GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI SUSU DAN STATUS GIZI PADA ANAK TK TUNAS HARAPAN I GAMPING SLEMAN Mukti Anggorowati, Susilarti, Etty Yuniarly Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No 56, Pingit, Yogyakarta Email : [email protected] ABSTRACT number of primary teeth caries included in Dental caries in humans is one of widely “excessive” criteria in children aged “5 years old” spread diseases, and it is estimated that 90% is are amounted to 21 respondents (55%), and suffered by children. Dental caries or tooth decay “very thin” nutritional status in 5-year-old children is a progressive and destructive damage and are amounted to 11 respondents (28.9%). Those occurs to dental tissues enduring calcification. with primary teeth caries included in “excessive” The result of dental caries is the disruption of criteria having “very thin” nutritional status are as chewing functions. It can affect the food intake. many as 11 respondents (28.9%). The research The chewing disorder may affect nutritional concludes that the majority of children at TK status. The present research is aimed to describe Tunas Harapan I Gamping Sleman with primary the number of primary teeth caries and nutritional teeth caries included in “excessive” criteria have status in children of TK Tunas Harapan I “very thin” nutritional status. Gamping Sleman. It was descriptive research with cross sectional design. The samples were Keywords: Number of Primary Teeth Caries, Nutritional consisted of children aged 4-6 years old, as many as 38 respondents. They were obtained by total ABSTRAK sampling method. The research data were Hasil study pendahuluan di TK Tunas obtained by direct observations and Harapan I Gamping Sleman didapatkan data questionnaires. The examination of primary teeth bahwa jumlah karies gigi susu cukup tinggi dan caries used oral diagnostic tool. The nutritional status gizi anak sangat kurus. Tujuan penelitian status used indexes TB/U, BB/U, IMT/U based on untuk mengetahui gambaran jumlah karies gigi WHO reference standards of 2005. The data susu dan status gizi pada anak TK Tunas analysis was presented in the form of cross- Harapan I Gamping, Sleman. Penelitian ini tabulations. The results show that the bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross characteristics of most research subjects have sectional dengan jumlah sampel 38 responden. primary teeth caries included in “excessive” Dengan teknik pengambilan sampel adalah total criteria, i.e. amounted to 26 respondents sampling. Lokasi penelitian adalah TK Tunas (68.4%), nutritional status with “very thin” criteria Harapa I Gamping, Sleman pada bulan Maret as many as 13 respondents (34.2%). The results 2016. Aspek yang diteliti adalah jumlah karies indicate that the majority of respondents with the gigi susu dan status gizi. Data jumlah karies gigi 72 Muk Anggorowa , dkk : Gambaran Jumlah Karies Gigi Susu Dan Status Gizi Pada Anak.... susu diperoleh dengan pemeriksaan karies aktif diatas prevalensi nasional, yaitu 32,1 menggunakan alat oral diagnostic dan data % dan 5,9 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh status gizi diperoleh dari pengukuran berat Sintawati tahun 2014, di DIY 39 % anak TK badan (BB) dan tinggi badan (TB) anak. Analisa mengeluhkan giginya sakit akibat karies gigi 5. data menggunakan tabulasi silang. Dari hasil penelitian Zat gizi merupakan substansi biokimia menunjukkan sebagian besar yang digunakan tubuh dan harus diperoleh responden yang memiliki jumlah karies gigi susu dengan jumlah yang adekuat dari makanan yang dengan kriteria “banyak” memiliki status gizi dimakan 6. Status gizi adalah keadaan tubuh dengan kriteria “sangat kurus” yaitu 11 yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan responden (28,9%). Kesimpulan penelitian dan penggunaan makananan 7. Susunan adalah sebagian besar anak