analisis efisiensi layout fasilitas produksi t

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS EFISIENSI
LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT PUMA PADA
PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya
Program Studi DIII Manajemen Industri
Oleh :
BAGUS RIYANTO
F3507065
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT PUMA
PADA PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA
BAGUS RIYANTO
F3507065
Tata letak fasilitas produksi merupakan suatu cara untuk mengatur segala
fasilitas fisik dari sistem guna mendapatkan hasil yang optimal serta dapat
mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada
proses produksi T-Shirt Puma pada PT. Tupai Adyamas Indonesia. Yaitu
perusahaan yang bergerak dibidang produksi T-Shirt.
Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana
alur proses produksi pada T-Shirt Puma. Kedua adalah bagaimana
pengelompokan elemen pekerjaan pada departemen produksi, ketiga adalah
bagaimana efisiensi layout produksi T-Shirt Puma pada departemen produksi PT.
Tupai Adyaamas Indonesia.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui alur proses produksi
T-Shirt Puma pada PT. Tupai Adyamas Indonesia. Mengetahui pengelompokan
elemen pekerjaan pada departemen produksi di PT. Tupai Adyamas Indonesia.
Mengetahui tingkat efisiensi tata letak fasilitas produksi pada PT. Tupai Adyamas
Indonesia.
Dari hasil analisis diperoleh pengelompokan elemen pekerjaan adalah
pekerjaan ABCDEF terdapat pada stasiun kerja 1, GHI terdapat pada stasiun kerja
2, JKLMNO terdapat pada stasiun kerja 3.
Dari hasil analisis diperoleh tingkat efisiensi dan efektifitas layout yang ada
pada proses produksi T-Shirt Puma. Dengan menggunakan siklus kerja 22,85
menit (waktu siklus yang diijinkan), menghsilkan tingkat efisiensi sebesar 99,26%
dan tingkat efektifitas sebesar 100%. Sedangkan dengan menggunakan siklus
kerja 28 menit (siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi lebih
rendah yaitu sebesar 81% dan tingkat efektifitas sebesar 80,95%.
Dari hasil analisis ditemukan pula adanya waktu menganggur dan tingkat
penundaan yang muncul pada layout proses produksi T-Shirt Puma yaitu. Dengan
menggunakan siklus kerja 22,85 menit menghasilkan waktu menganggur yang
lebih kecil yaitu sebesar 0,74%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan
menggunakan siklus kerja 28 menit lebih besar dari tingkat waktu menganggur
yang besar yaitu 19%.
Dari kesimpulan tersebut dapat disarankan bahwa perusahaan hendaknya
menerapkan dengan baik dan benar siklus kerja yang lebih kecil dari kebijakan
sebelumnya yakni dari 28 menit menjadi 22,85 menit.
Kata kunci : Efisiensi layout
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir Dengan Judul :
ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT PUMA
PADA PT. TUPAI ADYAMAS INDONESIA
Surakarta, 25 Januari 2011
Drs. Atmadji, MM
NIP. 19590531 198503 1 004
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT
PUMA PADA PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA
Telah disahkan oleh tim penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta,
Mei 2011
Drs.Moch.Amien Gunadi,MP
NIP. 19561023186011001
Penguji
Drs. Atmadji, MM
commit to user
NIP. 19590531 198503 1 004
iv
Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
v Orang yang dapat memegang perasaan orang lain adalah manusia yang
berwibawa
v Jadilah seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.
v Hidup adalah perjuangan, untuk meraih sebuah impian hendaknya dilakukan
dengan hati ikhlas dan kerja keras.
v Jadikan sabarmu dan sholatmu sebagai penolongmu
v Don’t Dream Your Life, Live Your Dream
Karya ini saya persembahkan kepada :
• Bapak dan Ibu Tercinta
• Kakakku (Anik.w)
• Teman-teman Manajemen Industri
• Seseorang yang q sayang (Luthfy.s)
• Almamaterku
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
“ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT
PUMA PADA PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA”.
Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persayaratan
kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing, hingga
tersusunnya Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih yang tulus penuis haturkan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.com, Ak. Selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Ibu Intan Novela QA, SE, MSi. Selaku Ketua Program
Diploma 3 Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs, Admadji, MM. Selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan
Tugas Akhir.
4. Bapak Hartanto, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
magang.
5. Ibu Rini selaku karyawan pendamping pada saat magang.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Orangtua & Saudaraku yang selalu memberi dorongan, semangat,
serta
doa
dengan
penuh
keikhlasan,
sehingga
saya
bisa
menyelesaikan tugas ini.
7. Sahabat, dan teman - teman yang telah membantu dalam hal apapun.
8. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis
sehingga terdapat banyak kekurangan. Namun penulis berharap karya
sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 23 Januari 2011
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
E. Metode Penelitian ................................................................. 5
F. Kerangka Pemikiran .............................................................. 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 11
A. Layout ................................................................................... 11
1. Pengertian Layout ............................................................. 11
2. Tujuan Layout ................................................................... 11
3. Macam atau Tipe Layout Fasilitas Produksi ..................... 16
4. Perencanaan Layout .......................................................... 20
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pengertian Pemindahan Material ...................................... 21
B. Keseimbangan Lini (Line Balancing) ................................... 23
1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini ...................... 23
2. Penerapan Keseimbangan Lini.......................................... 24
C. Efisiensi ................................................................................. 27
1. Pengertian Efisiensi........................................................... 27
2. Efisiensi dalam Keseimbangan Lini ................................. 28
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................. 29
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 29
1. Sejarah Berdirinya PT.Tupai Adyamas Indonesia ............ 29
2. Lokasi dan Data Perusahaan ............................................. 30
3. Tujuan Perusahaan ............................................................ 30
4. Struktur Organisasi ........................................................... 31
5. Kepersonaliaan .................................................................. 35
6. Proses Produksi ................................................................. 38
B. Laporan Magang Kerja ......................................................... 40
1. Pengertian Magang Kerja ................................................. 40
2. Tujuan Magang Kerja ....................................................... 40
3. Objek Magang Kerja ........................................................ 41
4. Pelaksanaan Magang Kerja .............................................. 42
5. Manfaat Magang Kerja ..................................................... 43
C. Pembahasan ........................................................................... 45
1. Urutan Proses Produksi T-Shirt Puma .............................. 45
2. Pengelompokan Elemen Pekerjaan T-Shirt Puma ............ 47
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Menghitung Besarnya Tingkat Efisiensi ........................... 50
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 58
A. Kesimpulan ........................................................................... 58
B. Saran...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1
Format tabel inventarisasi pekerjaan ...................................... 7
Tabel III. 1
Jumlah karyawan PT.Tupai Adyamas Indonesia ................. 36
Tabel III. 2
Jam kerja karyawan PT.Tupai Adyamas Indonesia ............. 37
Tabel III. 3
Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi
T-Shirt pada PT.Tupai Adyamas Indonesia .......................... 45
Tabel III. 4
Tabel pengelompokan penugasan elemen
Pekerjaan dalam stasiun kerja dengan komulatif
waktu tiap stasiun kerja ......................................................... 50
Tabel III. 5
Perhitungan total waktu kerja, siklus
dan waktu menganggur pada cycle time 28 menit ............... 51
Tabel III. 6
Perhitungan total waktu kerja, siklus
dan waktu menganggur pada cycle time 22,85 menit ........... 52
Tabel III. 7
Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan
aturan siklus kerja terlama LOT…………………………….55
Tabel III.8
Perbedaan sebelum dan sesudah diteliti ................................. 56
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1
Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja ............ 7
Gambar I. 2
Kerangka Pemikiran ........................................................... 10
Gambar II. 1
Layout fasilitas ................................................................... 18
Gambar II. 2
Layout posisi tetap ............................................................. 19
Gambar II. 3
Layout produk atau garis.................................................... 20
Gambar II. 4
Layout proses ..................................................................... 21
Gambar III. 1
Struktur Organisasi ............................................................ 32
Gambar III. 2
Layout PT.Tupai Adyamas Indonesia ................................ 44
Gambar III. 3
Diagram Jaringan kerja produksi T-Shirt
Pada PT.Tupai Adyamas Indonesia ................................... 46
Gambar III. 4
Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam
3 stasiun kerja..................................................................... 48
Gambar III. 5
Layout PT.Tupai Adyamas Indonesia berdasarkan stasiun
Kerja ................................................................................... 57
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang industri berjalan
sangat cepat, terutama terjadi di bidang industri manufaktur. Sistem
produksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
perusahaan untuk dapat tetap bertahan dalam menghadapi persaingan.
