Peran Matahari di Berbagai Kebudayaan dan Kepercayaan Ra (atau Re) adalah dipuja sebagai Dewa Matahari sekaligus pencipta di kebudayaan Mesir Kuno. Pada hieroglif, matahari digambarkan sebagai sebuah cakram. Ra menyimbolkan mata langit sehingga sering digambarkan sebagai cakram yang berada pada kepala burung falkon atau cakram bersayap. Dewa Ra dipercaya mengendarai kereta perang melintasi langit di siang hari. Dewa Ra juga digambarkan sebagai penjaga pharaoh atau Raja Mesir. Selain itu, Ra digambarkan sebagai dewa yang sudah tua dan tinggal di langit untuk mengawasi dunia. Dalam mitologi India, matahari disebut dengan nama Surya. Selain sebagai matahari itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa matahari. Kata surya berasal dari bahasa Sansekerta sur atau svar yang berakhir bersinar. Surya digambarkan sebagai dewa yang memegang keseimbangan di muka bumi. Penyembahan matahari telah dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun. Kini perayaan matahari terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang terletak di kota tersuci di India, kota Benares. Surya Namaskar atau penghormatan kepada matahari adalah sebuah gerakan penting dalam yoga. Helios adalah dewa matahari dalam mitologi Yunani. Helios disebut juga sebagai Sol Invictus di kebudayaan Romawi. Selain itu, Helios juga merupakan sisi lain dari Apollo. Dikisahkan Helios adalah dewa yang bermahkotakan halo matahari dan mengendarai kereta perang menuju ke angkasa. Helios adalah dewa yang bertanggung jawab memberikan cahaya ke surga dan bumi dengan cara menambat matahari di kereta yang dikendarainya. Bangsa Inca menyembah dewa matahari yang bernama Inti, sebagai dewa tertinggi. Dewa Inti dipercaya menganugerahkan peradaban Inca kepada anaknya, Manco Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang pertama. Bangsa Inca menyebut diri mereka sebagai anak-anak matahari. Setiap tahun mereka memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan penyembahan matahari. Dewa matahari yang disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau. Kinich-ahau adalah pemimpin bagian utara. Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa perang dan simbol matahari. Setiap hari Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar matahari untuk mengusir kegelapan dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan kegelapan datang kembali. Untuk memberi kekuatan pada dewa mereka, bangsa Aztec mempersembahkan jantung manusia setiap hari. Shintoisme merupakan agama yang berinti pada penyembahan matahari masih terus bertahan di Jepang. Jepang memiliki julukan "Negara Matahari Terbit".