authorized by Copyright 2017. Markus Tonny Hidayat Yakobus Edy Susanto Roy prabandaru published in: www.psalm21.org Makmur Sepekan Senin, 30 Januari 2017 T1 Shuttle Car Apa yang anda dapatkan dalam renungan MS hari ini? Di perusahaan tempat saya bekerja mempunyai tempat pendidikan modern yang bentuknya seperti kampus universitas. Ada aula, ruang belajar, kantin, tempat menginap, fasilitas olah raga dan lainnya. Jarak antar tempat cukup lumayan jauh untuk jalan kaki karena kawasannya cukup luas. Ditempat tersebut disediakan shuttle car yang menggunakan tenaga listrik. Untuk beberapa jam pemakaian, mobil tersebut harus di”charge” ke listrik selama 1-2 jam. Selain tidak berisik, mobil tersebut juga cukup kencang lajunya. Saya sendiri bertanya kepada rekan-rekan bagaimana kalau mobil tersebut dipakai untuk lintas Jawa, bagaimana sumber listriknya? Mereka kebingungan menjawabnya. Sambil tertawa saya menjawab,”Bikin saja power bank yang gede, terus digandeng dibelakangnya. Tinggal dicolok saja kalau dayanya habis.” Keluar dari pemikiran seperti ini, jika peralatan elektronik saja harus di “charge”, kehidupan manusia juga harus di “charge” juga oleh Tuhan. Firman Tuhan dalam Mazmur 28:7 berkata, “TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya,“ dan Mazmur 31:10 (31-11), “Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah.“ Juga Mazmur 147:5, “Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.” Kehidupan juga harus tetap diisi tiap hari dengan kebenaran Firman Tuhan. Masalah dan tantangan menguras energi kita dan kita memerlukan sumber kekuatan yaitu dari Tuhan. Sambungkan selalu hidup kita padaNya, ikatkan dalam keintiman, gantungkan harapan, serahkan dan sandarkan kekuatan kepadaNya serta jadilah penuh. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang kehidupannya selalu di “charge” kembali oleh Tuhan, lewat doa , pujian, penyembahan dan renungan firman. Sahabat, pastikan kita adalah orang yang kehidupannya selalu di “charge” kembali oleh Tuhan, lewat doa , pujian, penyembahan dan renungan firman. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Di Charge Kembali Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 3 Makmur Sepekan Selasa, 31 Januari 2017 T1 Satu Untuk Selamanya Apa yang harus kita lakukan untuk mengalami anugrahNya yang kekal? Ada jam tangan yang dijamin dapat bekerja selamanya. Mesin didalamnya dapat bekerja dengan menggunakan gerakan tangan atau kinetik. Ada juga yang menggunakan tenaga matahari. Pertanyaannya apakah benar-benar dapat “hidup” selamanya? Tidak mungkin, bukan? Keluar dari pemikiran seperti ini, segala sesuatu yang didunia ini tidak ada yang abadi. Firman Tuhan dalam Amsal 10:25 berkata, “Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas yang abadi,” dan Amsal 27:24 “Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?” Juga Ibrani 5:8-9, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,” Tidak ada yang abadi, kecuali yang satu ini, pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib yang merupakan anugerah kekal. Keselamatan itu diberikan secara tuntas dan berlaku selamanya apabila kita dibawah ketundukan kepadaNya dan berjalan dalam kebenaran FirmanNya. Satu untuk selamanya. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang selalu tunduk kepada-Nya dan berjalan dalam kebenaran firman-Nya. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang selalu tunduk kepada-Nya dan berjalan dalam kebenaran firman-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tidak Ada Yang Abadi, Kecuali Anugrah Allah 4 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Rabu, 01 Februari 2017 T1 Saatku Menyembah RohMu Bekerja Apa yang akan kita alami, jika meresponi panggilan-Nya? Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Keluar dari pemikiran seperti ini, menaati panggilan merupakan kepercayaan terhadap kasih-Nya, sebagai pujian dan penyembahan bagi kemuliaan-Nya, Roh Kudus bekerja menyatakan janji-Nya. Firman Tuhan dalam Roma 8:28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Tuhan bekerja dalam segala aspek kehidupan bagi mereka yang percaya dan berbalik dari jalannya yang jahat, sikap seperti itu merupakan ketaatan meresponi panggilanNya sebagai bagian dari ibadah. Karena itu, memuji dan menyembah bukan sekedar bernyanyi atau bersujud, melainkan percaya dan mentaati firman-Nya dalam segala aspek kehidupan, terutama membawa berita keselamatan bagi jiwa-jiwa yang terhilang. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tetap percaya, meresponi dan mentaati firman-Nya dalam segala aspek kehidupan. Sahabat, jadilah orang percaya yang tetap percaya, meresponi dan mentaati firmanNya dalam segala aspek kehidupan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Beribadah Sama Dengan Menaati Firman-Nya Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 5 Makmur Sepekan Kamis, 02 Februari 2017 T1 Musim Dingin & Panas Apa yang anda peroleh dalam renungan MS hari ini? Apa yang akan Anda lakukan ketika Anda merayakan suatu peristiwa yang indah dalam hidup ini? Saya yakin, Anda akan memberikan yang terbaik bagi sesama Anda. Di mana-mana kita menyaksikan kreasi-kreasi menarik untuk Perayaan Sin Cia tahun ini. Ada baleho di sejumlah tempat yang memasang ucapan selamat merayakan Sin Cia. Gong Xi Fat Cai. Selamat Tahun Baru. Atau sejumlah iklan di surat kabar dengan ucapan serupa. Musim semi telah tiba. Masyarakat Tionghoa beralih dari musim dingin yang menggerogoti tubuh ke musim semi yang penuh warna-warni bunga-bunga. Pada musim dingin, yang tampak hanya warna putih dari salju yang turun di sejumlah daerah di China. Sedangkan pada musin semi, manusia bisa melepaskan diri dari keterkungkungan berupa pakaian yang tebal. Kini matahari bersinar terik. Tak perlu lagi menutup diri dengan pakaian yang tebal dan berlapis-lapis. Bunga-bunga bersemi menampilkan keindahannya. Karena itu, warna merah biasanya mendominasi hiasanhiasan pada Perayaan Sin Cia. Keluar dari pemikiran seperti ini, seluruh dunia pasti mengalami musim dingin dan panas, saat susah dan saat senang. Firman Tuhan dalam Kejadian 8:22 berkata, “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” Perayaan Sin Cia mengingatkan kita akan kebenaran ini, bahwa selalu ada masa-masa sukar yang penuh pergumulan dan masa-masa sukacita sebagai bagian dari kehidupan yang pasti dilalui. Harus diketahui, bahwa tidak selamanya kita akan mengalami masa sukar, sekali waktu akan berganti dengan sukacita. Tetapi masa sukar itu, tetap perlu kita lalui, untuk mendidik dan mendewasakan kita. