BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 CPP- ACP (Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate) II.1.1 Pengertian CPP-ACP merupakan singkatan dari Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate atau yang lebih dikenal dengan kompleks fosfopeptida kasein dan kalsium fosfat amorf. Konsep dari CPP-ACP sebagai agen remineralisasi pertama kali diungkapkan pada tahun 1998. Beberapa studi telah membuktikan bahwa CPP-ACP merupakan suatu bahan yang dapat menghambat aktivitas kariogenik setelah dilakukan penelitian di laboratorium, pada hewan maupun manusia dalam percobaan secara in situ. Oleh karena itu CPP-ACP ini telah diperkenalkan sebagai salah satu bahan dalam bidang kedokteran gigi yang berasal dari produk derivat kasein dan juga merupakan alat baru untuk melawan penyakit karies.7,9 Fosfopeptida kasein (CPP) adalah kelompok peptida yang berasal dari kasein, bagian dari protein yang terjadi secara alami dalam susu. Susu adalah makanan protein yang sangat baik dalam menyediakan asam amino esensial dan nitrogen organik untuk manusia dan hewan dari segala usia. Susu juga mengandung faktor yang memiliki sifat antikariogenik : kalsium, fosfat, kasein, 7 dan lipid. Produk susu mulai diakui di akhir 1950-an sebagai kelompok makanan yang efektif dalam mencegah karies gigi.6,10 CCP dianggap memiliki bioavailabilitas kalsium yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam menstabilkan kalsium dan fosfat pada saliva serta mengikat plak pada permukaan gigi. Hal ini dikarenakan ikatan CPP yang mampu menjaga kalsium dan fosfat pada saliva tetap dalam keadaan amorf non-kristalin yang artinya stabil, kemudian ion kalsium dan fosfat dapat dengan mudah beradhesi ke enamel gigi sehingga terbukti mengurangi risiko demineralisasi enamel dan membantu proses remineralisasi email gigi.7 II.1.2 Kandungan CPP-ACP Fosfopeptida kasein (CCP) yang mengandung kelompok urutan Ser(p)Ser(p)-Ser(p)-Glu-Glu memiliki kemampuan signifikan untuk membuat stabilisasi kalsium fosfat amorf (ACP) dalam larutan yang bersifat metastabil. Melalui beberapa residu fosfoseril, CPP berikatan dengan bentuk kelompok ACP nano yang mencegah perkembangan bakteri pada ukuran kritis yang dibutuhkan untuk nukleasi dan fase transformasi. CPP dapat menstabilisasi kalsium fosfat lebih dari 100 kali dibandingkan yang dapat dilakukan secara normal dalam larutan cair.7 CPP yang merupakan derivat dari protein casein, dimana casein memberikan beberapa manfaat lain seperti membantu respon imun, meningkatkan resistensi terhadap patahogen, mengrurangi bakteri lain yang dapat merugikan tubuh, menjaga keseimbangan mikroba di usus, meningkatkan kinerja system pencernaan dan penyerapan makanan. Beberapa studi menunjukkan bahwa casein 8 juga memiliki pengaruh dalam ekologi rongga mulut. Asidogenik Lactobacillus dan Bifidobacteria berkaitan erat dengan proses karies. Terdapat penelitian di Finlandia yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kesehatan gigi dan penurunan jumlah Streptococcus mutans pada anak-anak sekolah yang mengkonsumsi produk olahan berupa casein. Bahkan beberapa memiliki efek positif dalam mengurangi jumlah Streptococcus mutans di saliva rongga mulut manusia. 8,9,25 II.1.3 Peranan CPP-ACP Pada Gigi II.1.3.1 CPP-ACP membantu proses remineralisasi enamel gigi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kargul B. bertempat di Universitas Marmara, Turkey dimana menguji efektisivitas dari pasta yang mengadung bahan CPP-ACP dengan kadar 10% terhadap kekasaran permukaan dari enamel secara in vitro. Dan hasil dari penilitian tersebut mengungkapkan bahwa 10% CPP-ACP mempunyai efek positif terhadap remineralisasi email. Dimana mekanisme antikariogenik yang dihasilan oleh CPP-ACP adalah merupakan suatu proses terlokalisasinya ion kalsium dan fosfat pada permukaan gigi, sehingga menjaga berlangsungnya proses buffer oleh saliva. Oleh karena itu hal ini membantu untuk mempertahankan keadaan netral pada email gigi, yang kemudian akan menurunkan proses demineralisasi, dan meningkatkan remineralisasi.10,11 9 II.1.3.2 CPP-ACP membantu mereduksi aktivitas karies. Selain meningkatkan kadar konsentrasi kalsium dan fosfor pada saliva guna membantu proses remineralisasi. Pada tahun 1980an, Reynold menarik perhatian dengan mengungkapkan fakta bahwa kalsium fosfat amorf kasein fosfopeptida, yang merupakan salah satu produk dari kasein susu, mampu masuk ke dalam permukaan email dan mempengaruhi proses karies. Sesuai dengan gambar II.1 ketika