kegiatan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam

advertisement
KEGIATAN EKONOMI
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Enny Kartini
IKIP PGRI KALTIM
ABSTRACT
Stretching The System of Economic Syari’ah in Indonesia begun its development in the
economy, this is because as a system, Economic Syari’ah able to answer satisfactorily
the fundamental problems in the economy. Man in meeting their needs can not be
separated from economic activity is the production, distribution and consumption.
The System of Economic Syari’ah also has a clear concept of how a Muslim in
conducting the production, distribution and consumption in accordance with the rules of
Islam so that people can get the benefit and that the activity is seen as acts of worship
Allah SWT.
Keywords: Production, Distribution and Consumption
(baqa) yaitu Allah SWT yang segala
PENDAHULUAN
Islam merupakan sebuah agama
sesuatu baik di langit maupun di bumi
yang benar dan sempurna. Kebenaran
bergantung
Islam sebagai sebuah agama disebabkan
keberadaannya dapat dirasakan melalui
karena islam merupakan agama yang
pengamatan
sesuai dengan fitrah manusia dimana
ciptaannya, karena manusia diciptakan
keberadaan
tiga
oleh Allah SWT, maka tujuan diciptakan
pertanyaan mendasar yang ada pada diri
manusia adalah untuk beribadah kepada
manusia secara memuaskan yaitu: (1)
Allah SWT sehingga ada seperangkat
dari mana manusia berasal, (2) untuk apa
aturan yang mengikat manusia dalam
manusia diciptakan, dan (3) mau kemana
melakukan segala aktivitasnya di dunia,
manusia setelah kehidupan. Jawaban
jika
islam atas ketiga pertanyaan mendasar
kemudharatan baik bagi individu itu
tersebut
sendiri
mampu
yang
menjawab
mampu
memberikan
kepada-Nya
terhadap
melanggar
akan
maupun
dan
makhluk
menimbulkan
masyarakat
kepuasan atas gharizah nau’ (naluri
lingkungannya.
manusia untuk beragama) adalah bahwa
manusia diciptakan dari Allah dan
manusia diciptakan oleh sesuatu yang
ketundukan
kepada
ada dengan sendirinya, tidak diciptakan
dikarenakan
manusia
oleh sesuatu yang lain dan bersifat kekal
kembali kepada Allah SWT dalam
Kesadaran
aturan
semua
bahwa
Allah
akan
rangka
mempertanggung
jawabkan
alam semesta ini atas dasar tiga masalah
semua amal perbuatannya selama dalam
pokok, yaitu:
kehidupan di dunia .
a. Allah SWT menciptakan seluruh
Islam merupakan agama yang
sempurna karena islam tidak hanya
alam
semesta
sesuai
dengan
peraturan dan hukum-Nya.
sebagai agama yang mengatur hubungan
b. Allah SWT memerintahkan tunduk
dengan Allah SWT tetapi juga mengatur
kepada umat manusia dari seluruh
hubungannya
dan
alam semesta ini, apa saja yang ia
makhluk lainnya. Kesempurnaan yang
butuhkan dalam usahanya untuk
terlihat dalam hubungan dengan manusia
hidup
yaitu dalam segala bidang baik bidang
kehidupannya.
dengan
manusia
politik, sosial, budaya, pendidikan, dan
sebagainya
termasuk
ekonomi.
Sehingga dalam bidang
ekonomi,
Islam
dalam
juga
bidang
mempunyai
dan
kelangsungan
c. Bekerja dan berusaha merupakan
fitrah dan watak manusia dalam
memakmurkan
planet
ini,
mengeksploitasi
sumber-sumber
seperangkat aturan dan konsep tentang
kemakmurannya, dan mengharapkan
kegiatan ekonomi yang terdiri dari
anugerah Allah SWT yang tersimpan
produksi, distribusi dan konsumsi yang
dalam planet ini.
harus dipahami dan dilaksanakan oleh
Manusia
manusia
muslim
dalam
rangka
ketaatannya kepada Allah SWT.
dan
alam
semesta
diciptakan oleh Allah SWT untuk tunduk
dan taat kepada semua peraturan yang
telah ditetapkan-Nya, apabila semua
PEMBAHASAN
ciptaan-Nya tersebut keluar dari tata
A. Konsep Produksi Dalam
aturan
Pandangan Ekonomi Islam
Dalam literatur ekonomi Islam
padanan produksi adalah “intaj ” (‫ان تج‬
) dari akar kata “nataja” (‫ )ن تج‬.
