Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 PENGARUH CARA EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR EKSTRAK, KADAR FENOLAT TOTAL DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynurra pseudochina (L). DC {Effect of extraction methods on recovery of phenolic compounds and antioxidant activity of (Gynura pseudochina (Lour).DC)} Harrizul Rivai¹, B.A.Martinus², Fita Selonni² ¹Fakultas Farmasi Universitas Andalas ²Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Padang email: [email protected] ABSTRACT Effect of extraction methods on recovery of phenolic compounds and antioxidant activity of Gynura pseudochina (Lour).DC) has been evaluated. The determination of phenolic compounds was carried out accourding to Folin-Ciocalteu method and antioxidant activity was evaluated by DPPH method, calculated as gallic acid equivalent (GAE). The result of research indicate that acquirement of four way extract rate of extraction maceration, soxhletation, percolation, reflux as follow 16.54%, 12.01%, 8,20%, 15,04% and the determination of phenolic compound showed the result for maceration, soxhletation, percolation, reflux as follow 26.0095 mg/g, 23.6149 mg/g, 13.86515 mg/g, 10.6792 mg/g respectively. Their antioxidant activities were 1.892 µg/ml, 2.052 µg/ml, 2.607 µg/ml, 2.325 µg/ml, respectively. The result of research indicate of acquirement, the determination of phenolic compound and antioxidant activities of four way extract is Maceration. Keywords: Gynura pseudochina, antioxidant, phenolic compound PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara memiliki gugus hidroksi fenolik yang beriklim tropis dengan tanah yang subur, mampu manangkap radikal bebas. sehingga banyak tanaman yang dapat Komponen senyawa fenolik bersifat polar tumbuh. Beberapa jenis dari tanaman itu dan dapat larut dalam air. Antioksidan adalah dapat digunakan sebagai tanaman obat, salah senyawa yang mempunyai struktur molekul satunya terdapat pada tanaman umbi daun yang dapat memberikan elektronnya kepada dewa (Gynura pseudochina (Lour). DC). molekul radikal bebas dan dapat memutus Secara tradisional umbi daun Dewa dapat reaksi berantai dari radikal bebas. Radikal digunakan untuk mengatasi berbagai bebas adalah atom atau molekul yang penyakit seperti pembekuan darah bersifat tidak stabil dan sangat reaktif karena (Haematom) pembengkakan, pendarahan, mempunyai 1 (satu) atau lebih elektron yang tulang patah dan pendarahan setelah tidak berpasangan (Kumalaningsih, 2006). melahirkan. Umbi daun Dewa memiliki beberapa kandungan kimia seperti alkaloid, Perolehan kadar senyawa fenolat total dalam flavonoid, steroid dan triterpenoid tumbuhan obat dipengaruhi oleh beberapa (Muhlizah, 2006). faktor yaitu cara pengeringan sampel, cara Pada umbi daun dewa terdapat senyawa ekstraksi dan perbedaan konsentrasi pelarut fenolik berupa flavanoid yang umumnya yang digunakan dalam ekstrak sampel. memiliki aktivitas antioksidan karena Secara teoritis penentuan kadar senyawa 201 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 fenolat total dapat ditentukan dengan metoda Folin-Ciocalteu dan pengukuran daya antioksidan dapat dilakukan dengan metoda DPPH (2,2-diphenil 1-picrylhydrazyl), sebagai pembanding penentuan kadar senyawa fenolat total dan pengukuran daya antioksidan digunakan asam galat. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan lebih kurang selama tiga bulan di Laboratorium Penelitian Kimia Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang, Sumatera Barat. Alat dan Bahan a. Alat Alat yang digunakan adalah Rotary Evaporator (RVO6-ML), corong, spatel, cawan penguap, timbangan digital analitik (Denver Instrument Company), oven, microwave, aluminium foil, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, pipet gondok, pipet mikro, beaker glass, spektrofotometer UV-Visible mini 1240 (Shimadzu®), Blender, Kertas saring Whatman No.1. b. Bahan Bahan yang digunakan adalah tanaman Umbi Daun Dewa (Gynura pseudochina ( Lour.) DC.). aquadest, metanol p.a (Merck), etanol p.a (Merck), reagen Fenol folin-Ciocalteu (Merck), Natrium Carbonat (Merck), asam galat (Sigma), DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazyl) p.a (Sigma). HASIL DAN DISKUSI Hasil Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cara pengeringan sampel terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dan daya antioksidan Umbi Daun Dewa didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Pada pengeringan umbi daun dewa diperoleh berat sampel setelah dikeringkan dengan 3 cara pengeringan: kering angin pada suhu kamar (25ºC) selama 6 hari adalah 74,5853 g dari sampel umbi daun dewa segar seberat 350 g kadar air 6,22 %, kering microwave selama 1 hari adalah 50,5839 g dari sampel umbi daun dewa segar seberat 122,8964 g kadar air 7,663 %, kering oven pada suhu (40ºC) selama 3 hari adalah 72,8562 g dari sampel umbi daun dewa segar seberat 350 g kadar air 3,080 %. 2. Pada perhitungan kadar ekstraktif dari beberapa perbandingan cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah 17,33%, 14,68%, 12,33% 3. Hasil analisis data secara statistik pada penentuan kadar ekstraktif menunjukkan bahwa ketiga perbandingan cara 202 4. 5. 6. 7. pengeringan yang dilakukan memberikan perbedaan yang signifikan terhadap perolehan kadar ekstraktif dari umbi daun dewa. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum larutan standar asam galat dengan metoda Folin-Ciocalteu yang diukur dengan spektrofotometer UVVisibel diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 745 nm dengan serapan 0,685. Pada pengukuran absorban untuk penentuan kurva kalibrasi asam galat didapat persamaan regresi y = 0.108 + 0.004531x dengan simpangan baku 0,00398, batas deteksi 2.63517 g/mL, dan batas kuantisasi 8.78393 µg/mL. Pada penentuan kadar senyawa fenolat total dari Umbi Daun Dewa dengan ke tiga perbandingan cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah 22.032 mg, 9.19 mg, 1.10316 mg setara asam galat per gram sampel kering. Hasil analisis data secara statistik pada penentuan kadar senyawa fenolat total menunjukkan bahwa ketiga cara pengeringan yang dilakukan Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 memberikan perbedaan yang signifikan terhadap perolehan kadar senyawa fenolat total Umbi Daun Dewa 8. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum larutan DPPH 35 µg/ml yang diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 517 nm dengan serapan 0,483 9. Hasil perhitungan IC50 larutan standar asam galat diperoleh 3,044 µg/mL. 10. Hasil perhitungan IC50 pada penentuan daya antioksidan dari larutan ekstrak Umbi Daun Dewa pada perbandingan cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah: 1,525 mg/ml, 1,78 mg/ml, dan 1,58 mg/ml. Diskusi Kadar Air Dari ketiga cara pengeringan umbi daun dewa : kering angin, kering microwave dan kering oven yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa perolehan kadar air pada umbi daun dewa dengan cara kering angin selama 6 hari adalah 6,22%, kering microwave selama 1 hari adalah 7,663%, kering oven selama 3 hari adalah 3,08%. Dari ke tiga kadar air yang diperoleh tidak ada yang lebih dari 10 %. Kadar air paling kecil diperoleh dari cara kering oven 3,08%. dengan cara kering angin merupakan cara yang paling baik untuk memperoleh kadar ekstraktif dari umbi daun dewa dibandingkan dengan dua cara lainnya. Analisa Statistik Kadar Ekstraktif Untuk melihat seberapa besar pengaruh cara pengeringan terhadap kadar ekstraktif sampel maka dilakukan pengolahan