Aktivitas Bisnis yang Terlarang dalam Syariah 1. Menghindari transaksi bisnis yang diharamkan agama Islam. Seorang muslim harus komitmen dalam berinteraksi dengan hal-hal yang dihalalkan oleh Allah SWT. Seorang pengusaha muslim tidak boleh melakukan kegiatan bisnis dalam hal-hal yang diharamkan oleh syariah. Dan seorang pengusaha muslim dituntut untuk selalu melakukan usaha yang mendatangkan kebaikan dan masyarakat. Bisnis, makanan tak halal atau mengandung bahan tak halal, minuman keras, narkoba, pelacuran atau semua yang berhubungan dengan dunia gemerlap seperti night club discotic café tempat bercampurnya laki-laki dan wanita disertai lagu-lagu yang menghentak, suguhan minuman dan makanan tak halal dan lain-lain (QS: AlA’raf;32. QS: Al Maidah;100) adalah kegiatan bisnis yang diharamkan. 2. Menghindari cara memperoleh dan menggunakan harta secara tidak halal. Praktik riba yang menyengsarakan agar dihindari, Islam melarang riba dengan ancaman berat (QS: Al Baqarah;275-279), sementara transaksi spekulatif amat erat kaitannya dengan bisnis yang tidak transparan seperti perjudian, penipuan, melanggar amanah sehingga besar kemungkinan akan merugikan. Penimbunan harta agar mematikan fungsinya untuk dinikmati oleh orang lain serta mempersempit ruang usaha dan aktivitas ekonomi adalah perbuatan tercela dan mendapat ganjaran yang amat berat (QS:At Taubah; 34 – 35). Berlebihan dan menghamburkan uang untuk tujuan yang tidak bermanfaat dan berfoya-foya kesemuanya merupakan perbuatan yang melampaui batas. Kesemua sifat tersebut dilarang karena merupakan sifat yang tidak bijaksana dalam penggunaan harta dan bertentangan dengan perintah Allah (QS: Al a’raf;31). 3. Persaingan yang tidak fair sangat dicela oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah: 188: ”Janganlah kamu memakan sebagian harta sebagian kamu dengan cara yang batil”. Monopoli juga termasuk persaingan yang tidak fair Rasulullah mencela perbuatan tersebut : ”Barangsiapa yang melakukan monopoli maka dia telah bersalah”, ”Seorang tengkulak itu diberi rezeki oleh Allah adapun sesorang yang melakukan monopoli itu dilaknat”. Monopoli dilakukan agar memperoleh penguasaan pasar dengan mencegah pelaku lain untuk menyainginya dengan berbagai cara, seringkali dengan cara-cara yang tidak terpuji tujuannya adalah untuk memahalkan harga agar pengusaha tersebut mendapat keuntungan yang sangat besar. Rasulullah bersabda : ”Seseorang yang sengaja melakukan sesuatu untuk memahalkan harga, niscaya Allah akan menjanjikan kepada singgasana yang terbuat dari api neraka kelak di hari kiamat”. 4. Pemalsuan dan penipuan, Islam sangat melarang memalsu dan menipu karena dapat menyebabkan kerugian, kezaliman, serta dapat menimbulkan permusuhan dan percekcokan. Allah berfirman dalam QS:AlIsra;35: ”Dan sempurnakanlah takaran ketika kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar”. Nabi bersabda ”Apabila kamu menjual maka jangan menipu orang dengan kata-kata manis”. Dalam bisnis modern paling tidak kita menyaksikan cara-cara tidak terpuji yang dilakukan sebagian pebisnis dalam melakukan penawaran produknya, yang dilarang dalam ajaran Islam. Berbagai bentuk penawaran (promosi) yang dilarang tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) Penawaran dan pengakuan (testimoni) fiktif, bentuk penawaran yang dilakukan oleh penjual seolah barang dagangannya ditawar banyak pembeli, atau seorang artis yang memberikan testimoni keunggulan suatu produk padahal ia sendiri tidak mengkonsumsinya. b) Iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan, berbagai iklan yang sering kita saksikan di media televisi, atau