Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Wakatobi dilaksanakan dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan menjamin sumber-sumber penerimaan daerah telah diarahkan untuk ketersediaan anggaran bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Sementara itu, pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan daerah dan perbaikan kesejahteraan masyarakat di daerah ini. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan dan tantangan terkait pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Wakatobi yang belum seluruhnya dapat ditangani, baik karena alasan administratif, ketersediaan sarana dan prasarana, maupun karena alasan masih rendahnya kapasitas dan kompetensi aparatur pengelola keuangan di daerah ini. Gambaran umum pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Wakatobi tahun 2006-2010 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan dan penyempurnaan dalam pengelolaan keuangan daerah kurun waktu lima tahun kedepan (2012-2016). Gambaran umum dan analisis pengelolaan keuangan daerah tahun 2006-2010 mencakup: (1) struktur pendapatan beserta komponennya; (2) struktur belanja daerah beserta komponennya; (3) trend perkembangan pembiayaan defisit/surplus; dan (4) trend besaran penerimaan dana transfer dari pemerintah pusat. 3.1 Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2006-2010 Secara umum pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Wakatobi pada kurun waktu 2006-2010, telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahannya. Indikator keberhasilan pengelolaan keuangan daerah kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Wakatobi, antara lain ditunjukkan RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 59 Pemerintah Kabupaten Wakatobi oleh kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah dan dicapainya berbagai indikator kinerja pembangunan daerah, baik indikator kinerja ekonomi makro maupun pendapatan sektoral. daerah Meskipun belum demikian, seluruhnya dalam dapat hal pengelolaan dioptimalkan terutama pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditunjukkan oleh rendahnya proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah setiap tahunnya. 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Tujuan utama pengelolaan keuangan daerah dimaksudkan untuk memacu daerah agar dapat meningkatkan kemampuan keuangan yang lebih baik yang ditandai dengan semakin meningkatnya kapasitas fiskal dan semakin berkurangnya celah fiskal dari tahun ke tahun. Karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menigkatkan kapasitas fiskal dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan komponen kapasitas fiskal daerah. Sementara itu, kemampuan daerah untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah, khususnya yang bersumber dari PAD menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan APBD dan kemandirian suatu daerah. Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wakatobi tahun anggaran 2006-2010, antara lain dapat dicermati dari target dan realisasi APBD setiap tahunnya, baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun 2006-2010 Kabupaten Wakatobi disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 20062010 Kabupaten Wakatobi Tahun (Rp) No 1 Uraian PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Daerah 1.1.1 2006 2007 2008 2009 2010 207.876.902.113 303.991.524.511 366.379.108.291 343.615.019.101 351.941.797.867 Rata-rata Pertumbuhan (%) 11,10 3.413.058.873 5.557.130.526 10.899.274.154 8.508.882.995 12.037.648.731 22,20 Pajak Daerah 240.533.504 526.010.915 494.691.005 1.245.633.528 1.437.500.005 30,39 1.1.2 Retribusi Daerah 550.517.209 1.270.361.535 690.808.760 1.129.286.483 1.537.373.628 9,54 1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang dipisahkan - - - 1.954.455.630 5.611.594.979 41,29 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 60 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Rata-rata Pertumbuhan (%) Tahun (Rp) No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2.622.008.160 3.760.758.076 9.713.774.389 4.179.507.354 3.451.180.119 1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 1.2. Dana Perimbangan 204.463.843.240 298.434.393.985 350.875.684.137 332.870.580.240 338.298.805.136 5,38 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 13.868.714.113 21.415.016.668 6,63 1.2.2 Dana Alokasi Umum 154.727.000.000 181.345.000.000 207.371.568.000 203.249.058.000 213.725.699.200 7,53 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 35.460.000.000 67.477.600.000 78.856.000.000 53.003.000.000 31.471.200.000 (13,83) 1.2.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - 25.000.000.000 40.203.810.000 56.581.670.000 67.530.459.132 20,74 1.2.5 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 408.129.127 307.846.514 3.891.771.305 2.006.363.519 4.156.430.136 4,32 1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - 4.604.150.000 2.235.555.866 1.605.344.000 45,84 1.3.1 Hibah - - 3.000.000.000 - - 1.3.2 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya - - 1.604.150.000 2.235.555.866 1.605.344.000 24.303.947.471 20.552.534.832 18.030.488.721 (15,49) (2,75) Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi Tabel 18 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun terakhir sebesar 11,10 persen. Penyumbang terbesar pendapatan daerah dalam struktur APBD Kabupaten Wakatobi bersumber dari dana perimbangan. Sedangkan kontribusi PAD Kabupaten Wakatobi terhadap total pendapatan daerah selama tahun 2006-2010 berkisar antara 1,64-3,42 persen. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Wakatobi sebesar 2,53 persen. Ini berarti bahwa tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap sumber-sumber penerimaan lain di luar PAD sangat tinggi yaitu sebesar 97,47 persen. Dengan demikian, sumber utama pendapatan daerah dalam struktur APBD Kabupaten Wakatobi berasal dari dana transfer dari pemerintah pusat, baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), maupun dana transfer lainnya. Karena itu, kinerja pengelolaan PAD masih jauh di bawah target yang tetapkan. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan tingkat kemandirian daerah, maka perlu dioptimalkan pengelolaan PAD dengan meningkatkan efekfitas pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber PAD. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 61 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Adapun faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target PAD selama 5 (lima) tahun terakhir antara lain: (1) Data obyek dan potensi sumber PAD yang masih minim, (2) Rendahnya kualitas SDM pengelola pajak dan retribusi daerah, (3) Kurangnya sosialisasi pajak dan retribusi daerah, (4) Rendahnya kesadaran masyarakat wajib pajak, dan (5) belum maksimalnya penagihan pajak. Hal ini berarti bahwa berbagai upaya untuk mengefektifkan penggalian sumber-sumber pendanaan pembangunan daerah yang berasal dari PAD perlu terus ditingkatkan agar ketergantungan terhadap pemerintah pusat dan pemerintah provinsi lambat laun dapat dikurangi. Disamping itu, perlu terobosan melalui berbagai alternatif peningkatan PAD terutama dari pos pajak daerah dan retribusi daerah. Berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi, inflasi, pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor lainnya serta kemampuan keuangan daerah Kabupaten Wakatobi tahun 2006-2010, maka proyeksi pertumbuhan PAD setiap tahunnya berkisar antara sebesar 10-15 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan dana perimbangan diproyeksikan sekitar 5-2 persen setiap tahunnya. 3.1.2 Neraca Daerah Kemampuan keuangan daerah diketahui dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap neraca daerah. Analisis neraca daerah dimaksud, terdiri dari rasio liquiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas. Untuk memudahkan analisis neraca daerah, perlu diketahui gambaran perkembangan neraca daerah Kabupaten Wakatobi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir yang disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Neraca Daerah Kabupaten Wakatobi Per 31 Desember Tahun 20082010 Tahun (Rp) Uraian 2010 Aset Aset Lancar Kas Investasi Jangka Pendek 2009 2008 908.110.272.544 759.584.351.621 624.812.097.455 20.292.039.132 30.331.000.544 66.825.626.323 16.052.911.871 26.281.721.227 66.416.491.040 - - Piutang 1.468.390.311 1.579.569.304 Persediaan 2.770.736.950 2.469.710.013 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 409.135.283 III - 62 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tahun (Rp) Uraian Investasi Jangka Panjang Investasi Non Permanen Investasi Permanen 2010 16.163.172.857 - 2009 16.163.172.857 - 2008 15.796.000.000 - 16.163.172.857 16.163.172.857 15.796.000.000 Aset Tetap 847.809.438.796 601.003.864.831 542.190.471.132 Tanah 30.344.513.002 17.245.903.904 15.577.015.004 Peralatan dan Mesin 213.473.841.956 167.519.821.359 157.411.598.338 Gedung dan Bangunan 255.456.033.646 161.620.733.125 218.860.065.415 Jalan, Irigasi dan Jaringan 336.585.909.485 223.050.600.519 144.591.200.525 9.913.272.817 6.582.335.635 5.750.591.850 2.035.867.890 24.984.470.289 - 23.845.621.759 112.086.313.389 - 6.566.597.885 2.905.715.716 18.663.053.350 6.566.597.885 2.905.715.716 18.663.053.350 Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Aset Lainnya Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang - - 901.543.674.659 756.678.635.905 605.907.538.573 Ekuitas Dana Lancar 13.725.441.245 27.425.284.828 47.921.067.441 Ekuitas Dana Investasi Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 887.818.233.414 729.253.351.077 557.986.471.132 908.110.272.544 759.584.351.621 624.570.591.923 Ekuitas Dana - Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 Tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah kewajiban dan ekuitas terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, sebesar Rp. 908.110.272.544, meningkat menjadi Rp. 624.570.591.923 pada tahun 2010. Berdasarkan angkaangka pada Tabel 19, juga diketahui terjadi peningkatan pada jumlah aset. Pada tahun 2008 sebesar Rp. 624.812.097.455 dan pada tahun 2010 telah mencapai Rp. 908.110.272.544 atau meningkat sebesar Rp. 283.298.175.089. Peningkatan ini antara lain disebabkan proporsi belanja modal dalam APBD Kabupaten Wakatobi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan rata-rata neraca daerah Kabupaten Wakatobi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir digambarkan dalam Tabel 20. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 63 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tabel 20. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Wakatobi No. Uraian 1. 1.1. 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.2. 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. 1.2.4. 1.2.5. 1.2.6. 1.3. 1.3.1. 1.3.2. 1.3.3. 1.3.4. 1.3.5. 2. 2.1. 2.1.1. 2.1.2. 2.1.3. 2.1.4. 3. 3.1. 3.1.1. 3.1.2. 3.1.3. 3.2. 3.2.1. 3.2.2. ASET Aset Lancar Kas Piutang Persediaan Aset Tetap Tanah Peralatan dan mesin Gedung dan bangunan Jalan, irigasi dan jaringan Aset tetap lainnya Konstruksi dan pengerjaan Aset Lainnya Tagihan penjualan angsuran Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah Kemitraan dengan pihak kedua Aset tak berwujud Aset lain-lain JUMLAH ASET DAERAH KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang perhitungan pihak ketiga Uang muka dari kas daerah Pendapatan diterima dimuka Utang Jangka Pendek Lainnya EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar SILPA Cadangan piutang Cadangan persediaan Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Rata-rata Pertumbuhan (%) 21,89 (75,30) (91,17) 55,51 36,95 27,23 24,25 24,19 16,07 35,36 25,24 (90,02) (90,02) 21,89 (354,90) (354,90) (331,30) (393,36) 28,77 (9,38) (93,17) 55,51 36,95 27,81 6,66 27,23 21,89 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 Berdasarkan Tabel 20, diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah aset ataupun jumlah kewajiban dan ekuitas dana sekitar 21,89 persen. Berdasarkan neraca daerah tahun 2008-2010, maka diukur kemampuan daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan kemampuan pemerintah RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 64 Pemerintah Kabupaten Wakatobi daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio solvabilitas. Analisis rasio keuangan daerah Kabupaten Wakatobi disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Wakatobi NO. Uraian 2010 (%) 2009 (%) 2008 (%) 1. Rasio lancar (current ratio) 309,02 1043,84 358,06 2. Rasio quick (quick ratio) 266,82 958,84 358,06 3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,72 0,38 2,99 4. Rasio hutang terhadap modal 0,73 0,38 3,08 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 Berdasarkan Tabel 21, rasio likuiditas pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi dapat dihitung dengan mengunakan rasio lancar atau current ratio dan quick ratio. Rasio lancar dihitung dengan cara membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek, sedangkan rasio quick = (aktiva lancar–persediaan) dibagi kewajiban jangka pendek. Dari kedua cara tersebut, dapat dilihat bahwa rasio likuiditas atau kemampuan daerah dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir rata-rata sebesar lebih dari 500 persen. Hal ini berarti hutang jangka pendek pemerintah daerah dapat ditutupi dengan aktiva lancar yang ada. Rasio solvabilitas atau kemampuan daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, dapat dihitung dengan dua cara yaitu: (1) Rasio total hutang terhadap total asset, dan (2) rasio hutang terhadap total ekuitas. Kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa hutang pemerintah daerah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dapat tertutupi oleh aset dan ekuitas yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2006-2010 Secara umum, kebijakan pengelolaan keuangan daerah terdiri dari kebijakan pengelolaan pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Kebijakan pengelolaan pendapatan diarahkan pada upaya peningkatan dan perluasan obyek-obyek dan sumber-sumber pendapatan daerah dalam kerangka otonomi RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 65 Pemerintah Kabupaten Wakatobi daerah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah tersebut, diwujudkan dalam bentuk pendekatan eksternal dan internal yang dalam pelaksanaannya tercermin dari tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Wakatobi. Kebijakan pengelolaan belanja daerah disusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan mendesak, guna mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Sementara itu, dalam alokasi anggaran pada berbagai bidang dan program dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kehatihatian, prinsip transparansi dan akuntabilitas, prinsip efisiensi dan efektifitas, serta prinsip disiplin dalam pengelolaan anggaran daerah, dengan tidak mengurangi komitmen untuk tetap berbuat secara optimal bagi kepentingan rakyat yang tercermin dari besarnya prosentase alokasi belanja langsung yang secara rata-rata di atas 60 persen. Gambaran umum proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja Kabupaten Wakatobi selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir maka disajikan dalam Tabel 22. Tabel 22. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kabupaten Wakatobi No. Uraian 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) A. Belanja Tidak Langsung 83,69 96,66 97,33 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga 88,91 2,44 80,96 85,46 2,92 97,51 94,05 95,47 84,83 94,73 91,24 97,76 100,00 96,44 67,41 94,06 100,00 B. Belanja Langsung 87,17 91,05 90,93 1. 2. 3. Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal 85,74 88,31 87,03 87,77 88,67 92,96 97,21 92,70 89,21 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2011 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 66 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Berdasarkan Tabel 22, diketahui bahwa belanja pembangunan daerah atau belanja langsung mengalami penurunan, sedangkan belanja tidak langsung terus mengalami peningkatan terutama untuk belanja pegawai, terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), belanja subsidi dan belanja bantuan keuangan. langsung dan belanja langsung Realisasi belanja tidak Kabupaten Wakatobi tahun 2008-2010 disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Wakatobi NO Tahun (Rp) Uraian 2008 2009 2010 A. Belanja Tidak Langsung 89.179.051.110 110.184.575.549 137.142.325.509 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga 76.202.560.741 - 93.573.842.549 - 121.203.325.109 - 100.000.000 5.172.994.000 2.650.000.000 B. Belanja Langsung 1. 2. 3. Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal TOTAL 2.068.990.000 6.770.646.400 7.353.630.369 3.698.742.000 792.100.000 5.486.400.000 5.350.650.000 5.676.254.000 36.460.000 319.357.000 50.000.000 309.375.504.423 271.275.651.402 223.819.590.803 20.204.440.095 21.569.011.657 20.130.349.760 54.708.325.934 91.051.281.621 68.707.526.154 234.462.738.394 158.655.358.124 134.981.714.889 398.554.555.533 381.460.226.951 360.961.916.312 Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2011 Tabel 23 menunjukkan bahwa berdasarkan komposisi penggunaannya, komponen belanja pelayanan publik merupakan komponen yang cukup besar menyerap belanja daerah. Hasil perhitungan rasio belanja tidak langsung terhadap total belanja selama tiga tahun terakhir rata-rata sebesar 29,75 persen sedangkan rasio belanja langsung terhadap total belanja daerah rata-rata sebesar 70,25 persen. Hal ini berarti bahwa persentase belanja langsung masih lebih besar jika dibandingkan dengan persentase belanja tidak langsung. Walaupun demikian, total alokasi anggaran belanja langsung mengalami penurunan rata-rata sebesar 7,81 persen setiap tahunnya. Sedangkan belanja tidak langsung cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifilkan dari RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 67 Pemerintah Kabupaten Wakatobi tahun ketahun. Kondisi ini berimplikasi terhadap tuntutan pemenuhan pelayanan publik yang semakin berkembang secara dinamis. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinannya akan berdampak terhadap kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Untuk menanggulangi berbagai permasalahan sebagaimana dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian belanja langsung antara lain: pemenuhan standar pelayanan minimal, peningkatan efisiensi pelayanan publik, dan implementasi strategi peningkatan investasi. Karena itu, moratorium pengangkatan CPNS yang telah menjadi kebijakan nasional akan ditindaklanjuti di daerah ini, tanpa mengabaikan pengangkatan CPNSD yang masih sangat dibutuhkan untuk kepentingan daerah. Disamping itu, akan dilakukan pengkajian kebutuhan riil tenaga penunjang program/kegiatan (tenaga honorer), oleh karena sampai dengan tahun 2010 alokasi anggaran tenaga honorer telah mencapai Rp. 10 miliar lebih. 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten Wakatobi selama kurun waktu tiga tahun disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kabupaten Wakatobi Kebutuhan Aparatur 2008 Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp) 126.093.690.455 Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) 398.554.555.533 2. 2009 159.384.854.256 381.460.226.951 41,78 3. 2010 173.748.330.071 360.961.916.312 48,13 No. Tahun Anggaran 1. Persentase (%) 31,64 Sumber : Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2011 Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008, alokasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur sebesar 31,64 persen dari total belanja daerah meningkat menjadi sebesar 48,13 persen pada tahun 2010 atau mengalami peningkatan sekitar 16,49 persen. Hal ini menunjukkan bahwa RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 68 Pemerintah Kabupaten Wakatobi proporsi belanja daerah untuk pemenuhan kebutuhan aparatur pada tahun 2010 hampir mencapai 50 persen dari total belanja daerah. 