TUGAS I SAINS ARSITEKTUR II “ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS” D i susun oleh : Di Susun Oleh : MAULANA MALIK (0951010017) Dosen : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Ø Kembangkan Bangunan Arsitektur Tropis Bangunan yang memiliki prinsip arsitektur tropis perlu dikembangkan sebagai bentuk bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan dengan prinsip ini dapat memproteksi radiasi matahari, mencegah peningkatan temperatur di dalam ruangan, dan memiliki ruang gerak bagi udara luar (Arsitektur Modern). Profesor LMF Purwanto mengatakan hal tersebut dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Potensi Desain Arsitektur Tropis”, ketika dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kamis (16/4), di Kota Semarang. Purwanto merupakan guru besar ke-­‐4 yang dikukuhkan universitas dan pertama bagi Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata. Purwanto mengatakan, prinsip yang ditekankan dalam arsitektur tropis adalah bangunan dapat menahan pengaruh negatif dari iklim tropis agar tidak masuk ke dalam ruangan. “Jadi, bentuk bangunannya bisa fleksibel yang terpenting memenuhi kaidah tersebut,” katanya. Bentuk bangunan yang memenuhi prinsip arsitektur tropis dapat ditemui pada bangunan-­‐ bangunan tradisional yang berciri memiliki teritisan panjang dan jendela lebar agar temperatur ruangan tidak meningkat. Namun, seiring perkembangan desain arsitektur, bentuk bangunan tersebut mulai ditinggalkan. Padahal, bangunan Arsitektur Modern terdapat kerugian seperti tidak memiliki kenyamanan termal dan tidak hemat energi. Untuk itu, lanjut Purwanto, diperlukan desain bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi tersebut tanpa harus mengubah bentuk, seperti dengan pemilihan bahan bangunan dengan penggunaan “jendela pintar” dan pemakaian energi alternatif. Ø Udara Tetap Adem di Rumah Tropis Prinsip desain bangunan yang diterapkan pada rumah tropis dapat menciptakan sistem udara alami yang ideal. Ada 3 prinsip desain yang saling mendukung terciptanya sistem pengudaraan alami pada rumah tropis, yakni penerapan model atap bertingkat, bukaan yang tepat (seperti letak jendela, lubang ventilasi, dan klerestori), dan ruang-­‐ruang ber-­‐void. Simak bagaimana prinsip-­‐prinsip tropis saling “bekerja sama”. -­‐ Memakai Sopi-­‐sopi Rumah desain modern tropis terdiri dari 3 lantai; lantai 2 dan 3 berupa mezanin (sebagian lantai di bagian depan dihilangkan). Setiap lantai mezanin diberi atap sehingga bentuk atapnya bertingkat. Model bangunan rumah seperti tropis bertujuan memudahkan dibuatnya bukaan untuk mengalirkan udara. Setiap atap panjangnya dilebihkan untuk menghindari tampias karena adanya bukaan-­‐bukaan. Struktur desain bangunan utama atap bertingkat tropis menggunakan dinding sopi-­‐sopi beton. Sebenarnya kuda-­‐kuda atap kayu atau baja juga bisa digunakan, namun sopi-­‐sopi dipilih karena plafon interior dirancang mengikuti kemiringan atap. Penggunaan sopi-­‐sopi diharapkan dapat memberikan kesan bersih dan luas. Karena ada klerestori (jendela dekat atap), maka perlu ada balok melintang tambahan untuk menopangnya. Desain atap lainnya adalah atap tambahan atau teritisan berupa struktur balok konsol, misalnya pada balkon atau jendela di lantai bawah. -­‐ Meletakkan Lubang Ventilasi Prinsip mengalirkan udara di bangunan rumah adalah adanya ventilasi silang yang dapat dicapai dengan meletakkan bukaan-­‐bukaan yang saling berseberangan dan berbeda ukuran. Cara tersebut dapat menciptakan perbedaan tekanan sehingga udara bisa mengalir (prinsip terjadinya angin). Pergerakan udara pada desain rumah tropis agar bisa mengalir secara horizontal maupun vertikal. Aliran horizontal pada desain rumah tropis terjadi karena adanya jendela dan lubang-­‐lubang ventilasi yang letaknya saling berseberangan di dua sisi dinding. Selain itu, ada pula klerestori, yaitu jendela yang terletak di bagian atas dinding yang menempel tepat