Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam JUNI ERPIDANASUTION, M.Pd.I Dosen STAI Nurul Falah Air Molek [email protected] Abstrak „Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab, tampa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa salah langka. Oleh karena itu perumusan tujuan dengan tegas dan jelas menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogos dan perenungan filosofi. Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan karena secara inplisit dan eksplisit didalamnnya terkandung hal-hal yang sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikannya, lembaga penyelenggara pendidikan dan Negara‟. Kata Kunci: Hakikat, Tujuan, Pendidikan Islam. LATAR BELALANG Dewasa ini bangsa-bangsa di dunia, hampir percaya sepenuhnya kepada kekuatan pendidikan dalam memajukan suatu Negara. Jepang, sebagai bangsa yang saat ini menguasai perekonomian dunia pada hampir seluruh sektor kehidupan manusia, terjadi setelah ia memperbaiki mutu pendidikannya. Setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Hal ini karena dengan berorientasi pada tujuan itu, dapat diketahui bahwa tujuan dapat berfungsi sbagai standar untuk mengakhiri usaha, serta mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat berfokus pada apa yang di-cita-citakan yang terpenting lagi dapat memberi penilaian pada usaha-usahanya. Pendidikan. Sesuatu yang akan dicapai tersebut dalam istilah pendidikan disebut dengan “tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab, tampa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acakacakan, tanpa arah, bahkan bisa salah langka. Oleh karena itu perumusan tujuan dengan tegas dan jelas menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogos dan perenungan filosofi. Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan karena secara inplisit dan eksplisit didalamnnya terkandung hal-hal yang sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikannya, lembaga penyelenggara pendidikan dan Negara. KAJIAN TEORI A. Makna dan Tujuan Pendidikan Dari segi visinya, paradigma baru pendidikan harus diarahkan pada upaya menyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetensi di era global. Dalam rencana Strategis Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 pendidikan sbagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan produktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah42 Pendidikan juga dapat diartikan sebai usaha manusia untuk membina kepribadiannya 42 Rencana Strategis Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009, (Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasiona, 2005), h. 6 27 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 tujuan khusus 4 tujuan sementara.50 1. Tujuan Tertinggi atau Terakhir Tujuan ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, karana sesuai dengan konsep ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu istilah yang disebut : “insan kamil“ (manusia paripurna).51 Dalam tujuan Pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah. Dengan demikian indikator insan kamil tersebut adalah52 a. Menjadi hamba Allah, tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadat kepada Allah. Dalam hal ini pendidikan harus memungkinkan manusia memahami dan menghayati tentang Tuhannya sedemikian rupa, sehingga semua peribadatannya dilakukan dengan penuh penghayatan kekhhusu‟an terhadap-Nya, melalui seremoni ibadah dan tunduk senantiasa pada syariah dan petunjuk Allah. Tujuan hidup yang dijadikan tujuan pendidikan itu diambilkan dari al-qur‟an. 53 b. Firman Allah: Artinya: Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.( Q.S. Al-Zhariat:56) c. Mengantarkan subjek didik menjadi khalifah fi al-Ardh, yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikannya dan lebih jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptaanya, dan sebagai konsekwensi setelah menerima Islam sebagai 54 pedoman hidup. d. Untuk memperoleh kesejahteraan kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.43 Pendidikan pertolongan atau bimbingan yang diberikan dengan dengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.44 Pendidikan Pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ketaraf insani45 Pendidikan Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching, The systematized learning orinstruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance, largely replaced by the term education 46 B. Pengertian Tujuan Tujuan dalam bahasa Arab dinyatakan ghayat atau andaf atau maqasid. dalam bahasa Inggris disebut dengan goal atau purpose atau objective. secara umum tujuan adalah perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.47 Menurut Zakiyah Daradjat tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.48 As-Syaibany tujuan adalah tandatanda, ramalan, hasil, keinginan, dan nilai-nilai . 