File

advertisement
KONSEP ARSITEKTUR TROPIS
UNTUK INDONESIA
Nama
: Dewi Wulansari
NIM
: 1543100807
TUGAS
: Aplikasi Komputer Semester II
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang, 20 Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. 4
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 5
1.
Latar Belakang .......................................................................................................................... 5
2.
Ruang Lingkup.......................................................................................................................... 5
3.
Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................. 5
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 6
1)
Pengertian .................................................................................................................................. 6
2)
Macam Arsitektur Tropis ........................................................................................................ 6
a)
Arsitektur Tropis Kering ..................................................................................................... 6
b)
Arsitektur Tropis Lembab ................................................................................................... 7
3)
Syarat ......................................................................................................................................... 8
4)
Yang Termasuk Arsitektur Tropis .......................................................................................... 9
a)
Vegetasi ................................................................................................................................... 9
b)
Perancangan Ruang dan Ukuran ........................................................................................... 9
c)
Atap Miring ........................................................................................................................... 10
d)
Pencahayaan yang Cukup..................................................................................................... 10
e). Bahan Alami .......................................................................................................................... 11
5).
Contoh Penerapan Arsitektur Tropis di Indonesia dan Luar Negeri ................................ 12
BAB 3 ................................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rumah Adat Nias ................................................................................................................... 6
Gambar 2 Bangunan Konsep Tropical and Green Architecture ............................................................. 9
Gambar 3 Ruangan Mendapat Banyak Cahaya ...................................................................................... 9
Gambar 4 Atap Miring Ciri khas Arsitektur Tropis .............................................................................. 10
Gambar 5 Bangunan dengan Banyak Bukaan/Ventilasi ....................................................................... 11
Gambar 6 Bangunan dengan Mengadopsi Warna Alami ..................................................................... 11
Gambar 7 Gedung PT. Skyline Building (Jakarta) ............................................................................... 12
Gambar 8 Menara Mesiniaga (Malaysia).............................................................................................. 12
Gambar 9 Perpustakaan Soeman HS (Riau) ......................................................................................... 13
Gambar 10 Bangunan Utama Gedung BSD (Jakarta)........................................................................... 13
Gambar 11 Meghna Residence (Bangladesh) ....................................................................................... 13
BAB 1
1. Latar Belakang
Perkembangan Arsitektur di Indonesia sejauh sudah banyak perubahan. Akibat
dampak dari desain-desain luar negeri yang sudah dulu maju, Indonesia kini mulai
melakukan hal sama dengan yang dilakukan negara-negara maju. Namun terkadang
penerapannya tidak sesuai dengan iklim atau kondisi cuaca Indonesia yang tropis,
sehingga banyak bangunan-bangunan yang hanya indah dilihat pada saat-saat tertentu
dan tidak mempertimbangkan kondisi alam Indonesia.
Rumah dengan banyak kaca namun tidak diimbangi dengan adanya bukaan atau
ventilasi yang ada. Hal ini mengakibatkan penghuninya akan merasa panas ketika pagi
maupun siang hari. Arsitektur tropis sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara
seperti di Singapore dan Negara lainnya. Tentunya dalam merancang bangunan dengan
berkonsep Arsitektur Tropis harus mempertimbangkan beberapa hal.
2. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahas tentang Konsep Arsitektur Tropis dengan berbagai
sumber penelitian. Tentunya dengan memperhatikan tanda-tanda baca, cara penulisan,
tata bahasa yang baik dan benar.
3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari membuat makalah ini adalah :
1. Memperkenalkan konsep Arsitektur yang cocok untuk iklim di Indonesia.
2. Mengajak sesama untuk mulai menerapkan Konsep Arsitektur tropis sebagai
rancangan bangunan di Indonesia.
3. Menjelaskan tujuan dari Konsep Arsitektur Tropis
Manfaat :
1. Memberikan masyarakat khususnya mahasiswa Arsitektur di Indonesia.
2. Memberikan Konsep Arsitektur yang baik untuk diterapkan di Indonesia.
BAB 2
ARSITEKTUR TROPIS
1) Pengertian
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim
tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia
memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat
tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah
muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang
dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
2) Macam Arsitektur Tropis
Gambar 1 Rumah Adat Nias
a) Arsitektur Tropis Kering
i) Ciri-ciri :
(1) Kelembaban rendah
(2) Curah hujan rendah
(3) Radiasi panas langsung tinggi
(4) Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan 10oCelcius)
(5) Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.