3.2.2. Analisis Pembiayaan Dalam menganalisis pembiayaan terlebih dahulu diuraikan data-data pendukung yaitu (1) Defisit riil anggaran, dan (2) Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. Lebih jelasnya diuraikan di bawah ini. 3.2.2.1. Defisit Riil Anggaran Tahun 2008 hingga tahun 2010, anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten wakatobi, selalu mengalami defisit. Selisih antara defisit/surplus ditambah dengan pembiayaan dan dikurangi pengeluaran pembiayaan daerah, disebut sisa lebih perhitungan anngaran tahun berkenan. Defisit riil Anggaran Kabupaten Wakatobi Tahun 2008-2010 adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Wakatobi NO 1 Tahun (Rp) Uraian Realisasi Pendapatan Daerah 2008 2009 2010 366.379.108.291 343.615.019.101 351.941.797.867 Dikurangi Realisasi 2 3 Belanja Daerah Pengeluaran Pembiayaan 398.554.555.533 2.796.000.000 381.460.226.951 367.172.857 360.961.916.312 977.013.201 A Defisit Riil (34.971.447.242) (38.212.380.707) (9.997.131.646) 98.761.221.759 63.789.774.517 25.211.910.801 4 Ditutup oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 5 Pencairan Dana Cadangan - - - 6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - 7 Penerimaan Pinjaman Daerah - 326.616.991 - 8 Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah - - - 9 Penerimaan Piutang Daerah - - - 98.761.221.759 64.116.391.508 25.211.910.801 63.789.774.517 25.904.010.801 15.214.779.155 B A-B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 69 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tabel 25 menunjukkan bahwa sisa lebih perhitungan anggaran tahun berkenaan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penyerapan anggaran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Defisit anggaran yang terjadi karena belanja daerah lebih besar dibandingkan pendapatan daerah kabupaten wakatobi, sebagian besar atau seluruhnya ditutupi oleh sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, tanpa perlu melakukan penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan atau melakukan pinjaman daerah. Komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Wakatobi Tahun 2008-2009 disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Wakatobi NO 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 2. Pencairan Dana Cadangan 3. 4. 5. Tahun (Rp) Uraian 2008 2009 2010 98.761.221.759 63.789.774.517 25.211.910.801 - - - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah 6. Penerimaan Piutang Daerah 7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan - 326.616.991 - - - - - - - 63.789.774.517 25.904.010.801 15.214.779.155 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 3.2.2.2. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Persentase realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) terbesar terjadi pada tahun 2008, disebabkan oleh adanya penghematan belanja atau akibat lainnya yaitu sebesar 74,86 persen dan adanya kegiatan lanjutan sebesar 25,14 persen, demikian pula pada tahun 2009, persentase terbesar disebabkan karena adanya penghematan belanja atau akibat lainnya namun mengalami penurunan menjadi 68,35 persen dan kegiatan lanjutan menjadi 31,65 persen. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 70 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Pada tahun 2010 realisasi sisa lebih perhitungan anggaran mengalami pergeseran, prosentase terbesar disebabkan karena adanya kegiatan lanjutan yaitu sebesar 64,35 persen dan untuk pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga yang sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan yaitu sebesar 35,65 persen. Realisasi SiLPA Kabupaten Wakatobi tahun 2008–2010 dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kabupaten Wakatobi 2008 NO Uraian 1. Jumlah SiLPA 2. Pelampauan penerimaan PAD 3. 4. 5. 6. 7. 2009 % dari SiLPA (Rp) % dari SiLPA (Rp) % dari SiLPA 100,00 - 25.904.010.801 - 100,00 - 15.214.779.153 - 100,00 - - - - - - - - - - - 74,86 17.704.989.837 68,35 - (Rp) 63.789.774.517 - 2010 Pelampauan Penerimaan dana perimbangan Pelampauan Penerimaan lainlain pendapatan daerah yang sah Sisa penghematan belanja 47.753.437.690 atau akibat lainnya Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan Kegiatan lanjutan 16.036.336.827 25,14 8.199.020.964 31,65 - 5.423.411.410 35,65 9.791.367.743 64,35 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 Defisit atau surplus anggaran pendapatan belanja daerah diakibatkan karena adanya selisih antara pendapatan dan belanja. Bilamana terjadi surplus anggaran, maka dimanfaatkan untuk pengeluaran pembiayaan dan sebaliknya jika terjadi defisit anggaran, maka dibiayai dari penerimaan pembiayaan. Struktur anggaran pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup (1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya, (2) pencairan dana cadangan (3) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, (4) penerimaan pinjaman, dan (5) penerimaan kembali pemberian pinjaman. Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup: (1) pembentukan dana cadangan, (2) penyertaan modal pemerintah daerah, (3) pembayaran pokok hutang, dan (4) pemberian pinjaman. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 71 Pemerintah Kabupaten Wakatobi 3.3. Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama lima (5) tahun kedepan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta menjadi prioritas utama. 