pengaruh supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS
MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU
DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
JANAR TETA
K7407188
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS
MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU
DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
JANAR TETA
K7407188
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit
to user
2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Janar Teta. PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN
FASILITAS MENGAJAR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI
2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni
2011.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011; (3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap fasilitas mengajar terhadap
kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMA
Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, sebanyak 40 guru
atau 55% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan metode angket. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan garis linier
ganda Y = 49,056 + 0,660 X1 + 0,652 X2
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh
positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA
Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan
harga thitung > ttabel atau 3,261 > 1,685 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada
pengaruh positif yang signifikan antara fasilitas mengajar guru terhadap kinerja
guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau 2,240 > 1,685 pada taraf signifikansi
5%. (3) Ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan
fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelajaran 2010/2011.Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel atau 28,948 > 3,252
pada taraf signifikansi 5%.
Sumbangan relatif supervisi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y)
sebesar 70,2% dan sumbangan relatif fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru
(Y) sebesar 29,8%. Untuk sumbangan efektif supervisi kepala sekolah (X1)
terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 50,9% dan fasilitas
mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 21,6%.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Janar Teta. THE INFLUENCE OF INFLUENCE SUPERVISE
HEADMASTER AND FACILITY TEACH TO PERFORMANCE LEARN
IN SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010 /
2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret
University, June 2011.
The aims of the research are: (1) to know the significant influence of the
principal supervision toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo
2010/2011 academic year; (2) to know the significant influence of the teaching
facilities toward the teachers’ works at SMA Negeri 2 Sukoharjo 2010/2011
academic year; (3) to know the significant influence of the principal supervision
and the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo
2010/2011 academic year.
This research uses the quantitative research with the descriptive
quantitative method. The population in this research is the teachers of SMA Negeri
2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. The technique of collecting the sampling in
this research is random sampling, for 40 teachers or 55% from the number of the
population. The technique of collecting the data is using questionnaire method. The
analysis of the data which are used in this research is double regression linear
analyzes. The result of the double equation linear line is Y=49.056 +0.660
X1+0.652 X2.
Based on the result of the research, it can be concluded that: (1) There is a
significant positive influence of the principal supervision toward the teachers’
works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed from the tcount
> ttable or 3.261 >1.685 with the signification degree 5%.(2) There is a significant
positive influence of the teaching facilities toward the teachers’ works at SMA N 2
Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed from the tcount > ttable or 2.240
>1.685 with the signification degree 5%. (3). There is a significant positive
influence of the principal supervision and the teaching facilities toward the
teachers’ works at SMA N 2 Sukoharjo 2010/2011 academic year. It is showed
commit to user
from the Fcount > Ftable or 28.948 >3.252 with the signification degree 5%.
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
The relative contribution of the principal supervision (X1) toward the
teacher’s works (Y) is 70.2% and the contribution relative teaching facilities toward
the teacher’s works is 29.8%. For the effectiveness supervision of the principal (X1)
toward studying performance in administration lesson (Y) is 50.9% and the
teaching facilities (X2) toward the teachers’ works (Y) is 21.6%.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Aku sekarang orangnya bisa tahan, sudah berapa waktu bukan kanan lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan, yang bukan dasar perhitungan kini.
( Chairil Anwar )
Menjadi pandai bukanlah sekedar kita tau dan paham sesuatu namun
bagaimana orang lain bisa tahu sesuatu karena kita.
(Jana Arta Hita)
Generasi yang baik adalah generasi yang memiliki kejayaan dimasa
lampau dan buat dia sendiri mampu menciptakan kejayaannya sendiri.
(Arip Sunarman )
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT, aku
persembahkan karya ini teruntuk:
Θ Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat
dan baktiku.
Θ Seluruh keluarga besar Harjosukartan dan
Kartowijoyo
Θ Anugrah terindah yang pernah ku miliki
Θ Rekan-rekan PAP 2007
Θ Almamater
commit
to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja
Guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun peajaran 2010/2011”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis,
penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
5. Dra. C. Dyah.SI, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Andre Rahmanto, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang
telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
8. Drs. Bambang selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri
2 Sukoharjo.
9. Seluruh bapak ibu guru SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah membantu dalam
perijinan dan pengumpulan data.
10. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu
menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran
yang diberikan selama ini.
11. Terimakasih kepada bulik chi, mbg galuh, mas jarod, om mol, mas fajar dan
seluruh keluarga besar Harjosukartan dan Kartowijoyo atas segala dukungan
yang telah diberikan.
12. Arnes Anandita, bagian yang tak terpisahkan dari semua keberhasilan yang aku
raih, anugerah terindah yang pernah ku miliki.
13. Keluarga Besar Budhi House, Arip (Simbah) , Budi, Mamad (Rbot), Nurdin
( Klelur), Rosid (Bledek), Roni Doni (Ipin Upin), Hari (Iwak), Mujanto (Paijo),
Suprek (Kecing), Udin (Kopling), Dwi (pongge), Arip (Gendhon), Sulis
(Kembo), Om Edy (Hiks), Ika (Kucluk), Anik, Dyah, Puput, Budhe Rita, dll
yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena keterbatasan kertas trimakasih
atas, bawah, kanan, kiri, pojok – pojok juga, untuk kebersamaan dan
kekeluargaannya selama ini. Keluarga Besar Vampir Bapak Ibu kost, Mas Sifa,
Mas Kampol (Boss), Mas Huda, Adin (Kenclung), Ahyar (Ijo), Fendry
(Pampam), Ady (Cebong) dll terimakasih atas kebersamaan yang melelahkan
kalau pas CEKI ngasut.
14. Seluruh Keluarga PAP ’07 ( Khususnya Kelas A) ..Ika Ratna, Anggun,.Supri
(Tua), Mbag Ratna, Niken, Restina, Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama,
Hafit, Mpiit, Nea, Doni, , Toto, Gesang, Risma, Iud, Tika, Aulia, Rumining,
Della, Surati, Kristin, Tisna, Liya, Ita, dan teman - teman yang lain yang belum
kesebut. Terimakasih atas kerjasama, kekompakan dan semuanya.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya
serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.
Surakarta, Juni 2011
peneliti
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR TABEL………………………………………………………xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5
C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7
F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. . 9
A. Tinjauan Pustaka……………………………………….…… 9
1. Tinjauan tentang Supervisi Kepala Sekolah.……….…....9
2. Tinjauan tentang Fasilitas Mengajar ……………………22
3. Tinjauan tentang Kinerja Guru ……………………….…29
B. Kerangka Berpikir..……………………………….…….……43
C. Hipotesis……………………………………………….…… 44
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 46
B. Populasi dan Sampel…………………………………………47
C. Teknik Pengumpulan Data..………………………………... 49
D. Rancangan Penelitian………………………………………..55
E. Teknik Analisis Data……………………………………….. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. . 62
A. Deskripsi Data ……………………………………………….62
1. Variabel Supervisi Kepala Sekolah …….……………….62
2. Variabel Fasilitas Mengajar.……..…………..………… 62
3. Variabel Kinerja Guru ……………………….………….62
B. Pengujian Prasyaratan Analisis…………………………….. 63
1. Uji Normalitas………………………………………….. 63
2. Uji Linearitas…………………………………………….64
3. Uji Multikolinearitas …………………………………... 65
4. Uji Autokorelasi………………………………………... 66
C. Pengujian Hipotesis……………………………….………....66
1. Uji r……………………………………………………....67
2. Analisis Data………………………………….………....68
3. Uji F…………………………………………………..…69
4. Sumbangan SE dan SR………………………………….70
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………………..……....71
D. Pembahasan Hasil Analisis Data…………………………....72
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………. 72
A. Simpulan…………………………………………….……....73
B. Implikasi……………………………………………….…....73
C. Saran ………………………………………………….….…74
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..76
LAMPIRAN…………………………………………………………....79
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 44
Gambar 2 Uji Linearitas X1 dengan Y ......................................................64
Gambar 3 Uji Linearitas X2 dengan Y …………………………………..65
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pedoman interprestasi Nilai r .................................................... . 59
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik............................................................. . 62
Tabel 3 Uji Normalitas……………………………..……………….……63
Tabel 4 Uji Multikolinearitas ……………………………………………66
Tabel 5 Uji Autokorelasi…………………………………………………66
Tabel 6 Nilai Probabilitas Uji r …………………………………………67
Tabel 7 Koefisien Regresi ……………………………………………….68
Tabel 8 Nilai Probabilitas Uji F ………………………………………….69
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data ................................................................................ 80
Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................................. 83
Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ............................................................................. 84
Lampiran 4 Hasil Try Out Supervisi Kepala Sekolah ....................................................... 88
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Supervisi Kepala Sekolah ........................................... 89
Lampiran 6 Hasil Try Out Fasilitas Mengajar................................................................... 90
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Fasilitas Mengajar ....................................................... 91
Lampiran 8 Hasil Try Out Kinerja Guru ........................................................................... 92
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Guru ............................................................... 94
Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah ...................................... 95
Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Fasilitas Mengajar ................................................. 96
Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Kinerja Guru .......................................................... 97
Lampiran 13 Olah Tabulasi Data ..................................................................................... 100
Lampiran 14 Deskripsi Data ............................................................................................ 101
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 102
Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ........................................................... 103
Lampiran 17 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ........................................................... 106
Lampiran 18 Regresi Linear Ganda ............................................................................... 109
Lampiran 19 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 110
Lampiran 20 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 111
Lampiran 21 Hasil Uji t.................................................................................................... 112
Lampiran 22 Hasil Uji r ................................................................................................... 114
Lampiran 23 Hasil Uji F. ................................................................................................. 115
Lampiran 24Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................................... 116
Lampiran 25Tabel Durbin Watson Test……………………………………….………....117
Lampiran 26 Tabel t ……………………………………………………………………..118
commit to user
Lampiran 27 Tabel F……………………………………………………………………..119
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 28 Tabel r …………………………………………………………………….121
Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi……………………………………………......122
Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing…………………………………………………….123
Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS..................................... 124
Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ........................................................... 125
Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ................................... 126
Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing .......................................... 127
Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................128
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam salah satu bait lagu kebangsaan Indonesia yang berbunyi “ bangunlah
jiwanya bangunlah raganya untuk Indonesia “ tersirat makna pembangunan yang
mendalam yaitu pembangunan yang dimulai dari pembangunan jiwa dan sikap mental
dari semua sumber daya manusia yang ada di Indonesia dan baru membangun raga
yaitu pembangunan infrastruktur yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Terkait dengan pembangunan jiwa dan sikap mental dari sumber daya
manusia sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ada di suatu bangsa.
Pendidikan
merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besamasama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang
penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia.
Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting
saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia
menjadi manusia sempurna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah
pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan
pembangunan.
Berkaitan dengan usaha untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, maka pemerintah berusaha keras meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Secara jelas pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
memberikan perhatian yang cukup besar terhadap dunia pendidikan. Langkah
kongkritnya adalah disusunnya Undang – Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa :
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar
menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia,
sehat berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan
bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam
pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal
adalah pendidikan yang terjadi disekolah, pendidikan informal adalah pendidikan
yang terjadi didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang
terjadi dilingkungan masyarakat misalnya LPK dan kursus – kursus. Yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat
bahwa pendidikan formal merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Sampai saat ini, sekolah tetap dianggap sebagai lembaga
pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kualitas sumber daya
manusia dengan didukung oleh pendidikan di keluarga dan masyarakat. Dengan
demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah diharapkan dapat membantu
siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Dalam proses pendidikan formal di sekolah, kegiatan mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan suatu pembelajaran tentunya erat kaitanya
dengan kinerja tenaga pengajar yang professional dan kompeten. Kondisi yang
terlihat dalam semangat atau gairah kerja yang menghasilkan kegiatan kerja sebagai
kontribusi bagi tercapainya tujuan organisasi dipengaruhi pula oleh fasilitas kerja,
karena dengan fasilitas kerja yang tersedia dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan pekerjaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Muhroji (2002:55)
mengatakan bahwa "Fasilitas sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan". Dengan adanya fasilitas yang memadai disekolah mampu
meningkatkan semangat kerja para guru. Menurut Mudhoffir (1992:84):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
“Fungsi fasilitas adalah untuk menunjang dan menggalakan kegiatan program
pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dalam berjalan dengan
efisien. dengan fasilitas yang baik, sumber-sumber belajar seolah- olah
memiliki kekuatan, semua peralatan dapat berdaya guna dan guru semakin
rajin serta akan menunjukkan kinerja yang optimal dengan fasilitas yang ada.”
Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab
penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan
sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas
kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi semua kegiatan,
keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya merupakan tanggung
jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan adalah merupakan tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah.
Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan
profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Bafadal,
2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan
memberi dampak terhadap terbentuknya sikap profesional guru. Sikap profesional
guru merupakan hal yang amat penting dalam memelihara dan meningkatkan
profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh pada perilaku dan aktivitas
keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru apabila
institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinan,
pembentukan, dan pengembangan sikap profesional (Pidarta, 1996:380).
Guru merupakan fasilitator bagi berjalannya kegiatan belajar mengajar
disekolah. Peran seorang guru dalam mempengaruhi pemikiran dan perkembangan
anak didik sangatlah besar, karena selain guru dianggap sebagai panutan, anak pada
usia remaja akan banyak melakukan imitasi terhadap orang yang dianggap idola.
Oleh karena itu kinerja guru sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan dalam
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah. Ukuran kinerja guru terlihat dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa
tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan
loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas
kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung
jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan
proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan
metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai,
serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan
kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang
semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global,
semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif. Kinerja guru akan menjadi
optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala
sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila
dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan
yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan
tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang
dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja
masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Dengan supervisi kepala sekolah yang
tepat dan fasilitas pembelajaran yang memadai sesuai dengan kebutuhan guru, maka
kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik dan kinerja dari guru
dapat optimal dalam peranannya sebagai fasilator kegiatan pembelajaran didalam
kelas.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan
penelitian
tentang
kinerja
guru
ditinjau
dari
faktor
yang
mempengaruhinya yaitu, supervisi kepala sekolah dan fasilitas pembelajaran.
Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
“PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN FASILITAS MENGAJAR
TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas muncul
berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan
kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang
masalah tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang
berkaitan dengan variable yang akan diteliti.
Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu
dikemukakan.
Sehubungan
dengan
latar
belakang
di
atas,
maka
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Supervisi kepala sekolah yang kurang tepat akan mempengaruhi
rendahnya kinerja seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
2. Kurangnya kemampuan guru memanfaatkan fasilitas mengajar yang
dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya kinerja seorang guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
3. Adanya perbedaan karakter dan kepribadian pada masing-masing guru
mengakibatkan masing-masing guru mempunyai cara supervisi yang
berbeda-beda pula sehingga kinerjanya pun akan berbeda.
4. Kurangnya pengetahuan guru tentang penggunaan fasilitas mengajar
yang baik akan mempengaruhi rendahnya kinerja dari seorang guru
dalam menjalankan kegiatan pembelajaran.
5. Kurang memadainya fasilitas mengajar akan mempengaruhi rendahnya
kinerja dari seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan
dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan
mendalam (Iskandar, 2008: 165).
Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab
permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada supervisi kepala
sekolah, fasilitas mengajar dibatasi pada ruang kelas, media pembelajaran dan
kelengkapan litelatur, dan kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Untuk
menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu
ditegaskan sebagai berikut:
1. Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat – syarat yang
esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.
2. Fasilitas mengajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk
kegiatan pembelajaran.
3. Kinerja guru adalah prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan
kerja pada diri seseorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
D. Perumusan Masalah
Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan
uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”.
Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas
dan padat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan
fasilitas belajar mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan
untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai
tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan fasilitas
mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala
sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat
memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah
untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini antara lain:
1.
Manfaat Teoretis
a. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan supervisi
kepala sekolah, fasilitas mengajar dan kinerja guru.
b. Memberi sumbangan pemikiran tentang supervisi kepala sekolah dalam
memacu kinerja guru.
c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu kependidikan yang
berhubungan dengan masalah supervisi kepala sekolah.
2.
Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk
membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
b. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan
fungsinya sebagai seorang supervisor agar dapat meningkatkan kinerja
guru.
c. Agar kepala sekolah mempunyai acuan dalam melakukan supervisi yang
berlandaskan fasilitas mengajar untuk mencapai kinerja guru yang baik.
d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan
penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Supervisi Kepala Sekolah
a. Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Dalam menjalankan tugasnya sehari – hari sebagai pengajar, guru
seringkali menghadapi hambatan, kesulitan dan berbagai masalah dalam upaya
mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam situasi seperti ini, seorang guru
memerlukan adanya bantuan untuk memecahkan masalah – masalah tersebut.
“Orang yang berperan dalam memberikan bantuan bimbingan kepada guru kearah
usaha mempertahankan suasana belajar mengajar, yang lebih baik itulah disebut
supervisor, sedangkan pekerjaan memberi bantuan itu sendiri disebut supervisi”
(Sahertian,2000:17).
Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari segi
istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari segi
morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang berarti lihat. Jadi
kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas. Memang personel yang
melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari
pada orang yang disupervisi (Supervised). Maksudnya supervisor mempunyai
jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang melebihi dari pada
orang yang disupervisi.
Untuk memperjelas pengertian supervisi, akan dikemukakan beberapa
pandangan
tentang
supervisi
dalam
pendidikan.
Bafadal
(2003:46)
mengemukakan “Secara sederhana, supervisi pendidikan dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pemberian layanan bantuan professional kepada guru untuk
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas – tugas pengelolaan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Sergiovani dan Starrat yang
dikutip Mulyasa (2004;111) menyatakan bahwa “Supervision is a process
commit leam
to user
designed to help teacher and supervisor
more about their practice; to better
9
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to
make the school a more effective learning community”. Kutipan tersebut berarti
bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk
membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari – hari di
sekolah; agar dapat memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta
didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar
yang lebih efektif.
Menurut Good’s Dictionary of Education yang dikutip Mulyasa
(2002:155), dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut :
Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru – guru dan tenaga
pendidik lainnya, untuk memperbaiki pengajaran; menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru – guru, menyeleksi, dan
merevisi tujuan – tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode – metode
mengajar serta evaluasi pengajaran.
Sedangkan Sahertian (2000:18) mengemukakan pengertian supervisi
sebagai berikut :
“Supervisi usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan
membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru – guru disekolah, baik
secara individual maupun kolektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan
setiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam
masyarakat demokrasi modern”.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat sekolah dan bukanlah kegiatan yang dilakukan hanya
sekali saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang kontinyu atau berkesinambungan
sehingga guru – guru selalu berkembang dalam pengajaran sehari – hari dan
mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengejaran. Sehingga
dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga kinerja
guru pun akan meningkat.
Sedangkan menurut Purwanto (1979) yang dikutip oleh Daryanto
(2003:203), Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu guru dan pegawai lainya dalam melakkukan pekerjaan mereka secara
efektif. Dari kutipan tersebut supervisi dianggap sebagai bagian yang tidak
commityang
to user
terpisahkan dari proses administrasi
bertujuan untuk mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
kualitas kerja yang secara langsung dapat meingkatkan efektifitas proses
mengajar.
Dayanto (2006:203) menyebutkan bahwa, unsur – unsur penting yang
terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Aktivitas pembinaan yang direncanakan.
Perbaikan situasi pengajaran.
Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainya.
Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien.
Dari unsur – unsur penting di atas dapat dirangkum menjadi suatu
pengertian supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam
perbaikan situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan situasi
sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan pendidikan secara lebih
efektif dan efisien.
Beranjak dari definisi – definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
supervisi adalah suatu upaya pemberian bantuan, rangsangan, dorongan,
koordinasi secara profesional yang dilakukan oleh supervisor kepada guru dan
tenaga kependidikan lainnya dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka
sehingga mampu menjalankan tugasnya secara efektif. Oleh karena dalam
penelitian ini lebih mengacu pada supervisi pengajaran maka pemberian bantuan
disini lebih ditekankan bantuan kepada guru. Dalam hal ini kepala sekolah adalah
pihak yang paling berperan dalam membantu memecahkan berbagai masalah
untuk mengatasi kesulitan tugas mengajar, karena kepala sekolah adalah atasan
langsung yang setiap saat dapat bertemu. Bantuan ini dapat diwujudkan dalam
bentuk kegiatan supervisi oleh kepala sekolah. Jadi yang dimaksud dengan
supervisi kepala sekolah adalah upaya pemberian bantuan, motivasi dan
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka
meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan pengajaran secara efektif.
b. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Dalam bidang supervisi, kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung
jawab memajukan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru secara
commit to user
terus menerus. Sumber yang diakses dari www.duniaguru.com oleh Sunyito
perpustakaan.uns.ac.id
12
digilib.uns.ac.id
mengemukakan bahwa “Kepala sekolah melakukan supervisi observasi terfokus
terhadap beberapa guru dalam pembelajaran di kelas, hasil temuan, baik positif
maupun negatif, dibahas didalam pertemuan pleno dewan guru”. Dari pernyataan
tersebut jelas sekali bahwa kepala sekolah memang melaksanakan peran sebagai
supervisor terhadap para guru dan hasil dari supervisi tersebut akan dibahas dalam
rapat bersama dewan guru agar para guru mengetahui apa kelemahan dan
kelebihannya dalam mengajar kemudian akan dicarikan solusi bersama untuk
mengatasi kekurangan tersebut serta peningkatan kemajuan yang telah diperoleh.
Hal ini diperkuat oleh Mulyasa (2002:158)
“Meskipun demikian, tidak berarti kekurangan dan kelembahan yang ada dan
kasat mata diabaikan begitu saja, melainkan perlu diungkap ke permukaan
untuk dicarikan perbaikan dan jalan pemecahannya”. Kemudian ditekankan
lagi “Hal ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah, perbaikan
kekurangan dan peningkatan kualitas, bukan pada penemuan kekurangan dan
kelamahan. Sementara aspek – aspek positif, sangat perlu diperhatikan dalam
rangka pembinaan dan peningkatan kemajuan – kemajuan yang telah
dicapai”. Jadi jelas sekali bahawa tujuan dari supervisi bukanlah untuk
mencari kelemahan dan kesalahan saja melainkan penemuan kemajuan –
kemajuan yang telah dicapai guru dalam pengajaran di kelas dan kemajuan
tersebut dapat dilakukan pembinaan dan peningkatan dalam rangka perbaikan
kualitas proses pengajaran”.
Menurut Mulyasa (2002:111) “Jika supervisi dilakukan oleh kepala
sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan”. Lebih lanjut lagi
dikemukakan oleh Surya dan Rochman (1997:332) dalam skripsi Susilowati
(2007:11) disebutkan bahwa “Tugas – tugas kepala sekolah sebagai supervisor
bertanggung jawab untuk mengawasi, menilai, meneliti, mengembangkan dan
memperbaiki seluruh program dan kegiatan bimbingan disekolah”. Jadi sebagai
supervisor, kelapa sekolah harus mengawasi dan membantu guru dan tenaga
pendidikan lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
di sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran memberikan bantuan
layanan dalam rangka meciptakan suasana mengajar yang kondusif. Oleh karena
commit to user
itu, supervisor mempunyai sejumlah tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan supervisi. Menurut Sahertian (2000:25) tugas
13
digilib.uns.ac.id
yang harus
dilaksanakan dalam rangka pelasanaan supervisi mencakup :
1) Koordinator. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program
pengajaran, tugas – tugas anggota staf, berbagai tugas yang berbeda – beda
diantara guru – guru,
2) Konsultasi. Sebagai konsultasi, ia dapat memberikan bantuan , bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individu
maupun secara kelompok,
3) Pemimpin kelompok. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin
sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf
pengembangan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan professional
guru –guru secara bersama. Dan juga ia dapat mengembangkan
ketrampilan dan kiat – kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for
the group), bekerja dengan kelompok (working with the group) dan
bekerja melalui kelompok (working through the group),
4) Sebagai evaluator. Ia dapat membantu guru – guru dalam menilai hasil
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan.
Purwanto (1991:119) menyebutkan bahwa: usaha – usaha yang dapat
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah sebagai berikut:
1) Membangkitkan dan merangsang guru – guru dan pegawai sekolah
didalam menjalankan tugasnya masing – masing dengan sebaik – baiknya,
2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat – alat perlengkapan sekolah
termasuk media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses mengajar,
3) Bersama guru – guru berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunakan metode – metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku,
4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru – guru dan
pegawai sekolah lainnya,
5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru – guru dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,
menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka mengikuti
penataran – penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing,
6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa dan
instansi – instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Melengkapi pendapat diatas, Menurut pendapat Rifai yang dikutip oleh
Daryanto (2006:85-86) menyebutkan bahwa untuk menjalankan tugas supervisi
kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut :
1) Supervisi hendaknya bersifat konstruksif, pada yang dibimbing dan
diawasi menimbulakan dorongan
commit untuk
to userbekerja.
perpustakaan.uns.ac.id
14
digilib.uns.ac.id
2) Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya
(realitas, mudah dilaksanakan).
