PERANCANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KOTA SEMARANG (Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Modern) Oleh : Denny Adhi Nugroho Sucipto1); Y. Dicky Ekaputra2). M. Maria Sudarwani3) 1) Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang 2), 3) Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK Rumah sakit umum (RSU) di klasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu, Rumah sakit kelas A,kelas B,kelas C dan kelas D. dari ke 4 kelas tersebut dipilih rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas medis sekurang – kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas dalam rangka mencapai kemampuan pelayanan medis pada rumah sakit kelas B ini, maka harus didukung sarana dan prasarana gedung rumah sakit yang baik dan benar. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan teknis saran dan prasarana untuk menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna yang secara standar menyangkut fisik gedung dan ruangan,. Diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan pengelola pelayanan kesehatan yang mempunyai kesamaan persepsi mengenai fasilitas rumah sakit Kata kunci : Rumah sakit ibu dan anak, pendekatan arsitektur modern I. PENDAHULUAN tata ruang dalam dan luar, struktur dan bahan bangunan. 1.1 Latar Belakang - Perancangan ini dibuat sebagai tindak Perlengkapan bangunan, yang meliputi persyaratan fisik dan utilitas bangunan. lanjut dari penyusunan Landasan Program Dasar pendekatan perencanaan dan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur perancangan arsitektur ini di maksudkan dengan judul Rumah Sakit Ibu dan Anak sebagai acuan yang dipakai untuk menyusun Kota Semarang. perancangan ini berisikan landasan garis besar pemikiran-pemikiran dan konsep perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota perancangan Semarang. Dasar pendekatan tersebut adalah: fisik dengan didasarkan program perencanaan pedoman perancangan yang meliputi Tujuan 1. Pendekatan aspek fungsional dan Sasaran Perancangan, Faktor Penentu 2. Pendekatan aspek teknis Perancangan, Kegiatan dan Pelaku Kegiatan, 3. Pendekatan aspek kinerja serta Dasar Filosofi. 4. Pendekatan aspek arsitektural 5. Pendekatan aspek kontekstulal Berasarkan dilakukan pedoman eksplorasi perancangan desain untuk Dari rumusan di atas dan diharapkan memperoleh alternatif desain terbaik dan terwujud perancangan sebuah Rumah Sakit konsepsi perancangan diuraikan dalam : Ibu dan Anak Kota Semarang yang mampu - Perancangan tapak meliputi pencapaian memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan dan sirkulasi. khusus Perancangan bangunan meliputi bentuk persalinan yang maksimal dan presentatif, - untuk penyakit anak-anak dan massa bangunan, penampilan bangunan, 1 sehingga mampu memberikan perkembangan 4. kota Semarang yang lebih baik. Batasan obyek judul adalah perencanaan pembangunan kompleksrumah sakit saja, tidak termasuk fasilitas sekolah dan asrama perawat. 1.2 Maksud Menyediakan fasilitas standart untuk 5. Hal – hal diluar lingkup arsitektur memudahkan pelayanan kesehatan upaya namun dianggap mendasar peningkatan terus dilakukan yakni dalam menentukan usaha meningkatkan harapan hidup manusia perancangan akan dibahas dengan logika yang diberikan di Rumah Sakit tersebut. dan asumsi sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan dan dan kemampuan. 