e-Jurnal Full Upload.1.1

advertisement
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
Hakikat dan Tujuan
Pendidikan Islam
JUNI ERPIDANASUTION, M.Pd.I
Dosen STAI Nurul Falah Air Molek
[email protected]
Abstrak
„Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab, tampa perumusan yang
jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa salah
langka. Oleh karena itu perumusan tujuan dengan tegas dan jelas menjadi inti dari seluruh
pemikiran pedagogos dan perenungan filosofi. Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu
penting, disebabkan karena secara inplisit dan eksplisit didalamnnya terkandung hal-hal yang
sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikannya,
lembaga penyelenggara pendidikan dan Negara‟.
Kata Kunci: Hakikat, Tujuan, Pendidikan Islam.
LATAR BELALANG
Dewasa ini bangsa-bangsa di dunia,
hampir percaya sepenuhnya kepada kekuatan
pendidikan dalam memajukan suatu Negara.
Jepang, sebagai bangsa yang saat ini menguasai
perekonomian dunia pada hampir seluruh sektor
kehidupan manusia, terjadi setelah ia
memperbaiki mutu pendidikannya. Setiap
tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada
tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Hal
ini karena dengan berorientasi pada tujuan itu,
dapat diketahui bahwa tujuan dapat berfungsi
sbagai standar untuk mengakhiri usaha, serta
mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan
titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang
gerak usaha agar kegiatan dapat berfokus pada
apa yang di-cita-citakan yang terpenting lagi
dapat memberi penilaian pada usaha-usahanya.
Pendidikan. Sesuatu yang akan dicapai
tersebut dalam istilah pendidikan disebut
dengan “tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
merupakan masalah sentral dalam pendidikan.
Sebab, tampa perumusan yang jelas tentang
tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acakacakan, tanpa arah, bahkan bisa salah langka.
Oleh karena itu perumusan tujuan dengan tegas
dan jelas menjadi inti dari seluruh pemikiran
pedagogos dan perenungan filosofi. Dikatakan
lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu
penting, disebabkan karena secara inplisit dan
eksplisit didalamnnya terkandung hal-hal yang
sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat
hidup pendidikannya, lembaga penyelenggara
pendidikan dan Negara.
KAJIAN TEORI
A. Makna dan Tujuan Pendidikan
Dari segi visinya, paradigma baru
pendidikan harus diarahkan pada upaya
menyiapkan masa depan bangsa agar mampu
berkompetensi di era global. Dalam rencana
Strategis Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009
pendidikan sbagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan produktif
menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah42
Pendidikan juga dapat diartikan sebai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya
42
Rencana Strategis Pendidikan Nasional Tahun
2005-2009, (Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasiona,
2005), h. 6
27
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
tujuan khusus 4 tujuan sementara.50
1. Tujuan Tertinggi atau Terakhir
Tujuan ini bersifat mutlak, tidak
mengalami perubahan dan berlaku umum,
karana sesuai dengan konsep ketuhanan yang
mengandung kebenaran mutlak dan universal.
Tujuan tertinggi tersebut dirumuskan dalam satu
istilah yang disebut : “insan kamil“ (manusia
paripurna).51 Dalam tujuan Pendidikan Islam,
tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya
sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan
peranannya sebagai makhluk ciptaan Allah.
Dengan demikian indikator insan kamil
tersebut adalah52
a. Menjadi hamba Allah, tujuan ini sejalan
dengan tujuan hidup dan penciptaan
manusia, yaitu semata-mata untuk
beribadat kepada Allah. Dalam hal ini
pendidikan
harus
memungkinkan
manusia memahami dan menghayati
tentang Tuhannya sedemikian rupa,
sehingga
semua
peribadatannya
dilakukan dengan penuh penghayatan
kekhhusu‟an terhadap-Nya, melalui
seremoni ibadah dan tunduk senantiasa
pada syariah dan petunjuk Allah. Tujuan
hidup yang dijadikan tujuan pendidikan
itu diambilkan dari al-qur‟an. 53
b. Firman Allah: Artinya: Dan aku (Allah)
tidak menjadikan jin dan manusia
melainkan untuk menyembah-Ku.( Q.S.
