Untitled - Psalm 21 Church

advertisement
authorized by
Copyright 2017.
Markus Tonny Hidayat
Yakobus Edy Susanto
Roy prabandaru
published in:
www.psalm21.org
Makmur Sepekan
Senin, 27 Februari 2017
T1
Meremehkan Anugrah
Apa saja akibat y ang akan kita alami jika
ceroboh?
Ada satu kejadian yang dialami
seorang sahabat saya ketika melamar pekerjaan
ke sebuah perusahaan. Beberapa persyaratan
dan tes masuk harus dipenuhi oleh para pelamar. Ketika tiba tes kesehatan, para
peserta diharuskan berpuasa semalam untuk kepentingan tes darah pada pagi
harinya. Karena merasa hal tersebut tidak penting, dia makan makanan gorengan.
Sempat seorang rekan mengingatkannya, akan tetapi tidak dihiraukan. Ujungujungnya hasil tes kesehatannya buruk dan dia tidak lolos dalam tes tersebut. Dia
tidak mempersiapkan dengan baik dan cenderung meremehkannya.
Keluar dari pemikiran ini, sikap meremehkan sesuatu, cepat atau lambat
pasti berdampak buruk.
Firman Tuhan dalam Amsal 13:13 berkata, “Siapa meremehkan firman, ia
akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima
balasan,” dan 23:9, “Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan
meremehkan kata-katamu yang bijak.”
Diatas adalah kejadian dimana kita tidak mempersiapkan diri. Cenderung
menganggap sepele dan meremehkan. Anugerah sudah disediakan didepan mata
akan tetapi batal karena kita mengambil sikap yang jauh dari kebenaran. Mari kita
menjauhkan sikap meremehkan sesuatu, bawalah hidup dengan rendah hati dan
raih anugerah dengan kebenaran.
T2
Bayangkan Anda adalah seorang yang menjauhkan sikap meremehkan sesuatu,
dan membawa hidup dengan rendah hati dan raih anugerah dengan kebenaran.
T3
Sahabat,sadarilah bahwa kita adalah seorang yang menjauhkan sikap
meremehkan sesuatu, dan membawa hidup dengan rendah hati dan raih anugerah
dengan kebenaran. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Jangan Meremehkan Sesuatu
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 3
Makmur Sepekan
Selasa, 28 Februari 2017
T1
Keramaian Dalam Genggaman
Mengapa kita tidak boleh menghakimi?
Pada saat ini, budaya gadget menjadi
kekinian buat manusia modern. Orang tidak mau
kehilangan kehidupan sosial, karena semua ada
dalam gadget tersebut. Seringkali ketika kita
berbicara dengan seseorang yang suka memegang gadget, orang tersebut tidak fokus
pada perbincangan dengan kita dan cenderung mengabaikannya.
Banyak dari kita kehilangan momentum komunikasi bersama keluarga, sahabat
dan orang tua secara nyata karena sepertinya fokus kita beralih kepada sebuah layar
digenggaman. Keramaian berubah dari situasi nyata menjadi keramain dalam genggaman.
Tanpa sadar kita kehilangan waktu yang berharga.
Keluar dari pemikiran seperti ini, gadget dibuat sebagai alat komunikasi, bukan
menghalangi komunikasi.
Firman Tuhan dalam Amsal 1:23-25, 28 berkata, “Berpalinglah kamu
kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu
dan memberitahukan perkataanku kepadamu. Oleh karena kamu menolak ketika aku
memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,... Pada waktu
itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun
mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.”
Kita banyak mengabaikan momentum-momentum indah yang sering kita anggap
sebagai hal yang biasa. Tak jarang kita mendengar perkataan,’Ah, ngobrol dengan istri,
orang tua, anak-anak, teman kan sudah biasa. Lagi ramai nih di grup chatting. Lebih
ramai, lebih menyenangkan.” Tanpa sadar kita mulai terserong dari kebenaran. Pandang
seseorang disamping kita (istri, anak, orang tua, keluarga dan manusia nyata) pandang
wajahnya dan katakan,”Apa kabarmu hari ini?”
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang lebih memperhatikan momen-momen berkomunikasi
dengan keluarga.
Sahabat, jadilah orang yang lebih memperhatikan momen-momen berkomunikasi dengan
keluarga.. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Hargai Momen Bersama Keluarga
4 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Rabu, 01 Maret 2017
T1
Pengharapan
Apakah Tuhan yang menjadi sauh kehidupan kita?
Salah satu tugas sebagai Nakhoda kapal
dan pemandu kapal adalah melabuhkan kapal di
tempat berlabuh yang aman bagi navigasi. Akan
tetapi dalam kenyataannya banyak sekali kendala yang ditemui. Mulai dari perairan
yang sempit, jumlah kapal yang berlabuh, arus dan angin cukup kuat, menjadikan
masalah tersendiri ketika kapal tersebut untuk berlabuh jangkar. Selain manuver dan
mesin kapal yang bagus, hal yang paling diperhatikan adalah jangkar (sauh). Apabila
kapal tersebut mempunyai jangkar yang sesuai dengan ukuran kapal maka sewaktu
berlabuh tidak menimbulkan masalah. Jangkar yang kuat, kapal selamat.