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Semarang adalah II. TINJAUAN TEORI 2.1 Faktor Perancangan perancangan penyediaan fasilitas pelayanan Faktor penentu perancangan kesehatan yang presentatif dan akuratif berdasarkan sebagai pelayanan kesehatan di bidang pra perencanaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota dan pasca persalianan. Adapun sasaran yang Semarang. hendak dicapai adalah tersusunnya program perancangan ini merupakan pedoman untuk ruang dan konsep dasar perancangan untuk mencapai landasan program perencanaan dan Perencanaan Rumah sakit Ibu dan Anak di perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Semarang. Kota Semarang. pendekatan Pendekatan dan ini ketentuan perencanaan dan Adapun faktor penentu Perancangan dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut: 1.4 Batasan dan Anggapan Untuk mencegah memberikan luasnya arah, serta pembahasan, maka 1. Adanya potensi lokasi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi ditetapkan suatu pembahasan dan anggapan kebutuhan fasilitas kesehatan di Kota perencanaan sebagai berikut : Semarang. 1. 2. Rumah Sakit Ibu dan Anak ini hanya 2. melayani pasien ibu dan Anak. kebijakan Pemerintah Kota Semarang Tidak menyertakan perhitungan biaya, dalam perencanaan pembangunan. karena perencanaan obyek judul bersifat 3. social / kemanusiaan. 3. Lokasi perancangan disesuaikan dengan Masalah struktur elektrikal hanya Pemilihan tapak untuk rumah sakit ibu dan anak adalah pencapaian harus dan mekanikal dibahas mudah dan terletak didekat pemukiman secara penduduk, dapat dilalui oleh kendaraan mendasar dan lebih ditekankan pada masalah desain arsitekturnya saja roda 2 dan roda 4. 4. Perancangan ini merupakan suatu sistem agar Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota 2 Semarang yang dihasilkan dapat apotik, terapy, instalasi bedah dan berfungsi sesuai dengan ketentuan dan sebagainya. persyaratan yang ada. 5. Besaran ruang c. Kegiatan administrasi perancangan ini d. Kegiatan service/pelengkap meliputi didasarkan pada studi literature, survey kegiatan lapangan, studi banding dan analisa dari elektrikal, dapur, musholla, cafetaria unsur penentu, pelaku, kegiatan, ruang, dan sebagainya. fasilitas, lokasi serta tapak laundry, mecanikal yang dibutuhkan. 2.3 Filosofi Bangunan yang dirancang ini sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan rumah 2.2 Kegiatan Dan Pelaku Kegiatan Ada beberapa Kegiatan dan Pelaku sakit ibu dan anak yang diperuntukkan untuk kegiatan yang ada di Rumah Sakit khusus Ibu ibu dan anak yang terfokus pada bidang pra dan anak yaitu sebagai berikut : dan pasca persalinan. Gaya yang ditampilkan 1. Pasien dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota Terdapat dua jenis pasien berobat jalan Semarang ini menyesuaikan kebutuhan para (out patient) dan pasien rawat inap (in penggunanya yang bersifat dinamis. Pada patient). perancangan ini Pengelola/karyawan. Arsitektur Modern Tenaga kerja dalam rumah sakit ibu dan menunjukkan karya baru yang tidak sesuai anak ini di bedakan menjadi 4 macam dengan tradisi yang telah ada namun tetap yaitu tenaga medis, tenaga medis mengutamakan kesederhanaan sehingga tidak perawat, dan tenaga non medis. menimbulkan kerumitan dan kesulitan. 2. 