ABSTRAK KEDUDUKAN PRESIDEN DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL Oleh Dewa Putu Adi Wibowo Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis kedudukan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembuatan perjanjian internasional sebagaimana ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan normatif analitis, sedangkan analisis dilakukan secara induktif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedudukan Presiden adalah sebagai pemegang kekuasaan pembuatan perjanjian internasional dan kedudukan DPR sendiri menjadi lembaga penentu yang menentukan disahkan atau tidaknya suatu perjanjian internasional melalui persetujuan. Hal tersebut dikarenakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengadopsi sistem pembagian kekuasaan negara yang mengedepankan prinsip chek and balances dalam pengelolaan kekuasaan negara. Sesuai dengan prinsip tersebut maka kekuasaan membuat perjanjian internasional yang merupakan salah satu jenis kekuasaan pemerintahan negara harus diawasi melalui keharusan diperolehnya persetujuan DPR. Kedudukan DPR tersebut dibatasi hanya pada perjanjian internasional yang mensyaratkan pengesahan dan kriteria sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Kata Kunci: Kedudukan Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, Perjanjian Internasional RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kampung Tua Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung pada tanggal 28 Januari 1987, anak ke 9 dari 9 bersaudara dari ayah yang bernama Dewa Aji Putu Wartha Sudira dan ibu yang bernama Desak Nyoman Wiryati. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 2 Tiuh Tohou, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah dan SMA Negeri 1 Terusan Nunyai sampai tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama 7 tahun menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis sempat aktif di berbagai kepengurusan organisasi baik organisasi kemahasiswaan maupun organisasi massa. Penulis pernah terpilih sebagai Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Hukum Universitas Lampung 2006-2007, Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Lampung 2007-2008, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) Lampung 2006-2008, anggota Dewan Penasehat Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu (UKMH) Universitas Lampung 2007-2008, Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Bandar Lampung 2009-2010, dan Ketua Transisional Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (KPW PRD) Lampung 2010-2011. Di samping itu penulis pun aktif menulis artikel yang telah dimuat oleh berbagai media massa cetak dan online tingkat lokal maupun nasional. PERSEMBAHAN Untuk: Aji, Biyang dan Dewa Made Dwi Yuniarti Syukur untuk masa lalu penuh kebebasan yang Aji dan Biyang anugerahkan. Menjadi jalan lapang bagi tiyang menemukan mata air ‘Dharma’, mata air dari mana sungai kehidupan bersumber lalu mengalir hingga tiba saatnya nanti menjadi tempat di mana kami sekedar melepas dahaga dan belajar menjadi kuat sampai ke tujuan. Motto “Semua orang itu guru, alam raya sekolahku” “Tak ada yang lebih indah dan puitis dari bicara tentang kebenaran, ini hanya tentang bunga yang luruh dan buah bertumbuh” SANWACANA Ucapan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Lampung. Adapun judul yang diangkat oleh penulis dalam skripsi ini adalah “KEDUDUKAN PRESIDEN DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN INTERNASIONAL”. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Dr. Heryandi,S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum 2. Bapak Armen Yasir,S.H.,M. Hum., selaku pembimbing I. Matur suksma pak Armen untuk ‘terapi kejut’nya. Kuliah 7 tahun rasanya kurang dari cukup menuai makna atas keterkejutan-keterkejutan yang bapak ciptakan di ruang belajar kami, mahasiswa-mahasiswa anda. 3. Ibu Yulia Netta, S.H., M.H., selaku pembimbing II dan ibu kami mahasiswa bagian Hukum Tata Negara yang baik hati. 4. Ibu Siti Asiah S.H., M.H., selaku pembahas I dan kesabarannya dalam memberi masukan yang bermanfaat bagi penyelesaian skripsi penulis. 