Masalah sistem produksi selalu melibatkan permasalah yang menyangkut
system fisik seperti manusia, mesin, peralatan, dan system penunjang
lainnya.
Untuk memperlancar sistem produksi tersebut ada beberapa faktor
yang berpengaruh, salah satunya adalah pengaturan tataletak fasilitas
produksi yang digunakan dalam sistem produksi atau sering juga disebut
Layout. Tataletak fasilitas produksi adalah merupakan tataletak pengaturan
area kerja dan segala fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi.
Tataletak yang kurang baik akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan
proses produksi dan akhirnya dapat merugikan perusahaan seperti turunnya
produktifitas, tingginya biaya perawatan, biaya inventory, biaya material
handling, dan lain-lain.
Perencanaan dan pengaturan tataletak fasilitas produksi yang baik
mengakibatkan alian material akan berjalan dengan lancar, jarak
perpindahan menjadi lebih pendek dan pemanfaatan area produksi menjadi
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih efektif, dengan penataan mesin dan fasilitas pabrik yang optimal maka
produktifitas karyawan akan meningkat karena terciptanya rasa aman dan
kepuasan kerja karyawan dan nantinya akan dapat meningkatkan output
produksi yang dihasilkan, dengan melakukan pengaturan tataletak fasilitas
produksi yang tepat dan optimal, maka tidak akan terjadi pemborosan
terhadap pemakaian ruang yang tidak perlu.
Masalah yang sering dihadapi dalam perencanaan layout produksi
adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (line balancing), yaitu
keseimbangan antara proses kapasitas suatu stasiun dengan stasiun
berikutnya didalam proses produksi. Apabila keseimbangan tersebut tidak
tercapai maka akan berakibat adanya penumpukan barang dalam proses
(barang setengah jadi) pada suatu bagian tertentu, hal ini menimbulkan biaya
penyimpanan barang menjadi lebih tinggi. Sebaliknya apabila terdapat
output dari suatu departemen lebih kecil dari kapasitas suatu stasiun yang
menganggur sehingga mengakibatkan adanya pengangguran tenaga kerja.
Dengan layout produksi yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan
sesuatu aliran produksi mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi
dapat teratur dan lancar sehingga tercapai waktu kerja yang efisien.
Adapun hubungan bangunan pabrik dengan layout pabrik selain
faktor-faktor diatas adalah melindungi bahan-bahan setengah jadi, barang
jadi, serta fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Namun demikian
bangunan pabrik yang memadai akan membantu dalam penyusunan layout
pabrik. Bentuk bangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang bersangkutan akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam
kesulitan di dalam penyusunan layout yang bersangkutan tersebut. Di dalam
kenyataan berbagai kemungkinan layout yang ada di pabrik ini mengalami
beberapa perubahan, sehingga kadang-kadang sudah tidak sesuai lagi
dengan rencana layout yang disusun sebelum bangunan pabrik tersebut
didirikan. Dengan demikian maka sebaiknya bangunan pabrik ini perlu
direncanakan dengan teliti dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan
layout pabrik yang digunakan. Apabila nantinya terjadi perubahan layout
pabrik yang akan digunakan. Apabila nantinya terjadi perubahan layout
maka diharapkan perubahan-perubahan tersebut merupakan perubahanperubahan kecil saja yang tidak memerlukan perubahan bangunan pabrik
yang telah didirikan tersebut.
Dalam melakukan penelitian yang juga merupakan salah satu
syarat yang harus ditempuh untuk mencapai gelar AMD dan didasari oleh
permasalahan-permasalahan layout diatas maka peneliti mengambil judul
“ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI T-SHIRT
PUMA PADA PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana urutan proses produksi pada produk T-Shirt Puma di
PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA?
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagaimana pengelompokan elemen pekerjaan pada bagian produksi
T-Shirt Puma di PT.TUPAI ADYAMAS INDONESIA?
3. Seberapa besarnya efisiensi tata letak fasilitas produksi pada PT.TUPAI
ADYAMAS INDONESIA?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui urutan proses produksi pada produk T-Shirt Puma di
PT.TUPAI ADYAMAS INONESIA.
2. Mengetahui pengelompokan elemen pekerjaan pada bagian produksi
T-Shirt Puma pada PT.TUPAI ADYAMAS INONESIA.
3. Mengetahui tingkat efisiensi tata letak fasilitas produksi pada PT.TUPAI
ADYAMAS INONESIA.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
a. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi layout fasilitas produksi sehingga dapat
meningkatkan jalannya proses produksi.
b. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai layout fasilitas
produksi yang diterapkan pada perusahaan selama ini.
2. Bagi penulis
a. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang layout fasilitas
dengan praktek yang dilakukan pada perusahaan khususnya pada
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PT. Tupai Adyamas Indonesia yang bergerak dibidang industri
pembuatan pakaian olah raga.
b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama studi di
perguruan tinggi untuk menyusun tugas akhir ini.
E. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan T-Shirt Puma
pada PT. Tupai Adyamas Indonesia yang terletak di Jl. Merbabu Km. 1
Boyolali. Dalam hal ini penulis mengambil kasus analisis efisiensi layout
fasilitas produksi T-shirt Puma di tempat tersebut.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya
ataupun
yang
diperoleh
secara
langsung
dalam
pengamatan, yang berupa : layout dan aktivitas-aktivitas dalam proses
produksi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah telah dikeluarkan oleh
perusahaan atau data-data lain yang berhubungan dengan proses
produksi T-Shirt Puma di PT. TUPAI ADYAMAS INDONESIA.
3. Metode Pengumpulan Data
·
Observasi (Pengamatan Langsung)
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yaitu metode pengumpulan data secara langsung dengan melakukan
pengamatan pada obyek penelitian kemudian mencatat data yang
terjadi dimana terdapat kaitan langsung dengan proses produksi yang
digunakan sebagai bahan penulisan tugas akhir.
·
Wawancara (Interview)
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
secara langsung kepada pihak perusahaan atau kepada orang yang telah
ditunjuk oleh perusahaan guna memberikan data dan keterangan yang
digunakan untuk penulisan laporan ini.
·
Studi Pustaka
Yaitu dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang terkait dengan penelitian terhadap perusahaan
tersebut.
·
Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan data
atau dokumen dari perusahaan.
4. Teknik Analisis Data
a. Inventaris Kegiatan Yang Ada
Melakukan pencatatan terhadap semua jenis kegiatan yang ada
pada proses produksi dengan membuat tabel yang jenis kegiatan-kegiatan
yang mendahului serta waktu penyelesaian kegiatan. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah penelitian dalam melakukan analisis data.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel I.1
Format Tabel Inventaris Pekerjaan
(Stevenson,2005 : 242)
Pekerjaan yang
No
Pekerjaan
Simbol
Waktu Proses
Mendahului
b. Menggambar Jaringan Kerja
Dari hasil inventarisasi kegiatan, maka dibuat suatu jaringan kerja
untuk memberi kemudahan dalam menentukan jumlah stasiun yang ada.
Stasiun I
Stasiun II
A
C
Stasiun III
E
B
Stasiun IV
F
G
D
Gambar I.1
Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja
(Stevenson,2005 : 224)
c. melakukan Analisis Keseimbangan Lini
Langkah yang terakhir melakukan analisis dengan metode
keseimbangan lini (lini balancing).
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cara penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
1. Menentukan cycle time (waktu daur)
Cycle time merupakan waktu terpanjang yang diperlukan
antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu produk.
Rumus :
Keterangan :
C = cycle time
t = waktu kerja per hari
D = permintaan per hari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :
(Heizer dan Render, 2001 : 357)
2.
Mencari Stasiun Kerja Terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja terkecil
yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas atau pekerjaan yang ada.
Akan dilaksanakan untuk menghasilkan produk.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
Rumus
digilib.uns.ac.id
:
Keterangan :
N = Stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
(Heizer dan Render, 2001 : 357)
3.
Melakukan Penugasan ke Stasiun Kerja Dengan Aturan LOT
(Longest Operation Time)
Yaitu melakukan penugasan pada elemen-elemen tugas
berikutnya. Penundaan (balancing delay) di pakai sebagai ukuran
tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban kerja pada
stasiun kerja, yang merupakan suatu indikator efisiensi, menunjukkan
bahwa
jumlah
waktu
menganggur
yang
disebabkan
tidak
sempurnanya penugasan elemen pekerjaan antara stasiun kerja yang
ada.
