1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA HALAL BI HALAL MUSLIMAT NU ANAK CABANG KECAMATAN BERGAS TANGGAL 7 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bismillahirrohmanirrokhiim alhamdulilahirobbil alamin, Taqobbalallahu Minna Wa Minkum Ja’alanallahu Waiyyakum Minal Aidin Wal Faizin Wal Maqbulin, Wasalamu’ala Sayyidina Muhammadin Wa Ala Alihi Wa Ashabihi Ajma’in Amma Ba’du. Ysh : 1. Ketua Muslimat NU Anak Cabang Bergas, 2. Almukarom Bapak KH Murodi, 3. Ibu Hj. Nur Hidayati dari Salatiga, 4. Para Ulama , para sesepuh pinisepuh dan tokoh masyarakat, segenap panitia serta hadirin dan tamu undangan yang saya hormati. 3 Alhamdulillah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga, pada hari ini kita masih diberi kesempatan dapat hadir dan bersilaturachim dumateng panjenengan sedoyo dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada uswatun hasanah kita Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya, yang istiqomah sampai akhir zaman, semoga mendapat syafaatnya dihari akhir nanti. Pada kesempatan yang penuh barokah ini, Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang menyampaikan ucapan Ja’alanallahu Waiyyakum Minal Aidin Walfaizin Mohon Maaf Lahir dan Batin, dan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada 4 Panitia atas terselenggaranya kegiatan ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan membangun tali Ukhuwwah Islamiyah diantara kita, sebab dengan terjalinannya persaudaraan yang kuat dengan dilandasi akidah, dan iman, serta berdasarkan agama yang murni karena Allah SWT, Insya Allah mampu mempersatukan umat Islam yang ada dari berbagai penjuru, khususnya umat Islam di Kabupaten Semarang. Saya berharap momen silaturachim seperti ini dapat tetap langgeng dan semakin berkembang di Bumi Serasi ini, sehingga bisa menjadikan Kabupaten Semarang yang nyaman dan kondusif. 5 Hadirin yang dimulyakan Allah Idul Fitri atau kembali ke fitrah akan sempurna tatkala terhapusnya dosa kita kepada Allah SWT diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia. Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok. lakukan Selain itu, Riyadloh yang telah kita selama sebulan Ramadhan lalu menjadi modal bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih berkualitas dan bermanfaat baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara. Acara halal bihalal yang kita laksanakan pada hari ini adalah upaya dalam mewujudkan hubungan horizontal maupun vertikal yang lebih baik lagi. 6 Sebagaimana disebutkan dalam Hadist Nabi, silaturahmi diantara sesama manusia mengandung berbagai kebaikan, diantaranya menambah umur dan menambah rizki. Silaturahmi secara tidak langsung berdampak pula pada tumbuhnya semangat untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Maka sudah seharusnya kita menjaga silaturahmi diantara kita semua, agar hubungan antara warga negara ke depan menjadi semakin baik lagi. Dan selama sebulan ibadah Ramadhan dapat menjadikan kita pribadi yang lebih kuat, baik dari sisi iman, lahiriah, maupun jasmaniah. Karena Ramadhan telah menempa kita untuk menjadi orang yang lebih sabar, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang tentu saja akan 7 berdampak pada meningkatnya produktivitas kerja kita dalam ruang lingkup kerja masing-masing karna hakekat Syawwal adalah peningkatan . Hadirin yang Saya hormati. Halal-bihalal yang merupakan tradisi khas kita sebagai salah satu upaya merefleksikan bahwa Islam adalah agama toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan semua agama. Saya berharap perbedaan yang ada bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, tetapi merupakan Rahmat Allah SWT karena Islam adalah agama yang rahmatan lil ’alamiin yang sangat menghargai perbedaan dalam hal mencapai kebajikan. 8 Berangkat dari makna halal-bihalal seperti tersebut di atas, pesan universal Islam adalah untuk selalu berbuat baik, memaafkan orang lain dan saling berbagi kasih sayang hendaknya tetap menjadi warna masyarakat Muslim Indonesia. Hal ini didasari oleh Hadits Rosululloh SAW, bahwa dua orang Islam yang bertemu satu sama lain, kemudian mau saling berjabat tangan antara keduanya, kedua orang itu akan diampuni oleh Allah SWT, (begitu cepat datangnya ampunan) sebelum mereka berpisah satu sama lainnya. Ini mengandung pengertian bahwa hikmah berjabat tangan untuk saling memaafkan sangat besar sekali, sehingga Allah SWT segera memberikan ampunan bagi keduanya sebelum berpisah. 