Problem dan Potensi - E

advertisement
SAINS ARSITEKTUR II
Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur
Disusun oleh :
Yudi Leo Kristianto (0951010014)
Dosen :
Mohammad Pranoto S. ST. MT.
Heru Subiantoro. ST.MT
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
Pengertian
•
Iklim merupakan susunan keadaan atmosfer dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah
tertentu. Berdasarkan kondisinya digolongkan menjadi : Iklim Makro dan Iklim Mikro.
•
Iklim Makro merupakan iklim suatu negara, benua atau daerah tertentu berdasarkan sifat
pokoknya anatara lain :
–
Letak geografis
–
Ketinggian permukaan tanah
–
Kondisi perairan, dataran dan pegunungan
Lanjutan
•
Iklim Mikro : merupakan iklim di lapisan udara dekat permukaan bumi, sehingga hal ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan tanaman, bangunan dan kegiatan pada daerah tersebut.
Deskripsi Iklim Makro
•
Iklim pada suatu lingkungan merupakan keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh lima
unsur utama, yakni :
–
Radiasi Matahari (W/m2)
–
Suhu Udara (Kelvin/Celcius)
–
Kelembaban (RH %)
–
Angin (m/dt , knot)
–
Curah Hujan (mm/thn)
Pembagian Iklim
•
•
Iklim Dingin
–
Radiasi Matahari kecil
–
Suhu Udara rata-rata -15 Celcius
–
RH tinggi
Iklim Moderat
•
–
Terdapat 4 musim dalam setahun
–
Kondisi panas atau dingin yang berlebih
Iklim Panas Kering
–
Panas berlebih pada siang hari (25-40 C), malam hari 10C.
–
RH rendah (kering)
Bangunan di daerah iklim tropis kering
Iklim Tropis lembab
•
Tidak ada perbedaan yang jelas antara musim kering (kemarau) dan basah (hujan).
•
Suhu udara relatif tinggi dengan amplitudo siang dan malam kecil (24 – 32oC).
•
Kecepatan angin rendah
•
Kelembaban udara tinggi (60 – 95 %).
•
Radiasi matahari cukup tinggi (>90000W/m2), walau juga sering tertutup awan (<1000
W/m2)
•
Curah hujan deras, langit sering berawan.
(sb: Mangunwijaya, pasal-pasal pengantar fisika bangunan)
Karakter Iklim Mikro
Karakteristik umum iklim tropis adalah memiliki temperatur yang tinggi, temperatur dan
kelembaban rata-rata harian relatif konstan, dan range rata-rata temperatur bulanan adalah sekitar
1-3ºC. Kelembaban dan curah hujan tinggi hampir sepanjang tahun. Relative humidity berkisar
sekitar 90 %. Kondisi angin tergantung pada jarak dari laut dan bisa bervariasi sepanjang tahun.
Langit hampir setiap saat berawan (Givoni,1998).
Deskripsi Iklim Mikro
•
Kondisi iklim pada daerah tertentu (contoh Surabaya)
•
Letak Geografis : 7.21 LS dan 112.54 BT
•
Ketinggian : 3 – 6 meter dpl
•
Batas Wilayah : Utara & Timur Perairan Selatan & Barat Daratan rendah.
•
Kondisi Iklim :
–
Temperatur : Min 26.8 C (Agustus) dan Max 28.9 C (Okt/Nov) Diurnal rata-rata
12 K
–
Kelembaban Min 73 % (Okt) dan Max 83 % (Maret)
–
Kecepatan angin rata-rata 3.2 m/dt
Iklim di Indonesia adalah iklim tropis yang memungkinkan untuk mendapatkan paparan
sinar matahari sepanjang tahun, walaupun mungkin pada saat itu adalah musim penghujan.
Daerah tropis terkenal dengan kelembapan yang tinggi selain paparan sinar ultraviolet sepanjang
hari. Selama kurang lebih hampir 12 jam sehari kita mendapatkan paparan sinar matahari dari
sisi Timur ke sisi Barat, begitu pula sebaliknya. Pada sisi-sisi inilah bangunan banyak menerima
paparan sinar matahari kurang lebih selama 12 jam/hari.Jika perancangan bangunan dengan
orientasi yang kurang diperhitungkan dan tanpa adanya unsur untuk mencegah radiasi matahari,
serta penggunaaan komponen yang kurang sesuai membuat bangunan tidak dapat menahan
paparan radiasi matahari sehingga mengakibatkan bangunan menjadi panas dan tidak sejuk untuk
ditempati.
