Rumah sakit memiliki kewajiban menaati regulasi bangunan RS, belum lagi tuntutan kepuasan customer baik eksternal maupun internal seperti tenaga profesi yang bermacam- macam dilihat dari keinginan dan kebutuhan mereka. Disisi lain rumah sakit juga harus menerapkan efisiensi dan efektifitas agar menjamin kelangsungan hidup rumah sakit itu sendiri. 1. 2. 3. 4. Kelompok yang dilayani : pasien serta semua tuntutannya (penunggu, keluarga, pengunjung dll) Kelompok yang melayani : tenaga medis, pegawai admin,teknisi dll Kelompok penunjang : supplier, angkutan umum dll Masyarakat umum Kepuasan dasar manusia akan berorientasi, aman, nyaman, dihormati dan tenang (Kliment, 2000). Rumah sakit telah memiliki aturan dasar yang berkaitan dengan bangunan yang telah ditetapkan kementerian kesehatan sebagai lembaga tertinggi regulasi di Indonesia yaitu PMK nomor 24 tahun 2016 tentang “Persyaratan teknis bangunan dan prasarana RS”. Apabila penyediaan ruang tidak memungkinkan maka diselesaikan dengan sistem manajemen lain, namun tetap pada tujuannya. 1. 2. Eksternal/ pasien dan keluarganya menuntut kepuasan dan harga terjangkau dari pelayanan Internal, para tenaga profesi menginginkan tempat yang nyaman, kemudahan dalam melakukan pekerjaannya yang berkaitan dengan arsitektur RS yaitu dekatnya tempat kerja yang satu dengan tempat kerja lainnya sehingga dapat mengurangi energi yang terbuang hanya untu hilir mudik. Rumah sakit sebagai lembaga yang harus berkembang dibutuhkan sumber daya yang cukup besar. Pemilihan desain dan material semaksimal mungkin yang efisien dan maintenance free. Bangunan RS mempunyai beberapa komponen yaitu : 1. Peruangan termasuk furniture 2. Eksterior termasuk landscape dan parkir 3. Sistem utilitas bangunan yaitu mekanikal, elektrikal, sistem transportasi dll Menjadi penyelaras pendirian RS sesuai regulasi, tuntutan profesi dan kemampuan RS dengan cara PERENCANAAN LAYOUT RUMAH SAKIT YANG EFISIEN. Menurut Carr (2009), layout rumah sakit yang efisien adalah : 1. Mendukung efisiensi staf dengan meminimal jarak antar ruang yang sering digunakan 2. Memudahkan pengawasan pasien dengan jumlah staf yang terbatas 3. Meliputi seluruh ruang yang dibutuhkan, tidak menyisakan ruang yang sudah tidak dibutuhkan lagi. 1. 2. 3. 4. 5. Perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan Manfaatkan sumber daya yang ada (matahari dan angin) Hindari “sampah” ruangan LEAN HOSPITAL Pemilihan bahan yang maintenance minimal Perencanaan layout yang lean hospital.