Menghitung tingkat penundaan dengan rumus :
Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Kerangka Pemikiran
Mencatat Alur Pekerjaan
Diagram Jaringan Kerja
Keseimbangan Lini
(Line Balancing)
Tercapainya Efisiensi
Gambar I.2
Kerangka Pemikiran
Penulisan Tugas Akhir
Pengaturan layout fasilitas produksi akan memperlancar proses
produksi. Dengan memanfaatkan luas area untuk menempatkan mesin atau
fasilitas produksi dan pengaturan stasiun kerja. Untuk langkah pertama
dalam kerangka pemikiran ini adalah mencatat aliran pekerjaan untuk
mengetahui lebih jelas dan mendetail sesuai alur proses produksi dan
stasiun kerja yang ada pada perusahaan yang diamati.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Layout
1. Pengertian Layout
Layout pabrik atau sering disebut dengan susunan letak fasilitas
produksi didalam pabrik, sangat perlu direncanakan dan diatur dengn baik
dan sesuai pelaksanaan produksi yang ada di dalam pabrik tersebut. Hal ini
disebabkan oleh karena dengan susunan tataletak layout fasilitas produksi
yang tepat para karyawan akan dapat melaksanakan tugas dengan baik
sementara aliran produksi dari bahan baku sampai menjadi produk akhir
dalam pabrik ini akan dapat menunjang efisien yang dilaksankan oleh
perusahaan yang bersangkutan tersebut (Ahyari,1994 : 35).
Layout fasilitas produksi adalah berarti keseluruhan bentuk dan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. (projo dan
sudarmo, 1982 : 123)
2. Tujuan Layout
Jika sebuah tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah
susunan yang ekonomis dan tempat-tempat kerja yang berkaitan dimana
barang-barang dapat diproduksi secara efektif, ekonomis maka seharusnya
tataletak tersebut dirancang dengan memahami tujuan perencanaan
tataletak fasilitas.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kualitas yang lebih tinggi berarti biaya yang lebih tinggi pula,
dengan kata lain peningkatan kualitas pasti dibarengi dengan peningkatan
biaya. Tetapi, dengan perencanaan layout yang baik akan dapat menekan
biaya tersebut (Yamit Zulian, 2004:13).
Tujuan utama dari perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik
ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk operasi diproduksi, aman dan nyaman sehingga akan
menaikkan modal kerja dari operator (Wignjo Soebroto, 1992 : 53)
Adapun tujuan perencanaan layout adalah sebagai berikut :
a. Simplifikasi dari proses produksi
1) Efisiensi peralatan produksi
Efisiensi peralatan produksi dari penggunaan peralatan
produksi dapat ditingkatkan efisiensi dari penggunaan mesin dan
peralatan produksi yang ada serta perlengkapan produksi yang
disediakan dalam perusahaan tersebut dapat dipertahankan dalam
tingkat yang cukup tinggi.
2) Mengurangi waktu tunggu (delay)
Waktu tunggu dalam pelaksanaan proses produksi (production
delay) akan menjadi berkurang apabila perusahaan tersebut
menerapkan layout yang tepat pada pabrik yang didirikan. Dengan
pengaturan layout yang baik perusahaan dapat mengadakan
penyusunan perencanaan produksi dengan lebih cermat, mengingat
penggunaan mesin dan peralatan produksi serta perlengkapan
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam perusahaan tersebut dalam tingkat efisiensi yang tinggi
sehingga hambatan proses produksi dari waktu tunggu dalam
proses tersebut menjadi semakin kecil.
3) Penumpukan barang dalam proses dapat dikurangi
Penumpukan
barang
dalam
proses
ini
terjadi
karena
terdapatnya ketidak seimbangan dari masing-masing mesin dan
peralatan produksi di dalam perusahaan tersebut. Apabila kapasitas
masing-masing bagian ini tidak seimbang maka akan terjadi
pelaksanaan proses produksi di bawah kapasitas normal atau sering
terjadi penumpukan barang dalam proses apabila kapasitas yang
balakang ini lebih kecil dari keluaran bagian berikutnya. Dengan
perencanaan layout yang baik maka keadaan tidak seimbang dapat
di hindari.
4) Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih murah
Penyusunan perencanaan layout yang baik ini biasanya akan
dikuti dengan penerapan alur perencanaan layout tersebut sesuai
dengan perencanaan layout yang ada, maka mesin dan peralatan
yang ada dalam perusahaan akan diletakkan secara teratur, dan
mudah dicapai baik operator mesin atau petugas peralatan mesin.
Dengan demikian petugas pemeliharaan mesin dan peralatan mesin
ini akan bekerja dengan baik karena dalam pelaksanaan tugastugasnya dapat lebih mudah dan lebih cepat.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Peningkatan produktifitas perusahaan
Apabila layout yang di pergunakan perusahaan ini sering
diadakan evaluasi, maka secara bertahap akan dapat dilaksanakan
perbaikan-perbaikan dari layout tersebut. Dengan perbaikanperbaikan yang dilakukan proses produksi diharapkan dapat lebih
semakin lancar dan cepat. Waktu tunggu yang tidak diperlukan
dapat dihilangkan, kemacetan dalam proses produksi dapat
dihindari, serta penumpukan barang juga dapat dihindari ini berarti
biaya yang tertanam dimodal kerja menjadi dapat ditekan, serta
waktu yang dibutuhkan selama proses produksi dapat di tekan.
Dengan mempergunakan waktu dan dana yang sama perusahaan
dapat memperoleh jumlah produk yang lebih banyak. Atau apabila
perusahaan
menginginkan
jumlah
produk
tertentu
akan
memerlukan waktu dan jumlah dana yang lebih kecil. Dengan
demikian produktifitas dapat ditingkatkan. (Ahyari 1994:46-50)
b. meminimumkan biaya pemindahan barang
Sedangkan menurut Apple tujuan layout antara lain :
1) Memelihara putaran barang barang setengah jadi yang tinggi
Keefisienan terbesar operasi hanya dapat diperoleh jika bahan
”berjalan” melewati proses yang diperlukan dengan waktu yang
sesingkat mungkin setiap menit yang dilewati komponen dalam
fasilitas dan menambah ongkos, melalui modal kerja yang tertanam
yang paling mendekati situasi ideal yang yang ada dalam industri
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berupa proses, menurut sifatnya dalah barang berjalan tanpa
berhenti, dari awal sampai proses. Jika penyimpangan barang
setengah jadi diturunkan sampai sekecil mungkin, waktu peredaran
total akan berkurang, jumlah barang setengah jadi akan berkurang,
persediaan akan menurun, akhirnya menurunkan biaya produksi.
2) Menghemat pemakaian ruang bangunan
Setiap meter persegi ruang lantai dalam sebuah paabrik
memakan biaya, tetapi bila setiap meter persegi dapat digunakan
sebaik-baiknya maka ongkos tak langsung untuk setiap satuan
produk dapat ditekan. Layout yang dapat dicirikan oleh jarak yang
minimum antar mesin, setelah keleluasaan yang diperlukan.
Dengan perhitungan tentang penjarakan mesin sehubungan
dengan berbagai faktor, banyak luas lantai yang dapat dihemat
untuk itu banyak pengusaha yang menemukan bahwa hanya sekitar
50% dari luas lantainya dihuni oleh peralatan pabrik.
3) Meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja, peralatan dan energi
Sebagian besar tenaga kerja produktif dapat terbuang karena
keadaan tata letak yang buruk, tata letak yang tepat dapat
menaikkan pemakaian tenaga kerja secara efektif.
Stasiun kerja yang ditata dengan baik akan mempermudah
penyelia dalam melakukan pengawasan dan penanganan lebih
banyak tenaga kerja, dapat mempertahankan kelancaran pekerjaan
dan menghemat waktunya untuk dapat melakukan tugas-tugas yang
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih penting. Faktor-faktor tenaga kerja, peralatan dan energi
sangat erat hubungannya dengan biaya produksi. Suatu layout yang
terencana baik akan banyak membantu pemanfaatan elemenelemen produksi secara lebih efektif dan efisien.
4) Memberikan kemudahan, keselamatan dan kenyamanan kerja pada
pekerja
Untuk memenuhi tujuan ini diperlukan perhatian atas hal-hal
seperti penerangan, pergantian udara, keselamatan, kelembapan,
debu, kotoran dan lain sebagainya.