(6) Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung
(cepat dingin bila dibandingkan tanah basah/lembab).
(7) Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah
habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi pukul
15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena dataran yang luas.
(8) Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena
perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.
Di daerah benua atau daratan yang cukup luas, banyak terdapat gurun pasir
karena di tempat itu jarang terjadi hujan, bahkan dapat dikatakan tidak terjadi sama
sekali, karena angin yang melaluinya sangat kering, tidak mengandung uap air. Uap
air yang terkandung di udara sudah habis dalam perjalanan menuju ke pedalaman
benua itu, atau juga karena terhalang oleh daratan tinggi atau gunung, sehingga
daerah itu menjadi sangat panas dan tidak ada filter pada tanah dari sengatan sinar
matahari, yang mengakibatkan bebatuan hancur menjadi pasir. Suhu di padang pasir
dapat mencapai 50o C hingga 60o C di siang hari, dan di malam hari dapat mencapai
-1o C.
ii) Strategi untuk perancangan bangunan:
(1) Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang diterima
siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari. Konduktivitas rendah
agar panas siang hari tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Berat jenis
bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas menyimpan panas tinggi.
(2) Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan angin
atau debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.
(3) Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan
rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan
sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari angin kencang,
karena curah hujan rendah.
(4) Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin sejuk.
(5) Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus angin
(6) Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.
b) Arsitektur Tropis Lembab
i) Ciri-ciri :
(1) DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis lembab
sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi dan
temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara ratarata adalah sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00 dengan
minimum sekitar pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran
rendah maupun dataran tinggi.Daerah pantai dan dataran rendah temperatur
maksimum rata-rata 320C.makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, maka
semakin berkurang temperatur udaranya. Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk
setiap kenaikan 100 m. ciri lainnya adalah curah hujan yang tinggi dengan ratarata sekitar 1500- 2500 mm setahun. Radiasi matahari global horisontak ratarata harian adalah sekitar 400 watt/m2 dan tidak banyak berbeda sepanjang
tahun, keadaan langit pada umumnya selalu berawan. Pada keadaan awan tipis
menutupi langit, luminasi langit dapat mencapai 15.00 kandela/m2.Tinggi
penerangan rata-rata yang dihasilkan menurut pengukuran yang pernah
dilakukan di Bandung untuk tingkat penerangan global horizontal dapat
mencapai 60.000 lux. Sedangkan tingkat penerangan dari cahaya langit saja,
tanpa cahaya matahari langsung dapat mencapai 20.000 lux dan tingkat
penerangan minimum antara 08.00 – 16.00 adalah 10.000 lux. Iklim tropis
lembab dilandasi dengan perbedaan suhu udara yang kecil antara siang hari dan
malam hari, kelembaban udara yang tinggi pada waktu tengah malam serta
cukup rendah pada waktu tengah hari. Kecepatan angin ratarata pada waktu
siang hari dapat digambarkan sebagai memadai untuk kenyamanan, yaitu
sekitar 1.0 m/det. Pada waktu musim hujan yaitu sekitar 2.0 m/det. Pada waktu
musim panas akan memberikan gambaran tersendiri mengenai upaya
pencapaian pendinginan pasif bangunan. Sekalipun terdapat kondisi yang luar
batas kenyamanan thermal manusia, sebenarnya terdapat potensi iklim natural
yang dapat mewujudkan terciptanya kenyamanan dengan strategi lain.
Kenyamanan tersebut tercapai dengan interaksi antar fungsi iklim dengan
lingkungan maupun dengan pemanfaatan teknologi.
ii) Kriteria Perencanaan pada Iklim Tropis Lembab
(1) Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh
manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh
lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
(2) Aliran Udara Melalui Bangunan
Prinsip upaya perancangan bangunan pada daerah beriklim tropis yang
benar harus mempertimbangkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondisi alam,
diantaranya adalah pengupayaan pemikiran penghawaan alami untuk
memenuhi kebutuhan udara dan kelancaran sirkulasi udara pada bangunan
tersebut.
Brown (1987:123) menyebutkan bahwa prinsip terjadinya aliran udara
adalah, mengalirnya udara dari daerah bertekanan tinggi kearah daerah yang
bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan
temperatur pada masing-masing daerah tersebut, dimana secara horizontal akan
menimbulkan perbedaan tekanan dan secara vertikal akan menimbulkan
perbedaan berat jenis.