Al-Zhariat:56)
c. Mengantarkan subjek didik menjadi
khalifah fi al-Ardh, yang mampu
memakmurkan
bumi
dan
melestarikannya dan lebih jauh lagi,
mewujudkan
rahmat
bagi
alam
sekitarnya, sesuai dengan tujuan
penciptaanya, dan sebagai konsekwensi
setelah menerima
Islam
sebagai
54
pedoman hidup.
d. Untuk
memperoleh
kesejahteraan
kebahagiaan hidup di dunia sampai
akhirat.
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaan.43 Pendidikan pertolongan atau
bimbingan yang diberikan dengan dengaja oleh
orang dewasa agar ia menjadi dewasa.44
Pendidikan Pemanusiaan manusia muda atau
pengangkatan manusia muda ketaraf insani45
Pendidikan Pedagogy is the art, practice, or
profession of teaching, The systematized
learning orinstruction concerning principles
and methods of teaching and of student control
and guidance, largely replaced by the term
education 46
B. Pengertian Tujuan
Tujuan dalam bahasa Arab dinyatakan
ghayat atau andaf atau maqasid. dalam bahasa
Inggris disebut dengan goal atau purpose atau
objective. secara umum tujuan adalah perbuatan
yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu,
atau arah maksud yang hendak dicapai melalui
upaya atau aktivitas.47 Menurut Zakiyah
Daradjat tujuan adalah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan
selesai.48 As-Syaibany tujuan adalah tandatanda, ramalan, hasil, keinginan, dan nilai-nilai .
49
C. Tahapan-Tahapan Tujuan
Abu Ahmad mengatakan bahwa tahapantahapan tujuan pendidikan islam meliputi: 1.
tujuan tertinggi atau terakhir 2. tujuan umum 3.
43
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h.1
44
Sudirman N., dkk.,Ilmu Pendidikan, Remaja
Rosda Karya, (Bandung: 1992), h. 4
45
Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan,
Yayasan Kanisius (Yogyakarta: 1950), h. 74
46
Carter V. Good, Dictionary of Education, (New
York, Mc Graw Hii Book Company, Inc,1959), h.389
Dampak era globalisasi mengharukan adanya
peninjauan kembali terhadap paradigma yang terdapat
pada seluruh komponen pendidikan. Karena mereka tidak
segera melakukan antisipasi dan menyiapkan diri terhadap
berbagai perubahan tersebut, maka lembaga-lembaga
pendidikan yang mereka selenggarakan tidak diminati
lagi.
47
Ibid., h. 118
48
Ibid. ,h, 118
49
Muhammad al-Toumi Al-Syaibany, Filsafat
Pendidikan
Islam(terjemahan)
Hasan
Langgulung.(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 403
50
Abu Achmadi Ilmu sebagai paradigma Ilmu
Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media, 1950), h. 65
51
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 119
52
Ibid, h. 119
53
Ibid, h. 119
54
Ibid, h. 120
28
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
merealisasikan pengabdian
kemanusiaan
seluruhnya.”59
3. Tujuan Khusus.
Tujuan khusus adalah pengkhususan atau
oprasional tujuan tertinggi/terakhir dan tujuan
umum (pendidikan islam). tujuan khusus
bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk
diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak
pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir dan
umum itu.60 pengkhususan tujuan tersebut dapat
didasarkan pada:
a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa
Setiap bangsa pada umumnya
memiliki tradisi dan budaya sendirisendiri. Perbedaan antara berbagai
bangsa inilah yang memungkinkan
sekali adanya perbedaan cita-citanya.
Sehingga terjadi pula perbedaan dalam
merumuskan
tujuan
yang
dikehendakinya di bidang pendidikan.
b. Minat, Bakat, dan kesanggupan Subyek
Didik
Islam
mengakui
perbedaan
individu dalam hal minat, bakat, dan
kemampuan.
c. Tuntutan situasi , kondisi, pada kurun
waktu tertentu
Apabila tujuan khusus pendidikan
tidak mempertimbangkan faktor situasi
dan kondisi pada kurun waktu tertentu,
maka pendidikan akan kurang memiliki
daya guna sebagaimana minat dan
perhatian subyek didik.61
4. Tujuan Sementara
Tujuan
sementara
pada
umumnya
merupakan tujuan-tujuan yang dikembangkan
dalam rangka menjawab segala tujuan
kehidupan. karena inilah itu tujuan sementara
itu kondisional, tergantung faktor dimana
peserta didik itu tinggal dan hidup. Dengan
berangkat dari pertimbangan kondisi itulah
pendidikan islam bisa menyesuaikan untuk
memenuhi prinsip dinamis dalam pendidikan
dengan lingkungan yang bercorak apa pun, yang
membedakan antara satu wilayah lain, yang
penting orientasi dari pendidikan itu tidak
e. Terciptanya manusia yang mempunyai
wajah Qur‟ani.55
2. Tujuan Umum
Berbeda dengan tujuan tertinggi yang
lebih mengutamakan pendekatan filosofis,
tujuan umum lebih bersifat emperik dan realisti.
