4400 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
Artikel Penelitian
Hubungan Antara pH saliva dan Perilaku Membersihkan Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi
Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur Semarang
Widya Lestari*) Puji Pranowowati **) Auly Tarmali **)
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
*) Mahasiswa PSKM STIKES Ngudi Waluyo
**)Dosen Pembimbing STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, detin dan sementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan yang
ditandai dengan adanya demeneralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. Faktor-faktor yang mendukung lebih cepatnya proses karies yang sudah ada
pada ibu hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak
hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara pH Saliva dan Perilaku
Membersihkan Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Ibu Hamil.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian
ini adalah ibu hamil di kelurahan Gedanganak Ungaran Timur sebanyak 78 responden.Sampel
diambil secara purposive sampling sebanyak 53 responden. Analisis data menggunakan analisis
univariat dan bivariate menggunakan uji chi-square dengan bantuan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan responden yang mempunyai pH asam sebanyak (62,3%) 33 ibu
hamil, sebanyak (69,8%) 37 ibu hamil, perilaku membersihkan gigi tidak baik, dan sebanyak
(73,6%) 39 ibu hamil menderita kejadian karies gigi. Hasil penelitian ada hubungan antara pH
Saliva dengan kejadian karies gigi pada ibu hamil (p=0,007), dan ada hubungan antara perilaku
membersihkan gigi dengan kejadian karies gigi pada ibu hamil (p=0,002).
Untuk mencegah terjadinya karies gigi pada saat hamil, diharapkan bagi ibu hamil untuk
menggosok gigi pada pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur serta berkumur setelah
mengalami muntah
Kata kunci
: pH Saliva, Perilaku Membersihkan Gigi, Karies Gigi, Ibu Hamil.
ABSTRACT
Dental caries is a disease of the hard tissues of the tooth, which are email, detin and cementum,
caused by the activity of a microorganism in a fermented carbohydrate mark by demineralization of
hard tissue which is then followed by the damage of the organic materials. The supporting factors to
faster the process of existing caries in pregnant mother are pH in pregnant mother saliva is more
acidic when compared to non-pregnant. The purpose of this study is to determine the correlation
between pH of saliva and cleaning teeth behavior with dental caries incident on pregnant motheraf
Gedanganak Village East Ungaran Sub District Semarang Regency.
This type of research was analytic with cross sectional approach. The population in this study
were pregnant mother in at Gedanganak Village East Ungaran as many as 78 respondents. Samples
were taken by using purposive sampling as many as 53 respondents. Analysis of data used
univariate and bivariate analysis with chi-square test and SPSS 16.0.
The results showthatthe respondentshave acid pHas many as (62,3%) 33pregnant mother, as
many as (69,8%) 37pregnant motherhave bad behavior in teeth cleaning, andas many as(73,6%)
39pregnant mother suffered fromdentalcaries. Theresults ofthe studythere is correlation betweenthe
pH ofsalivawithdentalcaries incidencein pregnant mother(p =0,007), andthere iscorrelation
betweenthe behavior ofcleaning teethwithdental cariesincidencein pregnant mother(p =0,002).
To prevent the occurrence of dental caries during pregnancy, it is expected for pregnant mother
to brush their teeth in the morning after breakfast and at night before bed and rinse after vomiting.
Keywords :SalivapH, CleaningTeeth Behavior, DentalCaries, Pregnant Mother.
References: 47references (1993-2013).
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan suatu penyakit
jaringan keras gigi, yaitu email, detin dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas
suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat
yang dapat diragikan yang ditandai dengan
adanya demeneralisasi jaringan keras gigi
yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya (1).
Prevalensi kejadian karies gigi di
Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2013
terjadi peningkatan yaitu 72,1% menjadi
74,8%. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah,
prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut
dari tahun 2007 ke tahun 2013 mengalami
penurunan yaitu 67,8% menjadi 25,4%.