dipajang di media cetak, media indoor maupun outdoor, atau kita dengarkan lewat radio seringkali memberikan keterangan palsu. c) Eksploitasi wanita, produk-produk seperti, kosmetika, perawatan tubuh, maupun produk lainnya seringkali melakukan eksploitasi tubuh wanita agar iklannya dianggap menarik. Atau dalam suatu pameran banyak perusahaan yang mengguakan wanita berpakaian minim menjadi penjaga stand pameran produk mereka dan menugaskan wanita tersebut merayu pembeli agar melakukan pembelian terhadap produk mereka. Model promosi tersebut dapat kita kategorikan melanggar ’akhlaqul karimah’, Islam sebagai agama yang menyeluruh mengatur tata cara hidup manusia, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Demikian pula pada proses jual beli harus dikaitkan dengan ’etika Islam’ sebagai bagian utama. Jika penguasa ingin mendapatkan rezeki yang barokah, dan dengan profesi sebagai pedagang tentu ingin dinaikkan derajatnya setara dengan para Nabi, maka ia harus mengikuti syari’ah Islam secara menyeluruh, termasuk ’etika jual beli’. "Hai anak Adam,pakailah pakaianmu yang indah disetiap memasuki Masjid,makan dan minumlah,dan jaganlah berlebih-lebihan.Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"(QS Al A'raaf[7]:31) Salah satu hal negatif yang harus dijauhi oleh seorang muslim dan keluarga muslim adalah Israf(berlebih-lebihan)dalam urusan sandang,pangan,dan papan.Di tengah krisis ekonomi yang melanda negri ini tidak terlalu sulit menemukan orang memiliki banyak rumah bak istana dan"segudang"mobil yang bertender digarasi.Bahkan,ad mobil mereka yang saunya bernilay milyaran rupiah.Di negeri yang kaya Sumber Daya Alam(SDA)ini yang menurut price waterhouse coopers,perusahaan akuntan publik internasional,sebagai penghasil bahan tambang terbesar:Timah:No 1 didunia,batu bara:No 3 di duna,tembaga:No.4 didunia,nikel:No 5 di Dunia,emas No 7 di dunia,penghasil 80%minyak di Asia tenggara dan penghasil 35% gas alam cair didunia.Ternyata tingkat kemiskinanya masih sangat tinggi.Masih banyak rakyat yang kelaparan,bahkan di beberapa daerah yang terjangkit penyakit busung lapar.Sementara disisi yang lain,tidak sedikit orang yang menghabiskan jutaan rupiah untuk memenuhi syahwat makanya dalam waktu semalam,bahkan mungkin sekejap. Semua ini bisa terjadi diantaranya karena terjangkit penyakit israf.Untuk itulah Al Quran hadir kedunia menjadi kesenjangan sosial,diantaranya dengan menawarkan hidup sederhana dan tidak israf seperti yang terkandung dalam ayat diatas. ASBABUN NUZUL(SEBAB TURUNYA)AYAT Ayat ini turun sebagaimana riwayat imam muslim dan lainya,dilatar belakangi oleh orang-orang musrik mekkah,baik laki-laki maupun perempuan yang thawaf mengelilingi Ka'bah dalam keadaan telanjang.Hanya dibagi waktunya menjadi dua:kaum laki-laki disiang hari dan kaum perempuan di malam hari,lalu Allah SWT menurunkan ayat ayat tersebut yang memerintahkan untuk memakai pakaian yang indah disetiap memasuki Masjid(Tasir Ibnu Katsir II/328).Kemudian Muadzin (atukang adzan)Rosulullah mengumumkan agar masyarakat tidak lagi thawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang. Al Kalbi bercerita,dahulu masyarakat tidak mau memakan makanan kecuali makanan pokoknya,dan tidak mau memakan Dasm(jenis makanan)selama selama menunaikan Haji karena ingin mengagungkan ibadah ini.Maka,kaum Muslimin berkomentar,"Ya Rosulullah kita lebih berhak melakukan itu(meniggalkan makan Dasm)",lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat tersebut yang memerintahkan untuk makan,baik daging,Dasm dan lainya serta minum minuman yang halal(Tafsir Al Munir,Prof.Dr.Wahbah Az Zuhaili,VIII/182.