49 C. Tahapan-Tahapan Tujuan Abu Ahmad mengatakan bahwa tahapantahapan tujuan pendidikan islam meliputi: 1. tujuan tertinggi atau terakhir 2. tujuan umum 3. 43 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h.1 44 Sudirman N., dkk.,Ilmu Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung: 1992), h. 4 45 Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius (Yogyakarta: 1950), h. 74 46 Carter V. Good, Dictionary of Education, (New York, Mc Graw Hii Book Company, Inc,1959), h.389 Dampak era globalisasi mengharukan adanya peninjauan kembali terhadap paradigma yang terdapat pada seluruh komponen pendidikan. Karena mereka tidak segera melakukan antisipasi dan menyiapkan diri terhadap berbagai perubahan tersebut, maka lembaga-lembaga pendidikan yang mereka selenggarakan tidak diminati lagi. 47 Ibid., h. 118 48 Ibid. ,h, 118 49 Muhammad al-Toumi Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam(terjemahan) Hasan Langgulung.(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 403 50 Abu Achmadi Ilmu sebagai paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media, 1950), h. 65 51 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 119 52 Ibid, h. 119 53 Ibid, h. 119 54 Ibid, h. 120 28 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 merealisasikan pengabdian kemanusiaan seluruhnya.”59 3. Tujuan Khusus. Tujuan khusus adalah pengkhususan atau oprasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan umum (pendidikan islam). tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir dan umum itu.60 pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada: a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa Setiap bangsa pada umumnya memiliki tradisi dan budaya sendirisendiri. Perbedaan antara berbagai bangsa inilah yang memungkinkan sekali adanya perbedaan cita-citanya. Sehingga terjadi pula perbedaan dalam merumuskan tujuan yang dikehendakinya di bidang pendidikan. b. Minat, Bakat, dan kesanggupan Subyek Didik Islam mengakui perbedaan individu dalam hal minat, bakat, dan kemampuan. c. Tuntutan situasi , kondisi, pada kurun waktu tertentu Apabila tujuan khusus pendidikan tidak mempertimbangkan faktor situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu, maka pendidikan akan kurang memiliki daya guna sebagaimana minat dan perhatian subyek didik.61 4. Tujuan Sementara Tujuan sementara pada umumnya merupakan tujuan-tujuan yang dikembangkan dalam rangka menjawab segala tujuan kehidupan. karena inilah itu tujuan sementara itu kondisional, tergantung faktor dimana peserta didik itu tinggal dan hidup. Dengan berangkat dari pertimbangan kondisi itulah pendidikan islam bisa menyesuaikan untuk memenuhi prinsip dinamis dalam pendidikan dengan lingkungan yang bercorak apa pun, yang membedakan antara satu wilayah lain, yang penting orientasi dari pendidikan itu tidak e. Terciptanya manusia yang mempunyai wajah Qur‟ani.55 2. Tujuan Umum Berbeda dengan tujuan tertinggi yang lebih mengutamakan pendekatan filosofis, tujuan umum lebih bersifat emperik dan realisti. Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. Dikatakan umum karena berlaku bagi siapa saja tampa dibatasi ruang dan waktu, dan menyangkut diri peserta didik secara total.56 Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi atau sumber daya insani berarti telah mampu merealisasikan (selfrealisation). menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim). Proses pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah psikologi disebut becoming, yakni proses menjadikan diri dengan keutuhan pribadinya. Sedangkan untuk sampai pada keutuhan pribadi diperlukan proses perkambangan tahap demi tahap yang disebut proses development.57 Tercapainya self realization yang utuh itu merupakan tujuan umum pendidikan Islam yang proses pencapaiannya melalui berbagai lingkungan atau lembaga pendidikan, baik pendidikan keluarga, sekolah atau masyarakat secara formal, non formal maupun informal.58 Salah satu formulasi dari realisasi dari sebagai tujuan pendidikan yang bersifat umum ialah merumuskan yang dirasakan oleh Konferensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di Mekkah 8 April 1977 yang menyatakan bahwa pendidikan harus diarahkan untuk mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa, intelek, jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir. Karena itu pendidikan harus menyiapkan pertumbuhan manusia dalam segi spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani, ilmiah, linguistik, baik indifidu maupun kolektif, dan semua itu didasarkan oleh motivasi mencapai kebaikan dan perfeksi.Tujuan akhir pendidikan muslim itu terletak pada (aktivitas) 55 Ibid h. 121 Abu Achmadi, Islam Sebgai Paradigma Ilmu Pendidikan,( Yogyakarta: Aditya Media,1950) h. 65 57 Ibid, h. 65 58 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 123 56 59 Ibid, h. 123 Ibid, h. 125 61 Ibid, h. 126 60 29 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 keluar dari nilai-nilai ideal Islam.62 Menurut Zakiah Daradjat, tujuan sementara itu merupakan tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.63 Dalam tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola ubudiyah sudah kelihatan meski pun dalam ukuran sederhana, sekurangkurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. tujuan pendidikan islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar . Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan. bentuk lingkaran inilah yang mengambarkan insan kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang mendasar tujuan pendidikan islam dibandingkan dengan pendidikan lainnya.64 Tujuan pendidikan islam diatas jauh berbeda dengan tujuan yang akan dicapai oleh tujuan pendidikan hasil rancanan dalam suatu Negara yang tujuan dilandasi oleh falsafah pendidikan yang demikian itu menurut Langgulung mengarah kepada tujuan kebendaaan, seperti yang terdapat dinegara kapitalis dan komunis.65 Contoh implikasi tujuan pendidikan di Amerika adalah untuk menciptakan warga Negara yang pragmatis, yang mana falsafa negaranya kebahagiaan manusia hanya dapat diciptakan dengan memperbaiki keadaan ekonomi (materi) cukup, atau dengan kata lain tujuan pendidikan di bawah lindungan falsafah itu adalah tujuaan kebendaan.66 pendidikan Islam, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya. b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam bukan hanya menitik beratkan pada keagamaan saja, atau keduniaan saja, tetapi pada kedua-duanya. c. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat, atau yang lebih terkenal sekarang ini dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan professional. d. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuasaskan keinginan tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri. e. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. 67 2. Nahlawy. a. Pendidikan akal dan persiapan pikiran. Allah menyuruh manusia merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah. b. Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak. Islam adalah agama fitrah, sebab ajarannya tidak ada asing bagi tabiat asal manusia, bahkan ia adalah fitrah yang manusia diciptakan sesuai dengannya, tidak ada kesukaran dan perkara luar biasa. c. Menaruhperhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik laki-laki maupun perempuan. d. Berusaha menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat manusia.68 D. Rumusan Tujuan Umum Pendidikan Islam Menurut Para Ahli 1. Al-Abrasyi a. Untuk mengadakan pembentukkan akhlak yang mulia. Kaum muslimin dari dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlak adalah inti 62 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 127 Ibid, h. 127 64 Ibid, h. 127 65 Maryam Jamelah. Islam dan Modernisasi( Surabaya:Usaha Nasional, 1982), h. 23 66 Nucholis Madjid, Modernisasi adalah Rasionalisasi Bulan Westernisasi,( Jakarta: IAIN Syahid, 1976), h. 7 63 67 M. Athiyah al- Abrasyi, Al-Tarbiyah AlIslamiyah wa Falsafahtuha (Qahirah: Isa al-Babi alHalabi, 1969), h. 71 68 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 124 30 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 tetap berlangsung secara berkelanjutan.70 Dalam Islam dikenal konsep pendidikan sepanjang hayat, sesuai dengan hadits Nabi: ”Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat”. dengan demikan bukan apologi bila dikatakan bahwa konsep tersebut mendahului konsep yang dewasa ini popular sebutan long life education.71 3. Al- Buthi a. Mencapai keridaan Allah, menjauhi murka dan siksa-Nya dalam melaksanakan pengabdian yang tulus ikhlas kepada-Nya. b. Mengangkat taraf akhlak dalam masyarakat berdasar pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat kearah yang diridai olehNya. c. Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasar pada agama yang diturunkan untuk membimbing masyarakat kearah yang diridai Allah. d. Memupuk rasa cinta tanah air pada diri manusia berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawahnya, begitu juga mengajar manusia kepada dilainilai dan akhlak yang mulia. e. Mewujudkan ketentraman di dalam jiwa dan akidah yang dalam penyerahan dan kepatuhan yang ikhlas kepada Allah. f. Memelihara bahasa dan kesusastraan Arab sebagai bahasa al-Qur‟an dan sebagai wadah kebudayaan dan unsurunsur kebudayaan Islam yang paling menonjol, menyebarkan kesadaran Islam yang sebenarnya dan menunjukkan hakikat agama atas kebersihan dan kecermelangannya. g. Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui usaha menghilangkan perselisihan, bergabung dan kerja sama dalam rangka prinsipprinsip dan kepercayaan Islam yang terkandung dalam al-qur‟an dan sunah .69 Kenyataan menunjukkan bahwa baik tujuan tertinggi/ terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek pendidikan boleh dikatakan tidak pernah mencapai sepenuhnya. dengan perkataan lain, untuk mencapai tujuan tertinggi/terakhir itu diperlakukan upaya yang tidak pernah barakhir, sedangkan tujuan umum realisasi diri adalah becoming, selama hayat proses pencapaiannya E. Rumusan Tujuan Khusus Pendidikan Islam Menurut Ahli Hasan langgulung, merumuskan tujuan khusus yang mungkin dimasukkan di bawah penumbuhan semangat agama dan akhlak adalah 1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal usul ibadat, dan cara-cara melaksakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhatihati mematuhi aqidah-aqidah agama serta menjalankan dan menghormati syiar-syiar agama. 2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang mulia. 3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam kepada malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, dan hari kiamat berdasarkan pada paham kesadaran dan perasaan . 4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuaan dalam adab dan pengetahuaan keagamaan dan untuk mengikuti hukum-hukum agama dengan kecitaan dan kerelaan. 5. Menanamkan rasa cinta penghargaan kepada al-Qur‟an, membacanya dengan baik, memahaminnya, dan mengamalkan ajaran-ajarannya. 6. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan islam dan pahlawan – pahlawannya serta mengikuti jejak 72 mereka. F. Aspek-Aspek Tujuan Aspek tujuan pendidikan 69 70 Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan , Suatu Analisa Psikologi dari Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), h. 64 islam Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 125 Ibid, h. 125 72 Hasan Langgulung, Loc.Cit, h. 65 71 31 itu Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 meliputi beberapa hal yaitu, tujuan jasmaniyah, tujuan rohaniyah, tujuan akal, tujuan sosial.73 1. Tujuan Jasmaniyah Tujuan pendidikan perlu dikaitkan dengan tugas manusia selaku kholifah di muka bumi yang harus memiliki kemampuan jasmaniyah yang bagus di samping rohani yang teguh. dalam hadits rasulullah bersabda: artinya: orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disayangi oleh Allah dari pada mukmin yang lemah”. Kata kuat dalam hadits diatas dapat diartikan dengan kuat secara jasmani. Jadi tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia muslim yang sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki 74 keterampilan yang tinggi. 2. Tujuan Rohaniyah Kalau kita perhatikan, tujuan ini dikaitkan dengan kemampuan manusia menerima agama Islam yang inti ajarannya adalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah, Tuhan yang maha esa dengan tunduk dan patuh kepada nilai-nilai moralitas yang diajarkan-Nya dengan mengikuti keteladanan Rasulullah SAW inilah tujuan rohaniah pendidikan Islam.75 Tujuan pendidikan rohaniyah diarahkan kepada pembentukkan akhlak mulia, yang ini oleh para pendidik moderen Barat dikatagorikan sebagai tujuan pendidikan religious, yang oleh kebanyakkan pemikir pendidikan Islam tidak disetujui istilah itu, karena akan memberikan kesan akan adanya tujuan pendidikan yang non religius dalam Islam.76 Muhammad Qutb mengatakan bahwa tujuan pendidikan ruhiyyah mengandung pengertian ”Ruh” yang merupakan mata rantai pokok yang menghubungkan antara manusia dengan Allah, dan pendidikan Islam harus bertujuan untuk membimbing manusia sedemikian rupa sehingga ia selalu tetap berada di dalam hubungan denganNya.77 3. Tujuan Akal Selain tujuan jasmaniyah dan tujuan rohaniyah, pendidikan Islam juga memperhatikan tujuan akal. Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelektual (kecerdasan) yang berada dalam otak. sehingga mampu memahami dan menganalisis fenomena-fenomena ciptaan Allah dijagad raya ini. Seluruh alam ini bagaikan sebuah bola besar yang harus dijadikan obyek pengamatan dan renungan pikiran manusia sehingga dari padanya ia mendapatkan ilmu pengetahuaan dan teknologi yang makin berkembang dan makin mendalam. Firman Allah yang mendorong pendidikan akal banyak terdapat di dalam Al- Qur‟an tak kurang dari 300 kali.78 Kemudian melalui proses observasi dengan panca indera, manusia dapat didik untuk menggunakan akal kecerdasannya untuk meneliti, menganalisis keajaiban ciptaan Allah di alam semesta yang berisi khazanah ilmu pengetahuaan yang menjadi bahan pokok pemikiran yang analitis untuk dikembangkan menjadi ilmu-ilmu pengetahuaan yang diterapkan dalam bentuk teknologi yang semakin canggih. Proses intelektualisasi pendidikan Islam terhadap sasaran pendidikannya berbeda dengan proses