Menurut Ahmad Muhammad al –
Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim
(Muhammad, 2004 : 220) bahwa Islam
menggambarkan peranan manusia dalam
tersebut
menimbulkan
maka
pasti
kemudharatan
akan
bagi
manusia dan alam semesta itu sendiri,
hal tersebut terjadi karena Allah SWT
adalah Maha mengetahui apa yang
terbaik bagi makhluk ciptaan-Nya.
Suatu
ketetapan
yang
telah
ditentukan oleh Allah SWT bahwa
semua apa yang ada di alam semesta ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
sedangkan
diperlukan
aneka pilihan makanan dapat diperoleh
manusia
untuk
bertahan
hidup, sehingga semua ciptaan Allah
zaman
modern
sekarang
sesuai dengan selera.
SWT di alam semesta ini pasti berguna
Ketika semua alam semesta ini
untuk kelangsungan hidupnya dan tidak
semua ditundukkan oleh Allah SWT
akan sia-sia semua penciptaan tersebut
untuk memenuhi kebutuhan manusia,
(Q.S…………….).
Jadi merupakan
maka menjadi kewajiban bagi manusia
suatu hal yang mustahil apa yang
untuk bekerja mencari karunia yang
menjadi
ekonomi
terkandung dari setiap penciptaan-Nya.
konvensional bahwa masalah ekonomi
Bekerja keras untuk mempelajari dan
adalah
dimana
memahami semua sumber alam yang
keinginan manusia untuk memenuhi
tersedia di muka bumi ini dengan
kebutuhannya yang tidak terbatas dengan
berpegang
alat pemuas yang sifatnya terbatas, di
bahwa
samping penafsiran yang keliru bahwa
diberikan oleh Allah SWT di alam ini
yang dipenuhi adalah keinginan bukan
adalah
kebutuhan, karena keinginan memang
hidupnya. Jadi misalkan ada pandangan
selamanya tidak terbatas selama manusia
bahwa tenaga energi di muka bumi ini
itu masih hidup.
akan habis untuk keperluan manusia
pandangan
karena
kelangkaan
Berbeda dengan
teguh
semua
pada
sumber
pemahaman
daya
yang
dalam rangka kelangsungan
kebutuhan, bahwa dari zaman Nabi
merupakan
Adam AS sampai hari kiamat nanti
karena manusia mempunyai pemikiran
kebutuhan
sama,
dan pemahaman bahwa satu-satunya
maka
sumber energi di bumi ini adalah batu
misalkan
manusia
muncul
adalah
rasa
lapar
pandangan
bara,
membedakannya adalah alat pemuas
Sebenarnya jika manusia mau berusaha
kebutuhan untuk memenuhi rasa lapar
untuk bekerja keras mempelajari dan
tersebut saja yang berkembang sesuai
berusaha menemukan karunia Allah
dengan perubahan zaman, dulu manusia
SWT yang terkandung dalam alam
lapar hanya dipenuhi dengan meramu
semesta ini, maka apa yang dinamakan
makanan apa yang ada disekitarnya
kelangkaan untuk memenuhi kebutuhan
secara
tersebut tidaklah akan pernah terjadi.
makanan
lain
(ubi
yang
ada
rebus
di
atau
alam)
dan
gas
alam
keliru,
manusia membutuhkan makan, yang
sederhana
minyak
yang
saja.
Kegiatan
produksi
dalam
menjauhkan akhirat.
