1 pengaruh sistem remunerasi terhadap prestasi kerja karyawan

advertisement
PENGARUH SISTEM REMUNERASI TERHADAP PRESTASI KERJA
KARYAWAN PADA PT BETJIK DJOJO SURABAYA
Eliza Yuliani
[email protected]
Budhi Satrio
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purposes of this research are to determine (1) the influence of financial remuneration partially to the
employees’ performance achievement at PT Betjik Djojo Surabaya; (2) the influence of non-financial
remuneration partially to the employees’ performance achievement to the company; (3) the influence of financial
remuneration and non-financial remuneration simultaneous to the employees’ performance achievement to the
company. Quantitative is the type of research in this research. The populations are 119 employees of the
company who are selected by using simple random sampling technique with the numbers of samples are 92
people. The multiple regression analysis and hypothesis test is used as the data analysis technique. The
simultaneous result of hypothesis test shows that financial remuneration and non-financial remuneration have
significant influence to the employees’ performance achievement to the company. While the partial result of the
test shows that financial remuneration and non-financial remuneration have significant influence to the
employees’ performance achievement to the company. The calculation result of partial determination coefficient
variable which has dominant influence to the employees’ performance achievement to the company is nonfinancial remuneration in the form of job and work environment.
Keywords: Financial Remuneration, Non-financial Remuneration, and Work Achievement
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan 1) Pengaruh remunerasi keuangan secara parsial
terhadap prestasi kerja karyawan pada perusahaan PT Betjik Djojo Surabaya; 2) Pengaruh remunerasi
non keuangan secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada perusahaan; 3) Pengaruh
remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan terhadap prestasi kerja
karyawan pada perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah diskriptif
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan yang berjumlah
119 orang dengan pemilihan sampel menggunakan teknik sampel acak sederhana dengan jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 92 orang. Pengujian hipotesis dan analisis data menggunakan
analisis regresi berganda dan pengujian. Hasil pengujian hipotesis secara simultan remunerasi
keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan pada perusahaan. Sedang hasil pengujian secara parsial remunerasi keuangan dan
remunerasi non keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
pada perusahaan. Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada perusahaan adalah remunerasi non
keuangan berupa lingkungan kerja dan pekerjaan.
Kata kunci: Remunerasi keuangan, remunerasi non keuangan dan prestasi kerja
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini kegiatan suatu perusahaan sangat pesat sekali. Setiap
perusahaan harus bersiap-siap memasuki keunggulan kompetitif yang lebih tinggi, dimana
setiap perusahaan harus memiliki nilai agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Oleh
karena itu semakin meluas kesadaran akan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
sangat berharga, karena SDM merupakan unsur dan aset yang paling penting bagi
perusahaan, artinya setiap perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang harus
meningkatkan keefektifan dan efisiensi setiap sumber daya yang dimiliki, termasuk SDM
serta sistem mengolahnya. Dalam usaha meningkatkan prestasi kerja karyawan tersebut
perusahaan harus dapat memberikan target dan rangsangan yang tinggi kepada karyawan
1
2
agar sesuai dengan apa yang di harapkan dan keinginan perusahaan sehingga tujuan dari
perusahaan akan dapat tercapai baik dalam jangka waktu panjang sehingga kelangsungan
hidup dari perusahaan tersebut dapat terjamin. Pengelolahan terhadap SDM harus benarbenar diperhatikan, karena dengan pengelolaan yang tepat maka akan membuat sumber
daya manusia tersebut menjadi berkualitas, dan apabila perusahaan telah mampu mengatur
sumber daya yang ada di perusahaan termasuk sumber daya manusianya, maka akan
membuat perusahaan tersebut berjalan dengan efektif dan efisien.
Mulyadi (2009:310) ada dua sifat perilaku dan sikap budaya kerja di Indonesia yaitu
bersifat positif dan bersifat negatif. Sikap perilaku kerja positif antara lain ketekunan, ramah
tamah, jujur dan disiplin, diharapkan dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya sikap dan
perilaku kerja negatif akan membuat kinerja menurun, maka peneliti ingin mengetahui
apakah sistem remunerasi dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan pada PT. Betjik
Djojo Surabaya. Salah satu dorongan utama seseorang bekerja adalah remunerasi yang
diberikan dalam bentuk remunerasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.
Simamora (2006:447) remunerasi keuangan sendiri terdiri atas gaji, dan bonus yang
diberikan langsung dalam bentuk uang, dengan adanya penghargaan dalam bentuk uang ini
para pekerja dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidupnya. Sedangkan bentuk
penghargaan yang sifatnya tidak dinilai dengan uang atau remunerasi non keuangan adalah
promosi jabatan.Dengan adanya suatu sistem remunrasi akan memberi suatu pengaruh
yang dapat meningkatkan kinerja karyawan bagi perusahaan. Remunerasi secara umum
dinilai cukup mampu memberi dampak yang positif apabila diberikan secara tepat karena
pola pemberian remunerasi mampu memicu kepuasan yang mempengaruhi pola kerja dan
memotivasi karyawan sehingga mereka terpacu untuk memberi apa yang terbaik bagi
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut: (1) Apakah remunerasi keuangan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja
karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya?, (2) Apakah remunerasi non keuangan
berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Betjik Djojo
Surabaya?, (3) Apakah remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan berpengaruh
secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya?, sedang
tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengeathui pengaruh remenurasi keuangan secara
parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya, (2) Untuk
mengetahui pengaruh remenurasi non keuangan secara parsial terhadap prestasi kerja
karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya, (3) Untuk mengetahui pengaruh remenurasi
keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan
pada PT. Betjik Djojo Surabaya.
