DATA CENTER DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERPUSTAKAAN

advertisement
DATA CENTER DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERPUSTAKAAN
Henriyadi
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan H. Ir. Juanda no. 20, Bogor 16122
ABSTRAK
Data center atau pusat data merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan beberapa server atau sistem komputer
dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan
dengan pengaturan catudaya dan udara, pencegahan bahaya
kebakaran, dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Data center dapat pula dipandang sebagai
gudang data (data warehouse) yang berfungsi sebagai sistem
pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data, serta mampu pula
memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan (decision
support system). Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian (PUSTAKA) telah mengimplementasikan data center
(yang disebut PUSTAKA Data Center, PDC) untuk mengelola
sejumlah pangkalan data, yaitu pangkalan data buku, majalah,
AGRIS/IPTAN, CARIS, multimedia, dan publikasi. PDC terdiri
atas: (1) back-end, untuk mengelola informasi; (2) PDC atau
network attached storage (NAS), suatu media penyimpan berkapasitas besar untuk menyimpan dokumen digital; dan (3)
front-end, sebagai media komunikasi antara sistem PDC dan
pengguna. Implementasi PDC perlu didukung infrastruktur
jaringan, peralatan TI, aplikasi, prosedur operasi standar, serta
sumber daya pengelola, baik jumlah maupun kemampuannya.
ABSTRACT
Data center and its implementation in library
Data center is a facility where servers or computers and data
storage systems placed and conditioned with power supply, air
regulation, fire protection, and also physical security. It can
also be considered as a data warehouse functioned for data
processing beginning from data collecting, processing, storing,
up to data retrieving, and also being able to support decision
making. Indonesian Center for Agricultural Library and
Technology Dissemination (ICALTD) has been implementing
data center (ICALTD data center) to manage a number of
databases, such as union catalogue of books, journals, AGRIS/
IPTAN, CARIS, multimedia, and publication. PDC consists of:
(1) back-end, for information processing; (2) PDC or network
attached storage (NAS), a large capacity storage for digital
document storage; and (3) front end, a communication media
between PDC system and users. PDC considers a number of
ready factors, such as network infrastructure, information
technology tools infrastructur, application, standard operati-
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
onal procedures, and human resource capability and quantity
of the centre's manager.
Keywords: Data center, system development life cycle, waterfall
model, PUSTAKA data center, local area network
PENDAHULUAN
Teknologi informasi (TI) berkembang demikian pesat,
baik dari sisi perangkat keras (kecepatan processor,
memory, kapasitas media penyimpanan, dan lain-lain)
maupun dari sisi perangkat lunak atau aplikasi. Salah satu
kecenderungan pemanfaatan TI, khususnya dalam pengelolaan data berukuran besar, adalah pengaplikasian data
center atau pusat data, yaitu suatu fasilitas yang digunakan untuk penempatan kumpulan server atau sistem
komputer dan sistem penyimpanan data yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya dan udara, pencegahan bahaya kebakaran, dan dilengkapi pula dengan sistem
pengamanan fisik (Wikipedia 2008).
Data center dapat pula dipandang sebagai suatu
gudang data (data warehouse), yang merupakan sistem
pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan
(decision support system). Berdasarkan jenis layanannya,
secara umum pengembangan data center dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: (1) pusat data internet (internet data
center), hanya untuk mendukung aplikasi yang terkait
dengan internet, biasanya dibangun dan dioperasikan
oleh penyedia jasa atau perusahaan yang memiliki model
bisnis berdasarkan pada niaga internet (internet commerce); (2) pusat data usaha (corporate/enterprise data
center), untuk mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan
internet, intranet atau keduanya.
Layanan utama data center terdiri atas lima komponen (Gambar 1), yaitu:
1. Infrastruktur yang menjamin kelangsungan bisnis
(business continuance infrastructure), meliputi
41
Infrastruktur yang
menjamin
kelangsungan bisnis
Infrastruktur
IP
Infrastruktur
penyimpanan
Infrastruktur
keamanan data
center
Optimasi
aplikasi
Gambar 1. Layanan utama data center (Wikipedia 2008).
aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis
ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data
center. Aspek-aspek tersebut meliputi pemilihan
lokasi data center, kuantifikasi ruangan data center,
penataan ruangan dan instalasi data center, sistem
elektrik, pengaturan infrastruktur jaringan yang
terukur, serta pengaturan sistem pendingin dan
pemadam api.