Produsen yang
pandangan ekonomi islam merupakan
seperti ini tidak pernah memikirkan
salah suatu kegiatan untuk mencari
kehalalan dan keharaman tetapi hanya
karunia Allah SWT yang terkandung
memikirkan
dalam
pendapatan semata (Muhammad, 2004 :
setiap
ciptaan-Nya,
karena
kekayaan,
uang
kegiatan produksi adalah kegiatan untuk
231).
mengolah apa yang telah disediakan oleh
B. Konsep Distribusi Dalam
Allah SWT dalam alam semesta menjadi
dan
Pandangan Ekonomi Islam
berguna untuk memenuhi kebutuhan
Distribusi yang dibahas dalam
manusia dalam rangka beribadah kepada
tulisan ini merupakan salah satu kegiatan
Allah SWT agar
kelangsungan dan
ekonomi yang dilakukan manusia untuk
kemakmuran hidup di dunia dan di
memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu
akhirat tercapai.
sebagai kegiatan menyalurkan barang
Prilaku produksi dalam ekonomi
islam
berbeda
dengan
ekonomi
dan jasa yang telah diproduksi oleh
produsen agar sampai kepada konsumen
konvensional dimana, semua kegiatan
dimana
produksi yang dilakukan oleh produsen
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
muslim
hidupnya
adalah
untuk
menghasilkan
barang
atau
yang
jasa
tentunya
tersebut
kegiatan
barang dan jasa yang halal dalam
distribusi tersebut sesuai dengan ajaran
pandangan
yang telah diatur dalam Islam yang
produsen
islam
untuk
karena
orientasi
berproduksi
adalah
mempunyai
peraturan
mencapai Ridha Allah SWT.
Sangat
komprehensip.
yang
diharamkan memproduksi segala sesuatu
Distribusi dalam pengertian di
yang merusak akidah yang shahih dan
atas dapat disamakan dengan kegiatan
akhlak yang utama dan segala sesuatu
perdagangan,
yang
pembahasan
melucuti
identitas
ummat,
sehingga
ini
mengarah
dalam
kepada
menggoncangkan nilai-nilai agama dan
bagaimana
akhlak, menyibukkan pada hala-hal yang
perdagangan agar kemaslahatan manusia
sia-sia
dapat terwujud.
dan
keseriusan,
kebathilan,
kebenaran,
menjauhkannya
mendekatkan
dan
dari
kepada
menjaukan
mendekatkan
dunia
Islam mengatur masalah
Dalam
pandangan
Islam
merupakan
aspek
dari
Perdagangan
dan
kehidupan yang dikelompokkan kedalam
masalah muamalah, yakni masalah yang
mana apabila telah datang waktunya
berkenaan
untuk beribadah, aktivitas perdagangan
dengan
hubungan
yang
bersifat horizontal dalam kehidupan
perlu
ditinggalkan
untuk
beribadah
manusia. Meskipun demikian, sektor ini
kepada Allah, surat Al-Jum’ah 11. Dan
mendapatkan penekanan khusus dalam
dalam ayat lain seperti di surat An-Nur
ekonomi Islam, karena keterkaitannya
37,
secara langsung dengan sektor riil.
lalai dalam mengingat Allah hanya
Sistem ekonomi Islam memang lebih
karena perniagaan dan jual beli.
dijelaskan bagaimana orang tidak
mengutamakan sektor riil dibandingkan
Demikain pula tata tertib dalam
dengan sektor moneter, dan transaksi
perdagangan
jual beli memastikan keterkaitan kedua
dalam Alquran, baik itu perdagangan
sektor
yang bersifat tidak
yang
dimaksud.
Keutamaan
juga telah digariskan di
tunai dengan tata
sistem ekonomi yang mengutamakan
aturannya, maupun cara berdagang tunai,
sektor riil seperti ini, pertumbuhan
seperti yang tercantum dalam surat Al-
bukanlah
utama
Baqarah 282. Adab tentang perniagaan
dalam melihat perkembangan ekonomi
dengan jelas pula diatur, bahwa manusia
yang
tidak boleh berlebihan dalam melakukan
merupakan
terjadi,
tetapi
ukuran
pada
aspek
pemerataan, dan ini memang lebih
perdagangan
dimungkinkan dengan pengembangan
kewajibannya terhadap Allah, seperti
ekonomi sektor riil.
dijelaskan dalam Surat At-Taubah 24.