data secara statistik mengunakan anova satu arah. Didapatkan nilai rata-rata, standar penyimpangan dan standar kesalahan. Kemudian dianalisa nilai maksimum dan nilai minimum dari nilai rata-rata. Dilakukan uji homogenitas variansinya, apakah berbeda nyata atau tidak berbeda nyata. dari hasil analisis ini diperoleh nilai signifikan 0.446 berarti > 0,05, Ho diterima karena tidak ada perbedaan kadar ekstraktif, ini menunjukkan bahwa ketiga perbandingan cara pengeringan yang digunakan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kadar ekstraktif larutan sampel. Kemudian dilakukan pengujian anova satu arah didapatkan signifikan 0,011, ini menunjukkan bahwa ketiga cara pengeringan yang dilakukan tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kadar ekstraktif sampel umbi daun dewa. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam Galat Penentuan kadar senyawa fenolat total digunakan asam galat ditambah FolinCiocalteu, dimana Folin-Ciocalteu direduksi oleh fenol dan menghasilkan warna biru, warna biru ini dapat dibaca pada panjang gelombang 745 nm dengan absorban 0,685. Kadar Ekstraktif Tabel I memperlihatkan kadar ekstraktif yang diperoleh dari umbi daun dewa kering yang diekstraksi dengan ketiga cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah 17.33%, 14.68%, 12.33%. Kadar ekstraktif yang paling tinggi pada Penentuan Kurva Kalibrasi umbi daun dewa diperoleh dengan cara Setelah didapat panjang gelombang kering angin, karena pengeringan dengan maksimum. Kemudian ukur dan tentukan cara kering angin merupakan pengeringan absorban untuk kurva kalibrasi asam galat. yang paling sederhana, tidak memerlukan Buat terlebih dahulu larutan standar asam alat yang khusus dan sampel tidak mudah galat dengan kosentrasi 0, 25, 50, 75, 100, rusak karena kering angin hanya dilakukan 125 dan 150 mg/L. Pembuatan larutan pada suhu kamar (25ºC). Jadi dapat dilihat standar ini bertujuan untuk membantu bahwa cara pengeringan sangat menentukan kadar fenol dalam sampel daun mempengaruhi perolehan kadar ekstraktif dewa melalui persamaan regresi dan kurva sampel umbi daun dewa. Pengeringan kalibrasi. Kemudian dapat absorbannya. Dari 203 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 pemeriksaan larutan standar asam galat diperoleh kurva kalibrasi dengan persamaan regresi y = 0,108 + 0,004531x, r = 0,998, simpangan baku 0,00398, batas deteksi 2,635 μg/ml, batas kuntisasi 8,78 μg/ml. Nilai r yang mendekati satu menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut adalah linier, nilai simpangan baku yang kecil menunjukkan ketepatan yang cukup tinggi. Tujuan dari pembuatan kurva kalibrasi adalah untuk mencari kosentrasi dari masing – masing sampel. Hasil ini menunjukkan bukti atau korelasi yang baik yang menyatakan adanya hubungan kosentrasi dengan absorban. Kosentasi Larutan sampel ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan cara menggukur absorban sampel kemudian dikonversikan pada kurva kalibrasi sehingga kadar senyawa fenolik dalam sampel diketahui. Penentuan Kadar Fenolat Total Kadar senyawa fenolat ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu. Metode ini dipilih karena metode yang spesifik, sensitif terhadap senyawa fenol dan meggunakan reagen dalam jumlah yang sedikit serta dapat bereaksi dalam waktu yang singkat. Reagen Folin-Ciocalteu ini akan membentuk larutan berwarna biru jika direaksikan dengan larutan yang mengandung senyawa Fenolat dan ditambahkan larutan natrium karbonat. Larutan berwarna biru tua inilah yang akan ditentukan absorban nya dengan alat spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang yang sesuai sehingga kadar senyawa fenolat larutan sampel daun dewa dapat diketahui. Kadar senyawa fenolat umbi daun dewa yang diperoleh dengan