[CLICK UNTUK COURSE TITLE] 1 2A Course Content Part TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Tujuan Instruksional Umum : Pokok bahasan ini menjelaskan teori-teori pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Dengan mempelajari bahasan ini diharapkan mahasiswa memperoleh gambaran dari beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang sering digunakan oleh suatu negara. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. MASHAB HISTORIS Mashab historis ini melihat pembangunan ekonomi berdasarkan pengalaman sejarah tentang tahap-tahap perkembangan ekonomi suatu negara. A. Friedrich List Menurut List, sistem libaralisme yang laissez-faire dapat menjamin alokasi sumber daya secara optimal. Perkembangan ekonomi hanya akan terjadi jika dalam masyarakat ada kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan. Perkembangan ekonomi pada suatu negara akan melalui 5 fase yaitu : primitif, beternak, pertanian, pertanian dan industri pengolahan, dan akhirnya pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Dengan kata lain pendekatan List dalam menentukan tahap-tahap perkembangan ekonomi berdasarkan dari cara produksinya. B. Bruno Hilder Brand Menurut Hilderbrand, perkembangan ekonomi bukan didasarkan pada cara produksi araupun cara konsumsi tetapi dengan cara distribusi. Ada 3 sistem distribusi yaitu : 1) Natura atau perekonomian barter. 2) Perekonomian uang. 3) Perekonomian kredit. C. Karl Bucher Pendapat dari Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hilderbrand. Menurut Bucher, perkembangan ekonomi melalui 3 tahap yaitu : 4) Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsisten) 5) Perekonomian kota dimana pertukaran sudah melaus. 6) Perekonomian nasional dimana peranan peran pedagang menjadi semakin penting. D. W.W. Rostow Salah satu teori mengenai pembangunan ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian dan komentar adalah teori tahapan pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh ROSTOW. Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi tersebut. Tahap Masyarakat Tradisional dan Prasyarat Untuk Lepas Landas Tahap masyarakat tradisional (the traditional society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan kepada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat seperti sebelum Newton. Yaitu suatu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara produksi relatif masih primitif dan cara hidup yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan bukan oleh cara pemikiran yang bukan rasionil. Bila perubahan an ciri-ciri penting masyarakat di atas menyebabkan pertumbuhan selalu berlaku, yaitu pertumbuhan ekonomi sering terjadi, ini boleh dianggap sebagai berada pada tahap prasyarat untuk lepas landas. Sementara itu, tahap prasyarat tinggal landas (precondition for take-off) adalah suatu masa transisi dimana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang. Pada tahap ini dan seterusnya menurut Rostow pertumbuhan akan berlaku secara otomatis. Tahap Take Off (Tinggal Landas) Adalah suatu masa dimana berlakunya perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang sangat pesat dalam inovasi. Rostow mendefinsikan pula bahwa tinggal landas sebagai revolusi industri yang bertalian langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menimbulkan konsekuensi yang menentukan. Rostow mengemukakan ada 4 ciri yaitu : 1) Berlakunya penanaman modal yang produktif dari 5 % menjadi 10 % dari produksi nasional nettonya. 2) Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor produksi dengan tingkat laju yang tinggi. 3) Adanya atau terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan institusional yang akan menciptakan pertumbuhan yang terus-menerus. Tahap Gerakan Ke arah Kedewasaan ( The Drive to Manurity) Adalah suatu masa dimana suatu masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam. Ciri yang penting dalam tahap ini adalah : A. Teknologi menyebar pada sektor-sektor pertanian. B. Adanya perluasan produksi. Selanjutnya ciri-ciri yang bersifat non ekonomi adalah sebagai berikut : 4) Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, sektor industri tambah penting peranannya, sedangkan sektor pertanian bertambah menurun perannya. 5) Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer profesional menjadi bertambah penting. 6) Masyarakat menjadi bertambah bosan dengan kewajiban yang diciptakan oleh industri. The Age of High Mass Consumption ( Tahap Konsumsi Tinggi) Adalah suatu masyarakat dimana perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah konsumsi tinggi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi pada masalah produksi. Pada masa ini masyarakat bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokongan politik yaitu dengan cara : 7) Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara-negara tersebut ke luar negeri dan kecenderungan ini berakhir pada penaklukan negara-negara lain. 8) Menciptakan suatu welfare state yaitu kemakmuran yang merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui sistem perpajakan yang lebih progresif. 