Peralatan yang menyebabkan kebisingan yang tinggi sebaiknya
diisolasi sebanyak mungkin atau ditutup dalam satu tempat yang
mempunyai tempat dan langit-langit yang mempunyai peredam
suara. Keselamatan juga dapat dijamin dengan perencanaan layout
pabrik yang tepat. Mesin dan peralatan harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kecelakaan pada pekerja
dan kerusakan barang serta peralatan lain (Apple 1990:7-8)
3. Macam atau tipe layout fasilitas produksi
Pemilihan dan penempatan alternatif layout merupakan langkah
kritis dalam proses perencanaan layout fasilitas produksi, kerena desain
layout yang dipilih akan menentukan hubungan fisik dari aktifitas
produksi yang berlangsung.
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam perencanaan layuot fasilitas produksi langkah yang harus
dilakukan setelah menganalisa jumlah maupun luas area yang perlu
diketahui adalah menetapkan prosedur atau metode pengaturan layout dari
fasilitas-fasilitas produksi tersebut. Menurut Handoko (1984 : 106)
terdapat empat macam tipe layout secara klasik yang diaplikasikan dalam
layout yaitu :
a. Layout berdasarkan aliran produksi (Production line atau product
layout)
Nama lain dari tipe layout ini adalah layout garis, yang
berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan operasi produk mendominasi
dan menentukan layout peralatan-peralatan produksi. Penyusunan
layout ini didasarkan atas urutan proses produksi pada setiap
stasiun kerja, layout ini sesuai diterapkan pada perusahaan yang
melakukan produksi yang bersekala besar.
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Gambar II.1
Layout produk
(Handoko, T. Hani : 1984 : 108)
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Layout berdasarkan lokasi material tetap (Fixed material location
layout)
Layout ini juga disebut dengan layout posisi tetap, sering
digunakan untuk produksi-produksi besar dan kompleks. Tipe ini
jarang sekali digunakan dalam perusahaan-perusahaan.
Bahan A
Bahan B
Bahan C
Tempat Proses
Produksi
Bahan
Pembantu
Alat-Alat
Produksi
Tenaga Kerja
Gambar II.2
Layout posisi tetap
(Handoko, T. Hani : 1984 : 108)
c. Layout kelompok
Layout ini didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik
dikelompok-kelompokkan
berdasarkan
langkah-langkah
pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan lain yang dipakai dan
sebagainya.
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.3
Layout kelompok
(Handoko, T. Hani : 1984 : 108)
d. Layout berdasarkan fungsi dan macam proses (Functional atau
proses)
Tipe
layout
fungsional
atau
layout
proses
disusun
berdasarkan kesamaan proses produksi. Dalam layout ini peralatan
produksi dan personalia dikelompokkan bersama-sama untuk
melakukan pekerjaan serupa atau sejenis. Layout ini biasanya
ditetapkan pada perusahaan yang berorientasi pada pesanan.
Sebagian besar pabrik-pabrik belakangan ini mengatur layout
berdasarkan kombinasi dari keempat macam layout diatas. Pada
bentuk aslinya jarang sekali menetapkan bentuk layout secara
sendiri-sendiri. Sebagai contoh kita sering menjumpai adanya
kombinasi layout berdasarkan dari produk dan aliran proses.
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 6
Bagian 5
Bagian 4
Gambar II.4
Layout proses
(Handoko, T. Hani : 1984 : 108)
4. Perencanaan Layout
Pada umumnya perencanaan layout ini senatiasa diperlukan di
dalam masing-masing perusahaan, oleh adanya beberapa hal (Ahyari:3639)
a.
Adanya perubahan dari jenis produk
Apabila terjadi perubahan dari jenis produk yang diproduksi
oleh suatu perusahaan misalnya dari produksi benang berganti ke
produksi kain, maka akan terjadi pula penggantian fasilitas produksi
pada perusahaan ini berarti terjadi pula pergantian posisi layout
fasilitas produksi, maka perlu diadakan perencanaan layout kembali.
b.
Adanya produk baru
Jika perusahaan akan menambah produk dengan memproduksi
produk yang baru misalnya dari produksi benang cotton menambah
produk benang cotton dengan tipe 20 atau 45. Maka secara otomatis
commit to user
akan menambah juga fasilitas produksi yang digunakan ini berarti
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengganti posisi layout fasilitas produksi maka perlu derencanakan
layout kembali.
c.
Adanya peerubahan volume permintaan
Dengan adanya perubahan volume permintaan akan menambah
pula jumlah produksi. Sehingga akan menambah jumlah fasilitas
produksi yang digunakan. Ini berarti akan menambah layout fasilitas
produksi sehingga perlu diadakan perencanaan layout kembali guna
memaksimalkan output produksi.
5. Pengertian pemindahan material (Material Handling)
Menurut Apple (1990 : 81) bahwa pemindahan material dalam
suatu perusahaan dapat mencapai 50% sampai 70% dari kegiatan produksi,
sehingga kegiatan ini sangat menentukan besarnya biaya produksi yang
diperlukan dalam pembuatan produk. Oleh karena itu kegiatan ini perlu
mendapat perhatian yang baik. Dari hasil tersebut untuk mencapai sistem
pemindahan material yang efektif dan efisien dalam perusahaan, maka
perlu direncanakan sebelumnya yaitu perencanaan layout yang sesuai
dengan kondisi perusahaan.
Keuntungan perencanaan pemindahan barang menurut Apple (1990 :
82) ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya perencanaan
pemindahan material yang baik dalam perusahaan, antara lain sebagai
berikut :
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a.
Kenaikan efisiensi produksi dan efektifitas
b.
Pemanfaatan ruang pabrik yang lebih baik
c.
Kegiatan pemindahan yang lebih sederhana
d.
Mengurangi waktu proses
e.
Mengurangi persediaan dalam proses
f.
Pemanfaatan tenaga kerja lebih efisisen
g.
mengurangi kerusakan produk
h.
Mengurangi kecelakaan kerja
i.
Aliran produksi lancar
Pengertian biaya pemindahan material sendiri adalah semua biaya
yang terjadi sebagai akibat perpindahan suatu barang atau material dari
satu tempat kerja ke tempat kerja lain, yang diakibatkan kerena adanya
penggunaan alat pemindahan material.
Secara umum biaya pemindahan material diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu :
a.
Biaya yang berkaitan dengan transportasi bahan baku dari tempat
sumber bahan baku menuju ke pabrik, dan juga pengiriman produk
jadi dari pabrik ke konsumen yang membutuhkan.
b.
Biaya-biaya yang diperlukan untuk perpindahan material dari satu
proses ke proses berikutnya atau ketempat penyimpanan produk akhir.
c.
Biaya perpindahan material yang dilakukan operator pada mesin atau
peralatan kerjanya serta proses perakitan yang berlangsung diatas
meja prakitan.
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Keseimbangan lini (Line Balancing)
1. Pengertian dan tujuan keseimbangan lini
Didalam pelaksanaan-pelaksanaan proses produksi dari suatu
perusahaan masalah keseimbangan lini dari mesin dan peralatan produksi
yang digunakan dalam pabrik sangat perlu untuk diperhatikan oleh
manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Konsep keseimbangan lini merupakan usaha untuk mengadakan
keseimbangan kapasitas antara satu bagian dengan bagian yang lain di
dalam perusahaan yang bersangkutan.
Masalah-masalah semacam ini akan sangat terasa pada perusahaanperusahaan yang menggunakan proses produksi secara terus menerus. Hal
ini disebabkan oleh urutan proses produksi yang dipergunakan
perusahaan-perusahaan selalu sama, sehingga terdapat kepastian hubungn
input-input yang ada dalam perusahaan tersebut (Ahyari 1994 : 87)
Masalah keseimbangan lini berawal dari adanya kombinasi
penugasan kerja terhadap operator atau group operator yang melengkapi
tempat kerja tertentu, sebab penugasan elemen kerja yang berbeda akan
menimbulkan perbedaan dalam jumlah waktu yang tidak produktif dan
variasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output
produksi tertentu dalam lintasan tersebut.
Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen kerja ke dalam
stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja
yang ditugaskan ke stsiun-stasiun tersebut, sehingga dapat diperoleh
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah waktu yang menganggurnya sedikit sehingga efisiensi proses
produksi tinggi. Sedangkan secara umum penerapan keseimbangan lini
bertujuan untuk meminimalkan jumlah waktu yang menganggur.
Merencanakan suatu keseimbangan lintas kerja meliputi usaha yang
bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal, dan tidak terjadi
penghamburan kapasitas.