5. Bapak Muhtadi,S.H., M.H., selaku pembahas II dan suasana egaliter yang abang bangun bersama kami, para mahasiswa yang terkadang lancang. 6. Pak Yusdiyanto, S.H., M.H, Pak Ahmad Saleh, S.H, M.H., Pak Zulkarnain Ridlwan S.H, M.H., Pak Iwan Kurniawan S.H., M.H., terima kasih atas saran dan masukannya untuk skripsi ini. 7. Pak Marjiono, selaku ‘ Pembimbing III’ yang telah dengan sabar dan tak kenal lelah mengingatkan batas waktu DO pada penulis, Mas Pendi, Mas Jarwo dan Keluarga Besar Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung. 8. Sahabat-sahabatku, Saddam Tjahyo (orang yang senantiasa sehat karena memikirkan nasib orang lain. Jangan lupa bung dengan jembatan menyeramkan di Panjang juga tentang cita-cita komune yang belum kita diskusikan secara komferhensif itu), Gusti Kade Artawan (sahabatku yang keras kepala, keras hati dan keras otot tapi paling rajin mengeluh tentang mual dan masuk anginnya. Sahabat yang walau egois tapi paling baik, maaf, karena sudah sekian kali meninggalkanmu di tengah kesulitan. Aku yakin, kelak kau tak akan membangun istana emas bagimu sendiri melainkan mendirikan pasar bersama yang murah dan pabrik bagi kaum pekerja di pedesaan). Anak Agung Gede Adi Purnawan (everything will be fine, my causin), Nyoman Adi Irawan (apa yang kau lihat bukan selalu seperti apa yang kau lihat, apa yang kau rasa bukan selalu seperti apa yang kau rasa, apa yang kau fikir bukan selalu seperti apa yang kau fikir, pesanku senantiasa eling lan waspodo saja), Chrismanto Simamora alias Sakai (mari ikuti saja angin berhembus, mari jemput impianmu), Agung Ruliansyah dan Denial (harus aku akui kalian mengajarkan tentang cara benar bersahabat, terima kasih), Dewa Putu Suryani (My Lovely Sister), Petrus Efrial Ruliandi Silalahi (walau judes tapi kau ‘the real friend’ bro), Roliv dan Agnes (apa pun yang kalian bicarakan, maaf, aku selalu memaknainya sebagai kemolekan Tatar Pasundan, hatur nuhun), Made Kariye (everytime with ‘akrodha’), Komang Sinte dan Fatchul Munir, Ahmad Rizki Pratama dan Arif Febrianto, serta seluruh teman dan handai taulan yang tersebar dari Sidney di Selatan, Helsinki di Utara, Benares di Barat hingga Makassar di timur dan Puteri yang selalu berkelip di langit tenggara. 9. Para Kamerad LMND dan PRD, Isnan Subkhi, Ahmad ‘Bara’ Muslimin, Mujahiddin, Togar ‘klan’ Harahap dan Ulfa Yani, Riesma ‘Bourthon’, Yayuk Hidayah ‘Jawa’, Mira ‘Beibz’ dan Amir Harmidan, Eko ‘betis’ Susanto, Tery Jackson, Gontar, Aditya Albar, Riskon ‘Keras’ Patria dan Raga, ‘Satria’ Ricky, Donna Sorenty Moza dan Maeda Yoppi, Deddy Tarnando, Rakhmat Husein DC, ‘Bung’ Rahmad, Joni Fadly ‘Acong’, Novelia Sanggem, Dompak ‘Red Flag, Bin Bin, Agus ‘Jabo’ Priyono, Dominggus Oktavianus, Roby Weldan, Ibu Lubis, Gunes Nurani serta kawan-kawan PRD Lampung Tengah, Lampung Barat, para kamerad senusantara dan kelas pekerja sedunia. 10. Saudara-saudara UKM Hindu Unila dan KMHDI Lampung, Nyoman Wirne, Made Sumerta, Wayan Pande Suyasa, Wayan Sudana, Wayan ‘Laut’ Supartha, Nyoman Jayanti, Wayan Widiastuti, Indah Listyanti, Made Sudarte, Gede Deta, Komang Pujiana, Made Indrawan serta seluruh saudara UKM Hindu Unila angkatan 2005-2011 semoga lekas mampu meretas feodalisme dan menjadi pemimpin-pemimpin umat. 11. Keluarga, Aji dan Biyang, Bli Dewa Ketut Budiartha (orang yang dulu paling aku takuti, banyak menginspirasi sekarang dan mungkin kelak), Bli Dewa Nyoman Putra Winaya (ujung lorong selalu terang bli), Mbo Desak Putu Adi Ratna, Mbo Asti Ayu Komariah, Mbo Putu Padmi, Mbo Desak Made Kartika (cita-citaku hampir sampai mbo, rencananya 3 tahun lagi), Dewa Putu Subaga dan Jro Ratna, Mbo Darweti Lestari, Jro Made, Anak Agung Alit, Mas Eko Riyanto, Bli Wayan Swambha, Dewa Putu Kurniawan (jangan lupa sumbangan babi untuk gulingnya), Bayu Mars Dorayidi (katakan ‘ya’ untuk hal-hal baik yu), Putu Yoga Aditya, seluruh bagian dari Keluarga Besar Dewa Aji Putu Wartha Sudira dan Dewa Aji Dharma serta keturunan Dalem I Dewa Gedong Artha Pratisentana I Dewa Tegal Besung di seluruh penjuru bumi. 12. Dewa Made Dwi Yuniarti yang hingga proses penyusunan halaman ini bersetia di sisi penulis, bila ada matahari kedua itu lah kau. Bandar Lampung, 11 Mei 2012 Penulis Dewa Putu Adi Wibowo