TINJAUAN TEORETIS
Remunerasi
Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada
perusahaan. Hasibuan (2008:118), remunerasi adalah semua pendapatan yang berbentuk
uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Remunerasi menarik perhatian karyawan dan
memberi informasi atau mengingatkan akan pentingnya sesuatu yang diberi remunerasi
dibandingkan dengan yang lain, remunerasi juga meningkatkan motivasi karyawan
terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu karyawan mengalokasikan waktu dan usaha
karyawan. Remunerasi berbasis kinerja mendorong karyawan dapat mengubah
kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat untuk
memenuhi tujuan organisasi (Mulyadi dan Johny, 2009:227). Dari berbagai definisi
remunerasi diatas walaupun berbeda artinya, tetap memiliki maksud yang sama
3
bahwasannya remunerasi adalah suatu penghargaan yang diberikan perusahaan kepada
para pekerja atau balas jasa atas kontribusinya kepada perusahaan melalui kegiatan yang
disebut bekerja. Remunerasi dapat berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, intensif,
tunjangan dan bonus, remunerasi non-finansial seperti diberi pujian, piagam, promosi
jabatan (Cascio, 2003:416-418).
Tujuan Sistem Remunerasi
Bagaimanapun juga tujuan utama orang bekerja adalah agar ia dapat hidup dari hasil kerjanya
itu, atau dengan kata lain mereka mau bekerja disebabkan merasa bahwa dengan bekerja itu ia akan
mendapatkan penghargaan balas jasa dari kontribusinya dalam bekerja yang berupa ganti rugi atau
imbalan yang sepantasnya ia dapatkan sebagai sumber rezeki untuk menghidupi dirinya beserta anak
dan istrinya. Jadi dapat disimpulkan remunerasi dapat dipandang sebagai kunci mengelola sumber
daya manusia secara efektif yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, oleh sebab itu dapat
disimpulkan bahwa tujuan utama dan pentingnya remunerasi adalah sebagai berikut: (1) Menarik
(merangsang) seseorang agar mau bergabung dengan perusahaan, (2) Mempertahankan para
karyawan yang ada agar tetap mau bekerja di perusahaan, (3) Memberi lebih banyak dorongan
(motivasi) agar para karyawan tetap berprestasi (Simamora, 2006:450).
Hansen dan Mowen (2002:76), tujuan sistem remunerasi biasanya meliputi berbagai
insentif yang berkaitan dengan kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian
tujuan, sehingga manajer akan menunjukkan kerja terbaiknya bagi perusahaan. Panggabean
(2004:75), tujuan sistem remunerasi diberikan untuk: (1) Menarik karyawan yang cakap
masuk ke dalam organisasi, (2) Mendorong mereka untuk berprestasi tinggi, dan (3)
Mempertahankan karyawan yang produktif dan berkualitas agar tetap setia.
Pemberian remunerasi baik secara keuangan maupun non keuangan yang dimaksudkan sebagai
suatu penghargaan atau balas jasa perusahaan terhadap pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang
telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Pada prinsipnya pemberian remunerasi itu merupakan
hasil penjualan tenaga kerja sumber daya manusia terhadap perusahaan dan sudah sewajarnya
perusahaan menghargai jerih payah karyawan itu dengan cara memberi balas jasa (remunerasi) yang
sesuai kepada mereka atas kontribusinya terhadap perusahaan. Dengan demikian pemberian
remunerasi diharapkan dapat memotivasi kerja para karyawan agar mereka tetap bekerja dengan baik
dan selalu memberikan prestasi yang terbaik kepada perusahaan.
Remunerasi Keuangan
Menurut Simamora (2006:442) merupakan terminologi luas yang berhubungan dengan
imbalan keuangan (financial remunerasi) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan
kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya, remunerasi berbentuk
keuangan karena pengeluaran moneter seperti gaji mingguan atau bulanan karyawan adalah
contoh pembayaran (immediate payment), sedangkan pensiun, pembagian laba atau bonus
menunjukan pembayaran tertangguh (deferred payment). Cascio (2003:416), remunerasi yang
bersifat keuangan dan diterimakan dalam bentuk uang. Remunerasi ini terdiri dari
penghargaan langsung yaitu pembayaran atau balas jasa kepada karyawan dalam bentuk
gaji dan insentif serta penghargaan tidak langsung yaitu bentuk penghargaan yang
diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan para karyawan yang berupa tunjangan.
Jenis remunerasi keuangan menurut Simamora (2006:445) adalah (1) Upah dan gaji, (2)
Insentif (incentive), (3) Tunjangan, dan (4) Bonus.
Remunerasi non Keuangan
Menurut Simamora (2006:447) remunerasi non keuangan adalah imbalan yang diberikan
oleh perusahaan yang tidak berupa uang atau kepuasan yang diperoleh dari pekerjaaan itu
sendiri dan dari lingkungan fisik atau psikologis dari tempat seorang bekerja. Nawawi
(2002:333) remunerasi non keuangan adalah sejumlah ganjaran yang bermaksud untuk
memberikan rasa tenang bagi pekerja dan anggota keluarganya.jenis remunerasi non
4
keuangan yaitu (Simamora, 2006:448): 1) Pekerjaan, dan 2) Lingkungan kerja. Nawawi
(2002:339) jenis remunerasi non keuangan meliputi: 1(Jaminan keamanan dan kesehatan
kerja, 2) Pembayaran upah selama tidak bekerja, dan 3) Pelayanan untuk pekerja.
Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja karyawan, pada dasarnya merupakan penilaian yang sistematik terhadap
penampilan kerja karyawan itu sendiri dan terhadap taraf potensi karyawan dalam upayanya
mengembangkan diri untuk kepentingan perusahaan/organisasi. Mangkunegara (2007:67), prestasi
kerja berasal dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui
mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan
tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 2012:135). Apabila penilaian prestasi kerja tersebut
dilaksanakan dengan baik tertib dan benar, dapat membantu meningkatkan motivasi kerja dan
sekaligus juga meningkatkan loyalitas organisasi organisasional dari para karyawan. Hal itu tentunya
akan menguntungkan organisasi yang bersangkutan sendiri. Paling tidak para karyawan akan
mengetahui sampai di mana dan bagaimana prestasi kerjanya dinilai oleh atasan atau tim penilai
(Martoyo, 2007:86).
Penilaian prestasi kerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan
suatu organisasi secara efektif dan efesien. Dengan mengadakan penilaian prestasi kerja berarti suatu
organisasi telah memanfaatkan sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut secara baik. Perlu
diperhatikan bahwa dalam melakukan penilaian harus dihindari adanya unsur “suka” dan “tidak
suka” sehingga objektivitas dapat dicapai. Peran pemimpin sangatlah penting dalam usaha
meningkatkan prestasi kerja karyawan yang berada dibawah kekuasaan dan wewenangnya (Martoyo,
2007:88).
Pengukuran Prestasi Kerja Karyawan
Pengukuran prestasi kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa faktor (Handoko,
2012:140): 1) Kualitas Kerja. Kulitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, ketrampilan, dan
keberhasilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya, 2) Kuantitas Kerja, merupakan
jumlah output produk-produk yang dihasilakan dan ketepatan dalam melaksanakan
pekerjaan, 3) Keandalan,
yaitu kemampuan karyawan dalam melaksanakan instuksi
atau perintah, berinisiatif sikap kehati-hatian dan kerajinan, 4) Sikap karyawan terhadap
perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerja sama.
Indikator-Indikator Prestasi Kerja
Menurut Heidjrachman dan Husnan (2004:124) indikator-indikator penilaian prestasi
kerja adalah 1) Kualitas kerja , 2) Kuantitas kerja, 3) Hubungan kerja, 4) Kepemimpinan, 5)
Kehati-hatian, 6) Pengetahuan, 7) Kerajinan, 8) Kesetiaan, 9) Keandalan kerja, 10) Inisiatif
Berdasarkan konsep pengukuran prestasi kerja yang telah dikemukan di atas, maka dalam
penelitian ini indikator yang akan digunakan dalam prestasi kerja adalah kualitas kerja,
kuantitas kerja, hubungan kerja, pengetahuan, keandalan kerja dan insiatif, karena harus
disesuaikan kondisi kerja PT. Betjik Djojo Surabaya.
Pengaruh Remunerasi dengan Prestasi Kerja Karyawan
Dalam dunia kerja, setiap karyawan selalu mengharap memperoleh remunerasi atas
pekerjaan yang dilakukan. Remunerasi sebagai motivator karyawan akan mengarahkan
pada prestasi kerjadimana karyawan ditempatkan bekerja. Bila karyawan tersebut merasa
remunerasi yang diterima tidak sesuai dengan harapan, maka karyawan tersebut akan
merasa tidak puas. Ketidakpuasan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk perilaku negatif.
Sebaliknya, bila karyawan merasa remunerasi yang diterima sesuai dengan harapan, maka
5
akan merasa puas dan kepuasan tersebut ditunjukkan pada suatu perilaku yang mengarah
pada peningkatan prestasi kerja atau hasil kerja (performance).
Bagaimanapun juga tujuan utama orang bekerja adalah agar ia dapat hidup dari hasil
kerjanya itu, atau dengan kata lain mereka mau bekerja disebabkan merasa bahwa dengan
bekerja itu ia akan mendapatkan penghargaan balas jasa dari kontribusinya dalam bekerja
yang berupa ganti rugi atau imbalan yang sepantasnya ia dapatkan sebagai sumber rezeki
untuk menghidupi dirinya beserta anak dan istrinya. Jadi dapat disimpulkan remunerasi
atau reward dapat dipandang sebagai kunci mengelola sumber daya manusia secara efektif
yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama dan pentingnya remunerasi adalah 1) Menarik (merangsang) seseorang agar mau
bergabung dengan perusahaan, 2) Mempertahankan para karyawan yang ada agar tetap
mau bekerja di perusahaan, 3) Memberi lebih banyak dorongan (motivasi) agar para
karyawan tetap berprestasi (Hasibuan, 2008:108):
Dari uraian diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa secara garis besar terlihat
adanya dua belah pihak yang memikul kewajiban dan tanggung jawab yang berbeda, tetapi
saling mempengaruhi dan saling menentukan yaitu 1) Pihak pertama yaitu para pekerja
yang memikul kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan yang disebut bekerja,
2) Pihak kedua yaitu organisasi atau perusahaan yang memikul kewajiban dan tanggung
jawab memberikan penghargaan atau ganjaran atas pelaksanaan pekerjaan oleh pihak
pertama.