3. Pengunjung digunakan pendekatan yang mampu Bentuk desain dari elemen struktur : Sedangkan untuk lingkup pelayanan Geometris, massa bangunan merupakan rumah sakit ibu dan anak adalah sebagai penggabungan bentuk-bentuk geometris berikut: yang terlihat sangat luar biasa, tanpa a. Pelayanan medis, meliputi kegiatan banyak detail. poliklinik (out patient) dan rawat Grid, Penggunaan sistem grid dalam inap (in patient), UGD. Untuk struktur bangunannya, pola grid ini piliklinik mengekspresikannya dengan hubungan tidak dibatasi pada spesialisasi tertentu, tetapi untuk rawat inap dibatasi untuk spesialisasi pedtriatic dan obsygn. geometris yang sangat jelas. Rotasi ditujukan untuk mendapatkan orientasi b. Pelayan penunjang medis adalah serta titik tangkap suatu bangunan dengan lingkungan sekitarnya. kegiatan penunjang yang harus ada yaitu radiology, laboratorium, 3 Desain struktur sering mengeksport perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota tangga sebagai sitem sirkulasi yang Semarang dinamis perencanaan dan perancangan arsitektur. melalui tangga dan juga adalah dasar pendekatan menggunakan elamen ramp Dasar pendekatan tersebut adalah sebagai Open space digunakan sebagai simbol berikut: perpindahan dari skala yang besar ke skala yang lebi intim dan banyaknya jalur Dasar pendekatan fungsional bertitik pedestrian, pada site rencana berupa tolak pada pelaku aktivitas, jenis aktivitas, plaza dan tempat parkir. proses aktivitas, jenis fasilitas, kapasitas dan Site as imperiatif digunakan untuk besaran ruang guna menciptakan wadah kondisi site yang tidak layak dengan yang menonjolkan kreatifitasnya. menampung semua kegiatan dan persyaratan desain 3.1 Pendekatan Aspek Fungsional bukaan dan jalur- fungsional dan efektif untuk bangunan. III. METODOLOGI Dalam perancangan Rumah Sakit Ibu 3.1.1. Pendekatan Aspek Fisiologis dan Anak di Kota Semarang diperlukan Pendekatan perancangan rumah sakit landasan konseptual yang akan melandasi Ibu dan Anak dalam kaitannya sebagai perancangan fisik bangunan. Adapun konsep bangunan penunjang kesehatan. tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Rumah Sakit Ibu dan Anak berpedoman 3.1.2. Pendekatan Aspek Psikologis Aspek pada terapi modern yaitu tidak hanya psikologis menyangkut mengandalkan pengobatan dari dokter, kejiwaan yang dipengaruhi oleh suasana, perawatan dan perawat keluarga tetapi sirkulasi antar ruang, kebutuhan privasi, juga terapi lingkungan yaitu membentuk skala dan proporsi, dan warna. lingkungan fisik yang beberapa unit rawat tinggal dengan suasana yang 3.1.3. Pendekatan Perilaku mudah Pendekatan perilaku rumah sakit ibu berkomunikasi dengan pasien lain. Hal dan anak adalah perilaku anak dan perilaku ini dimaksudkan agar beban psikologis ibu bersalin. nyaman, tenteram dan pasien dapat berkurang. Lingkup pelayanan meliputi pelayanan 3.1.4. Pendekatan Struktur Organisasi Struktur organisasi rumah sakit ibu dan medis, penunjang medis, administrasi dan servis. anak mempunyai 4 bagian penting yaitu: Acuan yang dipakai untuk menyusun 1. landasan program perencanaan dan Bagian pelayanan Medis (keperawatan, poliklinik, kamar-kamar pelayanan medis). 4 2. 3. 4. Bagian pelayanan penunjang medis rumah sakit ibu dan anak, yaitu Kelompok (apotik, laboratorium, radiology dan kegiatan pelayanan medis, kelompok sebagainya). kegiatan penunjang medis, kelompok Bagian humas dan umum (bagian servis kegiatan pengelola dan administrasi, serta dan pelayanan terhadap pemakai jasa). kelompok kegiatan servis dan pelengkap. Bagian personalia. 3.1.7. Pendekatan Hubungan Ruang Ditentukan untuk dapat memperoleh 3.1.5. Pendekatan Pelaku Kegiatan Terbagi dalam 3 macam pelaku letak dan kedekatan antara ruang satu kegiatan yaitu: dengan lainnya. Hubungan ruang ditentukan 1. Pasien berdasarkan organisasi ruang dan sirkulasi a. Berdasarkan spesialisasi: anak-anak ruang (Pediatric), Ibu bersalin (Obstretic), pelaku kegiatan (pasien, staff/karyawan dan pengunjung). penderita penyakit kebidanan dan kandungan (Ginekolog). 