Tujuan tersebut akan tercapai apabila lintasan produksi bersifat
seimbang, stasiun kerja berjumlah minimum, jumlah waktu yang
menganggur disetiap stasiun kerja sepanjang lintasan produksi minimum.
2.Penerapan keseimbangan lini
Apabila proses produksi pada suatu perusahaan mengalami
hambatan-hambatan, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah adanya
ketidak sesuaian antara model layout yang diterapkan dengan kebutuhan
proses produksi. Kemungkinan besar bahwa dalam layout yang diterapkan
perusahaan tersebut terdapat ketidak seimbangan antara sasiun kerja yang
ada, sehingga mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang.
Apabila hal ini menimpa perusahaan, maka harus segera dilakukan
peninjauan ulang terhadap layout yang diterapkan di perusahaan tersebut.
Relayout hendaknya dilakukan agar tercapai keseimbangan antara stasiun
kerja yang ada.
Kriteria umum yang digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan
produksi adalah :
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Meminisasi waktu menganggur (Idle time)
b. Meminisasi keseimbangan waktu senggang (Balance delay)
c. Maksimisasi efisiensi (Line efficiency)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan keseimbangan
kapasitas yang baik antara lain mengenai waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan keseluruhan proses produksi, urutan tekhnis dari pekerjaan dan
kapasitas
output
yang
diinginkan.
Penentuan
besarnya
tingkat
keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) menentukan cycle time yang dikehendaki
Cycle time adalah selang waktu yang terjadi pada saat produksi
yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi atau
waktu terpanjang yang dilakukan antara bagian-bagian proses
produksi yang harus dilalui suatu produk.
Cycle time :
Rumus :
C=
60 xt
D
Dimana :
C
: adalah cycle time atau waktu daur
t
: adalah waktu kerja perhari
D
: adalah permintaan perhari
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :
maksimum output / hari =
waktu tersedia / hari
c / unit
2) Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja terkecil
yang dibutuhkan untuk mendapatkan tugas atau pekerjaan yang ada
akan dilaksanakan untuk menghasilkan prduk.
Menghitung stasiun kerja :
Rumus :
N=
Dimana : N
T
DxT
60 xt
:adalah stasiun kerja yang dibutuhkan
:adalah waktu proses total
3) Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke stasiunstasiun kerja dengan aturan LOT.
Melakukan penugasan dari elemen-elemen penugasan ke
stasiun-stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation Time)
yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas berikutnya.
Penundaan (Balancing delay) dipakai sebagai ukuran tentang
bagaimana baiknya alokasi
commitpenugasan
to user beban kerja pada stasiun kerja,
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang merupakan suatu indikatior efisien. Hal ini menunjukkan jumlah
waktu menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya penugasan
elemen kerja diantara stasiun kerja yang ada.
penundaan =
total waktu yang menganggur
x100%
total waktu ker ja
Dimana :
Total waktu menganggur = jumlah stasiun kerja x cycle time total
waktu elemen pekerjaan
Total waktu kerja
= Jumlah stasiun kerja cycle time
Tingkat efisiensi
= 100%-Balancing delay
C. Efisiensi
1.
Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah usaha meminimalkan input dan berusaha
mendapatkan output yang optimal. Dari definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah atau suatu proses penyelesaian
sesuatu harus dilakukan dengan benar atau paling tidak meminimalkan
kesalahan. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan benar. Hal ini merupakan konsep matematik atau
merupakan perhitungan rasio antara keluaran (output) dengan
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masukan (input), Adapun penghitungan tingkat efisiensi adalah
sebagai berikut :
Menentukan efisiensi :
efisiensi =
2.
total waktu tugas
x100%
waktu siklus x jumlah stasiun ker ja
Efisiensi dalam keseimbangan lini
Peningkatan
produktifitas
perusahaan
tidak
lepas
dari
kesempurnaan layout fasilitas yang diterapkan. Apabila layout yang
diterapkan
perusahaan
terdapat
sedikit
jumlah
waktu
yang
menganggur atau bahkan tidak ada, maka efisiensi produksi telah
dicapai perusahaan. Efisiensi tercapai apabila terjadi keseimbangan
antara stasiun kerja yang ada.
Oleh karena itu perencaan layout perlu mendapatkan perhatian
yang serius dari pihak perusahaan. Keseimbangan lini dikatakan
terpenuhi apabila terjadi pengoptimalan waktu produksi, penurunan
jumlah waktu yang menganggur, penurunan jumlah waktu senggang,
Apabila tiga kriteria terwujud, maka keseimbanangan lini telah
terwujud dan layout yang diterapkan dalam proses produksi dapat
dikatakan efisien.
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PT. Tupai Adyamas Indonesia
PT. Tupai Adyamas Indonesia berdiri pada hari kamis, 19
September 1991 dengan sistem kerjasama Joint Venture antara tiga
perusahaan lainnya (dua perusahaan asing dan satu perusahaan dalam
negeri), yaitu :
a.
Milano Knit Company Limited dari Osaka, Jepang,
b.
Teijin Shoji Kaisha Limited dari Osaka, Jepang dan
c.
PT. Ade Textile Industries (ADETEX) dari Bandung, Indonesia.
Dengan modal dasarnya sebesar Rp. 2.935.500.000,- . Modal dasar
ini dijual kepada umum dengan nilai Rp. 1.957.000,- per saham, jadi
perusahaan ini memiliki 1500 saham publik. Ketiga perusahaan tersebut
merupakan perusahaan tekstil yang cukup besar. Dengan struktur
kepemimpinan President Director Mr. Yoshinisa Matsui, Vice President
Mr. T. Mashimoto, Director Mr. Y. Kajimura dan Production Supervisor
Mr. T. Okuto, sedangkan Manajer Umum untuk mengurusi segala sesuatu
dengan badan pemerintahan dan pihak terkait di Indonesia adalah Bapak
Harianto Budiman.
PT. Tupai Adyamas Indonesia merupakan suatu perusahaan yang
usahanya bergerak di bidang garment / pakaian jadi. Produk yang
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihasilkan oleh PT. Tupai Adyamas Indonesia diekspor ke berbagai negara
antara lain : Jepang, Taiwan, Amerika, Korea, Hongkong.
Produk-produk yang dihasilkan berupa T-Shirt yang terdiri dari
beberapa merek yaitu : Puma, Embro, Xebio.
2. Lokasi dan Data Perushaan PT. Tupai Adyamas Indonesia
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan
pakaian jadi (garmen) PT. Tupai Adymas Indonesia di Winong, Boyolali.
Data selengkapnya dari PT. Tupai Adyamas Indonesia adalah sebagai
berikut:
Nama Perusahaan
: PT. TUPAI ADYAMAS INDONESIA
Alamat Perusahaan
: Jl. Merbabu KM.1, Winong, Boyolali
57315 Jawa Tengah, indonesia.
Telepon/Faximile perusahaan : (0276) 321325 (Hunting) / (0276) 321431.
Jenis Perusahaan
: Garmen (pakaian jadi).
Nomor Izin Usaha Industri
: 123/T/INDUSTRI/1994.
3. Tujuan Perusahaan
a.
Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha
dalam bidang industri garmen.
b.
Menjalankan pemasaran hasil dari kegiatan sub a tersebut di atas di
luar negeri dengan tidak mengurangi persetujuan-persetujuan yang
disyaratkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Menetapkan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar sebagai
wujud pengabdian dalam membangun dan meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.
4. Struktur Organisasi
Definisi dari struktur organisasi itu sendiri adalah mekenismemekenisme formal dengan mana organisasi dikelola, yaitu menunjukkan
kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan antar fungsi, bagian dan
posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas
wewenang yang berbeda-beda dalam suatu organisasi (T.Hani Handoko,
1995:169).
Struktur organisasi PT. Tupai Adyamas Indonesia menunjukkan
penjelasan wewenang dan pengaturan pertanggung jawaban organisasi
perusahaan, agar tugas masing-masing bagian menjadi lebih jelas sehingga
dapat menunjang efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya itu, masing-masing
bagian juga harus bertanggung jawab kapada supervisor, kemudian
pertanggungjawaban terakhir berada di tangan Manajer dan Direktur.