Sedangkan proposi pengalaman karies
tertinggi di Kabupaten Semarang mengalami
penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2013
yaitu 86,6% menjadi 72,3%(2).
Penelitian di Chiang Mai, Thailand oleh
Noochpoung Rakchanok, Dejpitak Amporn,
Yoshitoku Yoshida, MD.Harun-Or-Rashid
dan Junichi Sakamoto tahun 2010 juga
dilakukanpada wanita hamil dan tidak hamil.
Lebih dari 86,2% wanita hamil mengalami
masalah gigi dan mulut. Terdapat perbedaan
di antara wanita hamil dan tidak hamil
berdasarkan masalah gigi dan mulut. Wanita
hamil 2,2 kali lipat beresiko mengalami
masalah gigi dan mulut dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil.
Faktor utama yang mempengaruhi
terjadinya karies gigi adalah gigi dan saliva,
mikroorganisme, substrat, dan waktu (1).
Selain faktor utama, terdapat faktor luar yang
turut mempengaruhi karies yaitu: usia,
Hormonal, jenis kelamin, dan perilaku
individu terhadap kesehatan gigi (3). Faktorfaktor yang dapat mendukung lebih cepatnya
proses karies yang sudah ada pada wanita
hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih
asam jika dibandingkan dengan yang tidak
hamil. Kemudian waktu hamil biasanya
sering memakan-makanan kecil yang banyak
mengandung gula untuk mencegah mual pada
trimester pertama. Adanya rasa mual dan
muntah membuat wanita hamil malas
memelihara kebersihan rongga mulutnya,
akibatnya serangan asam pada plak yang
dipercepat dengan adanya asam dari mulut
karena mual dan muntah tadi mempercepat
proses terjadinya karies gigi (4).
Masalah kesehatan gigi yang sering
terjadi selama kehamilan salah satunya adalah
masalah gigi berlubang.Gigi berlubang
terdapat banyak kuman dimana kuman masuk
ke pembuluh darah ke plasenta sehingga
mengganggu perkembangan janin yang dapat
menyebabkan keguguran, kelahiran prematur,
kecacatan/janin rusak. Bahkan dapat masuk
ke pembuluh darah ke bagian tubuh yang lain
seperti jantung ibu hamil yang mengakibatkan
kematian (5).
Ibu hamil dengan kondisi gigi yang
mengalami kerusakan parah akan merangsang
keluarnya hormon prostaglandin. Hormon
prostaglandin ini bersifat merangsang
timbulnya kontraksi pada rahim, sehingga bila
rahim terus menerus mengalami kontraksi
maka akan mengancam terjadinya kelahiran
prematur bahkan keguguran(6).
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Januari 2015 di Desa
Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang, dilakukan pemeriksaan
gigi dan saliva, wawancara dan pembagian
kuesioner dimana kuesioner terdiri dari 10
pertanyaan mengenai perilaku membersihkan
gigi. Bila jawaban kuesioner benar >5maka
perilaku membersihkan gigi baik sedangkan
bila kuesioner benar <5 maka perilaku
membersihkan gigi kurang baik. Dari 10 ibu
hamil, 70% ibu (7 orang) mengalami karies
gigi dan 30% ibu (3 orang) tidak mengalami
karies gigi. Kemudian pada 70% ibu (7 orang)
yang mengalami karies gigi, sebanyak 57%
ibu (4 orang) mempunyai perilaku
membersihkan gigi dengan baik. dan
sebanyak 43% ibu (3 orang) mempunyai
perilaku membersihkan gigi kurang baik.
