PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERBA ANDINGA AN SISTE M PENILAIAN AN TARA KU URIKULU UM TING GKAT SA TUAN PE ENDIDIKA AN (KTSP)) DENGA AN KURIK KULUM 2 013 T TUGAS AKHIR Diaju ukan Untuk k Memenu uhi Salah Satu S Syaraat M Memperole h Gelar Sa arjana Pen ndidikan Program Studi S Pend didikan Ek konomi Bidan g Keahlian n Khusus Pendidika P an Akuntan nsi Disusun oleh: o Marrkus Krisn na Bintara N NIM: 0713 334055 PROG GRAM STU UDI PEND DIDIKAN EKONOM MI BID DANG KEA AHLIAN KHUSUS K PENDIDIK P KAN AKU UNTANSI JU RUSAN P ENDIDIK KAN ILMU U PENGET TAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIIKAN U UNIVERSI ITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 2014 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PE ERBAND DINGAN SISTEM M PENILA AIAN AN NTARA KURIK KULUM TINGKA AT SATU UAN PEN NDIDIKA AN (KTS SP) D DENGAN N KURIK KULUM 2013 T TUGAS AKHIR Diaju ukan Untuk k Memenu uhi Salah Satu S Syaraat M Memperole h Gelar Sa arjana Pen ndidikan Program Studi S Pend didikan Ek konomi Bidan g Keahlian n Khusus Pendidika P an Akuntan nsi Disusun oleh: o Marrkus Krisn na Bintara N NIM: 0713 334055 PROG GRAM STU UDI PEND DIDIKAN EKONOM MI BID DANG KEA AHLIAN KHUSUS K PENDIDIK P KAN AKU UNTANSI JU RUSAN P ENDIDIK KAN ILMU U PENGET TAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIIKAN U UNIVERSI ITAS SAN NATA DHA ARMA Y YOGYAKA ARTA 2014 4 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya kecilku ini kepada dunia pendidikan supaya lebih baik dan satu demi satu karya tulis semoga dapat membangkitkan semangat untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTO Never give up (tidak pernah menyerah) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN ANTARA KURIKULUM KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 Markus Krisna Bintara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem penilaian dengan menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kurikulum 2013. Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan dan pada kurikulum 2013 ?. paparan dalam makalah ini ditulis berdasarkan studi pustaka. Sistem penilaian merupakan suatu sistem yang dibuat untuk menafsirkan dan memproses hasil pengukuran dan penentuan hasil belajar siswa. Sistem penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas, yang dalam prakteknya harus memperhatikan dan menilai secara proporsional ketiga ranah (domain): (1) ranah pengetahuan (kognitif); (2) ranah sikap (afektif); (3) ranah keterampilan (psikomotorik). Penilaian dalam kurikulum 2013: (1) kompetensi inti 1 (sikap spiritual); (2) kompetensi inti 2 (sikap sosial); (3) kompetensi inti 3 (pengetahuan); (4) kompetensi inti 4 (keterampilan). Kurikulum 2013 memakai sistem penilaian otentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik secara lebih otentik. kesimpulan dari makalah ini adalah dalam perjalanannya sistem penilaian kurikulum tingkat satuan pendidikan memiliki banyak kekurangan dua di antaranya: (1) penilaian yang dominan pada kognitif saja; (2) teknik penilaian yang digunakan hanya berupa tes saja. Kemudian kurikulum 2013 dapat mengatasi kekurangan itu dengan: (1) standar penilaian menggunakan penilaian otentik; (2) penilaian mencangkup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT THE COMPARISON OF THE ASSESSMENT SYSTEM BETWEEN CURRICULUM OF EDUCATION UNIT LEVEL AND 2013 CURRICULUM Markus Krisna Bintara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 The purpose of this paper is to find out how the assessment system of the curriculum of education and 2013 curriculum were carried out. This paper is a literature study. The assessment system is a system created to interpret and process the measurement results and the fact finding in student learning outcomes. The assessment system on the curriculum of education unit level follows the principle of continuous and comprehensive assessment to support the efforts of students selfstudy of the student cooperation, and self assessment. Therefore, the assessments are carried out in accordance with classroombased assessment framework, which in practice must consider and assess proportionately three domains: (1) cognitive domain; (2) affective domain; (3) the psychomotoric domain. The assessment of 2013 education based on: (1) the first core is (spiritual attitude); (2) the second core competence (social attitudes); (3) the third core competence (knowledge); (4) the fourth core competence (skills). 2013 Curriculum applied authentic assessment system ( for measuring attitudes, skills, and knowledge based the processes and outcomes). This assessment is able to describe the improvement of learning outcomes of the learners becomes more authentic. This paper can be concluded that the assessment system of education unit level has many short comings. Some of them: (1) the dominant assessment is only on cognitive assessment; (2) the technique of assessment is only based on tests. Those short comings are overcome by the 2013 curriculum by applying authentic assessment and the assessment which cover aspects of attitudes, knowledge and skills by using a variety of evaluation techniques. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sesuai dengan yang diharapkan. Tugas akhir ini berjudul PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN ANTARA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DENGAN KURIKULUM 2013. Adapun maksud dan tujuan penyusunan tugas akhir ini sabagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyususnan skripsi ini bukan hanya kerja penulis sendiri tetapi juga karena banyaknya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan. 2. Bapak Indra Darmawan, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi,Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P, M.Pd., selaku dosen pembimbing dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan tugas akhir hingga selesai. 5. Segenap jajaran dosen dan karyawan Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah membimbing selama proses perkuliahan. 6. Kepada orang tua saya Bapak Ignatius Bardiono dan Ibu Anastasia Sri Subekti yang telah memberikan doa, motivasi, pengertian, dan dukungan material. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAHAN............................................................iv HALAMAN MOTO....................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.....................................vii ABSTRAK..............................................................................................viii ABSTRACT................................................................................................ix KATA PENGANTAR.................................................................................x DAFTAR ISI...........................................................................................xii DAFTAR TABEL....................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN........................................................................1 A. Latar Belakang....................................................................................1 B. Rumusan Masalah...............................................................................5 C. Batasan Masalah.................................................................................5 D. Tujuan................................................................................................5 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................7 A. Kurikulum..........................................................................................7 1. Sejarah Singkat Perkembangan Kurikulum di Indonesia.................7 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Pengertian Kurikulum..................................................................13 3. Beberapa Pengertian Kurikulum...................................................16 4. Beberapa Definisi kurikulum.......................................................17 5. Fungsi Kurikulum........................................................................22 6. Komponen – Komponen Kurikulum.............................................27 B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................................54 1. Pengertian Kurikulum KTSP........................................................54 2. Acuan Operasional KTSP.............................................................58 3. Hakikat KTSP..............................................................................62 4. Pengembangan KTSP...................................................................66 5. Prinsip Pengembangan KTSP.......................................................69 6. Karakteristik KTSP......................................................................72 7. Komponen Kurikulum KTSP........................................................74 C. Kurikulum 2013................................................................................80 1. Pengertian Kurikulum 2013.........................................................80 2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013....................................80 3. Karakteristik Kurikulum 2013......................................................84 4. Tujuan Kurikulum 2013...............................................................85 5. Kerangka Dasar Kurikulum 2013.................................................85 6. Landasan Yuridis.........................................................................90 7. Struktur Kurikulum 2013.............................................................91 BAB III PEMBAHASAN...................................................................102 A. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan........102 1. Penilaian dalam KTSP..............................................................102 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Hakikat dan Prinsip Penilaian KTSP.........................................107 3. Teknik dan Instrumen Penilaian................................................114 4. Prosedur Penilaian...................................................................152 5. Mekanisme Penilaian................................................................156 B. Sistem Penilaian dalam Kurikuum 2013...........................................167 1. Penilaian Kurikulum 2013.........................................................167 2. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013................................173 3. Karakteristik Penilaian..............................................................189 4. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian.......................196 5. Mekanisme Penilaian................................................................228 6. Prosedur Penilaian....................................................................233 C. Analisis Perbandingan Sistem Penilaian antara KTSP dengan Kurikulum 2013..............................................................................238 BAB IV KESIMPULAN.....................................................................240 DAFTAR PUSTAKA............................................................................243 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1. Struktur Kelompok Mata Pelajaran Wajib dalam Kurikulum SMA atau ..................................................................................94 Tabel 2. Struktur Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMA atau MA............................................................................95 Tabel 3. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk Jenjang Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah .......................................99 Tabel 4. Penilaian untuk Kegiatan Tatap Muka dan Penugasan ..............123 Tabel 5. Aspek yang Dinilai dalam Berbagai Mata Pelajaran .................125 Tabel 6. Dimensi dan Indikator Sebagai Rambu - rambu Penilaian Akhlak Mulia ..........................................................................128 Tabel 7. Penilaian Terhadap Aspek Kepribadian Peserta Didik ..............130 Tabel 8. Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen .................143 Tabel 9. Contoh Instrumen Observasi (Lembar Pengamatan) Lari 100 meter ........................................................................144 Tabel 10. Pedoman Penskoran untuk Instrumen Penilaian Tugas Projek ...........................................................................146 Tabel 11. Pedoman Penskoran untuk Instrumen Penilaian Tugas Produk ........................................................................147 Tabel 12. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Beda (Berdiferensi) Semantik ........................................................148 Tabel 13. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Likert .........149 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 14. Instrumen Penilaian Diri yang Berhubungan dengan Kegiatan Mata Pelajaran Biologi ...........................................150 Tabel 15. Ketuntasan Belajar .................................................................171 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Kurikulum yang ada di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Selama proses pergantian kurikulum tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia akan senantiasa berkembang untuk menciptakan pendidikan nasional yang lebih baik. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan setiap individu diberi kesempatan untuk mengembangkan semua potensi pribadinya. Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dari pendidikan yang diterima anak di bangku sekolah, akan mampu mengubah pola pikir dan daya kreativitas untuk menciptakan negara dengan taraf kesejahteraan yang baik dan perekonomian yang meningkat. Sekolah ada merupakan bagian dari rancangan yang dibuat oleh pemeritah di bidang pendidikan dengan landasan operasionalnya adalah kurikulum. Dari kurikulum inilah tujuan dari pendidikan bangsa diharapkan dapat tersusun dengan sistematis untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran penyelenggaraan kegiatan yang dikembangkan pembelajaran untuk sebagai mencapai pedoman tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6) mengemukakan ada lima komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen isi atau materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar. Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Namun, isu terhangat saat ini adanya penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 yang mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak baik dari kalangan pendidikan maupun dari masyarakat umum. Kurikulum 2013 justru dianggap dapat menekan kreativitas dan otonomi di bidang pendidikan karena kurikulum dan persiapan proses pembelajaran akan disediakan dalam bentuk produk jadi (completely-built up product). Di sisi lain, sebagian orang beranggapan justru dengan adanya kurikulum 2013 dapat memicu pengembangan kompetensi siswa ke arah yang lebih analisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru dianggap mampu semua hal yang dapat membantu siswa berkembang. Hal ini sangat menarik, apakah kurikulum KTSP lebih baik dari kurikulum 2013, atau justru adanya pengembangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini akan melahirkan output yang sesuai dengan tuntutan masyarakat saat ini dan yang akan datang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah sistem penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan? 2. Bagaimanakah sistem penilaian dalam kurikulum 2013? C. Batasan Masalah Makalah ini hanya membahas mengenai penilaian hasil belajar, hakikat dan prinsip penilaian, prosedur dan mekanisme penilaian, pengembangan indikator, kisi - kisi, dan instrumen penilaian, dilengkapi dengan contoh berbagai format yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar peserta didik. D. Tujuan Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana sistem penilaian dengan menggunakan kurikulum satuan pendidikan? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 2. Untuk mengetahui bagaimana sistem penilaian dengan menggunakan kurikulum 2013? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum 1. Sejarah Singkat Perkembangan Kurikulum Di Indonesia Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan 6 kurikulum yaitu: a. Kurikulum 1968 Setelah berakhirnya orde lama, keluar ketetapan MPRS No XXVII/MPRS/1966 yang berisi tujuan pendidikan: membentuk manusia pancasilais yang sejati. Dua tahun kemudian lahirlah kurikulum 1968, sebuah pedoman praktis pendidikan yang terstruktur pertama kali (Cony Semiawan, 1980). Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah mempertinggi mental - moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama, mempertinggi keterampilan, serta membina atau menggembangkan fisik yang kuat dan sehat. Ketentuan ketentuan dalam kurikulum 1968 adalah: 1) Bersifat: correlated subject curriculum (kurikulum subjek berkorelasi). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 2) Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak 10 bidang studi, SMP sebanyak 11 bidang studi (Bahasa Indonesia dibedakan Bahasa Indonesia I dan Bahasa Indonesia II) SMA jurusan A sebanyak 18 bidang studi, SMA jurusan B sebanyak 20 bidang studi dan SMA jurusan C sebanyak 19 bidang studi. 3) Penjurusan SMA dilakukan di kelas dua. Pada waktu diberlakukan Kurikulum 1968 yang menjabat menteri pendidikan adalah Mashuru, S.H. b. Kurikulum 1975 Ketentuan - ketentuan dalam Kurikulum 1975 adalah: 1) Sifat: integrated curriculum organization (organisasi kurikulum terpadu). 2) SD mempunyai satu struktur program terdiri atas 9 bidang studi. 3) Pelajaran Ilmu Alam dan Ilmu Hayat menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 4) Pelajaran Ilmu Aljabar dan Ilmu Ukur menjadi Matematika. 5) Jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi. 6) Penjurusan SMA dibagi menjadi 3 yaitu : IPA, IPS, Bahasa dimulai pada permulaan semester ke - 2. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Karena kurikulum ini tidak dapat diimplemasikan di masing - masing sekolah di Indonesia maka Kurikulum ini diganti oleh kurikulum 1984. c. Kurikulum 1984 Ketentuan - ketentuan dalam kurikulum 1984 adalah: 1) Sifat: Content Based Curriculum (kurikulum berbasis konten). 2) Program pelajaran mencakup 11 bidang studi. 3) Jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi. 4) Jumlah mata pelajaran SMA menjadi 15 bidang studi untuk program inti, 4 bidang studi untuk bidang pilihan. 5) Penjurusan SMA dibagi menjadi lima yaitu program A1 (Ilmu Fisika), A2 (Ilmu Biologi), A3 (Ilmu Sosial), A4 (Ilmu Budaya), A5 (Ilmu Agama). 6) Penjurusan dilakukan pada kelas 2. Dalam perjalanan kurikulum 1984 dianggap oleh banyak kalangan sarat beban sehingga diganti dengan Kurikulum 1994 yang lebih sederhana. d. Kurikulum 1994 Ketentuan - ketentuan dalam kurikulum 1994 adalah: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 1) Bersifat: objective based curriculum (kurikulum berbasis objektif). 2) Nama SMP diganti menjadi SLTP, dan SMA diganti SMU. 3) Mata pelajaran PSPB dihapus, (Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa). 4) Program pengajaran SD dan SLTP disusun oleh 13 mata pelajaran. 5) Program pengajaran SMU disusun dalam 10 mata pelajaran. 6) Penjurusan di SMA dilakukan di kelas 2 yang terdiri dari program IPA, program IPS, program Bahasa. Ketika reformasi bergulir, kurikulum 1994 mengalami penyesuaian - penyesuaian dalam rangka mengakomodasi tuntutan - tuntutan oleh karena itu muncul suplemen 1994 yang lahir tahun 1995. Dalam suplemen - suplemen tersebut ada penyesuaian - penyesuaian yaitu: mata pelajaran sosial seperti PPKN, Sejarah, dan beberapa mata pelajaran yang lainnya. Bersamaan dengan lahirnya dengan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggantikan undang - undang nomor 2 Tahun 1989, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menggagas kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 e. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) Pendidikan di Indonesia dianggap hanya melahirkan lulusan yang akan menjadi beban negara dan masyarakat. Karena kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun ke dalam masyarakat. Untuk merespon hal tersebut pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menawarkan kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika seputar rendahnya mutu pendidikan dewasa ini, karena dalam kurikulum berbasis kompetensi peserta didik diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan (Kunandar 2005). Ketentuan - ketentuan dalam kurikulum berbasis kompetensi (Kompas, 16 Agustus 2005) adalah: 1) Bersifat: competency based curriculum (kurikulum berbasis kompetensi). 2) Penyebutan SLTP menjadi SMP dan SMU menjadi SMA. 3) Program pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran. 4) Program pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran. 5) Program pengajaran SMA disusun dalam 17 mata pelajaran. 6) Penjurusan SMA dilakukan dikelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial, dan Bahasa. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Kurikulum ini belum disahkan oleh Menteri Pendidikan walaupun sudah diuji coba di beberapa sekolah melalui pilot project. Hal tersebut disebabkan kurikulum ini menuai kritik dari beberapa kalangan baik dari para ahli pendidikan dan praktisi pendidikan. Beberapa kritik terhadap kurikulum ini: 1) Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar - kejar materi seperti yang terjadi pada Kurikulum 1994 akan terulang kembali. 2) Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi terhadap kebijakan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut. 3) Masih belum jelasnya pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kululusan belum terlalu aplikatif. 4) Adanya sistem penilaian yang belum jelas dan terukur. Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum berbasis kompetensi mengalami revisi, dengan dikeluarkannya Permen Diknas No.23 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Permen Diknas No.24 tentang pelaksanaan kedua Permen di atas yang dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan dikeluarkannya ketiga Permen di atas seakan menjawab ketidakjelasan nasib KBK yang selama ini sudah diterapkan di beberapa sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 f. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KTSP merupakan revisi dan pengembangan dari kurukulum berbasis kompetensi atau ada yang menyebut kurikulum 2004. KTSP lahir karena KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu dalam KTSP beban belajar siswa agak berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen kurikulum lainnya. 2. Pengertian kurikulum Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang berbeda tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan baru (Oemar Hamalik, 2007). Pandangan lama, atau sering juga disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Pengertian tadi mempunyai implikasi sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir. c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau. d. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoeh ijazah. e. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama. f. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan (imposisi). Sebagai perbandingan, ada baiknya kita kutip pula pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh Romine (1954) Pendapat ini dapat digolongkan sebagai pendapat yang baru (modern), yang dirumuskan sebagai berikut: “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupil have under direction of the school, whether in the clasroom or not”, ("Kurikulum ditafsirkan berarti semua program yang diselenggarakan, kegiatan, dan pengalaman yang harus diterima murid di bawah arahan sekolah, baik di kelas atau tidak"). Implikasi perumusan di atas adalah sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata 5 pelajaran (courses) tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. b. Tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum. c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan, oleh karena itu guru harus mengadakan berbagai kegiatan belajar mengajar yang bervariasi, sesuai dengan kondisi siswa. e. Tujuan penididikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran (courses) atau bidang pengetahuan yang tersusun (subject), melainkan pembentukan pribadi anak dan belajar cara hidup di dalam masyarakat. Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran”. Pada hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran. Hilda Taba dalam bukunya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 Curriculum Development, Theory and Practice mengartikan sebagai “a plan for learning”, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. 3. Beberapa pengertian kurikulum: a. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia olah raga, seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang mengingatkan kita pada jenis olah raga atletik. b. Pengertian Kurikulum Berdasarkan Istilah Berawal dari makna “curir” dan “curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai “jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh ijazah”. c. Kurikulum Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Bab I Pasal 1 ayat 19). 4. Beberapa Definisi Kurikulum: a. Menurut Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid - murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan - tujuan pendidikan. b. Menurut Olivia (1997 : 60) Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijasah. Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat. c. Menurut Kerr, J. F (1968) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah. d. Menurut Inlow (1966) Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan. e. Menurut Neagley dan Evans (1967) kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah. f. Menurut Beauchamp (1968) Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari - hari. g. Menurut Good V. Carter (1973) Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik. h. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. i. Menurut Daniel Tanner & Laurel Tanner Kurikulum merupakan pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana secara terstruktur dan tersusun melalui sebuah proses rekonstruksi pengetahuan dan juga pengalaman yang secara sistematis berada di bawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para pembelajar dapat terus memiliki motivasi dan minat untuk belajar, sehingga memiliki dasar pemikiran bahwa belajar adalah bagian dari sebuah kompetensional yang ada di pribadinya. j. Menurut George A. Beaucham (1976) Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yatu teori kuriklum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem. k. Menurut Harsono (2005) Kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dalam praktik. Dalam bahasa Latin, kurikulum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk keseluruhan program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi. l. Menurut Hilda Taba (1991) Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan, dan menginfestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome. m. Menurut Lloyd Trump dan Delmas F. Miller Dalam buku school improvement, menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi dan hal - hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran. n. Menurut Valiga, T & Magel, C. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 o. Menurut Grayson (1978) kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out - comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. p. Menurut B. Bara, Ch (2008) Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian yang meliputi: 1) kurikulum sebagai produk. 2) kurikulum sebagai program. 3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan. 4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat saya simpulkan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan, diprogramkan, dan dirancang sedemikian rupa secara sistematis yang berisi bahan ajar serta pengalaman belajar sehingga dalam program pendidikan memiliki arah dan tujuan yang akan dicapai dan dari hasil yang dicapai kita PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 dapat merevisi ulang dan mengembangkan program pendidikan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya sehingga suatu kurikulum pembelajaran dapat dikatakan selalu berubah - ubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan. 5. Fungsi Kurikulum Dalam proses belajar kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting, karena dengan kurikulum peserta didik sebagai individu yang berkembang akan memperoleh manfaat. Selain itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan - kepentingan yang lain, di antaranya: a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan adalah sebagai alat atau usaha untuk mencapai tujuan - tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan meliputi: 1) Tujuan nasional (pendidikan nasional). 2) Tujuan institusional (lembaga atau institusi). 3) Tujuan kurikuler (bidang studi). 4) Tujuan instruksional (penjabaran dari tujuan kurikuler). b. Fungsi kurikulum bagi peserta didik, kurikulum sebagai organisasi disiapkan bagi peserta didik sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 kelak dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, guna melengkapi bekal hidupnya. c. Fungsi kurikulum bagi pendidik. 1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para peserta didik. 2) Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didi dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. d. Fungsi kurikulum bagi KS dan PS. 1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar. 2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar peserta didik ke arah yang lebih baik. 3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada pendidik untuk memperbaiki situasi mengajar. 4) Sebagai administrator, kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut. 5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar - mengajar. e. Fungsi kurikulum bagi orang tua. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 1) Agar orang tua dapat membantu usaha sekolah dalam memajukan peserta didik (putranya). 2) Mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan peserta didik (putranya). 3) Ikut berpartisipasi membimbing peserta didik (putranya). f. Fungsi kurikulum bagi sekolah dan tingkatan di atasnya. 1) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dapat dilakukan bila: a) Bila sebagian dari kurikulum sekolah tersebut telah diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya, maka sekolah dapat meninjau kembali perlu atau tidaknya bagian tersebut diajarkan lagi. b) Bila kecakapan - kecakapan tertentu yang dibutuhkan untuk mempelajari kurikulum suatu sekolah belum diajarkan pada sekolah yang berada di bawahnya, sekolah dapat mempertimbangkan untuk memasukkan program mengenai kecakapan - kecakapan tersebut ke dalam kurikulum. 2) Penyiapan tenaga baru. g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah: 1) Ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tua atau masyarakat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 2) Ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja. 6. Peranan Kurikulum Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. a. Peranan Konservatif Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial bagi generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Ini seiring dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara siswa selaku anak didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh karenanya, dalam kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting, karena ikut membantu proses tersebut. Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya kurikulum itu berorientasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 pada masa lampau. Meskipun demikian, peranan ini sangat mendasar sifatnya. b. Peranan Kritis dan Evaluatif Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai - nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. c. Peranan Kreatif Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan semua yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 Ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan. 7. Komponen - Komponen Kurikulum Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu: tujuan, materi, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum dan evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing - masing komponen tersebut. a. Tujuan Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan, melalui berbagai ragam teknis penyelenggaraannya, yang disesuaikan dengan falsafah negara, keadaan sosial - politik kemampuan sumber daya dan keadaan lingkungannya masing - masing. Kendati demikian, dalam hal menentukan tujuan pendidikan pada dasarnya memiliki esensi yang sama. Seperti yang disampaikan oleh Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994) bahwa tujuan pendidikan secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 1) Autonomy Autonomy gives individuals and groups the maximum awarenes, knowledge, and ability so that they can manage their personal and collective life to the greatest possible extent, (otonomi memberikan individu dan kelompok maksimum kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan sehingga mereka dapat mengatur kehidupan pribadi dan kolektif mereka untuk sedapat mungkin). 2) Equity Equity enable all citizens to participate in cultural and economic life by coverring them an equal basic education, (keadilan memungkinkan semua warga negara untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan ekonomi dengan memberikan mereka pendidikan dasar yang sama). 3) Survival Survival permit every nation to transmit and enrich its cultural heritage over the generation but also guide education towards mutual understanding and towards what has become a worldwide realization of common destiny, (Kelangsungan hidup mengizinkan setiap bangsa untuk mengirimkan dan memperkaya warisan budaya melalui generasi tetapi juga membimbing pendidikan menuju saling PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 pengertian dan terhadap apa yang telah menjadi realisasi seluruh dunia nasib yang sama,). Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 1) Tujuan pendidikan dasar Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan pendidikan menengah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan. Berikut ini disampaikan beberapa contoh tujuan kurikuler yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 berkaitan dengan pembelajaran ekonomi, sebagaimana diisyaratkan dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar: 1) Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP/MTS: a) Mengenal konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai - nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 2) Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi di SMA: a) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari - hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 b) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. c) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. d) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai - nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional 3) Tujuan Mata Pelajaran Kewirausahaan pada SMK/MAK: a) Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat. b) Berwirausaha dalam bidangnya. c) Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya. d) Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. 4) Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMK/MAK: a) Memahami konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 b) Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c) Berkomitmen terhadap nilai - nilai sosial dan kemanusiaan. d) Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Tujuan - tujuan pendidikan mulai dari pendidikan nasional sampai dengan tujuan mata pelajaran masih bersifat abstrak dan konseptual, oleh karena itu perlu dioperasionalkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pembelajaran bentuk merupakan tujuan tujuan pembelajaran. pendidikan Tujuan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Pada tingkat operasional ini, tujuan pendidikan dirumuskan lebih bersifat spesifik dan lebih menggambarkan tentang “what will the student be able to do as result of the teaching that he was unable to do before” (Rowntree dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 1997). Dengan kata lain, tujuan pendidikan tingkat operasional ini lebih menggambarkan perubahan perilaku spesifik apa yang hendak dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran. Merujuk pada pemikiran Bloom, maka perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam aspek kognitif, afektif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 dan psikomotor. Lebih jauh lagi, dengan mengutip dari beberapa ahli, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yakni: 1) Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan: a) Menggunakan kata - kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat diamati. b) Menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik. c) Memberikan pengkhususan tentang sumber - sumber yang dapat digunakan peserta didik dan orang - orang yang dapat diajak bekerja sama. 2) Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk: a) Ketepatan atau ketelitian respons. b) Kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons. 3) Menggambarkan kondisi - kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku peserta didik berupa: a) kondisi atau lingkungan fisik. b) kondisi atau lingkungan psikologis. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran ini memiliki arti yang sangat penting. Keberhasilan pencapaian tujuan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 pembelajaran pada tingkat operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan pendidikan pada tingkat berikutnya. Terlepas dari rangkaian tujuan di atas bahwa perumusan tujuan kurikulum sangat terkait erat dengan filsafat yang melandasinya. Jika kurikulum yang dikembangkan menggunakan dasar filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) sebagai pijakan utamanya maka tujuan kurikulum lebih banyak diarahkan pada pencapaian penguasaan materi dan cenderung menekankan pada upaya pengembangan aspek intelektual atau aspek kognitif. Apabila kurikulum yang dikembangkan menggunakan filsafat progresivisme sebagai pijakan utamanya, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan aspek afektif. Pengembangan kurikulum dengan menggunakan filsafat rekonsktruktivisme sebagai dasar utamanya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan masalah sosial yang krusial dan kemampuan bekerja sama. Sementara kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan dasar filosofi teknologi pendidikan dan teori pendidikan teknologis, maka tujuan pendidikan lebih diarahkan pada pencapaian kompetensi. Dalam implementasinnya bahwa untuk mengembangkan pendidikan dengan tantangan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 sangat kompleks boleh dikatakan hampir tidak mungkin untuk merumuskan tujuan - tujuan kurikulum dengan hanya berpegang pada satu filsafat, teori pendidikan atau model kurikulum tertentu secara konsisten dan konsekuen. Oleh karena itu untuk mengakomodir tantangan dan kebutuhan pendidikan yang sangat kompleks sering digunakan model eklektik, dengan mengambil hal - hal yang terbaik dan memungkinkan dari seluruh aliran filsafat yang ada, sehingga dalam menentukan tujuan pendidikan lebih diusahakan secara berimbang. b. Materi Pembelajaran Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: 1) Teori Teori adalah seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan - hubungan antara variabel - PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. 2) Konsep Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan - kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. 3) Generalisasi Generalisasi adalah kesimpulan umum berdasarkan hal - hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian. 4) Prinsip Prinsip yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. 5) Prosedur Prosedur yaitu seri langkah - langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. 6) Fakta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Fakta adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian. 7) Istilah Istilah adalah Kata - kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi. 8) Contoh atau ilustrasi Contoh atau ilustrasi yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat. 9) Definisi Definisi yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal atau kata dalam garis besarnya. 10) Preposisi Preposisi yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema - tema dan topik - topik yang diangkat dari masalah - masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan diambil hal hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi bagian - bagian atau sub - sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif. Dengan melihat pemaparan di atas, tampak bahwa dilihat dari filsafat yang melandasi pengembangam kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan materi pembelajaran. Namun dalam implementasinya sangat sulit untuk menentukan materi pembelajaran yang beranjak hanya dari satu filsafat tertentu, maka dalam prakteknya cenderung digunakan secara eklektik dan fleksibel. Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Dalam praktiknya untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal - hal berikut: 1) Sahih (valid) Sahih artinya materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar - benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Di samping itu, juga materi yang diberikan merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke depan. 2) Tingkat kepentingan Tingkat kepentingan adalah materi yang dipilih benar benar diperlukan peserta didik. Mengapa dan sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari. 3) Kebermaknaan materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis maupun non akademis. Manfaat akademis yaitu memberikan dasar - dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan lebih lanjut. Sedangkan manfaat non akademis dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari. 4) Layak dipelajari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit) maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan materi dan kondisi setempat. 5) Menarik minat Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut, menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka. Terlepas dari filsafat yang mendasari pengembangan materi, Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran, yaitu: 1) Sekuens kronologis Sekuens kronologis yaitu susunan materi pembelajaran yang mengandung urutan waktu. 