TK Tunas Harapan I makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh, Gamping Sleman yang memiliki jumlah karies pada umumnya dapat menciptakan status gizi gigi susu dengan kriteria “banyak” memiliki status yang memuaskan. Metode penilaian status gizi gizi dengan kriteria “sangat kurus” . dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu penilaian Kata Kunci : Jumlah karies gigi susu, secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung diantaranya adalah PENDAHULUAN antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik, Penyakit gigi dan mulut merupakan faktor sedangkan penilaian secara tidak langsung risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. diantaranya adalah survei konsumsi pangan, Seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak statistik vital dan faktor ekologi 8. memiliki gigi-mulut yang sehat 1. Antropometri dapat digunakan untuk Penyakit gigi dan mulut yang paling menilai status gizi, khususnya energi dan protein banyak diderita masyarakat adalah karies gigi seseorang. Antropometri merupakan indikator dan penyakit periodontal 2. Karies gigi adalah status gizi yang berkaitan dengan masalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur Kurang Energi Protein 9. Parameter tunggal gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. dalam penilaian status gizi diantaranya ialah Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul berbagai kasus berbahaya, dan bahkan dan tebal lemak di bawah kulit. Pada umumnya kematian 3. penilaian status gizi menggunakan parameter Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar gabungan seperti ; Berat Badan menurut umur (2013) prevalensi nasional masalah gigi dan (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), mulut adalah 25,9% penduduk Indonesia. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Prevalensi nasional anak usia 1- 4 tahun yang Indeks Massa menurut Umur (IMT/U). Penilaian memiliki masalah gigi dan mulut adalah sebesar status gizi untuk semua golongan umur 10, 4%. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan parameter IMT untuk dewasa dan (DIY) merupakan salah satu provinsi yang ibu hamil, sedangkan parameter IMT/U untuk mempunyai prevalensi masalah gigi mulut dan umur 0 sampai 18 tahun 8. 73 JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 Anak yang mengalami karies gigi yang digunakan adalah random sampling. memiliki kemampuan daya kunyah yang Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas Harapan menurun, karena gigi yang telah mengalami I Gamping, Sleman. Populasi dan sampel dalam karies memiliki penurunan fungsi. Penurunan penelitian ini yaitu seluruh anak TK Tunas fungsi menyebabkan kemampuan dalam Harapan I Gamping Sleman yang berjumlah 38 pencernaan makanan di dalam mulut berkurang. anak. Jika terjadi gangguan fungsi kunyah dapat Subyek penelitian yang digunakan menyebabkan terganggunya penyerapan dan adalah jumlah karies gigi susu, status gizi, umur pencernaan makanan, dikhawatirkan pada anak, jenis kelamin anak, pendidikan terakhir ibu, akhirnya dapat mengganggu kondisi gizi anak pekerjaan ibu, penghasilan orang tua. sehingga terjadi keadaan kurang gizi 10. Data penelitian ini didapatkan dari Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pemeriksaan obyektif dan kuesioner. Data peneliti pada tanggal 29 Januari 2016 pada TK jumlah karies gigi susu diketahui dengan Tunas Harapan I Gamping Sleman, diketahui pemeriksaan menggunakan alat oral diagnostic. bahwa jumlah siswa yang berusia ≤ 6 tahun di TK Data yang diperoleh diolah dengan Tunas Harapan I Gamping Sleman adalah 38 menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui anak. Dari 38 responden telah dilakukan gambaran jumlah karies gigi susu dan status gizi pengambilan sampel acak sebanyak 10 anak TK Tunas Harapan I Gamping, Sleman. responden didapat bahwa jumlah karies gigi pada 70 % anak kategori banyak dan 30 % anak kategori sedikit. Jumlah karies gigi susu kategori HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN banyak apabila terdapat ≥ 5 lubang gigi susu dan kategori sedikit apabila terdapat 1 – 2 lubang gigi susu. Sedangkan untuk pengukuran status gizi didapatkan 80 % anak kategori sangat kurus dengan nilai z-score < -3 SD, 10 % anak kategori 1.Karakteristik Subyek Penelitian a. Umur anak Tabel 1.