BAB VI PEMBAHASAN Dalam penelitian ini mengenai perbedaan topikal aplikasi bahan casein phosphopeptide – amorphous calcium phosphate atau yang disingkat dengan CPP-ACP dan bahan Sodium fluoride terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans pada saliva anak usia 6-12 tahun. Sebagai tolak ukur penentuan sampel penelitian digunakan Oral Hygiene Index – Simplifeid (OHI-S) untuk mengukur skor kebersihan gigi dan mulut setiap subyek penelitian. Alat ukur ini telah teruji kevaliditasannya dan reliabilitasnya dimana telah sering digunakan pada rangkaian penelitian. Selain itu, alat ukur yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni Streptococcus mutans yaitu Colony Form Unit (CFU). Dari hasil uji coba, alat ukut ini menunjukkan validitas dengan terdapatnya perbedaan jumlah koloni Streptococcus mutans pada setiap intervensi bahan aplikasi topikal pada subyek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan topikal aplikasi sediaan GC Tooth Mousse produk Recaldent yang mengandung senyawa derivat calsium phosphate atau CPP-ACP yang diaplikasikan sebanyak 1 mg. Peneliti memutuskan menggunakan sediaan topikal aplikasi ini karena telah teruji pada beberapa literatur. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Santosh di India yang menyatakan bahwa mengkonsumsi produk antikaries yang mengadung CPP-ACP ini dapat memberikan efek pada pengendalian karies baik pada usia 43 anak-anak maupun dewasa. Sedangkan untuk pembandingnya peneliti menggunakan topikal aplikasi Floucal solute sebanyak 0.5 ml merupakan produk SeptodontTM yang mengandung senyawa Sodium fluoride. Hal ini didasarkan dari hasil penelitian mengenai fluor yakni fluor berperan mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Selain itu fluor juga berfungsi dalam pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya karies.7,16 Dari data yang didapatkan, terlihat adanya perbedaan jumlah koloni Streptococcus mutans dari setiap perlakuan yang diberikan terhadap sampel yaitu pemberian aplikasi topikal bahan CPP-ACP dan bahan Sodium fluoride setelah 15 dan 30 menit pemberian bahan topikal. Kemudian hasil antara setiap perlakuan dibandingkan satu sama lain untuk dianalisis mana yang lebih efektif dalam mengurangi jumlah koloni Streptococcus mutans. Berdasarkan data dari tabel V.1 sampai dengan V.4 dapat diketahui bahwa kedua bahan topikal aplikasi tersebut memang efektif dalam mereduksi jumlah Streptococcus mutans. Didasarkan pada hasil olah data, terdapat efektivitas yang signifikan dalam penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans berdasarkan interval waktu pada kedua jenis bahan tersebut. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil penelitian dari peneliti sendiri mengenai adanya kejadian yang sama dari kedua jenis bahan tersebut, terbukti dengan adanya penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans setelah pemberian intervensi baik dengan topikal aplikasi bahan CPP-ACP maupun bahan Sodium fluoride pada menit ke-15 dan 30. 44 Keefektivan dari CPP-ACP tersebut terbukit dari penelitian yang menunjukkan penurunan jumlah bakteri Streptococcus mutans setelah pemberian pada subyek penelitian. Penelitian oleh Reynold tahun 2006 menarik perhatian publik dengan mengungkapkan fakta bahwa kalsium fosfat amorf kasien fosfopeptida yang merupakan salah satu derivat dari kasien mampu masuk ke dalam permukaan email dan mempengaruhi proses karies. CPP-ACP ini mencegah perlekatan bakteri Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Ikatan fosfopeptida kasein (CPP) yang mengandung rantai kelompok urutan nanokompoleks yaitu Ser(p)-Ser(p)-Ser(p)-Glu-Glu memilik kemampuan dalam mencegah perlekatan bakteri. Susunan rantai fosfopeptida kasien (CPP) berikatan dengan kalsium fosfat amorf (ACP) yang dapat mencegah perkembangan bakteri tersebut.6,7,9 Selain mencegah perlekatan Streptococcus mutans, CPP-ACP juga membantu proses remineralisasi enamel gigi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kargul di Turkey dimana menguji mengenai efektifitas dari pasta yang mengandung CPP-ACP dengan kadar 10% terhadap kekasaran permukaan enamel secara in vitro. Dan hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 10% CPP-ACP mempunyai efek positif terhadap remineralisasi email. Penelitian lainnya menunjukkan penggunaan CPP-ACP dengan 0.1% mg/ml secara signifikan mampu mengurangi aktivitas karies sebesar 14%, sedangkan pada CPPACP dengan kadar 1% mg/ml mampu mereduksi 55% aktivitas karies.10,22 Efektivitas topikal aplikasi fluor dalam menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans juga sudah terbukti dari beberapa literatur dan penelitian. 45 Berdasarkan pernyataan Angela yang dikutip dari Majalah Kedokteran Gigi, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasikan karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Reaksi kimia fluor : Ca10(PO4)6.(OH)2 + F Ca10(PO4)6.(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang memicu perbaikan dan penghentian lesi karies.1,23 Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan efektivitas topikal aplikasi bahan CPP-ACP dan bahan Sodium fluoride pada interval waktu 15 menit dan 30 menit setelah pemberian bahan. Pada 15 menit setelah intervensi bahan, kelompok topikal aplikasi bahan CPP-ACP jumlah koloni menurun hingga 40.00 CFU/ml, sedangkan pada kelompok topikal aplikasi bahan Sodium fluoride menurun hingga 35.73 CFU/ml. Setelah 30 menit, topikal aplikasi bahan CPPACP mampu mengurangi jumlah koloni menjadi 18.73 CFU/ml, sedangkan topikal aplikasi bahan Sodium fluoride berhasil mengurangi hingga 12.93 CFU/ml. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efek topikal aplikasi bahan CPP-ACP dan bahan Sodium fluoride terhadap penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans pada menit ke-15 dan 30 setelah pemberian bahan topikal. Dengan demikian terlihat pada penelitian ini bahwa kedua bahan efektif dalam menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans, namun topikal aplikasi bahan Sodium fluoride menunjukkan penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan bahan CPP-ACP pada interval waktu 15 dan 30 menit setelah pemberian 46 bahan topikal pada saliva anak usia 6-12 tahun. Namun tidak terdapat perbedaan yang berarti antara topikal aplikasi bahan CPP dan bahan Sodium fluoride pada menit ke-15 dan 30 pemberian bahan topikal.. Perlu juga diketahui bahwa fluoride merupakan mineral yang tidak dapat larut dalam air. Fluoride jika dikonsumsi dengan jumlah besar dapat memberikan efek samping bagi tubuh, yaitu keracunan akut, serta terjadinya fluorosis (mottled enamel). Oleh karena itu tidak dianjurkan untuk pemakaian dirumah, dan akan lebih baik jika diaplikasi oleh tenaga professional guna mencegah efek samping tersebut.23,24 Sedangkan topikal aplikasi bahan CPP-ACP merupakan derivat dari casein (susu) aman dikonsumsi bagi anak-anak. Keterbatasan dari penelitian ini adalah peneliti cukup sulit dalam mengontrol sampel ketika diberi intervensi dan hanya melakukan perhitungan jumlah koloni secara manual yang mungkin dapat memberikan hasil yang kurang maksimal. 47