menggunakan ke tiga Perbandingan cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah 22,032 mg, 9,19 mg, 1,10316 mg setara asam galat per gram sampel kering. Kadar senyawa fenolat umbi daun dewa yang paling tinggi diperoleh dengan menggunakan cara pengeringan angin yaitu 22,032 mg/g. Hasil perhitungan ini cukup cermat dan teliti karena kadar fenolat yang diperoleh melebihi nilai batas deteksi (2,63517 µg/ml) dan batas kuantitasi (8,78393 µg/ml). Analisa Statistik Kadar Senyawa Fenolat Untuk melihat seberapa besar pengaruh cara pengeringan terhadap kadar senyawa fenolat umbi daun dewa maka dilakukan pengolahan data secara statistik mengunakan anova satu arah. Didapatkan nilai rata-rata, standar penyimpangan dan standar kesalahan. Kemudian dianalisa nilai maksimum dan nilai minimum dari nilai rata-rata. Dilakukan uji homogenitas variansinya, apakah berbeda nyata atau tidak berbeda nyata. dari hasil analisis ini diperoleh nilai signifikan 0,012 < 0,05 yang menunjukkan bahwa ketiga cara pengeringan yang dilakukan memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar senyawa fenolat umbi daun dewa. Kemudian dilakukan pengujian anova satu arah didapatkan signifikan 0,000 yang menunjukkan bahwa ketiga cara pengeringan yang dilakukan memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar senyawa fenolat umbi daun dewa. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH 35 µg/ml Daya antioksidan dapat ditentukan dengan menggunakan metoda DPPH. Metoda ini dipilih karena mudah, cepat, peka dan hanya memerlukan sedikit sampel. Senyawa yang mempunyai aktifitas antioksidan akan bereaksi dengan DPPH melalui pemberian elektron dari senyawa antioksidan kepada DPPH yang mempunyai elektron sunyi, sehingga elektron tersebut menjadi berpasangan. Reaksi ini menyebabkan perubahan warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning. Perubahan inilah yang akan diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visibel. Semakin rendah serapan maka semakin tinggi daya antioksidan dari larutan sampel. Untuk pengujian daya antioksidan senyawa fenolat digunakan DPPH dengan konsentrasi 35 µg/mL. Pada konsentrasi ini diperoleh panjang gelombang maksimum 517 nm dengan absorban 0,483 204 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 Penentuan IC50 Larutan Standar Asam Galat Daya antioksidan dapat ditentukan dari nilai IC50 yaitu konsentrasi senyawa antioksidan yang memberikan inhibisi sebesar 50%, yang berarti bahwa pada konsentrasi tersebut antioksidan dapat menghambat radikal bebas sebesar 50%. Sebagai pembanding digunakan larutan asam galat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 µg/mL, dari absorban yang didapat maka dapat dihitung persen inhibisi DPPH, sehingga diperoleh persamaan regresi y = 10,525+19,877x, r = 0,993, Dari persamaan ini dapat dihitung nilai IC50 asam galat yaitu 3,044 µg/mL. Penentuan Daya Antioksidan Larutan Ekstrak Daun Dewa Besarnya aktifitas antioksidan larutan sampel umbi daun dewa diukur pada konsentrasi, 40; 60; 80; 100 dan 120 mg/ml. Hasil IC50 pada tiap-tiap perbandingan cara pengeringan sampel; kering angin, kering oven, kering microwave adalah: 1,525 mg/ml, 1,78 mg/ml, 1,58 mg/ml. Nilai IC50 yang semakin rendah menunjukkan daya antioksidan yang semakin kuat. Dapat dilihat bahwa nilai IC50 yang paling rendah diperoleh dari cara pengeringan angin yaitu 1,525 mg/ml setara dengan asam galat. IC50 adalah konsentrasi zat yang dapat menyebabkan penghambatan radikal bebas sebesar 50%, Semakin tinggi angka IC50 semakin rendah aktivitas antioksidan. Namun demikian, aktivitas antioksidan umbi daun dewa kering lebih tinggi dari pada aktifitas antioksidan asam galat sebagai pembanding (IC50 = 3,044 µg/mL). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar ekstraktif umbi daun dewa yang paling tinggi diperoleh pada cara pengeringan kering angin yaitu 17.33 %. Nilai ( P > 0,05) dari kadar ekstraktif yang diperoleh. 2. Kadar senyawa fenolat yang paling tinggi diperoleh pada cara pengeringan kering angin yaitu 22.032 mg/g setara asam galat per gram sampel kering. Nilai ( P < 0,05) dari kadar senyawa fenolat yang diperoleh. 3. Daya antioksidan yang paling kuat ditunjukkan oleh sampel yang menggunakan pengeringan dengan cara kering angin dengan nilai IC50 yang diperoleh yaitu 1,525 mg/ml. DAFTAR PUSTAKA Clifford J, C, A. Ranguist dan M. Lampbell, 1982 Analisa Spektrum Senyawa Organik. Edisi III, terjemahan Kosasih Padmawinata dan Ny. Iwang Soedomo, Institut Teknologi Bandung, Bandung Dachriyanus, 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik secara Spektroskopi, Andalas University Press, Padang Dalimartha, S. 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1, Trubus Agriwidya, Jakarta Ditjen POM, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Frei, B, 1994, Natural antioxidant In Human Health and Disease, Academic Press, Sandiago California Harbone, J.B, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Diterjemahkan Oleh Kosasih Padmawinata, Institut Teknologi Bandung, Bandung Kardi, A, 2002, Tanaman Obat Penggempur Kanker, Penebar Swadaya, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta 205 Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014 Kumalaningsih, S, 2006, Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Trubus Agri Sarana, Surabaya Lusiana, B, 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Daun Dewa Terhadap Produksi Nitrit Oksida Mencit C3H yang Diinokulasi Sel Adenokarsinoma Mamma, Skripsi Fakultas Kedokteran, UNDIP, Semarang Maria, A, 2006, Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Daun Dewa Terhadap Aktifitas Fagositosis Makrofag Mencit C3H yang Diinokulasi Sel Adenokarsinoma Mamma, Skripsi Fakultas Kedokteran, UNDIP, Semarang Markham, K, R, 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Terjemahan Kosasih Padmawinata, Institut Teknologi Bandung, Bandung Molyneux, P., 2004, The Use The Of Stable Free Radical Diphenyl Picrylhydrazyl (DPPH) For Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol., 26 (2), 211219 Mousquera, O. M., Yaned M. Correa, Diana C. Buitrago, and Jaime 2007, Nino, “Antioxidant Aktivity Of Twenty Five Plants From Colombian Biodiversity”, Mem Inst Oswaldo Cruz, 102 (5): 631634 Muchtadi, Tien R, 1987, Teknologi Proses Pengolahan Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Muhlizah, F, 2006, Tanaman Obat Keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta Pourmorad, F, Hosseinimehr, S.J., Shahabimajd, 2006, N,”Antioxidant Activity Phenol and Flavonoid Content Of Some Selected Iranian Medicinal Plants”, African Journal Of Biotechnology, Vol (11), 1142-1145 Rusdi, 1988, Tetumbuhan Sebagai Sumber Obat, Departemen Pendidikan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas, Padang Salim, S, 1999, Radikal Bebas dan Antioksidan, Alami TumbuhTumbuhan, Jurnal Penelitian Andalas, No.28, Januari th XI, 52 – 60 Setati, S. 2003. Radikal Bebas dan Proses Menua, Jurnal Kedokteran dan Farmasi, No.6 Tahun XXIX, 2003366369 Sitompul, B, 2003, Antioksidan dan Penyakit Arterosklerosis, Jurnal Kedokteran dan Farmasi, 6, 373 – 377 Suharmiati, H. Maryani, 2004, Khasiat dan Manfaat Daun Dewa, Agromedia Pustaka, Surabaya Trevor, R. 1994, Kandungan Organik Tumbuhan, Ed. 6, terjemahan Kosasih P, Institut Teknologi Bandung, Bandung Winarsi, H. 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan. Cet.2. Penerbit Kanisius, Yogyakarta Winarto, W, P, Tim Karya Sari, 2004, Daun Dewa: Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat, Penebar Swadaya, Jakarta 206