DATA CENTER DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERPUSTAKAAN Henriyadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan H. Ir. Juanda no. 20, Bogor 16122 ABSTRAK Data center atau pusat data merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan beberapa server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya dan udara, pencegahan bahaya kebakaran, dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Data center dapat pula dipandang sebagai gudang data (data warehouse) yang berfungsi sebagai sistem pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data, serta mampu pula memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan (decision support system). Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) telah mengimplementasikan data center (yang disebut PUSTAKA Data Center, PDC) untuk mengelola sejumlah pangkalan data, yaitu pangkalan data buku, majalah, AGRIS/IPTAN, CARIS, multimedia, dan publikasi. PDC terdiri atas: (1) back-end, untuk mengelola informasi; (2) PDC atau network attached storage (NAS), suatu media penyimpan berkapasitas besar untuk menyimpan dokumen digital; dan (3) front-end, sebagai media komunikasi antara sistem PDC dan pengguna. Implementasi PDC perlu didukung infrastruktur jaringan, peralatan TI, aplikasi, prosedur operasi standar, serta sumber daya pengelola, baik jumlah maupun kemampuannya. ABSTRACT Data center and its implementation in library Data center is a facility where servers or computers and data storage systems placed and conditioned with power supply, air regulation, fire protection, and also physical security. It can also be considered as a data warehouse functioned for data processing beginning from data collecting, processing, storing, up to data retrieving, and also being able to support decision making. Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) has been implementing data center (ICALTD data center) to manage a number of databases, such as union catalogue of books, journals, AGRIS/ IPTAN, CARIS, multimedia, and publication. PDC consists of: (1) back-end, for information processing; (2) PDC or network attached storage (NAS), a large capacity storage for digital document storage; and (3) front end, a communication media between PDC system and users. PDC considers a number of ready factors, such as network infrastructure, information technology tools infrastructur, application, standard operati- Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 onal procedures, and human resource capability and quantity of the centre's manager. Keywords: Data center, system development life cycle, waterfall model, PUSTAKA data center, local area network PENDAHULUAN Teknologi informasi (TI) berkembang demikian pesat, baik dari sisi perangkat keras (kecepatan processor, memory, kapasitas media penyimpanan, dan lain-lain) maupun dari sisi perangkat lunak atau aplikasi. Salah satu kecenderungan pemanfaatan TI, khususnya dalam pengelolaan data berukuran besar, adalah pengaplikasian data center atau pusat data, yaitu suatu fasilitas yang digunakan untuk penempatan kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya dan udara, pencegahan bahaya kebakaran, dan dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik (Wikipedia 2008). Data center dapat pula dipandang sebagai suatu gudang data (data warehouse), yang merupakan sistem pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan (decision support system). Berdasarkan jenis layanannya, secara umum pengembangan data center dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) pusat data internet (internet data center), hanya untuk mendukung aplikasi yang terkait dengan internet, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh penyedia jasa atau perusahaan yang memiliki model bisnis berdasarkan pada niaga internet (internet commerce); (2) pusat data usaha (corporate/enterprise data center), untuk mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan internet, intranet atau keduanya. Layanan utama data center terdiri atas lima komponen (Gambar 1), yaitu: 1. Infrastruktur yang menjamin kelangsungan bisnis (business continuance infrastructure), meliputi 41 Infrastruktur yang menjamin kelangsungan bisnis Infrastruktur IP Infrastruktur penyimpanan Infrastruktur keamanan data center Optimasi aplikasi Gambar 1. Layanan utama data center (Wikipedia 2008). aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruangan data center, penataan ruangan dan instalasi data center, sistem elektrik, pengaturan infrastruktur jaringan yang terukur, serta pengaturan sistem pendingin dan pemadam api. 2. Infrastruktur keamanan data center (data center security), meliputi sistem pengamanan fisik dan nonfisik. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses pengguna ke data center, berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan petugas pengamanan yang mengawasi keadaan data center, baik di dalam maupun di luar. Pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada perangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci tertentu. Pengamanan nonfisik dilakukan terhadap perangkat lunak atau sistem pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak pengaman seperti access control list, firewall, intrusion detection system (IDS) dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada layer 2 (datalink layer) dan layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen pengamanannya. 3. Optimasi aplikasi (application optimization), berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respons suatu server. Layer 4 merupakan layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end kendali ukur (flow control), end-to-end deteksi dan koreksi kesalahan (error detection and correction), dan dapat pula menye- 42 diakan kendali kepadatan (congestion control) tambahan. Layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke sumber daya bersama), serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal tersebut adalah imbang beban, simpan tetap (load balancing, caching), dan terminasi secure socket layer (SSL), yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam sistem. 4. Infrastruktur internet protocol address (IP), menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan 3. Hal yang harus diperhatikan pada layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, yang memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang terpercaya (reliable), loop-free, terduga (predictable), dan terukur (scalable). Pada layer 3, hal yang terkait adalah fastconvergence routed network (seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut intelligent network services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide. Fitur yang paling umum adalah Quality of Services (QoS), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak pengguna secara konkuren), jaringan khusus LAN, dan policy-based routing. 5. Penyimpanan, terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur storage area network (SAN), fiber channel switching, replikasi, backup serta arsip. Pengembangan Data Center pada Perpustakaan Berdasarkan format dokumen dan cara pengelolaannya, perpustakaan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (1) perpustakaan tradisional, adalah suatu perpustakaan yang menyimpan dan mengelola dokumen sepenuhnya dalam format tercetak, sedang cara menemukan kembali informasi bisa secara manual atau elektronis; (2) perpustakaan hibrida, adalah perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola dokumen dalam format tercetak dan digital, tetapi cara menemukan informasi sudah secara elektronis; (3) perpustakaan digital, adalah perpustakaan yang menyimpan informasi baik berupa buku (tulisan), gambar maupun suara (audio-visual) dalam bentuk file elektronis dan dilayankan secara virtual dengan menggunakan protokol elektronis melalui jaringan komputer (Wiwoho 2004). Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 Dalam perkembangannya, pengelolaan perpustakaan secara bertahap mulai beralih dari sistem manual menuju ke perpustakaan hibrida kemudian ke perpustakan digital dan virtual, baik dari sisi pengelolaan koleksi, jenis koleksi maupun layanan dan penyebaran informasi kepada pengguna. Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan dan kemajuan penciptaan informasi, jumlah informasi yang dikelola pun makin bertambah, baik dari hasil scanning, konversi maupun penyalinan (downloading) melalui internet. Oleh karena itu, informasi dipersyaratkan ditangani oleh suatu sistem yang mampu mengelola data dengan baik, baik kapasitas tempat penyimpanan, keamanan data, infrastruktur jaringan maupun sistem penemuan kembali informasi. Sistem tersebut berupa suatu data center yang untuk perpustakaan merupakan suatu keharusan dan bukan lagi sebuah pilihan. Melalui pengembangan data center, yang didukung oleh infrastruktur jaringan, sistem temu kembali informasi, sistem keamanan yang memadai, kapasitas penyimpanan yang besar serta aplikasi sistem, maka informasi dapat dikelola dengan baik dan terstruktur sehingga upaya untuk menemukan kembali informasi sebagai salah satu tugas utama layanan perpustakaan dapat dilakukan lebih mudah, cepat dan akurat, atau dengan kata lain dapat diselenggarakan secara prima. Tujuan pengembangan PDC adalah membuat atau membangun sebuah sistem untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan menemukan kembali serta menyebarkan data dan informasi, baik berupa teks, gambar, suara, video maupun multimedia secara selaras dan terpadu. Pengembangan data center diharapkan pula mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan, terutama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Pengembangan Data Center pada PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) mempunyai fungsi antara lain mengelola sumber daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi TI. Sejalan dengan kemajuan TI, data/informasi yang dikelola makin bertambah, baik yang diperoleh melalui pertukaran, gratis maupun langganan elektronis (online/ offline) atau proses alih media. PUSTAKA juga mempunyai tugas sebagai pusat penyimpanan (repository) publikasi ilmiah dan ilmiah populer tingkat Departemen Pertanian, yang diperkuat dengan Kepmentan No. 433/Kpts/HM.160/9/2003 tang- Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 gal 4 September 2003 tentang pengiriman publikasi, dokumentasi dan informasi bidang pertanian, yang berisi tentang kewajiban bagi setiap unit kerja lingkup Departemen Pertanian yang menerbitkan dokumen atau bahan pustaka untuk mengirimkan minimal 2 eksemplar kepada PUSTAKA. Dalam era teknologi informasi dan komunikasi, hal tersebut dapat diartikan juga sebagai kewajiban unit kerja untuk mengirimkan materi informasi dalam format digital ke PUSTAKA melalui infrastruktur jaringan (file transfer protocol/FTP, e-mail, dan aplikasi berbasis web). Kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan membangun suatu sistem pengelolaan dokumen secara terpadu melalui pengaplikasian data center yang disebut dengan PUSTAKA data center (PDC), yakni suatu sistem pengelolaan data yang terintegrasi yang meliputi aspek pengelolaan infrastruktur peralatan, jaringan, aplikasi serta kelengkapan dokumen prosedur operasional standar (POS). Melalui pengaplikasian data center, pengelolaan dokumen dapat dilakukan dengan baik, mulai dari pengadaan koleksi, pengolahan, penyimpanan hingga pelayanan kepada pengguna maupun sebagai sistem pendukung dalam pembuatan keputusan (decision support system). Kegiatan ini bertujuan untuk membangun data center pada PUSTAKA. METODE Implementasi PDC menggunakan metode standar dalam implementasi TI, yaitu system development life cycle (SDLC), suatu proses untuk memahami bagaimana suatu informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, serta membangunnya dan kemudian menyampaikan informasi kepada pengguna (Dennis et al. 2005). Ada beberapa model yang dikembangkan berdasarkan prinsip SDLC sesuai sistem yang akan diimplementasikan. Untuk PDC, pengembangannya menggunakan waterfall model yang mencakup lima tahapan kegiatan (Gambar 2) (Setiarso 2008), yaitu: 1. Perencanaan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi kondisi yang ada, definisi serta cakupan sistem yang akan dikembangkan, permasalahan yang yang muncul, kondisi infrastruktur jaringan dan peralatan TI, sumber data, serta potensi sumber daya manusia yang tersedia pada masing-masing sumber data. 2. Analisis. Setelah proses perencanaan selesai, dilakukan studi kelayakan implementasi data center dengan memperhatikan hasil pada tahap perencana- 43 Perencanaan s t Analisis s t Desain s t Implementasi s t Pemeliharaan Gambar 2. SDLC dengan waterfall models. an, baik mengenai potensi infrastruktur peralatan TI maupun jaringan pendukung sistem serta sumber daya yang terlibat di dalamnya. 