3.1.8. Pendekatan b. Berdasarkan kondisi yang diderita: ringan, sedang, berat. patient, 2. out patient, Dan Besaran Ruang Ditentukan c. Berdasarkan status pasien : Kapasitas untuk memperoleh in kapasitas jumlah tempat tidur, penentuan emergency Kelas Ruang, personil. Besaran ruang patient. ditentukan berdasarkan kebutuhan ruang Staf karyawan untuk kegiatan pelayanan medis, kegiatan a. Tenaga medis yang memberikan penunjang medis, kegiatan pengelola dan pelayanan medis dan pelayanan administrasi, serta kegiatan servis dan penunjang medis. pelengkap. b. Tenaga non medis, yaitu tenaga 3. administrasi, teknis ME, cleaning IV. HASIL PEMBAHASAN service dan keamanan. 4.1 KONSEP ASPEK TEKNIS Tamu / Pengunjung Aktivitas a. Tamu pasien, yang melakukan besuk pasien. b. Tamu pengelola, melakukan utama yang berlangsung dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah aktivitas peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan kegiatan bersama pengelola rumah (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) ibu sakit. dan anak, oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan sistem struktur dan modul serta 3.1.6. Pendekatan Kelompok Kegiatan pemilihan bahan bangunan yang cocok Dimaksudkan untuk mengelompok- untuk aktivitas tersebut. kan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di 5 1. Rencana Struktur, berkaitan dengan udara dengan baik, kamar atau fungsi, massa dan estetika bangunan ruang harus dilengkapi dengan yang akan diciptakan sebagai struktur penghawaan buatan /mekanis tahan gempa, yaitu dengan penataan - Penggunaan massa bangunan dengan denah relatif /mekanis pendek dengan peruntukan ruangan dan dilatasi untuk denah memanjang. 2. ventilasi harus buatan disesuaikan d. Atap Rencana Bahan Bangunan, Dalam - Atap harus kuat, tidak bocor, dan pemilihan jenis bahan bangunan pada tidak menjadi tempat perindukan bangunan serangga, tikus, dan binatang rumah sakit perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai penganggu lainnya. - Atap yang lebih tinggi dari 10 berikut: a. Lantai meter harus dilengkapi penangkal - Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna-terang, dan mudah dibersihkan. - Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah. - Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan. petir e. Langit-langit - Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan - Langit-langit tingginya minimal 3,00 meter dari lantai - Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap f. Konstruksi. Balkon, beranda dan b. Dinding. Permukaan dinding harus talang harus sedemikian sehingga kuat, rata, berwarna terang dan tidak terjadi genangan air.yang dapat menggunakan cat yang tidak luntur menjadi tempat perindukan nyamuk serta tidak menggunakan cat yang Aedes. mengandung logam berat. g. Pintu harus kuat, cukup tinggi, c. Ventilasi cukup lebar, dan dapat mencegah - Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya. kamar dengan baik. - Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai. Rumah Sakit Ibu dan Anak memerlukan - Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya 4.2 KONSEP ASPEK KINERJA pergantian suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya 6 unsur-unsur kenyamanan, kemudahan, keselamatan, komunikasi dan ketinggian minimal 1,4 m. Jalan masuk mobilitas terpisah dengan jalan keluar. Pemisahan dalam bangunan. Oleh karena itu perlu kamar operasi yang terdiri dari jajaran pendekatan sistem utilitas bangunan. daerah bebas, daerah semi steril dan daerah steril. Ukuran kamar minimal 6x6 m2 dan tinggi 3m, 2 kamar operasi 4.2.1. Rencana Persyaratan Ruang Rencana persyaratan ruang meliputi harus dilayani 1 ruang scrub up. persyaratan