penerapan model pembelajaran discovery learning disertai lks

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DISERTAI LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII SMPN 26 PADANG
Ikelni palmasari, Jasmi, Vivi fitriani
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
E-mail: [email protected]
ABSTRACK
The average result of study biology class VII SMPN 26 Padang is still below the minimum
completeness criteria (KKM). One cause of low student learning outcomes expected, teachers are
still using model lecture and question and answer in the learning process, teaching materials used
are still limited, the learning process is carried out is still centered on the teacher (teacher
centered), than did students participate less in the learning process , One way to overcome this
problem by applying the model of Discovery Learning with LKS. This study aims to determine the
learning outcomes biology class VII with a model of Discovery Learning with LKS in SMPN 26
Padang. This type of research is experimental research, using the draft "Randomized Control
Group Posttest only Design" to see the results on the cognitive learning. The study population was
all students of Class VII SMPN 26 Padang. Sampling using random sampling. VII.1 class as an
experimental class 1 and class 2. VII.3 as an experimental class research instrument used was a
final test. The hypothesis in this study were tested using t-test.The research result shows that the
experimental class 1 had an average of 78.83 is higher than the experimental class 2 is 60.30. The
results of data analysis showed that thitung 7.41> 1.67 ttabel which means that the hypothesis is
accepted. It can be concluded that the lesson with the implementation of learning model with LKS
discovery learning can increase learning outcomes of students in biology class VII SMPN 26
Padang.
Keyword : Discovery Learning model, LKS ( student worksheet ), student learning result
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan
yang berpusat pada peserta didik untuk
mengembangkan kreativitas, menciptakan
kondisi yang menyenangkan dan menantang
bagi peserta didik. Kegiatan pembelajaran
bermuatan nilai, etika, estetika dan logika,
serta menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi
dan
model
pembelajaran
yang
menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien,
dan bermakna. Didalam proses pembelajaran
siswa dituntut untuk lebih aktif, dan siswa
didorong untuk menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
tanggal 5 Juni dan 28 oktober tahun 2014
dengan salah seorang guru Biologi di SMPN
26 Padang, diperoleh informasi bahwa guru
menerangkan pelajaran masih mengunakan
metode ceramah dan tanya jawab, serta
menggunakan
model
pembelajaran
langsung. Bahan ajar yang digunakan masih
terbatas.
Proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan pada umumnya masih berpusat
kepada guru (teacher centered). Sedangkan
siswa mendengarkan dan mencatat apa yang
diberikan guru, sehingga siswa kurang
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Hal ini membuat siswa tidak paham terhadap
materi biologi yang diajarkan. Materi
Biologi berisikan pemahaman
terhadap
konsep, fakta, serta beberapa mekanisme
yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini
terlihat dari rendahnya hasil belajar biologi
siswa yang masih dibawah KKM yang
diterapkan sekolah yaitu 75. Maka dari itu
banyak nilai siswa yang dibawah KKM
sehingga banyak yang diremedial kembali.
Nilai rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas
VII Di SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran
2013/2014 yang terdiri dari 5 lokal Pada
materi Keanekaragaman Mahluk Hidup
yaitu : VII.1: 68,6 ,kelas VII.2:65,9 ,
VII3:64,6 VII.4:64,5, VII5:64,7. Guru
diharapkan mampu menciptakan kondisi
belajar yang dapat melibatkan siswa secara
aktif. Sehingga siswa dapat termotivasi
dalam proses belajar mengajar. Dalam hal
ini dituntut keterampilan guru dalam
memilih model pembelajaran yang tepat dan
bahan ajar yang bervariasi . Model
Discovery Learning adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat memacu kreatifitas
siswa dalam proses pembelajaran. Model
pembelajaran Discovery Learning adalah
model yang menuntut peserta didik mencari
jawaban dari suatu masalah atau sebuah
konsep baru dengan menggunakan peralatan
bantuan dan informasi yang disediakan oleh
guru. Namun sangat disadari bahwa untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang
maksimal, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi keefektifan penggunaan
model
Discovery
Learning.
Model
pembelajaran
Discovery
Learning
(penemuan) membutuhkan sumber belajar
yang dapat membantu peserta didik untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
dan
menbutuhkan waktu belajar yang lebih lama.
Demi keefektifan model pembelajaran ini di
perlukan sumber belajar. Sumber belajar
yang digunakan dapat berupa penggunaan
bahan ajar yang berbentuk LKS (Lembar
Kerja Siswa), yang dapat membantu siswa
mempermudah pemahamannya terhadap
materi pelajaran yang didapat. Pada
umumnya LKS digunakan dalam latihan
mengerjakan
soal
pada
kegiatan
pembelajaran. Fungsi lain LKS pada
pembelajaran dalam penelitian ini adalah
tidak hanya sebagai latihan soal, tetapi juga
sebagai pegangan siswa dalam proses
pembelajaran mengingat sumber belajar
yang tesedia bagi siswa sangat terbatas. Hal
ini juga didukung oleh penelitian Rahayu
(2014:3) tentang Model pembelajaran
Discovery Learning menggunakan LKS
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitianya adalah Model Discovery
Learning
menggunakan
LKS
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
siswa.