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Untuk menganalisis belanja periodik yang wajib dan mengikat serta prioritas utama disajikan dalam Tabel 28. Tabel 28. PengeluaranPeriodik, Wajib, Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Wakatobi No Uraian 2010 (Rp) Rata-rata pertumbuhan (%) A. Belanja Tidak Langsung 158.099.202.273 7 1. Belanja Gaji Dan Tunjangan 149.939.608.148 15 843.474.125 1 3. 4. Belanja Penerimaan Anggaran dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Belanja Bunga Belanja Bagi hasil 7.316.120.000 10 B. Belanja Langsung 2.197.601.627 12 1. Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. 466.000.000 20 2. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 388.491.000 10 1.027.394.400 15 167.798.000 10 147.918.227 5 2. 3. 4. 5. Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor sepert listrik, air, telepon dan sejenisnya) Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) C. Pembiayaan Pengeluaran 1.243.013.201 10 1. 2. 3 Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran pokok utang Dana Bergulir 243.013.000 1.000.000.000 0,15 0,62 TOTAL (A+B+C) 161.539.817.101 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 72 Pemerintah Kabupaten Wakatobi 3.3.2. Proyeksi Data Tahun 2006-2010 3.3.2.1. Pendapatan Daerah Untuk memperkuat kapasitas keuangan daerah dalam rangka mendanai penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan dan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan maka harus mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah, yang akan ditempuh dengan berbagai kebijakan antara lain: 1. Mengefektikan hubungan koordinasi/konsultasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan pemerintah pusat agar tetap mendapatkan danadana transfer seperti DAU, DAK, Dana Hibah, Dana Penyesuaian, dan dana bagi hasil dalam porsi yang maksimal, khususnya untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur daerah yang sangat bersentuhan dengan kepentingan masyarakat dan kelancaran perekonomian. 2. Melakukan Intensifikasi dan eksentifikasi sumber-sumber PAD termasuk PBB dan BPHTB yang telah menjadi pajak daerah. Berdasarkan analisa atas PAD Kabupaten Wakatobi 5 (lima) tahun terakhir diketahui bahwa ratarata pertumbuhan PAD adalah sebesar 2,36%. Dengan demikian kontribusi PAD atas pendapatan daerah selama lima tahun terakhir sangat minim sekali, sementara potensi sumber-sumber pendapatan daerah tumbuh begitu cepat seiring dengan cepatnya laju pembangunan daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja SKPD yang mengelola PAD baik pajak maupun retribusi belum optimal. Karena itu harus ada kebijakan khusus Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan kinerja pengelola PAD. 3. Mengupayakan kerjasama dengan dunia usaha, para investor dan donatur dalam dan luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan, dalam pendanaan pembangunan yang mendukung percepatan pencapaian visi dan misi serta memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap perekonomian/ kesejahteraan masyarakat. 4. Menjajaki kemungkinan pinjaman daerah untuk membiayai program prioritas yang berorientasi investasi. Disamping kebijakan pendapatan di atas, berdasarkan kinerja masa lalu, seperti yang disajikan pada tabel rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 73 Pemerintah Kabupaten Wakatobi tahun(2006-2010), pendapatan untuk periode lima tahun mendatang dapat diproyeksikan, dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Pendapatan asli daerah terdiri: (a) Pendapatan Pajak Daerah mengalami pertumbuhan rata-rata 30,39%; (b) Pendapatan Retribusi mengalami pertumbuhan rata-rata 9,54%; (c) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan atau hanya sekitar 0,0001%. Hal ini disebabkan karena pendapatan ini dapat meningkat bila mana komposisi pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan juga meningkat. Salah satu komponen pendapatan ini adalah Dividen yang timbul karena adanya penyertaan modal pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sultra. Untuk dua tahun terakhir (2009-2010) pendapatan deviden tidak mengalami peningkatan, tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena penyertaan modal pada BPD Sultra juga tidak bertambah; (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah mengalami penurunan rata-rata sebesar 15,49 persen, penurunan ini disebabkan karena salah satu komponen lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang memberikan porsi terbesar pada pendapatan asli daerah yaitu jasa giro mengalami penurunan yang sangat drastis. Penurunan ini terjadi karena penyerapan anggaran cukup besar atau meningkat, tidak terjadi uang menganggur atau idle money sehingga jaga giro yang dikenakan juga sedikit atau mengalami penurunan. 2. Pendapatan Transfer yang terdiri dari : (a) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan pajak mengalami rata-rata pertumbuhan 6,63%; (b) Dana Alokasi Umum mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 7,53%; (c) Dana Alokasi Khusus mengalami penurunan rata-rata 13,83%; (d) Dana Penyesuaian mengalami peningkatan sebesar 20,74%; (e) Pendapatan Bagi Hasil Provinsi mengalami peningkatan 4,32%. 