Pengertian Keunggulan Komparatif Keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Keunggulan komparatif dapat terjadi karena suatu daerah dapat memproduksi barang dan jasa dengan harga yang lebih murah daripada daerah lain. Tetapi keunggulan komperatif tersebut dapat dicapai apabila mesing-masing mampu memberikan produk yang lebih berkualitas dengan biaya yang murah jadi perlu adanya persaingan. Dengan adanya keunggulan komparatif bertujuan bukan untuk saling menjatuhkan tetapi agar dapat saling bertukar produk. Comparative Advantage merupakan ukuran daya saing (keunggulan) potensial dalam artian daya saing yang akan dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali ( Sudaryanto and Simatupang, (1993)). Faktor-faktor yang mempengaruhi Comparative Development diantaranya adalah Ekonomi dunia, Lingkungan Domestik dan Teknologi ( Scydlowsky, (1984)). Sedangkan menurut Tarigan, factor-faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan komparatif antara lain: Sumber Daya Alam yang tersedia . Masyarakatnya menguasai teknologi mutakhir. Masyarakatnya menguasai ketrampilan khusus. Wilayah itu dekat dengan pasar. Wilayah dengan aksesibilitas yang tinggi. Daerah konsentrasi / sentra dari suatu kegiatan sejenis. Dareah aglomerasi dari berbagai kegiatan. Upah buruh yang rendah dan tersedia dalam jumlah yang cukup serta didukung oleh ketrampilan yang memadai dan mentalitas yang mendukung. Mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan. Kebijakan pemerintah. Contoh sederhana dari keunggulan komparatif adalah daerah A dapat menghasilkan bahan pangan dan daerah B dapat menghasilkan teknologi yang dapat membantu produksi bahan pangan. Dengan adanya keunggulan komparatif masing-masing daerah, maka daerah-daerah tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan keuntungan dari keunggulan komparatifnya masing-masing. Namun dalam jangka panjang hal ini dapat mengakibatkan adanya ketergantungan sumberdaya tiap daerah dan berimplikasi terhadap ketersediaan sumberdaya tersebut, sehingga diperlukan perjanjian/konvensi yang mengatur kerjasama perdagangan antardaerah tersebut.