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan
telah dilakukan penelitian yang berjudul “
Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Disertai LKS Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VII SMPN 26 Padang”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen.
Penelitian
ini
telah
dilaksanakan di SMPN 26 Padang di kelas
VII pada bulan Maret semester genap Tahun
Ajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini
siswa dikelompokkanmenjadi duya kelas
yaitu kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II. Dalam penelitian ini kelas
VII 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas
VII 3 sebagai kelas eksperimen II. Pada
kelas eksperimen I diberikan perlakuan
(treatment) berupa penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning di sertai
LKS sedangkan pada kelas eksperimen II
menggunakan
model
pembelajaran
Discovery Learning.
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Randomized Control – Group Post
Tes Only Design. Masing-masing kelas
diberikan Tes diakhir pembelajaran. Data
penelitian
ini
di
analisis
dengan
menggunakan uji normalitas merujuk pada ,
Sudjana (2005:466) uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah skor tes hasil
belajar siswa pada kedua kelas sampel
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan
uji normalitas dan uji homogenitas, ternyata
data berdisrtribusi normal dan homogen.
Oleh karna itu, maka statistik untuk uji
hipotesis yang digunakan adalah uji–t
(Sudjana, 2005 : 239).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pembelajaran biologi
dengan menerapkan model Pembelajaran
Discovery Learning disertai LKS di SMPN
26 Padang didapatkan pada ranah kognitif
dilihat pada (Tabel 4 dan Lampiran 13).
Hasil pembelajaran pada kelas yang
menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning disertai LKS memili rata-rata
(78,83), lebih tinggi dari pada kelas yang
hanya menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning saja (60,30).
Tabel 4. Parameter yang diuji pada masing-masing kelas
N
Parameter
o
Nilai RataKelas
rata Hasil
Persentase
Uji Normalitas
Belajar
ketuntasan
Biologi
L0 =0,021
1
Ekperimen 1
78,83
84,38%
Ltabel=0,157
2
Ekperimen 2
Kriteria
60,30
26,67%
L0 = 0,072
Ltabel= 0,162
Ekperimen 1
> Ekperimen
2
L0 < Lt, maka
data
terdistribusi
normal
Uji
Homogenit
as
Fhitung
=0,21
Ftabel
= 1,8543
Ftabel
>Fhitung,
data homo
gen.
Uji
Hipotesis
t tabel =
1,67
t hitung
=7,41
t hitung < t
tabel, maka
hipotesis
H1 diterima
Ekperimen 1 : menggunakan model pembelajaran discovery learning disertai LKS
Ekperimen 2 : menggunakan model pembelajaran discovery learning tanpa LKS
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Discovery Learning disertai LKS lebih
tinggi dari pada menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning saja.
Tingginya nilai rata-rata ini diduga pada
kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih
aktif sehingga siswa didorong mencari
pengetahuan sesuai apa yang yang ingin
diketahuinya dan dapat memberikan
semangat kepada siswa untuk belajar. Hasil
yang sama ditunjukan oleh Rahayu (2014:3)
tentang model pembelajaran Discovery
Learning
menggunakan
LKS
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Presentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen 1 yang menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning disertai
LKS sebesar 84,38% berada pada tingkat
keberhasilan yang baik sekali/optimal dalam
proses pembelajaran (Tabel 4 dan Lampiran
13).
Hal ini sesuai dengan pendapat
Djamarah dan Zain (2010: 107), bahwa
tingkatan keberhasilan tesebut dikatakan
baik sekali /optimal apabila sebagian besar
(76%-99%) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa. Pembelajaran
Discovery
Learning
pada
proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, diduga pada saat proses
pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dengan bekerja kelompok siswa
dapat saling membantu dalam memahami
pelajaran. Pada model pembelajaran
Discovery
Learnig
menuntut
siswa
menemukan sendiri, kemudian merumuskan
ide-ide dan mencari jawaban sementara,
sehingga dapat membantu siswa . Selain itu
proses pembelajaran eksperimen 1 siswa
menggunakan LKS dimana siswa dapat
memahami materi sesuai dengan langkahlangkah model pembelajaran Discovery
Learning secara jelas. Pembelajaran
Discovery Learning dengan menggunakan
salah satu bahan ajar berupa LKS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, diduga
LKS dapat membantu siswa
mencari
sendiri,
merumuskan
ide-ide
dan
membimbing siswa untuk mencari jawaban
sementara sesuai dengan langkah-lagkah
yang terdapat dalam model discovery
learning. LKS juga dapat membantu siswa
lebih memahami materi yang dipelajari.
Sesuai dengan pendapat Prastowo,(2011:
205-206) yang menyatakan bahwa, fungsi
dan keunggulan LKS adalah bahan ajar
yang bisa meminimalkan peran pendidik,
namun lebih mengaktifkan peserta didik.