di bawah atap. Setiap lantai memiliki bukaan, semuanya dinaungi oleh teritisan atap agar tidak tampias. -­‐ Membuka Sebagian Lantai Perlu ada void untuk mengalirkan udara secara vertikal. Void dapat terbentuk karena sebagian lantai di lantai 2 dan 3 dibiarkan terbuka (lantai mezanin). Perpaduan void dan klerestori bisa membuat udara panas yang masuk ke dalam ruang dapat terangkat ke atas (melalui void) dan keluar melalui klerestori (seperti proses aliran udara pada cerobong) sehingga udara di dalam jadi lebih dingin. Selain untuk mengalirkan udara, void berguna untuk memasukkan cahaya alami yang diteruskan sampai ke lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian lantai tropis juga menciptakan suasana yang luas dan terbuka. • Contoh Hunian yang Ramah Lingkungan Rumah yang ideal tidak hanya sehat, tapi bisa juga dibuktikan dari pola kebiasaan penghuninya yang hemat energi dan ramah lingkungan. Keselarasan hidup manusia dan alam terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. "Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau (green architecture) yang berkelanjutan, di antaranya lanskap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan," ujar Nirwono Yoga, desainer lanskap yang juga pemerhati lingkungan. Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 150 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100 meter persegi, maka sisa 50 meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Nirwono mencontohkan, pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. "Arsitektur hijau dipraktikkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-­‐ bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bangunan," Dr Mauro Rahardjo dari Feng Shui School Indonesia. Secara matematis disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan, air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil. "Atau membuat sumur resapan dan biopori,". Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-­‐sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui. "Memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-­‐ pohon melalui atap hijau dan taman hujan," dilansir okezone. Konsep arsitektur hijau sangat mendukung program penghematan energi. Rumah ala tropis dengan banyak bukaan, dibentuk untuk mengurangi pemakaian AC juga penerangan. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan mulus jika sekeliling rumah tidak asri. Bukaan banyak hanya akan memasukkan udara panas dan membuat pemiliknya tetap memasang pendingin ruangan. Taman dan halaman dalam arsitektur hijau juga tidak sekadar memperhatikan estetika. "Dengan adanya krisis pangan, gagasan roof garden bisa jadi apotek hidup atau kebun sayuran. Tidak zaman lagi bikin taman dari segi estetis saja,". Tanaman sayur ditata serapi mungkin, kemudian dikonsumsi pemiliknya. Beberapa tanaman yang cocok untuk roof garden adalah daun sirih, pandan sayur, kangkung, dan lain-­‐lainnya. Di bawah ini merupakan contoh salah satu bangunan arsitektur bergaya minimalis dengan konsep arsitektur tropis yang lokasinya berada di tangerang. CONTOH BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS Arsitek: Atelier Riri Lokasi: Bumi Serpong Damai, Tangerang, Indonesia Direktur Proyek: Novriansyah Yakub Dibangun Luas: 132 meter persegi Site Area: 216 meter persegi Proyek Tahun: 2009 Rumah itu dibangun dengan tujuan utama untuk menikmati pemandangan. Tapi dalam hal iklim tropis dan alam, 'Catch The View' House hanya menggunakan setengah dari tanah. Gagasan ini memberikan pandangan yang lebih potensial rumah dan meningkatkan dengan atraksi taman sekitar rumah. Konfigurasi mudah terjadi dan membentuk orientasi kuat untuk house.On di lantai dasar, pandangan yang disampaikan oleh transparansi dari pintu kaca lipat. Rasa pencampuran dengan outdoor meninggalkan sensasi terus menerus, seolah-­‐olah kebun merupakan bagian perpanjangan dari rumah. Di kamar tidur utama, ruang tamu, ruang makan, dapur