9) Kebutuhan pokok sudah tidak menjadi masalah lagi, tetapi konsumsi lebih tinggi terhadap barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah. MASHAB ANALITIS Teori pembangunan ekonomi yang termasuk dalam mashab ini berusaha mengungkap proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten, tetapi juga sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepad aspek empiris atau historisnya. A. Klasik 1) ADAM SMITH Menurut Smith ada dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu : a) Pertumbuhan output total b) Pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan output Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada 3 yaitu : a) Sumber daya alam yang tersedia b) Sumber daya manusia (atau jumlah penduduk) c) Stok barang modal yang ada (akumulasi modal). Pertumbuhan Penduduk Menurut Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang akan kawin pada umur lebih muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya terjadi jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. 2) DAVID RICARDO Ada beberapa ciri perekonomian menurut Ricardo yaitu : a. Jumlah tanah terbatas. b. Tenaga kerja meningkat (jumlah penduduk) atau menurun tergantung pada apakah tingkat upah di atas atau di bawah tingkat upah minimal (tingkat upah minimal = natural wage). c. Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi. d. Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu. e. Sektor pertanian dominan. Apabila semua potensi sumberdaya alam telah dieksplotasi secara penuh maka perekonomian berhenti tumbuh. Masyarakat mencapai posisi stasioner, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Tingkat output konstan. b. Jumlah penduduk konstan. c. Pendapatan per kapita juga menjadi konstan. d. Tingkat upah pada tingkat upah minimal (alamiah) e. Tingkat keuntungan pada tingkat yang minimal f. Akumulasi modal berhenti g. Tingkat sewa tanah yang maksimal. B. NEO KLASIK (SOLOW-SWAN) Ekonom yang mengembangkan teori neo klasik ini adalah Solow dan Swan. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didaarkan kepada anggapan yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat full employment dan kapasitas peralatanmodal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain, sampai dimana perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulsi kapital, dan kemajuan teknologi. C. KEYNESIAN (HARROD-DOMAR) Teori ini merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori HarrodDomar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian dapattumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan akata lain teori ini berusaha menjelaskan dan menunjukkan syarat-syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth). Teori Harrod-Domar mempunyai beberapa asumsi yaitu : a. Perekonomian dalam keadaan full employment dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. b. Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada. c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. d. Kecenderungan untuk menabung (MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output (COR) dan rasio pertambahan modal-output (ICOR) tetap. D. TEORI SCHUMPETER Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan indsutri dan perdagangan. Sedangkan kunci untuk perkembangan ekonomi adalah enterpreneur yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional. Schumpeter berkeyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat yang mengorganisasi barang-barang yang diperlukan masyarakat secara keseluruhan. Merekalah yang menciptakan inovasi da pembaharuan dalam perekonomian. Pembaharuan yang diciptakan oleh para pengusaha ini dalam bentuk : 1) Memperkenalkan barang baru. 2) Menggunakan cara-cara baru dalam memproduksi barang. 3) Memperluas pasar barang ke daerah-daerah baru. 4) Mengembangkan sumber bahan mentah yang baru. 5) Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri. Pembangunan ekonomi baru tercipta apabila penemuan-penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para pengusaha untuk menciptakan-menciptakan pembaharauanpembaharuan. Sedangkan fungsi para penyidik ilmuawan menurut Schumpeter hanya terbatas pada penemuan baru. Selanjutnya Schumpeter membedakan penanaman modal dalam perekonomian menjadi dua golongan, yaitu penanaman modal otonom (otonomous investment) dan penanaman modal terpengaruh (induced investment). Otonomus investment dalam jangka panjang ditentukan oleh penemuan sumber daya alam baru atau kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penanaman modal otonomi berarti penanaman modal untuk menciptakan pembaharuan. Sedangkan penanaman modal terpengaruh adalah penanaman modal sebagai akibat adanya kenaikan dalam produksi, pendapatan, penjualan, atau keuntungan-keuntungan perusahaan. E. TEORI KETERGANTUNGAN Teori ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 60-an. Menurut para pengikut teori ini keterbelakangan negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjdi daerah “pinggiran” dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Daerah pinggiran ini dijadikan daerah-daerah jajahan dari negara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sebagai produsen bahan mentah bagi kebutuhan industri negara metropolitan, dan sebaliknya merupakan konsumen barang-barang jadi yang dihasilkan oleh negara-negara industri metropolitan tersebut. Dengan demikian timbul struktur ketergantungan yang merupakan rintangan yang hampir tak dapat diatasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri. F. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Teori perdagangan internasional menyatakan bahwa setiap negara mengadakan spesialisasi dalam produksi yang mempunyai keunggulan komparatif dan mempertukarkan sebagian dari produksi yang dihasilkan ini dengan produksi lain yang mempunyai “disadvantage” komparatif. Dalam hubungan ini, suatu negara mempunyai keunggulan komparatif dlam produksi yang dihasilkan dengan faktor-faktor produksi yang relatif berlimpah dan dengan harga faktor produksi yang relatif murah dan tersedia di negara yang bersangkutan. Banyak ahli ekonomi tertentu yang menentang (menolak) sifat yang statis dari teori perdagangan tradisional itu. Mereka mengemukakan bahwa keunggulan komparatif itu didasarkan pada faktor endowments, teknologi dan selera (tastes) yang besifat tetap (given) dan dengan asumsi berjalannya persaingan sempurna dalam perdagangan antarkomoditas dan antarnegara. Argumentasi mereka didasarkan pada pertimbangan bahwa berhubungan karena faktor endowments, teknologi dan selera itu sesungguhnya selalu berubah dan asumsi persaingan sempurna tidaklah berjalan (sepenuhnya), maka teori perdagangan tidaklah dapat menuju pada alokasi sumber-sumber yang terbaik atau optimal bagi pertumbuhan dan pembangunan sepanjang masa. Gugatan terhadap teori perdagangan tradisional tersebut adalah bahwa teori itu bersifat statis sepenuhnya, dan memang teori itu berguna dan tepat hanya untuk menentukan keunggulan komparatif dan pola perdagangan suatu negara dengan negara lain dalam kondisi yang ada yang tidak berubah. Berhubung dengan itu teori keunggulan komparatif yang statis tersebut hanya dapat dilaksanakan lebih lanjut dengan memperhitungkan perubahan-perubahan dinamis dalam perekonomian negara yang bersangkutan, meskipun masih terdapat juga berbagai kelemahan dalam teori perdagangan yang dinamis tersebut. Banyak di antara negara berkembang menentang teori perdagangan tradisional itu dapat berguna untuk menentukan keunggulan komparatif dan pola perdagangan pada kondisi-kondisi yang telah ada. Karena pembangunan mengandung arti perubahan dan pembaharuan maka diperlukan penerapan teori perdagangan yang bersifat dinamis. Sehingga meskipun pola perdagangan memaksimumkan kesejahteraan negara-negara berkembang dalam jangka pendek, namun mereka perlu di beri kesempatan untuk memetik manfaat dinamis dari perkembangan bidang industri dan untuk memaksimumkan hasil pembangunan dan kesejahteraannya dalam jangka panjang. Jadi keunggulan komparatif maupun pola perdagangan suatu negara tidaklah ditentukan satu kali saja dan untuk keseluruhnnya. Tetapi perlu ditinjau, dinilai dan dihitung kembali jika kondisi-kondisi yang mendasari perdagangan itu berubah atau diperkirakan akan perubahan. Dengan demikian perlu dilakukan penyesuaian dalam perhitungan keunggulan komparatif dari komoditas-komoditas yang dihasilkan untuk disesuaikan pola perdagangannya dengan perkembangan dan perubahan yang dinamis tersebut dalam jangka panjang. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL Manfaat Langsung Bilamana suatu negara mengkhususkan diri pada produksi beberapa barang tertentu dalam kaitan dengan spesialisasi dan perdagangan luar negeri, maka ia dapat mengekspor komoditi yang ia produksi dengan biaya relatif lebih murah untuk dipertukarkan dengan komoditi lain yang dihasilkan negara lain dengan biaya relatif lebihrendah. Dari perdagangan luar negeri ini, maka negara yang bersangkutan memperoleh manfaat atau keuntungan dan pendapatan nasionalnya akan naik, yang pada giliran akhirnya akan menaikkan jumlah outputan laju pertumbuhan ekonomi. Negara berkembang biasanya memiliki pasar domestik yang kecil dan terbatas. Pasar domestik yang kecil itu tidak mampu menyerap output yang ada dan yang berkembang. Ini menyebabkan rendahnya dorongan pengusaha untuk berinvestasi. Pasar yang kecil juga disebabkan oleh rendahnya pendapatan per kapita dan daya beli masyarakat. Perdagangan internasional akan memperluas pasar dan merangsang investasi, pendapatan dan tabungan melalui alokasi sumber daya dengan lebih efisien. Dan jika dilakukan upaya ekspornya, maka upaya-upaya ini cenderung meluaskan pasar bagi hasil poduksinya. Manfaat Tidak Langsung Dengan meluasnya pasar dan cakupan spesialisasinya, maka perdagangan internasional akan mendorong lebih