3) Supervisi harus dapat member perasaan aman pada guru-guru atau
pegawai sekolah yang disupervisi.
4) Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
5) Supervisi harus didasarkan pada hubungan professional bukan atas dasar
hubungan pribadi.
6) Supervisi harus selalu memperhatikan kesanggupan, sikap dan mungkin
prasangka gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai.
7) Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat menimbulakan
perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau pegawai.
8) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi.
9) Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan (ingat
bahwa supervisi tidak sama dengan inpeksi).
10) Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
merasa kecewa.
11) Supervisi hendaknya bersifat preventif, korektif dan kooperatif.
Sedangkan menurut Sagala (2009:198) menjelaskan bahwa kepala sekolah
dalam mengembangkan program supervisi harus melaksanakan tiga pedoman,
yaitu:
1) Ilmiah, artinya kegiatan yang dikembangkan atau dilaksanakan harus
benar-benar sistematis, objektif, dan menggunakan instrument atau sarana
yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi
bahan masukan dalam melakukan evaluasi terhadap situasi belajar
mengajar.
2) Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar
kerjasama antara supervisor dengan orang yang disupervisi (supervisee).
3) Konstruktif dan kreatif, artinya membina agar guru mampu mengambil
inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.
Pangaribuan dkk (2005:153)
Herabudin (2009:213) Menyebutkan bahwa ruang lingkup tugas supervisi
di sekolah meliputi berbagai aspek kehidupan sekolah, khususnya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar, sebagai
implementasi kurikulm yang berlaku. Dengan demikian, sebagai supervisor,
kepala sekolah melaksanakan langkah
– langkah
commit
to user konkret, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
1) Menyusun rencana dan kebijakan bersama,
2) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah,
3) Membantu dan mendorong agar semua bawahanya dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi,
4) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya,
5) Melakukan pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat
dengan seluruh bawahannya,
6) Memperhatikan program kerja dan pelaksanaan program kerja yang sesuai
dengan kecakapan bawahannya,
7) Meningkatkan kreatifitas dan idealism bawahannya guru kemajuaan
bersama,
8) Melakukan pembinaan personal dan kelompok kerja para guru,
9) Memberikan bantuan moriel dan materiil demi kemajuan guru dan seluruh
karyawannya.
c. Teknik-Teknik Supervisi
Agar kegiatan supervisi dapat mengena pada tujuan yang ingin dicapai,
makan dalam pelaksanaanya harus menggunakan teknik – teknik supervisi yang
tepat. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau
berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi
menurut beberapa pakar yakni menurut Mulyasa (2002:160) “Supervisor
hendaknya dapat memiliki teknik – teknik tersebut antara lain kunjungan dan
observasi kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi
mengajar, dan perpustakaan professional.” Menurut Sagala (2009:210-215) teknik
supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok
a) Pertemuan orientasi
b) Rapat guru latih
c) Studi kelompok antara guru latih
d) Diskusi sebagai proses kelompok
e) Tukar menukar pengalaman
f) Lokakarya
g) Diskusi panel
h) Seminar
i) Simposium
j) Demontrasi mengajar
k) Perpustakaan jabatan
l) Bulletin supervisi
m) Membaca langsung
n) Mengikuti kursus
commit to user
o) Kegiatan – kegiatan organisasi dalam jabatan
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
p) Laboratrium kurikulum
q) Perjalanan sekolah
2) Teknik individual dalam supervisi
a) Kunjungan kelas
b) Observasi kelas
c) Percakapan pribadi
d) Inter-visitasi
e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
f) Menilai diri sendiri
Dari pendapat mengenai berbagai teknik – teknik supervisi maka dapat di
uraikan sebagai berikut :
1) Teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan secara
bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu
kelompok.
a) Pertemuan orientasi bagi guru baru
Yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk
memasuki suasana kerja yang baru, akan tetapi hal ini tidak berlaku
pada guru-guru baru saja melainkan ditujukan untuk seluruh staf guru.
b) Rapat guru
Didalam rapat guru ini, kepala sekolah mengadakan pertemuan
dengan guru – guru guna membahas masalah – maslaha yang timbul
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi dengan adanya
rapat guru ini, guru dapat dibantu baik sevara individu maupun
kelompok untuk menemukan dan menyadari kebutuhan mereka,
menganalisa masalah – msalah merekan kemudian mencarikan
solusinya.
c) Study kelompok antar guru
Guru – guru yang mengajar dalam amta pelajaran yang sama
bekumpul untuk mempelajari suatu masalahatau bahan pelajaran,
selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang.
d) Diskusi sebagai proses kelompok
Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama
dengan adanya dikusicommit
dapat berkembang
ketrampilan antar guru.
to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Tukar menukar pengalaman
Dalam hal ini guru adalah orang yang berpengalaman, maka dengan
adanya pertemuan dimana guru saling tukar menukar pikiran atau
pengalaman (sharing). Tujuan dari kegiatan ini adalah guru dapat
saling belajar dari pengalaman temanya dalam membimbing peserta
didik.
f)
Loka karya
Dalam workshop disediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan
sumber – sumber pustaka dan berbagai peralatan yang digunakan
sebagai media pembelajaran sehingga guru dapat bekerja dan berlajr
dalam ruangan itu. Salah satu tujuan dari loka kerya ini adalah agar
guru dapat meyusun contoh model satuan pelajaran untuk tiap bidang
studi.
g) Diskusi panel
Diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang dilangsungkan
dihadapan sejumlah peserta. Diskusi ini ditujukan untuk memecahkan
suatu masalah dimana pesertanya adalah orang – orang ahli dalam
permasalahan itu.
h) Seminar
Dalam seminar yang dibahas adalah suatu masalah yang disampaikan
oleh pembicara dan diberkan kepada partisipan untuk menyanggah
masalah yang dibahas oleh pembicara.
i)
Simposium
Suatu pertemuan untuk meninjau aspek – aspek sesuatu pokok
masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang
suatu masalah yang dilakukan di muka sejumlah pendengar.
Simposium bertujuan mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan
tentang aspek – aspek sesuatu pokok masalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
j)
18
digilib.uns.ac.id
Pelajaran contoh
Suatu teknik yang bersifat kelompok dimana supervisor memberi
penjelasan – penjelasan kepada guru – guru tentang mengajar yang
baik.
k) Perpustakaan jabatan
Dalam suatu sekolah disediakan ruangan khusus untuk perpustakaan
jabatan yang berisi buku – buku, majalah, brosur dan referensi lainya
yang ditujukan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman
guru.
l)
Bulletin supervisi
Kepala sekolah selaku supervisor mengeluarkan suatu bentuk tulisan
yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru – guru dalam
memperbaiki proses belajar mengajar.
m) Membaca langsung
Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang
berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi
mengajar lainnya, maka teknik ini paling sederhana namun sulit
dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing.
n) Mengikuti diklat
Suatu teknik yang dapat membantu guru dalam mengembangkan
pengalaman profesi mengajar mereka.
o) Organisasi jabatan
Suatu kelompok jabatan yang membentuk organisasi dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
p) Laboratorium kurikulum
Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru dapat
mengadakan percobaan untuk mengembangkan kurikulum.
q) Perjalanan sekolah untuk anggota staff
Guru mengadakan perjalanan sekolah atau berkunjung ke sekolah
yang lebih maju dengan tujuan untuk belajar dari sekolah tersebut.
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Teknik individual supervisi, yaitu supervisi yang ditujukan kepada
seseorang.
a) Perkunjungan kelas
Kunjungan yang dilakukan kepalsa sekolah kedalam kelas pada saat
guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru – guru dalam hal
pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.
b) Observasi kelas
Supervisor mengadakan observasi dengan jalan meneliti suasana kelas
selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujaun untuk
memperoleh data yang akurat sehingga dari bahan yang diperoleh
dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan – kesulitan yang
dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar.
c) Percakapan pribadi
Yaitu percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru.
Percakapan itu berisi tentang usaha – usaha untuk memecahkan
masalah pribadi yang ada hubungannya dengan tanggung jawab
mengajar.
d) Saling mengunjungi kelas ( inter-visitasi )
Saling mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lain yang
sedang
mengajar.
Tujuan
dari
kunjungan
ini
adalah
untuk
membandingkan pengalaman ketrampilan mengajar yang nantinya
akan dijadikan refrensi untuk perbaikan mengajar.
e) Menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
Supervisor harus mempunyai kemampuan untuk menyeleksi berbagai
sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Kegiatan
menyeleksi ini dimulai dengan cara bedah kurikulum dimulai dengan
menganalisa standar kompetensi dan kompetensi dasarserta materi
pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam silabus mata pelajaran
yang menjadi tanggun jawabnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
f) Menilai diri sendiri
Salah satu teknik individual dimana guru harus mampu menilai dirinya
sendiri selama proses belajar mengajar.
Menurut Pendapat Bafadal (2003:49-50) yang mengutip pendapat dari
Gwynn (1996) yakni:
“Teknik supervisi itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
teknik perorangan (individual devices) dan teknik kelompok (group devices).
Teknik supervisi individual adalah semua teknik yang digunakandalam
memberikan supervisi terhadap guru secara perseorangan. Menurut Gwynn,
teknik-teknik supervisi yang tergolong sebagai teknik supervisi individual
meliputi; kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, dan
penilaian diri sendiri. Teknik supervisi kelompok adalah semua teknik
supervise yang digunakan dalam memberikan supervisi secara berkelompok,
yaitu kepanitiaan, mengikuti kursus, laboratorium kurikulum, bacaan
terpimpin, demontrasi pembelajaran, perjalan staf, kuliah, diskusi panel,
perpustakaan professional, bulletin supervisi, pertemuan guru, loka karya”.
Kemudian ditambah lagi oleh Mulyasa (2004:113) “
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara
lain melalui kunjungan kelas, pembicaraan individual dan simulasi pembelajaran”.
Dari berbagai pendapat mengenai teknik dalam supervisi pada dasarnya
mempunyai kesamaan dan semuanya itu erat sekali hubungannya dalam rangka
upaya pemberian bantuan terhadap guru agar dapat melaksanakan tugas
mengajarnya secara efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
d. Tujuan Supervisi Kepala Sekolah
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi pembelajaran agar
menjadi lebih baik. Dalam bukunya Mulyasa (2002:159-160), ada sepuluh tujuan
supervisi, yaitu:
1) Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik,
2) Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual
maupun secara bersama – sama,
3) Membantu seluruh staff sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan
proses belajar mengajar,
4) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif,
5) Membantu guru secara individual,
6) Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan baik,
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Menstimulir guru agar merasa bergairah dalam pekerjaanya dengan penuh
rasa aman,
9) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah,
10) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya
kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.
Susilowati (2007:18) mengutip pendapat Hendiyat dan Wasty (1992:40)
menyatakan bahwa tujuan konkrit dari supervisi pengajaran adalah:
1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan – tujuan pendidikan,
2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid,
3) Membantu guru dalam menggunakan alat pengajaran modern, metode –
metode dan sumber-sumber pengalaman belajar,
4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid – murid dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri,
5) Membantu guru – guru baru disekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperolehnya,
6) Membantu guru – guru agar waktu dan tenaganya tercurah sepenuhnya
dalam pembinaan sekolah.
Dari dasar pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi
adalah sebagai berikut:
1) Membantu guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara
efektif.
2) Membantu guru dalam membimbing peserta didik.
3) Membantu guru dalam menerapkan metode dan media pengajaran dengan
baik.
4) Membantu guru agar dapat menilai peserta didik dengan baik.
5) Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum agar dapat mencapai
tujuan pengajaran.
e. Indikator Supervisi Kepala Sekolah
Berdasarkan berbagai pendapat diatas mengenai tugas kepala sekolah
sebagai supervisor, teknik – teknik yang dilakukan dalam supervisi dan tujuan
supervisi maka dalam penelitian ini aspek yang diteliti dari variabel supervisi
kepala sekolah meliputi indikator sebagai berikut:
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Supervisi kepala sekolah :
a) Perbaikan situasi pengajaran.
b) Mengefektifkan peran guru, pegawai sekolah, dan sumber material
lainya.