2. Infrastruktur keamanan data center (data center
security), meliputi sistem pengamanan fisik dan nonfisik. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses
pengguna ke data center, berupa kunci akses
memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan
petugas pengamanan yang mengawasi keadaan data
center, baik di dalam maupun di luar. Pengamanan
fisik juga dapat diterapkan pada perangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci tertentu. Pengamanan nonfisik dilakukan terhadap
perangkat lunak atau sistem pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa
perangkat lunak pengaman seperti access control
list, firewall, intrusion detection system (IDS) dan
host IDS, fitur-fitur keamanan pada layer 2 (datalink
layer) dan layer 3 (network layer) disertai dengan
manajemen pengamanannya.
3. Optimasi aplikasi (application optimization), berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5
(session layer) untuk meningkatkan waktu respons
suatu server. Layer 4 merupakan layer end-to-end
yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan,
menyediakan end-to-end kendali ukur (flow control),
end-to-end deteksi dan koreksi kesalahan (error
detection and correction), dan dapat pula menye-
42
diakan kendali kepadatan (congestion control)
tambahan. Layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa
yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token
management (siapa yang memiliki akses ke sumber
daya bersama), serta sinkronisasi data (status terakhir
sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal tersebut adalah imbang beban, simpan tetap
(load balancing, caching), dan terminasi secure
socket layer (SSL), yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam sistem.
4. Infrastruktur internet protocol address (IP), menjadi
servis utama pada data center. Servis ini disediakan
pada layer 2 dan 3. Hal yang harus diperhatikan pada
layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan
perangkat layanan, yang memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang terpercaya (reliable), loop-free, terduga (predictable), dan terukur
(scalable). Pada layer 3, hal yang terkait adalah fastconvergence routed network (seperti dukungan
terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia
layanan tambahan yang disebut intelligent network
services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan
application services network-wide. Fitur yang
paling umum adalah Quality of Services (QoS),
multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak pengguna secara konkuren), jaringan
khusus LAN, dan policy-based routing.
5. Penyimpanan, terkait dengan segala infrastruktur
penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah
arsitektur storage area network (SAN), fiber
channel switching, replikasi, backup serta arsip.
Pengembangan Data Center pada Perpustakaan
Berdasarkan format dokumen dan cara pengelolaannya,
perpustakaan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1)
perpustakaan tradisional, adalah suatu perpustakaan
yang menyimpan dan mengelola dokumen sepenuhnya
dalam format tercetak, sedang cara menemukan kembali
informasi bisa secara manual atau elektronis; (2) perpustakaan hibrida, adalah perpustakaan yang mengumpulkan,
menyimpan, dan mengelola dokumen dalam format tercetak dan digital, tetapi cara menemukan informasi sudah
secara elektronis; (3) perpustakaan digital, adalah perpustakaan yang menyimpan informasi baik berupa buku
(tulisan), gambar maupun suara (audio-visual) dalam
bentuk file elektronis dan dilayankan secara virtual
dengan menggunakan protokol elektronis melalui
jaringan komputer (Wiwoho 2004).
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
Dalam perkembangannya, pengelolaan perpustakaan secara bertahap mulai beralih dari sistem manual
menuju ke perpustakaan hibrida kemudian ke perpustakan digital dan virtual, baik dari sisi pengelolaan koleksi,
jenis koleksi maupun layanan dan penyebaran informasi
kepada pengguna. Seiring dengan berjalannya waktu
serta perkembangan dan kemajuan penciptaan informasi,
jumlah informasi yang dikelola pun makin bertambah,
baik dari hasil scanning, konversi maupun penyalinan
(downloading) melalui internet. Oleh karena itu, informasi dipersyaratkan ditangani oleh suatu sistem yang
mampu mengelola data dengan baik, baik kapasitas
tempat penyimpanan, keamanan data, infrastruktur
jaringan maupun sistem penemuan kembali informasi.
Sistem tersebut berupa suatu data center yang untuk
perpustakaan merupakan suatu keharusan dan bukan
lagi sebuah pilihan. Melalui pengembangan data center,
yang didukung oleh infrastruktur jaringan, sistem temu
kembali informasi, sistem keamanan yang memadai,
kapasitas penyimpanan yang besar serta aplikasi sistem,
maka informasi dapat dikelola dengan baik dan terstruktur sehingga upaya untuk menemukan kembali
informasi sebagai salah satu tugas utama layanan perpustakaan dapat dilakukan lebih mudah, cepat dan
akurat, atau dengan kata lain dapat diselenggarakan
secara prima.