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah terdiri dari hibah dan bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya, mengalami penurunan rata-rata 2,75% Berdasarkan kebijakan dan asumsi di atas, maka pendapatan daerah tahun 2012-2016, dapat diproyeksikan seperti pada Tabel 29. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 74 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tabel 29. Proyeksi Pendapatan Kabupaten Wakatobi No. Urut Uraian 1 2 Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 4 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 2 3 1 1 3 3 11.841.034.018 11.766.710.619 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1 1 3 1 3 PROYEKSI PENDAPATAN 2012 2013 2014 2015 2016 3 4 5 6 7 419.447.480.838 441.843.145.832 466.708.681.018 494.101.347.053 524.100.098.008 Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat lainnya Dana Penyesuaian Transfer Pemerintah Propinsi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Lain-Lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Lainnya Jumlah 11.806.587.810 11.955.143.192 12.209.187.713 1.629.366.482 1.846.841.825 2.093.344.109 2.372.747.628 2.689.443.785 1.683.424.123 1.843.349.414 2.018.467.609 2.210.222.031 2.420.193.124 5.611.651.095 5.611.707.211 5.611.763.329 5.611.819.446 5.611.875.564 2.916.592.319 2.464.812.168 2.083.012.764 1.760.354.086 1.487.675.238 406.045.249.780 428.558.171.092 453.425.581.350 480.710.296.079 510.494.489.978 320.172.985.506 338.421.778.322 358.813.127.399 381.399.306.654 406.251.424.473 22.834.832.273 24.348.781.653 25.963.105.876 27.684.459.796 29.519.939.480 270.864.747.323 291.260.862.796 313.192.805.765 336.776.224.039 362.135.473.709 26.473.405.910 22.812.133.873 19.657.215.758 16.938.622.819 14.596.011.283 81.536.276.356 85.613.090.174 89.893.744.682 94.388.431.917 99.107.853.512 81.536.276.356 85.613.090.174 89.893.744.682 94.388.431.917 99.107.853.512 4.335.987.918 4.523.302.596 4.718.709.268 4.922.557.508 5.135.211.993 4.335.987.918 4.523.302.596 4.718.709.268 4.922.557.508 5.135.211.993 1.561.197.040 1.518.264.121 1.476.511.858 1.435.907.782 1.396.420.318 1.561.197.040 1.518.264.121 1.476.511.858 1.435.907.782 1.396.420.318 419.447.480.838 441.843.145.832 466.708.681.018 494.101.347.053 524.100.098.008 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi, 2010 3.3.2.2. Belanja Daerah Belanja daerah terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan peundang-undangan. Proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat, serta menjadi prioritas utama dalam pengeluaran daerah lima tahun kedepan, disajikan dalam Tabel 30. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 75 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tabel 30. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Wakatobi NO A 1 2 3 4 B 1 2 3 4 5 C. 1 2 Uraian Belanja Tidak Langsung Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH Data Tahun Dasar Tingkat Pertumbuhan 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 158.099.202.273 7% 181.330.190.236 232.299.161.595 265.532.113.837 303.592.200.797 347.187.037.267 149.939.608.148 15% 172.430.549.370 198.295.131.776 228.039.401.542 262.245.311.773 301.582.108.539 843.474.125 1% 851.908.866 860.427.955 869.032.234 877.722.557 886.499.782 7.316.120.000 10% 8.047.732.000 33.143.601.864 36.623.680.060 40.469.166.467 44.718.428.946 2.197.601.627 12% 2.507.935.598 2.865.958.629 3.279.440.955 3.757.475.081 4.310.708.534 466.000.000 20% 559.200.000 671.040.000 805.248.000 966.297.600 1.159.557.120 388.491.000 10% 427.340.100 470.074.110 517.081.521 568.789.673 625.668.640 1.027.394.400 15% 1.181.503.560 1.358.729.094 1.562.538.458 1.796.919.227 2.066.457.111 167.798.000 10% 184.577.800 203.035.580 223.339.138 245.673.052 270.240.357 147.918.227 5% 155.314.138 163.079.845 171.233.838 179.795.529 188.785.306 3.500.000.000 4.500.000.000 4.500.000.000 4.500.000.000 4.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 1.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 Proyeksi Belanja Subsidi Belanja bagi hasil/Belanja Bantuan keuangan/ADD Belanja Langsung Belanja Honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Belanja sewa peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Pembiayaan Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran pokok utang Penyertaan Modal Dana Bergulir 1.243.013.201 243.013.201 1.000.000.000 Total (A +B+C) 161.539.817.101 187.338.125.835 239.665.120.224 273.311.554.791 311.849.675.878 355.997.745.801 Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi (Hasil Proyeksi), 2011 RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 76 Pemerintah Kabupaten Wakatobi 3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan Penghitungan kerangka pendanaan dan rencana penggunaannya disajikan pada Tabel 31 di bawah ini. Tabel 31. Kapasitas Riil Kemampuan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Wakatobi Proyeksi NO 1. 2. 