Sedangkan 30% ibu (3 orang) tidak
mengalami karies gigi didapatkan 67% ibu (2
orang) mempunyai perilaku membersihkan
gigi dengan baik dan 33% ibu (1 orang)
mempunyai perilaku membersihkan gigi
kurang baik. Pengukuran pH saliva 70% ibu
(7 orang) yang mengalami karies gigi
didapatkan sebanyak 86% ibu (6 orang)
memiliki pH asam dan 14% ibu (1 orang)
memiliki pH basa. Sedangkan dari 30% ibu (3
orang) yang tidak mengalami karies gigi,
seluruh ibu hamil (100%) memiliki pH asam.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Hubungan Antara pH Saliva dan Perilaku
Membersihkan Gigi Dengan Kejadian Karies
Gigi Pada Ibu Hamil Di Kelurahan
Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah analitik, yaitu merupakan suatu
penelitian yang mencoba mengetahui
mengapa masalah kesehatan tersebut bisa
terjadi, kemudian melakukan analisis
hubungan antara faktor resiko (faktor yang
mempengaruhi efek) dengan faktor efek
(faktor
yang
dipengaruhi
oleh
resiko).Penelitian menggunakan pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian yang
mempelajari prevalensi, dan hubungan
penyakit dengan paparan (7).
Populasi dalam penelitian adalah
seluruh ibu hamil di Kelurahan Gedanganak
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang sebanyak 78 ibu hamil.Sampel
dalam penelitian ini sudah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sehingga di dapatkan
sampel adalah semua ibu hamil di Kelurahan
Gedanganak Ungaran Timur Kabupaten
Semarang sebesar 53 responden.Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive Sampling, yaitu merupakan tehnik
pengambilan
sampel
berdasarkan
pertimbangan tertentu yang telah dibuat oleh
peneliti, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (8).
Dengan demikian maka peneliti mengambil
sampel dengan kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan :
Kriteria inklusi dalam penelitian :
a. Ibu hamil yang bersedia untuk dilakukan
penelitian
b. Ibu hamil trimester II dan trimester III
Kriteria eksklusi dalam penelitian :
a. Ibu hamil yang sudah karies sebelum
hamil.
Teknik pengumpulan data tentang perilaku
membersihkan gigi dilakukan dengan
pengisian
kuesioner
oleh
responden,
pemeriksaan karies gigi terhadap responden
yang dibantu oleh petugas kesehatan dan
pemerikasahan pH Saliva oleh peneliti
sendiri. Analisis data dilakukan dengan
analisis univariat dan bivariat menggunakan
program SPSS 16. Analisa Bivariat ini
dilakukan dengan tujuan menguji variabelvariabel penelitian yaitu untuk variabel
independen dengan variabel dependen, hal ini
berguna untuk membuktikan atau menguji
hipotensis yang telah dibuat.
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
1. Usia
Pada penelitian ini, dari 53 wanita
hamil yang menjadi responden
penelitian di Kelurahan Gedanganak
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang didapatkan rata-rata umur
ibu hamil adalah 26,43 tahun.
2. Kehamilan
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan kehamilan
Persentase
Kehamilan Frekuensi
(%)
Pertama
31
58,5
Kedua
20
37,7
Ketiga
2
3,8
Total
53
100,0
Pada tabel 1 sebagian besar dari
reponden yaitu mengalami kehamilan
pertama sebesar 58,5% (31 responden)
3. Usia Kehamilan
Tablel
3
Distribusi
frekuensi
responden berdasarkan usia kehamilan
Usia
Persentase
Frekuensi
Kehamilan
(%)
TM II
21
39,6
TM III
32
60,4
Total
53
100,0
Pada tabel 2 sebagian besar uisa
kehamilan dari responden yaitu TM