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf
pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut
perubahan sikap, perilaku dan kepribadian
peserta didik. Dikatakan umum karena berlaku
bagi siapa saja tampa dibatasi ruang dan waktu,
dan menyangkut diri peserta didik secara total.56
Pendidikan adalah upaya pengembangan
potensi atau sumber daya insani berarti telah
mampu
merealisasikan
(selfrealisation).
menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh
(pribadi muslim). Proses pencapaian realisasi
diri tersebut dalam istilah psikologi disebut
becoming, yakni proses menjadikan diri dengan
keutuhan pribadinya. Sedangkan untuk sampai
pada keutuhan pribadi diperlukan proses
perkambangan tahap demi tahap yang disebut
proses
development.57
Tercapainya
self
realization yang utuh itu merupakan tujuan
umum pendidikan Islam yang proses
pencapaiannya melalui berbagai lingkungan
atau lembaga pendidikan, baik pendidikan
keluarga, sekolah atau masyarakat secara
formal, non formal maupun informal.58
Salah satu formulasi dari realisasi dari
sebagai tujuan pendidikan yang bersifat umum
ialah merumuskan yang dirasakan oleh
Konferensi Internasional Pertama tentang
Pendidikan Islam di Mekkah 8 April 1977 yang
menyatakan bahwa pendidikan harus diarahkan
untuk mencapai pertumbuhan keseimbangan
kepribadian manusia menyeluruh, melalui
latihan jiwa, intelek, jiwa rasional, perasaan,
dan penghayatan lahir. Karena itu pendidikan
harus menyiapkan pertumbuhan manusia dalam
segi spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani,
ilmiah, linguistik, baik indifidu maupun
kolektif, dan semua itu didasarkan oleh motivasi
mencapai kebaikan dan perfeksi.Tujuan akhir
pendidikan muslim itu terletak pada (aktivitas)
55
Ibid h. 121
Abu Achmadi, Islam Sebgai Paradigma Ilmu
Pendidikan,( Yogyakarta: Aditya Media,1950) h. 65
57
Ibid, h. 65
58
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 123
56
59
Ibid, h. 123
Ibid, h. 125
61
Ibid, h. 126
60
29
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
keluar dari nilai-nilai ideal Islam.62 Menurut
Zakiah Daradjat, tujuan sementara itu
merupakan tujuan yang akan dicapai setelah
anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu
yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal.63
Dalam tujuan sementara bentuk insan
kamil dengan pola ubudiyah sudah kelihatan
meski pun dalam ukuran sederhana, sekurangkurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan
pada pribadi anak didik. tujuan pendidikan
islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran
yang pada tingkat paling rendah mungkin
merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin
tinggi tingkatan pendidikannya, lingkaran
tersebut semakin besar . Tetapi sejak dari tujuan
pendidikan
tingkat
permulaan,
bentuk
lingkarannya sudah harus kelihatan. bentuk
lingkaran inilah yang mengambarkan insan
kamil itu. Disinilah barangkali perbedaan yang
mendasar tujuan pendidikan islam dibandingkan
dengan pendidikan lainnya.64
Tujuan pendidikan islam diatas jauh
berbeda dengan tujuan yang akan dicapai oleh
tujuan pendidikan hasil rancanan dalam suatu
Negara yang tujuan dilandasi oleh falsafah
pendidikan yang demikian itu menurut
Langgulung
mengarah
kepada
tujuan
kebendaaan, seperti yang terdapat dinegara
kapitalis dan komunis.65
Contoh implikasi tujuan pendidikan di
Amerika adalah untuk menciptakan warga
Negara yang pragmatis, yang mana falsafa
negaranya kebahagiaan manusia hanya dapat
diciptakan dengan memperbaiki keadaan
ekonomi (materi) cukup, atau dengan kata lain
tujuan pendidikan di bawah lindungan falsafah
itu adalah tujuaan kebendaan.66
pendidikan Islam, dan bahwa mencapai
akhlak yang sempurna adalah tujuan
pendidikan yang sebenarnya.