Tujuan pengembangan PDC adalah membuat atau
membangun sebuah sistem untuk mengumpulkan,
mengelola, menyimpan dan menemukan kembali serta
menyebarkan data dan informasi, baik berupa teks, gambar, suara, video maupun multimedia secara selaras dan
terpadu. Pengembangan data center diharapkan pula
mampu memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan bagi pimpinan, terutama dalam kegiatan
penelitian dan pengembangan pertanian.
Pengembangan Data Center pada PUSTAKA
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
(PUSTAKA) mempunyai fungsi antara lain mengelola
sumber daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi
TI. Sejalan dengan kemajuan TI, data/informasi yang
dikelola makin bertambah, baik yang diperoleh melalui
pertukaran, gratis maupun langganan elektronis (online/
offline) atau proses alih media.
PUSTAKA juga mempunyai tugas sebagai pusat
penyimpanan (repository) publikasi ilmiah dan ilmiah
populer tingkat Departemen Pertanian, yang diperkuat
dengan Kepmentan No. 433/Kpts/HM.160/9/2003 tang-
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
gal 4 September 2003 tentang pengiriman publikasi,
dokumentasi dan informasi bidang pertanian, yang
berisi tentang kewajiban bagi setiap unit kerja lingkup
Departemen Pertanian yang menerbitkan dokumen atau
bahan pustaka untuk mengirimkan minimal 2 eksemplar
kepada PUSTAKA. Dalam era teknologi informasi dan
komunikasi, hal tersebut dapat diartikan juga sebagai
kewajiban unit kerja untuk mengirimkan materi informasi
dalam format digital ke PUSTAKA melalui infrastruktur
jaringan (file transfer protocol/FTP, e-mail, dan aplikasi
berbasis web).
Kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan membangun suatu sistem pengelolaan dokumen secara
terpadu melalui pengaplikasian data center yang disebut
dengan PUSTAKA data center (PDC), yakni suatu
sistem pengelolaan data yang terintegrasi yang meliputi
aspek pengelolaan infrastruktur peralatan, jaringan,
aplikasi serta kelengkapan dokumen prosedur operasional
standar (POS). Melalui pengaplikasian data center,
pengelolaan dokumen dapat dilakukan dengan baik, mulai
dari pengadaan koleksi, pengolahan, penyimpanan hingga
pelayanan kepada pengguna maupun sebagai sistem
pendukung dalam pembuatan keputusan (decision
support system). Kegiatan ini bertujuan untuk membangun data center pada PUSTAKA.
METODE
Implementasi PDC menggunakan metode standar dalam
implementasi TI, yaitu system development life cycle
(SDLC), suatu proses untuk memahami bagaimana suatu
informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang
sistem, serta membangunnya dan kemudian menyampaikan informasi kepada pengguna (Dennis et al. 2005). Ada
beberapa model yang dikembangkan berdasarkan prinsip
SDLC sesuai sistem yang akan diimplementasikan.
Untuk PDC, pengembangannya menggunakan waterfall
model yang mencakup lima tahapan kegiatan (Gambar 2)
(Setiarso 2008), yaitu:
1. Perencanaan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi
kondisi yang ada, definisi serta cakupan sistem yang
akan dikembangkan, permasalahan yang yang muncul,
kondisi infrastruktur jaringan dan peralatan TI, sumber data, serta potensi sumber daya manusia yang
tersedia pada masing-masing sumber data.
2. Analisis. Setelah proses perencanaan selesai, dilakukan studi kelayakan implementasi data center
dengan memperhatikan hasil pada tahap perencana-
43
Perencanaan
s
t
Analisis
s
t
Desain
s
t
Implementasi
s
t
Pemeliharaan
Gambar 2. SDLC dengan waterfall models.
an, baik mengenai potensi infrastruktur peralatan TI
maupun jaringan pendukung sistem serta sumber
daya yang terlibat di dalamnya.
3. Desain. Proses desain sistem data center yang akan
dikembangkan meliputi desain yang terstruktur,
konfigurasi perangkat keras dan lunak, evaluasi
seluruh subsistem jaringan, dan implementasi desain.
4. Implementasi. Desain yang telah dikembangkan
kemudian diimplementasikan, dimulai dari penyusunan rencana secara detail, pengadaan peralatan yang
kurang, penyiapan struktur pangkalan data, dan
penetapan strategi migrasi ke sistem baru.