3. Desain. Proses desain sistem data center yang akan dikembangkan meliputi desain yang terstruktur, konfigurasi perangkat keras dan lunak, evaluasi seluruh subsistem jaringan, dan implementasi desain. 4. Implementasi. Desain yang telah dikembangkan kemudian diimplementasikan, dimulai dari penyusunan rencana secara detail, pengadaan peralatan yang kurang, penyiapan struktur pangkalan data, dan penetapan strategi migrasi ke sistem baru. 5. Pemeliharaan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah sistem mulai diuji coba dan migrasi ke sistem data center telah dilakukan. Pada tahapan ini dilakukan pula evaluasi terhadap sistem, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan telekomunikasi, kecepatan akses/transfer data dan download, search engine, struktur pangkalan data/desain web/ portal, arsitektur jaringan, konfigurasi jaringan, thesaurus, dan sebagainya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Dokumen Tujuan pengembangan PDC adalah untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menemukan kembali data dan informasi baik berupa teks, gambar, suara, video maupun data untuk keperluan pengembangan jasa dan manajemen internal PUSTAKA (ke depan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian) serta kemampuan untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan. Hasil identifikasi terhadap pengelolaan dokumen di PUSTAKA menunjukkan, berdasarkan kedalaman informasi, dokumen dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) data bibliografis, (2) data bibliografis disertai 44 abstrak, dan (3) data bibliografis, abstrak dan dokumen lengkapnya. Berdasarkan jenis informasi, dokumen dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) katalog, meliputi katalog buku, katalog majalah, AGRIS/IPTAN dan CARIS; (2) publikasi; (3) multimedia, meliputi gambar, suara, film/ video, dan CD interaktif; dan (4) sistem informasi manajemen, yaitu SIM Kepegawaian, SIM Program, SIM Monev, SABMN, dan SIM Arsip. Dalam pengelolaan dokumen, beberapa masalah yang dihadapi adalah: (1) adanya duplikasi data, karena data yang dikelola masih bersifat stand-alone, sehingga ketika dilakukan proses integrasi baru diketahui terjadi duplikasi data, serta tidak adanya POS dalam aturan pengolahan data (entry, edit, hapus); (2) struktur pangkalan data tidak sama untuk jenis pangkalan data yang sama atau untuk turunan suatu pangkalan data, terutama dalam penambahan field-field khusus; (3) infrastruktur jaringan dan peralatan TI belum terkelola dengan baik; dan (4) kualitas serta kuantitas sumber daya manusia dan budaya kerja masih bersifat stand-alone. Berdasarkan hasil identifikasi infrastruktur peralatan dan jaringan, ketersediaan data, sumber daya, serta permasalahan yang ada, selanjutnya dilakukan analisis untuk menetapkan kemungkinan implementasi PDC serta peluang pengembangan dan permasalahan yang akan muncul. Hasil identifikasi infrastruktur peralatan dan jaringan menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur peralatan TI dan jaringan cukup memadai. Permasalahan yang ada berkaitan dengan optimalisasi dan distribusi peralatan TI serta peningkatan pengelolaan jaringan. Kemungkinan pengembangannya adalah upgrade kapasitas penyimpanan serta segmentasi jaringan sehingga arus data berjalan lancar. Untuk pangkalan data dan data, secara umum data yang tersedia cukup memadai, namun pangkalan data perlu direstrukturisasi serta didukung dengan POS pengelolaan data dan pangkalan data, serta POS yang berkaitan dengan pangkalan data turunannya. Dalam kerangka restrukturisasi, dilakukan analisis terhadap pangkalan data dengan urutan prioritas sebagai berikut: a. Pangkalan data dan data tersedia dan diperlukan pengguna. b. Data diperlukan pengguna tetapi tidak tersedia pada pangkalan data sehingga perlu upaya pengadaannya. c. Pangkalan data dan data tersedia tetapi kurang diperlukan pengguna. d. Pangkalan data dan data tidak tersedia dan untuk sementara ini tidak diperlukan pengguna. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 Ketersediaan sumber daya manusia cukup memadai, namun kemampuannya perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan implementasi PDC, spesialisasi sumber daya manusia yang diperlukan adalah yang memiliki spesialisasi sebagai administrator sistem, analis sistem, spesialis jaringan, programmer, operator metadata, operator/data entry berbasis jaringan, operator alih media, dan operator atau spesialis multimedia. Desain PDC Prinsip dasar yang digunakan dalam mendesain PDC adalah centralized data storage and decentralized data entry and access atau sistem pengelolaan data secara terpusat dengan entry data dan informasi dapat dilakukan dari berbagai tempat yang terhubung dalam sebuah jaringan, baik lokal maupun global. Berdasarkan tujuan pengembangan PDC serta hasil analisis ditetapkan desain pengelolaan dokumen seperti pada Gambar 3. Dalam pengelolaannya, sistem PDC dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Back-end, yaitu bagian yang berfungsi mengelola sistem dan dokumen. Pada bagian ini dilakukan proses pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan dan pengorganisasian). Media komunikasi pada bagian back-end dengan server PDC menggunakan local area network (LAN), berupa client server system dan aplikasi berbasis web melalui infrastruktur jaringan. 2. PDC, merupakan server NAS yang memiliki kapasitas penyimpanan yang besar. Di dalamnya tersimpan dokumen, aplikasi, serta infrastruktur operasional dan manajemen PDC, dilengkapi aplikasi untuk keperluan pengamanan dokumen melalui backup system, disaster recovery system, dan network management system (sistem pengamanan dari bencana, sistem kendali jaringan). 3. Front end, sebagai antarmuka antara PDC dan pengguna untuk keperluan akses informasi melalui beberapa aplikasi yang disediakan, seperti situs web, portal perpustakaan pertanian, intranet, serta antarmuka aplikasi sistem. PDC terbagi dalam enam kelompok berdasarkan hak akses dan kekuasaan dalam mengelola sistem PDC, yaitu: 1. Administrator, yaitu kelompok yang mempunyai hak penuh terhadap sistem dan bertugas mengelola dan mengawal sistem agar berjalan dengan baik. 2. Operator, yaitu kelompok yang bertugas memasukkan data dan dokumen ke dalam sistem. Kelompok ini masih dibagi dalam beberapa subkelompok berdasarkan jenis data yang dikelola. 3. Pengguna terdaftar, yaitu kelompok yang mempunyai hak untuk mengakses informasi termasuk untuk mendapatkan/men-download dokumen leng- Pengguna Pengguna t t Penjelajah (Browser) Antarmuka aplikasi Front-End Server situs PUSTAKA Server Portal Perpustakaan Pertanian (Indonesia) Server internet s s s Server aplikasi data center s PUSTAKA Data Center/NAS Back-End E-form/ FTP/mail LAN/intranet/aplikasi Data informasi internal PUSTAKA Publikasi Katalog induk Multimedia Data informasi eksternal Mis/office application Publikasi Katalog UK/UPT Gambar 3. Desain alur data/dokumen pada pengembangan PUSTAKA Data Center. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 45 kap, mengakses jurnal online, serta beberapa hakhak khusus lainnya. 4. Pengguna umum (unregistered users), yaitu kelompok yang hanya bisa mendapatkan informasi secara umum melalui akses situs web atau portal perpustakaan pertanian. Pengguna kelompok ini hanya memperoleh informasi singkat seperti bibliografi abstrak. 5. Pengguna yang datang ke perpustakaan (offline users), yaitu kelompok yang datang secara fisik ke perpustakaan dan mengakses data/dokumen melalui antarmuka aplikasi sistem yang sudah disediakan. 6. Manajemen, yaitu kelompok yang biasanya khusus mengakses informasi yang berkaitan dengan kebutuhan manajemen. Kelompok ini dibagi ke dalam beberapa subkelompok berdasarkan hak dan data yang dapat diakses. Tahap Implementasi Sebagai sebuah model pengembangan sistem yang berkelanjutan, implementasi PDC dibagi dalam tiga tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pentahapan ini dilakukan berdasarkan kesiapan faktor-faktor pendukung, yaitu infrastruktur jaringan, infrastruktur peralatan TI, aplikasi, POS, serta kapasitas dan kuantitas sumber daya pengelola. 