2) Sekuens kausal Sekuens kausal yaitu susunan materi pembelajaran yang mengandung hubungan sebab - akibat. 3) Sekuens struktural PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 Sekuens struktural yaitu susunan materi pembelajaran yang mengandung struktur materi. 4) Sekuens logis dan psikologis Sekuens logis merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian – bagian yang menuju pada keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian - bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana. Menurut sekuens logis materi pembelajaran disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur, dari masalah bagaimana ke masalah mengapa. 5) Sekuens spiral Susunan materi pembelajaran yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana, kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih kompleks. 6) Sekuens rangkaian ke belakang Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah, meliputi 5 langkah sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 a) Pembatasan masalah. b) Penyusunan hipotesis. c) Pengumpulan data. d) Pengujian hipotesis. e) Interpretasi hasil tes. 7) Dalam mengajarnya Guru memulai dengan langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat interprestasi hasilnya (e). Pada kasempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c) dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d) dan seterusnya. 8) Sekuens berdasarkan hierarki belajar Prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan tujuan yang ingin dicapai, kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula - mula harus dikuasai peserta didik, berturut - berturut sampai dengan perilaku terakhir. c. Strategi pembelajaran Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang melandasi pengembangan kurikulum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran. Hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan dikembangkan. pembelajaran strategi Apabila adalah sebagaimana yang pendukung filsafat pembelajaran yang menjadi penguasaan banyak hendak tujuan dalam informasi dikembangkan klasik yang dalam intelektual, oleh kalangan rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual. Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara - cara yang paling sesuai untuk memperoleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme pembelajaran yang melalui menekankan dinamika pentingnya kelompok. proses Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti: pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya. Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal. Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan - perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri. Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya mengembangkan seorang strategi guru seyogyanya pembelajaran secara dapat variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. d. Organisasi Kurikulum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu: 1) Mata pelajaran terpisah (isolated subject) Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah - pisah, yang diajarkan sendiri - sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing - masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama. 2) Mata pelajaran berkorelasi Korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan - kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok - pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu. 3) Bidang studi (broad field) Bidang studi yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri - ciri yang sama dan di korelasikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut. 4) Program yang berpusat pada anak (child centered) Program yang berpusat pada anak yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan - kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran. 5) Inti Masalah (core program) Inti Masalah yaitu suatu program yang berupa unit unit masalah, dimana masalah - masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan - kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran - mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi. 6) Ecletic Program Ecletic program yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik. Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Kelompok mata pelajaran estetika. 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Kelompok - kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri. e. Evaluasi Kurikulum Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan - tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright bahwa: “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students toward objectives or values of the PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 curriculum”, (“Evaluasi kurikulum dapat didefinisikan sebagai estimasi pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai - nilai kurikulum“). Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibilit) program. Sementara itu, Hilda Taba menjelaskan hal hal yang dievaluasi dalam kurikulum, yaitu meliputi: “objective, it’s scope, the quality of personnel in charger of it, the capacity of students, the relative importance of various subject, the degree to which objectives are implemented, the equipment and materials and so on”, (“obyektif, itu ruang lingkup, kualitas personil yang bertanggung jawab atas hal itu, kapasitas siswa, kepentingan relatif dari berbagai subjek, sejauh mana tujuan dilaksanakan, peralatan dan bahan - bahan dan sebagainya“). Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen - komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 belajar siswa. Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan - persyaratan tertentu. Dengan mengutip pemikiran Doll, dikemukakan syarat - syarat evaluasi kurikulum yaitu “acknowledge presence of value and valuing, orientation to goals, comprehensiveness, continuity, diagnostics worth and validity and integration”, (“mengakui keberadaan nilai dan nilai, orientasi pada tujuan, kelengkapan, kontinuitas, diagnostik nilai dan validitas dan integrasi“). Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi - dimensi yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi diemensi kuantitaif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes diagnostik dan lain - lain. Sedangkan, instrumen untuk mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, catatan anekdot dan sebagainya Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil - hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil - hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru - guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat - alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997). Selanjutnya, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum, yaitu: 1) Pendekatan penelitian (analisis komparatif). 2) Pendekatan obyektif. 3) Pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evalusi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan keputusan mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Model ini PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 kembangkan oleh Stufflebeam (1972) menggolongkan program pendidikan atas empat dimensi, yaitu; Context, Input, Process dan Product. Menurut model ini keempat dimensi program tersebut perlu dievaluasi sebelum, selama dan sesudah program pendidikan dikembangkan. Penjelasan singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai berikut: 1) Context Context yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis - jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya. 2) Input Input meliputi bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan sebagainya. 3) Process PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 Pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, pengelolaan program, dan lain - lain. 4) Product Product merupakan keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup jangka pendek dan jangka lebih panjang. B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing - masing Nomor 22 Tahun 2006 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat: kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Berikut pendapat beberapa ahli mengenai definisi dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP): a. Menurut Muhammad Joko Susilo (2006: 11) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah. KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten yang cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar - dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar, mengembangkan integritas sosial serta membudayakan karakter PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip - prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar UNESCO. b. Kemudian Menurut Hamid Darmadi (2010: 233) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. c. Menurut Muhaimin, Sutiah Dan Sugeng Listyo Prabowo (2008:32) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing - masing satuan pendidikan atau sekolah. d. Menurut Masnur Muslich, (2010: 10) Masnur muslich mengatakan bahwa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 disusun dan dilaksanakan oleh masing - masing satuan pendidikan. Berdasarkan pengertian KTSP di atas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing - masing satuan pendidikan atau sekolah sebagai posisi yang paling dekat dengan pembelajaran sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing - masing sehingga akan terwujud sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. Seperti harapan sebelumnya, KTSP dinilai sebagai kurikulum yang menyempurnakan kurikulum yang lahir sebelumnya. Dua hal yang menjadi fokus dalam KTSP sebagai hasil perenungan para pakar pendidikan yang tergabung dalam BSNP serta masukan dari masyarakat. Kedua hal tersebut adalah: pengurangan beban belajar kurang lebih 10%, penyederhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum. Penyempurnaan tersebut mencakup sinkronisasi kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar dan jumlah mata pelajaran, serta validasi empirik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Acuan Operasional KTSP Acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya mencakup 12 poin, yakni peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 perkembangan dan kemampuan peserta didik; keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; agama; dinamika perkembangan global; persatuan nasional dan nilai - nilai kebangsaan; kondisi sosial budaya masyarakat setempat; kesetaraan jender; dan karakteristik satuan pendidikan. a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. b. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkatan perkembangannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan daerah. Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. e. Tuntutan dunia kerja. Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 g. Agama. Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah. h. Dinamika perkembangan global. Melalui KTSP diharapkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. i. Persatuan nasional dan nilai - nilai kebangsaan. Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum memperhatikan harus karakteristik dikembangkan sosial budaya dengan masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya lokal. k. Kesetaraan Jender. Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 l. Karakteristik satuan pendidikan. Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. 3. Hakikat KTSP Hakikat Kurikulum Satuan Pendidikan dibagi atas beberapa bagian, yaitu: a. Konsep Dasar KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut: 1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, dengan kewenangan otonomi yang luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 rangka mengefektifkan proses belajar - mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya siswa, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP dalam pengembangannya dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan - ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah. b. Tujuan 1) Tujuan umum Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan pendidikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan yang terkait. 2) Tujuan Khusus a) Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Sebagai kurikulum operasional, KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara penuh, sebab tanggung jawab pengembangan kurikulum tidak lagi berada di pemerintah, akan tetapi disekolah, sedangkan sekolah akan berkembang manakala adanya keterlibatan masyarakat. c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Melalui KTSP diharapkan setiap sekolah atau satuan pendidikan akan berlomba dalam menyusun program kurikulum sekaligus berlomba dalam mengimplementasikannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh Karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagai berikut: 1) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di sekolah untuk memajukan lembaganya. 2) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didiknya. 3) Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. 4) Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efesien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat sekitar. 5) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing - masing kepada pemerintah, orang tua peserta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin unutk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP. 6) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah - sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya - upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. 7) Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP. 4. Pengembangan KTSP Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Standar Isi (SI). b. Merumuskan visi dan misi, serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. c. Berdasarkan SKL, visi dan misi serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan diatas selanjutnya dikembangkan. d. bidang studi - bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 e. Mengembangkan dan mengidentifikasikan tenaga - tenaga kependidikan (guru dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, dengan yang berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang ditetapkan BSNP. f. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar, sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dilandasi undang undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut: a. Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, mengemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas Standar Isi (SI), proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Dalam undang - undang Sisdiknas juga dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan dan Kejuruan, dan Muatan Lokal. b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mengemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI). SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedang SI adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang mengatur standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan permendiknas no. 22 dan 23 mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar Isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan. 5. Prinsip Pengembangan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip - prinsip sebagai berikut (Permendiknas, No.22 Tahun 2006): a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Serta Kebutuhan Peserta Didik Dan Lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembalikan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam Dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. c. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Kurikulum dikembangkangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 d. Relevan Dengan Kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritis pribadi, kecerdasan spritual, keterampilan berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik dan keterampilan vokasional. e. Menyeluruh Dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara kesinambungan antar semua jenjang pendidikan. f. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur - unsur pendidikan formal, informal dan non formal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 g. Seimbang Antara Kepentingan Global, Nasional Dan Lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Karakteristik KTSP Peserta didik berasal dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, sehingga salah satu perhatian sekolah harus ditujukan pada asas pemerataan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah. Di sinilah pentingnya KTSP sebagai kurikulum yang dapat membantu sekolah mewujudkan beberapa tuntutan di atas karena KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan Sekolah dan satuan pendidikan diberi otonomi yang luas untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 setempat. Sekolah juga memiliki kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan. b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua Yang Tinggi Orang tua dan peserta didik tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi juga merumuskan serta mengembangkan program - program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui komite sekolah dan dewan pendidikan . c. Kepemimpinan Yang Demokratis dan Profesional Guru - guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional dalam bidangnya masing - masing. Dalam pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan proses “bottom up” secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 d. Tim - Kerja yang Kompak dan Transparan Keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergetic effect) dari kolaborasi tim yang kompak dan transparan. 7. Komponen Kurikulum KTSP a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan. b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Kelompok mata pelajaran estetika. 5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. c. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 karakteristik masyarakat, sekolah, dengan kebutuhan peserta didik dan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. a. Mata Pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing - masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. b. Muatan Lokal Materi pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Muatan lokal merupakan suatu mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal untuk setiap semester. c. Kegiatan Pengembangan Diri Bentuk dari pengembangan diri ini ialah kegiatan ekstrakurikuler. Khusus untuk SMK, pengembangan diri lebih diutamakan ke arah pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Untuk penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. d. Pengaturan Beban Belajar Mengenai ketentuan beban belajar yang dianjurkan dalam jenjang pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, dan SMA/MA/SMALB/SMK/MK. Selain beban belajar, juga terdapat pedoman terhadap jam pembelajaran setiap mata pelajaran, alokasi waktu untuk penugasan, alokasi waktu untuk praktik, alokasi waktu untuk tatap muka. e. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 - PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing - masing indikator 75%. Setiap satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata - rata kompetensi, serta kemampuan dalam penyelenggaraan peserta didik, sumber kompleksitas daya pendukung pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan rambu- rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait. f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing - masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran. 2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3) lulus ujian sekolah atau madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) lulus Ujian Nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah atau madrasah diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP. g. Penjurusan Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA atau MA. Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait. Penjurusan pada SMK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. h. Pendidikan Kecakapan Hidup 1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/ MA/SMALB,SMK/MAK dapat juga memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. 2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan berupa paket atau modul yang direncanakan secara khusus. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan dari satuan pendidikan formal lain dan nonformal. i. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global 1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain - lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. 2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. 3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. 4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain atau satuan pendidikan nonformal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 C. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Rumusannya berdasarkan sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat. 2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor - faktor sebagai berikut: a. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak - anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa pencapaian anak - anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. c. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan - pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. 2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru - peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru - peserta didik - masyarakat - lingkungan alam, sumber atau media lainnya). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet). 4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif - mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains). 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim). 6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. 7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. 8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines). 9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. 2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader). 3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. e. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. 3. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). 4. Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 5. Kerangka Dasar Kurikulum a. Landasan Filosofis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: 1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. b. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard - based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency - based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas - luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 1) Pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat. 2) Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. 6. Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: a. Undang - undang dasar negara republik indonesia tahun 1945. b. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. c. Undang-undang Nomor 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. d. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 7. Struktur Kurikulum 2013 Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten atau mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten atau mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 a. Mata pelajaran wajib, diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka. Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap peserta didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata pelajaran pilihan bersifat akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran pilihan bersifat akademik dan vokasi. a. Struktur Kurikulum SMA atau MA Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas: 1) Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. 2) Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. 3) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil oleh peserta didik di luar Kelompok Mata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik yang memilih Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Sosial atau Kelompok Peminatan Matematika dan Sains. 4) Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi. 5) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu. b. Kelompok Mata Pelajaran Wajib Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional. Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA atau MA adalah sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 Tabel 1. Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA atau MA Mata Pelajaran Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Sejarah Indonesia 6 Bahasa Inggris Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) 9 Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal) Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU X XI XII 3 2 3 2 3 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 24 24 24 18 18 20 42 44 44 Keterangan: Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 c. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi.dan untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu. Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA atau MA adalah sebagai berikut: Tabel 2. Struktur Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMA atau MA MATA PELAJARAN Kelompok A dan B (Wajib) C. Kelompok Peminatan Peminatan Matematika dan Sains I 1 Matematika 2 Biologi 3 Fisika 4 Kimia Peminatan Sosial II 1 Geografi 2 Sejarah 3 Sosiologi & Antropologi 4 Ekonomi Peminatan Bahasa III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 4 Antropologi X 24 Kelas XI 24 XII 24 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 6 4 4 66 76 76 42 44 44 d. Beban Belajar Dalam struktur kurikulum SMA atau MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4 - 6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah 45 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. e. Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas atau jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Uraian tentang kompetensi inti untuk jenjang sekolah menengah atas atau madrasah aliyah dapat dilihat pada Tabel berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 Tabel 3. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah Kompetensi inti kelas X Kompetensi inti kelas XI Kompetesi inti kelas XII Menghayati dan Menghayati dan Menghayati dan mengamalkan mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran agama yang agama yang ajaran agama yang dianutnya dianutnya dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, Memahami, Memahami, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 BAB III PEMBAHASAN A. Sistem Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam membahas sistem penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan tentu saja kita juga akan membahas beberapa komponen yang terlibat dalam sistem penilaian antara lain sebagai berikut: 1. Penilaian Dalam KTSP Penilaian merupakan penafsiran hasil pengukuran dan penentuan hasil belajar. Aspek yang diukur dalam penilaian berbasis KTSP mencakup penilaian proses dan hasil belajar yang meliputi: a. Aspek kognitif (6 tingkat kognitif berfikir yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi). b. Aspek psikomotorik (kompetensi melakukan ketrampilan atau praktik). c. Aspek afektif (menurut Depdiknas, 2007, kompetensi yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku, minat, emosi dan motivasi, kerjasama, koordinasi dari setiap peserta didik). Penilaian dalam KTSP menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas (PBK) (Muslich, 2007). PBK merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur dari siswa tersebut (Puskur dalam Muslich, 2007). Dalam praktiknya, PBK ini harus memperhatikan 3 (tiga) ranah (domain), yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap (afektif), dan ranah keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini dinilai secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran atau materi pembelajaran yang akan diterima siswa. Menurut Ainin (2005), dalam penilaian pada ranah afektif ini unsur - unsur yang dinilai adalah minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran akuntansi, bagaimana keaktifan siswa di kelas, bagaimana ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan tugas, bagaimana kehadiran siswa di kelas, bagaimana semangat belajar siswa, dan lain - lain. Sedangkan alat evaluasi yang digunakan bervariasi, diantaranya portofolio, lembar observasi, tes performansi, jurnal, dan tes. Pendekatan pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan pendidikan menggunakan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Aplikasi ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran. Pengaplikasian ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran adalah sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi adalah Peserta didik : 1) Menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan. 2) Mengumpulkan dan mengolah data Guru : 1) Menggunakan berbagai pendekatan dan media. 2) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar. 3) Melibatkan peserta didik secara aktif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 b. Elaborasi Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar. Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi adalah Peserta didik : 1) Melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok. 2) Menanggapi laporan atau pendapat teman. 3) Mengajukan argumentasi dengan santun Guru : 1) Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah 2) Bertindak tanpa rasa takut 3) Memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari - hari. Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi Peserta didik : 1) Melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya. Guru : 1) Memberi umpan balik positif kepada peserta didik. 2) Memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 3) Berperan sebagai nara sumber dan fasilitator 4) Memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil ekplorasi. 5) Memberi motivasi kepada peserta didik 2. Hakikat Dan Prinsip Penilaian KTSP Dalam sistem penilaian tentu kita harus memerhatikan hakikat dan prinsip – prinsip yang berlaku dalam melakukan suatu penilaian, agar pendidik selaku pengelola kegiatan pembelajaran dapat memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didiknya dengan optimal. Dan berikut ini penjelasan mengenai hakikat dan prinsip penilaian tersebut: a. Hakikat Penilaian Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 tersebut, maka dia harus mengikuti program remedial atau perbaikan sehingga dapat mencapai kompetensi minimal yang sudah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan ini harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi - tingginya sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian ini dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan kedepannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 Ada 4 (empat) istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (melainkan berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat keputusan untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. b. Prinsip Penilaian Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: 1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi. 2) penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 3) penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. 4) hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. 5) penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip - prinsip berikut ini: 1) Sahih (valid), yakni penilaian berdasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan peserta didik yang diukur. 2) Objektif, yakni penilaian kepada peserta didik didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas dari penilai. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender. 4) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah - langkah yang baku. 8) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9) Akuntabel, yakni diharapkan penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 10) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 3. Teknik dan Instrumen Penilaian Dalam menjalankan sistem penilaian tentu kita harus memahami teknik penilaian yang akan digunakan. Dan setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Untuk memudahkan penilai atau guru dalam melakukan penilaian. Dan berikut ini merupakan penjelasan mengenai teknik dan instrumen penilaian antar lain: a. Teknik Penilaian Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Berikut ini penjelasan lengkapnya: 1) Tes Tes yaitu pemberian sejumlah pertanyaan kepada peserta didik yang jawabannya dapat benar atau salah. Bentuk tes itu antara lain: a) Tes tertulis Tes tertulis yaitu tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar - salah, dan menjodohkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 b) Tes isian Tes isian adalah tes yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat atau uraian. c) Tes lisan Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan kepada peserta didik. d) Tes praktik (kinerja) Tes praktikan adalah tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan atau mendemonstrasikan atau menampilkan keterampilan yang dimilikinya. Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai macam ulangan, ulangan itu adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan tersebut meliputi: a) Ulangan harian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 Ulangan harian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. b) Ulangan tengah semester Ulangan tengah semester yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. c) Ulangan akhir semester Ulangan akhir semester yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. d) Ulangan kenaikan kelas Ulangan kenaikan kelas yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir semester genap PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian itu sendiri terdiri atas: a) Ujian nasional Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. b) Ujian sekolah Ujian sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 2) Observasi Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3) Penugasan Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, atau produk. 4) Portofolio Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya - karya atau tugas - tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan karya - karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit. 5) Projek Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil. 6) Produk (hasil karya) Produk adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan atau proses pembuatan, dan hasil. 7) Inventori Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis. 8) Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif. 9) Penilaian Diri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122 Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. 10) Penilaian Antar teman Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar seorang peserta didik. Karena pembelajaran pada KTSP meliputi kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, maka penilaianpun harus dilaksanakan seperti itu. Tabel berikut ini menyajikan pembelajaran contoh melalui penilaian kegiatan yang dilakukan tatap muka, dalam penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123 Tabel 4. Penilaian untuk Kegiatan Tatap Muka dan Penugasan Mata pelajaran Kompetensi dasar Penilaian untuk kegiatan pembelajaran Tatap muka Akuntansi Mencatat transaksi/ dokumen ke dalam jurnal khusus. Ulangan mengenai jurnal khusus Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Ulangan mengenai Pengukuran Tugas terstruktur Praktik mengerjakan tugas dari guru dalam kelompok b. A s Fisika p e k Praktik mengukur di laboraborium Kegiatan mandiri mengerjaka n soal – soal transaksi yang berkaitan dengan jurnal khusus. Tugas mendata alat ukur yang sering digunakan sehari – hari Yang Dinilai Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintes is, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124 atas pertanyaan dengan kata - katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan suatu hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori - teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan. Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif (adaptive movement) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi berkesinambungan (nondiscursive communication) (Harrow, 1972). Gerak adaptif terdiri atas keterampilan adaptif sederhana (simple adaptive skill), keterampilan adaptif gabungan (compound adaptive skill), dan keterampilan adaptif komplek (complex adaptive berkesinambungan skill). mencakup Keterampilan gerak ekspresif komunikasi (expressive movement) dan gerak interpretatif (interpretative movement). Keterampilan adaptif sederhana dapat dilatihkan dalam berbagai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125 mata pelajaran, seperti bentuk keterampilan menggunakan peralatan laboratorium IPA. Keterampilan adaptif gabungan, keterampilan adaptif komplek, dan keterampilan komunikasi berkesinambungan baik gerak ekspresif maupun gerak interpretatif dapat dilatihkan dalam mata pelajaran seni budaya dan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan nilai - nilai. Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket, inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan. Sistematik berarti pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan berkelanjutan memiliki arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu. Tabel berikut menyajikan berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran (sesuai PP no. 19 tahun 2005 pasal 64). Tabel 5. Aspek yang Dinilai dalam Berbagai Mata Pelajaran No 1 Kelompok mata Mata pelajaran Aspek yang dinilai pelajaran Agama dan akhlak Pendidikan agama Kognitif mulia (pengetahuan) dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126 2 3 4 5 afektif (sikap) Kewarganegaraan Pendidikan Kognitif dan kepribadian kewarganegaraan (pengetahuan) dan afektif (sikap) Ilmu pengetahuan Matematika Kognitif dan teknologi (pengetahuan) dan afektif (sikap) Fisika , biologi, Kognitif kimia (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (praktik) Ekonomi, sejarah, Kognitif geografi, (pengetahuan) dan sosiologi, afektif (sikap) antropologi Bhs indonesia, Kognitif bhs inggris, bhs (pengetahuan), afektif asing lain (sikap) dan psikomotor (praktik) Teknologi Kognitif informasi dan (pengetahuan), afektif komunikasi (sikap) dan psikomotor (praktik) Estetika Seni budaya afektif (sikap) dan psikomotor (praktik) Jasmani, olahraga, Pendidikan Kognitif dan kesehatan jasmani, olahraga, (pengetahuan), afektif dan kesehatan (sikap) dan psikomotor (praktik) c. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Dalam KTSP terdapat 5 penilaian kelompok mata pelajaran yaitu: 1) Penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127 Kompetensi yang dikembangkan dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek afektif (perilaku). Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan melalui: a) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afektif dan kepribadian peserta didik. b) Ujian, ulangan, dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata pelajaran lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang menyangkut pengamalan agama peserta didik seperti kedisiplinan, kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, kejujuran, dan pelaksanaan ibadah. Tabel berikut menampilkan dimensi dan indikator penilaian akhlak mulia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 Tabel 6. Dimensi dan Indikator Sebagai Rambu - rambu Penilaian Akhlak Mulia No 1 2 3 4 5 6 7 Dimensi Disiplin Indikator Datang dan pulang tepat waktu mengikuti kegiatan dengan tertib Bersih Membuang sampah pada tempatnya Mencuci tangan sebelum makan Membersihkan tempat kegiatan Merawat kebersihan diri Tanggung jawab Menyelesaikan tugas pada waktunya Berani menanggung resiko Sopan santun Berbicara dengan sopan Bersikap hormat pada orang lain Berpakaian sopan Berposisi duduk yang sopan Hubungan sosial Menjalin hubungan baik dengan guru Menjalin hubungan baik dengan sesama teman Menolong teman Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif Jujur Menyampaikan pesan apa adanya Mengatakan apa adanya Tidak berlaku curang Pelaksanaan Melaksanakan sembahyang ibadah Menunaikan ibadah puasa Berdoa Keterangan dari tabel: Rambu - rambu tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi guru mata pelajaran agama dan guru mata pelajaran lain. Bagi guru mata pelajaran lain PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 hasil pertimbangan diberikan kepada guru agama terutama mengenai perilaku yang benar - benar menyimpang yang dilakukan berulang - ulang oleh peserta didik. Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada akhir satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan pada hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik. 2) Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian meliputi: a) Pemahaman akan hak dan kewajiban diri peserta didik sebagai warga negara yang baik, hasil dari aspek kognitif yaitu sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. b) Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana disebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. c) Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku dari peserta didik sebagai penerjemahan dimilikinya ciri - ciri kepribadian warga negara Indonesia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130 Seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui: a) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap dari peserta didik untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik. b) Ujian, ulangan, dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Contoh pengamatan aspek kepribadian dan indikator perilaku dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7. Penilaian Terhadap Aspek Kepribadian Peserta Didik Aspek kepribadian Bertanggung jawab Percaya diri Saling menghargai Indikator prilaku a. Tidak menghindari kewajiban b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan c. Mentaati tata tertib sekolah d. Memelihara fasilitas sekolah a. Tidak mudah menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan a. Menerima pendapat yang berbeda b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131 Bersikap santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu Kompetitif 3) Penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui ulangan, penugasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang diujikan. Penilaian hasil belajar mata pelajaran pada kelompok iptek juga dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah atau madrasah dan oleh pemerintah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132 melalui ujian nasional. Penilaian kelompok mata pelajaran iptek untuk SMA dilaksanakan melalui muatan atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS (ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta muatan lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok mata pelajaran iptek disesuaikan dengan karakteristik tiap - tiap rumpun mata pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik penilaian tiap tiap rumpun mata pelajaran yang dimaksudkan, yaitu: a) Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi bahasa yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara baik dan benar sehingga mengarahkan kepada penilaian kemampuan berbahasa berbasis kinerja. Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang mengutamakan adanya tugas - tugas interaktif dalam 4 (empat) aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu, penilaian kemampuan berbahasa bersifat autentik dan pragmatik. Selain itu, komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari satu keterampilan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133 berbahasa sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara keterampilan berbahasa tersebut. b) Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika, bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya. Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau tugas yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas demikian akan senantiasa mendorong berusaha peserta meningkatkan didik untuk kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan akan tingkat pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi. c) Penilaian IPA dan IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134 dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. d) Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta didik menyelesaikan tugas atau produk yang dihasilkan. Tes praktik, dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes atau uji petik atau contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan kejuruan, tugas tugas laboratorium atau bengkel harus dirancang untuk mensimulasikan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil penugasan dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135 peserta didik. Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta didik. 4) Penilaian kelompok mata pelajaran estetika Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. Kelompok mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang menjadikannya unik di antara mata pelajaran lain. Keunikan pembelajaran kelompok mata pelajaran estetika terletak pada kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yakni apresiasi (appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di dalamnya yang bersifat rekreatif (performance). Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati nilai keindahan. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap dari peserta didik untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan, pendidik mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136 mengembangkan sistem penilaian hasil belajar dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran estetika. Penilaian hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis penilaian berbasis pengamatan atau observasi yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati secara terfokus: a) perilaku peserta didik dalam hal apresiasi, performance atau rekreasi, dan kreasi sebagai cerminan dari kompetensi dalam mata pelajaran Seni Budaya. b) perilaku peserta didik dalam hal mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sebagai cerminan dari kompetensi aspek sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penilaian untuk kelompok mata pelajaran estetika perlu pula menyesuaikan dengan sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan pendidikan SMA atau MA, pembelajaran dan penilaian mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika lebih ditekankan pada upaya pengembangan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia yang utuh. 5) Penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137 Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan kebugaran jasmani, untuk mengembangkan keterampilan gerak, aspek keterampilan berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui: a) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap dari peserta didik untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik. b) Ulangan, atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan keterampilan motorik peserta didik. Untuk keperluan tersebut, teknik penilaian dapat berbentuk tes perbuatan atau unjuk kerja, dan pengamatan terhadap perilaku, penugasan, dan tes pengetahuan. Tes kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138 untuk mengukur kemampuan psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor tersebut secara umum mencakup kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang merupakan unsur - unsur dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak bola, keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan sebagainya. Kemampuan psikomotor peserta didik ini harus diukur setiap menyelesaikan satu kompetensi tertentu. Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari - hari tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), tes aerobik, dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan sekali, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya. Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat. Pengukuran kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kelincahan yang sesuai dengan tingkat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139 usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani atau cabang olahraga. Kelincahan peserta didik diukur setelah peserta didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu. Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengelola unsur - unsur yang terlibat dalam proses terjadinya gerakan, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pengukuran koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tes koordinasi yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata - tangan, tes koordinasi matakaki, tes koordinasi mata tangan dan kaki, tes menggiring (drible) bola dalam sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket, dan sebagainya. Kemampuan koordinasi peserta didik diukur setelah peserta didik menyelesaikan satu kompetensi tertentu. Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian tentang: a) kebersihan pribadi dan lingkungan. b) Pendidikan keselamatan. c) penyakit menular. d) kesehatan reproduksi dan pelecehan seksual. e) pengetahuan gizi dan makanan. f) penyalah gunaan obat dan psikotropika. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 g) rokok dan minuman keras. h) kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas jasmani. Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya memenangkan pertandingan, perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani dan olahraga. Upaya dalam memenangkan sebuah permainan atau pertandingan tidak mengandung unsur kecurangan atau tidak sportif. Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan bertanggung jawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap akhlak peserta didik akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan agama menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan hasil belajar (rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata menentukan pelajaran nilai pendidikan kepribadian kewarganegaraan peserta didik untuk dilaporkan pada aporan hasil belajar (rapor). Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan akhlak yang baik seperti kedisiplinan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal - hal yang dinilai antara lain mencakup aspek: a) Kedisiplinan, yaitu kepatuhan peserta didik kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu. b) Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan tidak berlaku curang. c) Tanggung jawab, yaitu kesadaran dari peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas - tugas selama kegiatan berlangsung. d) Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk yang sopan. e) Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142 menolong teman, dan mau bekerja sama dalam kegiatan yang positif. Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikian jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan kerjasama. Indikator masing - masing aspek kepribadian antara lain sebagai berikut: a) Percaya diri, diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur, mengritisi tentang sesuatu hal. b) Harga diri, diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri. c) Motivasi diri, diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal, berprestasi, dan meraih cita - cita. d) Saling menghargai, diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang berbeda, memaklumi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143 kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain. e) Kompetisi, diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang lain berlandaskan kejujuran (fair play). d. Instrumen Penilaian Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel berikut menyajikan klasifikasi penilaian dan bentuk instrumen. Tabel 8. Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen Teknik penilaian Tes tertulis a. Penugasan individual atau kelompok Penilaian portofolio Jurnal Penilaian diri b. a. a. b. c. a. b. a. a. a. Penilaian antar teman a. Tes lisan Tes praktik Bentuk instrumen penilaian Tes pilihan: pilihan ganda, benar – salah , menjodohkan dan lain – lain Tes isian: isian singkat dan uraian Daftar pertanyaan Tes indentifikasi Tes simulasi Tes uji petik kinerja Pekerjaan rumah Projek Lembar penilaian portofolio Buku catatan jurnal Kuesioner atau lembar penilaian diri Lembar penilaian antar teman PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144 Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal soal, instrumen observasi berupa lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar tugas projek atau produk, instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat berupa skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik, instrumen penilaian diri dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian antar teman berupa lembar penilaian antar teman. Setiap instrumen harus dilengkapi dengan pedoman penskoran. Berikut ini ada beberapa contoh - contoh instrumen penilaian, antara lain: 1) Contoh instrumen observasi (lembar pengamatan). Tabel 9. Contoh Instrumen Observasi (Lembar Pengamatan) Lari 100 meter Nomor butir 01 02 03 04 05 Aspek keterampilan skor 1 2 3 4 5 Starting position Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki lainnya Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat mengarah ke samping luar. Waktu jongkok posisi punggung segaris dengan Kepala Pandangan kira - kira 1 meter di depan garis start Waktu aba - aba siap, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145 posisi tungkai depan ± 90° dan tungkai belakang 100° - 120° Keterangan: Skor 5 (sangat tepat), 4 (tepat), 3 (agak tepat), 2 (tidak tepat) dan skor 1 (sangat tidak tepat). Pengolahan: Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut. N = (Skor pencapaian : Skor maksimal) x 100. 2) Contoh instrumen penilaian tugas a) Projek Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Kemampuan pengelolaan Kemampuan pengelolaan adalah kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, (2) Relevansi Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif peserta didik, (3) Keaslian Keaslian yaitu projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait. Contoh soal tugas projek biologi mengenai isu salingtemas (sain, lingkungan, teknologi, masyarakat) di sekitar tempat tinggal peserta didik. Berikut contoh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146 soalnya yaitu carilah isu salingtemas (sain, lingkungan, teknologi, masyarakat) yang berkembang di sekitar tempat tinggalmu, rencanakan penelitian, lakukan penelitian, dan buatlah laporan hasil penelitian. Dalam membuat laporan perhatikan: kebenaran informasi atau data, kelengkapan data, sistematika laporan, dan penggunaan bahasa! Catatan : Isu berhubungan dengan pro - kontra. Tabel 10. Pedoman Pensekoran untuk Instrumen Penilaian Tugas Projek No 1 2 3 Aspek yang dinilai Persiapan a. Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1). Pelaksanaan a. Pengumpulan informasi (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1). b. Keakuratan data/informasi (akurat = 3, kurang = 2, tidak akurat = 1). c. Kelengkapan data (lengkap = 3, kurang = 2, tidak lengkap = 1). d. Analisis data (baik = 3, cukup = 2, kurang = 1). e. Kesimpulan (tepat = 2, kurang tepat = 1) Pelaporan hasil a. Sistematika laporan (baik = 2, tidak baik = 1). b. Penggunaan bahasa (komunikatif = 2, kurang komunikatif = 1). c. Penulisan/ejaan (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat atau banyak kesalahan =1). d. Tampilan (menarik = 2, kurang menarik = 1) Skor maksimal Skor 3 1-3 14 1-3 1-3 1-3 1-3 1-2 9 1-2 1-2 1-3 1-2 26 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147 b) Produk Penilaian produk terdiri atas 3 (tiga) tahap yaitu: (1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. (2) Tahap pelaksanaan (pembuatan produk), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik pembuatan. (3) Tahap penilaian hasil karya (appraisal), dilakukan terhadap karya (produk) yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Skor untuk setiap tahap dapat diberi bobot, misalnya untuk persiapan 20%, pelaksanaan 40%, dan hasil 40%. Contoh soal produk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan: membuat poster ”anti narkoba” . Tabel 11. Pedoman Pensekoran untuk Instrumen Penilaian Tugas Produk. No 1 2 Aspek yang dinilai Tahap persiapan Skor 7 1-2 a. Memilih jenis bahan (tepat = 2, 1 - 3 tidak tepat = 1). 1-2 b. Kualitas bahan (baik = 3, cukup = 2, kurang = 1). c. Kelengkapan alat (lengkap = 2, tidak lengkap = 1). Tahap pelaksanaan a. Menentukan penulisan kalimat yang menarik (menarik = 3, cukup = 2, kurang = 1). b. Keterampilan menggunakan 8 Bobot 20% 40% 1-3 1-3 1-2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148 3 alat/bahan (terampil = 3, cukup = 2, kurang = 1). c. Memperhatikan keselamatan kerja (ya = 2, tidak = 1) Tahap hasil 8 a. Selesai tepat waktu ( tepat = 2, 1 - 2 tidak tepat = 1) 1-3 b. Kesesuaian dengan tugas (sesuai = 1 – 3 3, kurang = 2, tidak = 1) c. Kerapian (rapi = 3, kurang = 2, tidak = 1) 40% 3) Contoh instrumen inventori menggunakan skala beda (berdiferensi) Semantik Petunjuk Berilah tanda V pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran ekonomi. Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e, f, dan g cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan. Tabel 12. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Beda (Berdiferensi) Semantik Kiri Membosankan Bermanfaat Menyenangkan Menantang Tidak memberatkan Membuangbuang waktu A B C D E F G Kanan Menarik Tidak bermanfaat Merepotkan Tidak menantang Memberatkan Menguntungkan 4) Contoh instrumen inventori menggunakan skala Likert, misalnya untuk kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran Sejarah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149 Petunjuk: Bacalah baik - baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu! SS = sangat setuju, TS = tidak setuju, S = setuju, STS = sangat tidak setuju. Tabel 13. Contoh Instrumen Inventori Menggunakan Skala Likert. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pernyataan Saya senang melakukan penelitian sejarah Pelajaran sejarah membosankan Saya senang mengikuti acara televisi yang berhubungan dengan sejarah Saya tidak menyukai karir di bidang kepurbakalaan Saya suka berkunjung ke museum untuk menambah pengetahuan di bidang sejarah Saya senang jika ada kesempatan untuk bekerja di bidang yang ada hubungannya dengan sejarah Saya benci jika ada tugas untuk membuat ringkasan dari artikel yang berkaitan dengan sejarah dari koran Saya suka membaca rubrik tentang sejarah Dsb SS S TS STS Catatan: Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6, 8) dan ada yang bersifat negatif (No 2, 4, 7). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu 4 = STS, 3 = TS, 2 = S, dan 1 = SS. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150 5) Contoh instrumen penilaian diri (kuesioner), misalnya untuk kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran biologi. Petunjuk: a) Isilah semua pernyataan dengan jujur. b) Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan kenyataan. TP = Tidak pernah melakukan, SR = sering melakukan, JR = Jarang melakukan, SL = selalu melakukan, KD = Kadang - kadang melakukan. Tabel 14. Instrumen Penilaian Diri yang berhubungan dengan kegiatan Mata Pelajaran Biologi No. Pernyataan TP JR KD SR SL 1 Saya menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan biologi kepada teman-teman 2 Saya bertanya kepada guru hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran biologi 3 Saya menyempatkan diri membaca artikel yang berkaitan dengan biologi di majalah atau koran 4 Saya mendengarkan informasi yang berhubungan dengan biologi dari radio 5 Saya menonton tayangan di televisi yang berkaitan dengan biologi, misalnya fauna dan flora 6 Saya hadir setiap ada jam pelajaran biologi di Sekolah 7 Saya membuat catatan yang rapi untuk mata pelajaran biologi 8 Saya menyerahkan tugas biologi tepat waktu 9 Saya menerapkan pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari – hari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151 10 Dst Pengolahan Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 – 5. Skor 1 untuk TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, dan 5 = SL. Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 – 45. Kualifikasi Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaran biologi dikelompokkan sebagai berikut: Amat Baik : Skor 37 – 45, Baik : Skor 28 – 36, Cukup : Skor 19 – 27, Kurang : Skor < 19. 6) Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antar teman untuk kegiatan diskusi kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Petunjuk: a) Pada waktu melakukan diskusi kelompok, amatilah perilaku temanmu dengan cemat! b) Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu! c) Serahkan hasil pengamatan kepada bapak atau ibu guru! Daftar periksa pengamatan sikap dalam diskusi kelompok Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Nama siswa yang diamati : …….....… No . 1 2 3 4 5 6 7 Perilaku atau sikap kelas...... Muncul atau dilakukan untuk Ya Tidak Memberi kesempatan teman menyampaikan pendapat Memotong pembicaraan teman lain Menyampaikan pendapat dengan jelas Mau menerima pendapat teman Mau menerima kritik dari teman Memaksa teman untuk menerima pendapatnya Menyanggah pendapat teman dengan sopan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152 8 9 10 Mau mengakui kalau pendapatnya salah Menerima kesepakatan hasil diskusi Dst Nama pengamat ........................ Setiap instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai. Persyaratan konstruksi merepresentasikan persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Persyaratan bahasa berhubungan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Instrumen penilaian dilengkapi dengan pedoman penskoran. 4. Prosedur Penilaian PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153 Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk: 1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik. 2) Bahan penyusunan laporan hasil belajar. 3) Memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun non tes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat: 1) Mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik. 2) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3) Mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan. 4) Memperbaiki strategi pembelajaran. 5) Meningkatkan akuntabilitas sekolah. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. b. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi: 1) Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. 2) Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif dan psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. c. Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155 Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang digunakan dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil, dan akuntabel. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: 1) Pemetaan mutu satuan pendidikan. 2) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. 3) Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. 4) Pembinaan pendidikan dan dalam pemberian upaya bantuan untuk kepada satuan meningkatkan mutu pendidikan. Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156 kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, lulus ujian sekolah/madrasah dan lulus ujian nasional. 