Tentang perdagangan di dalam
sehingga
melupakan
Dalam melakukan transaksi perdagangan
Alquran dengan jelas disebutkan bahwa
Allah
perdagangan atau perniagaan merupakan
melakukan dengan jujur dan Adil. Tata
jalan yang diperintahkan oleh Allah
tertib perniagaan ini dijelaskan Allah
untuk menghindarkan manusia dari jalan
seperti tercantum dalam Surat Hud 84-
yang bathil dalam pertukaran seuatu
85.
yang menjadi milik di antara sesama
An’am 152, yang mengatur tentang
manusia. Seperti yang tercantum dalam
takaran
Surat An-Nisa’ 29.
perniagaan.
Dalam melakukan perniagaan,
Allah juga telah mengatur adab yang
perlu dipatuhi dalam perdagangan, di
memerintahkan
agar
manusia
Demikian pula dalam Surat Al-
dan
Menurut
timbangan
dalam
Syekh Muhammad
Yusuf Qardhawi (1993), beberapa hal
yang
dilarang
dalam
perdagangan
meliputi:
melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi
yang membawa manusia berguna bagi
1. Menjual
Sesuatu
yang
Haram,
Hukumnya Haram
kemashlahatan hidupnya. Seluruh aturan
Islam
2. Menjual Barang yang Masih Samar,
Terlarang
mengenai
aktivitas
konsumsi
terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Prilaku konsumsi yang sesuai dengan
3. Mempermainkan Harga
ketentuan al-Qur’an dan as-Sunnah ini
4. Penimbun Dilaknat
akan membawa pelakunya mencapai
5. Mencampuri
Kebebasan
Pasar
keberkahan dan kesejahteraan hidupnya.
dengan Memalsu
Menurut Manan (1997) bahwa
6. Perkosaan dan Penipuan, Hukumnya
Haram
prinsip-prinsip
Islam
tentang
pengendalian konsumsi ada lima, yaitu:
7. Siapa yang Menipu, Bukan dari
Golongan Kami
1. Prinsip Keadilan
2. Prinsip kebersihan
8. Banyak Sumpah
3. Prinsip Kesederhanaan
9. Mengurangi Takaran dan Timbangan
4. Prinsip Kemurahan Hati
10. Membeli Barang Rampokan dan
5. Prinsip Moralitas
Curian sama dengan Perampas dan
Pencuri
Allah SWT berfirman dalam
Surah Al Baqarah ayat 168 tentang
11. Riba adalah Haram
aturan manusia melakukan kegiatan
12. Menjual Kredit dengan Menaikkan
konsumsi, yang artinya:
“Hai
Harga
yang terdapat di bumi dan janganlah
Pandangan Ekonomi Islam
sempurna
sebagai
mengatur
agama
segala
manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa
C. Konsep Konsumsi Dalam
Islam
sekalian
yang
prilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya karena Allah SWT sebagai
kamu
mengikuti
langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu”.
Berdasarkan ayat tersebut dapat
Sang Khaliq Maha Mengetahui apa yang
dipahami
bahwa
terbaik bagi hambanya. Demikian pula
kegiatan
konsumsi
dalam
Islam
mengambil manfaat dari suatu barang
mengatur bagaimana manusia dapat
untuk memenuhi kebutuhan, disamping
masalah
konsumsi,
untuk
yaitu
melakukan
kegiatan
zat dari benda tersebut merupakan
1. Hai sekalian manusia, makanlah
sesuatu yang halal tetapi juga untuk
yang halal lagi baik dari apa yang
memperoleh barang tersebut juga dengan
terdapat di bumi… (Q.S. : 2 : 68)
cara yang halal, dalam artian uang yang
2. Hai orang-orang yang beriman,
digunakan
untuk
membeli
barang
makanlah diantara rezeki yang baik-
tersebut diperoleh dengan cara yang
baik yang kami berikan… (Q.S. : 2 :
halal pula, karena barang yang diperoleh
172)
dari hasil yang tidak halal tidak akan
3. Sesungguhnya
Allah
hanya
bagimu
bangkai,
mendatangkan berkah dan kebaikan bagi
mengharamkan
yang mengkonsumsinya.