2) Tugas kepala Sekolah Sebagai Supervisor :
a) Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah,
b) Memberikan contoh yang ditiru oleh bawahannya,
3) Teknik – teknik Supervisi :
a) Teknik supervisi yang bersifat kelompok
b) Teknik individual dalam supervisi
4) Tujuan Supervisi :
a) Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif,
b) Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas –
luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.
2. Tinjauan Mengenai Fasilitas Mengajar
Dalam segala aktivitas pastilah memerlukan adanya sarana prasarana yang
dapat mendukung kelancaran serta mencapai hasil yang maksimal dari aktivitas
tersebut. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar, yang memerlukan adanya
fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar
mengajar. Diharapkan dengan adanya fasilitas mengajar yang lengkap akan
memudahkan dan memotivasi guru untuk lebih giat melaksanakan kegiatan
pembelajaran dikelas.
a. Pengertian Fasilitas Mengajar
Fasilitas, dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah prasarana atau wahana
untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap
sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu
prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun
organisasi tertentu (Wikipedia).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
Fasilitas adalah sarana dan prasarana. Menurut Bafadal (2003: 2) Sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana
pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Menurut Dimyati, dkk
(2009:249-250), prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar,
lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorim
sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.
Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor penggerak yang dapat
berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu
pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan
dalam belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai
(1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar
kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara
yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any
action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating
learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah
perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan
membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan
kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep
mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.
to user of knowledge, yakni penularan
Mengajar diartikan sebagai thecommit
transmission
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah
berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian
institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni
penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut
untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang
memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif.
Mengajar diartikan sebagai the
facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar
siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala,
2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Dari pengertian fasilitas dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa
fasilitas mengajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar dalam upaya memberikan stimulus, bimbingan
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
b. Aspek-Aspek Fasilitas Mengajar
Fasilitas mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pembelajaran, jelas bila dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika
ditunjang dengan fasilitas mengajar yang memadai dan dalam hal ini akan
diuraikan mengenai ruang lingkup fasilitas mengajar.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007,
tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria
minimum sarana dan kriteria minimum prasarana :
1) kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi
dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah,
2) kriteria minimum prasaranacommit
yang terdiri
dari lahan, bangunan, ruang-ruang,
to user
dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
Agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam pencarian data tentang
kelengkapan fasilitas mengajar, dan lebih mudah dalam menggeneralisasikan,
penulis membatasi kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari ruang kelas,
media pembelajaran dan kelengkapan literatur.
1) Ruang Kelas
Fungsi fasilitas untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program
belajar agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan tercapai kinerja guru yang
optimal. Dengan adanya ruang kelas yang baik dan sumber – sumber belajar yang
lengkap akan menunjang performa dari seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007, yang
dimaksud dengan ruang kelas yaitu ruang untuk pembelajaran teori dan praktek
yang tidak memerlukan peralatan khusus. Yang memiliki ketentuan sebagai
berikut :
1) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,
praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek
dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
2) Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan
belajar.
3) Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.
4) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m.
5) Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan
pandangan ke luar ruangan.
6) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan
guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat
dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
Dari pengertian dan ketentuan yang telah dijelaskan diatas maka ruang
kelas merupaksan sarana pembelajaran yang mutlak ada dalam sekolah, ruang
kelas menjadi sentral dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung disekolah.
Hal ini ditegaskan oleh, Hamalik (1989:133) yang menyatakan ruang kelas
merupakan salah satu unsur penunjang kegiatan pembelajaran yang efektif karena
commit to user
menjadi lingkungan yang berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran. Jika ruang kelas cukup menyenangkan maka motivasi yang
mendorong kegiatan pembelajaran meningkat. Sebaliknya jika ruang kelas kurang
atau tidak menyenangkan maka, kegiatan pembelajaran kurang terangsang dan
hasilnya kurang maksimal.
Berdasarkan pengertian ruang kelas tersebut di atas, kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan apabila didukung dengan
ruang kelas yang baik. Walaupun ruang kelas itu tidak secara langsung sebagai
tujuan
pembelajaran
akan
tetapi
keberhasilan
pembelajaran
sangat
dipengaruhinya. Apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik maka
dengan sendirinya akan berpengaruh dengan prestasi dari seorang guru yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang
sangat penting. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
medium, yang berarti
perantara untuk menunjukkan alat komunikasi. Media
diartikan sebagai perantara aau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dalam PP No.19/2005, Pasal 42 Ayat 1, disebutkan bahwa “Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber bahan lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan”.
Sedangkan arti media menurut para ahli dapat dilihat jelas sebagai berikut.
Menurut Arif S. Sadiman, R. Raharjo, Anung Haryono, Rahardjito (2006: 6)
berpendapat bahwa “media adalah segala sesuatu yang dpat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian anak sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi”.
Sedangkan menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2006: 3), mengatakan
bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
commit to user
pengetahuan, keterampilan atau sikap”.
perpustakaan.uns.ac.id
27
digilib.uns.ac.id
Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2006:4) mengatakan bahwa
“media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer”.
Pendapat senada juga diutaraka oleh H.J. Gino, Suwarni, Suripto,
Maryanto, Sutijan (1998:37) mengemukakan bahwa “media belajar atau alat bantu
belajar adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud untuk menyampaiakan pesan (informasi) pembelajaran dari
sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (anak)”.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala wujud alat bantu yang digunakan sebagai perantara
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya media pengajaran, guru akan lebih mudah dalam memberikan informasi
atau materi kepada siswa, sehingga akan tercipta kelancaran, efektivitas dan
efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
3) Kelengkapan Literatur
Proses belajar mengajar dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah
kelengkapan litelatur. Yang diartikan kelengkapan litelatur antara lain buku –
buku pelajaran termasuk buku pelajaran yang dimiliki guru dan tersedia di
perpustakaan.
Definisi buku pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 :
Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang
memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan,
budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang
disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Fisher yang telah menerbitkan
buku pengembangan desain - desain statistik valiabel ganda (multi variate
commitsebagai
to user pendobrak yang dilakukan untuk
statistical designs) hal tersebut dipakai
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemecahan yang memadai terhadap persoalan – persoalan yang pelik yang
merupakan ciri khas dalam dunia pendidikan Furchan (1982:61). Pendapat
tersebut menjelaskan dengan adanya buku – buku dapat dipakai sebagai pedoman
dan membantu memecahkan persoalan – persoalan pelik yang sesuai dengan studi
yang dibahas.
Tucher mendefinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media center,
dengan perngertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan,
latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media cetak dan noncetak
termasuk di dalamnya sumber – sumber belajar pada perpustakaan yang berupa
buku – buku bahan pelajaran yang sesuai. Mudhoffir (1992: 13).
Hamalik (1989:130) menyatakan buku – buku dan bahan cetakan yang
sesuai dengan materi pelajaran yang dikaji hendaknya digunakan sebagai media
belajar secara efekyif. Media inilah yang paling dekat dengan anda relative murah
dan terjangkau.
Dengan adanya fasilitas buku – buku yang dimiliki guru dan buku – buku
yang lengkap di perpustakaan dapat dimanfaatkan guru dalam menunjang
pembelajaran yang berkualitas. Dengan adanya buku – buku yang lengkap akan
sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, dapat
membangkitkan minat membaca, dapat lebih memperdalam materi dari pokok
bahan yang sedang diajarkan oleh guru dan secara otomatis dapat meningkatkan
kinerja guru dalam mengajar.
c. Indikator Fasilitas Mengajar
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang
digunakan dalam membahas tentang fasilitas mengajar adalah:
1) Fasilitas mengajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar dalam upaya memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar.
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kelengkapan fasilitas mengajar yang terdiri dari
(a) ruang kelas,
(b) media pembelajaran dan
(c) kelengkapan litelatur.
3. Tinjauan Tentang Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi
sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran berkaitan dengan itu, maka
guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang dan tentunya tidak lain
berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidak mampuan guru di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sehingga bermuara kepada kinerja dari seorang
guru. Kalaupun sorotan tersebut mengarah kepada sisi – sisi kelemahan pada guru,
hal ini tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem yang
berlaku, baik sengaja maupun tidak sengaja akan berpengaruh terhadap
permasalahan tadi.
Banyak yang menjadi pertimbangan bagaimana kinerja guru berdampak
pada keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya dengan sering
bergantinya kurikulum, lemahnya kontrol kepala sekolah dan sebagainya hal ini
akan menjadikan beban psikologis bagi guru dan juga membuat frustrasi. Padahal
indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya,
dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan
masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik
tingkat pendidikan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indikator tersebut
sangat ditentukan oleh kinerja guru.
Menurut Robins (1993:218) kinerja adalah sebagai fungsi dan interaksi
antara kemampuan dan motivasi. Jika ada yang tidak memadai kinerja akan
dipengaruhi negatif. Dijelaskan lebih lanjut dalam kinerja selain motivasi ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangakan yaitu kecerdasan dan ketrampilan
commit to user
untuk selanjutnya dipakai untuk menjelsakan
dan menilai kinerja.
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
As’ad (1998:56) mengutip pendapat Manier,(1956) bahwa kinerja adalah
sebagai batasan prestasi kerja tentang kesuksesan seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan. Prestasi kerja adalah Succesfull role achievement yang diperoleh
seseorang dari perbuatan – perbuatannya. Prestasi kerja marupakan hasil yang
dicapai seseorang menurut kriteria yang berlaku terhadap pekerjaan yang
bersangkutan. Orang yang prestasinya tinggi disebut orang yang produktif dan
sebaliknya bila levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif
atau berprestasi rendah.
Lebih lanjut produktivitas atau hasil kerja dapat dilihat dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja
(Performance) dipengaruhi tiga faktor yaitu:
1) Faktor individual yang terdiri dari:
a) Kemampuan dan keahlian (mental dan visik)
b) Latar belakang ( keluarga, kelas sosial, pengalaman)
c) Demografi (usia, ras, jenis kelamin)
2) Faktor psikologis, terdiri dari:
a) Persepsi
b) Antitude
c) Personality
d) Pembelajaran
e) Motivasi
3) Faktor organisasi
a) Sumber daya
b) Kepemimpinan
c) Penghargaan
d) Struktur
e) Job design
Menurut (Furqon,2009:236) menyebutkan bahwa komponen yang
dijadikan acuan didalam membangun budaya kerja guru adalah :
1) Komitmen
2) Kompetensi
3) Kerja keras
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4)
5)
6)
7)
8)
Konsisten
Kesederhanaan
Kedekatan
Pelayanan maksikmal
Cerdas
Dari beberapa keterangan - keterangan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Komitmen yaitu tekad yang mengikat dan melekat pada seseorang
pendidik untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pendidik. Sedangkan indikator dalam komitmen adalah;
a) Memiliki ketajaman visi.
b) Rasa memiliki.
c) Bertanggung jawab.
2) Kompetensi yaitu kemampuan seorang pendidik dalam menyelenggarakan
pembelajaran (mengajar dan mendidik) dan kemampuan memecahkan
berbagai masalah dalam rangka mencapai tujaun pendidikan. Dalam
kompetensi teradapat beberapa indikator antara lain;
a) Senantiasa mengembangkan diri.
b) Ahli dibidangnya.
c) Menjiwai profesinya.
d) Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
3) Kerja keras yaitu kemampuan mencurahkan atau menyelenggarakan
seluruh usaha dan kesungguhan, potensi yang dimiliki sampai akhir masa
suatu urusan hingga tujuan tercapai. Sedangkan indikator dalam kerja
keras adalah;
a) Bekerja ikhlas dan sungguh – sungguh.
b) Bekerja melebihi target.
c) Produktif.
4) Konsisten yaitu kemampuan melaksanakan sesuatu dengan istiqomah,
ajeg, fokus, sabar dan ulet serta melakukan perbaikan yang terus menerus.
Sedangkan indikator dalam konsisten adalah;
a) Memiliki prinsip.
b) Tekun dan rajin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32
digilib.uns.ac.id
c) Sabar dan ulet.
d) Fokus.
5) Kesederhanaan yaitu kemampuan mengaktualisasikan sesuatu secara
efektif dan efisien. Sedangkan indikator dalam kesederhanaan adalah;
a) Bersahaja.
b) Tidak mewah.
c) Tidak berlebihan.
d) Tepat guna.
6) Kedekatan yaitu kemampuan berinteraksi secara dinamis dalam jalinan
emosional antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan indikator dalam kedekatan adalah;
a) Perhatian pada siswa.
b) Learning centered
c) Terjalinnya hubungan emosional yang harmonis.