yang sama yang dilakukan oleh pendidikan non Islami.79 4. Tujuan Sosial Tujuan sosial ini merupakan pembentukkan kepribadiaan yang utuh dari rob, tubuh, dan akal. Dimana identitas individu di sini tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat yang plural (majemuk). Tujuan pendidikan sosial ini penting artinya karena manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi seyogyanya mempunyai kepribadian yang utama dan 77 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan berdasarkan Al-Qur‟an (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 142 78 Muhammad Qutb, Manhaj al-Tarbiyah (Qahirah :Dar al-Qalam, 1967),h. 13 79 Ibid, h. 50 73 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 129 74 Saefuddin AM, Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan,1990), h. 111-112 75 Ibid, h. 111-112 76 Ibid, h. 111-112 32 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 seimbang. yang karenanya tidak mungkin manusia menjauhkan diri kehidupan bermasyarakaat.80 Individu merupakan bagiaan integral dari anggota kelompok di dalam masyarakat atau keluarga, atau sebagai anggota keluarga dan pada waktu yang sama sebagai anggota masyarakat. Kesesuaiannya dengan cita-cita sosial diperoleh dari individu-individu. Maka persaudaraan dianggap sebai salah satu kunci konsep sosial dalam Islam yang menghendaki setiap indiividu memerlukan individu lainnya dengan cara-cara tertentu. Keserasian antara individu dan masyarakat tidak mempunyai sifat kontrasi antara tujuan sosial dan tujuan individual.81 menghayati. Kemampuan fisik: gerakan yang sudah trampil.85 Tiga ranah ini amat terkait dengan salah satu orientasi kurikulum, yaitu orientasi pada peserta didik, di mana orientasi ini memberikan kompas pada kurikulum untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan kemampuan. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi seorang pendidik atau guru untuk sedapat mungkin mengggunan kata-kata operasional dalam perumusan TIK. Mengingat rumusan tujuan dibuat oleh guru, maka guru harus memahami tiga hal pokok: 1. Guru harus mempelajari kurikulum. 2. Guru harus memahami tipe-tipe hasil belajar. 3. Memahami cara merumuskan masalah.86 G. Ranah Tujuaan Ranah tujuan yang meliputi, domain kognitif, efektif, dan psikomotor terkenal pada tahun 1965 melalui buku yang berjudul: Taxonomy of educational objectives: cognitive domain (taksonom tujuan-tujuan pendidikan : bidang kognitif).82 Buku inilah yang dijadikan dasar oleh dunia pendidikan sekarang ini. secara umum Nana Sudjana mencantumkan rangkuman tujuan-tujuan tersebut untuk tiaptiap bidang atau domain.83 Domain kognitif: pengetahuan yang khusus, pemahaman, penggunaaan atau aplikasi, analisa, sintesa, evaluasi. Domain efektif: menerima, menjawab, menilai, mengorganisasikan, member sifat atau karakter.84 Domain psikomotor: gerakan refleks, gerakan dasar dan sederhana, kemampuan H. Fungsi Tujuan Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan saripati dari seluruh renungan pedagogis. oleh karena itu, suatu rumusan tujuan pendidikan akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai suatu usaha pasti mengalami permulaan dan mengalami kesudahannya. A.D Marimba menyatakan tujuan adalah: standar mengakhiri usaha, mengarahkan usaha, merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus, pada apa yang dicita-citakan, memberi nilai pada usaha-usaha itu. Menurut H.M. Arifin dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu pekerjaaan akan jelas pula arahnya. lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran pada psikologis manusia didik yang masih berada pada taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting dalam proses pendidikan itu, oleh karena dengan adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan metode-metode yang digunakan, mendapat corak dan isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Senada dengan inin, Nasution mempertegas bahwa tujuan: tujuan yang jelas akan dapat memberi pegangan petunjuk tentang metode mengajar yang serasi, serta 80 M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 222 81 Ibid, h. 233 82 Tingkat Pemgetahuaan yang berkaitan dengan kognitif meliputi aspek pengetahuaan (Knowledge), pemahaman (comprehension, understanding), Penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Sudirman, Op Cit, h. 54-57 83 Abdurrahman Saleh Abdullah, Loc.Cit, h. 142 84 Pada matra afektif berkaitan dengan kamauan menerima (receiving), kemampuan menanggapi( responding), berkeyakinan (Valuing), penerapan karya (organization), ketekunan dan ketelitihan (Characterization by value complex). Lihat Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan , (Bandung: Remaja Karya, 1989), cet. III, h. 54-57 85 86 33 Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 132 Ibid, h. 232 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi kontinuitas, maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38). Seorang guru adalah pembimbing siswanya dan mengasuh, melatih terhadap perkembangan rohani dan jasmani siswa. Pendidikan islam yang berarti proses bimbingsn pendidikan terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal peserta didik kearah terbentuknya pribadi muslim. Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teoriteori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. memungkinkan penilaian proses dan hasil belajar yang lebih teliti.87 Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsifungsi tersebut, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai-nilai yang diyakini, yang kelak dapat mengangkat harkat dan martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka berfikir dan bertindak bagi seseorang.88 METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah analisis deskriptif. Dalam proses kegiatan analisa deskriptif penulis melakukan kegiatan mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah kegiatan pengumpulan data, pengelompokkan data, penentuan nilai, analisis dan kesimpulan. PEMBAHASAN Pendidikan diarahkan pada upaya penyiapan masa depan bangsa agar mampu berkompetensi di era global. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secarah utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Pendidikan Islam sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan nasional, harus mampu menyesuaikan visinya dengan visi pendidikan nasional tersebut. Visi dan orientasi pendidikan Islam yang selam ini diarahkan pada masa lalu harus mengalami perubahan. Pendidikan Islam harus mampu melakukan trasformasi nilai-nilai ajaran Islam ke dalam spectrum kehidupan yang lebih luas, sehingga lulusan lembaga pendidikan Islam tidak hanya dapat berenang dikolam yang sempit, melainkan mampu berenang di samudra yang luas. Tujuan pendidikan Islam adalah untuk KESIMPULAN Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempersiapkan anak didik atau individu dan menumbuhkan segenap potensi yang ada, baik jasmani maupun rohani agar dapat hidup dan berpenghidupan sempurna, sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan umatnya. Tahapan tujuan: 1. Tujuan tertinggi/ terakhir: a. Menjadi hamba Allah b. Mengatarkan peserta didik menjadi kholifah fi al-ardh c. Untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat d. Terciptanya manusia yang mempunyai wajah Qur‟ani. 2. Tujuan umum 3. Tujuan khusus 87 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2004), h. 59 88 Nana Sudjana, Loc.Cit, h. 60 34 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017 a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa b. minat, bakat, dan kesanggupan subyek didik c. Tujuan situasi, kondisi, pada kurun waktu tertentu. 4. Aspek- aspek tujuan: tujuan jasmaniyah, tujuan rohaniyah, tujuan akal, tujuan sosial 5. Ranah tujuan: a. kognitif, b. efektif, c. psikomotorik Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996) M. Athiyah al- Abrasyi, Al-Tarbiyah AlIslamiyah wa Falsafahtuha (Qahirah: Isa alBabi al-Halabi, 1969) Muhammad Qutb, Manhaj al-Tarbiyah (Qahirah :Dar al-Qalam, 1967) REFERENSI M.Arif Rencana Strategis Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009, (Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasiona, 2005) Abu Achmadi, Islam Sebgai Paradigma Ilmu Pendidikan,( Yogyakarta: Aditya Media,1950) Carter V. Good, Dictionary of Education, (New York, Mc Graw Hii Book Company, Inc,1959) Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan berdasarkan Al-Qur‟an (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) Muhammad al-Toumi Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam(terjemahan) Hasan Langgulung.(Jakarta: Bulan Bintang, 1979) Abu Achmadi Ilmu sebagai paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media, 1950) Ahmad D Marimba, Pendidikan,( VIII/1989) Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2004) pengantar Filsafat Bandung:Al-Ma‟arif, Nucholis Madjid, Modernisasi adalah Rasionalisasi Bulan Westernisasi,( Jakarta: IAIN Syahid, 1976) Carter V. Good, Dictionary of Education, (New York, Mc Graw Hii Book Company, Inc,1959) Saefuddin AM, Landasan Mizan,1990) Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius (Yogyakarta: 1950) Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan , Suatu Analisa Psikologi dari Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989) Desekularisasi Islamisasi, Pemikiran (Bandung: Sudirman N., dkk.,Ilmu Pendidikan, Remaja Rosda Karya, (Bandung: 1992) Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulya, 2010) Maryam Jamelah. Islam dan Modernisasi( Surabaya:Usaha Nasional, 1982) 35