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan UmurAnak normal dengan nilai z-score -2 SD s/d 2 SD, dan 10 % kategori gemuk dengan nilai z-score > 2 SD. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap gambaran jumlah karies gigi susu dan status gizi pada anak TK Tunas Harapan I Gamping Sleman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling 74 Umur anak (tahun) 4 5 6 Total n 5 31 2 38 % 13,2 81,6 5,3 100 Muk Anggorowa , dkk : Gambaran Jumlah Karies Gigi Susu Dan Status Gizi Pada Anak.... b. Jenis kelamin anakTabel e.Penghasilan orang tua Tabel 2.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian 5.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Berdasarkan Penghasilan Orang tua Laki-laki Perempuan Total n 17 21 38 % 44,7 55,3 100 c. Pendidikan terakhir ibuTabel 3.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu Penghasilan Orang tua ≤ Rp 500.000 Rp 500.000 s.d 1 juta ≥ 1 juta Total n % 11 28,9 13 34,2 13 34,2 38 100 f.Jumlah karies gigi susu Tabel 6Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Jumlah Karies Gigi Susu Pendidikan Terakhir Ibu Tidak/belum tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat DI/DII Tamat DIII Tamat DIV/S1 Tamat S2 Total n 0 7 4 18 0 5 4 0 38 % 0 18,4 10,5 47,4 0 13,2 10,5 0 100 d. Pekerjaan ibu Tabel Jumlah Karies Gigi Susu n % Sedikit 7 18,4 Sedang 5 13,2 Banyak 26 68,4 Total 38 100 g.Status gizi anakTabel 7.Distribusi Subyek Berdasarkan Status 4. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Gizi Anak Berdasarkan Pekerjaan Ibu Pekerjaan Ibu n % Status Gizi Anak n % PNS/TNI POLRI 2 5,3 Sangat Kurus 13 34,2 Pegawai BUMN/BUMD 1 2,6 Kurus 8 21,1 Wiraswasta 4 10,5 Normal 13 34,2 Karyawan Swasta 9 23,7 Gemuk 4 10,5 Tidak bekerja 3 19 7,9 50 Total 38 100 Total 38 100 Pedagang 75 JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 2. Tabulasi Silang Antar Karakteristik Subyek Penelitian a. Tabulasi silang jumlah karies karies gigi susu berdasarkan umur anak Tabel 8.Tabulasi Silang Jumlah Karies Gigi Susu Berdasarkan Umur Anak Jumlah Karies Gigi Susu Umur Anak (tahun) 4 5 6 Total Sedikit f % 2 5,3 5 13 0 0 7 18 Sedang f % 1 2,6 4 11 0 0 5 13 Total Banyak f % 3 7,9 21 55 2 5,3 26 68 6 30 2 38 b. Tabulasi silang status gizi anak berdasarkan umur anakTabel 9.Tabulasi Silang Jumlah Karies Gigi Susu Berdasarkan Umur Anak Status Gizi Anak Umur (tahun) 4 5 6 Total Sangat Kurus f % 3 7,9 8 21,1 2 5,3 13 34,2 Kurus f 1 7 0 8 % 2,6 18,4 0 21 Normal f 2 11 0 13 % 5,3 28,9 0 34,2 Gemuk f 0 4 0 4 Total % 0 10,5 0 10,5 6 30 2 38 c. Tabulasi Silang antara Jumlah Karies Gigi Susu dan Status Gizi AnakTabel 10. Tabulasi Silang antara Jumlah Karies Gigi Susu dan Status Gizi Anak Status Gizi Anak Jumlah Karies Gigi Susu Sedikit Sedang Banyak Total Sangat Kurus f % 0 0 2 5,3 11 28,9 13 34,2 Kurus f 2 0 6 8 % 5,3 0 15,8 21,1 Normal f 4 0 9 13 % 10,5 0 23,7 34,2 Gemuk f 1 3 0 4 % 2,6 7,9 0 10,5 Total 7 5 26 38 PEMBAHASAN memiliki jumlah karies gigi susu kriteria “banyak”. Data hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan Prevalensi karies di Indonesia mencapai 90% bahwa persentase paling tinggi adalah jumlah dari populasi anak balita 11. Pada tahun 2007 karies gigi susu dengan kriteria “banyak” yaitu 26 menunjukkan bahwa karies gigi telah meningkat responden (68,4%). Dari data dapat disimpulkan khususnya pada anak usia balita dan anak pra bahwa sebagian besar subyek penelitian sekolah, yaitu dari 