7) Pelayanan maksimal yaitu kemampuan untuk membantu atau melayani
atau memenuhi kebutuhanpeserta didik secara optimal. Sedangkan
indikator dalam pelayanan maksimal adalah;
a) Dipenuhinya standar pelayanan minimal.
b) Kepuasan.
c) Cepat dan tanggap.
d) Pelayanan cepat.
e) Proaktif.
8) Cerdas yaitu kemampuan memberikan makna atau nilai terhadap berbagai
aktivitas yang dilakukan sehingga hasilnya optimal (cerdas emosi dan
spiritual). Sedangkan indikator dalam cerdas adalah;
a) Responsif, analitis, inovatif dan solutif.
b) Mewarnai berbagai aktivitas yang dilakukan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya berupa merencanakan
pengajaran, melaksanakan pengajaran dan melaksanakan hubungan antar pribadi,
commit to userbagi seorang pemimpin untuk
selain itu dapat dijadikan pertimbangan
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan produktifitas kerja dan perhitungan – perhitungan untuk
mengembangkan organisasi mencapai tujuan organisasi.
Kemampuan kerja seorang guru dapat ditingkatkan jika ada faktor – faktor
yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun faktor ekstern dari seorang guru.
Sehubungan hal ini ada teori pengaharapan (Expectancy teory) dikemukakan oleh
Victor Vroom yang dikutip oleh Beck, (1990:245) menyatakan bahwa “Kekuatan
yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan tugasnya
tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan
sari hasil pekerjaan tersebut”.
b. Faktor – Faktor Kinerja Guru
Penilaian kinerja (Performance Approisal) melainkan peranan yang sangat
penting dalam peningkatan motivasi ditempatkan kerja pegawai (guru)
menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan prestasi mereka dan
penilai menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada meraka. Jika
kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan
untuk meninjau kemajuan pegawai (Guru) untuk menyusun rencana peningkatan
kinerja, Robins (1993:536).
Dalam penilaian kinerja pegawai (Guru) umumnya hanya menilai hasil
visi, tetapi pelasanaannya pekerjaan perlu dipertimbangkan secara keseluruhan
karena menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, disiplin,
hubungan kerja atau hal – hal khusus sesuai dengan bidang dan tingkatan
pekerjaan yang dijabatnya.
Robins (1993:514-516) menyebutkan lima faktor popular yang dapat
dijadikan penilaian kinerja, yaitu:
1) Kualitas pekerjaan, meliputi ; akurasi, ketelitian, penampilan dan
penerimaan keluaran.
2) Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi.
3) Supervisi yang diperlukan, meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau
perbaikan.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Kehadiran, meliputi : regularitas, dapat dipercaya atau diandalkan, dan
ketepatan waktu.
5) Konservasi, meliputi : pencegahan, pemborosan, pemeliharaan peralatan.
Mainer (1965) menjelaskan dalam As’ad (1998:56) bahwa perbedaan
performance kerja antara orang yang satu dengan yang lainya dalam situasi kerja
karena perbedaan karakteristik dari individu yang bersangkutan. Disamping itu,
orang yang sama dapat menghasilkan performance kerja yang berbeda dalam
situasi yang berbeda pula.
Kesimpulan dari uraian tersebut diatas adalah kinerja guru pada intinya,
dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor – faktor individual dan faktor – faktor
situasi.
c. Penilaian Kinerja Guru
Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan diharuskan
memahami hal – hal yang bersifat konseptual dan filosofi, harus juga mengetahui
hal – hal yang bersifat teknis dan mampu mengaplikasikannya. Hal – hal yang
bersifat teknis antara lain kegiatan mengelola dan melaksanakan proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses yang mencakup serangkaian
aktivitas guru dan murid atas dasar asumsi hubungan dialogis yang berlangsung
dalam situasi edukatif. Proses belajar mengajar ini tidak hanya hubungan timbal
balik penyampaian informasi atau mata pelajaran, tetapi juga menamamkan nilai
sikap, moral dan perilaku dari guru kepada siswa secara professional. Professional
diartikan sebagai kegiatan yang kompleks memerlukan suatu kemampuan
menganalisis, mengintepretasikan dalam kaitan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan anak didik Sukari (1999:50).
Dalam penilaian kinerja guru yang efektif setidaknya terdapat dua syarat
utama, yaitu:
1) Adanya kriteria yang dapat diukur secara obyektif.
2) Adanya obyektifitas dalam proses evaluasi.
Kriteria
kinerja
yang dapat diukur secara obyektif untuk
commit to user
pengembangannya diperlukan kualifikasi
– kualifikasi tertentu. Ada tiga
perpustakaan.uns.ac.id
35
digilib.uns.ac.id
kualifikasi dalam pengembangan kiteria kinerja dapat diukur secara obyektif,
yaitu :
a) Relevansi (Relevancy)
Relevansi menunjukkan tingakat kesesuaian antara kriteria dengan tujuan
– tujuan kinerja. Misalnya kecepatan produksi dapat menjadi ukuran
kinerja yang lebih relevan dibandingkan penampilan seseorang.
b) Reliabilitas (Realibility)
Reliabelitas menunjukkan tingakat di mana kriteria mengahasilkan hasil
yang konsisten. Ukuran-ukuran kuantitatif seperti satuan-satuan produksi
dan volume penjualan mengahasilkan pengukuran yang konsisten secara
reatif. Sedangkan kriteria-kriteria yang bersifatnya subyektif seperti sikap,
kreatifitas dan kerja sama menghasilkan pengukuran yang tidak konsisten,
tergantung siapa yang mengevaluasi dan bagamana pengukuran itu
dilakukan.
c) Diskriminasi (Discrimination)
Driskiminasi mengukur tingkat dimana suatu kriteria kinerja dapat
memperlihatikan perbedaan-perbedaan dalam kinerja. Jika nilai semuanya
cenderung menunjukkan semuanya baik atau jelek berarti ukuran kinerja
tidak bersifat diskriminatif, tidak membedakan kinerja di antara masingmasing karyawan.
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas ukuran kinerja guru dapat terlihat
dari rasa tanggu jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa
tanggung jawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatutan
dari loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas maupun
tugas kependidikannya diluar kelas. Sikap ini dibarengi pula oleh rasa tanggung
jawab mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan
proses pembelajaran. Selain itu guru juga sudah mempertimbangkan akan
metodelogi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang dipakai,
serta alat penilaian apa yang akan digunakan di dalam perlaksanaan evaluasi.
Kinerja guru akan semakin optimal, manakala diintegrasikan dengan
commit
to sekolah,
user
komponen persekolahan, apakah itu
kepala
guru, karyawan maupun anak
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didik, kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan
ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya. Dan berupa
untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk
meningkatkan kearah yang lebih baik.
Seorang guru yang ideal menurut Usman, (1989:3) mempunyai tugas
pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus
memiliki kompetensi, setidaknya ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru. Tugas kompetensi itu adalah kompetensi personal, yaitu
kemampuan yang ada pada diri guru agar dapat mengembangkan kondisi belajar
sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif. Kedua kemampuan
sosial yaitu kemampuan guru yang realisasinya memberi manfaat bagi
masyarakat. Ketiga, kompetensi profesional adalah kemampuan yang dimiliki
guru sebagai pengajar yang baik.
Kemampuan
profesional
yang
diharapkan
dari
seorang
tenaga
kependidikan menurut Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (P3G) yang
dikutip Samana, (1994:123), terdapat 10 kompetensi guru di Indonesia, yakni : 1)
Menguasai bahan pengajaran, 2) Mengelola program pembelajaran, 3) Mengelola
kelas, 4) Menggunakan media dan sumber belajar, 5) Menguasai landasan
pendidikan, 6) Mengelola interaksi belajar mengajar, 7) Menilai prestasi belajar,
8) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan, 9) Mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, dan 10) Memahami dan menafsirkan
hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Menurut (Furqon,2009:239) menyebutkan bahwa kinerja pendidik yang
diharapkan dapat berpegang pada prinsip – prinsip sebagai berikut ;
1) Senantiasan memegang komitmen dengan sungguh – sungguh dalam
mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan.
2) Senantiasa menjunjung tinggi martabat dan profesi guru.
3) Senantiasa melakukan yang terbaik dalam mengembangkan potensi
peserta didik.
4) Senantiasa bekarja keras dengan penuh pengabdian.
Sedangkan khusus dalam praktek mengajar menurut Pusat Pembinaan
commit
to usermenjelaskan bahwa kinerja yang
Widyaiswara yang dikutip Sukari
(1999:50)
perpustakaan.uns.ac.id
37
digilib.uns.ac.id
memuaskan menunjukkan : 1) Penguasaan materi, 2) Ketepatan waktu dalam
penyajian, 3) Sistematika penyajian, 4) Penggunaan metode mengajar dan alat
bantu, 5) Daya simpatik gaya dan sikap, 6) Penggunaan bahasa, 7) Pemberian
motivasi belajar kepada pelajar, 8) Pencapaian tujuan intruksional, 9)
Komprehensif dan wawasan, 10) Kerapian.
Kesepuluh kriteria guru tersebut diatas sangat sesuai dengan peranan dan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses
pendidikan. Untuk memahami pengertian proses belajar mengajar, berikut uraian
pengertian istilah tersebut :
1) Peranan guru yaitu serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan.
2) Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.
3) Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru.
4) Proses yaitu interaksi semua komponen yang terdapat dalam belajar
mengajar yang satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan
(interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan.
5) Belajar yaitu sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungan.
6) Mengajar yaitu suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral
yang cukup berat.
Peristiwa belajar mengajar banyak mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua ini akan menimbulkan
tantangan bagi guru untuk senantiasa meningkatkan tugas, peranan dan
kompetensinya.
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini semestinya
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar bidang kependidikan
walaupun kenyataan masih terdapat dilakukan orang diluar kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik artinya meneruskan dan mengambangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengambangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa,
sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik
simpati sehingga ia menjadi idola bagi siswanya. Palajaran apa pun yang
diberikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar.
Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik. Maka kegagalan
pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada
siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menatik. Pelajaran
tidak akan diserap sehingga mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan
oleh guru itu.
Terkait dengan uraian tersebut tugas dan kegiatan pokok guru adalah
melaksankan pengajaran. Tugas ini dapat dicapai dengan baik apabila seseorang
guru mengetahui secara jelas maksaud dan tujuan pengajaran yang akan
dilaksanakan, serta mengelola pengajaran itu sebaik mungkin. Pengelolaan
pengajaran yang menjadi tugas guru meliputi ; 1) Menyusun rencana program
pengajaran, 2) Menyajikan dan melaksanakan program pengajaran, 3) Melakukan
evaluasi belajar, 4) Melakukan analisis hasil evalusi belajar, dan 5) Menyusun
program perbaikan Sukari (1999:51). Gagne dan Berliner yang dikutip Bafadal,
(1992:26) menjelaskan ada tiga fase pengajaran, yaitu 1) fase sebelum pengajaran,
2) fase saat pengajaran, 3) fase sesudah pengajaran. Tugas guru sebelum mengajar
adalah bagaimana merencanakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan
yang direncanakan. Sedangkan tugas guru setelah mengajar adalah bagamana
menentukan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan dan mengadakan
perbaikan. Ketiga tugas besar ini saling berhubungan dalam mencapai efektivitas
dan efisiensi pengajaran.
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tugas pertama, merencanakan pengajaran merupakan tugas pertama guru
sebagai pengajar. Merencanakan pengajaran berarti merencanakan suatu sistem
pengajaran. Sistem pengajaran merupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga
tugas merencanakan pengajaran bukanlah tugas yang mudah bagi seorang guru,
karena guru dituntut memiliki kemampuan berfikir yang tinggi untuk
memecahkan masalah pengajaran. Lebih dari itu, guru juga dituntut memiliki
kemampuan yang tinggi untuk mengidentifikasi unsur-unsur pengajaran dan
menghubungkan satu sama lainnya.
Tugas guru di bidang pengajaran sama dengan dan relevan dengan
langkah-langkah dalam proses perencanaan pengajaran. Dick dan Carey, (1985:3)
menjelaskan bahwa komponen-komponen dalam proses belajar mengajar yang
perlu diperhatikan yaitu: 1) Melakukan identifikasi Tujuan Instruksional Umum,
2) Melakukan analisis instruksional, 3) Melakukan identifikasi perilaku dan
karekteristik awal siswa, 4) Menulis tujuan kinerja, 5) Melakukan revisi kegiatan
instruksional, 6) Mengembangkan butir tes acuan patokan, 7) Mengembangkan
strategi intruksional, 8) Mengambangkan dan memilih bahan instruksional, 9)
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif, 10) Mendisain dan melaksanakan
evaluasi sumatif.
