategic Plan 2.1. Perencanaan Strategic Upaya untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti itu, perencanaan strategis dapat menfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda. 2.2. Manfaat Perencanaan Strategis 1. Membantu organisasi untuk menetapkan isu strategis yang perlu dan relevan untuk di perjuangkan. 2. Untuk menyadarkan keseluruhan anggota ataupun stekholders organisasi mengenai visi, misi, mandat serta nailai-nilai yang dianut oleh organisasi 3. Agar organisasi tetap relevan dengan perubahan lingkungan sosial-politik, dan bahkan dapat mempengaruhi, mengarahkan dan membentuk sistem sosial, politik dan ekonomi sesuai dengan visi dan misi organisasi 4. untuk konsolidasi organisasi secara berkala, yang akan membawa pada suasana meningkatnya partisipasi keseluruhan anggota dalam proses pegambilan keputusan yang mendasar serta menghindarkan terjadinya proses alienasi bagi elit organisasi terhadap masa anggotanya. 5. Memperjelas arah masa depan 6. Menciptakan prioritas 7. Memecahkan masalah utama organisasi 8. Memperbaiki kinerja organisasi 2.3. Langkah-langkah Menyusun dan Manyiapkan Strategic Plan 1. Menyepakati pendekatan apa yang akan dilakukan untuk menyusun strategic plan 2. Menyepakati proses seperti apa yang akan dilakukan untuk menyusun strategic plan 3. Mengidentifikasi isu-isu atau persoalan yang dihadapi oleh organisasi 4. Melakukan penilaian terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap isu-isu atau persoalan yang dihadapi organisasi 5. Merumuskan strategi untuk mengelola persoalan tersebut.