24% menjadi 28% dimana 76 Muk Anggorowa , dkk : Gambaran Jumlah Karies Gigi Susu Dan Status Gizi Pada Anak.... pada anak usia 2 – 5 tahun meningkat 70% dari menunjukkan bahwa subyek penelitian yang karies yang ditemukan. Karies dapat mengenai paling banyak menderita status gizi dengan gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih kriteria “normal” yaitu umur “5 tahun” yaitu 11 rentan terhadap karies karena struktur dan responden (28,9%). Keadaan gizi anak selain morfologi gigi sulung11. disebabkan oleh asupan gizi yang tidak tercukupi Tabel 7 menunjukkan subyek penelitian yang dapat pula disebabkan oleh asupan zat gizi yang memiliki status gizidengan kriteria “sangat tidak seimbang, dapat pula disebabkan oleh kurus” dan “normal” memiliki jumlah yang sama faktor lain seperti pendidikan terakhir ibu, dan yaitu masing-masing 13 responden (34,2%). pekerjaan ibu. Dari hasil penelitian didapatkan Anak yang memiliki status gizi kriteria “sangat sebesar 18 responden (47,4%) pendidikan kurus” dapat disebabkan oleh masukan energi terakhir ibu adalah “tamat SMA”. Sedangkan dan protein yang sangat kurang dalam waktu untuk pekerjaan ibu diketahui bahwa sebagian lama10. Status gizi baik atau status gizi optimal besar ibu “tidak bekerja” atau sebagai ibu rumah terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi tangga yaitu 19 responden (50%). Status yang digunakan secara efisien, sehingga pendidikan dapat mempengaruhi peluang memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan seseorang memperoleh informasi mengenai otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara pencegahan dan penatalaksanaan penyakit13. umum pada tingkat setinggi mungkin10. Pengetahuan gizi memegang peranan yang Berdasarkan umur, pada Tabel 8 responden sangat penting dalam penggunaan dan yang paling banyak menderita karies gigi susu pemilihan bahan makanan dengan baik, berumur “5 tahun” yaitu sebanyak 21 responden sehingga dapat mencapai keadaan seimbang. (55%). Negara-negara Asia termasuk Indonesia, Terdapat perbedaan dalam pembentukan bahwa anak-anak umur 5 tahun ke atas 80 – 90% kebiasaan makan pada anak-anak yang mengalami kerusakan gigi. Pada usia 5 tahun ke mempunyai ibu yang bekerja dan tidak bekerja. atas anak mulai memakan makanan yang Ibu yang bekerja akan tersita waktunya dalam dilarang dan masa tersebut anak paling banyak menyiapkan dan memberikan makanan kepada menderita karies dentin kemungkinan karena anak sehingga diserahkan kepada orang lain10. pola makan yang kurang teratur dan Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar ketidaktahuan menjaga kesehatan gigi sehingga subyek penelitian yang yang jumlah karies gigi dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Pada susunya termasuk kriteria “banyak” memiliki usia 5 tahun anak masih membutuhkan status gizi anak dengan kriteria ”sangat kurus” bimbingan dari orang tua untuk mengingatkan yaitu 11 responden (28,9%). Anak yang berstatus makanan dan minuman apa yang menyebabkan gizi kategori kurus lebih banyak menderita tingkat karies rampan dan bagaimana cara mencegah keparahan karies dengan kategori tinggi terjadinya karies rampan dengan berkumur dibandingkan dengan anak yang memiliki tingkat maupun menyikat gigi secara teratur 3 kali sehari keparahan karies dengan kategori rendah. 