Bentuk struktur organisasi PT.Tupai Adyamas Indonesia sendiri adalah
sebagai berikut :
commit to user
59
PRESIDENT DIRECTOR
VICE PRESIDENT
DIRECTOR
DIRECTOR
PRODUCTION SUPERVISOR
MANAJER UMUM
ACCOUNTING
LOGISTIC
PRODUKSI
Sumber : PT. Tupai Adyamas Indonesia
Gambar III.1
Struktur Organisasi
PT. Tupai Adyamas Indonesia
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tugas dan Tanggung Jawab
Secara garis besar struktur organisasi di PT. Tupai Adyamas
Indonesia mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagaai
berikut :
a. President Director
1)
Memimpin perusahaan dan semua karyawan
2) Memberikan keputusan terakhir terhadap suatu masalah yang
dihadapi perusahaan.
3)
Bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan
4) Membina hubungan baik dengan pihak luar perusahaan dan mitra
kerja agar terciptanya suatu hubungan yang baik.
b. Vice Director
1)
Membantu tugas-tugas dari President Director.
2)
Mengganti tugas President Director apabila berhalangan.
3) Membina hubungan baik dengan pihak luar perusahaan dan mitra
kerja agar terciptanya hubungan yang baik.
c. Director
1)
Menjalankan instruksi dari President Director dan Vice President.
2)
Memberikan laporan jalannya kegiatan perusahaan.
3) Ikut mengawasi jalannya perusahaan dan memastikan lancarnya
kegiatan di perusahaan.
4) Ikut bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan produksi.
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Production Supervisor
1)
Mengawasi jalannya kelancaran produksi.
2)
Memastikan ketepatan proses produksi.
3)
Mengkoordinasi kelancaran pemesanan.
e. Manajer Umum
1)
Mengkoordinasikan kegiatan di dalam perusahaan
2)
Melakukan pengawasan ke setiap departemen.
3) Mengontrol semua kegiatan, baik keluar maupun kedalam dengan
persetujuan Direktur.
4) Melaksanakan
meeting
bulanan
untuk
mengkoordinasi
permasalahan yang dihadapi.
f. Accounting
1) Mengatur semua kegiatan keuangan perusahaan, baik keluar
maupun ke dalam dengan persetujuan manajer umum.
2)
Mencatat kegiatan keuangan harian.
3)
Membuat laporan keuangan mingguan kegiatan perusahaan.
4)
Melaporkan kegiatan keuangan perusahaan perbulan.
5)
Membuat catatan hutang-piutang perusahaan.
6)
Membuat keuangan input-output perusahaan.
7) Melaporkan kondisi keuangan perusahaan ke Manajer untuk
perkembangan perusahaan.
8) Membuat skala gaji sesuai tugas dalam perusahaan.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Logistic
1)
Melakukan pemeriksaan bahan baku
2) Mengatur pengadaan bahan baku kebutuhan produksi sesuai
dengan order serta tanggugna jawab atas kualitas bahan baku yang
dibeli.
3) Mengatur pengadaan bahan, distribusi dan pemeliharaan peralatan
produksi serta menjaga keamanan semua bahan dan peralatan
produksi.
h. Produksi
1) Mempersiapkan
kegiatan-kegiatan
proses
produksi
dan
pengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses
produksi.
2)
Bertanggung jawab atas kualitas produksi yang akan dihasilkan.
3)
Mengawasi administrasi pabrik.
5. Kepersonaliaan
a. Tenaga Kerja
PT. Tupai Adyamas Indonesia memiliki 570 karyawan, dari tahun
ke tahun jumlah karyawan relatif stabil. Usia karyawan produktif di
PT.Tupai Adyamas Indonesia, berkisar antara 18-55 tahun. Secara garis
besar daftar karyawan PT. Tupai Adyamas Indonesia per Februari 2010
adalah sebagai berikut :
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.1
Jumlah Karyawan PT. Tupai Adyamas Indonesia
Bulan : Februari 2010
Periode 21 Februari s/d 20 Maret 2010
NO
BAGIAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
MANAGER
STAF & MD
SATPAM
KEBERSIHAN
SOPIR
LEADER
ADM & MTC
EMBRODERY
PRINTING
CUTTING
QUALITY CONTROL
FINISHING
SAMPLE
LINE I + II
LINE III + IV
LINE V + VI
LINE VII + VIII
LINE IX + X
LINE XI + XII
JUMLAH
BLN FEB
L
P
1
3
5
6
1
2
1
1
3
24
3
1
2
29
14
28
12
37
64
18
87
12
36
38
4
36
4
37
2
41
2
35
77
512
BULANAN
L
P
1
3
5
6
1
1
3
24
1
3
2
2
1
3
5
18
43
HARIAN
L
P
2
1
2
1
2
26
12
26
11
34
34
4
12
29
138
BORONGAN
L
P
25
18
83
36
38
4
36
4
37
2
41
2
35
30
331
MASUK
L
P
2
1
3
KELUAR
L
P
1
3
1
4
2
1
1
5
1
1
1
1
2
20
BLN MAR
L
P
1
3
6
6
1
2
1
1
3
24
3
1
2
26
13
24
12
35
63
17
82
11
35
37
4
36
4
37
2
40
2
36
75
495
Sumber : PT.Tupai Adyamas Indonesia
b. Sistem Gaji
Gaji diberikan sesuai keahlian dan jabatan yang dimiliki. Untuk
gaji karyawan bagian produksi, PT. Tupai Adyamas Indonesia
menerapkan sistem pengupahan sama seperti pabrik pada umumnya
dengan gaji sesuai standar Upah Minimum Regional (UMR). Gaji,
dibayarkan pada setiap akhir bulan. Untuk karyawan borongan, gaji di
hitung harian dan dibayarkan setiap minggunya atau bulanan. Bila ada
tambahan kerja lembur dan tambahan untuk tetap masuk pada Hari
Raya, Hari Libur Nasional dan pada hari Minggu, upah akan dibayarkan
pada hari Senin berikutnya.
commit to user
64
TOTAL
1
9
7
3
1
27
4
28
37
47
63
99
11
35
37
40
41
42
38
570
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Jam Kerja Karyawan
Pada PT. Tupai Adyamas Indonesia, jam yang berlaku dari hari
senin sampai dengan sabtu, tetapi hari efektif yang digunakan Senin
sampai dengan Jum’at. Pada hari Senin sampai dengan Sabtu, jam kerja
dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.15 WIB. Jam istirahat dari
hari Senin sampai dengan hari Sabtu, dimulai pukul 12 WIB sampai
dengan 12.45 WIB selama 45 menit.
Khusus untuk hari Minggu dan Hari Besar Nasional, semua
karyawan diliburkan. Tetapi jika ada pesanan yang belum selesai
produksinya, maka karyawan akan lembur sampai dengan waktu yang
tidak ditentukan tergantung dari selesainya pemenuhan target
pengiriman. Secara garis besar bagan jam kerja PT. Tupai Adyamas
Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel III.2
Jam kerja karyawan PT. Tupai Adyamas Indonesia
HARI
JAM KERJA
Senin
07.30 WIB-16.15 WIB
Selasa
07.30 WIB-16.15 WIB
Rabu
07.30 WIB-16.15 WIB
Kamis
07.30 WIB-16.15 WIB
Jum’at
07.30 WIB-16.15 WIB
Sabtu
07.30 WIB-16.15 WIB
Sumber : PT.Tupai Adyamas Indonesia
JAM ISTIRAHAT
12.00 WIB-12.45 WIB
12.00 WIB-12.45 WIB
12.00 WIB-12.45 WIB
12.00 WIB-12.45 WIB
12.00 WIB-12.45 WIB
12.00 WIB-12.45 WIB
d. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
Untuk menunjang aktivitas kerja dan kesejahteraan dari staf dan
semua karyawan PT. Tupai Adyamas Indonesia menyediakan fasilitas,
diantaranya :
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).
2.
Tunjangan hari raya.
3.
Cuti tahunan.
4.
Ijin untuk meninggalkan pekerjaan dengan alasan tertentu.
5.
Pada bagian kantor, untuk staf disediakan komputer, printer, mesin
foto kopi, telephone dan faximile.
6. Proses Produksi
a. Marker
Pada tahap ini dilakukan perancangan model atau bentuk desain
T-Shirt yang akan dibuat.
b. Gelar Kain
Menyiapkan kain untuk masuk tahap pemotongan.
c. Potong
Pemotongan bahan sesuai dengan model yang telah ditentukan.
d. Numbering
Pemberian tanda sesuai pada bagian-bagian yang akan dijahit. Seperti
pada bagian map atau body depan, ushiro atau body belakang, sode
migi atau lengan kanan, dan sode hidari atau lengan kiri.
e. Cek Kain
Pengecekan kain bila ada cacat.
f. Embroidery
Pemberian logo pada kaos dengan mesin bordir.