Dalam upaya pemanfaatan penghawaan alami, perlu diperhatikan bahwa
pengaliran udara yang perlahan-lahan namun kontinyu sangat mutlak
diperlukan, agar udara didalam ruangan selalu diganti dengan udara yang
bersih, sehat, segar dan terasa nyaman. Pada kegiatan rumah tinggal, pergantian
udara bisa dikatakan baik apabila udara didalam ruangan dapat selalu berganti
sebanyak 15 m3/orang/jam, semakin kecil ukuran ruang, maka frekuensi
pergantian udara harus semakin sering.
Keterlambatan atau kekurangan volume pergantian udara didalam ruang
akan meningkatkan derajat kelembaban ruang, yang akan menimbulkan
perasaan tidak nyaman, disamping itu udara kotor sisa gas buang yang tidak
secepatnya tersalur keluar akan sangat merugikan kesehatan pemakai ruang.
3) Syarat
1. Beradaptasi terhadap kaidah iklim tropis
2. Kenyamanan bagi Pengguna
4) Yang Termasuk Arsitektur Tropis
a) Vegetasi
Perbanyak lahan hijau disekitar bangunan rumah ataupun gedung. Hal ini
dilakukan agar tanaman dapat membrikan cukup oksigen dan juga akan menambah
manarik bangunan Anda.
Gambar 2 Bangunan Konsep Tropical and Green Architecture
b) Perancangan Ruang dan Ukuran
Seorang Arsitek seharusnya merancang bangunan terutama untuk tempat
tinggal, Arsitek harus memperhatikan kebutuhan ruang bagi penggunanya. Tidak lupa
dengan tata ruang tersebut yang harus sesuai dengan fungsi dan tentunya kebutuhan
penghuninya.
Gambar 3 Ruangan Mendapat Banyak Cahaya
c) Atap Miring
Gambar 4 Atap Miring Ciri khas Arsitektur Tropis
Atap miring sangat banyak sekali sekarang ini diterapkan pada bangunanbangunan sederhana seperti rumah tinggal. Hal ini biasa karena pada bangunan
arsitektur tropis hal ini mampu mendatangkan cahaya dan udara pada bagian yang
berlubang. Karena biasanya atap miring akan lebih banyak sirkulasi udara yang
masuk dibandingkan dengan atap dari beton.
d) Pencahayaan yang Cukup
Syarat bangunan yang baik untuk daerah tropis adalah bangunan yang memiliki
sistem pencahayaan yang cukup untuk menghemat energi pada siang hari.
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
i) Cahaya matahari langsung.
ii) Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk
penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari
langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan
pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu
dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi
cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja
dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
i) Komponen langit.
ii) Komponen refleksi luar
iii) Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada
tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :
i)
ii)
iii)
iv)
Luas dan posisi lubang cahaya.
Lebar teritis
Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
v) Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Gambar 5 Bangunan dengan Banyak Bukaan/Ventilasi
e). Bahan Alami
Gambar 6 Bangunan dengan Mengadopsi Warna Alami
Bangunan tropis identik dengan bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam
maupun menggunakan warna-warna alami seperti penerapan batu alam pada dindingdinding rumah.
5). Contoh Penerapan Arsitektur Tropis di Indonesia dan Luar Negeri
Gambar 7 Gedung PT. Skyline Building (Jakarta)
Gambar 8 Menara Mesiniaga (Malaysia)
Gambar 9 Perpustakaan Soeman HS (Riau)
Gambar 10 Bangunan Utama Gedung BSD (Jakarta)
Gambar 11 Meghna Residence (Bangladesh)
BAB 3
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
(pp. http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-dan-konsep-arsitekturtropis.html)
(pp. http://arctecs09.blogspot.co.id/2014/10/meghna-residence-rumah-arsitektur.html)
(p. https://himaartra.wordpress.com/2012/12/10/751/)
(pp. http://abarchitects.blogspot.co.id/2013/10/arsitektur-tropis.html)
(pp. https://gagasdhio.wordpress.com/2014/06/02/arsitektur-tropis/)
(pp. http://www.astudioarchitect.com/2010/02/arsitektur-tropis-bangunan-tinggi-ken.html)
(pp. http://medan.tribunnews.com/2015/12/15/arsitektur-tropis-tren-abadi-di-indonesia)
(pp. http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2011/11/perpustakaan-termegah-di-indonesia.html)
Download