Tugas kedua adalah mengajar atau mengimplementasikan rencana
pengajaran yang dibuat. Tugas ini merujuk bagamana seseorang guru
menciptakan suatu system pengajaran yang sesuai dengan apa yang telah
direncanakan
sebelumnya.
Tugas
ini
mencakup,
menyampaikan
tujuan
pengajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode-metode serta
alat-alat tertentu sesuai dengan rencana, menilai keberhasilan belajar murid,
memotivasi, membantu masalah belajar murid. Thomas Green dalam Bafadal,
(1992:31)
mengklasifikasikan
aktivitas-aktivitas
pengajaran
menjadi
tiga
kelompok, yaitu : 1) Aktivitas logis, 2) Aktivitas strategis, 3) aktivitas
intruksional. Aktivitas logis pengajaran adalah segala aktivitas yang berhubungan
dengan
pemikiran
menyimpulkan,
dalam
merangkum
melakukan
pengajaran,
seperti
menjelaskan,
dan mendemontrasikan. Aktivitas strategis
to user pada perencanaan atau strategi
pengajaran adalah segala aktivitascommit
yang mengacu
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam pengajaran, seperti memotivasi, bimbingan, pendisiplinan dan bertanya.
Sedangkan aktivitas instruksional pengajaran adalah segala aktivitas yang
merupakan bagian dari pengorganisasian kerja guru oleh institusi sekolah.
Aktivitas-aktivitas ini meliputi pengumpulan dana, pengarsipan laporan,
memonitor murid, dan konsultasi dengan orang tua murid.
Tugas kegita guru adalah menilai pengajaran. Tugas ini merujuk
bagamana guru menilai keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dikelolanya. Tugas menilai pengajaran adalah menilai dibagian-bagian yang tidak
berjalan sebagamana mestinya. Tuntutan seorang guru selain seperti uraian diatas,
hendaknya guru dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan
penyuluhan kepada siswa serta membantu memecahkan masalah-masalah mereka,
aspek ini tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi
juga menyangkut pengambangan kepribadian dan nilai-nilai para siswa. Hal ini
tentunya tidak efektif apabila tanpa dukungan perilaku yang menyebabkan
timbulnya proses belajar bagi siswa, hal ini dimaksudkan agar para guru dituntut
untuk mengembangkan hubungan pribadi.
d. Indikator Kinerja Guru
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator
yang
digunanakan dalam membahas tentang kinerja guru adalah:
a) Komitmen.
(1) Memiliki ketajaman visi.
(2) Bertanggung jawab.
b) Kompetensi.
(1) Senantiasa mengembangkan diri.
(2) Memiliki
kompetensi
pedagogik,
professional.
c) Kerja keras.
(1) Bekerja ikhlas dan sungguh – sungguh.
(2) Produktif.
commit to user
kepribadian,
sosial,
dan
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Konsisten.
(1) Memiliki prinsip.
(2) Fokus.
e) Kesederhanaan.
(1) Bersahaja.
(2) Tepat guna.
f) Kedekatan.
(1) Perhatian pada siswa.
(2) Terjalinnya hubungan emosional yang harmonis.
g) Pelayanan maksikmal.
(1) Dipenuhinya standar pelayanan minimal.
(2) Cepat dan tanggap.
h) Cerdas.
(1)Responsif, analitis, inovatif dan solutif.
(2)Mewarnai berbagai aktivitas yang dilakukan.
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Arif (2003), tentang Kontribusi Pengetahuan Tentang
Kepemimpinan Pendidikan Dan Presepsi Mengenai Supervisi Kepala Sekolah
Terhadap Efektifitas Mengajar. Jakarta: IKIP dengan Menggunakan Pendekatan
Statistik Regresi (sederhana/ganda) serta Korelasi (sederhana/ganda), hasil analisa
adalah korelasi positif antara pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan dan
efektivitas mengajar ( R = 0,58 dan R2=0,34), persepsi mengenai supervisi kepala
sekolah dan efektivitas mengajar ( R = 0,74 dan R2 = 0,55) dan pengetahuan
tentang kepemimpinan pendidikan dan persepsi supervisi kepala sekolah dengan
efektivitas mengajar (R = 0,80 dan R2 = 0.64). Sehingga pengetahuan tentang
kepemimpinan pendidikan dan persepsi mengenai supervisi kepala sekolah
berpengaruh positif terhadap mengajar efektivitas.
Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada
supervisi kepala sekolah dan efektivitas
commit mengajar
to user guru sedangkan perbedaannya
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada pengetahuan tentang kepemimpinan pendidikan, dan lokasi penelitian yang
berbeda, sehingga penelitian ini pada posisi mengembangkan jika dikaitkan
dengan penelitian sebelumnya. Untuk itu, penelitian ini masih layak dilaksanakan.
Farid (2001), dalam penelitiannya tentang Hubungan Metode Mengajar
Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa. Medan : UISU. Mengingat penelitian ini
menggunakan teknik korelasi dan regresi. Hasil analisis menyebutkan, metode
mengajar dosen merupakan variabel yang memberikan sumbangan terbesar, yaitu
10,748%, sedangkan keterampilan belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar
hanya memberikan pengaruh sebesar 3,274%, 2,262% dan 3,345%. Sedangkan
80,4% lagi merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak menjadi variabel
dalam penelitian ini.
Persamaannya sarana belajar atau sarana pendidikan dan metode penelitian
yang akan digunakan oleh peneliti, sedangkan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu metode mengajar, keterampilan belajar, lingkungan
belajar. Jadi penelitian ini layak untuk dilaksanakan.
Suharningsih
(2010),
Optimalisasi
Kinerja
Guru
Dalam
Proses
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunkan metode penelitian
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja guru sekolah dasar
dalam melaksanakan proses pembelajaran awali dengan penyusunan rencana
pembelajaran
dan
diakhiri
dengan
pelaksanaan
pembelajaran
sebagai
implementasi rancana pembelajaran. 2) kesuksesan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran merupakan keberhasilan guru dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan kondisi lingkungan sekolah.
Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada
kinerja guru dan supervisi kepala sekolah sedangkan perbedaannya pada, metode
penelitian, dan lokasi penelitian yang berbeda, sehingga penelitian ini pada posisi
mengembangkan jika dikaitkan dengan penelitian sebelumnya. Untuk itu,
penelitian ini masih layak dilaksanakan.
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model
konseptual variabel – variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori –
teori yang berhubungan dengan variabel yang ingin diteliti.
1. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru.
Seorang kepala sekolah yang ingin mendapatkan kinerja guru yang baik
hendaknya dapat mengembangkan kegiatan supervisi yang baik, karena
dengan itu seorang guru akan lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya baik sebagai seorang pendidik maupun sebagai
pegawai administratif. Dengan supervisi yang tepat dari seorang kepala
sekolah maka kinerja guru dalam melaksankan tanggung jawabnya akan
meningkat.
Jadi supervisi yang diterapkan kepala sekolah akan
berpengaruh pada kinerja guru yang akan dicapai.
2. Pengaruh Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru.
Fasilitas mengajar merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila
menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan
fasilitas mengajar yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan, maka
secara otomatis guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa. Logikanya semakin lengkap fasilitas mengajar guru maka
semakin tinggi pula motivasi seorang guru untuk melaksanakan
pembelajaran dikelas. Jadi jelas bahwa fasilitas mengajar turut
mempengaruhi kinerja guru.
3. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap
Kinerja Guru.
Keberhasilan untuk mencapai kinerja guru yang baik merupakan harapan
semua pihak, namun demikian dengan melihat kondisi individu guru yang
berbeda-beda maka kinerja yang ditunjukkan akan berbeda-beda. Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran. Dengan supervisi kepala sekolah yang baik maka guru
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien, yang pada akhirnya menuju tercapainya kinerja guru yang optimal.
Selain supervisi kepala sekolah, kinerja guru juga di pengaruhi oleh
fasilitas mengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Fasilitas mengajar
harus tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga diharapkan
mempermudah guru dalam melakukan pembelajaran dikelas. Selanjutnya
hal ini akan mempermudah guru dalam memberikan materi yang di
ajarkan kepada siswa, yang akhirnya akan meningkatkan motivasi guru
dalam mencapai kinerja yang optimal.
Supervisi Kepala
Sekolah
Kepala
Sekolah
Guru
Kinerja Guru
Fasilitas Mengajar
Gambar 1 : Kerangka Berpikir
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses
menghubung – hubungkan sejumlah bukti empiris.
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berpikir,
dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011.
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan fasilitas
mengajar terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara atau
prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan terlebih
dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menentukan
metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang
diinginkan.
Menurut Muhajir (2000:3), “metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah
dilanjutkan dengan metode yang digunakan”.
Sedangkan
menurut
Sutopo
(2002:5)
mengemukakan
“Metodologi
penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih
mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila
dipikirkan secara para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung
jawabkan”.
Dari pengertian metodologi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi
penelitian adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang
metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam
melaksanakan penelitian untuk tujuan penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Alasan peneliti
memilih mengadakan penelitian di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah :
a. Tersedia data yang dibutuhkan.
b. Terdapat masalah yang diteliti.
c. Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Januari
commit to user
2011 sampai bulan Juni 2011. Adapun jenis kegiatan yang di lakukan terbagi
46
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi dua tahap, yakni persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian.
Tahap persiapan penelitan meliputi pengajuan masalah sampai penyusunan
angket. Sedangkan tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data
sampai penyusunan laporan penelitian. (Lampiran 29)
B. Penetapan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebuah penelitian akan memerlukan obyek yang akan diteliti, sehingga di
dalam penelitian tidak terlepas dari adanya populasi. Populasi merupakan obyek
yang akan dikenai hasil penelitian. Sebelum menetapkan populasi, yang perlu
diketahui adalah pengertian dari populasi.
Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut
Singarimbun dalam Iskandar (2008: 68) ”adalah jumlah keseluruhan dari unit –
unit analisis yang memilki ciri – ciri yang akan di duga”. Populasi menurut Zuriah
(2005) ”adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang ditentukan”. Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh guru yang ada di SMA Negeri 2 Sukohajo tahun ajaran 2010/2011
berjumlah 73 orang guru. Jadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 73 orang.
2.
Sampel
Menurut Iskandar (2008: 69) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang
diambil secara representative atau mewakili populasi yang bersangkutan atau
bagian kecil yang diamati”. Sedangkan Arikunto (2006 : 131) “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sugiyono (2005:91) “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”.
Berdasarkan pernyataan tersebut penulis menyimpulkan sampel adalah kelompok
kecil yang merupakan wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan
sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya harus sama dengan
karakteristik populasi. Sampel inilah yang nanti akan diteliti.
Sehubungan dengan pengambilan sampel representatif seperti yang
dikemukakan oleh Surachmad (2004: 100) :
commit to user
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk pedoman umum saja populasi dikatakan bahwa bila populasi cukup
homogeny terhadap populasi dibawah 100, maka dapat dipergunakan
sampel sebesar sebesar 50%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan
ada baiknya sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”.
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah dibawah 100 yaitu 73 orang
guru. Berdasarkan pendapat diatas dan dengan pertimbangan jumlah populasi
yang diambil untuk diteliti jumlahnya dibawah seratus, maka peneliti mengambil
tindakan untuk mengambil 55% dari semua guru yang ada di SMA Negeri 2
Sukoharjo yang berjumlah 73 orang guru, sehingga sampel dalam penelitian ini
adalah 55% X 73 = 40 orang guru.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan
penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan
hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut
sampel”. Ada beberapa teknik pengambilan sampel, tapi dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik sampling acak (random sampling)
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001: 75) yang
menyatakan “Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersamasama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”
Selanjutnya cara-cara yang digunakan untuk random sampling dapat
dilakukan dengan:
a. Cara undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian jika
cara ini dilakukan terhadap semua individu dalam populasi maka teknik ini
disebut unsestricted random sampling/random sampling tak bersyarat akan
tetapi sangat sulit untuk melakukan cara ini jika jumlah subyek dalam
populasi sangat banyak/ jika kita belum mengetahui secara pasti semua
individu dalam polulasi.
b. Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke
bawah. Ini dilakukan dengan mengambil meraka yang bernomor kelipatan
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ganjil genap, nomor kelipatan angka tiga dan sebagainya tergantung
ketentuan yang dibuat oleh peneliti.
c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random : Tabel bilangan ini pada
umumnya terdapat pada buku-buku statistik. Cara ini banyak digunakan
oleh para peneliti. Hal ini karena selain prosedurnya sangat sederhana,
kemungkinan penyelewengan juga dapat dihindari. Randomisasi dapat
dikenakan pada subyek/individu dalam populasi.
Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti
mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya. Karena itu dalam
pengambilan sampel harus mengikuti teknik-teknik yang ditentukan. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling dengan cara undian yang artinya dari 73 guru akan diambil sejumlah 40
guru sebagai sampel secara acak, sehingga setiap guru mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi anggota sampel.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan,
tetapi tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk
lebih jelasnya dapat penulis uraikan tentang angket atau kuesioner.
1. Metode Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket
Arikunto (2006:151) menyatakan “angket adalah sejumlah pertanyaan
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan
Hasan (2003:82) menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang
diserahkan kepada responden”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu
commit to pertanyaan
user
masalah dengan jalan mengedarkan
kepada responden untuk
perpustakaan.uns.ac.id
50
digilib.uns.ac.id
mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui
secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan
kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.
b. Jenis-Jenis Angket
Menurut Arikunto (2006:152) mengemukakan bahwa angket dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang
digunakan, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda chek (√ ) Pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya
dimulai dari setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan
angket jenis tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah
disediakan dan bila dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dengan rating-scale (skala bertingkat). Alasannya
dapat memberikan beberapa alternative jawaban kepada responden sehingga
dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapatnya.
c.
Alasan Penggunaan Angket
Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan
data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto ( 2006: 153) yaitu:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara commit
serentaktokepada
user banyak responden
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan
menurut waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
d. Langkah-Langkah Menyusun Angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a) Menetapkan tujuan pembuatan angket
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data tentang Lingkungan Fisik dan Pengawasan dihubungkan dengan
efektivitas kerja pegawai.
b) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur
Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu
dibuat suatu matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini
merupakan penjabaran dari aspek-aspek yang akan diukur untuk
memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Isi dari
matriks ini harus sesuai dan mengarah pada masalah dan tujuan penelitian.
Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara lain batasan dari konsep
yang akan diteliti, variabel-variabel serta indikator-indikator yang perlu di
identifikasi dan diukur.
c) Menyusun petunjuk pengisian angket.
Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel
yang akan diteliti.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang
tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub
indikator yang dapat diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini
menggunakan skala bertingkat atau rating-scale dan untuk menentukan nilai
jawaban angket dari masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert.
Menurut Sugiyono (2001: 87) mengemukakan bentuk skala likert dengan
kategori penelitian sebagai berikut:
1) Sangat setuju
2) Setuju
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Ragu-ragu
4) Tidak setuju
5) Sangat tidak setuju
Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut
mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk
memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto
(2006: 241) sebagai berikut:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif,
karena responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah
(karena dirasa aman dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan
itu memang ada benarnya. Maka memang dirasakan alternatif pilihannya
hanya 4 saja. Alternatif “Sangat setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu
awal (kubu akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu “Tidak setuju” dan
“Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal). Dalam hal ini dapa kita
pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya berada pada sisi
“Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga
dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga
“Tidak setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4
alternatif jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat
berupa kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai
cara penilaian terhadap angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai
berikut:
1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.
2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternative
jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom
jawaban yang dipilih.
3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut:
Jawaban sangat setuju (SS)
nilai = 4
Jawaban setuju
(S)
nilai = 3
Jawaban tidak setuju (ST)
nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju (STS)
nilai = 1
4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai
berikut:
Jawaban sangat setuju (SS)commit to user
nilai = 1
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jawaban setuju (S)
nilai = 2
Jawaban tidak setuju (ST)
nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju (STS)
nilai = 4
d) Membuat surat pengantar
e) Mengadakan uji coba (try out)
Setelah angket
disusun, angket tersebut
perlu
diuji-cobakan untuk
mengetahui letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan
responden dalam menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini
bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut. Uji
coba dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo sebanyak 10 orang guru,
diluar sample yang telah dipilih.
Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out
digunakan alat ukur sebagai berikut
1) Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi
dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur.
Penelitian ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan
formula korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar
seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:
rxy 
N  XY  ( X )( Y )
N  X
2

  X  N  Y 2   Y 
2
Keterangan:
rxy
: koefisien korelasi variabel x dan y
X
: jumah skor-skor X
Y
: jumlah skor-skor Y
N
: jumlah responden
commit to user
2

54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis
product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan
taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid.
2) Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat
pengumpul data. penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun
rumus tersebut menurut Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:
2
 k    b 
r11  
 1   2 
 k  1 

t
Keterangan:
r11
= Reabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
 b
2
t2
= Jumlah varians butir
= Varians total
Hasil r11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila
hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka
angket tersebut reliabel.
f) Revisi angket
Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk
revisi.
g) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel,
diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel
angket.
commit to user
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan
sudah menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul
data yang kemudian dianalisis.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel
yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya
digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang
dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan
penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang
digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang akan
diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian
mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan
tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk
eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan
dengan masalah variabel yang diteliti Iskandar (2008:61).
Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk
peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi.
Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:
1. Variabel bebas atau independent variable adalah cara belajar siswa (X1) dan
gaya mrngajar guru (X2)
2. Variabel terikat dependent variable adalah prestasi belajar siswa (Y).
3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode
penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk medeskripsikan atau
menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.
commit to user
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan
analisis data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.
Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain
sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila data distribusi
normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu
syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis.
Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah dengan menggunakan One sample
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno,
2008:28).
b. Uji Linearitas
Uji Linieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara
variabel X dan Y yang bisa dilakukan, sebagai berikut :
1) Plot antara residu (e) versus Y-topi
Jika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu scatter diagram
(diagram pencar) dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak
terjadi mispesifikasi pada fungsi regresi, hal ini bararti bahwa hubungan
antara variabal X dan Y adalah linier.
2) Plot antara variabel X versus Y
Jika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini
telah terpenuhi.
3) Plot antara residu versus X
Jika plot menggambarkan diagram pencar maka linieritas ini sudah
terpenuhi.
(Siswandari, 2008:35)
c. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga
commit to user
sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel
bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk
mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF), di mana menurut Hair et al dalam Duwi Priyatno
(2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai
tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model
regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui apakah
pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W
(Durbin Watson) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
d
= Nilai Durbin – Watson
= Jumlah kuadrat sisa (Gujarati, 2003).
Pada penelitian ini dilakukan uji autokorelasi dengan melihat nilai Durbin
– Watson pada tabel model summary. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 17. Menurut Singgih Santoso (2010: 215) kriteria autokorelasi ada
3, yaitu:
1) Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis I dan II
Pengujian hipotesis I dan II dilakukan dengan menggunakan uji r.
Penggunaan Uji r adalah untuk menguji secara parsial masing-masing variabel
dan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel, yakni variabel
independen dengan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2007: 184-185)
langkah-langkah dari uji r adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho :
=0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ho :
≠0
Berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen.
2) Tingkat signifikasi (
) = 5%
3) Rumus uji r
rxy 
N  XY  ( X )( Y )
N  X
2
  X 
2
N  Y
2
  Y 
2

Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
X : jumah skor-skor X
Y : jumlah skor-skor Y
N
: jumlah responden
(Suharsimi Arikunto,2006: 275)
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila rhitung  rtabel atau nilai probabilitas
 0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila rhitung  rtabel atau nilai probabilitas
 0,05.
Uji r dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan
to user correlation. Jika nilai pearson
melihat tabel correlations pada commit
nilai pearson
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
correlation (rhitung) > rtabel dengan nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika
nilai pearson correlation (rhitung) < rtabel dengan nilai probabilitas > 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel
adalah dengan menginterpretasi terhadap nilai r. Menurut Sugiyono (2007: 184)
interpretasi tersebut adalah sebagi berikut:
Tabel 1. Pedoman Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,199
Sangat Rendah
Untuk mengahasilkan suatu data penelitian yang akurat dalam penelitian
ini penulis menambahkan uji t sebagai uji pembanding terhadap hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan menggunakan uji r sehingga diharapkan akan
mendapatkan suatu hasil pengujian yang valid dan akurat.
b. Analisis Regresi Linear Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel
terikatnya. Bentuk persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:

Yab X
1
1
 b2 X 2
Di mana :

Y
a
b1, b2
X1, X2
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
= Konstanta (nilai Y apabila X1, X2….. = 0)
= Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
= Variabel independen
(Duwi Priyatno, 2010:61)
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Uji Hipotesis III
Pengujian hipotesis III akan dilakukan dengan menggunakan uji F.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,
X2...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak.
Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. (Duwi Priyatno,
2010: 67)
Adapun langkah-langkah dari uji F adalah sebagai berikut :
1) Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0
Berarti
ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen.
2) Tingkat signifikasi (
) = 5 % ; F tabel
( k-1;n-k )
3) Rumus uji F
Keterangan:
R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel
4) Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak apabila
Fhitung  Ftabel
atau
nilai
probabilitas  0,05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila
probabilitas  0,05.
commit to user
Fhitung 
Ftabel
atau
nilai
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji F dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 17, yaitu dengan
melihat tabel ANOVA dalam kolom nilai F, jika Fhitung  Ftabel dengan nilai
probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model regresi
bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika Fhitung < Ftabel dengan
nilai probabilitas > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
d. Menghitung sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing
prediktor terhadap kriterium ( Y )
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui
seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y.
1) Menghitung sumbangan relatif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus.
X1=
X2 
2)
b1  x1 y
x100%
JK ( REG )
b2  x2 y
x100%
JK ( REG )
Menghitung sumbangan efektif X 1 dan X 2 terhadap Y dengan rumus.
Untuk X 1
SE % X 1 = SR % X 1 x R 2
Untuk X 2
SE % X 2 = SR % X 2 x R 2
Keterangan R 2 = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.
( Sutrisno Hadi, 2002 : 44-45 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan
Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011” terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Supervisi kepala sekolah, sebagai variabel bebas pertama (X1)
2. Fasilitas mengajar, sebagai variabel bebas kedua (X2)
3. Kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y)
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut
digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 7
item soal yang tidak valid, yaitu: 2 item dari variabel supervisi kepala sekolah
(Lampiran 4), 2 item dari variabel fasilitas mengajar (Lampiran 6), dan 3 item dari
variabel kinerja guru (Lampiran 8). Ketujuh item tersebut tidak digunakan karena
sudah diwakili oleh item lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 49
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses
tabulasi data supervisi kepala sekolah sebagai variabel X1 dan fasilitas mengajar
sebagai variabel X2 serta prestasi belajar siswa sebagai variabel Y, maka peneliti
mengemukakan deskripsi data sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik
Descriptive Statistics
N
Minimum
Supervisi Kepala Sekolah
40
Fasilitas Mengajar
40
Kinerja Guru
40
Maximum
Mean
Std.
Deviation
31
47
37.93
4.141
10
21
16.22
2.878
76
98
84.68
5.516
commit to user
Sumber: data primer yang diolah (2011)
62
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Deskripsi data di atas menunjukkan jumlah responden dalam penelitian
ini adalah 40 guru. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui skor
variabel supervisi kepala sekolah diperoleh skor minimum 31, skor maksimum 47,
rata-rata 37,93 dan standar deviasi 4,141. Variabel fasilitas mengajar diperoleh
skor minimum 10, skor maksimum 21, rata-rata 16,22 dan standar deviasi 2,878.
Variabel kinerja guru diperoleh skor minimum 76, skor maksimum 98, rata-rata
84,68 dan standar deviasi 5,516. ( Lampiran 14 )
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1.
Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Adapun hasil uji normalitas dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Supervisi
Kepala Sekolah
N
Fasilitas
Mengajar
Kinerja Guru
40
40
40
Mean
37.93
16.23
84.68
Std.
Deviation
4.141
2.878
5.516
Absolute
.129
.119
.149
Positive
.129
.079
.149
Negative
-.065
-.119
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.816
.752
.940
Asymp. Sig. (2-tailed)
.519
.624
.339
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme
Differences
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
commit to user
Sumber: data primer yang diolah (2011)
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tebel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji
kolmogorov-smirnov untuk masing-masing variabel adalah 0,519 (X1); 0,624 (X2)
dan 0,339 (Y). Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga model
regresi memenuhi asumsi normalitas. ( Lampiran 15 )
2.
Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Hasil uji linearitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 2. Plot Supervisi Kepala Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa plot variabel X1
dengan Y menggambarkan garis lurus dengan data menyebar mengikuti garis
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
commit to user
linieritas.
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Variabel Fasilitas Mengajar (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Gambar 3. Plot Fasilitas Mengajar (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa plot variabel X2
dengan Y menggambarkan garis lurus dengan data menyebar mengikuti garis
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
linieritas. ( Lampiran 16 )
3.
Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Adapun hasil uji
multikolinearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Coefficients
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Supervisi Kepala Sekolah
.456
2.191
Fasilitas Mengajar
.456
2.191
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF
kedua variabel bebas kurang dari 5. Maka, dapat disimpulkan bahwa model
regresi bebas dari masalah multikolinearitas. ( Lampiran 19 )
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah variabel
pengganggu dari masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Hasil uji
autokorelasi dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5. Model Summary
Model
Std. Eror of the Estimate
1
Nilai Durbin-Watson
3.536
1.912
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka DurbinWatson sebesar 1.912. Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai 2 (-2 <
1.912< 2), dengan demikian model regresi terbebas dari masalah autokorelasi.
( Lampiran 20 )
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
hasil penelitian dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila hasil penelitian tidak mendukung pernyataan hipotesis.
commit to user
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Uji r
Uji r digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
secara parsial terhadap variabel terikat.
a.
Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat
b.
Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
c.
Nilai Probabilitas
Tabel 6. Pearson Correlations
Correlations
Kinerja Guru
Supervisi Kepala Sekolah
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Fasilitas Mengajar
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Kinerja Guru
Pearson Correlation
.746**
.000
40
.706**
.000
40
1
Sig. (2-tailed)
N
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel Pearson Correlations di atas bisa dilihat bahwa:
1) Nilai probabilitas supervisi kepala sekolah (X1) adalah 0,000. Nilai
probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel supervisi kepala
sekolah (X1) terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 )
2) Nilai probabilitas fasilitas mengajar (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas
commit to user
ini lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang signifikan secara parsial antara variabel fasilitas mengajar (X2 )
terhadap variabel kinerja guru (Y). ( Lampiran 22 )
2. Analisis Regresi Ganda
Setelah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows
diperoleh nilai koefisien regresi sebagai berikut:
Tabel 7. Koefisien Regresi
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
49.056
5.299
Supervisi Kepala Sekolah
.660
.202
Fasilitas Mengajar
.652
.291
(Constant)
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
9.257
.000
.495
3.261
.002
.340
2.240
.031
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel coefficients di atas, maka persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = 49,056 + 0,660 X1 + 0,652 X2
Keterangan
Y
: Kinerja Guru
X1 : Supervisi Kepala Sekolah
X2 : Fasilitas Mengajar
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta / intersep sebesar 49,056 secara matematis menyatakan bahwa jika
nilai variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol maka nilai Y adalah 49,056.
Damodar Gujarati (2006) mengatakan bahwa nilai intersep tidak selalu berarti
karena seringkali jangkauan nilai variabel bebas tidak memasukkan nol
sebagai salah satu nilai yang diamati. ( Lampiran 19 )
b. Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,660 artinya
supervisi kepala sekolah mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel
commit to user
kinerja guru. Sedangkan koefisien 0,660 berarti bahwa peningkatan satu unit
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
variabel supervisi kepala sekolah dengan asumsi variabel bebas lain konstan
akan menyebabkan kenaikan kinerja guru sebesar 0,660 unit. ( Lampiran 19 )
c. Koefisien regresi variabel fasilitas mengajar (X2) sebesar 0,652 artinya
fasilitas mengajar mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja
guru. Sedangkan koefisien 0,652 berarti bahwa peningkatan satu unit variabel
fasilitas mengajar dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan kinerja guru sebesar 0,652 unit. ( Lampiran 19 )
3. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
a.
Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel supervisi kepala
sekolah dan fasilitas mengajar secara bersama-sama terhadap kinerja
guru
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel supervisi kepala
sekolah dan fasilitas mengajar secara bersama-sama terhadap kinerja
guru Kriteria Pengujian
Ho ditolak dan Ha diterima apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
b.
Nilai Probabilitas
Tabel 8. ANOVA
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
724.047
2
362.024
Residual
462.728
37
12.506
1186.775
39
Total
F
28.948
Sig.
.000
a
Sumber: data primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel ANOVA di atas bisa dilihat bahwa nilai
probabilitas dalam kolom Sig. adalah 0,000; dimana nilai ini lebih kecil dari
0,05. Maka bisa disimpulkan
bahwa
Ho ditolak yang artinya terdapat
commit
to user
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel supervisi
kepala sekolah (X1) dan fasilitas mengajar (X2) terhadap kinerja guru (Y).
( Lampiran 23 )
4. Sumbangan Relatif (SR) dan Efektif (SE)
Sumbangan relatif dan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa
sumbangan murni masing-masing varibel bebas terhadap variabel terikat.
a.
Sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y
1) SR1 =
=
a
x1Y
JK Reg
85217 ,22
121332 ,15
= 0,702 x 100% = 70,2 %
Sehingga besarnya sumbangan relatif supervisi kepala sekolah (X1)
terhadap kinerja guru (Y) adalah 70,2 %. ( Lampiran 24 )
2) SR2 =
=
a
x2Y
JK Reg
36114 ,93
121332 ,15
= 0,298 x 100% = 29,8 %
Sehingga besarnya sumbangan relatif fasilitas mengajar (X2) terhadap
kinerja guru (Y) adalah 29,8 %. ( Lampiran 24 )
b.
Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y
1) SE1 = SR1 x R2
= 70,2 x 0,725
= 50,9 %
Sehingga besarnya sumbangan efektif supervisi kepala sekolah (X1)
terhadap kinerja guru (Y) adalah 50,9 %. ( Lampiran 24 )
2) SE2 = SR2 x R2
= 29,8 x 0,725
= 21,6 %
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sehingga besarnya sumbangan efektif fasilitas mengajar (X2) terhadap
kinerja guru (Y) adalah 21,6 %. ( Lampiran 24 )
5. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hipotesis, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari pengujian hipotesis I menggukan uji r diketahui nilai probabilitas
supervisi kepala sekolah (X1) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil
dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel supervisi kepala sekolah (X1) terhadap variabel kinerja
guru (Y). ( Lampiran 22 )
Sedangkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh
nilai thitung variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 3,261 dan ttabel
sebesar 1,685 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada
pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat
diterima.
Dari kedua pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
kedua pengujian tersebut mempunyai hasil yang sama. Dengan menggunakan
uji r maupun uji t yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi
kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun
pelajaran 2010/2011.
b. Dari pengujian hipotesis II menggukan uji r diketahui nilai probabilitas
fasilitas mengajar (X2) adalah 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05
maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel fasilitas mengajar (X2 ) terhadap variabel kinerja guru (Y). (
Lampiran 22 )
Sedangkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diperoleh
nilai thitung variabel fasilitas mengajar guru (X2) sebesar 2,240 dan ttabel sebesar
commit
user
1,685 dengan taraf signifikansi
0,05tosehingga
dapat dikatakan bahwa nilai
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada
pengaruh positif yang signifikan antara fasilitas mengajar guru terhadap
kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat
diterima. ( Lampiran 21 )
Dari kedua pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
kedua pengujian tersebut mempunyai hasil yang sama. Dengan menggunakan
uji r maupun uji t yaitu terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas mengajar
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.
c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung
sebesar 28,948 dan Ftabel sebesar 3,252 dengan taraf
signifikansi 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan
antara supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar guru terhadap kinerja
guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” dapat diterima.
( Lampiran 23 )
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa
variabel supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar berpengaruh terhadap
kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Peningkatan
supervisi kepala sekolah akan menyebabkan peningkatan kinerja guru. Sebaliknya
menurunnya supervisi kepala sekolah akan menyebabkan penurunan kinerja guru.
Supervisi kepala sekolah, tugas kepala sekolah sebagai supervisor, teknik-teknik
dalam supervisi serta tujuan dari supervisi berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja guru. Peningkatan fasilitas mengajar akan menyebabkan peningkatan
kinerja guru. Sebaliknya menurunnya fasilitas mengajar akan menyebabkan
penurunan kinerja guru. Sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan belajar
mengajar serta kelengkapan fasilitas mengajar berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji r diperoleh nilai probabilitas
kedua variabel bebas adalah sebesar 0,000; karena nilai probabilitas ini lebih
kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan demikian hipotesis ke pertama dan
kedua penelitian yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara supervisi
kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima
atau terbukti kebenarannya.
2.
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji r diperoleh nilai probabilitas
kedua variabel bebas adalah sebesar 0,000; karena nilai probabilitas ini lebih
kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, dengan demikian hipotesis ke pertama dan
kedua penelitian yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara fasilitas
mengajar (X2) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima atau
terbukti kebenarannya.
3.
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji F diperoleh nilai probabilitas
sebesar 0,000; karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho
ditolak, sehingga hipotesis ketiga penelitian yang
menyatakan “Ada
pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah (X1) dan fasilitas
mengajar (X2) terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo” diterima atau
terbukti kebenarannya.
B. Implikasi
Implikasi yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti
commit
to user
lain untuk memperbaiki atau
menyempurnakan
penelitian ini maupun
73
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengkaji dan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan
kinerja guru dan faktor yang mempengaruhinya.
2.
Hasil penelitian ini dapat juga dikembangkan oleh peneliti lain untuk
menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti dengan
analisis yang lainnya. Misalnya dengan analisis pet, sehingga dapat
dibandingkan hasilnya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.
3.
Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada guru dan kepala sekolah
bahwa pemberian bantuan, motivasi dan pembinaan atau sering disebut
dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah membawa dampak
positif terhadap peningkatan kinerja guru. Supervisi kepala sekolah ini
meliputi perbaikan situasi pengajaran, pengefektifan peran guru, pemberian
contoh mengajar yang baik kepada guru, melibatkan partisipasi seluruh guru
serta membantu guru dalam meningkatkan cara mengajar yang efektif. Untuk
itu kepala sekolah hendaknya mengoptimalkan tugasnya sebagai supervisor.
4.
Sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar,
kelengkapan
fasilitas
yang
digunakan
dalam
pembelajaran,
media
pembelajaran serta kelengkapan literatur yang bisa digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa membawa
dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Untuk itu sekolah
hendaknya mengoptimalkan fasilitas pembelajaran untuk memaximalkan
kinerja guru.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti
kemukakan di atas, maka peneliti mengajukan saran kepada kepala sekolah SMA
Negeri 2 Sukoharjo, sebagai berikut:
a.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk
variabel supervisi kepala sekolah, item yang paling rendah adalah observasi
kelas yang dilakukan kepala sekolah ketika guru sedang mengajar. Maka dari
itu hendaknya kepala sekolah melakukan observasi kelas ketika guru sedang
commit
to userbisa dipantau. Hal ini berdasarkan
mengajar sehingga kinerja dalam
mengajar
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 2 dengan nilai 89
( Lampiran 10)
b.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk
variabel supervisi kepala sekolah, item yang paling rendah adalah melibatkan
partisipasi seluruh guru dan staf sekolah. Maka dari itu hendaknya kepala
sekolah melibatkan partisipasi seluruh guru dan staf sekolah terutama dalam
pengambilan keputusan agar dilakukan atas dasar musyawarah mufakat
dengan seluruh bawahannya. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang
menunjuk pada item nomor 5 dengan nilai 81. ( Lampiran 10)
c.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk
variabel fasilitas mengajar, item yang paling rendah adalah kemampuan guru
dalam menggunakan berbagai media pembelajaran yang disediakan sekolah.
Maka dari itu hendaknya kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk seluruh
guru dalam menggunakan berbagai fasilitas pembelajaran yang disediakan di
sekolah, misalnya: pelatihan membuat power poin, pelatihan penggunaan
LCD, pelatihan tehnik mengajar dll. Hal ini dimaksudkan agar guru bisa
mengoptimalkan penggunaan fasilitas pembelajaran tersebut. Hal ini
berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan
nilai 93. ( Lampiran 11)
d.
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada responden, skor untuk
variabel fasilitas mengajar, item yang paling rendah adalah penyediaan
berbagai jurnal pendidikan guna menunjang kinerja guru dalam mengajar.
Maka dari itu hendaknya kepala sekolah menyediakan berbagai jurnal yang
bisa digunakan oleh guru sebagai literatur dalam mengajar. Hal ini
berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 23 dengan
nilai 94. ( Lampiran 11)
commit to user
Download