CPP-ACP diaplikasikan pada permukaan gigi maka CPP-ACP akan menghasilkan k-casien, b-casein serta ikatan nano-kompleks yang akan bertindak sebagai barrier penghalang dalam mencegah perlekatan dari Sterptococcus mutans. Gambar II.1 CPP-ACP menghalangi perlekatan dari bakteri Streptococcus mutans.5 Sumber: Ingegerd, Johansson., Milk and dairy products: possible effect on dental health. Scand J Nutr. 2002; 46(3):120 10 Penelitian yang dilakukan pada hewan, dimana 0.5% mg/ml larutan dari CPP-ACP nanokompleks diibaratkan setara dengan 500ppm larutan fluoride dapat mereduksi aktivitas karies. Larutan CPP-ACP ini diaplikasikan 2 kali sehari pada permukaan gigi tikus yang sebelumnnya sudah diinjeksikan bakteri Streptococcus sobrinus, yang merupakan bakteri penyebab karies pada manusia. Secara signifikan mampu mengurangi aktivitas karies dengan 0.1% mg/ml CPP-ACP mereduksi sebesar 14% . Sedangkan pada kadar 1% mg/ml CPP-ACP mereduksi sebesar 55% aktivitas karies.9 II.1.4 Kegunaan CPP-ACP Selain pada kemampuan CPP-ACP dalam membantu proses remineralisasi pada email gigi serta kemampuannya dalam mereduksi perlekatan bakteri, dalam bidang kedokteran gigi CPP-ACP juga memiliki kegunaan lain, seperti: 9,12,25 a. CPP-ACP dalam bentuk sedian pasta dapat memperbaiki keseimbangan mineral didalam lingkungan mulut. b. Memberi perlindugan extra terhadap gigi. c. Membantu menetralisir asam dari bakteri asidogenik dalam plak dan sumber asam internal dan external lain. d. Terdapat dalam kemasan berbagai rasa dan membuat permukaan gigi lebih halus dan bersih. e. Pasca perawatan bleaching (perawatan pemutihan gigi) f. Pasca scalling (pembersihan karang gigi) baik secara elektrik maupun secara manual 11 g. Untuk pasien abrasi (kerusakan pada bagian servikal gigi), h. Xerostomia ( mulut kering) i. Untuk pasien dengan kondisi hipersensitif dentin j. Untuk pencegahan terhadap kerusakan gigi karena asam yang dihasilkan bakteri. II.1.5 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan CPP-ACP Indikasi penggunaan CPP-ACP ini, meliputi:6,12,25 a. Memperbaiki keseimbangan mineral pada pasien-pasien yang mengalami defisiensi saliva seperti xerostomia atau ketika tindakan membersihkan gigi sulit dilakukan. b. Memperbaiki keseimbangan setelah tindakan perawatan seperti scalling, root planing dan kuretase, juga mengurangi akibat apapun dari hipersensitif dentin. c. Riset membuktikan Recaldent (CPP - ACP) juga dapat mengubah warna gigi karena white-spot ke arah gigi yang terlihat translusens alamiah. d. Dapat digunakan untuk gigi permanen, aman untuk diaplikasikan pada bayi terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi karies awal. e. Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti yang dengan gangguan intelektual, gangguan perkembangan dan fisik,serebral palsi, Down sindrom dan pasien dengan masalah medis seperti terapi radiasi 12 Kontra indikasi penggunaan CPP-ACP,yaitu : Pada anak atau pasien yang terdapat riwayat alergi pada jenis makanan yang mengandung susu. II.2 FLUOR (F) Fluor adalah mineral alamiah yang terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride. Fluor (F) merupakan salah satu unsur yang melimpah pada kerak bumi. Unsur ini ditemukan dalam bentuk ion Fluoride (F). Fluor yang berikatan dengan kation monovalen, misalnya NaF, AgF, dan KF bersifat mudah larut, sedangkan fluor yang berikatan dengan kation divalen, misalnya CaF2 dan PbF2,bersifat tidak larut dalam air.13,14 Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis. Tujuan penggunaan fluor dalam bidang kedokteran gigi adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Reaksi kimia: Ca10(PO4)6.(OH)2 + F → Ca10(PO4)6.(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies.1 13 II.2.1 Sifat Fluor Senyawa yang banyak mendapat perhatian antara lain Neutral Sodium Fluoride (NaF), Acidulated Sodium Fluoride Phosphate, Stannous Fluoride (SnF2). Acidulated Sodium Fluoride Phosphate dan SnF secara konsisten memberikan daya perlindungan lebih besar terhadap karies dibandingkan Neutral Sodium Fluoride. Acidulated solution dari NaF dan SnF2 lebih efektif daripada larutan netralnya. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya reduksi karies sebesar 70% (untuh OH baik) dan reduksi karies sebesar 36% (untuk OH jelek) pad apemberian 1,23% NaF dan 0,1 M Asam Fosfat dengan 1x pemberian / tahun. Rata – rata terjadi 30-45% reduksi karies sekunder setelah perawatan topikal aplikasi fluor. 