3. Uraian Pendapatan Pencairan dana cadangan (Sesuai Perda) Sisa lebih (riil) Perhitungan Anggaran Total Penerimaaan 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 419.447.480.838 441.843.145.832 466.708.681.018 494.101.347.053 524.100.098.008 - - - - - (4.081.590.293) (4.285.669.807) (4.499.953.297) (4.724.950.962) (4.961.198.510) 415.365.890.545 437.557.476.025 462.208.727.721 489.376.396.091 519.138.899.498 311.849.675.878 355.997.745.801 177.526.720.213 163.141.153.697 Dikurangi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang 187.338.125.835 239.665.120.224 273.311.554.791 4. Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kapasitas riil 228.027.764.710 197.892.355.801 188.897.172.930 kemampuan daerah Sumber: Dinas PPKAD Kabupaten Wakatobi (Hasil Proyeksi), 2011 Kebijakan Anggaran Belanja daerah Kabupaten Wakatobi untuk 5 (lima) tahun ke depan diarahkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran sebagai berikut : (1) Pengeluaran yang sifatnya wajib dan mengikat serta tidak dapat ditunda pembayarannya setiap tahun seperti gaji dan tunjangan PNS dan anggota DPRD, belanja jasa listrik, air, telepon, dan belanja sewa yang telah ada ikatan kontraknya. Pengeluaran wajib juga adalah untuk membayar honor/tambahan pengahasilan/tunjangan kinerja PNS dan Tenaga Penunjang Program/Kegiatan, tambahan penghasilan khusus guru yang belum sertifikasi, uang lembur dan makanan dan minuman pegawai, tunjangan profesi guru, dan pembiayaan pengeluaran untruk dana cadangan, penyertaan modal pada BUMD, penyertaan modal non RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 77 Pemerintah Kabupaten Wakatobi permanen untuk dana bergulir kepada kelompok masyarakat, serta bantuan keuangan (ADD) desa. (2) Pengeluaran prioritas I merupakan dengan tema atau program program pembangunan daerah unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah dan terkait langsung dengan janji-janji politik/kampanye Bupati/Wakil Bupati Wakatobi tahun 2011-2016. Disamping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pengerluaran Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta termasuk peningkatan kapasitas tugas dan kelembagaan fungsi SKPD yang berhubungan dengan itu. (4) Pengeluaran Prioritas untuk alokasi III merupakan belanja-belanja prioritas yang dimaksudkan tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial, organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/ kabupaten/ kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar. Rencana penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016, disajikan pada Tabel 32 sebagai berikut: RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 78 Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tabe 32. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Wakatobi Proyeksi NO I Uraian Kapasitas riil kemampuan daerah Rencana alokasi pengeluaran prioritas I 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 228.027.764.710 197.892.355.801 188.897.172.930 177.526.720.213 163.141.153.697 526.154.000.000 450.960.000.000 440.232.000.000 451.168.800.000 445.484.580.000 II.a Belanja Langsung 352.354.000.000 259.780.000.000 229.934.000.000 219.841.000.000 191.024.000.000 II.b Pembentukan dana cadangan 2.500.000.000 2.5000.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 26.000.000.000 26.650.000.000 27.316.250.000 27.999.156.250 28.699.135.156 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 323.854.000.000 253.130.000.000 200.117.750.000 189.341.843.750 159.824.864.844 (95.826.235.290) (55.237.644.199) (11.220.577.070) (11.815.123.537) 3.316.288.853 76.708.000.000 81.310.000.000 86.188.000.000 90.164.000.000 96.834.000.000 203.800.000.000 221.180.000.000 240.298.000.000 261.327.800.000 284.460.580.000 173.800.000.000 191.180.000.000 210.298.000.000 231.327.800.000 254.460.580.000 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 (155.826.235.290) (85.237.644.199) (41.220.577.070) (41.815.123.537) (26.683.711.147) Dikurangi II.c II.d II III.a Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (IIa+IIb-IIc-IId) Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I ( I - II ) Rencana alokasi pengeluaran prioritas II Belanja Tidak Langsung Dikurangi III.b III Belanja Tidak Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Total Rencana Pengeluaran Prioritas II (IIIa-IIIb) Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III) Tabel 32 menunjukkan bahwa rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah mengalami defisit selama periode RPJMD tahun 2012-2016. Pada tahun pertama menagalami defisit sebesar Rp. 155.826.235.290. Selanjutnya untuk tahun kedua mengalami defisit sebesar Rp. 85.237.644.199, tahun ketiga Rp. 41.220.577.070, tahun keempat sebesar Rp. 41.815.123.537 dan tahun kelima sebesar Rp. 26.683.711.147. Sumber pendanaan dalam rangka menanggulangi defisit sebagaimana tersebut di atas, direncanakan diperoleh melalui pendanaan dari APBN, APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah menurut peraturan perundang-undangan. RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 III - 79