Oleh sebab itu kewajiban dan tanggung jawab itu muncul karena antara kedua belah
pihak terdapat hubungan kerja didalam sebuah organisasi atau perusahaan, dan dalam
pengertian tersebut pekerjaan yang dilaksanakan itu harus relevan sehingga dapat
menghasilkan kontribusi kerja yang optimal dalam usaha mewujudkan tujuan perusahaan
serta pemberian remunerasi baik secara keuangan maupun non keuangan yang
dimaksudkan sebagai suatu penghargaan atau balas jasa perusahaan terhadap pengorbanan
waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Dan pada
prinsipnya memang pemberian penghargaan itu merupakan hasil penjualan tenaga kerja
sumber daya manusia terhadap perusahaan dan sudah sewajarnya perusahaan menghargai
jerih payah karyawan itu dengan cara memberi balas jasa (remunerasi) yang sesuai kepada
mereka atas kontribusinya terhadap perusahaan. Dengan demikian pemberian remunerasi
diharapkan dapat memotivasi kerja para karyawan agar mereka tetap bekerja dengan baik
dan selalu memberikan prestasi yang terbaik kepada perusahaan. Terdapat keterkaitan yang
sangat erat antara prestasi kerja seseorang dengan remunerasi yang diterima. Hal ini karena
pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Remunerasi merupakan
motivator manusia untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
6
Penelitian Terdahulu
Tabel 1
Referensi Penelitian Terdahulu
No
1.
2.
3.
4.
Nama dan judul penelitian
Purwaningsih (2012) Pengaruh
Remunerasi Finansial dan Non
Finansial Terhadap Produktifitas
Kerja Pada PT Bank Danamon Card
Center Surabaya Cabang Genteng
Saputra (2007)Analisis Pengaruh
Sistem Kompensasi terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan
Departemen Produksi PT. UNITEX,
Tbk Bogor
Hasil penelitian
Hasil pengujian secara parsial variabel
remunerasi finansial dan kompensasi non
finansial secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas karyawan.
Hasil
pengujian
menunjukan
sistem
kompensasi baik kompensasi finansial dan
kompensasi non finansial menurut persepsi
karyawan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
Widayati (2009) Pengaruh Reward
dan Motivasi Kerja Terhadap Pretasi reward dan motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
Kerja Karyawan Pada PT Wangsa
HRD pada PT. Wangsa Jatra Lestari.
Jatra Lestari
Dewi (2007)
Pengaruh Reward Reward system memiliki pengaruh signifikan
System Terhadap Aspek Perilaku terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja
Karyawan Bagian Marketing pada karyawan, Reward system juga mempunyai
pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja
CV.Indomitra Jaya di Surabaya
dan motivasi kerja karyawan.
Sumber : Penelitian terdahulu tahun 2007, 2009, 2012
Rerangka Pemikiran
Remunerasi sebagai motivator karyawan akan mengarahkan pada prestasi kerja dimana
karyawan ditempatkan bekerja. Bila karyawan tersebut merasa remunerasi yang diterima
tidak sesuai dengan harapan, maka karyawan tersebut akan merasa tidak puas.
Y1 Kualitas
kerja
X1.1 Gaji
X1..2 Insentif
Remunerasi keuangan
(X1)
X1.3 Bonus
X2.1Lingkungan
Kerja
H1
Prestasi Kerja
(Y)
H3
Remunerasi
nonkeuangan
(X2)
H2
X2.2 Pekerjaan
Y2 Kuantitas
kerja
Y3 Hubungan
kerja
Y4 Keandalan
kerja
Gambar 1
Rerangka Pemikiran Penelitian
Ketidakpuasan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk perilaku negatif. Sebaliknya,
bila karyawan merasa remunerasi yang diterima sesuai dengan harapan, maka ia akan
merasa puas dan kepuasan tersebut ditunjukkan pada suatu perilaku yang mengarah pada
7
peningkatan prestasi kerja atau hasil kerja (performance). Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoretis, seperti diutarakan terdahulu maka
rerangka konseptual penelitian ini dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1.
Pada gambar 1 di atas dapat dilihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
baik secara bersama-sama maupun parsial. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh masing masing variabel baik secara bersama-sama maupun parsial akan
dilakukan pembuktian empiris dengan cara melakukan pengumpulan data dan informasi
dari para responden dengan menggunakan instrumen peneitian yaitu kuesioner.
Perumusan Hipotesis
H1
:
H2
:
H3
:
Remunerasi keuangan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan pada PT.
Betjik Djojo Surabaya.
Remunerasi non keuangan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja
karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya.
Remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan berpengaruh secara simultan
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Betjik Djojo Surabaya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, dalam hal ini diperlukan adanya metode
penelitian yang terkandung dalam tujuan penelitian, mengingat maksud dan tujuan
penelitian ini, maka jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan survey. Penelitian
kuantitatif ini menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro
dan Supomo, 2002:12). Sedangkan metode survey merupakan suatu metode pengumpulan
data yang menggunakan kuesioner atau angket
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya berjumlah 119 orang.
Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Santoso (2009:5) sampel adalah sebagai sekumpulan data yang diambil atau
diseleksi dari suatu populasi. Jika populasi adalah seluruh karyawan PT. Betjik Djojo
Surabaya yang berjumlah 119 karyawan, sampel bisa sebagian karyawan atau beberapa
karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya yang masih aktif bekerja. Karena ukuran populasi sudah
diketahui, untuk menentukan ukuran sampel menurut Hasan (2002:61) menggunakan
rumus Slovin, karena populasi dari penelitian ini sudah diketahui sebelumnya. Dengan
rumus sebagai berikut:
n
N
N.e 2  1
Keterangan:
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
e = Presisi (derajat kesalahan = 5%)
maka dengan perhitungan responden sebagai berikut:
119
119 x (5%) 2  1
119
= 91,71 karyawan.