III sebesar 60,4% (32 responden)
4. Pendidikan Terahkir
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan terahkir
Pendidikan
Persentase
Frekuensi
Terahkir
(%)
SD
8
15,1
SMP
11
20,8
SMA
27
50,9
PT
7
13,2
Total
53
100,0
Pada tabel 4 sebagian besar responden
berpendidikan SMA yaitu sebesar
50,9% (27 responden)
5. Pekerjaan
Tabel 5 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan
Persentase
Pekerjaan
Frekuensi
(%)
IRT
24
45,3
Wiraswasta
14
26,4
Tani
7
13,2
Karyawan
3
5,7
Pns
3
5,7
Guru
2
3,8
Total
53
100,0
Pada tabel 5 sebagian besar dari
responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebesar 45,3% (24
responden)
B. Hasil Analisis Univariat
1. Gambaran pH Saliva
Tabel 6 Distribusi frekuensi pH Saliva
Persentase
pH Saliva Frekuensi
(%)
Asam
33
62,3
Normal
20
37,7
Total
53
100,0
Pada tabel 6 sebagian besar resonden
pH Saliva asam yaitu sebesar 62,3%
(33 responden)
2. Gambaran perilaku membersihkan
gigi
Table 7 Distribusi frekuensi responden
perilaku membersihkan gigi
Perilaku
Persentase
Membersih Frekuensi
(%)
kan Gigi
Tidak Baik
37
69,8
Baik
16
30,2
Total
53
100,0
Pada tebel 7 sebagian responden
belum tidak membersihkan gigi
dengan baik yaitu sebesar 69,8% (37
responden)
3. Gambaran kejadian karies gigi
Tabel 8 Distribusi frekuensi kejadian
karies gigi
Kejadian
Persentase
Frekuensi
Karies gigi
(%)
Karies
39
73,6
Tidak
14
26,4
Karies
Total
53
100,0
Pada tabel 8 sebagian besar responden
mengalami karies gigi yaitu sebesar
73,6% (39 responden)
C. Hasil Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara pH Saliva dengan
Kejadian Karies Gigi
Tabel 9 Distribusi Hubungan antara
pH Saliva dengan kejadian karies gigi
pada Ibu Hamil Di Kelurahan
Gedanganak Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang
pH
Saliva
Kejadian Karies gigi
Tidak
Karies
Karies
f
%
f
%
29
Asam
Normal 10
39
Total
87,9
50,0
73,6
4
10
14
12,1
50,0
26,4
Total
f
33
20
53
P
%
100,0 0,007
100,0
100,0
Pada tabel 9dapat dilihat
bahwa kejadian karies terjadi pada
responden yang mempunyai pH Saliva
dengan kategori asam yaitu sebesar
87,9% (29 responden), lebih besar
dibandingkan dengan kejadian karies
pada responden yang mempunyai pH
Saliva dengan kategori normal yaitu
sebesar 50,0% (10 responden).
Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p = 0,007 (p <0,05), maka Ho
ditolak yang berarti bahwa “ ada
hubungan antara pH Saliva dengan
kejadian karies gigi”
2. Hubungan
Antara
Perilaku
Membersihkan Gigi Dengan Kejadian
Karies gigi
Tabel 10 Hubungan antara perilaku
membersihkan gigi dengan kejadian
karies gigi pada Ibu Hamil Di
Kelurahan Gedanganak Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang
Kejadian
Karies gigi
P
Perilaku
Total
Membersih
Tidak
Karies
kan Gigi
Karies
F % f
% f
%
100,0
Tidak Baik 32 27,2 5 9,8 37
7
11,8
9
4,2
16
100,0 0,002
Baik
100,0
Total 39 39,0 14 14,0 53
Pada tabel 10 dapat dilihat
bahwa kejadian karies terjadi pada
responden yang mempunyai perilaku
membersihkan gigi dengan kategori
tidak baik yaitu sebesar 27,2% (32
responden), lebih besar dibandingkan
dengan
kejadian
karies
pada
responden yang mempunyai perilaku
membersihkan gigi dengan kategori
baik yaitu sebesar 11,8% (7
responden).
Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji Fisher Exact Test
diperoleh nilai p = 0,002 (p <0,05),
maka Ho ditolak yang berarti bahwa
ada
hubungan
antara
perilaku
membersihkan gigi dengan kejadian
karies gigi.