5. Pemeliharaan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah
sistem mulai diuji coba dan migrasi ke sistem data
center telah dilakukan. Pada tahapan ini dilakukan
pula evaluasi terhadap sistem, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan telekomunikasi,
kecepatan akses/transfer data dan download,
search engine, struktur pangkalan data/desain web/
portal, arsitektur jaringan, konfigurasi jaringan,
thesaurus, dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan Dokumen
Tujuan pengembangan PDC adalah untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menemukan kembali
data dan informasi baik berupa teks, gambar, suara,
video maupun data untuk keperluan pengembangan jasa
dan manajemen internal PUSTAKA (ke depan UK/UPT
lingkup Badan Litbang Pertanian) serta kemampuan
untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan. Hasil identifikasi terhadap pengelolaan
dokumen di PUSTAKA menunjukkan, berdasarkan
kedalaman informasi, dokumen dibedakan menjadi tiga,
yaitu: (1) data bibliografis, (2) data bibliografis disertai
44
abstrak, dan (3) data bibliografis, abstrak dan dokumen
lengkapnya. Berdasarkan jenis informasi, dokumen
dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) katalog, meliputi
katalog buku, katalog majalah, AGRIS/IPTAN dan CARIS;
(2) publikasi; (3) multimedia, meliputi gambar, suara, film/
video, dan CD interaktif; dan (4) sistem informasi
manajemen, yaitu SIM Kepegawaian, SIM Program, SIM
Monev, SABMN, dan SIM Arsip.
Dalam pengelolaan dokumen, beberapa masalah
yang dihadapi adalah: (1) adanya duplikasi data, karena
data yang dikelola masih bersifat stand-alone, sehingga
ketika dilakukan proses integrasi baru diketahui terjadi
duplikasi data, serta tidak adanya POS dalam aturan
pengolahan data (entry, edit, hapus); (2) struktur pangkalan data tidak sama untuk jenis pangkalan data yang
sama atau untuk turunan suatu pangkalan data, terutama
dalam penambahan field-field khusus; (3) infrastruktur
jaringan dan peralatan TI belum terkelola dengan baik;
dan (4) kualitas serta kuantitas sumber daya manusia
dan budaya kerja masih bersifat stand-alone.
Berdasarkan hasil identifikasi infrastruktur peralatan dan jaringan, ketersediaan data, sumber daya,
serta permasalahan yang ada, selanjutnya dilakukan
analisis untuk menetapkan kemungkinan implementasi
PDC serta peluang pengembangan dan permasalahan
yang akan muncul. Hasil identifikasi infrastruktur
peralatan dan jaringan menunjukkan bahwa kondisi
infrastruktur peralatan TI dan jaringan cukup memadai.
Permasalahan yang ada berkaitan dengan optimalisasi
dan distribusi peralatan TI serta peningkatan pengelolaan jaringan. Kemungkinan pengembangannya adalah
upgrade kapasitas penyimpanan serta segmentasi
jaringan sehingga arus data berjalan lancar.
Untuk pangkalan data dan data, secara umum data
yang tersedia cukup memadai, namun pangkalan data
perlu direstrukturisasi serta didukung dengan POS
pengelolaan data dan pangkalan data, serta POS yang
berkaitan dengan pangkalan data turunannya. Dalam
kerangka restrukturisasi, dilakukan analisis terhadap
pangkalan data dengan urutan prioritas sebagai berikut:
a. Pangkalan data dan data tersedia dan diperlukan
pengguna.
b. Data diperlukan pengguna tetapi tidak tersedia pada
pangkalan data sehingga perlu upaya pengadaannya.
c. Pangkalan data dan data tersedia tetapi kurang diperlukan pengguna.
d. Pangkalan data dan data tidak tersedia dan untuk
sementara ini tidak diperlukan pengguna.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
Ketersediaan sumber daya manusia cukup memadai,
namun kemampuannya perlu ditingkatkan. Berkaitan
dengan implementasi PDC, spesialisasi sumber daya
manusia yang diperlukan adalah yang memiliki spesialisasi sebagai administrator sistem, analis sistem,
spesialis jaringan, programmer, operator metadata,
operator/data entry berbasis jaringan, operator alih
media, dan operator atau spesialis multimedia.