Apalagi jika Anda menggunakan material yang tebal dan massif yang tidak sesuai
sehingga hanya akan menyerap kalor saja, untuk kemudian dilepaskan ketika lingkungan
menjadi dingin. Hal ini mengakibatkan panas pada ruangan sehingga suhu menjadi tinggi. Inilah
yang mengakibatkan pemanasan bumi dan menjadikannya pemanasan mikro sehingga
dampaknya adalah mengakibatkan terjadinya global warming.
Hal yang patut duperhatikan dalam hal ini adalah penggunaan material sebagai penahan
radiasi matahari, dan bagaimana solusi desain agar kita dapat meminimalisir terjadinya panas
pada bangunan yang mendapatkan paparan sinar matahari yang banyak. Kita akan mengenal
beberapa material bangunan dan menggunakan secondary skin . Desain ini akan menghambat
penyerapan panas atau kalor dari sinar matahari.
Indonesia Negara Tropis
Negara yang terletak di daerah tropis seperti Indonesia, memiliki keunikan dan kekhasan
yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain yang letaknya berjauhan dengan garis khatulistiwa.
Dengan luas lautan yang lebih dari 70% daerah daratan maka Indonesia memiliki iklim tropis
yang kaya akan uap air, sehingga mengakibatkan iklim menjadi iklim tropis yang lembab.Hal ini
membuat bangunan di daerah tropis lembab seperti Indonesia harus memiliki desain tersendiri.
Radiasi Sinar Matahari pada Bangunan
Karena terjadinya sebuah proses bernama therrmonuklir pada matahari, maka mengakibatkan
kita mengenal kata radiasi matahari. Perlu Anda ketahui bahwa energi yang terdapat pada sinar
matahari adalah energi dengan gelombang elektromagnetik yang tinggi. Pada spektrum matahari
terdapat dua jenis gelombang yaitu sinar matahari dengan gelombang pendek dan sinat matahari
dengan gelombang yang panjang. Perlu Anda ketahui, bahwa komponen sinar matahari yang masuk ke
bumi tidak hanya cahayanya saja, namun juga kalor dan panas yang terbawa.
Pada bangunan di daerah tropis, maka sinar matahari akan memaparkan panasnya selama
12 jam dan membuat sisi bangunan pada bagian timur dan barat terpapar sinar. Karena itulah
pada dinding ini, kalor terserap sepanjang hari, dan kemudian dilepaskan saat suhu udara
menjadi dingin dan lebih sejuk. Kalor ini akan dilepaskan ke dalam dan ke luar bangunan.
Perlunya Secondary Skin untuk Menahan Paparan Radiasi
Untuk mengindari paparan radiasi pada bangunan, maka para ahli menganjurkan untuk membuat
secondary skin atau kulit kedua pada bangunan. Konsep ini terilhami dari kulit manusia yang
memiliki kulit ari pada bagian luar untuk menahan paparan radiasi sinar ultar violet. Bagitu pula
dengan pakaian yang merupakan penahan panas dan cuaca dingin. Fungsi secondary skin ini bisa
dibuat dengan material bahan yang dapat menahan radiasi matahari seperti bambu, rotan,
anyaman, kaca buram, alumunium foil sampai tumbuhan rambat yang dapat dipelihara pada
fasad bangunan untuk menghindari radiasi yang terjadi pada paparan matahari.
Problem dan Potensi
1. Problematik lingkungan binaan di iklim tropis basah (Indonesia) dlm kaitannya
dgn aspek keberlanjutan
- Penataan kota yang belum mempertimbangkan iklim
- Rancangan bangunan yang mengabaikan iklim
- Gaya hidup manusia tropis yang tidak sesuai dengan
kondisi iklim
Semuanya memicu pemborosan energi, sumber daya (air, dsb.) dan membuang
banyak limbah – polutan (sampah, polusi udara)
2. Potensi dan masalah iklim tropis basah terhadap lingkungan binaan
Problem:
Penataan kota yang belum mempertimbangkan iklim
Rancangan bangunan yang mengabaikan iklim
Gaya hidup manusia tropis yang tidak sesuai dengan kondisi iklim
1. Pakaian tebal (jas/jaket/jumper) hanya agar tampil mirip dengan mereka yang ber ada di
negara barat
2. Enggan berjalan kaki meski untuk menempuh jarak pendek, ketergantungan terhadap
kendaraan bermotor
3. Ketergantungan terhadap kendaraan pribadi
4. Pola hidup boros, menguras sumber daya alam
5. Semuanya memicu pemborosan energi, sumber daya (air, dsb.) dan membuang banyak limbah –
polutan (sampah, polusi udara)
Potensi
Kondisi iklim yang tidak ekstrim memungkinkan manusia tropis basah (Indonesia) tidak
memerlukan pemanas atau pendingin ruang, jika rancangan bangunan dan kota dibuat
sedemikian rupa dengan pertimbangan iklim.