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang sabar melalui masa-masa sukar dan senang dalam kehidupan. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang yang sabar melalui masa-masa sukar dan senang dalam kehidupan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Sabar Melalui Kesukaran 6 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Jumat, 03 Februari 2017 T1 Siap Saat Musimnya Tiba Sudahkah Anda siap sedia setiap saat? Berbicara tentang Sin Cia, juga berbicara tentang pergantian musim, sebagaimana yang kita bahas dalam MS kemarin. Dalam satu tahun, kita bisa melewati beragam musim seperti musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Hal ini juga bisa merujuk pada waktu yang ditandai dengan kondisi tertentu, seperti musim kebangkitan. Keluar dari pemikiran seperti ini, sebagian lain menggunakan kata ‘musim’ sebagai penggenapan sebuah ramalan dari masa kedatangan seseorang yang dinanti. Atau bisa berarti waktu bagi seseorang untuk menjalankan tugasnya. Firman Tuhan dalam 2 Timotius 4:2, berkata, “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Sebelum peristiwa air bah di jaman Nuh, semua orang hidup seperti biasanya. Dan waktu terus berjalan sampai masa penggenapan itu terjadi dimana Nuh dan seluruh keluarganya harus menaiki bahtera. Sementara orang-orang di luar sana tidak tahu tentang apa yang sedang terjadi. Meskipun Nuh sudah menyampaikan kebenarannya kepada generasi di masa itu, tak seorang pun yang mendengarkan. Dan saat waktunya tiba, banjir melanda dan menyapu segala sesuatunya (Matius 24: 37-39; 2 Petrus 2: 5). Kedatangan Yesus pun akan seperti itu. Salah satu dari dua orang yang bekerja akan terangkat dan yang lainnya tertinggal. Satu dari dua wanita yang menggiling di pabrik akan terangkat dan yang lain tertinggal. Karena itu waspada dan berjaga-jagalah. Anda tidak akan tahu apa yang akan Tuhan lakukan dan Anda juga tidak akan tahu kapan Yesus akan datang kembali (Matius 24: 39-44). Karena itu, tetaplah siap di musim-musim Anda, dalam kondisi apapun itu. Tindakan kita saat ini seharusnya bukan lagi alasan ketidaksiapan kita. Setiap tindakan kita adalah benih. Dan setiap benih akan menghasilkan pada musimnya. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang selalu siap sedia setiap saat. Sahabat jadilah orang yang selalu siap sedia setiap saat menanti kedatangan-Nya. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Siap Sedia Setiap Saat Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 7 Makmur Sepekan Sabtu, 04 Februari 2017 T1 Sekedar Beribadah Mengapa beribadah tidak boleh sekedarnya? Banyak orang Kristen beribadah dengan harapan ibadah itu dapat menyelesaikan masalah dan pergumulan hidup yang mereka alami. Tak salah memang. Namun, faktanya sering berbeda dari harapan, dan banyak orang tidak menyadarinya. Mereka menjadi kecewa, lalu berhenti beribadah karena, setelah sekian lama beribadah, masalah dan pergumulan hidup itu tak kunjung beres. Keluar dari pemikiran seperti ini, ibadah hanya merupakan langkah awal dari penyelesaian masalah kehidupan. Firman Tuhan dalam Matius 11:28 berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Bukan berarti kita memandang remeh ibadah atau menganggap ibadah itu tidak perlu. Firman-Nya mengingatkan kita untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita (Ibr. 10:25). Namun, perlu diingat, ibadah adalah langkah awal untuk kita terbebas dari masalah dan pergumulan hidup. Ibadah bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhirnya tidak lain bertemu dengan Yesus. Untuk apa? Yesus yang berjanji, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (ay. 28). Dengan kata lain, yang akan menyelesaikan masalah dan pergumulan hidup kita bukanlah ibadah itu sendiri, melainkan perjumpaan dengan Yesus. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang beribadah sampai berjumpa dengan Yesus. Sahabat, jadilah orang yang beribadah sampai berjumpa dengan Yesus. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Beribadah Sampai Mencapai Terobosan 8 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Minggu, 05 Februari 2017 T1 Sapu Yang Bersih Apa yang harus kita lakukan, sebelum membagikan sesuatu kepada orang lain? Didalam atau luar sebuah rumah, biasanya ada sebuah benda yang kegunaannya membersihkan lantai. Ya, namanya sapu. Berbagai macam bahan dasar membuat sapu. Mulai dari ijuk kelapa, daun kelapa dan plastik. Tapi apapun bahannya, setiap kita akan menyapu tentu kita perhatikan terlebih dahulu sapu tersebut bersih atau kotor. Apabila sapunya bersih maka kita dapat membersihkan lantai dengan maksimal. Akan tetapi apabila sapu tersebut kotor, bukankah menambah lantai rumah semakin kotor ? Keluar dari pemikiran seperti ini, sebelum mulai melakukan segala sesuatu, introspeksi keadaan sendiri dulu. Firman Tuhan dalam Matius 23:3-4 berkata, “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya,” dan Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kita dapat membagikan kebenaran, apabila dalam diri kita ada kebenaran terlebih dahulu. Kita dapat mengasihi orang lain kalau kasih itu sudah kita dapatkan terlebih dahulu. Juga sewaktu kita menjalankan aturan dengan tertib maka kita dapat membagikan ketertiban bagi lingkungan kita. Semua bermula dari diri kita terlebih dahulu, baru kemudian kepada orang lain. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang mendapatkan kebenaran, sebelum membagikannya kepada orang lain. Mari sahabat, jadilah orang yang mendapatkan kebenaran, sebelum membagikannya kepada orang lain. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Semua Bermula Dari Diri Sendiri Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 9 Makmur Sepekan Senin, 06 Februari 2017 T1 Sampai Ke Telinga Bos Mengapa kita tidak boleh memaparkan kejelekkan orang lain? Alkisah di sebuah perusahaan mengalami kemajuan pesat karena mempunyai pemimpin yang berani dan cerdas. Beberapa kebijakannya sangat bagus untuk perusahaan dan mendapat dukungan dari bawahannya. Nah dalam keadaan seperti ini muncullah kaum opportunis (mengambil kesempatan dalam kesempitan) yang suka mengambil hati atasan. Salah satunya adalah seorang pejabat. Untuk memperlihatkan kalau dia hebat, sang pejabat ini menjelek-jelekkan jajaran divisi lainnya dihadapan pak Boss. Tentunya membuat pak Boss berang dan menyebabkan keadaan malah menjadi runyam. Suasana kantor menjadi tidak karuan. Karena merasa difitnah, beberapa orang yang terkena dampak amarah. Pak Boss membuat siasat. Suatu kali sang pejabat ini bercakap-cakap dengan mereka dan menjelek-jelekkan sikap pak Boss. Tanpa disangka salah seorang dari mereka merekam percakapan tersebut dan dikirimkan ke pak Boss. Akhirnya nasib jelek menghampiri sang pejabat dan dimasukkan kotak alias di”non-job”kan. Keluar dari pemikiran seperti ini, memaparkan kejelekan orang lain dengan katakata adalah tipe pribadi yang luka. Firman Tuhan dalam Pengkhotbah 10:20 berkata, “Dalam pikiran pun janganlah engkau mengutuki raja, dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.” Orang terjebak untuk menjelekkan orang lain, karena dirinya tidak bahagia dan tidak aman dalam keadaannya. Dengan jalan itu, keberadaan dirinya ingin diakui dan merasa dialah yang benar. Jadi, marilah hidup dengan ucapan syukur dan rasa hormat yang tulus. Bahagialah dengan apa yang dipunyai dan jangan selalu berpikir akan kekurangan-kekurangan yang ada. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang berbahagia dengan apa yang anda miliki. Sahabat, mati kita hidup dengan ucapan syukur dan rasa hormat yang tulus. Bahagialah dengan apa yang dipunyai dan jangan selalu berpikir akan kekurangan-kekurangan yang ada. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Jangan Menjelekkan Orang Lain 10 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Selasa, 07 Februari 2017 T1 Sukacita Orang Benar Mengapa kita harus tetap yakin pada Tuhan? Sewaktu kita menghadapi masalah, biasanya kita akan kehilangan mood (baca: perasaan) sukacita. Kita akan cenderung menampilkan perasaan cemas, takut, kesal, atau pun sedih. Gejolak perasaan seperti ini dapat mengakibatkan hilangnya semangat hidup. Dengan kata lain, kita tidak bisa melakukan segala aktivitas secara optimal karena hilangnya mood sukacita. Keluar dari pemikiran seperti ini, perasaan tidak mood, dapat dikalahkan dengan keyakinan kepada Allah. Firman Tuhan diambl dari Mazmur 64, anda dapat membaca seluruh ayat dalam pasal itu di Alkitab. Mazmur yang kita baca hari ini menunjukkan kondisi pemazmur yang sedang menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi oleh pemazmur datang dari para musuhnya. Ancaman musuhnya membuat pemazmur takut (2-3). Kita tidak mengetahui siapa sesungguhnya musuh yang dihadapinya, tetapi pemazmur menggambarkan perbuatan musuhnya seperti panah. Atau dengan kata lain, musuh pemazmur seperti pemanah yang memburu mangsanya (4-5). Gambaran ini mencirikan orang yang memiliki perilaku yang tidak terduga dan berbahaya. Bahkan pemazmur juga menggambarkan musuhnya sebagai orang yang akan menghadirkan bencana tak terhindarkan (6). Dengan demikian, masalah yang dihadapi pemazmur bukanlah masalah sepele, melainkan masalah berat. Kendati demikian, pemazmur memiliki keyakinan kepada Allah dan perbuatanNya (2, 8-10). Hal ini ditunjukkan pemazmur dengan menyerukan suatu permohonan, yakni perlindungan Allah dari ancaman para musuhnya (3). Melalui seruan tersebut, kita dapat melihat keyakinan pemazmur terhadap perbuatan Allah. Pemazmur yakin bahwa Allah tidak akan tinggal diam terhadap orang jahat. Allah akan membalikkan semua perbuatan orang yang jahat (8-9). Setiap orang yang melihat perbuatan Allah akan menjadi takut kepada-Nya (10). Pada akhirnya, pemazmur memiliki mood sukacita dengan memuji Allah karena Allah sanggup melakukan bagi dia (11). T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tetap yakin kepada Tuhan, walaupun menghadapi berbagai masalah. Sahabat, saat kita menghadapi masalah yang membuat perasaan menjadi takut dan cemas, berserulah dalam doa. Yakinlah bahwa Allah akan menolong kita. Dengan begitu, sukacita pun timbul dalam diri kita. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tetap Yakin Kepada Tuhan Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 11 Makmur Sepekan Rabu, 08 Februari 2017 T1 Perjanjian Abadi Dalam Tuhan Mengapa kita harus selalu tertanam menjadi satu dalam sebuah keluarga? Berkatalah Naomi: “Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu.” Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut! Keluar dari pemikiran seperti ini, hidup itu karena kasih karunia, bentuk perjalanan hidup adalah pilihan. Firman Tuhan dalam Rut 1:18-19 berkata, “Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata:’Naomikah itu’?” Rut mengikuti Naomi bukan sekedar menjadi menantu untuk mendapatkan anaknya sebagai suami, melainkan hatinya sudah tertanam menjadi satu dalam ikatan keluarga, sehingga tidak ada alasan untuk berpisah dengan keluarganya karena persoalan keinginan. Karena itu, pernikahan bukan soal apa yang harus didapat, melainkan apa yang seharusnya diberi, sehingga pernikahan berjalan sesuai dengan “maksud abadi Tuhan” bukan keinginan seorang manusia. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang selalu siap tertanam menjadi satu dalam ikatan keluarga. Sahabat, mari kita menjadi orang percaya yang selalu tertanam menjadi satu, dalam ikatan keluarga. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tertanam Dalam Ikatan Keluarga 12 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Kamis, 09 Februari 2017 T1 Allah Berdiam Di Sorga Apa artinya perkataan “Tuhan selalu menyertai kita”? Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! Tuhan memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka. Keluar dari pemikiran seperti ini, Allah memiliki kediaman yang tetap di Sorga, Dia yang membentuk hati manusia dan memantaunya. Firman Tuhan dalam Mazmur 33:16 berkata, “Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan, “ dan Mazmur 108:13, “Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia, “ kemudian Mazmur 121:2, “Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi, “ juga Mazmur 3:9, “Dari Tuhan datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu!” Kebesaran yang dimiliki manusia bukanlah kebesaran bagi kekuatannya, melainkan bukti kebesaran Allah menyertainya. Manakala manusia beranggapan kebesarannya adalah kekuatan bagi hidupnya, sesungguhnya manusia telah kehilangan perlindungan Allah. Karena itu, semakin besarnya kekuatan yang dimilikinya, seharusnya menyadari bahwa sebesar itulah Tuhan melindunginya dari Sorga, seperti itu hubungan kehidupan manusia kepada Tuhan di Sorga sangatlah diperlukan, supaya selalu dalam pertolongan-Nya manakala diperlukan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang menyadari bahwa Tuhan selalu menyertainya. Sahabat, milikilah kesadaran bahwa Tuhan selalu menyertainya. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Sadar Bahwa Tuhan Selalu Menyertai Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 13 Makmur Sepekan Jumat, 10 Februari 2017 T1 Kasihilah Seorang Akan Yang Lain Mengapa kita harus saling mengasihi? “Kemarin kumenatap dirimu, Di hari Valentine yang kelabu, Di hari Valentine ini, Kupercaya pada bisikan angin, Yang membawa hatimu, Tuk berjalan bersamaku, Aku punya rasa dan kata, Lebih dari segalanya Valentinku beri makna, Kiranya dua hati menjadi satu rasa, Selamat Valentine buatmu, Semoga kamu bahagia, Semoga kamu semakin pasti, Mengejar asa dan cintamu.” Itulah salah satu sepenggal puisi yang saya baca di sebuah media, sebagai ungkapan rasa sayang kepada keluarga atau sahabat yang dikasihinya pada Valentine, hari kasih sayang. Keluar dari pemikiran seperti ini, kasih harus diterapkan kepada semua orang, setiap saat. Firman Tuhan dalam Yohanes 4:7 berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.” Sahabat, seperti apa yang diajarkan dalam ayat ini, bahwa kita harus saling mengasihi, kepada siapapun dan bukan pada hari-hari tertentu saja, melainkan setiap hari. Sebab kasih itu berasal dari Allah dan barangsiapa yang mengaku “lahir dari Allah”, wajib untuk mengasihi sesama. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang mengasihi sesama, sebagai pengenalan akan Allah. T3 Sahabat, jadikan diri kita sebagai orang percaya yang mengasihi sesama, sebagai pengenalan akan Allah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Saling Mengasihi Sesama 14 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Sabtu, 11 Februari 2017 T1 Mengingat Kasih Setia Tuhan Sudahkah kita mengingat akan kasih-Nya? Di dalam kehidupan kita seharihari, sering kita tidak menyadari bahwa begitu besarnya kasih setia Tuhan di dalam kehidupan kita. Di dalam setiap aspek kehidupan, nafas kehidupan, makanan, pekerjaan, study, keluarga, dll, telah mengalir kasih Tuhan yang tak terhingga, ke dalam setiap sendi-sendinya. Sungguh luarbiasa kasih-Nya. Bahkan Dia telah melupakan segala kesalahan kita dan menerima kita sebagai anak-Nya. Keluar dari pemikiran seperti ini, kadang-kadang manusia kurang “berterima kasih” atas kasih setia Tuhan, bahkan cenderung melupakannya. Firman Tuhan dalam Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Seharusnya bagi manusia, ayat ini sudah cukup untuk mengingatkan kita kembali, akan betapa besarnya kasih-Nya kepada kita. Janganlah kta berlaku seperti manusia yang tidak tahu berterima kasih, dengan selalu mengingat dan menerapkan kasih-Nya yang sangat besar dan mulia itu. Biarlah setiap sendi kehidupan kita, terus menyuarakan akan kasih-Nya yang mulia. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang selalu mengingat dan menerapkan kasihNya dalam setiap sendi kehidupan. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang yang selalu mengingat dan menerapkan kasih-Nya dalam setiap sendi kehidupan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Ingat Akan Kasih-Nya Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 15 Makmur Sepekan Minggu, 12 Februari 2017 T1 Berbagi Kasih Kepada Sesama Apa yang anda dapatkan dalam MS hari ini? Beberapa hari lagi, sebagian orang di belahan dunia akan merayakan hari Valentine, atau yang sering disebut hari kasih sayang. Sebagai orang percaya yang telah menerima Kasih yang terbesar, kita memiliki tugas khusus yang harus kita lakukan terhadap sesama. Siapakah sesama itu? Tidak terbatas hanya kepada orangtua, keluarga, teman dekat, tetapi kepada setiap orang, termasuk yang membenci kita. Keluar dari pemikiran seperti ini, berbagi kasih adalah tugas khusus kita sebagai murid Kristus. Berbagi kasih adalah aktifitas yang paling menyentuh hati. Firman Tuhan dalam Amsal 17:17 berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Setiap manusia memiliki kesalahan dan kelemahan. Hari Valentine yang akan berlangsung 2 hari lagi, adalah moment yang tepat untuk saling membangun dan menerima keberadaan masing-masing.Yesus sendiri pernah berkata dalam Yohanes 9:17, “Inilah perintah-Ku kepadamu, kasihilah seorang akan yang lain.” Di dalam perintah ini, sudah tercakup bahwa mengampuni adalah bagian dari mengasihi. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang saling mengasihi dan saling membangun sesama. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang saling mengasihi dan saling membangun sesama. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Saling Mengasihi Dan Saling Membangun Sesama 16 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Senin, 13 Februari 2017 T1 Valentine Day Setiap Hari Apa yang anda dapatkan dalam MS hari ini? Tanggal 14 Februari (besok) dikenal dunia sebagai hari Valentine. Secara sederhana, Valentine Day diartikan sebagai Hari Kasih Sayang. Bagaimana seharusnya sebagai orang percaya, menyikapi hari Valentine ini. Bagaimanapun juga, Valentine Day adalah sebuah moment berbagi kasih yang harus dimanfaatkan. Keluar dari pemikiran seperti ini, kasih bukan hanya sekedar teori. Kasih adalah praktek. Salah satu bagian dari praktek kasih adalah mau menerima tanpa syarat. Moment Valentin Day inilah waktu yang tepat untuk mempraktekannya. Firman Tuhan terambil dari Kisah Para Rasul 9:19b-31, yang dapat anda renungkan dari Alkitab. Kisah Para Rasul 9:19b-31 memberi sebuah gambaran baik, dari Saulus yang baru saja bertobat. Sebagai petobat baru, dia berusaha untuk menggabungkan diri dengan para pengikut Kristus lainnya. Kehadiran Saulus berubah total, dari pembenci menjadi pengikut. Hal ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan orang percaya ketika itu. Tetapi Barnabas dan para Rasul, bisa menerima Saulus, tanpa syarat, karena kasih Tuhan. Inilah contoh kasih yang harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang mempraktekkan kasih terhadap siapapun juga, tanpa syarat. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang mempraktekkan kasih terhadap siapapun juga, tanpa syarat. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Praktekkan Kasih Tanpa Syarat Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 17 Makmur Sepekan Selasa, 14 Februari 2017 T1 Kasih Sayang Apa yang menjadi issiu yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari? Hari ini, 14 Februari dirayakan sebagai hari Valentine atau hari Kasih Sayang. Moment ini digunakan untuk berbagi kasih antar pasangan dan keluarga, dengan memberikan hadiah tertentu seperti bunga mawar atau coklat. Apakah orang percaya boleh / harus merayakan hal ini? Boleh dirayakan, tetapi bukan sebuah keharusan. Keluar dari pemikiran seperti ini, bukan moment atsau perayaan itu yang menjadi keharusan, tetapi “kasih”, adalah issiunya, sesuatu yang harus dilakukan. Firman Tuhan dalam Yesaya 54:7-8 berkata, “Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena KASIH SAYANG yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajahKu terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.” Oleh kasih sayang Allah kepada manusia ciptaan-Nya, maka Allah kembali menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Allah tahu benar bahwa akibat, dosa, semua manusia akan binasa. Itulah sebabnya, oleh kasih sayang-Nya besar, Tuhan berkata, “Aku akan mengambil engkau kembali.” Persoalannya, apakah kita mau kembali kepada Tuhan? Kembali kepada Tuhan, artinya kita tidak lagi hidup menurut keinginan sendiri, tetapi mengikuti keinginan Tuhan. Dia akan mengasihi kita dalam kasih setia abadi-Nya, artinya kasih Tuhan tidak pernah berubah. Bagaimana dengan Anda? Kembali kepada Tuhan, atau tetap dalam kesesatan dosa? T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang mau kembali kapada Tuhan dan hidup mengikuti keinginan Tuhan. Sahabat, pastikan kita adalah orang percaya yang mau kembali kapada Tuhan dan hidup mengikuti keinginan Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Ayo Kembali Kepada Tuhan 18 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Rabu, 15 Februari 2017 T1 Anak Kecil Penjual Kue Apa yang dapat dicapai dengan bermalasmalasan? Sudah dua kali saya melihat seorang anak laki-laki berumur 9-10 tahun yang menjajakan kue disebuah gang sempit yang biasa saya lewati. Wajahnya tegar dan semangat berteriak “kue, kue” sembari memegang plastik pembungkus kuenya. Anak sekecil itu sudah berjuang untuk kehidupannya. Merupakan anugerah dimana tangan dan kakinya dapat meringankan beban orang tuanya. Seusianya sudah belajar untuk berjuang dan “survive” dalam hidup. Tapi sebaliknya, banyak juga orang-orang yang berumur lebih tua dan mempunyai ilmu dan kemampuan malah berpangku tangan. Seakan mengatakan,”Saya masih menunggu, menunggu, menunggu.” dan tak terasa waktu telah jauh melaju. Diam dalam kemalasan. Keluar dari pemikiran seperti ini, takkan ada keberhasilan yang dapat dicapai dengan kemalasan. Firman Tuhan dalam Amsal 6:9-11 berkata, “Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? ‘Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring’ — maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” Takkan ada keberhasilan dapat dicapai dengan seseorang yang hanya bermalas-malasan di zona kemalasan. Banyak dalih, banyak alasan, menyalahkan orang lain, tidak mau bekerja keras, mengandalkan orang lain, tak bersemangat dan selalu ingin sukses secara instant, begitulah mental pemalas. Ayo guys, bangkit, mulai dengan doa dan iman, gerakkan tangan kaki, berkaryalah, bekerjalah, berusahalah sekuat tenaga, andalkan Tuhan dan jadilah berhasil serta bersinar. Tuhan adalah kekuatan kita. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tidak bermalas-malasn, tapi selalu bersemangat dan bekerja sekuat tenaga. Sahabat, jadilah orang percaya yang tidak bermalas-malasan, tapi selalu bersemangat dan bekerja sekuat tenaga. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Jangan Bermalas-malasan Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 19 Makmur Sepekan Kamis, 16 Februari 2017 T1 Hidup Adalah Anugrah Apa yang menjadi masalah manusia yang sesungguhnya? Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersamasama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Keluar dari pemikiran seperti ini, hidup itu anugerah, masalah manusia adalah dosa, usaha tanpa Tuhan segalanya akan sia-sia. Karena itu, Tuhanlah sumber segala kehidupan, nama Yesus adalah jalannya. Firman Tuhan dalam Lukas 5:1, 3-4 berkata, “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah...Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan. Ketika Yesus masuk dalam kehidupan seseorang sesungguhnya secara penuh anugerah kehidupan yang sebenarnya sudah datang kepadanya. Namun untuk hidup dalam anugerah-Nya diperlukan keputusan untuk mematuhi firman-Nya. Karena itu, dosa sebagai penghalang anugerah telah dibasuh dengan darahNya manakala mengakui kesalahannya, jalan telah terbuka kepada rencana Allah oleh kebangkitan-Nya. Manakala kita mentaati firman-Nya, kemakmuran telah tersedia. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang selalu bertobat dan mentaati firman-Nya. Sahabat, jadilah orang percaya yang selalu bertobat dan mentaati firman-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Bertobat Dan Mentaati Firman-Nya 20 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Jumat, 17 Februari 2017 T1 Saksi Yang Kelu Apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya? Setiap orang yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya punya banyak sebutan. Anak Allah, terang dan garam dunia, saksi Kristus, surat Kristus yang hidup dan dibaca semua orang, utusan Kristus yang menyaksikan perbuatan Allah yang besar dalam Kristus Yesus (Yoh. 1:12; Mat. 5:13-14; Kis. 1:8; 2 Kor. 3:2-3; 1 Pet. 2:9), dll. Intinya, kita diminta menjadi saksi, agar banyak orang mengenal Allah dalam Kristus Yesus, Sang Penyelamat dunia. Keluar dari pemikiran ini, Tuhan membutuhkan kita menjadi saksi bagiNya di dunia. Firman Tuhan dalam Yunus 1:14 berkata, “Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tak bersalah sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kenyataannya, sungguh ironis. Coba renungkan kisah Yunus ini. Banyak anak Tuhan berlaku seperti Yunus: bungkam, tak peduli nasib sesama yang sedang menuju kebinasaan. Bersyukur, Allah tak tinggal diam. Banyak orang berdosa yang kemudian mengenal Tuhan, takut kepada-Nya, berseru memohon belas kasihan-Nya, karena sadar mereka akan binasa, dan menyerahkan hidup kepada Allah. Ini terjadi bukan karena diberi tahu oleh orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Ketika saksi Kristus bungkam, melalui situasi dan bahaya yang mengancam, Allah sanggup berbicara dan menolong mereka untuk mengenal Allah yang benar. Ya, jika umatNya berhenti memuji dan menyaksikan kebenaran, kasih, dan rahmat Allah, Dia sanggup membangkitkan batu-batu bisu untuk mewartakan kebesaran-Nya (Luk. 19:40). Bukankah suatu kehormatan, jika Dia berkenan memilih dan mengutus kita menjadi saksiNya yang hidup? Agar melalui tutur kata kita, banyak orang boleh mengenal Allah dan diselamatkan oleh-Nya melalui penebusan Kristus. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang bersedia diutus menjadi saksiNya bagi dunia, melalui perkataan dan kehidupan Anda. Sahabat, mari kita mmenjadi orang yang bersedia diutus menjadi saksiNya bagi dunia, melalui perkataan dan kehidupan Anda. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Bersedia Diutus Menjadi SaksiNya Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 21 Makmur Sepekan Sabtu, 18 Februari 2017 T1 Salah Orang Sudahkah anda mengenal Tuhan dengan benar? Di sebuah kedai kopi, saya melihat seorang laki-laki yang mirip dengan guru drum anak saya. Dengan percaya diri, saya datang kepadanya dan bertegur sapa. Setelah bertanya beberapa saat tentang sekolah musiknya, saya baru menyadari kalau laki-laki tersebut bukanlah guru musik anak saya. Terlihat dia kebingungan dengan pertanyaan saya dan keadaan menjadi canggung. Kemudian segera saya pamit dan berlalu dari tempat itu. Orang yang mirip dengan kenalan kita tapi ternyata bukan. Keluar dari pemikiran ini, terkadang kita bisa salah mengenali orang. Ingat, kita juga bisa “salah” / kurang mengenal Tuhan. Firman Tuhan dalam Filipi 3:8 berkata, “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Mengapa kita bisa salah mengenal? Karena kita dijejali dengan banyak halhal yang baru di otak kita. Tugas-tugas baru, orang-orang baru, pengalaman yang baru dan hal-hal yang lainnya. Sehingga hal yang lama mulai “tertutupi” dengan hal-hal tersebut. Dan kita tidak pernah secara spesial mengingatnya. Pertanyaannya, apakah semuanya penting bagi kita? Tentu saja tidak, bukan? Demikian juga tentang kebenaran hidup. Banyak sekali hal-hal yang nampaknya “benar” tapi merupakan hal yang sia-sia. Seringkali kita langsung memutuskan dan banyak salah menentukan arah karena kurangnya pengenalan. Mari berpegang pada kebenaran Firman Tuhan dan pengenalan akan Dia adalah merupakan hal yang mulia. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang memegang firman Tuhan dan mengenal Tuhan dengan benar. Sahabat, Jadilah orang yang memegang firman Tuhan dan mengenal Tuhan dengan benar. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Kenali Tuhan Dengan Benar 22 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Minggu, 19 Februari 2017 T1 Sahabat Mengapa kita membutuhkan sahabat? Tentu kita mengetahui dari literatur tentang Albert Einstein seorang fisikawan berkebangsaan Jerman yang menemukan teori relativitas. Teori ini didasari oleh pemikiran fisika dan matematika yang rumit serta liar. Dibalik ketenarannya sebagai ilmuwan, Einstein ternyata mempunyai beberapa kelemahan teori matematika yang membuat dirinya cukup frustasi, ketika dalam penelitiannya menemukan teori relativitas tersebut. Dan beberapa kelemahannya tersebut “ditopang” oleh sahabatnya, Marcel Grossmann seorang ahli matematika yang bergaul karib dengannya. Keluar dari pemikiran seperti ini, banyak sekali dibalik kesuksesan seseorang, ada pribadi yang menopang dan mendukungnya. Itulah sahabat. Firman Tuhan dalam Amsal 17:17 berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” dan Amsal 18:24, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.” Mari kita menghargai persahabatan. Tetap ikatlah dengan indah persahabatan kita dengan siapapun tanpa melihat latar belakang, status sosial dan kepercayaannya. Ikatan yang saling menopang, saling menghargai, saling mengasihi dan saling memperhatikan. Jauhkanlah perpecahan, rasa persaingan dan kemarahan. Tetaplah dalam kasih persahabatan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang selalu menghargai persahabatan dengan siapapun, tanpa melihat latar belakang, status sosial dan kepercayaannya. Sahabat, jadilah orang percaya yang menghargai persahabatan. Tetap ikatlah dengan indah persahabatan kita dengan siapapun tanpa melihat latar belakang, status sosial dan kepercayaannya. Ikatan yang saling menopang, saling menghargai, saling mengasihi dan saling memperhatikan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Lebih Baik Banyak Sahabat, Daripada Banyak Musuh Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 23 Makmur Sepekan Senin, 20 Februari 2017 T1 Runyam Bagaimana kebenaran? seharusnya kita menyuarakan Sebuah cerita tentang satu kelompok wisata rohani yang melakukan perjalanan ke Israel. Dimana banyak sekali hal yang positif dalam perjalanan yang dapat diambil. Pada suatu waktu, mereka dibawa ke sebuah situs keagamaan yang baru dibuka. Merupakan sambungan dari tembok-tembok kota Yerusalem yang diyakini berdekatan dengan Bait Allah yang hancur. Bentuknya berupa lorong-lorong batu dan cukup gelap. Dan ditempat tersebut juga dipergunakan untuk doa umat Yahudi selain tembok ratapan. Mungkin karena perjalanan yang panjang, salah seorang peserta tidak tahan menahan kencing dan “pipis”lah dia disuatu sudut. Karena banyak kamera pengawas, maka rombongan mereka terkena teguran dan tidak diijinkan melanjutkan tur di situs tersebut. Satu tindakan yang membuat runyam satu kelompok. Keluar dari pemikiran ini, sebuah kesalahan kecil, jika dibiarkan bisa menjadi masalah besar. Firman Tuhan dalam Roma 5:18-19 berkata, “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” Ayo intropeksi diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk pribadi yang mendatangkan masalah buat banyak orang karena ketidaktaatan, egois, maunya sendiri, bersandar pada pengertian sendiri, pembuat masalah, bikin runyam, offensive, tengil, kasar, pemarah dan suka bertikai? Ataukah pribadi yang penuh kasih, murah hati, pengampun, berdamai, sabar, lemah lembut, rendah hati, mengandalkan Tuhan dan tulus hati? Mari renungkan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang penuh kasih, murah hati, pengampun, berdamai, sabar, lemah lembut, rendah hati, mengandalkan Tuhan dan tulus hati. Sahabat, pastikan kita adalah orang yang penuh kasih, murah hati, pengampun, berdamai, sabar, lemah lembut, rendah hati, mengandalkan Tuhan dan tulus hati. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Jangan Menjadi Trouble Maker 24 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Selasa, 21 Februari 2017 T1 Kerinduan Pada Tuhan Kapan sebenarnya kita merasakan kerinduan kepada Tuhan? Ada sebuah cerita yang menyentuh hati. Terkadang kita baru merasakan sesuatu atau seseorang berharga jika kita telah kehilangan hal itu. Seorang anak, yang baru saja kehilangan ayahnya, begitu menyesal karena belum dapat membahagiakan dan membanggakan ayahnya. Ia juga menyesal karena tak dapat berada di samping ayahnya saat detik-detik kematian ayahnya. Akhirnya karena merasakan kerinduan yang begitu mendalam, anak itu menulis puisi yang sangat panjang untuk ayahnya. Namun, semuanya sudah terlambat, ayahnya sudah tidak sempat membaca puisi tersebut. Keluar dari pemikiran seperti ini, harusnya rasa rindu terhadap Tuhan selalu ada setiap saat. Firman Tuhan dalam Mazmur 25:5 berkata, “Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. “ Pernahkah kita sungguh-sungguh merenungkan, kapan sebenarnya kita merasakan kerinduan kepada Tuhan? Bagaimanakah jawaban kita? Baiklah kita menjawabnya secara pribadi dan secara jujur dalam hati. Apakah kita sama seperti Daud, yang selalu menantinantikan Tuhan sepanjang hari? Melalui ayat hari ini, kita dapat memperhatikan dan merenungkan betapa dahsyat kerinduan Daud kepada Tuhan. Sungguh menyentuh hati. Jika dibandingkan dengan kita, apakah setiap pagi kita rindu dan haus akan firmanNya? Apakah kita merindukan Tuhan dan ingin bertemu dengan-Nya melalui doa-doa yang kita panjatkan? Berapa lamakah waktu teduh yang kita luangkan untuk Tuhan? Semestinya kita mengutamakan Tuhan dalam setiap segi kehidupan. Adakah kita merasakan kerinduan pada Tuhan seperti kita merindukan kekasih atau keluarga kita? Tuhan selalu menunggu kita. Kapan saja kita datang kepada-Nya, Dia senantiasa menyambut dengan tangan terbuka. Tuhan selalu menunggu kita, datang padaNya, jika kita merindukan Tuhan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki Kerinduan kepada Tuhan setiap saat. Sahabat, jadilah orang yang memiliki Kerinduan kepada Tuhan setiap saat. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Tuhan Selalu Menunggu Kita Datang PadaNya Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 25 Makmur Sepekan Rabu, 22 Februari 2017 T1 Atribut Aparat Apa saja kepalsuan yang pernah kita alami? Penyalahgunaan pemakaian atribut TNI / POLRI banyak dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan mengambil keuntungan daripadanya. Beberapa kali pihak berwajib mengamankan orang-orang sipil yang memakai seragam dan mengaku anggota TNI / POLRI untuk menipu banyak orang. Anggota gadungan ini beroperasi dengan berbagai modus penipuan dan pemerasan. Bagaimana tidak terkelabui, ketika masyarakat bertemu seseorang berseragam aparat dan berperilaku layaknya militer. Tentu saja ada rasa hormat dan patuh ketika memandang atributatribut tersebut. Hal itulah yang dipergunakan oleh para gadungan palsu tersebut untuk meraup keuntungan. Keluar dari pemikiran seperti ini, banyak kepalsuan di dunia ini yang bisa menyerongkan manusia, nabi palsu, guru palsu, pengajaran palsu, dll. FIRMAN Tuhan dalam 2 Petrus 2:1-3 berkata, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.” Dalam dunia ini banyak sekali dihadirkan atribut kepalsuan. Banyak manusia terserongkan dan tertipu olehnya. Bahkan pengajaran tentang agama pun banyak mengalami distorsi dan dibungkus dengan kebaikan. Mari berdiam dirilah dalam doa, buka hati dalam kejujuran dihadapan Tuhan, tuluslah dalam memberitakan kebenaran dan tunduklah dalam takut akan Dia. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tunduk pada kebenaran dan takut akan Dia. Sahabat, jadilah orang percaya yang tunduk pada kebenaran dan takut akan Dia. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tunduklah Pada Allah 26 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Kamis, 23 Februari 2017 T1 Badai Pasti Datang? Mengapa kita harus membangun kehidupan kita dengan benar? Sebuah tayangan disajikan salah satu stasiun TV swasta, mengenai dokumentasi tentang peristiwa tsunami. Yang menarik bagi saya untuk dijadikan bahan renungan, yaitu: dari sekian banyak bangunan luluh lantak karena badai tersebut, disela-sela itu tersisa beberapa bangunan yang masih kokoh, seakan-akan badai tersebut tidak sanggup meruntuhkannya. Keadaan seperti itu, tentu mengundang pertanyaan dari berbagai pihak, bahkan terkadang tidak jarang menimbulkan persepsi mistik. Keluar dari pemikiran seperti ini, dadai datang tidak pandang bulu, bahkan dapat merusak setiap objek yang ada, perbedaan bagi sebagian yang kuat terhadap badai seperti itu, bukan badainya melainkan konstruksinya. Firman Tuhan dalam Matius 7:27 berkata, “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” Sebenarnya hujan adalah berkat dari Tuhan bagi kehidupan manusia. Tetapi tidak jarang, hujan datang justru sebaliknya menjadi bencana. Karena itu, persoalannya bukan soal berkat-Nya, melainkan keberadaannya, apakah hidup sejalan dengan firman-Nya atau sebaliknya, sebab berkat kehidupan dan kebenaran firman adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang hidup sejalan dengan firman-Nya. T3 Sahabat, mari renungkan sejenak dalam diri kita dan sadarilah bahwa kita menjadi orang percaya yang hidup sejalan dengan firman-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tetap Kokoh Berdiri Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 27 Makmur Sepekan Jumat, 24 Februari 2017 T1 Rumah Tahanan Apa yang anda dapatkan dari MS hari ini? Kemarin siang seorang sahabat menceritakan