5. Mekanisme Penilaian Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut ini: Perencanaan Penilaian Pelaksanaan Penilaian Analisis Hasil Penilaian Pelaporan Hsail Penilaian Tindak lanjut Hasil Penilaian a. Perencanaan Penilaian Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi - kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian. 1) Perencanaan penilaian oleh pendidik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157 Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut: (a) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan: (1) Pengembangan indikator pencapaian KD. (2) Penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai. (3) Pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD. (4) Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing - masing mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata - rata peserta didik), karakteristik setiap indikator (kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana). (b) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158 (c) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi kisi, instrumen penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran. 2) Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: (a) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan: (1) Pendataan KKM setiap mata pelajaran. (2) Penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester). (3) Penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. (4) Penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159 (5) Koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. (b) Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi: (1) Pengembangan kisi - kisi penulisan soal (yang di dalamnya terdapat indikator soal). (2) Penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal. (3) Penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya. (4) Perakitan butir - butir soal menjadi perangkat tes 3) Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut: (a) Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN. (b) Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL. (c) Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160 (d) Menentukan kriteria kelulusan UN. b. Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. 1) Pelaksanaan penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi: (a) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan. (b) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada masing - masing peserta didik disertai komentar yang mendidik misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengetahui kemajuan hasil belajarnya, mengetahui kompetensi yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161 belum dan yang sudah dicapainya, memotivasi diri untuk belajar lebih baik dan memperbaiki strategi belajarnya. 2) Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut: (a) Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. (b) Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan. (c) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional, serta aspek kognitif dan psikomotor untuk mata pelajaran dalam kelompok agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur Operasi Standar Ujian Sekolah (POS US) yang diterbitkan oleh BSNP. 3) Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah (a) Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162 UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS-UN). c. Analisis Hasil Penilaian 1) Analisis hasil penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing - masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing - masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran. 2) Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi: (a) Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk masing - masing mata pelajaran. (b) Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah masing - masing PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 163 peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan. (c) Menganalisis hasil penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. (d) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan. (e) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan. 3) Analisis hasil penilaian oleh pemerintah Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap. d. Tindak lanjut Hasil Analisis Analisis hasil penilaian yang telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. 1) Tindak lanjut oleh pendidik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164 Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: (a) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas. (b) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan. 2) Tindak lanjut oleh satuan pendidikan Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: (a) Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik. (b) Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan. 3) Tindak lanjut oleh pemerintah Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah: (a) Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN. (b) Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. e. Pelaporan Hasil Penilaian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165 Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik. 1) Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut: (a) Menghitung atau menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas - tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas). (b) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh. (c) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166 (d) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik (kurikulum). 2) Pelaporan hasil penilaian oleh satuan pendidikan Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap pelaporan: (a) Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua atau wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan memotivasi anaknya belajar. (b) Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap dengan nilai yang dicapai kepada orangtua atau walinya. (c) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan setiap tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota. 3) Pelaporan hasil penilaian oleh pemerintah Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis berupa daya serap dan peringkat UN secara nasional kepada pihak - pihak yang berkepentingan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167 B. Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013 Pada dasarnya kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Ir Musliar Kasim, dengan tegas menepis anggapan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru. Menurutnya, kurikulum yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Hal ini diungkapkannya dihadapan peserta sosialisasi kurikulum 2013, yang dilaksanakan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Jumat, 8 Februari 2013. Pada kurikulum 2013 ini proses belajar mengajar dimulai dari pengamatan, menanyakan, mengolah, menalar, menyajikan materi, menyimpulkan materi dan terakhir siswa diharapkan mampu menciptakan pemikiran sendiri terkain materi yang dibahas. Pembelajaran juga tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja tetapi bisa di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitar. Para guru juga bukan lagi satu-satunya sumber belajar melainkan para murid atau siswa bisa belajar dari lingkungan ataupun pemanfaatan internet. Elemen penilaian juga tidak hanya dari hasil tugas atau ujian, tetapi lebih pada penilain berbasis kompetensi. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem penilaian pada kurikulum 2013 akan dijelaskan berikut: 1. Penilaian kurikulum 2013 a. Cakupan Penilaian Kurikulum 2013 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168 Dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan sebagai berikut: 1) KI - 1: kompetensi inti sikap spiritual. 2) KI - 2: kompetensi inti sikap sosial. 3) KI - 3: kompetensi inti pengetahuan. 4) KI - 4: kompetensi inti keterampilan. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut: 1) KD pada KI - 1: aspek sikap spiritual (untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian pada KI – 1: aspek sikap spiritual yaitu observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. 2) KD pada KI - 2: aspek sikap sosial (untuk mata pelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI - 3 yang berbeda dengan KD lain pada KI - 2). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian pada KI – 2: aspek sikap sosial yaitu observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 169 3) KD pada KI - 3: aspek pengetahuan. Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian pada KI – 3: aspek pengetahuan yaitu tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 4) KD pada KI - 4: aspek keterampilan. Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian pada KI – 4: aspek keterampilan yaitu tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. b. Metode dan Instrumen Penilaian Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil atau produk). Penilaian informal bisa berupa komentar - komentar guru yang diberikan atau diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170 Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik. c. Pendekatan Penilaian Penilaian menggunakan beberapa pendekatan antara lain sebagai berikut: 1) Acuan Patokan Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. 2) Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar ditentukan sebagai berikut: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 171 Tabel 15. Ketuntasan Belajar Predikat Nilai Kompetensi Pengetahuan Keterampilan A 4 4 A- 3,66 3,66 B+ 3,33 3,33 B 3 3 B- 2,66 2,66 C+ 2,33 2,33 C 2 2 C- 1,66 1,66 D+ 1,33 1,33 D 1 1 Sikap SB B C K Penjelasanya: a) Untuk KD pada KI - 3 dan KI - 4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif. b) Untuk KD pada KI - 3 dan KI - 4, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172 c) Untuk KD pada KI - 1 dan KI - 2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI - 1 dan KI - 2 untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut ini: a) Untuk KD pada KI - 3 dan KI - 4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66. b) Untuk KD pada KI - 3 dan KI - 4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66. c) Untuk KD pada KI - 3 dan KI - 4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. d) Untuk KD pada KI - 1 dan KI - 2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173 2. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran Scientific. Hal ini dikarenakan Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan scientific, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi atau menalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah - langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya “ sense of inquiry ” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000 & Semiawan, 1998). Pembelajaran scientific tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 174 penting. Oleh karena itu pembelajaran scientific menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur, 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai - nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan, dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai nilai yang diperlukan (Semiawan, 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175 kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum hukum, prinsip - prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpirkir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya (basic learning tools) adalah kemampuan yaitu kemampuan dasar yang untuk belajar berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain dan Evans, 1990). Pendekatan scientific atau ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah (Kemdikbud, 2013). Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan untuk pendekatan semua ilmiah. jenjang Proses dilaksanakan pembelajaran dengan harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 176 Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘ mengapa ’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘ bagaimana ’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘ apa ’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. a. Kriteria Pembelajaran Ilmiah Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus di pandu dengan kaida - kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177 penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai - nilai, prinsip - prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini: 1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru - peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 178 yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung - jawabkan. 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya. b. Langkah - Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran saintifik menyentuh tiga ranah pembelajaran, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses pembelajaran yang melibatkan ketiga ranah tersebut digambar sebagai berikut: Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 179 Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat di aplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai - nilai atau sifat - sifat ilmiah dan menghindari nilai - nilai atau sifat - sifat non ilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini: 1) Observing (mengamati) Objek matematika yang dipelajari dalam matematika adalah buah pikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Mengamati objek matematika dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang masing - masing mempunyai ciri berbeda, yaitu: (a) Mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari hari yang berkaitan dengan topik matematika tertentu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 180 Fenomena adalah hal - hal yang dapat disaksikan dengan panca indera dan dapat dijelaskan serta dinilai secara ilmiah. Melakukan pengamatan terhadap fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari tepat dilakukan ketika siswa belajar hal-hal yang terkait dengan topik - topik matematika yang pembahasannya dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari - hari secara langsung. Fenomena yang diamati akan menghasilkan pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan sehari - hari. Selanjutnya pernyataan tersebut dituangkan dalam bahasa matematika atau menjadi pembuka dari pembahasan objek matematika yang abstrak. (b) Mengamati objek matematika yang abstrak Kegiatan mengamati objek matematika yang abstrak sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis. Siswa tidak mempermasalahkan kebenaran pengetahuan yang diperoleh, walaupun tidak diawali dengan pengamatan terhadap fenomena. Kegiatan mengamati seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai kegiatan mengumpulkan dan memahami kebenaran objek matematika yang abstrak. Hasil PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 181 pengamatan dapat berupa definisi, aksioma, postulat, teorema, sifat, grafik dan lain sebagainya. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. 2) Questioning (menanya) Menurut Bell (1978), objek kajian matematika yang dipelajari siswa selama belajar di sekolah dapat berupa fakta (matematika), konsep (pengertian pangkal, definisi), prinsip (teorema, rumus, sifat), dan skill (algoritma atau prosedur). Fakta, konsep, prinsip, skill tersebut adalah buah fikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Dalam mempelajari konsep atau prinsip matematika yang tergolong sebagai pengetahuan, sebagaimana disampaikan oleh Piaget (Wadsworth, 1984) sangat perlu dipertimbangkan bahwa tingkat berpikir siswa. Proses pembelajaran untuk memahami konsep dan prinsip matematika perlu dikelola dengan langkah - langkah pedagogis yang tepat dan difasilitasi media tertentu agar buah pikiran yang abstrak tersebut dapat dengan mudah dipahami siswa. Langkah pedagogis dan penggunaan media tersebut menuntut siswa dan guru terlibat dalam pertanyaan pertanyaan yang menggiring pemikiran siswa secara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 182 bertahap, dari yang mudah (konkret) menuju ke yang lebih kompleks (abstrak) sehingga akhirnya pengetahuan diperoleh oleh siswa sendiri dengan bimbingan guru. Dalam hal mempelajari keterampilan berprosedur matematika, kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu masalah matematika jika konteksnya berbeda, walaupun hanya sedikit perbedaannya. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal algoritma atau prosedur tertentu. Pada diri siswa tidak terbangun kreativitas dalam berprosedur. dibangkitkan dari Kreativitas pemberian berprosedur pertanyaan yang dapat tepat. Pertanyaan - pertanyaan didesain agar siswa dapat berpikir tentang alternatif - alternatif jawaban atau alternatif alternatif cara berprosedur. Dalam hal ini guru diharapkan agar menahan diri untuk tidak memberi tahu jawaban pertanyaan. Apabila terjadi kendala dalam proses menjawab pertanyaan, atau diprediksi terjadi kendala dalam menjawab pertanyaan, guru dapat memberikan pertanyaan - pertanyaan secara bertahap yang mengarah pada diperolehnya jawaban pertanyaan oleh siswa sendiri. Di sinilah peran guru dalam memberikan scaffolding atau ‘ pengungkit ’ untuk memaksimalkan ZPD (Zone Proximal Development) yang ada pada siswa (Chambers, 2007). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 183 3) Associating (menalar) Secara umum dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta fakta yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam proses pembelajaran matematika, pada umumnya proses menalar terjadi secara simultan dengan proses mengolah atau menganalisis kemudian diikuti dengan proses menyajikan atau mengkomunikasikan hasil penalaran sampai diperoleh suatu simpulan. Bentuk penyajian pengetahuan atau ketrampilan matematika sebagai hasil penalaran dapat berupa konjektur atau dugaan sementara atau hipotesis. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal - hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada hasil pengamatan inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan - pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal - hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184 dalam bagian - bagiannya yang khusus (Sudarwan, 2013). Penalaran yang paling dikenal dalam matematika terkait penarikan kesimpulan adalah modus ponen, modus tolen dan silogisme. Sesuai dengan tingkat berpikirnya, siswa SD/MI dan SMP/MTs yang umumnya dalam tingkat berpikir operasional konkret dan peralihan ke tingkat operasional formal, sehingga cara memperoleh pengetahuan matematika pada diri siswa SD/MI dan SMP/MTs banyak dilakukan dengan penalaran induktif, sedangkan untuk siswa SMA/MA sudah mulai banyak dilakukan dengan penalaran deduktif. 4) Experimenting (mencoba) Berdasarkan hasil penalaran yang diperoleh pada tahap sebelumnya yakni berupa konjektur atau dugaan sementara sampai diperoleh kesimpulan, maka selanjutnya perlu dilakukan kegiatan ‘mencoba’. Kegiatan mencoba dalam proses pembelajaran matematika di sekolah dimaknai sebagai menerapkan pengetahuan atau keterampilan hasil penalaran ke dalam suatu situasi atau bahasan yang masih satu lingkup, kemudian diperluas ke dalam situasi atau bahasan yang berbeda lingkup. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 185 Tahap mencoba ini menjadi wahana bagi siswa untuk membiasakan diri berkreasi dan berinovasi menerapkan dan memperdalam pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari bersama guru. Dengan memfasilitasi kegiatan ‘mencoba’ ini siswa diharapkan tidak terkendala dalam memecahkan permasalahan matematika yang merupakan salah satu tujuan penting dan mendasar dalam belajar matematika. Pengalaman ‘mencoba’ akan melatih siswa yang memuat latihan mengasah pola pikir, sikap dan kebiasaan memecahkan masalah itulah yang akan banyak memberi sumbangan bagi siswa dalam menuju kesuksesan mengarungi kehidupan sehari - harinya. Kurikulum 2013 secara eksplisit menyiapkan siswa agar terampil memecahkan masalah melalui penataan kompetensi kompetensi dasar matematika yang dipelajari siswa. Kegiatan mencoba mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. 5) Networking (membentuk jejaring) Membentuk jejaring dimaknai sebagai menciptakan pembelajaran yang kolaboratif antara guru dan siswa atau antar siswa. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar melaksanakan suatu teknik pembelajaran di kelas. Kolaborasi esensinya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 186 merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja sedemikian rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama (Kemdikbud, 2013). Dalam kegiatan pembelajaran kolaboratif, fungsi guru lebih sebagai manajer belajar dan siswa aktif melaksanakan proses belajar. Dalam situasi pembelajaran kolaboratif antara guru dan siswa atau antar siswa, diharapkan terjadi siswa berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing - masing, sehingga pada diri siswa akan tumbuh rasa aman, yang selanjutnya akan memungkinkan siswa menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama - sama. Membentuk jejaring dapat dilaksanakan dengan memberi penugasan - penugasan belajar secara kolaboratif. Penugasan kolaboratif dapat dilaksanakan pada proses mengamati, menanya, menalar atau mencoba. Selain belajar mengasah sikap empati, saling menghargai dan menghormati perbedaan, berbagi, dengan diterapkannya pembelajaran kolaboratif maka bahan belajar matematika yang abstrak diharapkan akan menjadi lebih mudah dipahami siswa. Kegiatan membentuk jejaring adalah sarana untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187 menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya. c. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran pada materi segiempat adalah sebagai berikut: 1) Observing (mengamati) Siswa mengamati gambar atau foto atau video dari peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan penerapan konsep segiempat. 2) Questioning (menanya) Guru dapat memotivasi siswa dengan bertanya tentang segiempat. Siswa termotivasi untuk mempertanyakan berbagai segempat. 3) Associating (menalar) Siswa menganalisis, mengkaitkan dan mendefinisikan secara lebih persis perbedaan dan persamaan persegi, persegi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 188 panjang, trapezium, jajar genjang, belah ketupat, layang layang. 4) Experimenting (mencoba) Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan benda benda dengan permukaaan berbentuk segiempat yang bersifat alamiah ataupun buatan manusia untuk kepentingan estetik, fungsi, manfaat, ataupun fungsi ergonomisnya. Siswa menggambar atau melukis segi empat dengan berbagai ukuran sisi, sudut dan modelnya. Mengukur sudutnya dengan dengan menentukan menggunakan jenis, sifat busur derajat. Siswa dan karakteristik segiempat berdasarkan ukuran dan hubungan antar sudut dan sisi – sisi. 5) Networking (membentuk jejaring) Siswa menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah dipahami, keterampilan mengidentifikasi sifat - sifat segiempat yang dikuasai. Guru memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Siswa melakukan resume secara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 189 lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh maupun sikap lainnya. 3. Karakteristik Penilaian Dalam menjalankan sistem penilaian kurikulum 2013 terdapat beberapa karakteristik yang perlu di pahami antara lain sebagai berikut: a. Belajar Tuntas Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI - 3 dan KI - 4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. b. Otentik Pengertian dari penilaian autentik merupakan penilaian yang berusaha mengukur atau menunjukkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 190 ketrampilan itu pada kehidupan nyata. Berikut beberapa pengertian menurut tokoh - tokoh: 1) Penilaian autentik mendorong siswa dan merupakan refleksi kegiatan pengajaran yang baik. 2) Sedang pada pengertian autentik, sebagai bagian dari penilaian performance, autentik berarti realistis atau berhubungan dengan aplikasi pada kehidupan nyata. (Ott, 1994: 6). 3) Mueller (2008) penilaian autentik merupakan: a form of assessment in which students are asked to perform realworld tasks that demonstrate meaningful application of essential knowledge and skills. 4) Menurut Stiggins (via Mueller, 2008), penilaian autentik merupakan penilaian kinerja (perfomansi) yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya. Jadi, penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan kemampuan pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 191 diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan - keterampilan tersebut digunakan. Misalnya, penugasan kepada pembelajar untuk membaca berbagai teks aktual - realistik, menulis topik - topik tertentu sebagaimana halnya di kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret dalam diskusi atau bedah buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit tulisan sampai siap cetak. Dalam kegiatan itu, baik materi pembelajaran maupun penilaiannya terlihat atau bahkan memang alamiah. Jadi, penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoretis. Penilaian autentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Siswa tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis. Dalam penilaian kemampuan bersastra misalnya, pembelajar mampu menganalisis karakter tokoh dalam sebuah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 192 fiksi, mempertanggungjawabkan kinerjanya tersebut secara argumentatif, membuat resensi teks kesastraan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan prosedur penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan pemecahan masalah siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan Pembelajaran: 1) Siswa memberikan jawaban benar-salah tentang prosedur yang terbaik untuk memecahkan masalah dalam kelompok. 2) Siswa menjawab rangkaian tes pilihan ganda tentang langkah langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah dalam kelompok. 3) Siswa diminta membuat rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memecahkan masalah secara kolaborasi, kemudian diminta untuk memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan itu. 4) Siswa diberikan masalah baru, kemudian diminta untuk menulis essay yang berhubungan dengan bagaimana kelompok itu harus bekerja menyelesaikan masalah itu. 5) Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah tidak rutin. Guru mengamati dan menilai usahanya. Pada 1, 2 penilaian didasarkan pada penilaian pilihan dua respon, sedang pada 3, 4, 5 penilaian didasarkan pada konstruksi siswa. Sehingga nampak penilaian 4 dan 5 lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 193 menunjukkan performance siswa dari pada penilaian untuk nomor - nomor dibawahnya. Dan berikut ini beberapa penjelasan mengenai keterkaitan antara Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013, yaitu: 1) Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. 2) Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain - lain. 3) Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas - tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. 4) Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. 5) Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar - salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. 6) Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 194 7) Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. 8) Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. 9) Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. 10) Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. 11) Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. 12) Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. 13) Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas - tugas yang harus mereka lakukan. 14) Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 195 dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. 15) Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. c. Berkesinambungan Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). d. Berdasarkan Acuan Kriteria Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing - masing. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 196 e. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri. 4. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian Dalam teknik penilaian yang digunakan mungkin terdapat beberapa persamaan. Namun yang berbeda adalah dalam teknik penilaian dan instrumennya pada kurikulum 2013 lebih dikhususkan. Karena perbedaan kompetensi yang akan diukur, seperti adanya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga untuk menilai setiap kompetensi – kompetensi tersebut memerlukan teknik penilaian dan instrumen yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut ini untuk lebih jelasnya: a. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian kompetensi hasil sikap, belajar pengetahuan, peserta dan didik mencakup keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran atau kompetensi muatan, dan proses. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 197 b. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut: 1) Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Berikut ini merupakan salah satu contoh istrumen untuk penilaian kompetensi sikap yaitu Lembar Pengamatan Sikap: Mata Pelajaran : Seni Rupa Kelas/Semester : X / 1 Tahun Pelajaran : 2013/2014 Waktu Pengamatan : ................................. Kompetensi Inti : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro - aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusiatas berbagai permasalahan. Kompetensi Dasar : 2.2 Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalammengapresiai seni dan pembuatnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 198 Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis bahan, media, teknik dan proses berkarya dalam seni rupa. Kompetensi Dasar: 4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi hasil modifikasi Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan untuk mencapai KD 3.1 dan KD 4.1 adalah perilaku santun dan jujur. Rubrik penilaian sikap santun dapat disusun sebagai berikut: Kriteria Sangat (SB) Skor baik 4 Baik (B) 3 Cukup (C) 2 Kurang (K) 1 Indikator Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman. Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman. Kadang – kadang santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman. Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman. Indikator jujur dapat dikembangkan sebagaimana mengembangkan indikator santun. Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil penilaian sikap peserta didik dalam format seperti contoh berikut. Guru membubuhkan tanda V pada kolom - kolom sesuai hasil pengamatan pada tabel di bawah ini: No . 1 2 3 Dst Nama Andi ..... ..... Santun Jujur ............. Jumlah 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor V V 7 Skor sikap 3.50 Kode nilai SB PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199 Keterangan dari tabel diatas yaitu sebagai berikut: 6) Skor maksimal = Jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria = 2 x 4 = 8. 7) Skor sikap = Jumlah skor : jumlah sikap yang dinilai = 7 : 2 = 3.50. Skor sikap ditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap: 1.00 – 4.00 8) Kode nilai atau Predikat: 3.25- 4.00 = SB (Sangat baik), 2.50 - 3.24 = B (Baik), 1.75 – 2.49 = C (Cukup), 1.0 – 1.74 = K (Kurang). a) Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria instrumen observasi: (1) Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. (2) Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. (3) Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi. (4) Mudah untuk digunakan. (5) Dapat merekam sikap peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 200 b) Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut: (1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri. (2) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. (3) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih p eserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian. Kriteria instrumen penilaian diri: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201 (1) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda. (2) Bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik dengan mudah. (3) Menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta didik. (4) Menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya. (5) Mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik. (6) Bermakna, mengarahkan peseta didik untuk memahami kemampuannya. (7) Mengukur target kemampuan yang akan diukur. (8) Memuat indikator kunci atau indikator esensial yang menunjukkan kemampuan yang akan diukur. (9) Memetakan kemampuan peserta didik dari terendah sampai tertinggi. Berikut ini contoh instrumen penilaian diri yaitu daftar cek penilaian diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran Geografi: Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : X / 1 Tahun Pelajaran : 2013/2014 Waktu Pengamatan : ................................. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 202 Kompetensi Inti : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro - aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan. Kompetensi Dasar: 2.2 Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah. Kompetensi Dasar: 3.2 Menganalisis langkah langkah penelitian geografi terhadap fenomena geosfera. Kompetensi Dasar: 4.2 Menyajikan contoh penerapan langkah - langkah penelitian geografi dalam bentuk laporan observasi lapangan. Petunjuk penilaian diri: Bacalah baik - baik setiap pernyataan yang terdapat pada kolom dibawah ini kemudian berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya! No. Pernyataan Ya 1 Dalam penelitian geografi terhadap fenomena geosfera, saya mencatat data apa adanya. 2 Saya menyelesaikan tugas penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3 Saya melaporkan hasil penelitian sesuai dengan literatur, meskipun tidak didukung data. Dst Tidak Keterangan dari tabel diatas yaitu: Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1 dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No 3). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif: YA = 2, TIDAK = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya yaitu TIDAK = 2, dan YA = 1. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 203 Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian diri mengenai sikap terhadap mata pelajaran geografi yang dilakukan oleh peserta didik menggunakan format berikut ini: No . 1 2 3 Dst Nama Skor untuk Jumlah pernyataan nomor skor 1 2 3 4 5 6 7 8 .......... Budi 2 2 1 . . . . . .......... .......... Keterangan: Skor sikap Kode nilai 5 (1) Jumlah skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2. (2) Skor sikap = (Jumlah skor perolehan atau jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikapditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00. (3) Kode nilai atau predikat: 3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik), 3.00 – 3.49 = B (Baik), 2.50 – 2.99 = C (Cukup), 2.00 – 2.49 = K (Kurang). c) Penilaian antar peserta didik Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. Kriteria instrumen penilaian antar teman: (1) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 204 (2) Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik. (3) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda. (4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik. (5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik. (6) Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur. (7) Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur. (8) Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik. (9) Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. Berikut ini Contoh instrumen penilaian antar peserta didik yaitu: (lembar pengamatan) teman sejawat (peer assessment) untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 205 Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegar aan Kelas/Semester : X / 1 Tahun Pelajaran : 2013/2014 Waktu Pengamatan : ................................. Kompetensi Inti : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro - aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan. Kompetensi Dasar: 2.5 Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Kompetensi Dasar: 3.7 Menganalisis indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi nasional dengan bingkai BhinnekaTunggal Ika. Kompetensi Dasar: 4.7 Menyaji hasil analisis tentang indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi nasional dengan bingkai BhinnekaTunggal Ika. Petunjuk: (1) Amatilah perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran PPKn tentang indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi nasional dengan bingkai Bhinneka Tunggal Ika.! (2) Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil pengamatanmu! (3) Serahkan hasil pengamatan kepada bapak atau ibu guru! Daftar periksa pengamatan sikap antar teman Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Nama peserta didik yang diamati: ………….......Kelas:………… PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 206 Waktu pengamatan: ……………………………… No . 1 2 3 4 5 Perilaku / sikap Muncul / dilakukan Ya Tidak Mau menerima pendapat teman. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan. Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku dan agama. ......................................... Nama pengamat ........................ Keterangan dari tabel: Perilaku atau sikap pada instrumen di atas ada yang positif (No.1, 3, dan 4) dan ada yang negatif (No 2). Pemberian skor untuk perilaku atau sikap yang positif: Ya = 2, Tidak = 1. Untuk perilaku atau sikap yang negatif adalah sebaliknya yaitu Tidak = 2, dan Ya = 1. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian mengenai perilaku atau sikap yang dilakukan oleh sesama peserta didik menggunakan format berikut ini: No . Nama Pengamat 1 2 3 ..... ..... Rani ..... ..... Rudi Dst ..... ..... Skor prilaku atau sikap nomer 1 2 3 4 5 6 7 Dst 2 1 2 2 . . . . . . . . . ... Jumlah skor Skor sikap Kode nilai 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 207 Keterangan: (1) Jumlah skor maksimal = Jumlah perilaku/sikap x 2. (2) Skor sikap = (Jumlah skor perolehan jumlah skor maksimal) x 4. Skor sikap ditulis dengan dua desimal. Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00. (3) Kode nilai atau predikat: 3.50 - 4.00 = SB (Sangat baik), 3.00 – 3.49 = B (Baik). 2.50 – 2.99 = C (Cukup), 2.00 – 2.49 = K (Kurang). d) Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal: (1) Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. (2) Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. (3) Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi atau digunakan. (4) Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. (5) Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. (6) Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 208 (7) Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi atau materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai. persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a) Tes tulis Tes tulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 209 mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon dari peserta tesyang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar - salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).Dalam mengembangkan soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal yang meliputi substansi atau materi, konstruksi, dan bahasa. Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut: Substansi atau Materi: (1) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk pilihan ganda). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 210 (2) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian). (3) Pilihan jawaban homogen dan logis. (4) Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat. Konstruksi: (1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. (2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. (3) Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. (4) Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda. (5) Gambar, grafik, tabel, diagram dsb. jelas dan berfungsi. (6) Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. (7) Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”. (8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 211 (9) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Bahasa: (1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. (2) Menggunakan bahasa yang komunikatif. (3) Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. (4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu. Berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen penilaian tes tertulis yaitu soal pilihan ganda. Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X / 2 Peminatan : Matematika dan Ilmu Alam Tahun Pelajaran : 2013/2014 Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai denganbakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 212 Kompetensi Dasar: 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non - elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Indikator: Disajikan tabel hasil percobaan uji larutan, peserta didik dapat menentukan senyawa yang merupakan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan tepat. Rumusan butir soal dapat di Perhatikan data percobaan uji larutan berikut ini ! Larutan no 1 2 3 4 5 Pengamatan pada Elektroda Lampu Tidak ada gelembung. Padam Sedikit gelembung. Padam Sedikit gelembung. Redup Banyak gelembung. Redup Banyak gelembung. Menyala Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit berturut - turut ditunjukkan oleh laruran nomor …. (a). (1) dan (2) (d). (4) dan (5) (b). (2) dan (3) (e). (5) dan (1) (c). (3) dan (5) Kunci: (e) Tes tertulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Jawaban tersebut melibatkan kemampuan mengorganisasikan, mengingat, menerapkan, memahami, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 213 mungkin bersifat menggambarkan komprehensif, ranah sikap, sehingga mampu pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut: Substansi atau Materi: (1) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian). (2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai. (3) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK). (4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas. Konstruksi: (1) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal. (2) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. (3) Gambar, grafik, tabel, diagram dsb. jelas dan berfungsi. (4) Ada pedoman penskoran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 214 Bahasa: (1) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan komunikatif. (2) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku. (3) Tidak mengandung kata – kata atau kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. (4) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan. (5) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu Berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen penilaian tes tertulis yaitu soal bentuk uraian. Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / 1 Tahun Ajaran : 2013/2014 Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, me nganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis elastisitas bahan dalam kehidupan sehari – hari sifat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 215 Indikator: Disajikan data percobaan hukum Hooke, peserta didik dapat menyimpulkan hasil percobaan dan memprediksi sesuai kesimpulan. Rumusan butir soal Berikut ini adalah data hasil percobaan hukum Hooke dengan menggunakan pegas yang digantung. Percobaan ke 1 2 3 4 Massa (gram) 50 150 250 X Panjang pegas (cm) 22.0 24.5 27.0 28.5 (a) Berapa besar konstanta pegas ? (b) Berapa massa benda (X) pada percobaan benda ke = 4 ? Pedoman penskoran: No 1 2 Jawaban Skor Menentukan konstanta pegas 5 a. Mendata ∆L = L – Lo = 24,5 – 22,0 = 2,5 1 cm, atau 27,0 - 24,5 = 2,5 cm b. Mendata gaya yang menyebabkan 1 pertambahan panjang F = m.g c. Menentukan masa yang relevan, m = 150 1 – 50 = 50 gram atau m = 250 – 150 = 100 gram 1 d. menghitung konstanta pegas dengan rumus F = k . ∆L 1 e. k = 1 N/0,025 m = 40 N/m Menentukan nilai x 3 a. Menghitung F = k . ∆L = 40.0,015 = 0,6 1 N 1 b. Menghitung massa benda m = f g = 0,06 kg = 60 gram c. Menentukan nilai x = 250 + 60 = 210 gram 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 216 Skor maksimal 8 b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Tes lisan merupakan pemberian soal atau pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Pendidik menyiapkan daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik. Kriteria instrumen tes lisan: (1) Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. (2) Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. (3) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. (4) disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria instrumen penugasan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 217 (1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. (2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. (3) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. (4) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. (5) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. (6) Penugasan kesempatan menunjukkan ditujukan kepada untuk peserta kompetensi memberikan didik untuk individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. (7) Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. (8) Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). (9) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. (10) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 3) Penilaian Kompetensi Keterampilan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 218 Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek aspek atau konsep - konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling buruk. Berikut ini adalah beberapa Kriteria rubrik antara lain: a) Sederhana atau mencakup asek paling esensial untuk dinilai. b) Praktis atau mudah digunakan. c) Tidak membebani guru. d) Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur. e) Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari - hari. f) Peserta didik dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 219 Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik. a) Tes Praktik Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Berikut ini beberapa kriteria dari tugas untuk tes praktik antara lain: (1) Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. (2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. (3) Mencantumkan waktu atau kurun waktu pengerjaan tugas. (4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, (5) Sesuai dengan konten atau cakupan kurikulum. (6) Tugas bersifat adil (tidak membeda – bedakan gender dan latar belakang sosial ekonomi). Berikut ini adalah beberapa kriteria dari rubrik untuk tes praktik yaitu: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 220 (1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). (2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. (3) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). (4) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. (5) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. (6) Rubrik menilai aspek - aspek penting pada proyek peserta didik. Berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen penilaian tes praktik yaitu tes praktik keterampilan berbicara dalam Bahasa Inggris. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : X / 1 Tahun Ajaran : 2013/2014 Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menalar, dan men yaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar: 4.2 Menyusun teks lisan dan tulisan untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 221 Indikator: Peserta didik dapat mengenalkan diri secara lisan dengan lancar, menggunakan pilihan kata yang tepat, serta pengucapan dan intonasi yang benar. Rumusan soal : Please introduce yourself in front of the class! Make sure with your pronounciation, intonation, and diction! Berikut ini lembar pengamatan tes praktik keterampilan berbicara dan indikator perkembangan keterampilan berbicara: (1) Kelancaran (fuency) 1 = tidak lancar, 2 = kurang lancar, 3 = lancar. (2) Pengucapan (pronounciation) 1 = tidak baik, 2 = kurang baik, 3 = baik. (3) Intonasi (intonation) 1 = tidak sesuai, 2 = kurang sesuai, 3 = sesuai (4) Pilihan kata (diction) 1 = tidak tepat, 2 = kurang tepat, 3 = tepat No . 1 2 3 Name Rani ..... Etc FL PR 1 2 3 1 2 3 V V IN DC 1 2 3 1 2 3 V V Score 11 Skill’s score 3.67 Code A Note: (1) FL = fluency, PR = pronounciation. IN = intonation, DC = diction. (2) Maximum score = sum of indicators x 3 = 4 x 3 = 12. (3) Skill’s score = (Score/max score) x 4 = (11/12) x 4 = . Skill’s score in two decimals. Skill’s score range: 1.33 – 4.00 (4) Code: 3.33- 4.00 = A (Excellent), 2.67 – 3.32 = B (Good), 2.00– 2.66 = C (Fair), 1.33 –1.99 = D (Poor) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 222 b) Projek Projek adalah tugas - tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) Pengelolaan yaitu, kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, (2) Relevansi yaitu, kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik, (3) Keaslian yaitu. projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri dengan bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait. Berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen penilaian projek: Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas/Semester : X / 1 Tahun Ajaran : 2013/2014 Peminatan : Ilmu - ilmu Sosial PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 223 Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menalar, dan men yaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan perkembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar: 4.4 Menyusun rancangan,me laksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio - visual. Indikator: Peserta didik dapat melakukan peneliti an mengenai permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Rumusan tugas: Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan masalah, kebenaran informasi atau data, kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan laporan ! Pedoman penskoran No. 1 2 Aspek yang dinilai Skor maksimal Persiapan Latar Belakang (tepat = 3, kurang 6 tepat = 2, tidak tepat = 1) Rumusan masalah (tepat = 3, kurang tepat = 2, tidak tepat = 1) Pelaksanaana: 12 (1) Keakuratan data atau informasi (akurat = 3, kurang akurat = 2, tidak akurat = 1). (2) Kelengkapan data (lengkap= 3, kurang lengkap = 2, tidak lengkap = 1). (3) Analisis data (baik = 3, cukup = 2, kurang = 1). (4) Kesimpulan (tepat = 3, kurang tepat = 2, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 224 3 tidak tepat = 1) Pelaporan hasil: (1) Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = 1). (2) Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3, kurang sesuai kaidah = 2, tidak sesuai kaidah = 1). (3) Penulisan atau ejaan (tepat = 3. kurang tepat = 2, tidak tepat atau banyak kesalahan =1). (4) Tampilan (menarik = 3, kurang menarik = 2, tidak menarik = 1) Skor maksimal 12 30 c) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif - integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Berikut ini adalah beberapa kriteria dari tugas pada penilaian portofolio yaitu: (1) Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 225 (2) Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari - hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. (3) Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian. (4) Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan). (5) Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. (6) Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. (7) Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. Berikut ini adalah beberapa kriteria dari rubrik untuk portofolio yaitu: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 226 (1) Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai penacapaiannya dengan portofolio. (2) Rubrik memuat aspek - aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio. (3) Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas. (4) Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. (5) Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Berikut ini merupakan salah satu contoh instrumen penilaian Portofolio Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X / 2 Peminatan : Matematika dan Ilmu Alam Tahun Ajaran : 2013/2014 Judul portofolio: Penyusunan laporan praktikum Tujuan: Peserta didik dapat menyusun laporan praktikum Biologi sebagai tulisan ilmiah Berikut ini ruang lingkup dalam menyusun laporan praktikum: (1) Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan praktikum biologi kelas X semester 2. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 227 (2) Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat - lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan praktikum. (3) Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu sebelum Ulangan Akhir Semester 2. Uraian tugas portofolio yaitu: (1) Buatlah laporan praktikum Biologi untuk seluruh kegiatan praktikum selama semester 2. (2) Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. (3) Pilihlah (peserta didik bersama guru) beberapa karya portofolio terbaik untuk dinilai. Berikut ini adalah tabel kriteria penilaian: No. Komponen yang dinilai 1 1 2 3 Persiapan Pelaksanaan Hasil praktik Skor portofolio – 1 Skor 2 V V 3 V 7 Catatan: (1) Persiapan meliputi ketepatan pemilihan alat dan bahan praktikum: (a) Skor 3 jika pemilihan alat dan bahan tepat. (b) Skor 2 jika pemilihan alat atau bahan tepat. (c) Skor 1 jika pemilihan alat dan bahan tidak tepat. (2) Pelaksanaan meliputi langkah kerja dan waktu pelaksanaan: (a) Skor 3 jika langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat. (b) Skor 2 jika langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat. (c) Skor 1 jika langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 228 (3) Hasil praktik meliputi keakuratan data dan ketepatan simpulan hasil: (a) Skor 3 jika data akurat dan simpulan tepat. (b) Skor 2 jika data akurat atau simpulan tepat. (c) Skor 1 jika data tidak akurat dan simpulan tidak tepat. Keterangan: (1) Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 3 = 3 x 3 = 9. (2) Nilai portofolio = (Skor perolehan / skor maksimal) x 100 = (7 / 9) x 100 = 78 (pembulatan). 5. Mekanisme Penilaian Penilaian hasil belajar di SMA dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, serta Pemerintah atau lembaga mandiri. a. Penilaian oleh pendidik Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati (observing) – menanya (questioning) – menalar (associating) – mencoba (experimenting), dan – membentuk jejaring (networking). Langkah - langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 229 ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian hasil belajar merupakan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk: mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, memantau kemajuan, dan memperbaiki hasil belajar peserta didik. Macam – macam ulangan terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. 1) Ulangan harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial. 2) Ulangan tengah semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 230 kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 3) Ulangan akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, projek, dan portofolio. 1) Projek adalah tugas - tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. 2) Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. b. Penilaian oleh satuan pendidikan Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, serta melaksanakan ujian tingkat kompetensi dan ujian sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 231 1) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. UTK untuk SMA dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas XI dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh pemerintah. Sedangkan UTK pada akhir kelas XII dilakukan melalui ujian nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah. 2) Ujian Sekolah pencapaian (US) merupakan kompetensi yang kegiatan dilakukan pengukuran oleh satuan pendidikan, di luar kompetensi yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah - langkah sebagai berikut: a) Menyusun kisi - kisi ujian. b) Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen. c) Melaksanakan ujian. d) Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik. e) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 232 Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah. c. Penilaian oleh pemerintah dan lembaga mandiri Penilaian oleh pemerintah berupa ujian mutu tingkat kompetensi dan ujian nasional. 1) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. UMTK dilakukan dengan metode survei oleh pemerintah pada akhir kelas XI. 2) Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Ujian nasional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan langkahlangkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 233 6. Prosedur Penilaian Prosedur penilaian meliputi: persiapan pelaksanaan pelaporan pengolahan dan tindak lanjut a. Prosedur penilaian oleh pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. 1) Tahap persiapan dilakukan melalui langkah - langkah sebagai berikut: a) Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian. b) Membuat rancangan dan kriteria penilaian. c) Mengembangkan indikator. d) Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator. e) Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 234 2) Tahap pelaksanaan . Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. Dan melaksanakan tes dan non tes. 3) Tahap analisis atau pengolahan dan tindak lanjut antara lain: a) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar (lihat Model Pengembangan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik). b) Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan). c) Hasil analisis ditindak lanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan, serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran. d) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya di akumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas. 4) Tahap pelaporan antara lain: a) Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 235 b) Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi. c) Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk deskripsi sikap. d) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan. b. Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Tahap persiapan meliputi: a) Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. b) Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, dan ujian sekolah. c) Menentukan kriteria kenaikan kelas. d) Menentukan kriteria kelulusan US. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 236 e) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. 2) Tahap pelaksanaan meliputi: a) Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. b) Menyelenggarakan ujian tingkat kompetensi untuk kelas XI. c) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII. 3) Tahap analisis atau pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut meliputi: a) Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. b) Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. c) Melakukan penskoran hasil ujian tingkat kompetensi. d) Membuat peta kompetensi peserta didik kelas XI. e) Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII. f) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. g) Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 237 h) Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional. i) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. 4) Tahap pelaporan meliputi: a) melaporkan hasil pencapaian kompetensi atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor. b) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait. c) melaporkan hasil Ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. c. Prosedur penilaian oleh pemerintah atau lembaga mandiri Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) dan Ujian Nasional (UN), sesuai dengan peraturan yang berlaku. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 238 C. Analisis perbandingan sistem penilaian antara KTSP dengan kurikulum 2013 Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan menyempurnakan kualitas kurikulum yang lama, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, maka munculah kurikulum 2013. Pada KTSP dalam menjalankan sistem penilaiannya memakai berbagai macam teknik – teknik penilaian. Ada beberapa dari teknik penilaian dalam KTSP juga digunakan dalam kurikulum 2013. Namun instrumennya yang berbeda, pada kurikulum 2013 instrumennya lebih lengkap dalam menilai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki siswa. Sedangkan pada KTSP instrumennya masih dominan pada aspek kognitifnya (pengetahuannya) saja. Karena salah satu hal penting dalam kurikulum adalah, kurikulum tersebut harus dapat memberikan informasi perkembangan hasil belajar peserta didik. Kurikulum 2013 memandang bahwa keterpaduan antara penilaian dan pembelajaran adalah hal yang penting penting. Oleh karena itu salah satu karakteristik penilaian pada kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Penilaian otentik ini dapat mencerminkan masalah – masalah yang dihadapi dalam dunia nyata. Menggunakan berbagai cara dan kriteria PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 239 holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Kemudian berkesinambungan tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas), sehingga dapat memberikan informasi perkembangan hasil belajar peserta didik secara utuh dan lengkap. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 240 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan mengenai sistem penilaian KTSP dengan kurikulum 2013 di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat. Karena itu banyak kalangan yang menganggap kalau kurikulum 2013 itu adalah suatu bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP. Dan seperti dikatakan tadi kehadiran dari Kurikulum 2013 ini adalah untuk mengatasi kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh KTSP. Dan juga untuk bersiap menghadapi tantangan - tantangan yang akan muncul di masa depan (tantangan internal dan tantangan eksternal), penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, penguatan materi. KTSP dalam perjalanannya banyak mengalami masalah– masalah dan salah satunya pada sistem penilaiannya. Berikut ini dapat dilihat pada tabel di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 241 bawah ini mengenai masalah – masalah sistem penilaian yang dihadapi oleh KTSP antara lain: No. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 1 Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006 2 Penilaian yang dilakukan lebih dominan pada aspek pengetahuan saja. 3 Cenderung hanya menggunakan teknik penilaian berupa tes. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan saja 4 5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta Kurikulum 2013 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Dalam melakukan Penilaian, tes dan portofolio saling melengkapi. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi Kemudian dapat dilihat juga dari tabel di atas pada kolom kurikulum 2013, yang mana kurikulum 2013 dapat mengatasi dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 242 sangat baik masalah - masalah yang muncul pada KTSP, sehingga dengan teratasinya masalah – masalah tersebut, maka diharapkan supaya kurikulum 2013 dapat memberikan angin segar pada dunia pendidikan dan mampu meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia menjadi jauh lebih baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 243 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad.(1992). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP Hamalik, Oemar (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution, S (2006). Azas-Azas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 244 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Fokus Media. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2006.