n
119 x 0.2975  1
n
n = 92 karyawan
8
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan simple
random sampling (sampel acak sederhana), menurut Indriantoro dan Supomo (2002:139) yaitu
metode pemilihan sampel secara acak sederhana memberikan kesempatan yang sama yang
bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel tanpa melihat
jenis kelamin, status karyawan, maupun jabatan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1) Dokumentasi yaitu teknik
pengumpulan berupa data dengan cara mengumpulkan arsip–arsip dan catatan tertulis
yang ada, sedangkan dokumentasi yang dimaksud adalah dokumen-dokumen tertulis
berupa: Profil PT. Betjik Djojo Surabaya, struktur organisasi PT. Betjik Djojo Surabaya,
daftar karyawan, dan daftar gaji, 2) Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:192). Kuesioner yang dimaksud disini adalah
memberikan pertanyaan kepada karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya. Materi dari kuesioner
ini adalah tentang sistem remunerasi dan prestasi kerja. Jenis kuesioner yang dibagikan
menggunakan kuesioner dengan sistem tertutup yang berarti setiap responden diharapkan
menjawab sesuai dengan pilihan yang telah tersedia dan sesuai dengan yang diharapkan.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah remunerasi keuangan dan remunerasi
non keuangan, sedang variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi kerja
karyawan.
1. Remunerasi keuangan (X1) adalah imbalan atau balas jasa yang berupa gaji, insentif, serta
bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawan(Simamora, 2006:445) yang termasuk
remunerasi keuangan adalah: a. Gaji, b. Insentif, dan c. Bonus.
2. Remunerasi non keuangan (X2) adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan yang
tidak berupa uang atau kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri dan dari
lingkungan fisik atau psikologis dari tempat seorang bekerja Simamora (2006:447),.
Adapun indikator-indikatornya adalah: a. Lingkungan kerja, yaitu suasana atau kondisi
didalam pekerjaan seorang karyawan. lingkungan kerja ini terdiri dari: 1) Kebijakan yang
mendukung suasana kerja, 2) Supervise dari pimpinan, 3) Rekan kerja yang
menyenangkan, 4) Lingkungan kerja yang nyaman, b. Pekerjaan, merupakan tugas atau
tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan. Kompensasi pekerjaan ini terdiri dari:
1) Tugas-tugas yang diberikan menarik bagi karyawan, 2) Tantangan didalam pekerjaan
sehingga karyawan dapat bekerja dengan penuh motivasi, 3) Adanya tanggung jawab
yang dibebankan kepada karyawan, 4) Adanya pengakuan dari perusahaaan atas
pekerjaan yang telah dikerahkan oleh karyawan
3. Prestasi kerja (Y) dapat diartikan sebagai peranan penting suatu pekerjaan, tingkat
keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan.
Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan
seseorang dalam pencapaian tujuan. Adapun indikator-indikatornya sebagai berikut
(Handoko, 2012:140): a) Kualitas kerja, b) Kuantitas kerja, c) Hubungan kerja, d)
Keandalan kerja
Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data yang akan dianalisis
dari hasil survey/penelitian langsung melalui kuesioner adalah menggunakan skala Likert
menurut Sugiyono (2012:136) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
9
berupa pernyataan atau pertanyaan. Setiap pertanyaan diukur dengan 4 skala dan tiap posisi
mempunyai bobot sebagai berikut:
Tabel 2
Skala Pengukuran Data
1
STS
Keterangan:
a. Jawaban STS dengan nilai
b. Jawaban TS dengan nilai
c. Jawaban S dengan nilai
d. Jawaban SS dengan nilai
2
TS
1
2
3
4
3
S
4
SS
: Sangat Tidak Setuju
: Tidak Setuju
: Setuju
: Sangat Setuju
Teknik Analisis Data
1 Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas menurut Ghozali (2011:45) digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikannya lebih
kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut
sudah sesuai sebagai pembentuk indikator. Dasar analisis yang digunakan untuk
pengujian validitas sebagai berikut (Ghozali, 2011:53) yaitu: a) Jika sig <(α) 0,05 maka
butir atau variabel tersebut valid, b) Jika sig >(α) 0,05 maka butir atau variabel tersebut
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Kata reliabilitas yang disebut dalam bahasa Inggris yaitu reliability adalah derajat
ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran.
Ghozali (2011:47) mengatakan reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur objek yang sama. Sayuthi (2005:52)
menyatakan bahwa jika kuesioner dikatakan reliabel apabila mempunyai koefisien alpha
yang lebih besar dari 0,60. Jadi pengujian reliabilitas instrumen dalam suatu penelitian
dilakukan karena keterandalan instrumen berkaitan dengan keajekan dan taraf
kepercayaan terhadap instrumen penelitian tersebut.
2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebas (Ghozali, 2011:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF =
10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1 (Ghozali, 2011:106).
b. Uji Heterokedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas,
dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Deteksi adanya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana
sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y
sebelumnya) yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan: 1) Jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
10
(bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas, 2)
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
c. Uji Normalitas
Uji normal data dalam penelitian ini dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Uji
normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun
variabel independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2009:214).Dasar
pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas, 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
3 Analisis Regresi Linier Berganda
Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2+e
Dimana: Y= Prestasi kerja karyawan, a= Konstanta, X1= Remunerasi keuangan, X2=
Remunerasi non keuangan, b1; b2 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas
e= Standart error, Keterangan untuk indikator dari variabel X1, X2 dan Y sebagai berikut:
X1= Remunerasi keuangan: X1.1= Gaji, X1.2=Insentif, X1.3= Bonus. X2
= Remunerasi non
keuangan: X2.1 =Lingkungan kerja, X2.2= Pekerjaan. Y= Prestasi kerja, Y1= Kualitas kerja,
Y2= Kuantitas kerja, Y3= Hubungan kerja, Y4= Keandalan.
Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat di tafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel bebas. Untuk
mempermudah perhitungan regresi linier berganda di atas dihitung dengan
menggunakan program SPSS 20.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signifikan (α)= 5% yaitu sebagai
berikut (Santoso, 2009:331): 1) Jika p-value (pada kolom Sig.) >α (0,05) maka H0 tidak
berhasil ditolak yang berarti remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo
Surabaya, 2) Jika p-value (pada kolom Sig.) <α (0,05) maka H0 berhasil ditolak yang berarti
remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya.
b. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Dalam hal ini untuk menguji pengaruh sistem remunerasi secara parsial terhadap prestasi
kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya. Kriteria pengujian secara parsial dengan
tingkat signifikan (α) = 0,05 sebagai berikut: 1) Jika p-value (pada kolom Sig.) >α (0,05)
maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti remunerasi keuangan dan remunerasi non
keuangan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
PT. Betjik Djojo Surabaya, 2) Jika p-value (pada kolom Sig.) <α (0,05) maka H0 berhasil
ditolak yang berarti remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya.
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Obyek Penelitian
Perusahaan ini didirikan pada awal 1930-an dan yang memulai bisnisnya di industri tembakau
dan bensin . Pada tahun 1969, Perseroan mulai industri LPG, yang meliputi wilayah distribusi untuk
Jawa Timur. Pada awal 1980-an, bisnis diperluas ke industri Petrokimia dan peralatan gas pasokan
11
termasuk instalasi pipa gas LPG dan Gas Bumi. Untuk distribusi LPG diprioritaskan untuk keperluan
rumah tangga dan untuk keperluan industri. Perusahaan juga menyediakan peralatan LPG untuk
sewa atau penjualan seperti tangki LPG , pompa LPG atau kompresor dan aksesoris LPG lainnya. PT.
Betjik Djojo sudah 75 tahun berpengalaman dan memiliki reputasi sehingga mendapat penghargaan
industri dibidangnya. Mengenai profesionalisme PT. Betjik Djojo dapat dilihat dari perjalanan
panjang perusahaan, inovasi yang dimiliki dan kemauan untuk mengembangkan usaha. 75 tahun
perusahaan ini berdiri telah membentuk reputasi yang baik bagi perusahaan untuk menghasilkan
produk-produk unggulan.
Sistem Remunerasi
PT. Betjik Djojo Surabaya menyadari bahwa sumber daya manusia adalah elemen
penting dalam kegiatan operasional dan manajemen yang baik dapat tercipta apabila
didukung oleh loyalitas dan dedikasi dari karyawan yang bergabung didalamnya. Oleh
karena itu kami memberi perhatian yang besar dalam peningkatan kualitas SDM juga dalam
peningkatan kesejahteraan mereka. Dengan demikian mereka akan memberi timbal balik
yang terbaik kepada kami. PT. Betjik Djojo Surabaya sejak awal menerapkan sistem
remunerasi keuangan berupa gaji, insentif, bonus, dan tunjangan kepada karyawan. Insentif
diberikan kepada karyawan yang berprestasi dalam pekerjaannya setiap periode waktu
tertentu, bonus yang didapat tergantung laba perusahaan yang dibagi secara merata kepada
seluruh karyawan setiap tahun dan disesuaikan dengan jabatan, tunjangan. Sedangkan
dalam bentuk remunerasi non keuangan berupa promosi jabatan, piagam, penghargaan dan
lain-lain.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Angka korelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan dengan angka kritis tabel
korelasi product moment (rtabel) pada taraf 5% pada derajat bebas n-2. Suatu atribut dikatakan
valid jika nilai rhitung> rtabel dan bernilai positif. Berdasarkan hasil perhitungan Program SPSS
menunjukkan bahwa semua aspek indikator dari remunerasi keuangan, remunerasi non
keuangan, dan prestasi kerja dinyatakan valid, sehingga layak digunakan untuk analisis
selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda.
Sedang pengujian reliabilitas ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian
yang digunakan dapat diterapkan berulang kali pada obyek yang sama. Pengukuran
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan metode Alpha Cronbach. Instrumen
dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > 0,6. Berdasarkan hasil perhitungan program
SPSS diketahui bahwa remunerasi keuangan, remunerasi non keuangan dan prestasi kerja
dinyatakan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis
regresi linier berganda.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 3
Nilai Variance Inflation Faktor dan Nilai Tolerance
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Remunerasi keuangan
.874
1.145
1
Remunerasi non keuangan
.874
1.145
a. Dependent Variable: Prestasi kerja karyawan
Sumber: data diolah SPSS
12
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa tidak ada nilai VIF yang melebihi 5 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada gangguan multikolinieritas.
Uji Heteroskedaktisitas
Pendeteksian adanya heterokedaktisitas dengan menggunakan dua pendekatan yaitu
jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik pengujian
Heteroskedaktisitas disajikan berikut:
Sumber: data diolah SPSS
Gambar 2
Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda
Berdasarkan gambar 2, dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan tidak ada
gejala heterosdaktisitas.
Pengujian normalitas data
Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of
regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus
mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Grafik tersebut disajikan
dalam gambar 3.
Sumber: data diolah SPSS
Gambar 3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
13
Ghozali (2011:214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik di atas
dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan
pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini
menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda mengenai pengaruh remunerasi keuangan dan
remunerasi non keuangan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya,
dengan hasil pengolahan komputer melalui program SPSS 20. Hasil regresi linier berganda
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Liner Berganda
Variabel
Koefisien Regresi (B)
Remunerasi keuangan
0,363
Remunerasi non keuangan
0,829
Costant
: -3,442
Koefisien determinasi (R2) : 0,786
Std. Error
.047
.083
Beta
.439
.574
Sumber: data diolah SPSS
Berdasarkan pada Tabel 4, persamaan regresi yang di dapat adalah:
Y = -3,442 + 0,363X1 + 0,829X2
Dari fungsi regresi linier berganda variabel bebas remunerasi keuangan dan remunerasi non
keuangan adalah bertanda positif, yang berarti variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian mempunyai hubungan yang searah dengan variabel terikatnya. Jika nilai dari
variabel bebas tersebut meningkat maka akan mendorong meningkatnya prestasi kerja
karyawan dan sebaliknya.