tentang pelayanan perayaan Natal di sebuah rumah tahanan (rutan). Para pelayan ini berbagi sukacita dengan para tahanan di tempat itu. Tidak setiap orang lho mempunyai hati untuk melayani mereka-mereka yang disebut “society enemy” atau musuh masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang menyebut para tahanan itu sebagai sampah. Tentu mereka ada dalam rutan tersebut untuk menebus kesalahan yang telah mereka perbuat karena pelanggaran hukum. Walaupun begitu, mereka butuh kasih Tuhan. Banyak hal yang sahabat saya dan para pelayan alami. Selain merasakan situasi berbeda dengan pelayanan-pelayanan sebelumnya, mereka mendapat sebuah pelajaran baru yaitu seberapa salah atau berdosanya manusia, dia tetap layak mendapat kasih Tuhan karena kita tahu bahwa Tuhan adalah pribadi yang mengasihi. Keluar dari pemikiran seperti ini, api cinta Tuhan menghangatkan. Dialah Tuhan yang menghidupkan. Firman Tuhan dalam Roma 12:20 berkata, “Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.” Ada kisah ketika jaman dulu seorang bernama A berseteru dengan seorang bernama B. Si A sangat membenci si B hingga suatu kali pada waktu musim dingin keluarga si A hampir mati kedinginan karena tungku dirumahnya tidak menyala. Hingga akhirnya dia kebingungan dan berjalan keluar rumah. Bertemulah dia dengan si B. Melihat si A kedinginan, timbul belas kasihan si B dan segera mengambil bara api untuk ditaruhnya diatas sorban si A. Dengan segera si A pulang ke rumahnya dan menaruh bara api tersebut ditungku untuk menghangatkan rumahnya. Kasih si A telah menyelamatkan si B. Sama seperti pelayanan diatas, ketika kebencian/kepahitan menjadi tahanan dan penjara bagi seseorang, maka bara api pengampunanlah yang memerdekakannya. Kebekuan berganti dengan kehangatan. Permusuhan menjadi perdamaian. Itulah pengampunan. Itulah Kasih. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang dipenuhi dengan bara api kasih Tuhan yang memberi pengampunan. Sahabat, jadilah orang yang dipenuhi dengan bara api kasih Tuhan yang memberi pengampunan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Penuh Dengan Kasih 28 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 Makmur Sepekan Sabtu, 25 Februari 2017 T1 Rewel Mengapa kita harus menjaga jiwa kita? Beberapa diantara kita seringkali bersama-sama dengan keluarga melakukan perjalanan jauh. Misalnya kita traveling ke suatu tempat dan membawa anak-anak. Hmm, sangat menyenangkan melihat tingkah laku mereka mengeplorasi tempat-tempat baru, bertemu teman-teman barunya, bermain dan yang ada dipikirannya adalah senang selalu. Tiba saat dimana ketika tubuh mereka kecapaian dan lelah, maka mereka mulai rewel. Dalam hal ini orang tualah yang menjadi “sasaran rewel” mereka ini. Memang menjadi hal yang tidak menyenangkan, akan tetapi orang tua yang baik akan mempunyai respon yang baik terhadap hal tersebut sehingga tidak menjadi terpancing dan menjadi marah. Keluar dari pemikiran seperti ini, orang bijak akan memberikan respon positif terhadap setiap situasi negatif. Firman Tuhan dalam Amsal 29:17 berkata, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Sebelum melakukan perjalanan jauh, kita sebagai orang tua harus mempersiapkan mental anak-anak kita tentang tujuan perjalanan, kemudian memperkenalkan daerah-daerah yang dilalui dan cukupkan makanannya. Pada waktu mereka lelah, bangun semangatnya dan berikan sebuah dukungan sehingga mereka belajar untuk menghadapi situasi itu. Demikian juga sewaktu kita memimpin, banyak sekali “kerewelan-kerewelan” yang terjadi. Tapi bukanlah respon yang buruk terhadap mereka, tetapi membangun kembali mental mereka untuk dapat samasama melakukan perjalanan dengan baik dan benar. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang sudah dewasa dan memiliki jiwa yang hidup. Sahabat, jadilah orang percaya yang sudah dewasa dan memiliki jiwa yang hidup. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Miliki Jiwa Yang Hidup Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2016 | 29 Makmur Sepekan Minggu, 26 Februari 2017 T1 Rencana Hidup Bagaimana membuat rencana yang benar menurut MS hari ini? Kita perlu punya rencana. Jika tidak, kita akan sibuk dan berputar-putar kelelahan, tapi tak mencapai apaapa. Namun, mengapa ayat 14 berkata: “sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok, apa arti hidupmu? Hidupmu seperti uap yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.” Jika begitu, apa gunanya membuat rencana? Lalu, apakah lebih baik kita hidup mengalir saja, tanpa perlu menetapkan tujuan? Bukan! Justru karena hidup ini begitu singkat, kita harus berencana dengan baik. Keluar dari pemikiran seperti ini, segala sesuatu dalam kehidupan, perlu direncanakan dahulu, sehingga hidup kita memiliki tujuan yang jelas. Firman Tuhan dalam Yakobus 4:13-17 berkata, “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: ‘Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’ Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Kesalahan terbesar orang ketika membuat rencana adalah ia berambisi mencapainya dengan kekuatan sendiri dan untuk diri sendiri (ay. 13). Ia merantau, berdagang ini dan itu, demi meraih untung sebesar-besarnya, lalu... untuk apa? Berhatihatilah saat rencana Anda berhasil dan membuat Anda kaya, berkuasa, dikagumi orang. Sebab ketika keberhasilan tercapai, kebanyakan orang jatuh dalam kemegahan dan kecongkakan diri (ay. 16)! Lalu, bagaimana kita bisa berencana dengan benar? Apakah dengan membubuhkan kalimat “Jika Tuhan menghendaki” (ay. 15), lalu menyodorkannya pada Tuhan, agar Dia merestui? Bukan sama sekali. Susunlah rencana seperti yang Tuhan kehendaki. Kita boleh membuat banyak rencana sesuai dengan kemampuan yang Tuhan anugerahkan. Kita boleh berusaha keras mencari untung, sejauh tidak melanggar firman Tuhan. Namun, biarlah semua keberhasilan itu kelak digunakan untuk berbuat baik. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang bisa mengatur perencanaan dengan baik. Sahabat, pastikan kita menjadi orang yang bisa mengatur perencanaan dengan baik. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Buat Rencana Bersama Tuhan 30 | Makmur Sepekan - Edisi XIX, Februari 2017 authorized by Copyright 2017. Markus Tonny Hidayat Yakobus Edy Susanto Roy prabandaru published in: www.psalm21.org