fisik, penghawaan, pencahayaan Maksimalisasi serta akustik ruang. karena beberapa ruang- penghawaan harus konstan. ruang yang ada merupakan ruang yang tidak Ruang penerangan bersalin, buatan, membentuk diperbolehkan dan berbahaya untuk umum. kesatuan pendekatan ruang hanya dilakukan pada penerangan buatan dengan jedela mati, ruang-ruang suhu ruangan antara 24-260C. tertentu yang memerlukan persyaratan khusus yaitu: Ruang perawatan, hatikan harus biasa, dekat radiologi, laboratorium dan hubungan administrasi) dan diagnostic infasif sanitasi, jauh dari (perlu sterilisasi, sehingga dekat dengan jalan, pengaturan ruang bedah) alami, penghawaan alami dan buatan. Rawat Ruang diagnostic, dibedakan ruang kemudahaan kebisingan, minimalisasi pencahayaan suara, diagnostic non infasif (ruang perawatan kedekatan ruang, fasilitas kedap memper- sirkulasi pemeriksaan, tertutup, satu memperhatikan akses yang luas, Ruang rehablitasi, indoor maupun outdoor, pencahayaan alami. Ruang radiology, menghindari memberikan kesan menerima, dekat persilangan dengan pasien dan petugas, apotik, instalasi radiology, laboratorium dinding lebih tebal dan dilapisi timah dan administrasi, pencahayaan alami hitam. Ketinggian langit-langit 3,1-4 m, dan buatan, peletakan penghawaan ruang tertutup, penghawaan konstan, buatan secara sentral. penerangan buatan. Ruang bedah/operasi, jauh dari Ruang laboratorium, adanya ruang kebisingan, dekat pusat sterilisasi, dekat ganti, ruang dibuat pencahayaan alami yang cukup dan memanjang untuk kemudahan manuver, penerangan buatan, pipa pembuangan tersedia tahan terhadap asam. dokter, blok spoelhock. unit Alur peralatan terpisah dari pintu masuk-keluar pasien locker, penghawaan buatan, Ruang farmasi dan cssd, kedap suara, dan dokter, Pintu kamar harus tertutup, jauh dari keramaian, material harus lantai ditutupi vinyl rat dan terasso. tahan Pertemuan diding harus melengkung, penghawaan semua laboratorium, penerangan cukup, warna stop kontak terpasang di asam, adanya harus ruang sama steril, dengan 7 langit-langit dapat memberikan Sistem penghawaan / pengkodisian pantulan cahaya 80-90%, dinding atas udara, 50-60%, dinding bawah 15-20% dan buatan, kecuali koridor luar dan bagian- lantai 15-30%.. bagian tertentu. Ruang administrasi, ruang direksi menggunkan Jaringan penerangan / pencahayaan, terpisah oleh partisi dengan ruang staf, dalam penggunaan penerangan buatan, penghawaan sentral, pencahayaan kombinasi antara alami dengan buatan. Sistem menggunakan komunikasi, menggunakan Perancangan rumah sirkulasi Jaringan air kotor, menggunakan saluran langsung ke riol kota untuk Rencana Sirkulasi hubungan bangunan telekomunikasi ekstern dan intern. 4.2.2 penghawaan sakit dilakukan untuk kegitan yang menghasilkan limbah non secara medis. Instalasi Pengolahan Air Limbah horizontal. Sirkulasi dan komunikasi yang (IPAL) dilakukan di dalam rumah sakit harus menggunkan sistem Waste Oxidation secepat mungkin dengan meminimalkan Ditch gangguan yang terjadi. oksidasi limbah). Sirkulasi Ruang Luar, perlu adanya pembedaan terhadap sirkulasi ambulan, untuk sampah Treatment Pengelolaan linen Pengelolaan medis, System sampah, (kolam pemisahan sirkulasi pengunjung, sirkulasi pengelola, sampah medis dan non medis untuk sirkulasi servis dan perawatan, pada pintu kemudian di incenerator. masuk utama, pintu masuk UGD, serta pintu. Jaringan pemeliharaan gedung masuk untuk bagian servis dan pengelola. Jaringan gas dan oksigen Bangunan, Kebisingan hendaknya menggunakan Sirkulasi Vertikal Jaringan penangkal petir Sirkulasi Dalam dengan tangga dan lift. Sirkulasi horizontal dengan koridor dan pintu. 