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Transfer Print
Penempelan logo dengan menggunakan press mesin atom spa.
h. Printing
Pemberian warna sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
i. Sewing
Menjahit bagian atau bahan yang telah di beri tanda atau numbering.
j. Trimming
Pemotongan sisa-sisa jahitan.
k. Kensa
Pengecekan kualitas jahitan.
l. Ukur
Pengecekan kesesuaian ukuran yang telah ditentukan.
m. Iron
Penyetrikaaan T-Shirt yang telah jadi agar terlihat rapi dan bagus.
n. Lipat
Melipat T-Shirt yang telah disetrika untuk masuk tahap yang terakhir.
o. Packing
T-Shirt yang telah dilipat kemudian dimasukkan ke dalam plastikplastik pembungkus agar tetap bersih dan siap dikirim.
Mesin yang digunakan dalam proses di atas antara lain :
1. Mesin spreading
2. Cutting besar & cutting kecil
3. Band knife
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Mesin atom spa
5. Mesin embro
6. Diyer mesin
7. Single needle
8. Obras benang
9. Overdeck kepala kecil
10. Bartax
11. Mesin iron
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan diterjunkan secara langsung ke
dunia kerja secara nyata dengan tujuan agar mahasiswa dapat meneliti
secara langsung aplikasi dari berbagi teori yang telah didapat pada saat
perkuliahan.
2. Tujuan Magang Kerja
Magang Kerja mempunya tujuan sebagai berikut :
a. Memperoleh pengalaman kerja dengan terjun secara langsung ke
dalam dunia kerja secara kenyataan.
b. Dapat menambah pengalaman dan ilmu yang di gunakan dalam
dunia kerja secara kenyataan.
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui memahami permasalahan yang
dihadapi dalam dunia kerja seraca kenyataan.
d. Agar dapat bekerja secara berkelompok atau dapat berinteraksi
terhadap masyarakat di dalam dunia kerja.
3. Obyek magang kerja
Dalam laporan ini objek magang kerja adalah PT. Tupai Adyamas
Indonesia.
a. Jenis obyek magang kerja
Objek kerja berupa perusahaan manufaktur yang proses
produksinya dilaksanakan secara manual dan menggunakan mesin.
Proses produksi dilaksanakan berdasarkan faktor penjualan dan
permintaan konsumen.
b. Kriteria obyek magang kerja
Criteria objek magang kerja, yaitu perusahaan PT. Tupai
Adyamas Indonesia adalah sebagai berikut :
i. Berdiri dan beroperasi lebih dari dua puluh tahun.
ii. Bersedia menerima kedatangan peserta magang kerja serta
bersedia membimbing peserta magang kerja di objek magang
kerja.
iii. Perusahaan sudah mempunyai pangsa pasar yang jelas.
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pelaksanaan magang kerja
a. Tempat kegiatan Magang Kerja
Penulis melakukan magang kerja di PT. Tupai Adyamas
Indonesia yang beralamat di Jalan Merbabu km 1, Winong,
Boyolali. Magang dilaksanakan selama satu bulan, di mulai dari
tanggal 08 Februari 2010. Magang dimulai dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan 12.00 WIB.
Waktu magang tersebut merupakan kesepakatan yang telah
disetujui antara pihak perusahaan dengan pihak mahasiswa sebagai
peserta magang, sesuai dengan bidang kami yaitu Manajemen
Industri.
b. Kegiatan Magang Kerja
Pelaksanaan magang kerja diarahkan pada kegiatan terjun ke
lapangan secara langsung. Sebagai acuan dalam menyusun tugas
akhir, kegiatan yang kami laksanakan di lokasi produksi adalah :
1) Mengamati berlangsungnya proses produksi.
2) Melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah diberikan.
3) Mendapatkan pengarahan dan pembimbing lapangan.
4) Melakukan wawancara.
5) Ikut membantu dalam kegiatan proses produksi.
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Manfaat Magang Kerja
Dalam pelaksanaan magang kerja banyak manfaat yang diperoleh
penulis antara lain :
a. Mengetahui secara langsung proses produksi pada PT. Tupai
adyamas Indonesia.
b. Mengetahui secara langsung pekerjaan karyawan.
c. Mengetahui peralatan proses produksi pada PT. Tupai
Adyamas Indonesia.
d. Memperoleh data untuk penulisan tugas akhir.
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan di PT. Tupai
Adyamas Indonesia sebagai objek penulisan Tugas Akhir. Data yang
dipakai untuk penulisan tugas akhir adalah tentang proses produksi T-Shirt
oleh PT. Tupai Adyamas Indonesia.
commit to user
71
Printing
Embroidery
Transfer
Print
Marker
Sewing
Packing
Sewing
Lipat
Gelar kain, ptong &
Numbering
Iron
Sewing
Ukur
Cek kain
Gelar kain, ptong &
Numbering
Kensa
Sewing
Trimming
Sewing
Gudang
Sumber : PT. Tupai Adyamas Indonesia
Gambar III.2
Layout PT. Tupai Adyamas Indonesia
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan
1. Urutan proses produksi T-Shirt Puma
Langkah awal dalam menganalisis efisiensi layout dengan metode
line balancing adalah dengan menginventarisasi pekerjaan, yakni mencatat
alir atau urutan pekerjaan yang ada. Dalam hal ini kita mencatat urutan
pekerjaan beserta waktu pekerjaan yang mendahului pada produksi TShirt. Adapun urutan atau alir pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses produksi dapat dilihat pada tabel III.3 dibawah ini.
Tabel III.3
Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi T-Shirt
Pada PT. Tupai Adyamas Indonesia
Pekerjaan yang
Waktu
No
Pekerjaan
Simbol
mendahului
(menit)
1
Marker
A
8,2
2
Gelar Kain
B
A
2,4
3
Potong
C
B
7
4
Numbering
D
C
0,4
5
Cek Kain
E
D
3
6
Embroidery
F
E
1
7
Transfer Print
G
F
3
8
Printing
H
G
1
9
Sewing
I
H
24
10
Trimming
J
I
4
11
Kensa
K
J
4,8
12
Ukur
L
K
1,2
13
Iron
M
L
3
14
Lipat
N
M
4,8
15
Packing
O
N
0,24
Total waktu
68,04
Sumber : PT. Tupai Adyamas Indonesia yang diolah
Pada tabel diatas waktu yang penulis catat merupakan hasil dari
pengamatan langsung dengan asumsi rata-rata waktu pengerjaan tiap satu
pcs.
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam bentuk diagram jaringan kerja kegiatan ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Gambar III.3
Diagram Jaringan kerja produksi T-Shirt
Pada PT. Tupai Adyamas Indonesia
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengelompokan elemen pekerjaan T-Shirt Puma
Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan keseimbangan
stasiun kerja pada proses produksi T-Shirt pada PT. Tupai Adyamas
Indonesia.
a. Menentukan stasiun kerja terkecil dan cycle time yang dikehendaki.
1) Menentukan stasiun kerja terkecil
Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam
proses pekerjaan, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
N = stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
D = Produksi ( proses )
t = waktu kerja per hari
Perusahaan telah menetapkan target jumlah produksi T-Shirt
sebanyak 21 box (1500 T-Shirt), informasi ini diperoleh dari
bagian produksi.
Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya
sebagai berikut :
N=
=
(dibulatkan menjadi 3 stasiun kerja)
commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan elemen pekerjaan
yang ada ke dalam 3 stasiun kerja.
I
II
III
stasiun kerja
elemen pekerjaan
A B C
waktu
D E F G H I
22
28
J K L M N O
18,04
Gambar III.4
Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja
2) Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time)
yang diijinkan.
Sebagai dasar struktur kerjanya perusahaan menggunakan waktu
dan elemen terlama yaitu 28 menit adalah dengan perhitungan
sebagai berikut :
Menghitung kapasitas maksimum
Kapasitas maksimum(Qmax) =
=
=
= 17,14 (dibulatkan 17 box)
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menghitung cycle time yang diijinkan
=
=
=
b. Analisis Penugasan Elemen Pekerjaan Dalam Stasiun Kerja.
Setelah kita membuat pengelompokan elemen pekerjaan,
mengetahui kapasitas maksimum dan cycle time yang diijinkan
maka. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel perhitungan
penugasan elemen-elemen pekerjaan dalam stasiun kerja yang telah
kita ketahui tersebut.
