perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: JANAR TETA K7407188 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh: JANAR TETA K7407188 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Janar Teta. PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, sebanyak 40 guru atau 55% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode angket. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan garis linier ganda Y = 49,056 + 0,660 X1 + 0,652 X2 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau 3,261 > 1,685 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh positif yang signifikan antara fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau 2,240 > 1,685 pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pelajaran 2010/2011.Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel atau 28,948 > 3,252 pada taraf signifikansi 5%. Sumbangan relatif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 70,2% dan sumbangan relatif fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 29,8%. Untuk sumbangan efektif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 50,9% dan fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 21,6%. commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Janar Teta. THE INFLUENCE OF INFLUENCE SUPERVISE HEADMASTER AND FACILITY TEACH TO PERFORMANCE LEARN IN SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010 / 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, June 2011. The aims of the research are: (1) to know the significant influence of the principal supervision toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year; (2) to know the significant influence of the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year; (3) to know the significant influence of the principal supervision and the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. This research uses the quantitative research with the descriptive quantitative method. The population in this research is the teachers of SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. The technique of collecting the sampling in this research is random sampling, for 40 teachers or 55% from the number of the population. The technique of collecting the data is using questionnaire method. The analysis of the data which are used in this research is double regression linear analyzes. The result of the double equation linear line is Y=49.056 +0.660 X1+0.652 X2. Based on the result of the research, it can be concluded that: (1) There is a significant positive influence of the principal supervision toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed from the tcount > ttable or 3.261 >1.685 with the signification degree 5%.(2) There is a significant positive influence of the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed from the tcount > ttable or 2.240 >1.685 with the signification degree 5%. (3). There is a significant positive influence of the principal supervision and the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed commit to user from the Fcount > Ftable or 28.948 >3.252 with the signification degree 5%. vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id The relative contribution of the principal supervision (X1) toward the teacher’s works (Y) is 70.2% and the contribution relative teaching facilities toward the teacher’s works is 29.8%. For the effectiveness supervision of the principal (X1) toward studying performance in administration lesson (Y) is 50.9% and the teaching facilities (X2) toward the teachers’ works (Y) is 21.6%. commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Aku sekarang orangnya bisa tahan, sudah berapa waktu bukan kanan lagi, tapi dulu memang ada suatu bahan, yang bukan dasar perhitungan kini. ( Chairil Anwar ) Menjadi pandai bukanlah sekedar kita tau dan paham sesuatu namun bagaimana orang lain bisa tahu sesuatu karena kita. (Jana Arta Hita) Generasi yang baik adalah generasi yang memiliki kejayaan dimasa lampau dan buat dia sendiri mampu menciptakan kejayaannya sendiri. (Arip Sunarman ) commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT, aku persembahkan karya ini teruntuk: Θ Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Θ Seluruh keluarga besar Harjosukartan dan Kartowijoyo Θ Anugrah terindah yang pernah ku miliki Θ Rekan-rekan PAP 2007 Θ Almamater commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun peajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis, penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi. 5. Dra. C. Dyah.SI, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Andre Rahmanto, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti. 8. Drs. Bambang selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Sukoharjo. 9. Seluruh bapak ibu guru SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data. 10. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang diberikan selama ini. 11. Terimakasih kepada bulik chi, mbg galuh, mas jarod, om mol, mas fajar dan seluruh keluarga besar Harjosukartan dan Kartowijoyo atas segala dukungan yang telah diberikan. 12. Arnes Anandita, bagian yang tak terpisahkan dari semua keberhasilan yang aku raih, anugerah terindah yang pernah ku miliki. 13. Keluarga Besar Budhi House, Arip (Simbah) , Budi, Mamad (Rbot), Nurdin ( Klelur), Rosid (Bledek), Roni Doni (Ipin Upin), Hari (Iwak), Mujanto (Paijo), Suprek (Kecing), Udin (Kopling), Dwi (pongge), Arip (Gendhon), Sulis (Kembo), Om Edy (Hiks), Ika (Kucluk), Anik, Dyah, Puput, Budhe Rita, dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan kertas trimakasih atas, bawah, kanan, kiri, pojok – pojok juga, untuk kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini. Keluarga Besar Vampir Bapak Ibu kost, Mas Sifa, Mas Kampol (Boss), Mas Huda, Adin (Kenclung), Ahyar (Ijo), Fendry (Pampam), Ady (Cebong) dll terimakasih atas kebersamaan yang melelahkan kalau pas CEKI ngasut. 14. Seluruh Keluarga PAP ’07 ( Khususnya Kelas A) ..Ika Ratna, Anggun,.Supri (Tua), Mbag Ratna, Niken, Restina, Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama, Hafit, Mpiit, Nea, Doni, , Toto, Gesang, Risma, Iud, Tika, Aulia, Rumining, Della, Surati, Kristin, Tisna, Liya, Ita, dan teman - teman yang lain yang belum kesebut. Terimakasih atas kerjasama, kekompakan dan semuanya. commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan. Surakarta, Juni 2011 peneliti commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... v HALAMAN MOTTO ............................................................................. ix HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x KATA PENGANTAR ............................................................................ xi DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi DAFTAR TABEL………………………………………………………xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6 D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6 E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7 F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. . 9 A. Tinjauan Pustaka……………………………………….…… 9 1. Tinjauan tentang Supervisi Kepala Sekolah.……….…....9 2. Tinjauan tentang Fasilitas Mengajar ……………………22 3. Tinjauan tentang Kinerja Guru ……………………….…29 B. Kerangka Berpikir..……………………………….…….……43 C. Hipotesis……………………………………………….…… 44 commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 46 A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 46 B. Populasi dan Sampel…………………………………………47 C. Teknik Pengumpulan Data..………………………………... 49 D. Rancangan Penelitian………………………………………..55 E. Teknik Analisis Data……………………………………….. 56 BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. . 62 A. Deskripsi Data ……………………………………………….62 1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah …….……………….62 2. Variabel Fasilitas Mengajar.……..…………..………… 62 3. Variabel Kinerja Guru ……………………….………….62 B. Pengujian Prasyaratan Analisis…………………………….. 63 1. Uji Normalitas………………………………………….. 63 2. Uji Linearitas…………………………………………….64 3. Uji Multikolinearitas …………………………………... 65 4. Uji Autokorelasi………………………………………... 66 C. Pengujian Hipotesis……………………………….………....66 1. Uji r……………………………………………………....67 2. Analisis Data………………………………….………....68 3. Uji F…………………………………………………..…69 4. Sumbangan SE dan SR………………………………….70 5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………………..……....71 D. Pembahasan Hasil Analisis Data…………………………....72 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………. 72 A. Simpulan…………………………………………….……....73 B. Implikasi……………………………………………….…....73 C. Saran ………………………………………………….….…74 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..76 LAMPIRAN…………………………………………………………....79 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 44 Gambar 2 Uji Linearitas X1 dengan Y ......................................................64 Gambar 3 Uji Linearitas X2 dengan Y …………………………………..65 commit to user xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pedoman interprestasi Nilai r .................................................... . 59 Tabel 2. Deskripsi Data Statistik............................................................. . 62 Tabel 3 Uji Normalitas……………………………..……………….……63 Tabel 4 Uji Multikolinearitas ……………………………………………66 Tabel 5 Uji Autokorelasi…………………………………………………66 Tabel 6 Nilai Probabilitas Uji r …………………………………………67 Tabel 7 Koefisien Regresi ……………………………………………….68 Tabel 8 Nilai Probabilitas Uji F ………………………………………….69 commit to user xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data ................................................................................ 80 Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................................. 83 Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ............................................................................. 84 Lampiran 4 Hasil Try Out Supervisi Kepala Sekolah ....................................................... 88 Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Supervisi Kepala Sekolah ........................................... 89 Lampiran 6 Hasil Try Out Fasilitas Mengajar................................................................... 90 Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Fasilitas Mengajar ....................................................... 91 Lampiran 8 Hasil Try Out Kinerja Guru ........................................................................... 92 Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Guru ............................................................... 94 Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah ...................................... 95 Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Fasilitas Mengajar ................................................. 96 Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Kinerja Guru .......................................................... 97 Lampiran 13 Olah Tabulasi Data ..................................................................................... 100 Lampiran 14 Deskripsi Data ............................................................................................ 101 Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 102 Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ........................................................... 103 Lampiran 17 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ........................................................... 106 Lampiran 18 Regresi Linear Ganda ............................................................................... 109 Lampiran 19 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 110 Lampiran 20 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 111 Lampiran 21 Hasil Uji t.................................................................................................... 112 Lampiran 22 Hasil Uji r ................................................................................................... 114 Lampiran 23 Hasil Uji F. ................................................................................................. 115 Lampiran 24Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................................... 116 Lampiran 25Tabel Durbin Watson Test……………………………………….………....117 Lampiran 26 Tabel t ……………………………………………………………………..118 commit to user Lampiran 27 Tabel F……………………………………………………………………..119 xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 28 Tabel r …………………………………………………………………….121 Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi……………………………………………......122 Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing…………………………………………………….123 Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS..................................... 124 Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ........................................................... 125 Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ................................... 126 Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing .......................................... 127 Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................128 commit to user xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam salah satu bait lagu kebangsaan Indonesia yang berbunyi “ bangunlah jiwanya bangunlah raganya untuk Indonesia “ tersirat makna pembangunan yang mendalam yaitu pembangunan yang dimulai dari pembangunan jiwa dan sikap mental dari semua sumber daya manusia yang ada di Indonesia dan baru membangun raga yaitu pembangunan infrastruktur yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Terkait dengan pembangunan jiwa dan sikap mental dari sumber daya manusia sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ada di suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besamasama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia sempurna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan pembangunan. Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah berusaha keras meningkatkan mutu pendidikan nasional. Secara jelas pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap dunia pendidikan. Langkah kongkritnya adalah disusunnya Undang – Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.” Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terjadi disekolah, pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi dilingkungan masyarakat misalnya LPK dan kursus – kursus. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat bahwa pendidikan formal merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sampai saat ini, sekolah tetap dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan di keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Dalam proses pendidikan formal di sekolah, kegiatan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan suatu pembelajaran tentunya erat kaitanya dengan kinerja tenaga pengajar yang professional dan kompeten. Kondisi yang terlihat dalam semangat atau gairah kerja yang menghasilkan kegiatan kerja sebagai kontribusi bagi tercapainya tujuan organisasi dipengaruhi pula oleh fasilitas kerja, karena dengan fasilitas kerja yang tersedia dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Muhroji (2002:55) mengatakan bahwa "Fasilitas sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan". Dengan adanya fasilitas yang memadai disekolah mampu meningkatkan semangat kerja para guru. Menurut Mudhoffir (1992:84): commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 “Fungsi fasilitas adalah untuk menunjang dan menggalakan kegiatan program pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dalam berjalan dengan efisien. dengan fasilitas yang baik, sumber-sumber belajar seolah- olah memiliki kekuatan, semua peralatan dapat berdaya guna dan guru semakin rajin serta akan menunjukkan kinerja yang optimal dengan fasilitas yang ada.” Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi semua kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru. Sikap profesional guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Pidarta, 1996:380). Guru merupakan fasilitator bagi berjalannya kegiatan belajar mengajar disekolah. Peran seorang guru dalam mempengaruhi pemikiran dan perkembangan anak didik sangatlah besar, karena selain guru dianggap sebagai panutan, anak pada usia remaja akan banyak melakukan imitasi terhadap orang yang dianggap idola. Oleh karena itu kinerja guru sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah. Ukuran kinerja guru terlihat dari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Dengan supervisi kepala sekolah yang tepat dan fasilitas pembelajaran yang memadai sesuai dengan kebutuhan guru, maka kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik dan kinerja dari guru dapat optimal dalam peranannya sebagai fasilator kegiatan pembelajaran didalam kelas. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kinerja guru ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya yaitu, supervisi kepala sekolah dan fasilitas pembelajaran. Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 “PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas muncul berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang masalah tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang berkaitan dengan variable yang akan diteliti. Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu dikemukakan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Supervisi kepala sekolah yang kurang tepat akan mempengaruhi rendahnya kinerja seorang guru dalam menjalankan tugasnya. 2. Kurangnya kemampuan guru memanfaatkan fasilitas mengajar yang dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya kinerja seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 3. Adanya perbedaan karakter dan kepribadian pada masing-masing guru mengakibatkan masing-masing guru mempunyai cara supervisi yang berbeda-beda pula sehingga kinerjanya pun akan berbeda. 4. Kurangnya pengetahuan guru tentang penggunaan fasilitas mengajar yang baik akan mempengaruhi rendahnya kinerja dari seorang guru dalam menjalankan kegiatan pembelajaran. 5. Kurang memadainya fasilitas mengajar akan mempengaruhi rendahnya kinerja dari seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam (Iskandar, 2008: 165). Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada supervisi kepala sekolah, fasilitas mengajar dibatasi pada ruang kelas, media pembelajaran dan kelengkapan litelatur, dan kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut: 1. Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat – syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. 2. Fasilitas mengajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk kegiatan pembelajaran. 3. Kinerja guru adalah prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. D. Perumusan Masalah Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan fasilitas belajar mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan supervisi kepala sekolah, fasilitas mengajar dan kinerja guru. b. Memberi sumbangan pemikiran tentang supervisi kepala sekolah dalam memacu kinerja guru. c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu kependidikan yang berhubungan dengan masalah supervisi kepala sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. b. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang supervisor agar dapat meningkatkan kinerja guru. c. Agar kepala sekolah mempunyai acuan dalam melakukan supervisi yang berlandaskan fasilitas mengajar untuk mencapai kinerja guru yang baik. d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Supervisi Kepala Sekolah a. Pengertian Supervisi Kepala Sekolah Dalam menjalankan tugasnya sehari – hari sebagai pengajar, guru seringkali menghadapi hambatan, kesulitan dan berbagai masalah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam situasi seperti ini, seorang guru memerlukan adanya bantuan untuk memecahkan masalah – masalah tersebut. “Orang yang berperan dalam memberikan bantuan bimbingan kepada guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar, yang lebih baik itulah disebut supervisor, sedangkan pekerjaan memberi bantuan itu sendiri disebut supervisi” (Sahertian,2000:17). Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari segi istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari segi morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang berarti lihat. Jadi kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas. Memang personel yang melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi (Supervised). Maksudnya supervisor mempunyai jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang melebihi dari pada orang yang disupervisi. Untuk memperjelas pengertian supervisi, akan dikemukakan beberapa pandangan tentang supervisi dalam pendidikan. Bafadal (2003:46) mengemukakan “Secara sederhana, supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian layanan bantuan professional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas – tugas pengelolaan pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Sergiovani dan Starrat yang dikutip Mulyasa (2004;111) menyatakan bahwa “Supervision is a process commit leam to user designed to help teacher and supervisor more about their practice; to better 9 perpustakaan.uns.ac.id 10 digilib.uns.ac.id able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to make the school a more effective learning community”. Kutipan tersebut berarti bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari – hari di sekolah; agar dapat memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. Menurut Good’s Dictionary of Education yang dikutip Mulyasa (2002:155), dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut : Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan tenaga pendidik lainnya, untuk memperbaiki pengajaran; menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru – guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan – tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode – metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Sedangkan Sahertian (2000:18) mengemukakan pengertian supervisi sebagai berikut : “Supervisi usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru – guru disekolah, baik secara individual maupun kolektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan setiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern”. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat sekolah dan bukanlah kegiatan yang dilakukan hanya sekali saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang kontinyu atau berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam pengajaran sehari – hari dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengejaran. Sehingga dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kinerja guru pun akan meningkat. Sedangkan menurut Purwanto (1979) yang dikutip oleh Daryanto (2003:203), Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai lainya dalam melakkukan pekerjaan mereka secara efektif. Dari kutipan tersebut supervisi dianggap sebagai bagian yang tidak commityang to user terpisahkan dari proses administrasi bertujuan untuk mengembangkan perpustakaan.uns.ac.id 11 digilib.uns.ac.id kualitas kerja yang secara langsung dapat meingkatkan efektifitas proses mengajar. Dayanto (2006:203) menyebutkan bahwa, unsur – unsur penting yang terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) Aktivitas pembinaan yang direncanakan. Perbaikan situasi pengajaran. Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainya. Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien. Dari unsur – unsur penting di atas dapat dirangkum menjadi suatu pengertian supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan situasi sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien. Beranjak dari definisi – definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi adalah suatu upaya pemberian bantuan, rangsangan, dorongan, koordinasi secara profesional yang dilakukan oleh supervisor kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka sehingga mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Oleh karena dalam penelitian ini lebih mengacu pada supervisi pengajaran maka pemberian bantuan disini lebih ditekankan bantuan kepada guru. Dalam hal ini kepala sekolah adalah pihak yang paling berperan dalam membantu memecahkan berbagai masalah untuk mengatasi kesulitan tugas mengajar, karena kepala sekolah adalah atasan langsung yang setiap saat dapat bertemu. Bantuan ini dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan supervisi oleh kepala sekolah. Jadi yang dimaksud dengan supervisi kepala sekolah adalah upaya pemberian bantuan, motivasi dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pengajaran secara efektif. b. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam bidang supervisi, kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara commit to user terus menerus. Sumber yang diakses dari www.duniaguru.com oleh Sunyito perpustakaan.uns.ac.id 12 digilib.uns.ac.id mengemukakan bahwa “Kepala sekolah melakukan supervisi observasi terfokus terhadap beberapa guru dalam pembelajaran di kelas, hasil temuan, baik positif maupun negatif, dibahas didalam pertemuan pleno dewan guru”. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa kepala sekolah memang melaksanakan peran sebagai supervisor terhadap para guru dan hasil dari supervisi tersebut akan dibahas dalam rapat bersama dewan guru agar para guru mengetahui apa kelemahan dan kelebihannya dalam mengajar kemudian akan dicarikan solusi bersama untuk mengatasi kekurangan tersebut serta peningkatan kemajuan yang telah diperoleh. Hal ini diperkuat oleh Mulyasa (2002:158) “Meskipun demikian, tidak berarti kekurangan dan kelembahan yang ada dan kasat mata diabaikan begitu saja, melainkan perlu diungkap ke permukaan untuk dicarikan perbaikan dan jalan pemecahannya”. Kemudian ditekankan lagi “Hal ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah, perbaikan kekurangan dan peningkatan kualitas, bukan pada penemuan kekurangan dan kelamahan. Sementara aspek – aspek positif, sangat perlu diperhatikan dalam rangka pembinaan dan peningkatan kemajuan – kemajuan yang telah dicapai”. Jadi jelas sekali bahawa tujuan dari supervisi bukanlah untuk mencari kelemahan dan kesalahan saja melainkan penemuan kemajuan – kemajuan yang telah dicapai guru dalam pengajaran di kelas dan kemajuan tersebut dapat dilakukan pembinaan dan peningkatan dalam rangka perbaikan kualitas proses pengajaran”. Menurut Mulyasa (2002:111) “Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan”. Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh Surya dan Rochman (1997:332) dalam skripsi Susilowati (2007:11) disebutkan bahwa “Tugas – tugas kepala sekolah sebagai supervisor bertanggung jawab untuk mengawasi, menilai, meneliti, mengembangkan dan memperbaiki seluruh program dan kegiatan bimbingan disekolah”. Jadi sebagai supervisor, kelapa sekolah harus mengawasi dan membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran memberikan bantuan layanan dalam rangka meciptakan suasana mengajar yang kondusif. Oleh karena commit to user itu, supervisor mempunyai sejumlah tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka perpustakaan.uns.ac.id pelaksanaan supervisi. Menurut Sahertian (2000:25) tugas 13 digilib.uns.ac.id yang harus dilaksanakan dalam rangka pelasanaan supervisi mencakup : 1) Koordinator. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program pengajaran, tugas – tugas anggota staf, berbagai tugas yang berbeda – beda diantara guru – guru, 2) Konsultasi. Sebagai konsultasi, ia dapat memberikan bantuan , bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individu maupun secara kelompok, 3) Pemimpin kelompok. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf pengembangan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan professional guru –guru secara bersama. Dan juga ia dapat mengembangkan ketrampilan dan kiat – kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group), bekerja dengan kelompok (working with the group) dan bekerja melalui kelompok (working through the group), 4) Sebagai evaluator. Ia dapat membantu guru – guru dalam menilai hasil proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Purwanto (1991:119) menyebutkan bahwa: usaha – usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah sebagai berikut: 1) Membangkitkan dan merangsang guru – guru dan pegawai sekolah didalam menjalankan tugasnya masing – masing dengan sebaik – baiknya, 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat – alat perlengkapan sekolah termasuk media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses mengajar, 3) Bersama guru – guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode – metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku, 4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru – guru dan pegawai sekolah lainnya, 5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru – guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti penataran – penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing, 6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa dan instansi – instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Melengkapi pendapat diatas, Menurut pendapat Rifai yang dikutip oleh Daryanto (2006:85-86) menyebutkan bahwa untuk menjalankan tugas supervisi kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut : 1) Supervisi hendaknya bersifat konstruksif, pada yang dibimbing dan diawasi menimbulakan dorongan commit untuk to userbekerja. perpustakaan.uns.ac.id 14 digilib.uns.ac.id 2) Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (realitas, mudah dilaksanakan). 3) Supervisi harus dapat member perasaan aman pada guru-guru atau pegawai sekolah yang disupervisi. 4) Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya. 5) Supervisi harus didasarkan pada hubungan professional bukan atas dasar hubungan pribadi. 6) Supervisi harus selalu memperhatikan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai. 7) Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulakan perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai. 8) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi. 9) Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan (ingat bahwa supervisi tidak sama dengan inpeksi). 10) Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh merasa kecewa. 11) Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif dan kooperatif. Sedangkan menurut Sagala (2009:198) menjelaskan bahwa kepala sekolah dalam mengembangkan program supervisi harus melaksanakan tiga pedoman, yaitu: 1) Ilmiah, artinya kegiatan yang dikembangkan atau dilaksanakan harus benar-benar sistematis, objektif, dan menggunakan instrument atau sarana yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar. 2) Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar kerjasama antara supervisor dengan orang yang disupervisi (supervisee). 3) Konstruktif dan kreatif, artinya membina agar guru mampu mengambil inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar. Pangaribuan dkk (2005:153) Herabudin (2009:213) Menyebutkan bahwa ruang lingkup tugas supervisi di sekolah meliputi berbagai aspek kehidupan sekolah, khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar, sebagai implementasi kurikulm yang berlaku. Dengan demikian, sebagai supervisor, kepala sekolah melaksanakan langkah – langkah commit to user konkret, sebagai berikut : perpustakaan.uns.ac.id 15 digilib.uns.ac.id 1) Menyusun rencana dan kebijakan bersama, 2) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah, 3) Membantu dan mendorong agar semua bawahanya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, 4) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya, 5) Melakukan pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat dengan seluruh bawahannya, 6) Memperhatikan program kerja dan pelaksanaan program kerja yang sesuai dengan kecakapan bawahannya, 7) Meningkatkan kreatifitas dan idealism bawahannya guru kemajuaan bersama, 8) Melakukan pembinaan personal dan kelompok kerja para guru, 9) Memberikan bantuan moriel dan materiil demi kemajuan guru dan seluruh karyawannya. c. Teknik-Teknik Supervisi Agar kegiatan supervisi dapat mengena pada tujuan yang ingin dicapai, makan dalam pelaksanaanya harus menggunakan teknik – teknik supervisi yang tepat. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi menurut beberapa pakar yakni menurut Mulyasa (2002:160) “Supervisor hendaknya dapat memiliki teknik – teknik tersebut antara lain kunjungan dan observasi kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan perpustakaan professional.” Menurut Sagala (2009:210-215) teknik supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok a) Pertemuan orientasi b) Rapat guru latih c) Studi kelompok antara guru latih d) Diskusi sebagai proses kelompok e) Tukar menukar pengalaman f) Lokakarya g) Diskusi panel h) Seminar i) Simposium j) Demontrasi mengajar k) Perpustakaan jabatan l) Bulletin supervisi m) Membaca langsung n) Mengikuti kursus commit to user o) Kegiatan – kegiatan organisasi dalam jabatan perpustakaan.uns.ac.id 16 digilib.uns.ac.id p) Laboratrium kurikulum q) Perjalanan sekolah 2) Teknik individual dalam supervisi a) Kunjungan kelas b) Observasi kelas c) Percakapan pribadi d) Inter-visitasi e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar f) Menilai diri sendiri Dari pendapat mengenai berbagai teknik – teknik supervisi maka dapat di uraikan sebagai berikut : 1) Teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. a) Pertemuan orientasi bagi guru baru Yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru, akan tetapi hal ini tidak berlaku pada guru-guru baru saja melainkan ditujukan untuk seluruh staf guru. b) Rapat guru Didalam rapat guru ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan guru – guru guna membahas masalah – maslaha yang timbul pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya rapat guru ini, guru dapat dibantu baik sevara individu maupun kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan mereka, menganalisa masalah – msalah merekan kemudian mencarikan solusinya. c) Study kelompok antar guru Guru – guru yang mengajar dalam amta pelajaran yang sama bekumpul untuk mempelajari suatu masalahatau bahan pelajaran, selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. d) Diskusi sebagai proses kelompok Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama dengan adanya dikusicommit dapat berkembang ketrampilan antar guru. to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id e) Tukar menukar pengalaman Dalam hal ini guru adalah orang yang berpengalaman, maka dengan adanya pertemuan dimana guru saling tukar menukar pikiran atau pengalaman (sharing). Tujuan dari kegiatan ini adalah guru dapat saling belajar dari pengalaman temanya dalam membimbing peserta didik. f) Loka karya Dalam workshop disediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan sumber – sumber pustaka dan berbagai peralatan yang digunakan sebagai media pembelajaran sehingga guru dapat bekerja dan berlajr dalam ruangan itu. Salah satu tujuan dari loka kerya ini adalah agar guru dapat meyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang studi. g) Diskusi panel Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang dilangsungkan dihadapan sejumlah peserta. Diskusi ini ditujukan untuk memecahkan suatu masalah dimana pesertanya adalah orang – orang ahli dalam permasalahan itu. h) Seminar Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang disampaikan oleh pembicara dan diberkan kepada partisipan untuk menyanggah masalah yang dibahas oleh pembicara. i) Simposium Suatu pertemuan untuk meninjau aspek – aspek sesuatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang suatu masalah yang dilakukan di muka sejumlah pendengar. Simposium bertujuan mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek – aspek sesuatu pokok masalah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id j) 18 digilib.uns.ac.id Pelajaran contoh Suatu teknik yang bersifat kelompok dimana supervisor memberi penjelasan – penjelasan kepada guru – guru tentang mengajar yang baik. k) Perpustakaan jabatan Dalam suatu sekolah disediakan ruangan khusus untuk perpustakaan jabatan yang berisi buku – buku, majalah, brosur dan referensi lainya yang ditujukan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru. l) Bulletin supervisi Kepala sekolah selaku supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru – guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar. m) Membaca langsung Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi mengajar lainnya, maka teknik ini paling sederhana namun sulit dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing. n) Mengikuti diklat Suatu teknik yang dapat membantu guru dalam mengembangkan pengalaman profesi mengajar mereka. o) Organisasi jabatan Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam melaksanakan suatu kegiatan. p) Laboratorium kurikulum Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum. q) Perjalanan sekolah untuk anggota staff Guru mengadakan perjalanan sekolah atau berkunjung ke sekolah yang lebih maju dengan tujuan untuk belajar dari sekolah tersebut. commit to user 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Teknik individual supervisi, yaitu supervisi yang ditujukan kepada seseorang. a) Perkunjungan kelas Kunjungan yang dilakukan kepalsa sekolah kedalam kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru – guru dalam hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi. b) Observasi kelas Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujaun untuk memperoleh data yang akurat sehingga dari bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan – kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. c) Percakapan pribadi Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru. Percakapan itu berisi tentang usaha – usaha untuk memecahkan masalah pribadi yang ada hubungannya dengan tanggung jawab mengajar. d) Saling mengunjungi kelas ( inter-visitasi ) Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lain yang sedang mengajar. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk membandingkan pengalaman ketrampilan mengajar yang nantinya akan dijadikan refrensi untuk perbaikan mengajar. e) Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar Supervisor harus mempunyai kemampuan untuk menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Kegiatan menyeleksi ini dimulai dengan cara bedah kurikulum dimulai dengan menganalisa standar kompetensi dan kompetensi dasarserta materi pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam silabus mata pelajaran yang menjadi tanggun jawabnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 20 digilib.uns.ac.id f) Menilai diri sendiri Salah satu teknik individual dimana guru harus mampu menilai dirinya sendiri selama proses belajar mengajar. Menurut Pendapat Bafadal (2003:49-50) yang mengutip pendapat dari Gwynn (1996) yakni: “Teknik supervisi itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan (individual devices) dan teknik kelompok (group devices). Teknik supervisi individual adalah semua teknik yang digunakandalam memberikan supervisi terhadap guru secara perseorangan. Menurut Gwynn, teknik-teknik supervisi yang tergolong sebagai teknik supervisi individual meliputi; kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, dan penilaian diri sendiri. Teknik supervisi kelompok adalah semua teknik supervise yang digunakan dalam memberikan supervisi secara berkelompok, yaitu kepanitiaan, mengikuti kursus, laboratorium kurikulum, bacaan terpimpin, demontrasi pembelajaran, perjalan staf, kuliah, diskusi panel, perpustakaan professional, bulletin supervisi, pertemuan guru, loka karya”. Kemudian ditambah lagi oleh Mulyasa (2004:113) “ Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui kunjungan kelas, pembicaraan individual dan simulasi pembelajaran”. Dari berbagai pendapat mengenai teknik dalam supervisi pada dasarnya mempunyai kesamaan dan semuanya itu erat sekali hubungannya dalam rangka upaya pemberian bantuan terhadap guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. d. Tujuan Supervisi Kepala Sekolah Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi pembelajaran agar menjadi lebih baik. Dalam bukunya Mulyasa (2002:159-160), ada sepuluh tujuan supervisi, yaitu: 1) Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik, 2) Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara bersama – sama, 3) Membantu seluruh staff sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar, 4) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif, 5) Membantu guru secara individual, 6) Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan baik, commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 7) Menstimulir guru agar merasa bergairah dalam pekerjaanya dengan penuh rasa aman, 9) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, 10) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya. Susilowati (2007:18) mengutip pendapat Hendiyat dan Wasty (1992:40) menyatakan bahwa tujuan konkrit dari supervisi pengajaran adalah: 1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan – tujuan pendidikan, 2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid, 3) Membantu guru dalam menggunakan alat pengajaran modern, metode – metode dan sumber-sumber pengalaman belajar, 4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid – murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri, 5) Membantu guru – guru baru disekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya, 6) Membantu guru – guru agar waktu dan tenaganya tercurah sepenuhnya dalam pembinaan sekolah. Dari dasar pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi adalah sebagai berikut: 1) Membantu guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif. 2) Membantu guru dalam membimbing peserta didik. 