Desain PDC
Prinsip dasar yang digunakan dalam mendesain PDC
adalah centralized data storage and decentralized data
entry and access atau sistem pengelolaan data secara
terpusat dengan entry data dan informasi dapat dilakukan dari berbagai tempat yang terhubung dalam sebuah
jaringan, baik lokal maupun global. Berdasarkan tujuan
pengembangan PDC serta hasil analisis ditetapkan desain
pengelolaan dokumen seperti pada Gambar 3.
Dalam pengelolaannya, sistem PDC dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Back-end, yaitu bagian yang berfungsi mengelola
sistem dan dokumen. Pada bagian ini dilakukan
proses pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan
dan pengorganisasian). Media komunikasi pada
bagian back-end dengan server PDC menggunakan
local area network (LAN), berupa client server
system dan aplikasi berbasis web melalui infrastruktur jaringan.
2. PDC, merupakan server NAS yang memiliki kapasitas
penyimpanan yang besar. Di dalamnya tersimpan
dokumen, aplikasi, serta infrastruktur operasional
dan manajemen PDC, dilengkapi aplikasi untuk
keperluan pengamanan dokumen melalui backup
system, disaster recovery system, dan network
management system (sistem pengamanan dari
bencana, sistem kendali jaringan).
3. Front end, sebagai antarmuka antara PDC dan pengguna untuk keperluan akses informasi melalui beberapa aplikasi yang disediakan, seperti situs web,
portal perpustakaan pertanian, intranet, serta antarmuka aplikasi sistem.
PDC terbagi dalam enam kelompok berdasarkan hak akses
dan kekuasaan dalam mengelola sistem PDC, yaitu:
1. Administrator, yaitu kelompok yang mempunyai hak
penuh terhadap sistem dan bertugas mengelola dan
mengawal sistem agar berjalan dengan baik.
2. Operator, yaitu kelompok yang bertugas memasukkan data dan dokumen ke dalam sistem. Kelompok ini
masih dibagi dalam beberapa subkelompok berdasarkan jenis data yang dikelola.
3. Pengguna terdaftar, yaitu kelompok yang mempunyai hak untuk mengakses informasi termasuk
untuk mendapatkan/men-download dokumen leng-
Pengguna
Pengguna
t
t
Penjelajah (Browser)
Antarmuka
aplikasi
Front-End
Server
situs
PUSTAKA
Server
Portal Perpustakaan
Pertanian (Indonesia)
Server
internet
s
s
s
Server
aplikasi data center
s
PUSTAKA Data Center/NAS
Back-End
E-form/
FTP/mail
LAN/intranet/aplikasi
Data informasi internal PUSTAKA
Publikasi
Katalog
induk
Multimedia
Data informasi eksternal
Mis/office
application
Publikasi
Katalog
UK/UPT
Gambar 3. Desain alur data/dokumen pada pengembangan PUSTAKA Data Center.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
45
kap, mengakses jurnal online, serta beberapa hakhak khusus lainnya.
4. Pengguna umum (unregistered users), yaitu kelompok yang hanya bisa mendapatkan informasi secara
umum melalui akses situs web atau portal perpustakaan pertanian. Pengguna kelompok ini hanya memperoleh informasi singkat seperti bibliografi abstrak.
5. Pengguna yang datang ke perpustakaan (offline
users), yaitu kelompok yang datang secara fisik ke
perpustakaan dan mengakses data/dokumen melalui
antarmuka aplikasi sistem yang sudah disediakan.
6. Manajemen, yaitu kelompok yang biasanya khusus
mengakses informasi yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen. Kelompok ini dibagi ke dalam
beberapa subkelompok berdasarkan hak dan data
yang dapat diakses.
Tahap Implementasi
Sebagai sebuah model pengembangan sistem yang
berkelanjutan, implementasi PDC dibagi dalam tiga tahap,
yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Pentahapan ini dilakukan berdasarkan kesiapan
faktor-faktor pendukung, yaitu infrastruktur jaringan,
infrastruktur peralatan TI, aplikasi, POS, serta kapasitas
dan kuantitas sumber daya pengelola.
1. Implementasi jangka pendek meliputi: (a) penyediaan server dengan kapasitas penyimpanan yang besar
dengan NAS sebagai inti data center; (b) peningkatan jalur utama (backbone) pendukung utama jaringan lokal dengan gigabyte cable serta bandwidth
sambungan internet; (c) instalasi dan konfigurasi
NAS sebagai data center, termasuk aplikasi untuk
sistem backup dan keamanan data; dan (d) standardisasi dan restrukturisasi pangkalan data serta
penyusunan POS pengelolaan dokumen.