banyak pemakaian mesin, mendorong penemuan dan pembharuan di berbagai bidang ekonomi, meningkatkan produktivitas tenaga buruh, menurunkan biaya produksi dan membawa perekonomian negara ke arah pembangunan ekonomi yang lebih berhasil. Selain itu, perdagangan luar negeri memperkenalkan kepada masyarakat produkproduk baru dan menarik, serta m,endorong mereka untuk bekerja lebih giat serta menabung dab menghimpun modal bagi pemuasan kebutuhan atas keinginan-keinginan baru tersebut. Ia juga mengundang pemasukan modal luar negeri dan membangkitkan gagasan baru, kemampuan teknis, keterampilan, serta bakat-bakat manajemen dan kewiraswastaan. Perdagangan luar negeri akan menguntungkan negara berkembang secara tidak langsung karena akan meningkatkan persaingan yang sehat dan menghalangi adanya monopoli yang tidak efisien. KONTRIBUSI PERDAGANGAN TERHADAP PEMBANGUNAN Berbagai keuntungan atau faedah dari perdagangan yang penting diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Dengan meluasnya pasar, maka perdagangan akan memungkinkan pembagian kerja dan terjadinya ekonomis karena perluasan skala produksi. 2) Perdagangan berfungsi sebagai alat atau motor penggerak untuk penyebaran gagasan baru serta peralatan dan teknologi yang modern. 3) Perdagangan merangsang terjadinya aliran investasi dan modal dari luar negeri. 4) Perdagangan akan dapat menciptakanpasar domestik bagi barang manufaktur yang pada akhirnya dapat digantikan melalui produksi dalam negeri. Selain keuntungan yang dapat diperoleh, maka perdagangan dapat pula menghambat pembangunan dalam hal-hal sebagai berikut : 1) Dengan keunggulan komparatif, negara berkembang akan terus melakukan spesialisasi produksi dalam bahan makanan dan bahan mentah sehingga tidak memanfaatkan faedah dinamis dari bidang industri. 2) Vent for surplus menuju pada pertumbuhan, dan bukan pembangunan yang mengandung perubahan struktural dalam perekonomian. Dia menyebabkan perluasan output barang-barang ekspor tradisional yang menggunakan tekhnik tradisional, sehingga pekerja yang diperkerjakan hanya beroleh tingkat pendapatan yang rendah akibat dari produktivitas yang rendah. 3) Teknik produksi dan mesin yang modern dalam proses perdagangan merupakan intensif modal dan menghemat tenaga kerja. Ini merugikan negara berkembang yang kekurangan modal dan juga menimbulkan masalah pengangguran. 4) perdagangan luar negeri dapat menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan. 5) Perdagangan dapat merosotkan nilai tukar perdagangan dan penghasilan ekspor yang tidak stabil yang akan memperlambat proses dan keberhasilan pembangunan sendiri. STRATEGI/KEBIJAKAN PERDAGANGAN UNTUK PEMBANGUNAN Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peranan perdagangan internaional bagi pembangunan antara lain melalui : 6) Kebijakan pengenai tarif impor terhadap barang-barang yang berasal dari luar negeri. 7) Kebijakan subsidi ekspor dan subsidi impor. 8) Kebijakan quota ekspor dan quota impor. 9) Kebijakan harga melalui perbaikan nilai tukar atau devaluasi. RANGKUMAN Dari uraian di atas terlihat bahwa perkembangan teori pertumbuhan ekonomi mengalami perubahan yang cukup mendasar dan drastis. Dan masing-masing teori tersebut dapat diaplikasikan kedalam negara-negara sedang berkembang. Selanjutnya perdagangan bagi negara yang sedang berkembang juga dapat meningkatkan devisa, sehingga dengan demikian perdagangan dapat diharapkan sebagai motor penggerak pembangunan. Activity 2 Part Quiz/Exam/Self-Assess Jelaskan mengapa konsep pembangunan melalui pendekatan trickle down effect yang selama ini dianut oleh Orde Baru, ternyata tidak memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh kita semua. Sebagai akibat negara kita mengalami krisis, jumlah penduduk yang miskin menjadi meningkat. Jelaskan menurut Saudara mengapa hal ini bisa terjadi. Jelaskan secara rinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara. Distribusi pendapatan antar daerah di Indonesia setiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Jelaskan menurut pendapat Saudara mengapa hal ini bisa terjadi. Jelaskan perbedaan yang sangat mendasar antara distribusi fungsional dengan distribusi pendapatan menurut Lorenzt. 3 Part Suggestions Gunakan bagian ini untuk mendokumentasikan usulan atau saran yang ingin diajukan kepada PDC ataupun sebagai tempat review atas course ini oleh QA. Alamatkan komentar dan keluhan Anda ke Product Development Center - Feedback Center, email: [email protected] dengan memberikan detail keluhan atau komentar anda beserta usulan perbaikan atau saran. Kami sangat menghargai kerjasama Anda sebagai Faculty dan Subject Expert dalam mengembangkan e-learning di Universitas Bina Nusantara. Note: Kami akan sangat menyayangkan jika ada komentar atau saran yang tidak disalurkan melalui jalur di atas. Terima Kasih. Update terhadap dokumen ini atau sarana dan fasilitas lainnya serta ketentuan dan policy bisa didapat di website PDC http://www.binus.ac.id/pdc .