3) Membantu guru dalam menerapkan metode dan media pengajaran dengan baik. 4) Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan baik. 5) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum agar dapat mencapai tujuan pengajaran. e. Indikator Supervisi Kepala Sekolah Berdasarkan berbagai pendapat diatas mengenai tugas kepala sekolah sebagai supervisor, teknik – teknik yang dilakukan dalam supervisi dan tujuan supervisi maka dalam penelitian ini aspek yang diteliti dari variabel supervisi kepala sekolah meliputi indikator sebagai berikut: commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Supervisi kepala sekolah : a) Perbaikan situasi pengajaran. b) Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainya. 2) Tugas kepala Sekolah Sebagai Supervisor : a) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah, b) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya, 3) Teknik – teknik Supervisi : a) Teknik supervisi yang bersifat kelompok b) Teknik individual dalam supervisi 4) Tujuan Supervisi : a) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif, b) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya. 2. Tinjauan Mengenai Fasilitas Mengajar Dalam segala aktivitas pastilah memerlukan adanya sarana prasarana yang dapat mendukung kelancaran serta mencapai hasil yang maksimal dari aktivitas tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar, yang memerlukan adanya fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Diharapkan dengan adanya fasilitas mengajar yang lengkap akan memudahkan dan memotivasi guru untuk lebih giat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. a. Pengertian Fasilitas Mengajar Fasilitas, dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu (Wikipedia). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 23 digilib.uns.ac.id Fasilitas adalah sarana dan prasarana. Menurut Bafadal (2003: 2) Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Menurut Dimyati, dkk (2009:249-250), prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorim sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan dalam belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. to user of knowledge, yakni penularan Mengajar diartikan sebagai thecommit transmission 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pengertian fasilitas dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas mengajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dalam upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. b. Aspek-Aspek Fasilitas Mengajar Fasilitas mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran, jelas bila dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika ditunjang dengan fasilitas mengajar yang memadai dan dalam hal ini akan diuraikan mengenai ruang lingkup fasilitas mengajar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana : 1) kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah, 2) kriteria minimum prasaranacommit yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, to user dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah perpustakaan.uns.ac.id 25 digilib.uns.ac.id Agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam pencarian data tentang kelengkapan fasilitas mengajar, dan lebih mudah dalam menggeneralisasikan, penulis membatasi kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari ruang kelas, media pembelajaran dan kelengkapan literatur. 1) Ruang Kelas Fungsi fasilitas untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program belajar agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan tercapai kinerja guru yang optimal. Dengan adanya ruang kelas yang baik dan sumber – sumber belajar yang lengkap akan menunjang performa dari seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, yang dimaksud dengan ruang kelas yaitu ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus. Yang memiliki ketentuan sebagai berikut : 1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. 2) Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. 3) Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik. 4) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m. 5) Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. 6) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. Dari pengertian dan ketentuan yang telah dijelaskan diatas maka ruang kelas merupaksan sarana pembelajaran yang mutlak ada dalam sekolah, ruang kelas menjadi sentral dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung disekolah. Hal ini ditegaskan oleh, Hamalik (1989:133) yang menyatakan ruang kelas merupakan salah satu unsur penunjang kegiatan pembelajaran yang efektif karena commit to user menjadi lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pembelajaran. Jika ruang kelas cukup menyenangkan maka motivasi yang mendorong kegiatan pembelajaran meningkat. Sebaliknya jika ruang kelas kurang atau tidak menyenangkan maka, kegiatan pembelajaran kurang terangsang dan hasilnya kurang maksimal. Berdasarkan pengertian ruang kelas tersebut di atas, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan apabila didukung dengan ruang kelas yang baik. Walaupun ruang kelas itu tidak secara langsung sebagai tujuan pembelajaran akan tetapi keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhinya. Apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik maka dengan sendirinya akan berpengaruh dengan prestasi dari seorang guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran. 2) Media Pembelajaran Media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium, yang berarti perantara untuk menunjukkan alat komunikasi. Media diartikan sebagai perantara aau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam PP No.19/2005, Pasal 42 Ayat 1, disebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber bahan lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. Sedangkan arti media menurut para ahli dapat dilihat jelas sebagai berikut. Menurut Arif S. Sadiman, R. Raharjo, Anung Haryono, Rahardjito (2006: 6) berpendapat bahwa “media adalah segala sesuatu yang dpat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2006: 3), mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh commit to user pengetahuan, keterampilan atau sikap”. perpustakaan.uns.ac.id 27 digilib.uns.ac.id Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2006:4) mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer”. Pendapat senada juga diutaraka oleh H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan (1998:37) mengemukakan bahwa “media belajar atau alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaiakan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (anak)”. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud alat bantu yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya media pengajaran, guru akan lebih mudah dalam memberikan informasi atau materi kepada siswa, sehingga akan tercipta kelancaran, efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 3) Kelengkapan Literatur Proses belajar mengajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kelengkapan litelatur. Yang diartikan kelengkapan litelatur antara lain buku – buku pelajaran termasuk buku pelajaran yang dimiliki guru dan tersedia di perpustakaan. Definisi buku pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 : Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Fisher yang telah menerbitkan buku pengembangan desain - desain statistik valiabel ganda (multi variate commitsebagai to user pendobrak yang dilakukan untuk statistical designs) hal tersebut dipakai 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pemecahan yang memadai terhadap persoalan – persoalan yang pelik yang merupakan ciri khas dalam dunia pendidikan Furchan (1982:61). Pendapat tersebut menjelaskan dengan adanya buku – buku dapat dipakai sebagai pedoman dan membantu memecahkan persoalan – persoalan pelik yang sesuai dengan studi yang dibahas. Tucher mendefinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media center, dengan perngertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media cetak dan noncetak termasuk di dalamnya sumber – sumber belajar pada perpustakaan yang berupa buku – buku bahan pelajaran yang sesuai. Mudhoffir (1992: 13). Hamalik (1989:130) menyatakan buku – buku dan bahan cetakan yang sesuai dengan materi pelajaran yang dikaji hendaknya digunakan sebagai media belajar secara efekyif. Media inilah yang paling dekat dengan anda relative murah dan terjangkau. Dengan adanya fasilitas buku – buku yang dimiliki guru dan buku – buku yang lengkap di perpustakaan dapat dimanfaatkan guru dalam menunjang pembelajaran yang berkualitas. Dengan adanya buku – buku yang lengkap akan sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, dapat membangkitkan minat membaca, dapat lebih memperdalam materi dari pokok bahan yang sedang diajarkan oleh guru dan secara otomatis dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar. c. Indikator Fasilitas Mengajar Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan dalam membahas tentang fasilitas mengajar adalah: 1) Fasilitas mengajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dalam upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari (a) ruang kelas, (b) media pembelajaran dan (c) kelengkapan litelatur. 3. Tinjauan Tentang Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Guru Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidak mampuan guru di dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga bermuara kepada kinerja dari seorang guru. Kalaupun sorotan tersebut mengarah kepada sisi – sisi kelemahan pada guru, hal ini tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem yang berlaku, baik sengaja maupun tidak sengaja akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi. Banyak yang menjadi pertimbangan bagaimana kinerja guru berdampak pada keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya dengan sering bergantinya kurikulum, lemahnya kontrol kepala sekolah dan sebagainya hal ini akan menjadikan beban psikologis bagi guru dan juga membuat frustrasi. Padahal indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indikator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru. Menurut Robins (1993:218) kinerja adalah sebagai fungsi dan interaksi antara kemampuan dan motivasi. Jika ada yang tidak memadai kinerja akan dipengaruhi negatif. Dijelaskan lebih lanjut dalam kinerja selain motivasi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangakan yaitu kecerdasan dan ketrampilan commit to user untuk selanjutnya dipakai untuk menjelsakan dan menilai kinerja. 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id As’ad (1998:56) mengutip pendapat Manier,(1956) bahwa kinerja adalah sebagai batasan prestasi kerja tentang kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Prestasi kerja adalah Succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan – perbuatannya. Prestasi kerja marupakan hasil yang dicapai seseorang menurut kriteria yang berlaku terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Orang yang prestasinya tinggi disebut orang yang produktif dan sebaliknya bila levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau berprestasi rendah. Lebih lanjut produktivitas atau hasil kerja dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja (Performance) dipengaruhi tiga faktor yaitu: 1) Faktor individual yang terdiri dari: a) Kemampuan dan keahlian (mental dan visik) b) Latar belakang ( keluarga, kelas sosial, pengalaman) c) Demografi (usia, ras, jenis kelamin) 2) Faktor psikologis, terdiri dari: a) Persepsi b) Antitude c) Personality d) Pembelajaran e) Motivasi 3) Faktor organisasi a) Sumber daya b) Kepemimpinan c) Penghargaan d) Struktur e) Job design Menurut (Furqon,2009:236) menyebutkan bahwa komponen yang dijadikan acuan didalam membangun budaya kerja guru adalah : 1) Komitmen 2) Kompetensi 3) Kerja keras commit to user 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4) 5) 6) 7) 8) Konsisten Kesederhanaan Kedekatan Pelayanan maksikmal Cerdas Dari beberapa keterangan - keterangan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Komitmen yaitu tekad yang mengikat dan melekat pada seseorang pendidik untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Sedangkan indikator dalam komitmen adalah; a) Memiliki ketajaman visi. b) Rasa memiliki. c) Bertanggung jawab. 