darah, daging babi, dan binatang
Menurut Islam tujuan konsumsi
yang (ketika disembelih) disebut
adalah untuk memperoleh maslahah
(nama) selain Allah…(Q.S. : 2 : 173)
terbesar, sehingga ia dapat mencapai
4. Diharamkan
bagimu
(makanan)
kemenangan di dunia dan di akhirat
bangkai, darah, daging babi, (daging
(Q.S: Al Qashash : 77).
Dengan
hewan) yang disembelih atas nama
(yang
selain Allah, yang tercekik, yang
berlaku dalam ekonomi konvensional)
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dimana seorang konsumen akan terus
dan yang diterkam binatang buas
menerus melakukan konsumsi terhadap
kecuali
suatu barang sampai mencapai kepuasan
(Q.S. : 5 : 3)
demikian,
pendekatan
utilitas
penuh (nilai guna marjinalnya bernilai
sempat
menyembelihnya
5. … dan janganlah kamu berlebih-
nol) adalah bertolak belakang dengan
lebihan
formulasi yang telah ditetapkan dalam
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
al-Qur’an dan Hadis Rasul, dimana
orang-orang yang berlebih-lebihan
seorang muslim akan mencapai tingkat
(Q.S. : 5 : 4)
konsumsi yang baik atau mencapai
6. …
(dalam
berkonsumsi).
sesungguhnya
kepuasan maksimal dalam konsumsi
pemboros
apabila konsumsi yang dilakukan sesuai
syaitan, dan syaitan itu sangat
dengan ajaran Islam. Beberapa kaidah
ingkar terhadap tuhannya (Q.S. : 17
yang dapat di acu adalah sebagai berikut
: 27)
(Muhammad :2004) :
itu
pemboros-
saudara-saudara
7. Makanlah dan minumlah, namun
jangan
berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
nafasnya (H. R. Ibnu Majah; Ibnu
orang yang berlebih-lebihan (Q.S. :
Hibban; al-Hakim)
7 : 31)
Berdasarkan beberapa ayat al-
8. Makanlah diantara rezeki yang baik
yang
telah
janganlah
kami
berikan.
Dan
melampaui
batas
kepadanya… (Q.S. : 20 : 81)
9. Dan
orang-orang
yang
Qur'an dan Hadis di atas dapat dijadikan
pedoman
dalam
menentukan
batas
kepuasan maksimum dalam konsumsi
dan rasionalitas konsumsi.
apabila
Menurut kerangka Islam bahwa
membelanjakan (harta) mereka tidak
kepuasan
berlebih-lebihan dan tidak (pula)
kepuasan
konsumtif
kikir dan adalah (pembelanjaan itu)
kreatif.
Kepuasan konsumtif akan
ditengah-tengah
menghasilkan
antara
yang
demikian (Q.S. : 25 : 67)
dalam
Islam
meliputi:
dan
kepuasan
kepuasan
siap
kreasi,
sebab konsumsi yang dilakukan seorang
Disamping ayat-ayat al-Qur’an di
muslim
akan
memberikan
kekuatan
atas, Nabi SAW memberikan bimbingan
fisiknya, sehingga ia dapat menjadi lebih
kepada umat muslim dalam melakukan
kreatif.
konsumsi, diantara hadisnya dinyatakan:
memperoleh energi setelah mendapat
1. Jauhilah olehmu berfoya-foya karena
kepuasan konsumtif sehinggga ia siap
hamba-hamba Allah (yang taat) itu
bukanlah orang-orang yang berfoyafoya (H.R. Ahmad dan Baihaqi)
2. Tidaklah
anak
Adam
Dengan kata lain, ia akan
untuk berkreasi.