Sebagai bahan ajar yang mempermudah
peserta didik untuk memahami materi yang
diberikan. Sebagai bahan ajar yang ringkas
dan kaya tugas untuk berlatih serta
memudahkan
pelaksanaan
pengajaran
kepada peserta didik. LKS ini dapat
membantu
siswa
dalam
proses
pembelajaran, diduga dapat mempermudah
siswa dan membimbing siswa dalam proses
pembelajaran . Hal ini terlihat dari kelas
eksperimen 1 yang menyertakan LKS
dengan model pembelajaran Discovery
Learning, sehingga siswa lebih mengerti
tehadap materi yang di ajarkan dan dapat
menemukan serta menggembang kan ideide dengan panduan yang terdapat dalam
LKS.
Adanya
penerapan
model
pembelajaran Discovery Learning disertai
LKS ini menjadikan siswa belajar dengan
aktif. Hal ini diperjelas bahwa sebuah bahan
ajar (LKS) yang baik harus mencakup:
petunjuk belajar, kompetensi yang akan
dicapai, informasi pendukung, latihanlatihan, petunjuk kerja, dapat berupa lembar
kerja dan evaluasi (Prastowo, 2011:28).
Adanya penerapan model pembelajaran
Discovery Learning disertai LKS ini
menjadikan siswa dapat belajar dengan
semangat dan dapat memahami materi
pelajaran secara baik. Hal ini sesuai dengan
yang di ungkapkan Sudjana dan Rivai dalam
prastowo(2011 : 21) bahwa sumber belajar
adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan
guna memberi kemudahan kepada seseorang
dalam belajarnya. Pada penelitian ini
ditemukan sedikitnya kenaikan hasil tes
akhir siswa dari KKM . Hal ini disebabkan
oleh siswa susah diatur sehingga suasana
kelas menjadi tidak tenang. Masih banyak
siswa yang malu dan kurang percaya diri
untuk menampilkan hasil diskusinya di
depan kelas. Rendahnya nilai rata-rata siswa
pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning
tanpa LKS (Tabel 4 dan Lampiran 13),
diduga siswa kurang paham dengan materi
dan setiap langkah-langkah pembelajaran
Discovery Learning, sehingga siswa pada
saat pemecahan masalah mengalami
kebingungan dan kurang mengerti dengan
topik yang di ajarkan. Selain dengan
pemecahan masalah secara keseluruhan
rendahnya nilai dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning saja,
diduga tidak semua siswa mengetahui
pengetahuan dan wawasan tentang topik
yang didiskusikan, hal ini mengacu kepada
pendapat Lufri, dkk (2007 : 35) bila peserta
diskusi tidak menguasai petanyaan atau
materi yang didiskusikan maka diskusi tidak
akan berjalan dengan baik, pemecahan
masalah atau solusi tidak akan ditemukan
secara tepat. Persentase ketuntasan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen 2
adalah sebesar 26,67% berada pada tingkat
keberhasilan
kurang
dalam
proses
pembelajan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Djamarah dan Zain ( 2010 : 107), bahwa
tingkatan keberhasilan tersebut dikatkan
kurang apabila bahan pelajaran yang
diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh
siswa. Dengan demikian terlihat jelas
perbedaan antara kelas eksperimen 1 dengan
kelas eksperimen 2. Pada kelas eksperimen 1
yang menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning disertai LKS, siswa
dapat belajar lebih mudah dengan panduan
yang terdapat dalam LKS. Siswa dapat
bekerja sama dalam kelompok untuk
menemukan dan memecahkan permasalah
secara terarah. Hal ini menunjukan bahwa
perlakuan yang diberikan berupa model
pembelajaran Discovery Learning disertai
LKS memberi pengaruh yang positif serta
mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning di sertai
LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dikelas VII SMPN 26 Padang. Penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
Penerapan pembelajaran Discovery Learning
di sertai LKS dapat dijadikan sebagai
alterntif utuk meningkatkan hasil belajar
siswa.Untuk melakukan penelitian dengan
model pembelajaran Discovery Learning di
sertai LKS ini perlu di upayakan lagi
kedisiplinan siswa dalam berkelompok dan
pemberian motivasi agar siswa mampu
untuk tampil kedepan kelas.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Budiningsih, A. 2005. Belajar dan
pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Depdiknas. 2005. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat
jemdral manajemen pendidikan
dasar dan menengah
Dimyati dan mudjiono. 2002. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.
Padang: UNP Press
Hamalik, Oemar . 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang
: Unp Press Padang
Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
Prastowo, Andi . 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogjakarta : DIVA Press
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Syah, M. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu
Pendekatan Baru. Bandung : PT
Remaja
Kunandar.
Syamsudini , 2012.
Aplikasi Metode
Discovery Learning Dalam
Meningkatkan
Kemampuan
Memecahkan Masalah, Motivasi
Belajar Dan Daya Ingat Siswa.
Jakarta : Bumi Aksara
2013. Penilaian Autentik
(Penilaian
Hasil
Belajar
Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Kemendikbud. 2013, Model Pengembangan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran..
Jakarta
:
Direktorat jemdral manajemen
pendidikan dasar dan menengah
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran
Beorientasi Standar Proses
Pendidikan . jakarta : kencana
prenada media group.
Download