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. pH Saliva
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian
dari responden sebesar 62,3% (33
responden) mengalami pH Saliva
asam. Hal ini dikarenakan selama
kehamilan, pH saliva dan cairan
ginggiva menjadi lebih asam akibat
adanya perubahan kapasitas buffer
serta mual dan muntah yang
menyebabkan asam lambung naik
hingga ke rongga mulut. Jika dilihat
dari karakteristik responden, ibu hamil
yang mengalami penurunan pH saliva
adalah
responden
yang
usia
kehamilannya trimester tiga sebesar
60,4% (32 responden) dan trimester
dua sebesar 39,6% (21 responden).
Usia kehamilan sangat mempengaruhi
penurunan pH Saliva pada wanita
hamil. Penurunan pH saliva pada masa
kehamilan disebabkan oleh perubahan
kapasitas buffer secara fisiologis.
2. Perilaku Membersihkan Gigi
Berdasarkan hasil penelitian
pada tabel 7 menunjukkan bahwa
sebagian dari responden berperilaku
membersihkan gigi tidak baik yaitu 37
orang (69,8%). Hal ini di sebabkan
kesadasaran untuk memperikasaan
gigi
6
bulan
sekali
masih
kurang.Seseorang yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi belum tentu
perilaku membersihkan giginya baik.
Seperti penelitian yang dilaporkan
pada bulletin WHO yang dilakukan
oleh Benoit Varenne dkk (2005)
tentang alasan mengadiri pelayanan
perawatan gigi di Ouagadougou,
Burkina Faso disimpulkan bahwa
alasan yang paling umum mengapa
pasien datang memeriksaan giginya
adalah karena keluhan sakit. Ini
menunjukan bahwa pada negaranegara
berkembang,
kunjungan
kepelayanan dokter gigi adalah karena
sakit gigi, karena sakit gigi dapat
menggangu aktivitas.
Selain itu kemungkinan karena
keterjangkauan pelayanan kesehatan
mengenai lokasi atau tempat menjadi
hambatan seseorang untuk datang
kepelayanan
kesehatan.Hasil
penelitian
Sugiono
(1987)
menujukkan bahwa jarak mempunyai
hubungan
dengan
pemanfaatan
pelayanan gigi di puskesmas (9).
Selama kehamilan mungkin
ibu hamil lupa untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya karena
kesibukan pekerjaan, atau kegiatan
mengunjungi
klinik
bersalin,
menyiapkan pakaian atau kamar untuk
calon bayinya. Sehingga selama kurun
waktu tersebut ibu mengabaikan
perawatan rongga mulutnya, baik
dalam menjaga kebersihan mulut
maupun pengontrolan ke dokter
gigi(10).
3. Kejadian Karies Gigi
Berdasarkan hasil penelitian
pada tabel 8 menunjukkan bahwa
sebagian besar dari responden
menderita karies gigi yaitu sebanyak
39 orang (73,6%). Tingginya kejadian
karies ini dipengaruhi oleh jenis
kelamin karena wanita lebih rentan
terkena karies karena pada saat wanita
hamil kalsium dalam tubuhnya di
absopsi
oleh
janin,
sehingga
menyebabkan
kurangnya
kadar
kalsium
dalam
tubuhnya
dan
memudahkan untuk terkena karies.
Menurut Tarigan (11). Hormonal pada
wanita
hamil
terjadi
ketidakseimbangan hormon yang
mengakibatkan terjadinya peradangan
gusi, sehingga memudahkan perekatan
dari
plak
dan
memperbesar
kemungkinan terjadinya karies.
Struktur gigi merupakan salah
satu faktor yang bisa melindungi atau
memudahkan
terjadinya
gingivitis.Bentuk lengkung gigi dan
susunan gigi yang tidak teratur dalam
lengkung rahang dimana posisi gigi
yang berjejal dan bertumpuk juga
mempengaruhi kerentanan terhadap
gingivitis(12).Susunan gigi yang tidak
beraturan
merupakan
faktor
predisposisi dari retensi plak yang
dapat
mempersulit
upaya
menghilangkan plak. Sesuai teori yang
ada menyebutkan bahwa dengan
adanya susunan gigi yang tidak
beraturan, maka akan mempersulit
upaya menghilangkan plak pada gigi
yang timbul akibat dari sisa makanan.