Keluar dari pemikiran seperti ini, Jangkar dan sauh kehidupan yanh kuat
adalah Tuhan.
Firman Tuhan dalam Ibrani 6:19 berkata, “Pengharapan itu adalah sauh yang
kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.”
Ada perbedaan yang mendasar antara desire/expectation/keinginan dengan
hope/harapan. Keinginan selalu didasari oleh ego, kebenaran sendiri dan lebih kepada
mengandalkan kekuatan personal, sedangkan pengharapan selalu bergantung dalam
Tuhan. Sikap keinginan pribadi selalu ditunjang sikap humanisme yaitu kebenaran
hanya dalam manusia saja. Dan itu adalah membelakangi Tuhan. Kita sering lupa
bahwa menggatungkan pengharapan pada Tuhan adalah mengikatkan hidup kita pada
sebuah kekuatan yang tak terbatas. Ketika “jangkar/sauh” adalah sebagai harapan,
maka tanah didasar laut menjadi kekuatan yang memegang jangkar tersebut. Semakin
baik jangkar pengharapan kita sauhkan, semakin kuat Tuhan memegang hidup kita.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang menggantungkan pengharapannya pada
Tuhan.
Sahabat, jadilah orang percaya yang menggantungkan pengharapannya pada Tuhan.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Tuhan Adalah
Sauh Kehidupan Kita
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 5
Makmur Sepekan
Kamis, 02 Maret 2017
T1
Pohon Bambu
Apa yang anda peroleh dalam renungan MS hari
ini?
Hari-hari ini sering terjadi hujan bercampur
angin kencang, terkadang meruntuhkan pepohonan
jalan maupun sebagian di taman. Walaupun pohonpohon tersebut kelihatan besar kokoh, begitu kena angin kencang tumbang, sepertinya
kekuatannya tidak dapat menahan keadaannya?
Satu kejadian yang memberi inspirasi adalah, setelah datangnya hujan
dan angin kencang, beberapa pohon bambu, kelihatannya tumbang terkena hujan
yang bercampur angin tersebut, tetapi ternyata tidak tumbang. Setelah beberapa saat
kemudian, pohon tersebut tegak kembali, seakan-akan hujan dan badai tidak berarti apaapa bagi pohon sejenis itu.
Keluar dari pemikiran seperti ini, sebenarnya kayu seperti pohon bambu
cukup kuat dan banyak dipergunakan untuk tiang atau alat penunjang lain, tetapi
ketika menghadapi badai, justru lembut mengikuti keadaan, sehingga tidak mudah
ditumbangkan.
Firman Tuhan dalam Matius 5:5 berkata, “Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi,” dan 2 Timotius 2:25, “Dan dengan lemah
lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka
mengenal kebenaran.”
Sikap kelembutan merupakan kesadaran seseorang merasakan bahwa
Tuhanlah kekuatan hidup sesungguhnya. Sebaliknya merasa kuat karena kemampuan
dari dalam dirinya, maupun dukungan dari luar yang dianggap kekuatan penunjang,
justru membuatnya jauh dari Tuhan, sekalipun percaya adanya Tuhan. Karena itu,
melihat waktu berlalu begitu cepat, sehingga tidak terasa berganti waktu, suka tidak suka
memperlihatkan bahwa kekuatan diluar Tuhan sebenarnya tidak terlalu menolongnya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki sikap kelembutan dalam kehidupan.
Sahabat, pastikan kita adalah orang yang memiliki sikap kelembutan dalam kehidupan.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Miliki Kelembutan
6 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Jumat, 03 Maret 2017
T1
Praktikum
Sudahkah Anda siap sedia setiap saat?
Sewaktu SMA, saya menghabiskan
dua tahun di kelas Biologi yang kebanyakan
dijejali oleh ilmu biologi, kimia dan matematika.
Saya berada dalam komunitas kelas yang cukup “nerd” (kutu buku) dan kekocakkocakan yang sedikit “nyeleneh” (aneh, menyimpang dan konyol), namun saya sangat
menikmatinya.
Salah satu mata pelajaran yang cukup mengasyikkan adalah praktikum
biologi dan kimia. Dimana kami berada di laboratorium berkutat dengan preparat,
bangkai kodok, kristal Natrium Klorida (garam dapur) dan lainnya. Tujuan praktikum
(pelajaran praktek) adalah agar kami para siswa mendapat kesempatan untuk menguji
dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam pelajaran di kelas
secara teori.
Keluar dari pemikiran seperti ini, seseorang akan lebih mengerti apa yang
ditangkap pikirannya, setelah hal itu dilakukan.