Pengujian Hipotesis
Uji simultan (Uji F)
Tabel 5
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
623.755
2
311.877
163.042
1
Residual
170.245
89
1.913
Total
794.000
91
a. Dependent Variable: Prestasi kerja karyawan
b. Predictors: (Constant), Remunerasi non keuangan, Remunerasi keuangan
Sig.
.000b
Sumber: data diolah SPSS
Berdasarkan Tabel 5 hasil output perhitungan program SPSS 20 diperoleh nilai Fhitung sebesar
163,042 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, sehingga remunerasi keuangan dan remunerasi non
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik
Djojo Surabaya karena nilai sign 0,000 < (α) 0,05. Dengan demikian hipótesis yang menyatakan
remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya terbukti. Sistem remunerasi secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, karena pada umumnya perusahaan
selalu ingin meningkatkan prestasi kerjanya untuk dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
berkembang. Dalam hubungannya dengan usaha peningkatan prestasi kerja tersebut, salah satu
langkah yang dapat ditempuh adalah dengan memperhatikan masalah remunerasi. Dengan adanya
perhatian perusahaan dalam bidang remunerasi yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan
14
karyawan, maka karyawan dapat terpacu/termotivasi dalam meningkatkan prestasi kerja kerja
dengan demikian harapan perusahaan akan dapat menikmati keuntungan dari kelangsungan hidup
karyawannya akan terjamin.
Hal tersebut didukung oleh nilai koefisien determinasi (R2) pada Tabel 4 sebesar 0,786
menunjukkan bahwa dari total variasi dependen dapat dijelaskan oleh model yang disajikan. Variabel
bebas: remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan mampu menjelaskan variabel terikat
prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya sebesar 78,6% sedangkan sisanya 21,4% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak termasuk di dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa masih
ada variabel lain di luar variabel remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan yang
berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya, prestasi kerja karyawan
tidak hanya dipengaruhi oleh sistem remunerasi kemungkinan juga bisa dipengaruhi oleh tingkat
absensi, motivasi, dan perputaran tenaga kerja (labor turn over) (Hasibuan, 2008:92).
Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Dari hasil pengujian
hipotesis secara parsial dengan menggunakan SPSS 20 didapat hasil uji t seperti yang tersaji pada
Tabel 6.
Tabel 6
Hasil Uji t
Variabel
t hitung
Sign
Remunerasi keuangan (X1)
Remunerasi non keuangan (X2)
7,645
9,995
0,000
0,000
Alpha
()
0,05
0,05
Keterangan
Signifikan berpengaruh
Signifikan berpangaruh
Sumber: data diolah SPSS
Untuk remunerasi keuangan berdasarkan pada Tabel 6 diketahui nilai thitung sebesar 7,645 dengan
sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka H0 berhasil
ditolak berarti bahwa remunerasi keuangan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
PT. Betjik Djojo Surabaya. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan remunerasi keuangan
berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya terdukung.
Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purwaningsih
(2012), Saputra (2007), Widayati (2009), dan Dewi (2007). Remunerasi keuangan sebagai motivator
karyawan akan mengarahkan pada prestasi kerja karyawan tersebut ditempat kerjanya. Bila
karyawan tersebut merasa remunerasi keuangan yang diterima tidak sesuai dengan harapan, maka
karyawan tersebut akan merasa tidak puas. Ketidakpuasan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk
perilaku negatif. Sebaliknya, bila karyawan merasa remunerasi keuangan yang diterima sesuai
dengan harapan, maka ia akan merasa puas dan kepuasan tersebut ditunjukkan pada suatu perilaku
yang mengarah pada peningkatan prestasi kerja atau hasil kerja (performance).
Berpengaruhnya remunerasi keuangan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo
Surabaya karena perusahaan di dalam memberikan gaji kepada seluruh karyawan sudah sesuai
dengan kebutuhan hidup minimal (gaji sesuai UMR), selain itu sistem pemberian gaji yang diberikan
oleh perusahaan sesuai dengan jabatan yang diemban karyawan serta perusahaan juga memberikan
tunjangan kesehatan kerja sesuai dengan harapan karyawan.
Untuk remunerasi non keuangan berdasarkan pada Tabel 6 diketahui nilai thitung sebesar 9,995
dengan sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka H0
berhasil ditolak berarti bahwa remunerasi non keuangan berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan remunerasi
non keuangan berpengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya
terdukung. Hasil penelitian ini mendukung dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Purwaningsih (2012), Saputra (2007), Dewi (2007). Pada umumnya hasil penelitian mereka
menyatakan bahwa remunerasi non keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan.
Remunerasi non keuangan yang diukur dengan indikator lingkungan kerja dan pekerjaan
berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya karena untuk melakukan
15
pekerjaan yang baik di butuhkan rasa senang terhadap pekerjaannya, ketenangan dan rasa aman. Jika
kondisi lingkungan kerja tidak baik maka mempengaruhi aktivitas kerja mereka, karena karyawan
merasa terganggu pekerjaanya sehingga mengakibatkan prestasi kerja karyawan menjadi rendah.