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.4
Pengelompokan penugasan elemen pekerjaan dalam stasiun
kerja dengan komulatif waktu tiap stasiun kerja
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pekerjaan
Simbol
Marker
Gelar Kain
Potong
Numbering
Cek Kain
Embroidery
Transfer Print
Printing
Sewing
Trimming
Kensa
Ukur
Iron
Lipat
Packing
Total waktu
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Stasiun
kerja
Waktu
(menit)
I
22
II
28
III
18,04
68,04
3. Menghitung besarnya tingkat efisiensi.
a. Analisis LOT (Longest Operations Time)
Pada siklus kerja 28 menit sebagai dasar siklus kerja yang
ditentukan oleh perusahaan, penentuan elemen pekerjaan ke
dalam 3 stasiun kerja beserta perhitungan waktu menganggur
atau idle time dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel III.5
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
pada cycle time 28 menit.
Stasiun kerja
Waktu
komulatif
Siklus kerja
Waktu
menganggur
I
II
III
Total
waktu
(menit)
22
28
18,04
68,04
28
28
28
84
6
0
9,96
15,96
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu
penundaan.
1) Tingkat penundaan
=
x 100%
=
2) Tingkat efisiensi
=
=
Perhitungan diatas adalah dengan siklus kerja 28 menit.
Kemudian kita bandingkan dengan perhitungkan siklus kerja
yang diijinkan. Jika perusahaan ingin mencapai target produksi
21 box per hari, yakni 22,85 menit. Dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Perhitungan berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang
diijinkan yakni 22,85 menit.
Tabel III.6
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
Pada cycle time 22,85 menit.
Stasiun kerja
Waktu
komulatif
Siklus kerja
Waktu
menganggur
I
II
III
Total
waktu
(menit)
22
28
18,04
68,04
22,85
22,85
22,85
68,55
0,85
-5,15
4,81
0,51
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi waktu
penundaan sebagai berikut :
1) Tingkat penundaan
=
x 100%
=
2) Tingkat efisiensi
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Menghitung Efektifitas
Efektifitas lininya adalah tingkat kapasitas yang diinginkan
yang bisa dicapai, yaitu dengan siklus kerja 22,85 menit. Total
output yang dapat di capai adalah :
1) Menghitung
efektifitas
berdasarkan
cycle time
yang
diijinkan (22,85menit)
Sehingga efektifitas dapat kita bandingkan dengan perhitungan
sebagai berikut :
=
x 100%
=
Jika dibandingkan dengan perhitungan output per hari yang
dicapai dengan siklus kerja 28 menit maka akan diperoleh output
per hari yang dicapai sebagai berikut :
2) Menghitungcommit
efektifitas
berdasarkan cycle time (28 menit)
to user
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari perhitungan tersebut maka dapat kita lihat tingkat
efektifitasnya adalah sebagai berikut :
d. Hasil Analisis Keseimbangan Lini
Maka dari keseluruhan perhitungan diatas dapat kita
rangkumkan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabelto
III.7
commit
user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama
LOT (Longest Operations Time)
Hasil analisis siklus kerja
keterangan
Perbedaan
(selisih)
Siklus kerja
28 menit
Siklus kerja
22,85 menit
Total menganggur
15,96
0,51
15,45
Efisiensi
Efektifitas
81%
80,95%
99,26%
100%
18,26%
19,05%
Tingkat
penundaan
19%
0,74%
18,26%
Dari tabel diatas kita dapat membandingkan antara
penerapan kebijakan siklus kerja 22,85 menit lebih menguntungkan
daripada siklus kerja pertama yakni 28 menit. Sehingga apabila
siklus kerja 22,85 menit dapat diterapkan dengan benar maka
keseimbangan lini kerja menjadi lebih baik, dimana hal ini akan
meningkatkan perusahaan.
Dapat kita lihat apabila dengan waktu siklus kerja (cycle
time) 28 menit, menghasilkan waktu menganggur yang cukup besar
15,96 menit, maka tingkat efisiensi dan efektifitas yang terendah
yakni 81% dan 80,95%, serta tingkat penundaan yang tinggi yakni
19%.
Berbeda apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil atau
cycle time yang diijinkan yakni 22,85 menit, yang mana dari hasil
analisis terlihat lebih baik karena menghasilkan waktu menganggur
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang kecil yakni 0,51 menit. Tingkat efisiensi dan efektifitas yang
lebih tinggi yakni 99,26% dan 100%, serta tingkat penundaan yang
rendah sebesar 0,74%.
Dengan demikian apabila sistem, peralatan dan karyawan
dapat di koordinir serta diterapkan dengan baik maka efisiensi dan
efektifitas layout dapat tercapai.
Tabel III.8
Perbedaan sebelum dan sesudah diteliti
Keterangan
Sebelum
Sesudah
Desain layout
Belum efisien
Lebih efisien
Belum ada
Dikelompokkan
pengelompokan
menjadi 3 stasiun
stasiun kerja
kerja
Tingkat waktu
Tingkat waktu
menganggur cukup
menganggur yang
besar
kecil
Stasiun kerja
Waktu yang dipengaruhi
commit to user
84
Dari uraian diatas dapat pula disimpulan bahwa pengelompokan pekerjaan berdasarkan stasiun kerja yang terlihat sebagai berikut :
Printing
Embroidery
Transfer
Print
Stasiun kerja 1
Packing
Lipat
Iron
Ukur
Stasiun kerja 2
Kensa
Sewing
Trimming
Sewing
Stasiun kerja 3
Cek kain
Gelar kain, ptong &
Numbering
Sewing
Gelar kain, ptong &
Numbering
Sewing
Marker
Sewing
Gudang
85
Sumber : PT. Tupai Adyamas Indonesia
57
Gambar III. 5
Layout PT. Tupai Adyamas Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENUTUP
Berikut merupakan yang dikemukakan berdasarkan pembahasan masalah
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Tentang efisiensi layout fasilitas
produksi pada PT. Tupai Adyamas Indonesia. Selain itu juga berisi saran-saran
bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi perusahaan
serta sebagai salah satu langkah perbaikan untuk masa mendatang.
A.
KESIMPULAN
1.
Alur proses produksi pada PT. Tupai Adyamas Indonesia meliputi
marker, potong, numbering, embroidery, printing, sewing, trimming,
kensa, ukur, iron, packing.
2.
Departemen produksi untuk produksi T-Shirt di PT. Tupai Adyamas
Indonesia, memiliki pekerjaan yang dapat dikelompokkan menjadi 3
stasiun kerja. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut
yakni A, B, C, D, E, F terdapat pada stasiun kerja satu. G, H, I terdapat
pada stasiun kerja dua. J, K, L, M, N, O terdapat pada stasiun kerja tiga.
3.
Dari hasil analisis dapat kita peroleh beberapa tingkat efisiensi dan
efektifitas layout yang ada pada produksi T-Shirt.
Dari dua siklus kerja yang ada pada perusahaan :
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Dengan menggunakan siklus kerja 28 menit. (siklus kerja yang
diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi 81% dan tingkat
efektifitas 80,95%.
b.
Dengan menggunakan siklus kerja 22,85 menit. (siklus kerja yang
diijinkan), menghasilkan tingkat efisiensi lebih besar yakni sebesar
99,26% dan tingkat efektifitas 100%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
siklus kerja 22,85 menit dapat menghasilkan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan siklus
kerja 28 menit.
B.
SARAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis mencoba memberikan
saran yang terkait dengan hasil yang diperoleh. Dengan harapan dapat
dijadikan bahan referensi pertimbangan atau kebijakan manajemen untuk
proses produksi T-Shirt.
1. Siklus kerja yang digunakan hendaknya adalah siklus kerja 22,85
menit dan bukan yang 28 menit, sehingga perusahaan mendapat
tingkat efisiensi dan efektifitas produksi yang lebih baik.
2. Untuk dapat menggunakan siklus kerja tersebut, perlu dilakukan
evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja, sehingga dapat diketahui
kegiatan apa saja yang ditiadakan dan diadakan ataupun
diperbaiki dari kondisi sebelumnya. Hal ini ditujukan agar dapat
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
mengoptimalkan
digilib.uns.ac.id
fungsi
produksi
dan
meminimalkan
permasalahan yang ada pada proses produksi.
3. Memperhatikan produktivitas karyawan dan kondisi peralatan yang
ada, hendaknya selalu dievaluasi secara berkala agar efisiensi dan
efektifitas produksi meningkat dan terkontrol dengan baik.
commit to user
88
Download