4.3 RENCANA ASPEK ARSITEKTURAL 4.2.3. Rencana Utilitas Sistem jaringan listrik, menggunakan tenaga 4.3.1. Rencana Arsitektural listrik utama dari PLN, Sebagai wadah aktivitas regional dan nasional, maka aspek arsitektural candangan dari standby emergency bangunan yang akan ditampilkan Rumah power / genset. Sakit Ibu dan Anak adalah mencerminkan Sistem jaringan air bersih, kemajuan teknologi namun tetap menggunakan jaringan air bersih dari memperhatikan masalah kontekstual. Ada 3 PDAM dan sumur artetis. Penyaluran faktor penentu dalam pembangunan Rumah dengan cara Down Feed Distribution. Sakit Ibu dan Anak ini: 8 patung, dinding, lantai dan unsur pelembutan 4.3.2. Rencana Massa Bangunan Tipe massa bangunan yang dipilih berupa tanah dan tumbuhan, serta penegasan alur sirkulasi. adalah tipe blok dengan tetap memberikan suatu kenyamanan, ketenangan sehingga 4.4 KONSEP LOKASI DAN TAPAK membantu memberi pengharapan, motivasi dan semangat hidup dari pasien. Digunakan untuk menghitung kebutuhan tapak dan pendekatan lokasi tapak yang tepat untuk Rumah Sakit Ibu dan 4.3.3. Rencana Tata Ruang Luar Penataan lansekap rumah sakit Ibu Anak di Kota Semarang. Faktor yang menentukan pendekatan lokasi adalah dan anak mempertimbangkan suasana dan Kesesuaian Kebijakan Tata Guna Lahan kenyamanan Pemerintah yang mampu memberikan Kota ketenangan dengan menggunakan element Aksesibilitas, unsur perkerasan berupa aspal /paving block, Jaringan Utilitas kota. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jenis fasilitas Instalasi rawat jalan Instalasi rawat inap Instalasi Gawat Darurat Instalasi ICU,NICU,PICU Instalasi Bersalin Instalasi Bedah setral Instalasi penunjang medis Kegiatan pengelola Kegiatan penunjang Kegiatan servis Parkir Jumlah luas sirkulasi 20% Jumlah total luas 4.5 LOKASI DAN TAPAK RSIA YANG DIPILIH DI KOTA SEMARANG Berdasarkan hasil analisa dan penilaian tapak, maka tapak bangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah tapak, jalan Setiabudi tembalang, Semarang dengan batas batas sebagai berikut : Batas – batas wilayah Utara : Kantor Samsat Timur : Jl. Setiabudi Selatan : Sekolahan Semesta Kapasitas 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Semarang, Fasilitas Tingkat Pendukung dan Besaran luas (m2) 869,18 4391,855 368 407,55 261,95 613,275 803,875 1056,6 286,92 125,602 4360 13544,807 3386,20175 16931,00875 Barat : Tanah kosong Peraturan bangunan setempat di tapak jalan Setiabudi. Tembalang Semarang adalah sebagai berikut : Luas lahan : 12.412m2 GSB jalan Bukit Semarang Baru : 8 m KDB : 60 % KLB : 1,2 Tinggi maksimal lantai : 8 lantai 9 KONSEP PERANCANGAN 10 1. Gambar Site Plan 11 2. Gambar Denah Basement 3. Gambar Denah Lantai 1 12 4. Gambar Denah lantai 2 5. Denah Gambar Lantai 3 13 6. Denah Gambar Lantai 4 7. Tampak Depan 14 8. Tampak Belakang 9. Tampak Samping Kiri 15 10. Tampak Samping Kanan 11. Tampak Atas 16 12. Potongan A- A 13. Potongan B – B 17 14. 3D Exterior 15. 3D EXTERIOR 18 16. 3D ENTERIOR 17. MAKET 1 19 V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari beberapa uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Semarang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai sehingga dapat mendukung perkembangan Kota Semarang kearah yang lebih maju. DAFTAR PUSTAKA Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta Peraturan Menteri Kesehatan 340/Men.Kes/Per/III/2010 RI No. Tentang Klasifikasi kelas perawatan Undang – undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang – undang No.44 Tahun 2009 Rumah Sakit 20