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat. Pendidikan Islam
bukan hanya menitik beratkan pada
keagamaan saja, atau keduniaan saja,
tetapi pada kedua-duanya.
c. Persiapan untuk mencari rezeki dan
pemeliharaan segi manfaat, atau yang
lebih terkenal sekarang ini dengan nama
tujuan-tujuan
vokasional
dan
professional.
d. Menumbuhkan semangat ilmiah pada
pelajar dan memuasaskan keinginan tahu
(curiosity) dan memungkinkan ia
mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
e. Menyiapkan
pelajar
dari
segi
professional, teknikal dan pertukangan
supaya dapat menguasai profesi tertentu,
dan keterampilan pekerjaan tertentu agar
ia dapat mencari rezeki dalam hidup
disamping memelihara segi kerohanian
dan keagamaan. 67
2. Nahlawy.
a. Pendidikan akal dan persiapan pikiran.
Allah menyuruh manusia merenungkan
kejadian langit dan bumi agar dapat
beriman kepada Allah.
b. Menumbuhkan potensi-potensi dan
bakat-bakat asal pada anak-anak. Islam
adalah agama fitrah, sebab ajarannya
tidak ada asing bagi tabiat asal manusia,
bahkan ia adalah fitrah yang manusia
diciptakan sesuai dengannya, tidak ada
kesukaran dan perkara luar biasa.
c. Menaruhperhatian pada kekuatan dan
potensi generasi muda dan mendidik
mereka sebaik-baiknya, baik laki-laki
maupun perempuan.
d. Berusaha
menyumbangkan
segala
potensi-potensi
dan
bakat-bakat
manusia.68
D. Rumusan Tujuan Umum Pendidikan Islam
Menurut Para Ahli
1. Al-Abrasyi
a. Untuk
mengadakan
pembentukkan
akhlak yang mulia. Kaum muslimin dari
dahulu kala sampai sekarang setuju
bahwa pendidikan akhlak adalah inti
62
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 127
Ibid, h. 127
64
Ibid, h. 127
65
Maryam Jamelah. Islam dan Modernisasi(
Surabaya:Usaha Nasional, 1982), h. 23
66
Nucholis Madjid, Modernisasi adalah
Rasionalisasi Bulan Westernisasi,( Jakarta: IAIN Syahid,
1976), h. 7
63
67
M. Athiyah al- Abrasyi, Al-Tarbiyah AlIslamiyah wa Falsafahtuha (Qahirah: Isa al-Babi alHalabi, 1969), h. 71
68
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 124
30
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
tetap berlangsung secara berkelanjutan.70
Dalam Islam dikenal konsep pendidikan
sepanjang hayat, sesuai dengan hadits Nabi:
”Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat”. dengan
demikan bukan apologi bila dikatakan bahwa
konsep tersebut mendahului konsep yang
dewasa ini popular sebutan long life
education.71
3. Al- Buthi
a. Mencapai keridaan Allah, menjauhi
murka
dan
siksa-Nya
dalam
melaksanakan pengabdian yang tulus
ikhlas kepada-Nya.
b. Mengangkat
taraf
akhlak
dalam
masyarakat berdasar pada agama yang
diturunkan
untuk
membimbing
masyarakat kearah yang diridai olehNya.
c. Memupuk rasa cinta tanah air pada diri
manusia berdasar pada agama yang
diturunkan
untuk
membimbing
masyarakat kearah yang diridai Allah.
d. Memupuk rasa cinta tanah air pada diri
manusia berdasar pada agama dan
ajaran-ajaran yang dibawahnya, begitu
juga mengajar manusia kepada dilainilai dan akhlak yang mulia.
e. Mewujudkan ketentraman di dalam jiwa
dan akidah yang dalam penyerahan dan
kepatuhan yang ikhlas kepada Allah.
f. Memelihara bahasa dan kesusastraan
Arab sebagai bahasa al-Qur‟an dan
sebagai wadah kebudayaan dan unsurunsur kebudayaan Islam yang paling
menonjol, menyebarkan kesadaran Islam
yang sebenarnya dan menunjukkan
hakikat agama atas kebersihan dan
kecermelangannya.