15 II.2.2 Peranan Fluor Pada Gigi Tubuh kita sangat membutuhkan senyawa gula untuk menjaga stamina dan energi didalam tubuh. Mayoritas individu jika ingin menjaga stamina tubuh akan mengkonsumsi susu serta berbagai jenis minuman berkarbonasi dan makanan yang mengadung karbohidrat manis yang identik dengan kariogenik. Dimana jenis minuman atau makanan seperti ini akan mempengaruhi pH pada mulut dalam suasana asam . Fluor berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam dibentuk ketika bakteri di dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang akan merusak gigi sehingga menyebabkan terjadinya karies. Di sini fluor berperan 14 mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya karies.14,16 Gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin merupakan lapisan bawah email, sehingga struktur email sangat menentukan terhadap proses terjadinya karies. Struktur email gigi terdiri dari susunan kimia kompleks dengan gugus kristal penting yaitu hidroksi apatit, dengan rumus kimia Ca10(PO4)6.(OH)2. Permukaan email ini lebih banyak mengandung mineral dan bahan-bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Mineralisasi email tidak hanya melalui pulpa dan dentin saja, tetapi ion-ion dari saliva secara tetap melalui penyerapan mineral langsung ke permukaan gigi. Ion kimia penting yang diharapkan banyak diikat oleh hidroksi apatit pada email gigi adalah ion fluor, dengan adanya penambahan fluor, hidroksi apatit akan berubah menjadi fluoroapatit. Fluoroapatit ini lebih tahan terhadap asam sehingga gigi akan lebih tahan terhadap proses demineralisasi.13 II.2.3 Manfaat Fluor Penggunaan fluor mempunyai beberapa manfaat, yaitu:14,15 a. Praerupsi 1) Selama pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk. 2) Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal apatit yang lebih resisten terhadap asam 15 3) Pemberian yang optimal, kristal apatit lebih tahan terhadap kelarutan yang disebabkan oleh asam. b. Pascaerupsi 1) Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam. 2) Fluoroapatit lebih padat sehingga gigi lebih tahan oleh proses demineralisasi 3) Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit. 4) Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga merangsang perbaikan atau penghentian lesi karies awal. 5) Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim yang terlibat dalam pembentukan asam serta pengangkutan dan penyimpanan glukosa dalam streptococcus oral dan juga membatasi penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa polisakarida. 6) Mencegah demineralisasi Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam rongga mulut. Dengan cara mengurangi permeabilitas enamel maka mineral yang terkandung dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva, melainkan digantikan oleh ion-ion Fluor pada permukaan enamel. 7) Memiliki sifat antibakteri Pada keadaan ph rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam Hydrofluoric Acid. Hal ini menyebabkan fluoride menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri kariogenik sehingga menghalangi pembentukan asam. 16 8) Mempercepat remineralisasi Dengan cara mengubah lingkungan permukaan dari enamel, sehingga transfer ion antara saliva dan enamel dapat berlangsung efektif. Keadaan ini mengakibatkan proses ionisasi pada permukaan yang terdemineralisasi menjadi lebih cepat. II.2.4 Penggunaan Fluor Dalam Kedokteran Gigi Cara penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan topical. II.2.4.1 Pemberian fluor secara sistemik. Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu : 1. Fluoridasi air minum Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk tersebut akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang negatif yaitu dengan adanya apa yang disebut 17 ‘mottled enamel’. Pada mottled enamel, permukaan gigi nampak kelihatan berbintikbintik kecoklatan dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan keracunan. Menurut penelitian Murray and Rugg-guncit konsentrasi optimum fluoride yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2 ppm.1, 13, 25 2. Pemberian fluor melalui makanan Terkadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan tersebut kebutuhan akan kadar fluor untuk tubuh sudah terpenuhi. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. 13,16 3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari).Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu sampai 2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg.16,17 18 II.2.4.1 Pemberian fluor secara topikal.13,23 Penggunaan fluor secara topikal adalah mengaplikasikan fluor langsung pada gigi, ditujukan untuk gigi yang sudah erupsi. Menurut Angela, tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.1,13 Dimana remineralisasi merupakan proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.13,14,15 Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara: 15 1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor Merupakan fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan aplikasi topikal. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan 19 sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, atau selama 1 jam 2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi. Berkumur dengan bahan fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik serta orang dewasa yang rentan terhadap karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat orthodontik.14,15 3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung sekitar 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi)1 20 2.2.5 Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor Menurut Donley 13,14 meliputi : A. Indikasi 1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi. 2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka. 3. gigi yang sensitif. 4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh: Down syndrome) 5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik. B. Kontraindikasi 1. pasien anak dengan resiko karies rendah II.3 STREPTOCOCCUS MUTANS Di dalam rongga mulut manusia terdapat berbagai macam jenis bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya karies atau disebut bakteri kariogenik. Organisme yang paling kariogenik adalah adherent streptococci yaitu Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat fakultatif anaerob, dan paling sering ditemukan pada individu yang memiliki karies. Organisme ini tidak hanya acidogenic (memproduksi asam organik dari karbohidrat) tetapi juga aciduric (mampu bertahan dalam lingkungan yang sangat asam) serta menghasilkan suatu polisakarida yang lengket. 14 21 Gambar II.2 Streptococcus mutan. Sumber : http://en.academic.ru/dic.nsf/enwiki/924230 Streptococcos mutans merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada lesi karies gigi dan berperan penting dalam proses awal terjadinya gigi berlubang karena kemampuannya yang cepat dalam memfermentasi karbohidrat dan umumnya ditemukan dalam plak gigi. Mekanisme perlekatan Streptococcos mutans pada permukaan gigi merupakan potensial target yang penting untuk intervensi antikariogenik. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18-40 C, pada pH 5,2-7 sesuai pH plak. Clarke memberinya nama Streptococcus karena morfologinya yang sangat bervariasi. Nama “mutans” itu sendiri adalah hasil dari transisi yang sering terjadi dari bentuk kokus ke bentuk kokobasil, sehingga Streptococcus mutans merupakan kumpulan dari sel-sel berbentuk oval atau bulat yang tersusun seperti rantai.14,18,19 Secara umum, Streptococcus mutans dikenal karena kemampuannya untuk mensistensa polisakarida ekstraseluler dari sukrosa, mengalami agregasi sel ke sel ketika bercampur dengan sukrosa atau dekstran dan dapat berkembang dalam lingkungan yang mengandung asam. Dan secara khusus, Streptococcus mutans mempunyai sifat dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang bersifat asam dan dapat menghasilkan asam. Melalui pelikel ini bakteri Streptococcus mutans akan 22 membuat kolonisasi di permukaan gigi serta membentuk lapisan dasar untuk formasi kompleks biofilm, yang dikenal sebagai plak gigi.14,21 Gambar II. 3 The pathogenesis of streptococcal infections. Sumber : Timothy J. Mitchell Nature Reviews Microbiology 1, 219-230 (December 2003). Available form : http://www.nature.com/nrmicro/journal/v1/n3/fig_tab/nrmicro771_F1.html Setelah mengkonsumsi sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein ( kombinasi molekul protein dan karbohidrat) yang lengket bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. Walaupun, banyak bakteri lain yang juga melekat, tetapi Streptococcus mutans yang paling berpotensial menyebabkan karies.18,20 23 Proses selanjutnya, yaitu bakteri Streptococcus mutans menggunakan fruktosa dalam suatu metabolisme glikolosis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah kondisi-kondisi anaerob adalah asam. Asam ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH yang sejumlah tertentu menghancurkan zat kapur fosfat di dalam email gigi sehingga mendorong ke arah pembentukan suatu rongga atau lubang yang dikenal dengan karies.14,20,21 24 25