1. Implementasi jangka pendek meliputi: (a) penyediaan server dengan kapasitas penyimpanan yang besar dengan NAS sebagai inti data center; (b) peningkatan jalur utama (backbone) pendukung utama jaringan lokal dengan gigabyte cable serta bandwidth sambungan internet; (c) instalasi dan konfigurasi NAS sebagai data center, termasuk aplikasi untuk sistem backup dan keamanan data; dan (d) standardisasi dan restrukturisasi pangkalan data serta penyusunan POS pengelolaan dokumen. 2. Implemetasi jangka menengah meliputi: (a) membangun aplikasi berbasis web baik untuk keperluan back-end maupun front-end; (b) meningkatkan kapasitas dan keamanan pengelolaan jaringan baik internal (intranet) maupun global (internet); (c) sosialisasi dan pendampingan kepada pengelola data dalam mengoperasikan data center; dan (d) mengembangkan aplikasi sistem informasi manajemen berbasis web untuk keperluan pendukung manajemen pengambilan keputusan. 3. Implementasi jangka panjang meliputi: (a) menghubungkan jaringan yang ada pada masing-masing perpustakaan UK/UPT lingkup Badan Litbang 46 Pertanian sebagai satu ekstranet untuk membangun Portal Perpustakaan Pertanian Badan Litbang Pertanian; (b) sosialisasi dan pendampingan pengelola data dalam operasional data center pada masingmasing UK/UPT; dan (c) memadukan kerja sama (kolaborasi) dengan jaringan nasional (institusi lain, perguruan tinggi, jaringan lain seperti Indonesia DLN) dalam rangka efisiensi dan pengayaan informasi. Peluang dan Tantangan Sejalan dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas dokumen yang dikelola dalam PDC, terdapat sejumlah peluang yang dapat dikembangkan, yaitu: (1) e-commerce data dan informasi bidang pertanian; (2) pengembangan portal perpustakaan pertanian sebagai knowledge management system untuk mengelola pengetahuan, baik tacit (tersurat) maupun explicit (tersirat); (3) pengembangan sistem untuk keperluan manajemen pengambilan keputusan. Sejumlah tantangan yang berkaitan dengan pengembangan PDC ke depan adalah: (1) peningkatan kualitas penelusuran informasi sehingga penelusuran secara otomasi dapat dilakukan terhadap seluruh koleksi; dan (2) peningkatan kemampuan dan kualitas SDM agar dapat menguasai dan mengantisipasi perkembangan TIK yang sangat pesat. KESIMPULAN DAN SARAN Data center secara harfiah merupakan suatu gudang data, secara fungsi merupakan sistem pengelolaan data mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga penemuan kembali data serta mampu untuk memberikan dukungan dalam menentukan keputusan. Bagi PUSTAKA sebagai institusi yang mengelola dokumen dalam format elektronis dengan ukuran yang cukup besar, implementasi data center merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda lagi. Implementasi data center perlu dilakukan melalui beberapa tahap dengan memperhatikan kesiapan infrastruktur, yaitu jaringan, peralatan TI, aplikasi, prosedur operasional standar (POS) serta kemampuan dan kuantitas sumber daya pengelola. Implementasi PDC harus didukung sejumlah POS, yaitu pengelolaan server data center, pengelolaan jaringan, pengelolaan data, dan sistem pengamanan dari bencana (disaster recovery system). Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 Untuk pengembangan ke arah portal perpustakaan pertanian perlu dilakukan kerja sama dengan UK/UPT lingkup Departemen Pertanian sebagai penghasil dan pengelola informasi sehingga informasi yang dikelola makin banyak dan beragam, termasuk informasi spesifik lokasi. Perlu pula dibina kerja sama (kolaborasi) dengan pusat informasi/perpustakaan di luar Departemen Pertanian dan atau subjek pertanian untuk berbagi pangkalan data/informasi dengan mengaplikasikan open archieve initiative sebagai protokol standar dalam sistem server terdistribusi. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17, Nomor 2, 2008 DAFTAR PUSTAKA Dennis, A., B.H. Wixom, and D. Tegarden. 2005. System Analysis and Design with UML Version 2.0: An object oriented approach. John Wiley and Son, Inc. Setiarso, B. 2008. Pengembangan Perpustakaan Digital (DL) di Instansi Pemerintah (http://ilmukomputer.com/2006/ 10/17/pengembangan-digital-library-di-instansipemerintah/. [31 Juni 2008]. Wikipedia. 2008. Pusat data. http://id.wikipedia.org/wiki/ Pusat_data. (2 Juli 2008) Wiwoho, R. 2004. Menengok Proyek Digital Library (http:/ /ilmukomputer.com/ 2006/08/29/melihat-proyek-digitallibrary/. [2 Juli 2008]. 47