Tingkat teknologi yang relatif rendah membutuhkan sumber daya alam dan energi yang lebih
rendah.
• Ekploitasi sumber daya alam lebih terbatas dibanding dengan negara industri/maju.
• Pembuangan limbah – polutan (sampah, polusi udara) yang bersifat anorganik lebih rendah
Pembuangan Limbah Rumah Tangga
Limbah tidak mencemari lingkungan: air, tanah dan udara di sekitar rumah
Kemungkinan men-daur ulang limbah untuk digunakan kembali:
- air kotor diproses untuk menyiram kebun
- kotoran padat dan sampah untuk pupuk organik
Penghematan Sumber Daya Alam (termasuk Energi)
Peningkatan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan dan kemudahan hidup di satu sisi, secara
tidak disadari menguras sumber daya yang tidak terbaharui, serta sumber daya yang terbaharui
lebih cepat dari kecepatan pembaharuan sumber daya tersebut.
1.Atap
Untuk melindungi bangunan dari panas matahari dan hujan, maka digunakan atap. Atap
berfungsi untuk menangkal sinar matahari maupun hujan dan membentuk pembanyangan untuk
bukaan dinding. Atap juga berfungsi untuk melindungi ruang pada bukaan dinding. Atap
merupakan pelindung bangunan dari panas dan
hujan. Pada masa ini, pembuatan atap
menghabis kan biaya paling tinggi, dapat mencapai 50 % dari harga bangunan, khususnya untuk
rumah tipe kecil. Oleh karena itu merupakan pemborosan bila atap yang dibuat ternyata tidak
mampu menjalankan tugas dan fungsi utamanya dengan baik . Atap adalah unsur bangunan
yang pertama kali menerjang perubahan cuaca, baik panas (sinar matahari) maupun dingin (air
hujan). Oleh karena itu, atap pada lingkugan tropis terbukti tepat pada kemiringan sudut
minimal 30°. Proteksi oleh atap dicapai dengan tritisan yang cukup panjang mencapai ±90 cm,
terbuat dari bahan yang tidak silau misalnya genteng kodok, beton, rumbia,dansirap.
2.Bukaandinding
Selain atap, bangunan tradisional Indonesia biasanya menggunakan material yang mampu
meredam panas dengan finishing warna yang cerah namun tidak menyilaukan, misalnya putih,
krem, dan abu-abu. Pada bukaan dindingnya terdapat kisi-kisi berupa jalusi yang berguna
menangkal sinar matahari masuk namun masih memungkinkan aliran udara masuk ke dalam
ruangan. Hal yang paling khas dari fasad (muka bangunan) adalah penerapan beranda (teras)
yang selalu dihadirkan baik di depan maupun di belakang bangunan. Beranda berfungsi sebagai
ruang perantara dan penghalang serta penyaring udara panas yang datang dari luar. Beranda yang
baik adalah yang mampu menghadirkan suasana sejuk. Oleh karena itu, penghijauan teras
dengan tanaman-tanaman tertentu akan sangat membantu.
3.Lantai
Memang tidak ada yang terlalu khas selain biasanya lantai diangkat dari tanah atau dibuat
seperti rumah panggung agar memungkinkan lantai juga ikut bernapas sehingga ruangan menjadi
sejuk. Karena itu, pemakaian lantai dari bahan kayu pada rumah tradisional banyak dijumpai.
Selain memungkinkan udara masuk, juga akan memberikan rasa hangat pada malam hari. Lantai
rumah panggung lebih aman dari perembesan air tanah yang dapat menyebabkan kelembapan.
Kondisi lembap seperti ini sangat tidak baik untuk bahan lantai dan kesehatan penghuni.
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2173404-ciri-khas-bangunan-tropisindonesia/#ixzz1sQwcOWIG
Download