9 Bapak, Ibu Hadirin Rahimakumullah. Pada kesempatan ini saya berharap kedepan Muslimat NU dalam perkembangannya mau tidak mau harus berhadapan dengan kondisi perubahan zaman dan situasi politik yang ada. Ini merupakan satu tantangan bagi organisasi Islam yang telah berkiprah sejak pra kemerdekaan. Dan kita ketahui bersama dakwah merupakan salah satu dari tiga amanah yang diemban organisasi Muslimat NU. Apalagi peranan dakwah menjadi alat stategis dalam menyiarkan Agama Islam. Tantangan para ulama atau dai` saat ini tentu berbeda dengan satu dasawarsa yang lalu. 10 Sehingga selain bekal keilmuan yang harus dimiliki, para dai juga harus dapat `membaca` perubahan zaman. Oleh karena itu sekali lagi saya berharap kepada para pimpinan elite organisasi berikut para Ulama/ Kyai Sepuh NU dapat selalu sinergis bahu membahu membawa dan mengarahkan organisasi ini dalam menjalankan tiga amanah organisasi yakni berkiprah dalam sektor pendidikan, sosial kemasyarakatan dan dakwah. Karena organisasi dengan massa yang besar, tidak memiliki arti jika kehadirannya tidak memiliki manfaat di tengahtengah masyarakat. Demikian beberapa hal yang dapat Saya sampaikan ini, selanjutnya mari kita simak bersama tausiyah Ibu Hj. Nur Hidayati dari 11 Salatiga, semoga kita semua dapat mengambil hikmahnya, dan menjadi umat yang selamat, bahagia, di dunia maupun di akhirat kelak, amin. Kupat kuahe santen, Sedoyo lepat nyuwun pangapunten. Wallahumuwafiq ila aqwamitthoriq, Wassalamualaikum Wr.Wb. BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN. 12 KEGIATAN HALAL BIHALAL PCNU KABUPATEN SEMARANG DENGAN CALON JAMAAH HAJI KAB. SEMARANG Penyelenggara Nama Kegiatan : : : Waktu Pelaksanaan : Tempat Pelaksanaan : : Peserta : : : Maksud dan Tujuan : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama kabupaten semarang Halal Bihalal PCNU Kabupaten Semarang dengan Calon Jamaah Haji Kabupaten Semarang tahun 2011. Hari Sabtu, Tanggal 17 September 2011 , Jam 09.00. WIB. Gedung PCNU Kabupaten Semarang Jl. KH. Hasyim Asy`ari No. 2 Ungaran Keluarga Besar dan Pengurus Cabang NU Kab. Semarang Calon Jamaah Haji yang mengikuti bimbingan Manasik Haji di PCNU Jumlah Keseluruhan sekitar 350 undangan Menyambung tali silaturahmi dan meningkatkan ukhuwah islamiyah Halal bihalal, dua kata berangkai yang sering diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari istilah-istilah "keagamaan" yang hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia. Istilah tersebut seringkali menimbulkan tanda tanya tentang maknanya, bahkan kebenarannya dari segi bahasa , 13 walaupun semua pihak menyadari bahwa tujuannya adalah mencipakan keharmonisan antara sesama. paling tidak ada dua makna yang dapat dikemukakan menyangkut pengertian istilah tersebut, yang ditinjau dari dua pandangan. Yaitu, pertama, bertitik tolak dari pandangan hukum Islam dan kedua berpijak pada arti kebahasan. Menurut pandangan pertama - dari segi hukum - kata halal biasanya dihadapkan dengan kata haram. Haram adalah sesuatu yang terlarang sehingga pelanggarannya berakibat dosa dan mengundang siksa, demikian kata para pakar hukum. Sementara halal adalah sesuatu yang diperbolehkan serta tidak mengundang dosa. Jika demikian, halal bihalal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa. menjadi halal dengan jalan memohon maaf. Pengertian seperti yang dikemukakan di atas pada hakikatnya belum menunjang tujuan keharmonisan hubungan, karena dalam bagian halal terdapat sesuatu yang dinamai makruh atau yang tidak disenangi dan sebaiknya tidak dikerjakan. Pemutusan hubungan (suami-istri, mislanya) merupakan sesuatu yang halal tapi paling dibenci Tuhan. atas dasar itu, ada baiknya makna halal bihalal tidak dikaitkan dengan pengertian hukum. Menurut pandangan kedua - dari segi bahasa - akar kata halal yang kemudian membentuk berbagai bentukan kata, mempunyai arti yang beraneka ragam, sesuai dengan bentuk dan rangkaian kata berikutnya. Makna-makna yang diciptakan oleh bentukan-bentukan tersebut, antara lain, berarti 14 "menyelesaikan problem", "meluruskan benang kusut", "melepaskan ikatan", dan "mencairkan yang beku". Jika demikian, ber-hala bihalal merupakan suatu bentuk aktivitas yang mengantarkan pada pelakunya untuk meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya beku sehingga cair kembali, melepaskan ikatan yang membelenggu, serta menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjalinnya keharmonisan hubungan. Boleh jadi hubungan yang dingin, keruh dan kusut tidak ditimbulkan oleh sifat yang haram. Ia menjadi begitu karena kita lama tidak berkunjung dan kurang komunikasi kepada seseorang, atau ada sikap adil yang kita ambil namun ternyata menyakitkan orang lain . Kesemuanya ini, tidak haram menurut pandangan hukum, namun perlu diselesaikan secara baik; yang beku dihangatkan, yang kusut diluruskan, dan yang mengikat dilepaskan. Itulah makna serta substansi halal bihalal, atau jika istilah tersebut biasa kita gunakan, merupakan hakikat Idul Fitri, sehingga semakin banyak kita berkomunikasi dan bersilaturahmi, mengulurkan tangan serta melapangkan dada, maka semakin banyak luka hati yang terobati dengan memaafkan , sehingga semakin dalam pula penghayatan dan pengamalan kita terhadap hakikat halal bihalal atau idul fitri. Inilah bentuk seremonial khas Indonesia, yang ternyata hakikatnya adalah hakikat ajaran Islam. 15