2. Implemetasi jangka menengah meliputi: (a) membangun aplikasi berbasis web baik untuk keperluan
back-end maupun front-end; (b) meningkatkan
kapasitas dan keamanan pengelolaan jaringan baik
internal (intranet) maupun global (internet); (c)
sosialisasi dan pendampingan kepada pengelola data
dalam mengoperasikan data center; dan (d) mengembangkan aplikasi sistem informasi manajemen
berbasis web untuk keperluan pendukung manajemen pengambilan keputusan.
3. Implementasi jangka panjang meliputi: (a) menghubungkan jaringan yang ada pada masing-masing
perpustakaan UK/UPT lingkup Badan Litbang
46
Pertanian sebagai satu ekstranet untuk membangun
Portal Perpustakaan Pertanian Badan Litbang Pertanian; (b) sosialisasi dan pendampingan pengelola
data dalam operasional data center pada masingmasing UK/UPT; dan (c) memadukan kerja sama
(kolaborasi) dengan jaringan nasional (institusi lain,
perguruan tinggi, jaringan lain seperti Indonesia
DLN) dalam rangka efisiensi dan pengayaan informasi.
Peluang dan Tantangan
Sejalan dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas
dokumen yang dikelola dalam PDC, terdapat sejumlah
peluang yang dapat dikembangkan, yaitu: (1) e-commerce
data dan informasi bidang pertanian; (2) pengembangan
portal perpustakaan pertanian sebagai knowledge
management system untuk mengelola pengetahuan, baik
tacit (tersurat) maupun explicit (tersirat); (3) pengembangan sistem untuk keperluan manajemen pengambilan keputusan.
Sejumlah tantangan yang berkaitan dengan pengembangan PDC ke depan adalah: (1) peningkatan
kualitas penelusuran informasi sehingga penelusuran
secara otomasi dapat dilakukan terhadap seluruh koleksi;
dan (2) peningkatan kemampuan dan kualitas SDM agar
dapat menguasai dan mengantisipasi perkembangan
TIK yang sangat pesat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Data center secara harfiah merupakan suatu gudang data,
secara fungsi merupakan sistem pengelolaan data mulai
dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga
penemuan kembali data serta mampu untuk memberikan
dukungan dalam menentukan keputusan. Bagi PUSTAKA
sebagai institusi yang mengelola dokumen dalam format
elektronis dengan ukuran yang cukup besar, implementasi
data center merupakan keharusan yang tidak dapat
ditunda lagi.
Implementasi data center perlu dilakukan melalui
beberapa tahap dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, yaitu jaringan, peralatan TI, aplikasi, prosedur
operasional standar (POS) serta kemampuan dan
kuantitas sumber daya pengelola. Implementasi PDC
harus didukung sejumlah POS, yaitu pengelolaan server
data center, pengelolaan jaringan, pengelolaan data,
dan sistem pengamanan dari bencana (disaster recovery
system).
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
Untuk pengembangan ke arah portal perpustakaan
pertanian perlu dilakukan kerja sama dengan UK/UPT
lingkup Departemen Pertanian sebagai penghasil dan
pengelola informasi sehingga informasi yang dikelola
makin banyak dan beragam, termasuk informasi spesifik
lokasi. Perlu pula dibina kerja sama (kolaborasi) dengan
pusat informasi/perpustakaan di luar Departemen
Pertanian dan atau subjek pertanian untuk berbagi
pangkalan data/informasi dengan mengaplikasikan open
archieve initiative sebagai protokol standar dalam sistem
server terdistribusi.
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, A., B.H. Wixom, and D. Tegarden. 2005. System
Analysis and Design with UML Version 2.0: An object
oriented approach. John Wiley and Son, Inc.
Setiarso, B. 2008. Pengembangan Perpustakaan Digital (DL)
di Instansi Pemerintah (http://ilmukomputer.com/2006/
10/17/pengembangan-digital-library-di-instansipemerintah/. [31 Juni 2008].
Wikipedia. 2008. Pusat data. http://id.wikipedia.org/wiki/
Pusat_data. (2 Juli 2008)
Wiwoho, R. 2004. Menengok Proyek Digital Library (http:/
/ilmukomputer.com/ 2006/08/29/melihat-proyek-digitallibrary/. [2 Juli 2008].
47
Download