LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko . Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.Strategi yang paling baik adalah dengan memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan dampak potensi negatif yang ada di lahan. Hal itu dapat berarti mengolah total setiap elemen desain, baik yang langsung pada bangunan maupun yang ada di lingkungannya. Harus selalu diingat bahwa lingkungan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mendukung terciptanya kualitas hidup yang baik (nyaman dan produktif). Itu dapat melibatkan pemakaian energi yang sangat banyak, sehingga perlu ditata. Dalam konteks iklim tropis seperti di Indonesia (panas lembab), maka konsep rancangan bangunan dan lingkunagan perlu diarahkan untuk : • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh kenyamanan termal • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan yang sehat dan indah • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertikal • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti peralatan • Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen bangunan Pertimbangan lebih rinci adalah sebagai berikut : • Lokasi daerah o Ketinggian Tinggi rendah lokasi akan mempengaruhi arus angin dan suhu.Udara di lokasi yang tinggi,seperti pegunungan akan lebih sejuk daripada di dataran rendah atau di pantai. Untuk daerah beriklim panas lembab, kesejukan tersebut akan membantu mengurangi energi yang seharusnya dialokasikan untuk AC. Namun jika keadaan terlalu ekstrem, seperti di pegunungan yang terlalu tinggi, energi mungkin justru diperlukan untuk penghangat ruang.Lokasi di lembah mungkin akan terlindung dari angin keras. o Lingkungan Lingkungan dapat mengandung potensi energi seperti aliran sungai, limbah pertanian, dll. Yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarui. Lingkungan mungkin juga telah menyediakan bahan-bahan bangunan gratis seperti kayu, bambu, batu, tanah liat dan batu kapur. Selain itu kepadatan lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan kota padat dengan bangunan-bangunan tinggi akan memberikan pembayangan terhadap matahari, namum juga sekaligus menghalangi aliran angin yang menyebabkan panas tidak mudah pergi. • Lahan o Topografi o Dimensi Lahan yang luas memberikan keleluasaan untuk menempatkan bangunan di tengah, sehingga semua sisi memperoleh akses langsung ke ruang luar untuk memperoleh udara dan cahaya. Sekeliling bangunan dapat ditanami tanaman yang menjadi peneduh dan memberi kesempatan angin untuk lebih leluasa mengalir. o Ketinggian air tanah Jika tidak tersedia jaringan air minum kota, maka terpaksa memperoleh air dari dalam tanah. Semakin dalam sumber air, semakin besar ukuran pompa yang diperlukan, dan semakin banyak energi yang diperlukan. • Massa o Jumlah dan bentuk Untuk iklim tropis lembab, massa satu ruang (berdenah sederhana) tersebar akan lebih tepat untuk penghawaan alami daripada massa besar tunggal o Orientasi Orientasi ke Selatan atau Utara (sumbu panjang sejajar sumbu BaratTimur) mengurangi luas dinding yang terpapar oleh panasnya matahari pagi dan sore.Ini akan mengurangi beban AC. o Ketinggian Semakin tinggi bangunan, semakin besar energi untuk transportasi vertikal, menaikkan air dan sistem ventilasinya. Sebenarnya semkin tinggi, semakin besar kecepatan anginnya. Pada apartemen berlantai banyak, unit di atas, taruhlah pada ketinggian 40 m, akan terpapar angin dengan kecepatan yang sangat besar, sehingga justru mengganggu kenyamanan. Bangunan tinggi juga harus menyesuaikan proporsinya, sehingga semakin tinggi bangunan, tapak denah) juga semakin rumit dan luas. Ini memerlukan penerangan dan penghawaan buatan di bagian tengah hampir setiap saat. • Organisasi Ruang Pengelompokkan, ruang perlu dikelompokkan sesuai dengan kedekatan aktivitas dan potensi untuk menjadi penghalang panas bagi ruang yang memerlukan kenyamanan. • Elemen bangunan o Atap Sebenarnya untuk niklim tropis, atap yang baik adalah gabungan antara seng mengkilat dan isolator di bawahnya. Seng mengkilat akan memantulkan sebagian besar panas matahari. Sedang yang diserap akan menjadikan seng panas, namun ditahan oleh isolator, sehingga panas dari