2) Kompetensi yaitu kemampuan seorang pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran (mengajar dan mendidik) dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam rangka mencapai tujaun pendidikan. Dalam kompetensi teradapat beberapa indikator antara lain; a) Senantiasa mengembangkan diri. b) Ahli dibidangnya. c) Menjiwai profesinya. d) Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. 3) Kerja keras yaitu kemampuan mencurahkan atau menyelenggarakan seluruh usaha dan kesungguhan, potensi yang dimiliki sampai akhir masa suatu urusan hingga tujuan tercapai. Sedangkan indikator dalam kerja keras adalah; a) Bekerja ikhlas dan sungguh – sungguh. b) Bekerja melebihi target. c) Produktif. 4) Konsisten yaitu kemampuan melaksanakan sesuatu dengan istiqomah, ajeg, fokus, sabar dan ulet serta melakukan perbaikan yang terus menerus. Sedangkan indikator dalam konsisten adalah; a) Memiliki prinsip. b) Tekun dan rajin. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 32 digilib.uns.ac.id c) Sabar dan ulet. d) Fokus. 5) Kesederhanaan yaitu kemampuan mengaktualisasikan sesuatu secara efektif dan efisien. Sedangkan indikator dalam kesederhanaan adalah; a) Bersahaja. b) Tidak mewah. c) Tidak berlebihan. d) Tepat guna. 6) Kedekatan yaitu kemampuan berinteraksi secara dinamis dalam jalinan emosional antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan indikator dalam kedekatan adalah; a) Perhatian pada siswa. b) Learning centered c) Terjalinnya hubungan emosional yang harmonis. 7) Pelayanan maksimal yaitu kemampuan untuk membantu atau melayani atau memenuhi kebutuhanpeserta didik secara optimal. Sedangkan indikator dalam pelayanan maksimal adalah; a) Dipenuhinya standar pelayanan minimal. b) Kepuasan. c) Cepat dan tanggap. d) Pelayanan cepat. e) Proaktif. 8) Cerdas yaitu kemampuan memberikan makna atau nilai terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan sehingga hasilnya optimal (cerdas emosi dan spiritual). Sedangkan indikator dalam cerdas adalah; a) Responsif, analitis, inovatif dan solutif. b) Mewarnai berbagai aktivitas yang dilakukan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya berupa merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran dan melaksanakan hubungan antar pribadi, commit to userbagi seorang pemimpin untuk selain itu dapat dijadikan pertimbangan 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id meningkatkan produktifitas kerja dan perhitungan – perhitungan untuk mengembangkan organisasi mencapai tujuan organisasi. Kemampuan kerja seorang guru dapat ditingkatkan jika ada faktor – faktor yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun faktor ekstern dari seorang guru. Sehubungan hal ini ada teori pengaharapan (Expectancy teory) dikemukakan oleh Victor Vroom yang dikutip oleh Beck, (1990:245) menyatakan bahwa “Kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan tugasnya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan sari hasil pekerjaan tersebut”. b. Faktor – Faktor Kinerja Guru Penilaian kinerja (Performance Approisal) melainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi ditempatkan kerja pegawai (guru) menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan prestasi mereka dan penilai menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada meraka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan pegawai (Guru) untuk menyusun rencana peningkatan kinerja, Robins (1993:536). Dalam penilaian kinerja pegawai (Guru) umumnya hanya menilai hasil visi, tetapi pelasanaannya pekerjaan perlu dipertimbangkan secara keseluruhan karena menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal – hal khusus sesuai dengan bidang dan tingkatan pekerjaan yang dijabatnya. Robins (1993:514-516) menyebutkan lima faktor popular yang dapat dijadikan penilaian kinerja, yaitu: 1) Kualitas pekerjaan, meliputi ; akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan keluaran. 2) Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi. 3) Supervisi yang diperlukan, meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan. commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4) Kehadiran, meliputi : regularitas, dapat dipercaya atau diandalkan, dan ketepatan waktu. 5) Konservasi, meliputi : pencegahan, pemborosan, pemeliharaan peralatan. Mainer (1965) menjelaskan dalam As’ad (1998:56) bahwa perbedaan performance kerja antara orang yang satu dengan yang lainya dalam situasi kerja karena perbedaan karakteristik dari individu yang bersangkutan. Disamping itu, orang yang sama dapat menghasilkan performance kerja yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Kesimpulan dari uraian tersebut diatas adalah kinerja guru pada intinya, dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor – faktor individual dan faktor – faktor situasi. c. Penilaian Kinerja Guru Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan diharuskan memahami hal – hal yang bersifat konseptual dan filosofi, harus juga mengetahui hal – hal yang bersifat teknis dan mampu mengaplikasikannya. Hal – hal yang bersifat teknis antara lain kegiatan mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses yang mencakup serangkaian aktivitas guru dan murid atas dasar asumsi hubungan dialogis yang berlangsung dalam situasi edukatif. Proses belajar mengajar ini tidak hanya hubungan timbal balik penyampaian informasi atau mata pelajaran, tetapi juga menamamkan nilai sikap, moral dan perilaku dari guru kepada siswa secara professional. Professional diartikan sebagai kegiatan yang kompleks memerlukan suatu kemampuan menganalisis, mengintepretasikan dalam kaitan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anak didik Sukari (1999:50). Dalam penilaian kinerja guru yang efektif setidaknya terdapat dua syarat utama, yaitu: 1) Adanya kriteria yang dapat diukur secara obyektif. 2) Adanya obyektifitas dalam proses evaluasi. Kriteria kinerja yang dapat diukur secara obyektif untuk commit to user pengembangannya diperlukan kualifikasi – kualifikasi tertentu. Ada tiga perpustakaan.uns.ac.id 35 digilib.uns.ac.id kualifikasi dalam pengembangan kiteria kinerja dapat diukur secara obyektif, yaitu : a) Relevansi (Relevancy) Relevansi menunjukkan tingakat kesesuaian antara kriteria dengan tujuan – tujuan kinerja. Misalnya kecepatan produksi dapat menjadi ukuran kinerja yang lebih relevan dibandingkan penampilan seseorang. b) Reliabilitas (Realibility) Reliabelitas menunjukkan tingakat di mana kriteria mengahasilkan hasil yang konsisten. Ukuran-ukuran kuantitatif seperti satuan-satuan produksi dan volume penjualan mengahasilkan pengukuran yang konsisten secara reatif. Sedangkan kriteria-kriteria yang bersifatnya subyektif seperti sikap, kreatifitas dan kerja sama menghasilkan pengukuran yang tidak konsisten, tergantung siapa yang mengevaluasi dan bagamana pengukuran itu dilakukan. c) Diskriminasi (Discrimination) Driskiminasi mengukur tingkat dimana suatu kriteria kinerja dapat memperlihatikan perbedaan-perbedaan dalam kinerja. Jika nilai semuanya cenderung menunjukkan semuanya baik atau jelek berarti ukuran kinerja tidak bersifat diskriminatif, tidak membedakan kinerja di antara masingmasing karyawan. Berdasarkan dari uraian tersebut diatas ukuran kinerja guru dapat terlihat dari rasa tanggu jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatutan dari loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas maupun tugas kependidikannya diluar kelas. Sikap ini dibarengi pula oleh rasa tanggung jawab mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu guru juga sudah mempertimbangkan akan metodelogi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang dipakai, serta alat penilaian apa yang akan digunakan di dalam perlaksanaan evaluasi. Kinerja guru akan semakin optimal, manakala diintegrasikan dengan commit to sekolah, user komponen persekolahan, apakah itu kepala guru, karyawan maupun anak 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id didik, kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya. Dan berupa untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Seorang guru yang ideal menurut Usman, (1989:3) mempunyai tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi, setidaknya ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Tugas kompetensi itu adalah kompetensi personal, yaitu kemampuan yang ada pada diri guru agar dapat mengembangkan kondisi belajar sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif. Kedua kemampuan sosial yaitu kemampuan guru yang realisasinya memberi manfaat bagi masyarakat. Ketiga, kompetensi profesional adalah kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik. Kemampuan profesional yang diharapkan dari seorang tenaga kependidikan menurut Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (P3G) yang dikutip Samana, (1994:123), terdapat 10 kompetensi guru di Indonesia, yakni : 1) Menguasai bahan pengajaran, 2) Mengelola program pembelajaran, 3) Mengelola kelas, 4) Menggunakan media dan sumber belajar, 5) Menguasai landasan pendidikan, 6) Mengelola interaksi belajar mengajar, 7) Menilai prestasi belajar, 8) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan, 9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan 10) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Menurut (Furqon,2009:239) menyebutkan bahwa kinerja pendidik yang diharapkan dapat berpegang pada prinsip – prinsip sebagai berikut ; 1) Senantiasan memegang komitmen dengan sungguh – sungguh dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan. 2) Senantiasa menjunjung tinggi martabat dan profesi guru. 3) Senantiasa melakukan yang terbaik dalam mengembangkan potensi peserta didik. 4) Senantiasa bekarja keras dengan penuh pengabdian. Sedangkan khusus dalam praktek mengajar menurut Pusat Pembinaan commit to usermenjelaskan bahwa kinerja yang Widyaiswara yang dikutip Sukari (1999:50) perpustakaan.uns.ac.id 37 digilib.uns.ac.id memuaskan menunjukkan : 1) Penguasaan materi, 2) Ketepatan waktu dalam penyajian, 3) Sistematika penyajian, 4) Penggunaan metode mengajar dan alat bantu, 5) Daya simpatik gaya dan sikap, 6) Penggunaan bahasa, 7) Pemberian motivasi belajar kepada pelajar, 8) Pencapaian tujuan intruksional, 9) Komprehensif dan wawasan, 10) Kerapian. Kesepuluh kriteria guru tersebut diatas sangat sesuai dengan peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan. Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar, berikut uraian pengertian istilah tersebut : 1) Peranan guru yaitu serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan. 2) Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. 3) Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. 4) Proses yaitu interaksi semua komponen yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. 5) Belajar yaitu sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. 6) Mengajar yaitu suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Peristiwa belajar mengajar banyak mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua ini akan menimbulkan tantangan bagi guru untuk senantiasa meningkatkan tugas, peranan dan kompetensinya. Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini semestinya commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataan masih terdapat dilakukan orang diluar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik artinya meneruskan dan mengambangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengambangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa, sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola bagi siswanya. Palajaran apa pun yang diberikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik. Maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menatik. Pelajaran tidak akan diserap sehingga mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan oleh guru itu. Terkait dengan uraian tersebut tugas dan kegiatan pokok guru adalah melaksankan pengajaran. Tugas ini dapat dicapai dengan baik apabila seseorang guru mengetahui secara jelas maksaud dan tujuan pengajaran yang akan dilaksanakan, serta mengelola pengajaran itu sebaik mungkin. Pengelolaan pengajaran yang menjadi tugas guru meliputi ; 1) Menyusun rencana program pengajaran, 2) Menyajikan dan melaksanakan program pengajaran, 3) Melakukan evaluasi belajar, 4) Melakukan analisis hasil evalusi belajar, dan 5) Menyusun program perbaikan Sukari (1999:51). Gagne dan Berliner yang dikutip Bafadal, (1992:26) menjelaskan ada tiga fase pengajaran, yaitu 1) fase sebelum pengajaran, 2) fase saat pengajaran, 3) fase sesudah pengajaran. Tugas guru sebelum mengajar adalah bagaimana merencanakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah bagamana menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan dan mengadakan perbaikan. Ketiga tugas besar ini saling berhubungan dalam mencapai efektivitas dan efisiensi pengajaran. commit to user 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tugas pertama, merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama guru sebagai pengajar. Merencanakan pengajaran berarti merencanakan suatu sistem pengajaran. Sistem pengajaran merupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga tugas merencanakan pengajaran bukanlah tugas yang mudah bagi seorang guru, karena guru dituntut memiliki kemampuan berfikir yang tinggi untuk