Untuk itu lingkungan kerja perlu diperhatikan oleh perusahaan, perhatian tersebut dapat berupa
perbaikan terhadap salah satu elemen lingkungan kerja yang kurang memuaskan. Dengan kondisi
lingkungan kerja yang baik karyawan akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik sehingga akan
mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan
pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan prestasi kerja.Pada lingkungan kerja dan
pekerjaan PT. Betjik Djojo Surabaya telah memenuhi harapan karyawan, hal tersebut dilihat dari
setiap pernyataan lingkungan kerja dan pekerjaan mayoritas karyawan memberikan jawaban setuju.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bagaimanapun
juga tujuan utama orang bekerja adalah agar ia dapat hidup dari hasil kerjanya itu, atau dengan kata
lain mereka mau bekerja disebabkan merasa bahwa dengan bekerja itu ia akan mendapatkan
penghargaan balas jasa dari kontribusinya dalam bekerja yang berupa ganti rugi atau imbalan yang
sepantasnya ia dapatkan sebagai sumber rezeki untuk menghidupi dirinya beserta anak dan istrinya.
Jadi dapat disimpulkan sistem remunerasidapat dipandang sebagai kunci mengelola sumber daya
manusia secara efektif yang sesuai dengan kebutuhan karyawan, oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa tujuan utama dan pentingnya sistem remunerasi adalah 1) Menarik (merangsang) seseorang
agar mau bergabung dengan perusahaan, 2) Mempertahankan para karyawan yang ada agar tetap
mau bekerja di perusahaan, 3) Memberi lebih banyak dorongan (motivasi) agar para karyawan tetap
berprestasi. Dengan demikian sistem remunerasi diharapkan dapat memotivasi kerja para karyawan
agar mereka tetap bekerja dengan baik dan selalu memberikan prestasi yang terbaik kepada
perusahaan.
Koefisien determinasi parsial
Tabel 7
Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel
Remunerasi keuangan
Remunerasi non keuangan
r
0,630
0,727
r2
0,3969
0,5285
Sumber: hasil pengolahan data
Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap prestasi kerja karyawan adalah remunerasi non keuangan
karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,5285 atau
52,85%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Betjik Djojo Surabaya pada umumnya
menginginkan posisi pekerjaan yang baik sehingga dapat mempengaruhi
pendapatan/penghasilan yang akan diterima karyawan tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Variabel remunerasi keuangan secara parsial signifikan berpengaruh terhadap prestasi
kerja karyawan.
2. Variabel remunerasi non keuangan secara parsial signifikan berpengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan.
3. Variabel remunerasi keuangan dan remunerasi non keuangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
4. Nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,786 menunjukkan bahwa remunerasi keuangan
dan remunerasi non keuangan mampu menjelaskan prestasi kerja karyawan sebesar
78,6% sedang sisanya 21,4% dijelaskan oleh variabel lain.
16
5. Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel yang mempunyai pengaruh
yang dominan terhadap prestasi kerja karyawan adalah remunerasi non keuangan
karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar.
Saran
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sistem remunerasi berpengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan, oleh karena itu pihak manajemen mempertahankan atau
meningkatkan sistem remunerasi tersebut, sehingga dari hal tersebut diharapkan
peningkatan pada prestasi kerja karyawan.
Berdasarkan hasil tanggapan responden yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat
diketahui bahwa remunerasi yang diberikan oleh perusahaan telah dilaksanakan dengan
baik, sehingga prestasi kerja karyawan meningkat. Kebijakan tersebut hendaknya
dipertahankan oleh perusahaan agar prestasi kerja karyawan tetap tinggi, sehingga tujuan
kedua belah pihak, baik perusahaan maupun karyawan dapat tercapai dengan baik.
Bagi peneliti yang akan meneliti pada permasalahan yang sejenis, diharapkan
memasukkan variabel lain di luar variabel yang sudah ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cascio. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh. Erlangga. Jakarta.
Dewi, M. 2007. Pengaruh Reward System Terhadap Aspek Perilaku Karyawan Bagian Marketing pada
CV Indomitra Jaya di Surabaya. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. STIESIA.
Surabaya.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Kelima. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Handoko. 2012. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Hasan. 2002. Teknik-Teknik Analisis Multifariat Untuk Riset Ekonomi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Hasibuan, M.S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan Kesepuluh. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hansen, D.R dan M. M. Mowen. 2002. Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi Tujuh. Salemba Empat.
Jakarta.
Heidjrachman dan S. Husnan. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
BPFE. Yogyakarta.
Mangkunegara, A.A. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kedua. PT.
Remaja Rosda Karya Offset. Bandung.
Martoyo, S. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
Mulyadi. 2009. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesatu.
Cetakan Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi dan S.Johny. 2009. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatgandaan
Kinerja Perusahaan. Edisi Kedua. Aditya Media. Yogyakarta.
Nawawi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Cetakan Kesatu. Alfabeta. Bandung.
Panggabean, M.S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia. Bogor.
Purwaningsih, A. 2012. Pengaruh Remunerasi Finansial dan Remunerasi Non Finansial Terhadap
Produktifitas Kerja Pada PT Bank Danamon Card Center Surabaya Cabang Genteng. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. STIESIA. Surabaya.
Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Saputra, B. 2007. Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Departemen Produksi PT Unitex Tbk Bogor. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. 17: (1): 4351.
17
Sayuthi. 2005. Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Kompetensi di Pondok Pesantren Sunan
Drajad Lamongan. Penelitian. Universitas Airlangga. Surabaya. http://www.damandiri.or.id /
file/ahmadsuyutiunairbb5b.pdf
Simamora. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Widayati. 2009. Pengaruh Reward dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Wangsa
Jatra Lestari. Jurnal Penelitian. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.
Download