Plak merupakan salah satu penyebab
utama gingivitis (13).
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara pH Saliva Dengan
Kejadian Karies Gigi
Didapatkan bahwa presentase
responden yang mempunyai pH Saliva
asam lebih banyak dibandingkan
responden yang mempunyai pH Saliva
normal yaitu sebesar
87,9% (29
responden) pH Saliva asam, lebih
besar dibandingkan dengan kejadian
karies
pada
responden
yang
mempunyai pH Saliva normal yaitu
sebesar 50,0% (10 responden). Hasil
analisis statistik dengan menggunakan
uji
chi-square
diperoleh
nilai
p=0,007(p<0,05),sehingga
dapat
disimpulkan “ada hubungan yang
bermakna secara statistik antara pH
Saliva dengan kejadian karies gigi di
Kelurahan Gedanganak”. Hal ini
dimungkinkan karena usia kehamilan,
semakin tua usia kehamilan maka
akan mempengaruhi pH Saliva.
Sehingga pH Saliva semakin ibu
hamil semakin asam.
Sebesar 87,9% dari 33 wanita
hamil yang mempunyai pH Saliva
asam
menderita
karies.
Kemungkinankarena pola diet yang
asam atau berkadar gula tinggi dapat
menurunkan pH saliva serta adanya
rasa mual dan muntah yang membuat
ibu hamil malas untuk membersihkan
rongga mulutnya. Hasil tersebut sesuai
dengan teori yang menyebutkan
bahwa penurunan pH saliva pada masa
kehamilan disebabkan oleh perubahan
kapasitas buffer secara fisiologis.
Pembesaran
perut
ibu
hamil
mengakibatkan
respirasi
kurang
optimal sehingga kadar CO2 dalam
darah meningkat. Sebagai kompensasi,
progesteron meningkatkan sensitivitas
sistem respirasi terhadap CO2
sehingga terjadi hiperventilasi. Untuk
menjaga keseimbangan asam basa di
dalam tubuh, ginjal menurunkan nilai
ambang bikarbonat plasma sehingga
terjadi perubahan kapasitas buffer di
seluruh cairan tubuh, termasuk saliva
(14).
Selain itu, hasil analisis juga
menunjukkan
bahwa
sebanyak
(50,0%) 10 responden, mempunyai
pH Saliva normal namun masih
menderita
karies
gigi
karena
kemungkinan setelah muntah ibu
hamil rajin membersihkan mulut dan
gigi dengan cara berkumur agar tidak
menimbulkan korosi pada gigi dan
membuat gigi menjadi lebih lunak dan
dapat menjaga pH Saliva tetap normal.
Selain itu, terdapat bakteri atau
mikroorganisme dalam jumlah banyak
didalam mulut yang dikarenakan sisasisa makanan yang masih tertinggal
dan menempel di sela-sela gigi.Hal ini
sesuai dengan teori Kidd (1992)
bahwa mikroorganisme merupakan
bakteri yang kariogenik karena
mampu
membuat
asam
dari
kabohidrat yang dapat diragikan.
Akibatnya, bakteri-bakteri tersebut
melekat pada gigi dan membentuk
plak (1).