memecahkan masalah pengajaran. Lebih dari itu, guru juga dituntut memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur pengajaran dan menghubungkan satu sama lainnya. Tugas guru di bidang pengajaran sama dengan dan relevan dengan langkah-langkah dalam proses perencanaan pengajaran. Dick dan Carey, (1985:3) menjelaskan bahwa komponen-komponen dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan yaitu: 1) Melakukan identifikasi Tujuan Instruksional Umum, 2) Melakukan analisis instruksional, 3) Melakukan identifikasi perilaku dan karekteristik awal siswa, 4) Menulis tujuan kinerja, 5) Melakukan revisi kegiatan instruksional, 6) Mengembangkan butir tes acuan patokan, 7) Mengembangkan strategi intruksional, 8) Mengambangkan dan memilih bahan instruksional, 9) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, 10) Mendisain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tugas kedua adalah mengajar atau mengimplementasikan rencana pengajaran yang dibuat. Tugas ini merujuk bagamana seseorang guru menciptakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Tugas ini mencakup, menyampaikan tujuan pengajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode-metode serta alat-alat tertentu sesuai dengan rencana, menilai keberhasilan belajar murid, memotivasi, membantu masalah belajar murid. Thomas Green dalam Bafadal, (1992:31) mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas pengajaran menjadi tiga kelompok, yaitu : 1) Aktivitas logis, 2) Aktivitas strategis, 3) aktivitas intruksional. Aktivitas logis pengajaran adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan pemikiran menyimpulkan, dalam merangkum melakukan pengajaran, seperti menjelaskan, dan mendemontrasikan. Aktivitas strategis to user pada perencanaan atau strategi pengajaran adalah segala aktivitascommit yang mengacu 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dalam pengajaran, seperti memotivasi, bimbingan, pendisiplinan dan bertanya. Sedangkan aktivitas instruksional pengajaran adalah segala aktivitas yang merupakan bagian dari pengorganisasian kerja guru oleh institusi sekolah. Aktivitas-aktivitas ini meliputi pengumpulan dana, pengarsipan laporan, memonitor murid, dan konsultasi dengan orang tua murid. Tugas kegita guru adalah menilai pengajaran. Tugas ini merujuk bagamana guru menilai keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dikelolanya. Tugas menilai pengajaran adalah menilai dibagian-bagian yang tidak berjalan sebagamana mestinya. Tuntutan seorang guru selain seperti uraian diatas, hendaknya guru dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan penyuluhan kepada siswa serta membantu memecahkan masalah-masalah mereka, aspek ini tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut pengambangan kepribadian dan nilai-nilai para siswa. Hal ini tentunya tidak efektif apabila tanpa dukungan perilaku yang menyebabkan timbulnya proses belajar bagi siswa, hal ini dimaksudkan agar para guru dituntut untuk mengembangkan hubungan pribadi. d. Indikator Kinerja Guru Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunanakan dalam membahas tentang kinerja guru adalah: a) Komitmen. (1) Memiliki ketajaman visi. (2) Bertanggung jawab. b) Kompetensi. (1) Senantiasa mengembangkan diri. (2) Memiliki kompetensi pedagogik, professional. c) Kerja keras. (1) Bekerja ikhlas dan sungguh – sungguh. (2) Produktif. commit to user kepribadian, sosial, dan 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id d) Konsisten. (1) Memiliki prinsip. (2) Fokus. e) Kesederhanaan. (1) Bersahaja. (2) Tepat guna. f) Kedekatan. (1) Perhatian pada siswa. (2) Terjalinnya hubungan emosional yang harmonis. g) Pelayanan maksikmal. (1) Dipenuhinya standar pelayanan minimal. (2) Cepat dan tanggap. h) Cerdas. (1)Responsif, analitis, inovatif dan solutif. (2)Mewarnai berbagai aktivitas yang dilakukan. B. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Arif (2003), tentang Kontribusi Pengetahuan Tentang Kepemimpinan Pendidikan Dan Presepsi Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Efektifitas Mengajar. Jakarta: IKIP dengan Menggunakan Pendekatan Statistik Regresi (sederhana/ganda) serta Korelasi (sederhana/ganda), hasil analisa adalah korelasi positif antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan efektivitas mengajar ( R = 0,58 dan R2=0,34), persepsi mengenai supervisi kepala sekolah dan efektivitas mengajar ( R = 0,74 dan R2 = 0,55) dan pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi supervisi kepala sekolah dengan efektivitas mengajar (R = 0,80 dan R2 = 0.64). Sehingga pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah berpengaruh positif terhadap mengajar efektivitas. Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada supervisi kepala sekolah dan efektivitas commit mengajar to user guru sedangkan perbedaannya 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pada pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan, dan lokasi penelitian yang berbeda, sehingga penelitian ini pada posisi mengembangkan jika dikaitkan dengan penelitian sebelumnya. Untuk itu, penelitian ini masih layak dilaksanakan. Farid (2001), dalam penelitiannya tentang Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Medan : UISU. Mengingat penelitian ini menggunakan teknik korelasi dan regresi. Hasil analisis menyebutkan, metode mengajar dosen merupakan variabel yang memberikan sumbangan terbesar, yaitu 10,748%, sedangkan keterampilan belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar hanya memberikan pengaruh sebesar 3,274%, 2,262% dan 3,345%. Sedangkan 80,4% lagi merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitian ini. Persamaannya sarana belajar atau sarana pendidikan dan metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti, sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu metode mengajar, keterampilan belajar, lingkungan belajar. Jadi penelitian ini layak untuk dilaksanakan. Suharningsih (2010), Optimalisasi Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunkan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja guru sekolah dasar dalam melaksanakan proses pembelajaran awali dengan penyusunan rencana pembelajaran dan diakhiri dengan pelaksanaan pembelajaran sebagai implementasi rancana pembelajaran. 2) kesuksesan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran merupakan keberhasilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondisi lingkungan sekolah. Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada kinerja guru dan supervisi kepala sekolah sedangkan perbedaannya pada, metode penelitian, dan lokasi penelitian yang berbeda, sehingga penelitian ini pada posisi mengembangkan jika dikaitkan dengan penelitian sebelumnya. Untuk itu, penelitian ini masih layak dilaksanakan. commit to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual variabel – variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori – teori yang berhubungan dengan variabel yang ingin diteliti. 1. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Seorang kepala sekolah yang ingin mendapatkan kinerja guru yang baik hendaknya dapat mengembangkan kegiatan supervisi yang baik, karena dengan itu seorang guru akan lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik sebagai seorang pendidik maupun sebagai pegawai administratif. Dengan supervisi yang tepat dari seorang kepala sekolah maka kinerja guru dalam melaksankan tanggung jawabnya akan meningkat. Jadi supervisi yang diterapkan kepala sekolah akan berpengaruh pada kinerja guru yang akan dicapai. 2. Pengaruh Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru. Fasilitas mengajar merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan fasilitas mengajar yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan, maka secara otomatis guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Logikanya semakin lengkap fasilitas mengajar guru maka semakin tinggi pula motivasi seorang guru untuk melaksanakan pembelajaran dikelas. Jadi jelas bahwa fasilitas mengajar turut mempengaruhi kinerja guru. 3. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru. Keberhasilan untuk mencapai kinerja guru yang baik merupakan harapan semua pihak, namun demikian dengan melihat kondisi individu guru yang berbeda-beda maka kinerja yang ditunjukkan akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan supervisi kepala sekolah yang baik maka guru commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya menuju tercapainya kinerja guru yang optimal. Selain supervisi kepala sekolah, kinerja guru juga di pengaruhi oleh fasilitas mengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Fasilitas mengajar harus tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga diharapkan mempermudah guru dalam melakukan pembelajaran dikelas. Selanjutnya hal ini akan mempermudah guru dalam memberikan materi yang di ajarkan kepada siswa, yang akhirnya akan meningkatkan motivasi guru dalam mencapai kinerja yang optimal. Supervisi Kepala Sekolah Kepala Sekolah Guru Kinerja Guru Fasilitas Mengajar Gambar 1 : Kerangka Berpikir D. Pengajuan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung – hubungkan sejumlah bukti empiris. Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir, dapat disusun hipotesis sebagai berikut : commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. 2. Diduga ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. 3. Diduga ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menentukan metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang diinginkan. Menurut Muhajir (2000:3), “metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan metode yang digunakan”. Sedangkan menurut Sutopo (2002:5) mengemukakan “Metodologi penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila dipikirkan secara para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan”. Dari pengertian metodologi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian untuk tujuan penelitian. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Alasan peneliti memilih mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah : a. Tersedia data yang dibutuhkan. b. Terdapat masalah yang diteliti. c. Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Januari commit to user 2011 sampai bulan Juni 2011. Adapun jenis kegiatan yang di lakukan terbagi 46 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjadi dua tahap, yakni persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap persiapan penelitan meliputi pengajuan masalah sampai penyusunan angket. Sedangkan tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. (Lampiran 29) B. Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi Sebuah penelitian akan memerlukan obyek yang akan diteliti, sehingga di dalam penelitian tidak terlepas dari adanya populasi. Populasi merupakan obyek yang akan dikenai hasil penelitian. Sebelum menetapkan populasi, yang perlu diketahui adalah pengertian dari populasi. Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun dalam Iskandar (2008: 68) ”adalah jumlah keseluruhan dari unit – unit analisis yang memilki ciri – ciri yang akan di duga”. Populasi menurut Zuriah (2005) ”adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh guru yang ada di SMA Negeri 2 Sukohajo tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 73 orang guru. Jadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 73 orang. 2. Sampel Menurut Iskandar (2008: 69) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representative atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”. Sedangkan Arikunto (2006 : 131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sugiyono (2005:91) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan pernyataan tersebut penulis menyimpulkan sampel adalah kelompok kecil yang merupakan wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya harus sama dengan karakteristik populasi. Sampel inilah yang nanti akan diteliti. Sehubungan dengan pengambilan sampel representatif seperti yang dikemukakan oleh Surachmad (2004: 100) : commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Untuk pedoman umum saja populasi dikatakan bahwa bila populasi cukup homogeny terhadap populasi dibawah 100, maka dapat dipergunakan sampel sebesar sebesar 50%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah dibawah 100 yaitu 73 orang guru. Berdasarkan pendapat diatas dan dengan pertimbangan jumlah populasi yang diambil untuk diteliti jumlahnya dibawah seratus, maka peneliti mengambil tindakan untuk mengambil 55% dari semua guru yang ada di SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 73 orang guru, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 55% X 73 = 40 orang guru. 3. Teknik Pengambilan Sampel Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”. Ada beberapa teknik pengambilan sampel, tapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling acak (random sampling) Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001: 75) yang menyatakan “Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersamasama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Selanjutnya cara-cara yang digunakan untuk random sampling dapat dilakukan dengan: a. Cara undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian jika cara ini dilakukan terhadap semua individu dalam populasi maka teknik ini disebut unsestricted random sampling/random sampling tak bersyarat akan tetapi sangat sulit untuk melakukan cara ini jika jumlah subyek dalam populasi sangat banyak/ jika kita belum mengetahui secara pasti semua individu dalam polulasi. b. Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke bawah. Ini dilakukan dengan mengambil meraka yang bernomor kelipatan commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ganjil genap, nomor kelipatan angka tiga dan sebagainya tergantung ketentuan yang dibuat oleh peneliti. c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random : Tabel bilangan ini pada umumnya terdapat pada buku-buku statistik. Cara ini banyak digunakan oleh para peneliti. Hal ini karena selain prosedurnya sangat sederhana, kemungkinan penyelewengan juga dapat dihindari. Randomisasi dapat dikenakan pada subyek/individu dalam populasi. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya. Karena itu dalam pengambilan sampel harus mengikuti teknik-teknik yang ditentukan. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling dengan cara undian yang artinya dari 73 guru akan diambil sejumlah 40 guru sebagai sampel secara acak, sehingga setiap guru mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan, tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat penulis uraikan tentang angket atau kuesioner. 1. Metode Angket atau Kuesioner a. Pengertian Angket Arikunto (2006:151) menyatakan “angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan Hasan (2003:82) menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu commit to pertanyaan user masalah dengan jalan mengedarkan kepada responden untuk perpustakaan.uns.ac.id 50 digilib.uns.ac.id mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis. b. Jenis-Jenis Angket Menurut Arikunto (2006:152) mengemukakan bahwa angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan, yaitu: 1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada: a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada: a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. 3) Dipandang dari bentuknya, maka ada: a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai. d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan rating-scale (skala bertingkat). Alasannya dapat memberikan beberapa alternative jawaban kepada responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapatnya. c. Alasan Penggunaan Angket Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto ( 2006: 153) yaitu: 1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti 2) Dapat dibagikan secara commit serentaktokepada user banyak responden 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. d. Langkah-Langkah Menyusun Angket Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a) Menetapkan tujuan pembuatan angket Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang Lingkungan Fisik dan Pengawasan dihubungkan dengan efektivitas kerja pegawai. b) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel-variabel serta indikator-indikator yang perlu di identifikasi dan diukur. c) Menyusun petunjuk pengisian angket. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat atau rating-scale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert. Menurut Sugiyono (2001: 87) mengemukakan bentuk skala likert dengan kategori penelitian sebagai berikut: 1) Sangat setuju 2) Setuju commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Ragu-ragu 4) Tidak setuju 5) Sangat tidak setuju Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 241) sebagai berikut: Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif, karena responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal). Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak setuju”. Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4 alternatif jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat berupa kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai berikut: 1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban. 2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternative jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom jawaban yang dipilih. 3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju (SS) nilai = 4 Jawaban setuju (S) nilai = 3 Jawaban tidak setuju (ST) nilai = 2 Jawaban sangat tidak setuju (STS) nilai = 1 4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai berikut: Jawaban sangat setuju (SS)commit to user nilai = 1 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Jawaban setuju (S) nilai = 2 Jawaban tidak setuju (ST) nilai = 3 Jawaban sangat tidak setuju (STS) nilai = 4 d) Membuat surat pengantar e) Mengadakan uji coba (try out) Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut. Uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo sebanyak 10 orang guru, diluar sample yang telah dipilih. Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out digunakan alat ukur sebagai berikut 1) Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan formula korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 170) sebagai berikut: rxy N XY ( X )( Y ) N X 2 X N Y 2 Y 2 Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y X : jumah skor-skor X Y : jumlah skor-skor Y N : jumlah responden commit to user 2 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid. 2) Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data. penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut: 2 k b r11 1 2 k 1 t Keterangan: r11 = Reabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b 2 t2 = Jumlah varians butir = Varians total Hasil r11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut reliabel. f) Revisi angket Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi. g) Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket. commit to user 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id h) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan sudah menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis. D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti Iskandar (2008:61). Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini: 1. Variabel bebas atau independent variable adalah cara belajar siswa (X1) dan gaya mrngajar guru (X2) 2. Variabel terikat dependent variable adalah prestasi belajar siswa (Y). 3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk medeskripsikan atau menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang. commit to user 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28). b. Uji Linearitas Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y yang bisa dilakukan, sebagai berikut : 1) Plot antara residu (e) versus Y-topi Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram (diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa hubungan antara variabal X dan Y adalah linier. 2) Plot antara variabel X versus Y Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini telah terpenuhi. 3) Plot antara residu versus X Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah terpenuhi. (Siswandari, 2008:35) c. Multikolinearitas Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga commit to user sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson) dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: d = Nilai Durbin – Watson = Jumlah kuadrat sisa (Gujarati, 2003). Pada penelitian ini dilakukan uji autokorelasi dengan melihat nilai Durbin – Watson pada tabel model summary. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17. Menurut Singgih Santoso (2010: 215) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1) Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. commit to user 58 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis I dan II Pengujian hipotesis I dan II dilakukan dengan menggunakan uji r. Penggunaan Uji r adalah untuk menguji secara parsial masing-masing variabel dan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2007: 184-185) langkah-langkah dari uji r adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis Ho : =0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : ≠0 Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Tingkat signifikasi ( ) = 5% 3) Rumus uji r rxy N XY ( X )( Y ) N X 2 X 2 N Y 2 Y 2 Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y X : jumah skor-skor X Y : jumlah skor-skor Y N : jumlah responden (Suharsimi Arikunto,2006: 275) 4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila rhitung rtabel atau nilai probabilitas 0,05. Uji r dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan to user correlation. Jika nilai pearson melihat tabel correlations pada commit nilai pearson 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id correlation (rhitung) > rtabel dengan nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika nilai pearson correlation (rhitung) < rtabel dengan nilai probabilitas > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel adalah dengan menginterpretasi terhadap nilai r. Menurut Sugiyono (2007: 184) interpretasi tersebut adalah sebagi berikut: Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Kuat Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Kuat Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Sedang Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah Untuk mengahasilkan suatu data penelitian yang akurat dalam penelitian ini penulis menambahkan uji t sebagai uji pembanding terhadap hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji r sehingga diharapkan akan mendapatkan suatu hasil pengujian yang valid dan akurat. b. Analisis Regresi Linear Ganda Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut: Yab X 1 1 b2 X 2 Di mana : Y a b1, b2 X1, X2 = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2….. = 0) = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan) = Variabel independen (Duwi Priyatno, 2010:61) commit to user 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Uji Hipotesis III Pengujian hipotesis III akan dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. (Duwi Priyatno, 2010: 67) Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut : 1) Hipotesis Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0 Berarti ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Tingkat signifikasi ( ) = 5 % ; F tabel ( k-1;n-k ) 3) Rumus uji F Keterangan: R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah observasi k = Jumlah variabel 4) Kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung Ftabel atau nilai probabilitas 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima apabila probabilitas 0,05. commit to user Fhitung Ftabel atau nilai 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan melihat tabel ANOVA dalam kolom nilai F, jika Fhitung Ftabel dengan nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika Fhitung < Ftabel dengan nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. d. Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium ( Y ) Sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y. 1) Menghitung sumbangan relatif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus. X1= X2 2) b1 x1 y x100% JK ( REG ) b2 x2 y x100% JK ( REG ) Menghitung sumbangan efektif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus. Untuk X 1 SE % X 1 = SR % X 1 x R 2 Untuk X 2 SE % X 2 = SR % X 2 x R 2 Keterangan R 2 = SE adalah sumbangan efektif garis regresi. ( Sutrisno Hadi, 2002 : 44-45 ) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011” terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Supervisi kepala sekolah, sebagai variabel bebas pertama (X1) 2. Fasilitas mengajar, sebagai variabel bebas kedua (X2) 3. Kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y) Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 7 item soal yang tidak valid, yaitu: 2 item dari variabel supervisi kepala sekolah (Lampiran 4), 2 item dari variabel fasilitas mengajar (Lampiran 6), dan 3 item dari variabel kinerja guru (Lampiran 8). Ketujuh item tersebut tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 49 digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses tabulasi data supervisi kepala sekolah sebagai variabel X1 dan fasilitas mengajar sebagai variabel X2 serta prestasi belajar siswa sebagai variabel Y, maka peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Statistik Descriptive Statistics N Minimum Supervisi Kepala Sekolah 40 Fasilitas Mengajar 40 Kinerja Guru 40 Maximum Mean Std. Deviation 31 47 37.93 4.141 10 21 16.22 2.878 76 98 84.68 5.516 commit to user Sumber: data primer yang diolah (2011) 62 63 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 guru. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor variabel supervisi kepala sekolah diperoleh skor minimum 31, skor maksimum 47, rata-rata 37,93 dan standar deviasi 4,141. Variabel fasilitas mengajar diperoleh skor minimum 10, skor maksimum 21, rata-rata 16,22 dan standar deviasi 2,878. Variabel kinerja guru diperoleh skor minimum 76, skor maksimum 98, rata-rata 84,68 dan standar deviasi 5,516. ( Lampiran 14 ) B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Supervisi Kepala Sekolah N Fasilitas Mengajar Kinerja Guru 40 40 40 Mean 37.93 16.23 84.68 Std. Deviation 4.141 2.878 5.516 Absolute .129 .119 .149 Positive .129 .079 .149 Negative -.065 -.119 -.059 Kolmogorov-Smirnov Z .816 .752 .940 Asymp. Sig. (2-tailed) .519 .624 .339 Normal Parameters a,,b Most Extreme Differences a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. commit to user Sumber: data primer yang diolah (2011) 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Berdasarkan tebel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov untuk masing-masing variabel adalah 0,519 (X1); 0,624 (X2) dan 0,339 (Y). Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas. ( Lampiran 15 ) 2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y) Sumber: data primer yang diolah (2011) Gambar 2. Plot Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y) Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa plot variabel X1 dengan Y menggambarkan garis lurus dengan data menyebar mengikuti garis tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi commit to user linieritas. 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Variabel Fasilitas Mengajar (X2) dengan Kinerja Guru (Y) Sumber: data primer yang diolah (2011) Gambar 3. Plot Fasilitas Mengajar (X2) dengan Kinerja Guru (Y) Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa plot variabel X2 dengan Y menggambarkan garis lurus dengan data menyebar mengikuti garis tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas. ( Lampiran 16 ) 3. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: commit to user 66 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4. Coefficients Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) Supervisi Kepala Sekolah .456 2.191 Fasilitas Mengajar .456 2.191 a. Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF kedua variabel bebas kurang dari 5. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas. ( Lampiran 19 ) 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5. Model Summary Model Std. Eror of the Estimate 1 Nilai Durbin-Watson 3.536 1.912 Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka DurbinWatson sebesar 1.912. Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1.912< 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi. ( Lampiran 20 ) C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis. commit to user 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Uji r Uji r digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. a. Hipotesis Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat b. Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 c. Nilai Probabilitas Tabel 6. Pearson Correlations Correlations Kinerja Guru Supervisi Kepala Sekolah Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Fasilitas Mengajar Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kinerja Guru Pearson Correlation .746** .000 40 .706** .000 40 1 Sig. (2-tailed) N 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan tabel Pearson Correlations di atas bisa dilihat bahwa: 1) Nilai probabilitas supervisi kepala sekolah (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel supervisi kepala sekolah (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 ) 2) Nilai probabilitas fasilitas mengajar (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas commit to user ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh 68 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas mengajar (X2 ) terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 ) 2. Analisis Regresi Ganda Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut: Tabel 7. Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 49.056 5.299 Supervisi Kepala Sekolah .660 .202 Fasilitas Mengajar .652 .291 (Constant) Std. Error Standardized Coefficients Beta t Sig. 9.257 .000 .495 3.261 .002 .340 2.240 .031 a. Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 49,056 + 0,660 X1 + 0,652 X2 Keterangan Y : Kinerja Guru X1 : Supervisi Kepala Sekolah X2 : Fasilitas Mengajar Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Konstanta / intersep sebesar 49,056 secara matematis menyatakan bahwa jika nilai variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol maka nilai Y adalah 49,056. Damodar Gujarati (2006) mengatakan bahwa nilai intersep tidak selalu berarti karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol sebagai salah satu nilai yang diamati. ( Lampiran 19 ) b. Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,660 artinya supervisi kepala sekolah mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel commit to user kinerja guru. Sedangkan koefisien 0,660 berarti bahwa peningkatan satu unit 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id variabel supervisi kepala sekolah dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan kinerja guru sebesar 0,660 unit. ( Lampiran 19 ) c. Koefisien regresi variabel fasilitas mengajar (X2) sebesar 0,652 artinya fasilitas mengajar mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja guru. Sedangkan koefisien 0,652 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel fasilitas mengajar dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan kenaikan kinerja guru sebesar 0,652 unit. ( Lampiran 19 ) 3. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. a. Hipotesis Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar secara bersama-sama terhadap kinerja guru Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar secara bersama-sama terhadap kinerja guru Kriteria Pengujian Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 b. Nilai Probabilitas Tabel 8. ANOVA b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 724.047 2 362.024 Residual 462.728 37 12.506 1186.775 39 Total F 28.948 Sig. .000 a Sumber: data primer yang diolah (2011) Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai probabilitas dalam kolom Sig. adalah 0,000; dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat commit to user 70 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel supervisi kepala sekolah (X1) dan fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y). ( Lampiran 23 ) 4. Sumbangan Relatif (SR) dan Efektif (SE) Sumbangan relatif dan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing varibel bebas terhadap variabel terikat. a. Sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y 1) SR1 = = a x1Y JK Reg 85217 ,22 121332 ,15 = 0,702 x 100% = 70,2 % Sehingga besarnya sumbangan relatif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah 70,2 %. ( Lampiran 24 ) 2) SR2 = = a x2Y JK Reg 36114 ,93 121332 ,15 = 0,298 x 100% = 29,8 % Sehingga besarnya sumbangan relatif fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah 29,8 %. ( Lampiran 24 ) b. Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y 1) SE1 = SR1 x R2 = 70,2 x 0,725 = 50,9 % Sehingga besarnya sumbangan efektif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah 50,9 %. ( Lampiran 24 ) 2) SE2 = SR2 x R2 = 29,8 x 0,725 = 21,6 % commit to user 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sehingga besarnya sumbangan efektif fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah 21,6 %. ( Lampiran 24 ) 5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Dari pengujian hipotesis I menggukan uji r diketahui nilai probabilitas supervisi kepala sekolah (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel supervisi kepala sekolah (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 ) Sedangkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh nilai thitung variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 3,261 dan ttabel sebesar 1,685 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat diterima. Dari kedua pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kedua pengujian tersebut mempunyai hasil yang sama. Dengan menggunakan uji r maupun uji t yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. b. Dari pengujian hipotesis II menggukan uji r diketahui nilai probabilitas fasilitas mengajar (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas mengajar (X2 ) terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 ) Sedangkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh nilai thitung variabel fasilitas mengajar guru (X2) sebesar 2,240 dan ttabel sebesar commit user 1,685 dengan taraf signifikansi 0,05tosehingga dapat dikatakan bahwa nilai 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat diterima. ( Lampiran 21 ) Dari kedua pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kedua pengujian tersebut mempunyai hasil yang sama. Dengan menggunakan uji r maupun uji t yaitu terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung sebesar 28,948 dan Ftabel sebesar 3,252 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat diterima. ( Lampiran 23 ) D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Peningkatan supervisi kepala sekolah akan menyebabkan peningkatan kinerja guru. Sebaliknya menurunnya supervisi kepala sekolah akan menyebabkan penurunan kinerja guru. Supervisi kepala sekolah, tugas kepala sekolah sebagai supervisor, teknik-teknik dalam supervisi serta tujuan dari supervisi berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Peningkatan fasilitas mengajar akan menyebabkan peningkatan kinerja guru. Sebaliknya menurunnya fasilitas mengajar akan menyebabkan penurunan kinerja guru. Sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan belajar mengajar serta kelengkapan fasilitas mengajar berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji r diperoleh nilai probabilitas kedua variabel bebas adalah sebesar 0,000; karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan demikian hipotesis ke pertama dan kedua penelitian yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima atau terbukti kebenarannya. 2. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji r diperoleh nilai probabilitas kedua variabel bebas adalah sebesar 0,000; karena nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan demikian hipotesis ke pertama dan kedua penelitian yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima atau terbukti kebenarannya. 3. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga hipotesis ketiga penelitian yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah (X1) dan fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima atau terbukti kebenarannya. B. Implikasi Implikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti commit to user lain untuk memperbaiki atau menyempurnakan penelitian ini maupun 73 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mengkaji dan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan kinerja guru dan faktor yang mempengaruhinya. 2. Hasil penelitian ini dapat juga dikembangkan oleh peneliti lain untuk menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti dengan analisis yang lainnya. Misalnya dengan analisis pet, sehingga dapat dibandingkan hasilnya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan. 3. Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada guru dan kepala sekolah bahwa pemberian bantuan, motivasi dan pembinaan atau sering disebut dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah membawa dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Supervisi kepala sekolah ini meliputi perbaikan situasi pengajaran, pengefektifan peran guru, pemberian contoh mengajar yang baik kepada guru, melibatkan partisipasi seluruh guru serta membantu guru dalam meningkatkan cara mengajar yang efektif. Untuk itu kepala sekolah hendaknya mengoptimalkan tugasnya sebagai supervisor. 4. Sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, kelengkapan fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran, media pembelajaran serta kelengkapan literatur yang bisa digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa membawa dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Untuk itu sekolah hendaknya mengoptimalkan fasilitas pembelajaran untuk memaximalkan kinerja guru. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti kemukakan di atas, maka peneliti mengajukan saran kepada kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo, sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk variabel supervisi kepala sekolah, item yang paling rendah adalah observasi kelas yang dilakukan kepala sekolah ketika guru sedang mengajar. Maka dari itu hendaknya kepala sekolah melakukan observasi kelas ketika guru sedang commit to userbisa dipantau. Hal ini berdasarkan mengajar sehingga kinerja dalam mengajar 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 2 dengan nilai 89 ( Lampiran 10) b. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk variabel supervisi kepala sekolah, item yang paling rendah adalah melibatkan partisipasi seluruh guru dan staf sekolah. Maka dari itu hendaknya kepala sekolah melibatkan partisipasi seluruh guru dan staf sekolah terutama dalam pengambilan keputusan agar dilakukan atas dasar musyawarah mufakat dengan seluruh bawahannya. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 5 dengan nilai 81. ( Lampiran 10) c. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk variabel fasilitas mengajar, item yang paling rendah adalah kemampuan guru dalam menggunakan berbagai media pembelajaran yang disediakan sekolah. Maka dari itu hendaknya kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk seluruh guru dalam menggunakan berbagai fasilitas pembelajaran yang disediakan di sekolah, misalnya: pelatihan membuat power poin, pelatihan penggunaan LCD, pelatihan tehnik mengajar dll. Hal ini dimaksudkan agar guru bisa mengoptimalkan penggunaan fasilitas pembelajaran tersebut. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan nilai 93. ( Lampiran 11) d. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk variabel fasilitas mengajar, item yang paling rendah adalah penyediaan berbagai jurnal pendidikan guna menunjang kinerja guru dalam mengajar. Maka dari itu hendaknya kepala sekolah menyediakan berbagai jurnal yang bisa digunakan oleh guru sebagai literatur dalam mengajar. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 23 dengan nilai 94. ( Lampiran 11) commit to user