seng tidak masuk ke ruang di bawahnya. Segera setelah matahari terbenam, seng akan mendingin. Atap berwarna gelap (termasuk seng tua) akan menjadi sangat panas, dan panas ini akan disebarkan ke sekeliling sehingga udara menjadi panas. Genteng berwarna gelap akan tetap hangat, lama setelah matahari terbenam, ini akan menyebabkan suhu udara panas di malam hari.Gejala ini sering terjadi sebagai urban heat island yaitu suhu kota yang lebih tinggi daripada luar kota. Tritisan lebar perlu untuk menahan sinar langsung matahari masuk ke dalam ruang, dan sekaligus melindungi dinding. o Dinding Dinding ringan dan memiliki banyak bukaan. Bukaan ini akan membantu kelancaran sirkulasi udara. Sebaliknya, jika memakai AC, dinding harus tertutup. Baik memakai atau tidak memakai AC, dinding sebaiknya terlindung dari sinar langsung matahari. o Lantai Pemilihan pelapis lantai yang tepat juga akan membantu mengurangi panas dalam ruangan yang diserap oleh pelapis, sehingga suhu dalam ruangan tidak terlalu panas dan tidak memerlukan penyejuk ruangan atau AC. • Penerangan o Penerangan alami Penerangn alami sangat berlimpah di siang hari. Gunakan cahaya dari bola langit, bukan sinar langsung matahari.Sinar langsung akan membawa serta panas. o Penerangan buatan Gunakanlah lampu hemat energi. Lampu penerangan umum tidak perlu terlalu terang. Pakailah standar penerangan yang wajar. • Penghawaan o Penghawaan alami Gunakan penghawaan alami sebanyak-banyaknya jika kualitas udara di luar baik (tidak berdebu, berbau), sejuk, dan lingkungan tidak bising. Hindari gangguan privasi visual dari luar. o Penghawaan buatan Hindari pemasangan termostat AC pada suhu terlalu rendah, misalnya 16oC. Pasanglah pada 25oC atau 26oC. Suhu ruang yang terlalu rendah dibandingkan dengan suhu ruang luar, lebih dari 6oC, akan menyebabkan gangguan kesehatan.Selain itu, energi yang dipakai AC akan boros. Kurangi ventilasi. Jika ruangan tetap terjaga bersih dari sumber polusi, seperti asap rokok, ventilasi dapat dikurangi sehingga jumlah udara panas dari luar yang harus disejukkan oleh AC berkurang.Ini berarti kerja AC semakin hemat. Kurangi celah-celah pada bangunan yang menyebabkan kebocoran udara yang tidak perlu dan tidak terpantau, seperti jendela yang tidak rapat , kaca nako, dan bekas lubang angin. Minimalkan panas matahari yang masuk melalui kaca jendela dengan kaca penahan surya, memasang tirai di sebelah luar, atau tritisan yang cukup lebar. Minimalkan rambatan panas mtahari dari atap.Gunakanlah langitlangit Minimalkan sumber panas dari dalam ruangan, seperti lampu dan peralatan masak. Karena berbeda suhu antar ruang luar dan ruang dalam hanya berkisar 5 – 15oC , maka panggunaaan bahan isolator khusus yang mahal tidaklah terlalu perlu,penghambatan aliran panas cukup dengan memaksimalkan sifat-sifat bahan yang ada, misalnya dengan memakai dinding batu alam yang agak tebal. Sejukkan ruang yang perlu saja Udara dingin lebih berat daripada udara yang lebih panas sehingga akan mengumpul di zona bawah. Kolam udara sejuk ini dapat dimanfaatkan dengan cara membuat ceruk-ceruk pada ruangan (penurunan lantai) yang dapat dipergunakan untuk duduk-duduk (seperti di ruang keluarga) • Struktur o Gunakanlah stuktur ringan o Usahakan memakai bahan-bahan lokal. Kayu, bambu, batu dan tanah liat dapat diolah menjadi elemen struktur dan arsitektur yang menarik. Perhatikan kelembapan tinggi yang memicu terjadinya air kondensasi, jamur dan karat. o Bahan-bahan tertentu, seperti aluminium, sangat boros energi listrik pada saat pembuatannya, tetapi cukup rendah biaya perawatannya. • Utilitas o Penyediaan air Amati secara detail seluruh sistem yang ada pada jaringan air untuk memperkirakan potensi pemborosan, seperti keran dan toilet. Pada area umum sangat baik untuk memakai keran yang dapat secara otomatis menutup sendiri, karena ada kecenderungan orang ubtuk malas menutup keran. Pikirkan untuk menampung air hujan. o Transportasi vertikal Desainlah tangga sedemikian rupa sehingga untuk jarak dekat penghuni lebih tertarik untuk memakai tangga daripada lift. Tangga lebar, dengan tanjakan nyaman, akan mengundang orang memakainya daripada menggunakan lift terlalu lama.