g. Meneguhkan perpaduan tanah air dan
menyatukan barisan melalui usaha
menghilangkan perselisihan, bergabung
dan kerja sama dalam rangka prinsipprinsip dan kepercayaan Islam yang
terkandung dalam al-qur‟an dan sunah
.69
Kenyataan menunjukkan bahwa baik
tujuan tertinggi/ terakhir maupun tujuan umum,
dalam praktek pendidikan boleh dikatakan tidak
pernah mencapai sepenuhnya. dengan perkataan
lain, untuk mencapai tujuan tertinggi/terakhir itu
diperlakukan upaya yang tidak pernah barakhir,
sedangkan tujuan umum realisasi diri adalah
becoming, selama hayat proses pencapaiannya
E. Rumusan Tujuan Khusus Pendidikan Islam
Menurut Ahli
Hasan langgulung, merumuskan tujuan
khusus yang mungkin dimasukkan di bawah
penumbuhan semangat agama dan akhlak
adalah
1. Memperkenalkan kepada generasi muda
akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal usul
ibadat, dan cara-cara melaksakannya dengan
betul, dengan membiasakan mereka berhatihati mematuhi aqidah-aqidah agama serta
menjalankan dan menghormati syiar-syiar
agama.
2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada
diri pelajar terhadap agama termasuk
prinsip-prinsip dan dasar-dasar akhlak yang
mulia.
3. Menanamkan keimanan kepada Allah
pencipta alam kepada malaikat, rasul-rasul,
kitab-kitab, dan hari kiamat berdasarkan
pada paham kesadaran dan perasaan .
4. Menumbuhkan minat generasi muda untuk
menambah pengetahuaan dalam adab dan
pengetahuaan keagamaan dan untuk
mengikuti hukum-hukum agama dengan
kecitaan dan kerelaan.
5. Menanamkan rasa cinta penghargaan
kepada al-Qur‟an, membacanya dengan
baik, memahaminnya, dan mengamalkan
ajaran-ajarannya.
6. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah
dan kebudayaan islam dan pahlawan –
pahlawannya
serta
mengikuti
jejak
72
mereka.
F. Aspek-Aspek Tujuan
Aspek tujuan pendidikan
69
70
Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan ,
Suatu Analisa Psikologi dari Pendidikan,(Jakarta: Pustaka
Al-Husna, 1989), h. 64
islam
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 125
Ibid, h. 125
72
Hasan Langgulung, Loc.Cit, h. 65
71
31
itu
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
meliputi beberapa hal yaitu, tujuan jasmaniyah,
tujuan rohaniyah, tujuan akal, tujuan sosial.73
1. Tujuan Jasmaniyah
Tujuan pendidikan perlu dikaitkan
dengan tugas manusia selaku kholifah di
muka bumi
yang harus memiliki
kemampuan jasmaniyah yang bagus di
samping rohani yang teguh. dalam hadits
rasulullah bersabda: artinya: orang mukmin
yang kuat itu lebih baik dan lebih disayangi
oleh Allah dari pada mukmin yang lemah”.
Kata kuat dalam hadits diatas dapat
diartikan dengan kuat secara jasmani. Jadi
tujuan pendidikan Islam adalah untuk
membentuk manusia muslim yang sehat dan
kuat
jasmaninya
serta
memiliki
74
keterampilan yang tinggi.