2. Hubungan
Antara
Perilaku
Membersihkan Gigi Dengan Kejadian
Karies Gigi
Berdasarkan hasil penelitian
pada tabel 4.9 diperoleh hasil bahwa
kejadian karies terjadi pada responden
yang
mempunyai
perilaku
membersihkan gigi tidak baik yaitu
sebesar 27,2% (32 responden) lebih
besar dibandingkan dengan kejadian
karies
pada
responden
yang
mempunyai perilaku membersihkan
gigi baik yaitu sebesar 11,8% (7
responden). Hasil analisis statistik
dengan menggunakan uji Fisher Exact
Test diperoleh nilai
p = 0,002
(p<0,05) yang menunjukkan bahwa
“ada hubungan yang bermakna secara
statistik antara perilaku membersihkan
gigi dengan kejadian karies gigi pada
wanita
hamil
di
Kelurahan
Gedanganak Kecamatan Ungaran
Timur Kabupaten Semarang”. Umur
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang,
dimana seseorang yang menjalani
hidup secara normal, semakin lama
hidup maka pengalaman semakin
banyak, pengetahuan semakin luas.
Umur dapat berpengaruh terhadap
kejadian karies dimana semakin
bertambahnya umur maka kalsium
kalsium yang ada di gigi akan
berkurang sehingga gigi mudah
keropos.
Sebanyak 27,2% dari 32 wanita
hamil yang berperilaku membersihkan
gigi tidak baik menderita karies.
Kemungkinan dikarenakan Tingkat
pendidikan.Pendidikan
seseorang
dapat mengambarkan besarnya sikap
dan perilaku dalam perkembangan
pribadi secara utuh. Pendidikan
merupakan salah satu faktor yang
penting yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang. Orang dengan
jenjang pendidikan tinggi maka
pengetahuannya
lebih
luas
dibandingkan orang yang memiliki
pendidikan rendah.Selain itu pengaruh
pola makan atau kebiasaan makan ibu
hamil juga mempunyai kemungkinan
dapat mempercepat karies gigi.Substrat
adalah campuran makanan halus dan
minuman yang dikonsumsi sehari-hari
yang menempel pada gigi. Seringnya
mengkonsumsi gula akan menambah
pertumbuhan plak dan menambah
jumlah
Streptococcus
mutans
didalamnya. Sukrosa merupakan gula
yang kariogen, walaupun gula lainnya
tetap berbahaya.Sukrosa merupakan
gula yang paling banyak dikonsumsi,
maka sukrosa merupakan penyebab
karies yang utama (1).
Selain itu, hasil analisis juga
menunjukkan bahwa dari 7 responden
sebanyak 11,8% sudah berperilaku
membersihkan gigi dengan kategori
baik namun masih menderita karies
gigi. Hal tersebut karena kemungkinan
posisi
gigi yang berjejal dan
susunannya tidak teratur lebih sukar
dibersihkan. Hal ini cenderung
meningkatkan penyakit karies. Gigi
geligi berjejal (crowding) dan saling
tumpang tindih (over lapping) akan
mendukung terjadinya karies, karena
daerah tersebut sulit dibersihkan. Gigi
yang mempunyai permukaan dan
bentuk yang tidak teratur dapat
mengakibatkan sisa-sisa makanan
terselip dan bertahan sehingga
produksi
asam
oleh
bakteri
berlangsung cepat dan mengakibatkan
terjadinya pembusukan gigi yang
memicu timbulnya gigi berlubang.Dan
juga bentuk variasi morfologi gigi
juga mempengaruhi resistensi gigi
terhadap karies. Gigi dengan fissure
(lekukan) yang dalam lebih mudah
terserang karies. Hal demikian
memudahkan masuknya makanan di
daerah itu yang sulit dibersihkan.
Beberapa studi yang dikutip
dari Diana (2010) menyatakan bahwa
efek perubahan hormonal akan
mempengaruhi kesehatan gigi wanita
hamil sebesar 60% dimana 10% - 27%
mengalami pembengkakan gusi(15).
Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI) yang dikutip dari Hartati dkk
(2011) juga mencatat radang gusi
merupakan masalah gigi dan mulut
yang sering dijumpai pada ibu hamil
dimana 5% - 10% nya mengalami
karies gigi (16).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ibu hamil dengan pH Saliva asam berjumlah
33 ibu hamil (62,3%), responden dengan
perilaku membersihkan gigi tidak baik
berjumlah 37 ibu hamil (69,8%), Sedangkan
responden
yang menderita karies gigi
berjumlah 39 ibu hamil (73,6%) dan ibu
hamil yang tidak menderita karies gigi
berjumlah 14 ibu hamil (26,4%). Sehingga
didapatkan bahwa ada hubungan antara pH
Saliva dengan kejadian karies gigi pada ibu
hamil di Kelurahan Gedanganak Kecamatan
Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan
p value 0,007 dan ada hubungan antara
perilaku membersihkan gigi dengan kejadian
karies gigi pada ibu hamil di Kelurahan
Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang dengan p value0,002.
Peneliti menyarankan kepada ibu
hamil diharapkan dapat lebih teratur dalam
membersihkan gigi dalam kehidupan seharihari, Ibu hamil diharapkan untuk menganti
sikat gigi setiap 3 bulan sekali dan ibu hamil
hendaknya berkumur atau menggosok gigi
setelah makan. Dan disarankan kepada
puskesmas ungaran timur untuk lebih
memperhatikan kesehatan gigi ibu hamil
dengan melakukan pemeriksaan gigi dan
mulut, serta diharapkan dapat dimasukkan
dalam KMS Bumil (Kartu Menuju Sehat Ibu
Hamil).
DAFTAR PUSTAKA
1. Kidd, E.A.M,& Bechal, S.J. (1992)
Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan
Penanggulangannya. Alih bahasa:
Narlan S. dan Safrida F. Jakarta: EGC.
2. Riset Kesehatan Daerah. Laporan
Provinsi Jawa Tengah. Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
2008.
3. Suwelo, I. S. (1992). Karies Gigi pada
Anak dengan Berbagai Faktor
Etiologi. Kajian Pada Anak Usia
Prasekolah. ECG: Jakarta .
4. Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan
pada Masa Antenatal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Ircham,
M.
(2013).
Menjaga
Kerbersian Gigi dan Mulut Anak-anak
dan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Fitramaya.
6. Azmi. (2011). Bagaimana menjaga
Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu
Hamil?
http://perigigiberbagai.wordpress.com/
2012/05/30/saat-hamil-perhatikanjuga-keadaan-gigi-dan-mulut/. Diakes
pada tanggal 4 februari 2015.
7. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
penelitisn kesehatan.Jakarta : Penerbit
Rineka Cipta.
8. Riyanto, A. (2011). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Penerbit Nuha Medika.
9. Soegiono K.R. (1998). Beberapa
Faktor Yang Mendorong Masyarakat
Untuk Memenfaatkan Poli Gigi
Puskesmas.
Kumpulan
Makalah
Foril,. FKG Universitas Trisakti :
Jakrta.
10. Kusmiyati. dkk. (2009). Perawatan
Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
11. Tarigan, R. (2002). Perawatan Pulpa
Gigi (Endodonti). Jakarta : EGC
12. Cameron, A.,& Richard, P. (2008).
Handbook Of Pediatric Dentistry. 3rd
ed. Australia: Elsevier
13. Manson, J.D.,& Eley, B.M. (1993)
Buku ajar periodonti. Alih bahasa S
Anastasia,
Edisi
2.
Jakarta:
Hipokrates.
14. Manuaba, I.B.G, dkk. (2007).
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC.
15. Diana, D.(2010). Pengetahuan, Sikap,
dan
Perilaku
Wanita
Hamil
Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil
(PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan
terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Selama
Kehamilan
Periode
November-desember
2009.
http://repository.usu.ac.id?handle/123
456789/16846. Diakes tanggal 3
Februari 2015
16. Hartati. (2011). Analisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian
gingivitis pada ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas talang tegal. Jurnal
ilmiah kesehatan keperawatan. Vol 7
No 3: 170-189.
Download