Fungsi tujuan konsumen muslim
yang rasional mencapai maksimum tidak
(manusia)
hanya dengan mengkonsumsi sejumlah
memenuhi satu kantung pun yang
barang dan menguasai sejumlah barang
lebih buruk dari pada lambungnya
tahan lama, tetapi juga membelanjakan
(perutnya).
pendapatnnya
Cukuplah
baginya
untuk
amalan
shaleh
beberapa (suap) makanan yang dapat
sesuai dengan yang dikehendaki Allah
menegakkan tulang punggungnya,
SWT ( Q.S. : 18: 46).
jika
memmang
sepertiga
makannannya;
demikian
(perutnya)
sepertiga
maka
untuk
untuk
minumannya dan sepertiga untuk
KESIMPULAN
Manusia
dalam
memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan
melakukan
kegiatan
ekonomi
yang
terdiri dari kegiatan melakukan produksi,
distribusi dan konsumsi. Sebagai agama
melekat
yang di dalamnya terpancar segala
mendatangkan
peraturan
dalam
semua pihak yang terlibat. Seorang
hubungannya dengan Allah SWT juga
muslim akan mencapai tingkat konsumsi
dalam
yang baik atau mencapai kepuasan
baik
aturan
berinteraksi
dengan
sesama
pada
perdagangan
keuntungan
maksimal
muamallah), termasuk masalah ekonomi,
konsumsi yang dilakukan sesuai dengan
maka
ajaran Islam.
seperangkat
juga
aturan
mengantarkan
mempunyai
yang
dapat
manusia
kepada
kemaslahatan.
Islam
Kemaslahatan
bagi
apabila
manusia
akan tercapai apabila Islam sebagai
agama
memandang
konsumsi
kepada
makhluk hidup (ibadah mahdhah dan
Islam
dalam
akan
yang
didalamnya
terpancar
bahwa
segenap peraturan yang komprehensif
suatu
dapat diterapkan dalam segala bidang
kegiatan untuk mencari karunia Allah
kehidupan, akan tetapi peraturan Islam
SWT yang terkandung dalam setiap
dilaksnakan
ciptaan-Nya, karena kegiatan produksi
kemaslahatannya akan tetapi karena
adalah kegiatan untuk mengolah apa
kesadaran manusia bahwa dia sebagai
yang telah disediakan oleh Allah SWT
hamba Allah harus tunduk kepada Allah
dalam alam semesta menjadi berguna
SWT sebagai penciptanya Yang Maha
untuk memenuhi kebutuhan manusia
Mengetahui apa
dalam rangka beribadah kepada Allah
hamba-Nya
SWT
manusia akan kembali kapada Sang
kegiatan produksi merupakan
agar
kelangsungan
dan
bukan
karena
factor
yang terbaik bagi
yang
nantinya
setiap
kemakmuran hidup di dunia dan di
Pencipta
akhirat
distribusi
mempertanggungjawabkan semua yang
sangat diperlukan dengan tujuan agar
telah dipebuatnya di dunia, apakah
barang dan jasa yang telah dibuat oleh
melaksanakan
produsen
aturan Allah SWT.
tercapai.
dapat
Kegiatan
sampai
kepada
konsumen, kegiatan ini dalam Islam
dengan
atau
ingkar
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
dikenal dengan kegiatan perdagangan
Al-Qur’an Nul Karim.
yang
Muhammad Abdul Mannan. 1997. Teori
dan Praktek Ekonomi Islam.
Dana Bakti Wakaf. Yogyakarta.
pelaksanaannya
harus
sesuai
dengan aturan Islam. Dengan kejujuran
dan aspek spiritual yang senantiasa
Muhammad.
2004. Ekonomi Mikro
Dalam Perspektif Islam. Edisi I.
BPFE. Yogyakarta.
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi.
1993. Halal dan Haram dalam
Islam, Bab IV point 4.2, bagian
Muamalah Alih bahasa: H.
Mu'ammal Hamidy, Penerbit: PT.
Bina Ilmu.
Download