2. Tujuan Rohaniyah
Kalau kita perhatikan, tujuan ini
dikaitkan dengan kemampuan manusia
menerima agama Islam yang inti ajarannya
adalah keimanan dan ketakwaan kepada
Allah, Tuhan yang maha esa dengan tunduk
dan patuh kepada nilai-nilai moralitas yang
diajarkan-Nya
dengan
mengikuti
keteladanan Rasulullah SAW inilah tujuan
rohaniah pendidikan Islam.75
Tujuan pendidikan rohaniyah diarahkan
kepada pembentukkan akhlak mulia, yang
ini oleh para pendidik moderen Barat
dikatagorikan sebagai tujuan pendidikan
religious, yang oleh kebanyakkan pemikir
pendidikan Islam tidak disetujui istilah itu,
karena akan memberikan kesan akan adanya
tujuan pendidikan yang non religius dalam
Islam.76
Muhammad Qutb mengatakan bahwa
tujuan pendidikan ruhiyyah mengandung
pengertian ”Ruh” yang merupakan mata
rantai pokok yang menghubungkan antara
manusia dengan Allah, dan pendidikan
Islam harus bertujuan untuk membimbing
manusia sedemikian rupa sehingga ia selalu
tetap berada di dalam hubungan denganNya.77
3. Tujuan Akal
Selain tujuan jasmaniyah dan tujuan
rohaniyah,
pendidikan
Islam
juga
memperhatikan tujuan akal. Aspek tujuan
ini
bertumpu
pada
pengembangan
intelektual (kecerdasan) yang berada dalam
otak. sehingga mampu memahami dan
menganalisis fenomena-fenomena ciptaan
Allah dijagad raya ini. Seluruh alam ini
bagaikan sebuah bola besar yang harus
dijadikan obyek pengamatan dan renungan
pikiran manusia sehingga dari padanya ia
mendapatkan ilmu pengetahuaan dan
teknologi yang makin berkembang dan
makin mendalam. Firman Allah yang
mendorong pendidikan akal banyak terdapat
di dalam Al- Qur‟an tak kurang dari 300
kali.78
Kemudian melalui proses observasi
dengan panca indera, manusia dapat didik
untuk menggunakan akal kecerdasannya
untuk meneliti, menganalisis keajaiban
ciptaan Allah di alam semesta yang berisi
khazanah ilmu pengetahuaan yang menjadi
bahan pokok pemikiran yang analitis untuk
dikembangkan
menjadi
ilmu-ilmu
pengetahuaan yang diterapkan dalam bentuk
teknologi yang semakin canggih. Proses
intelektualisasi pendidikan Islam terhadap
sasaran pendidikannya berbeda dengan
proses yang sama yang dilakukan oleh
pendidikan non Islami.79
4. Tujuan Sosial
Tujuan
sosial
ini
merupakan
pembentukkan kepribadiaan yang utuh dari
rob, tubuh, dan akal. Dimana identitas
individu di sini tercermin sebagai manusia
yang hidup pada masyarakat yang plural
(majemuk). Tujuan pendidikan sosial ini
penting artinya karena manusia sebagai
khalifah Tuhan di bumi seyogyanya
mempunyai kepribadian yang utama dan
77
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori
Pendidikan berdasarkan Al-Qur‟an (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), h. 142
78
Muhammad Qutb, Manhaj al-Tarbiyah (Qahirah
:Dar al-Qalam, 1967),h. 13
79
Ibid, h. 50
73
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 129
74
Saefuddin AM, Desekularisasi Pemikiran
Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan,1990), h. 111-112
75
Ibid, h. 111-112
76
Ibid, h. 111-112
32
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
seimbang. yang karenanya tidak mungkin
manusia menjauhkan diri kehidupan
bermasyarakaat.80
Individu merupakan
bagiaan integral dari anggota kelompok di
dalam masyarakat atau keluarga, atau
sebagai anggota keluarga dan pada waktu
yang sama sebagai anggota masyarakat.
Kesesuaiannya dengan cita-cita sosial
diperoleh dari individu-individu. Maka
persaudaraan dianggap sebai salah satu
kunci konsep sosial dalam Islam yang
menghendaki setiap indiividu memerlukan
individu lainnya dengan cara-cara tertentu.
Keserasian antara individu dan masyarakat
tidak mempunyai sifat kontrasi antara tujuan
sosial dan tujuan individual.81
menghayati. Kemampuan fisik: gerakan yang
sudah trampil.85
Tiga ranah ini amat terkait dengan salah
satu orientasi kurikulum, yaitu orientasi pada
peserta didik, di mana orientasi ini memberikan
kompas pada kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik yang disesuaikan
dengan bakat, minat, dan kemampuan. Oleh
karena itu menjadi suatu keharusan bagi seorang
pendidik atau guru untuk sedapat mungkin
mengggunan kata-kata operasional dalam
perumusan TIK. Mengingat rumusan tujuan
dibuat oleh guru, maka guru harus memahami
tiga hal pokok: 1. Guru harus mempelajari
kurikulum. 2. Guru harus memahami tipe-tipe
hasil belajar. 3. Memahami cara merumuskan
masalah.86
G. Ranah Tujuaan
Ranah tujuan yang meliputi, domain
kognitif, efektif, dan psikomotor terkenal pada
tahun 1965 melalui buku yang berjudul:
Taxonomy of educational objectives: cognitive
domain (taksonom tujuan-tujuan pendidikan :
bidang kognitif).82 Buku inilah yang dijadikan
dasar oleh dunia pendidikan sekarang ini. secara
umum
Nana
Sudjana
mencantumkan
rangkuman tujuan-tujuan tersebut untuk tiaptiap bidang atau domain.83 Domain kognitif:
pengetahuan yang khusus, pemahaman,
penggunaaan atau aplikasi, analisa, sintesa,
evaluasi. Domain efektif: menerima, menjawab,
menilai, mengorganisasikan, member sifat atau
karakter.84 Domain psikomotor: gerakan refleks,
gerakan dasar dan sederhana, kemampuan
H. Fungsi Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan masalah
inti dalam pendidikan dan saripati dari seluruh
renungan pedagogis. oleh karena itu, suatu
rumusan tujuan pendidikan akan tepat bila
sesuai dengan fungsinya. Pendidikan sebagai
suatu usaha pasti mengalami permulaan dan
mengalami kesudahannya. A.D Marimba
menyatakan tujuan adalah: standar mengakhiri
usaha, mengarahkan usaha, merupakan titik
pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain,
membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan
dapat terfokus, pada apa yang dicita-citakan,
memberi nilai pada usaha-usaha itu. Menurut
H.M. Arifin dengan adanya tujuan yang jelas,
maka suatu pekerjaaan akan jelas pula arahnya.