12. Rendahnya status gizi pada anak yang Berdasarkan umur anak, pada Tabel 9 mengalami karies gigi pada penelitian ini 77 JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 disebabkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengkonsumsi aneka ragam makanan karena SARAN 1. Bagi Peneliti gangguan fungsi gigi sebagai alat Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut pencernaan10. Karies gigi dapat menyebabkan dengan jumlah subyek yang lebih banyak terjadinya kehilangan gigi yang akan atau dengan jenis subyek yang berbeda menurunkan efisiensi pengunyahan yang 2. Bagi Institusi berakibat pada terganggunya sistem Dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pencernaan makanan sehingga dapat mengenai gambaran jumlah karies dan menggangu kesehatan tubuh karena zat-zat gizi status gizi pada anak TK Tunas Harapan I makanan tidak dapat diserap dengan sempurna Gamping Sleman oleh usus halus10. Karies gigi membuat anak 3. Bagi Instansi Tempat Penelitian mengalami kehilangan daya kunyah dan Diharapkan dapat memberikan informasi terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan tentang kesehatan gigi dan mulut pada pertumbuhan kurang maksimal14. Banyak anak murid-muridnya dan menyarankan pada yang mengalami karies yang diikuti dengan orang tua agar rajin memeriksakan gigi status gizi kurus, walaupun ada beberapa kecil anaknya ke puskesmas atau rumah sakit responden yang tidak berpengaruh dengan karies gigi tersebut12. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. 2011. Tidak KESIMPULAN Sehat jika tidak Memiliki Gigi dan Mulut 1. Jumlah karies gigi susu paling tinggi adalah yang Sehat. Pusat Komunikasi Publik , jumlah karies gigi susu dengan kriteria Sekertaris Jendral Kementrian Kesehatan “banyak” yaitu 26 responden (68,4%) RI : Jakarta 2. Status gizi anak paling tinggi adalah status 2 . I s w a n d a n i , W. 2 0 1 5 . G a m b a r a n gizi anak dengan kriteria “sangat kurus” Pengetahuan Anak Usia 7 Sampai Dengan dan “normal” yang masing-masing memiliki 1 2 Ta h u n Te n t a n g O r a l H y g i e n e persentase sama yaitu Berdasarkan Karakteristik Di SD N Jalan 13 responden (34,2%) 3. Jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” paling banyak dialami anak umur “5 tahun” yaitu 21 responden (55%) 4. Status gizi dengan kriteria “sangat kurus” paling banyak dialami anak umur “5 tahun” yaitu 11 responden (28,9%) 5. jumlah karies gigi susu dengan kriteria 78 Anyar Kota Bandung. KTI. Diunduh tanggal 1 Februari 2016 dari http://repository.upi.edu 3.Wikipedia. 2015. Karies Gigi. Diunduh pada tanggal 31 Januari 2016 dari https://id.wikipedia.org 4.Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. “banyak“ memiliki status gizi anak dengan 5.Sintawati Fx. 2014. Laporan Akhir “Status kriteria “sangat kurus” yaitu 11 responden Kesehatan Gigi Anak Usia Taman Kanak- (28,9%) Kanak (Tk) Di Provinsi D.I. Jogjakarta Dan Muk Anggorowa , dkk : Gambaran Jumlah Karies Gigi Susu Dan Status Gizi Pada Anak.... Provinsi Banten, Tahun 2014”. Diunduh Siswa Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa pada tanggal 31 Januari 2015 dari Pineleng Ii Indah. Jurnal e-GiGi (eG), http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015 6. Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. EGC : Jakarta 7. Proverawati, A., & Asfuah, S.2009. Gizi untuk Kebidanan: Yogyakarta 8. Istiany, A., & Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung 12. Ghofar, A., Firmansyah, A.. 2012. Hubungan Gigi Karies Terhadap Status Gizi Anak Tk Muslimat 7 Peterongan Jombang. Jurnal Edu Health, Vol. 2, No.2, September 2012 13. Purwaka, D.P .2014. Hubungan Tingkat 9. Aritonang, I. 2011. Menilai Status Gizi untuk Pendidikan, Pengetahuan dan Perilaku Ibu Mencapai Sehat Optimal. Leutika : terhadap Status Karies pada Anak Usia Yogyakarta Prasekolah di TK Laksmi, Kartasura, Kab. 10. Kusumawati, R. 2010. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi Sukoharjo Tahun 2014.Skripsi : Universitas Muhammadiyah Surakarta Siswa Kelas Dua SD N 01 Ciangsana Desa 14. Sinaga A. 2013. Faktor – Faktor yang Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010. Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Skripsi. Diunduh tanggal 2 Februari 2016 Mencegah Karies Gigi Aanak Usia 1-5 dari http://repository.uinjkt.ac.id/ tahun di Puskesmas Babakan Sari 11. Winda, S.U. Gunawan, P. Wicaksono D.A. Bandung. Jurnal Darma Agung.XXI: 1-10 2015. Gambaran Karies Rampan Pada 79