dan area layanan tampilan segar dari luar tentu hidup sampai space.On di lantai Upper, hanya ada dua kamar tidur dibagi dengan pintu lipat sebagai partisi dan dilengkapi dengan berdinding kaca kamar mandi. void Wide ada di pusat dari rumah memberikan pilihan yang lebih untuk visual. Interior pandangan dengan arti yang lebih luas ruang karena kekosongan diperkaya dengan tampilan kecenderungan dominan vegetasi hijau di kebun. Karena bangunan mengadaptasi iklim tropis, ventilasi silang dan cahaya alami yang cukup menjadi sangat penting. Sebuah jendela besar dan kotak kaca memungkinkan cahaya alami untuk menembus ke kamar, sementara gelas nako memaksimalkan sirkulasi udara alami. Sementara itu, bangunan ini ditandai oleh kombinasi papan fiber semen, beton terkena, aerasi-­‐bata, dan batu alam. Rasa alami dalam penggunaan bahan hidup berdampingan dengan pohon bambu di kebun. Formasi ini akhirnya terkena 'Catch The View "House dengan geometri modern dalam dialog yang tepat dengan tanah dan sekitarnya. • AKTIVITAS KEGIATAN RUANG • Teras Disini teras termasuk dalam kategori ruangan yang jarang sekali digunakan untuk berhenti berlama-­‐lama pada ruangan itu, karena fungsi aslinya yang hanya untuk bersantai diwaktu luang, menunggu sesuatu, dan menerima tamu, terlihat pada denah teras juga sebagai akses dari enterance menuju pintu untuk masuk kedalam bangunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktifitas rutin yang terjadi diteras hanya sebagai tempat perlintasan untuk memasuki bangunan. • Ruang Tamu Di dalam ruang tamu kegiatan yang terjadi adalah bertemunya penghuni dan tamu yang datang dengan tujuan silaturrahmi, urusan bisnis atau yang lainya. Dalam gambar di samping tampak ruang tamu berdekatan dengan ruang makan dan dapur. Aktifitas yang terjadi pada ruang makan adalah yaitu makan dan minum. Untuk dapur aktifitas pada umumnya terjadi yaitu kegiatan masak-­‐memasak, membuat kue dan mondar-­‐mandirnya pembantu melayani pemilik rumah. • Ruang Keluarga Ruang keluarga merupakan tempat berkumpulnya pemilik rumah atau penghuni rumah atau kelurga dimana akan terjadi aktifitas yang banyak sekali diantaranya, nonton bareng, ngobrol canda gurau bersama keluarga, berdiskusi, dsb. • PERABOT RUANG Gambar di samping merupakan perabot yang digunakan untuk sarapan bersama keluarga maupun bersama tamu lokasi dari perabot makan ini berdekatan dengan tangga menuju lantai dua. Selain itu perabot makan ini juga berdekatan dengan ruang tamu sehingga memudahkan jika akan memberikan hidangan untuk menyambut tamu. • PROGRAM RUANG YANG TERJADI Dari denah di samping tercipta berbagai macam ruang antara lain: teras, taman, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, tempat tidur, toilet dsb. Taman belakang • gambar di samping merupakan salah satu bagian dari ruangan yang ada di sebuah bangunan ini yakni sebuah taman belakang yang indah dan nyaman dengan dimensi ukuran 11x3 m, pada bagian ruangan ini terdapat kursi untuk bersantai sehingga kita bisa menikmati udara segar. • Ruang makan Ruang makan ini memiliki dimensi ukuran 8x4 m, karena dalam ruangan ini tidak hanya di peruntukkan tempat makan melainkan sebagai ruang tamu dan sebagai tempat berkumpulnya keluarga sehingga bagian ini sengaja di perluas. • ORGANISASI RUANG • ORIENTASI BANGUNAN Bangunan ini terletak pada sebuah perumahan di Bumi Serpong Damai, Tangerang dengan orientasi menghadap langsung ke jalan sirkulasi keluar masuk perumahan. Bangunan berada dalam lokasi yang strategis yaitu berada di antara sudut jalan. • SISTEM SIRKULASI • DENAH • BENTUK Bentuk bangunan ini mengikuti denah yang ada dengan menggunakan konsep minimalis dan mengandalkan bentuk batuan-­‐batuan alam sebagai dindingnya menjadikan bagunan ini terlihat istimewa selain itu adanya material-­‐material ini membuatnya seakan kokoh dan elegan. DAFTAR PUSTAKA sijanggut.blogdetik.com/tag/rumah-tropis/ www.kiwod.com/tag/rumah-tropis/ www.surabayapost.co.id