lebih-lebih pekerjaan mendidik yang bersasaran
pada psikologis manusia didik yang masih
berada pada taraf perkembangan, maka tujuan
merupakan faktor yang paling penting dalam
proses pendidikan itu, oleh karena dengan
adanya tujuan yang jelas, materi pelajaran dan
metode-metode yang digunakan,
mendapat
corak dan isi serta potensialitas yang sejalan
dengan cita-cita yang terkandung dalam tujuan
pendidikan. Senada dengan inin, Nasution
mempertegas bahwa tujuan: tujuan yang jelas
akan dapat memberi pegangan petunjuk tentang
metode
mengajar
yang
serasi,
serta
80
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), h. 222
81
Ibid, h. 233
82
Tingkat Pemgetahuaan yang berkaitan dengan
kognitif meliputi aspek pengetahuaan (Knowledge),
pemahaman (comprehension, understanding), Penerapan
(aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan
evaluasi (evaluation). Sudirman, Op Cit, h. 54-57
83
Abdurrahman Saleh Abdullah, Loc.Cit, h. 142
84
Pada matra afektif berkaitan dengan kamauan
menerima
(receiving),
kemampuan
menanggapi(
responding), berkeyakinan (Valuing), penerapan karya
(organization),
ketekunan
dan
ketelitihan
(Characterization by value complex). Lihat Sudirman,
dkk, Ilmu Pendidikan , (Bandung: Remaja Karya, 1989),
cet. III, h. 54-57
85
86
33
Ramayulis, Samsul Nizar, Loc.Cit, h. 132
Ibid, h. 232
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
mencapai
keseimbangan
pertumbuhan
kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan
seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa,
akal pikiran, diri manusia yang rasional,
perasaan dan indra, karena itu, pendidikan
hendaknya mencakup pengembangan seluruh
aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual,
intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa,
baik secara individual maupun kolektif, dan
mendorong semua aspek tersebut berkembang
ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan
terakhir pendidikan muslim terletak pada
perwujudan ketundukan yang sempurna kepada
Allah SWT, baik secara pribadi kontinuitas,
maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar,
2002:38). Seorang guru adalah pembimbing
siswanya dan mengasuh, melatih terhadap
perkembangan rohani dan jasmani siswa.
Pendidikan islam yang berarti proses bimbingsn
pendidikan terhadap perkembangan jasmani,
rohani dan akal peserta didik kearah
terbentuknya pribadi muslim.
Pendidikan Islam itu sendiri adalah
pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu
adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang
bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teoriteori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam
secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori.
memungkinkan penilaian proses dan hasil
belajar yang lebih teliti.87
Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsifungsi tersebut, tujuan pendidikan harus
dirumuskan atas dasar nilai-nilai yang diyakini,
yang kelak dapat mengangkat harkat dan
martabat manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi
kerangka berfikir dan bertindak bagi
seseorang.88
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penulisan
jurnal ini adalah analisis deskriptif. Dalam
proses kegiatan analisa deskriptif penulis
melakukan kegiatan mempelajari alat, teknik,
atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data
atau hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah
kegiatan pengumpulan data, pengelompokkan
data, penentuan nilai, analisis dan kesimpulan.
PEMBAHASAN
Pendidikan
diarahkan
pada
upaya
penyiapan masa depan bangsa agar mampu
berkompetensi di era global. Perluasan dan
pemerataan
kesempatan
memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat
Indonesia. Membantu dan memfasilitasi
pengembangan potensi anak bangsa secarah
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam
rangka mewujudkan masyarakat belajar.
Pendidikan Islam sebagai salah satu bagian dari
sistem pendidikan nasional, harus mampu
menyesuaikan visinya dengan visi pendidikan
nasional tersebut. Visi dan orientasi pendidikan
Islam yang selam ini diarahkan pada masa lalu
harus mengalami perubahan. Pendidikan Islam
harus mampu melakukan trasformasi nilai-nilai
ajaran Islam ke dalam spectrum kehidupan yang
lebih luas, sehingga lulusan lembaga pendidikan
Islam tidak hanya dapat berenang dikolam yang
sempit, melainkan mampu berenang di samudra
yang luas.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk
KESIMPULAN
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mempersiapkan anak didik atau individu dan
menumbuhkan segenap potensi yang ada, baik
jasmani maupun rohani agar dapat hidup dan
berpenghidupan sempurna, sehingga ia dapat
menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
dirinya dan umatnya.
Tahapan tujuan:
1. Tujuan tertinggi/ terakhir:
a. Menjadi hamba Allah
b. Mengatarkan peserta didik menjadi
kholifah fi al-ardh
c. Untuk memperoleh kebahagiaan dunia
dan akherat
d. Terciptanya manusia yang mempunyai
wajah Qur‟ani.
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
87
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset,
2004), h. 59
88
Nana Sudjana, Loc.Cit, h. 60
34
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 2017
a. Kultur dan cita-cita suatu bangsa
b. minat, bakat, dan kesanggupan subyek
didik
c. Tujuan situasi, kondisi, pada kurun
waktu tertentu.
4. Aspek- aspek tujuan: tujuan jasmaniyah,
tujuan rohaniyah, tujuan akal, tujuan sosial
5. Ranah tujuan: a. kognitif, b. efektif, c.
psikomotorik
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996)
M. Athiyah al- Abrasyi, Al-Tarbiyah AlIslamiyah wa Falsafahtuha (Qahirah: Isa alBabi al-Halabi, 1969)
Muhammad
Qutb,
Manhaj
al-Tarbiyah
(Qahirah :Dar al-Qalam, 1967)
REFERENSI
M.Arif Rencana Strategis Pendidikan Nasional
Tahun 2005-2009, (Jakarta: Depatemen
Pendidikan Nasiona, 2005)
Abu Achmadi, Islam Sebgai Paradigma Ilmu
Pendidikan,(
Yogyakarta:
Aditya
Media,1950)
Carter V. Good, Dictionary of Education, (New
York, Mc Graw Hii Book Company,
Inc,1959)
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-Teori
Pendidikan berdasarkan Al-Qur‟an (Jakarta:
Rineka Cipta, 1990)
Muhammad al-Toumi Al-Syaibany, Filsafat
Pendidikan
Islam(terjemahan)
Hasan
Langgulung.(Jakarta: Bulan Bintang, 1979)
Abu Achmadi Ilmu sebagai paradigma Ilmu
Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media,
1950)
Ahmad D Marimba,
Pendidikan,(
VIII/1989)
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar,
(Bandung:
Sinar
Baru
Algensindo Offset, 2004)
pengantar Filsafat
Bandung:Al-Ma‟arif,
Nucholis
Madjid,
Modernisasi
adalah
Rasionalisasi Bulan Westernisasi,( Jakarta:
IAIN Syahid, 1976)
Carter V. Good, Dictionary of Education, (New
York, Mc Graw Hii Book Company,
Inc,1959)
Saefuddin AM,
Landasan
Mizan,1990)
Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan,
Yayasan Kanisius (Yogyakarta: 1950)
Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan ,
Suatu
Analisa
Psikologi
dari
Pendidikan,(Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1989)
Desekularisasi
Islamisasi,
Pemikiran
(Bandung:
Sudirman N., dkk.,Ilmu Pendidikan, Remaja
Rosda Karya, (Bandung: 1992)
Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan
Islam, (Jakarta:Kalam Mulya, 2010)
Maryam Jamelah. Islam dan Modernisasi(
Surabaya:Usaha Nasional, 1982)
35
Download