Firman Tuhan dalam Roma 10:17 berkata, “Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus,” dan Yakobus 2:20, “Hai manusia
yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah
iman yang kosong?”
Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (yang diurapi, yang hidup).
Dan setelah iman yang telah menjadi rhema tersebut kita lakukan (praktekkan) dalam
kebenaranNya, maka iman itu menjadi hidup. Setelah melewati fase-fase pengujian,
akan menimbulkan pengharapan dan tentu saja muncul kesetiaan serta tahan uji juga.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang selalu mempraktekkan dengan kerendahan hati
Firman Kristus yang di dengar, dipelajari, direnungkan.
Sahabat jadilah orang yang selalu mempraktekkan dengan kerendahan hati Firman
Kristus yang telah di dengar, dipelajari, direnungkan dan menjadi pengaharapan yang
indah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Lakukan Firman Tuhan
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 7
Makmur Sepekan
Sabtu, 04 Maret 2017
T1
T2
T3
Pohon Tumbang
Mengapa beribadah tidak boleh sekedarnya?
Dimusim penghujan ini banyak kejadian
yang cukup mengerikan. Mulai dari banjir, petir
yang menyambar dan juga pohon tumbang. Suatu
sore yang diiringi oleh hujan lebat dan angin yang kuat di sebuah perjalanan, saya
mengalami kemacetan. Tumben sekali jalan yang biasanya saya lewati lancar, pada
saat itu menjadi macet total.
Usut punya usut ternyata ada pohon tumbang dan melintang di jalan raya
sehingga kendaraan tidak dapat melewatinya. Antrian kendaraan luar biasa panjangnya
dan kebanyakan yang terkena macet di belakang, tidak mengetahui apa yang terjadi
hingga mereka pasrah serta tidak mengambil rute jalan alternatif. Rupanya ada sebuah
pohon yang tumbang dan terlihat petugas pertamanan kota berusaha menyingkirkannya
agar supaya jalan lancar kembali.
Keluar dari pemikiran seperti ini, kekuatan sebuah pohon, berasal dari akarnya.
Firman Tuhan dalam Kolose 2:6-7 berkata, “Kamu telah menerima Kristus
Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam
iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
Ketika akar “mencengkeram” kuat dan dalam terhadap tanah, maka pohon dan
batangnya akan dapat bertahan dengan baik. Apabila “pondasi” akar ini lemah maka
niscaya bagian atasnya menjadi lemah. Ancaman dan problema hidup yang menerpa
akan dapat diatasi dengan baik walaupun terkadang membuat hidup pontang-panting
seperti pohon yang terkena terpaan angin. Apabila kekuatan akar hati kita memegang
teguh pada iman kepada Tuhan maka kuatlah diri kita, semakin teguh dan kokoh.
Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki akar hati yang kuat, berpegang teguh
dalam iman kepada Tuhan.
Sahabat, jadilah orang yang memiliki akar hati yang kuat, berpegang teguh dalam iman
kepada Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Berakar Pada Tuhan
8 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Minggu, 05 Maret 2017
T1
Pintu Sorga Terbuka
Apa yang menjadi penentu hubungan kita
dengan Tuhan?
Kemudian dari pada itu aku melihat:
Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga
dan suara yang dahulu yang telah kudengar,
berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan
menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai
oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
Keluar dari pemikiran seperti ini, sesungguhnya Allah dikediamanNya di
Sorga, membuka pintu bagi umatNya yang memiliki iman.
Firman tuhan dalam Mazmur 15:1 berkata, “Mazmur Daud. Tuhan, siapa
yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus?” Ibrani 11:6 dan 11:1 berkata, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin
orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus
percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang
sungguh-sungguh mencari Dia.‭..Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”‬
Sorga terbuka bagi umatNya, siapa yang boleh datang kepadaNya?Tanpa
iman tidak seorangpun berkenan kepada Allah, sebab itu imanlah yang menjadi titik
penentu bagi seseorang ingin bertemu dengan Allah di Sorga. Karena itu, bangunlah
iman yang benar sebagai bagian dari penentu hubungan dengan Allah. Sekalipun
oleh kasih karunia, pintu sorga sudah terbuka, bukan berarti serta merta dapat
datang kepadaNya tanpa iman.
T2
Bayangkan Anda adalah orang yang membangun iman yang benar sebagai bagian
dari penentu hubungan dengan Allah.
T3
Mari sahabat, jadilah orang yang mendapatkan membangun iman yang benar
sebagai bagian dari penentu hubungan dengan Allah. Bagikan kebenaran ini kepada
setiap orang.
Iman Adalah Penentu
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 9
Makmur Sepekan
Senin, 06 Maret 2017
T1
Pilihan
Mengapa kita harus tetap mengambil sebuah pilihan?
Anda pasti mengenal John Wilkes Booth yang
terkenal karena perbuatan buruknya. Ia membunuh
Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1865. Akan tetapi,
apakah Anda juga pernah mendengar tentang Edwin
Booth, kakak tertua John? Edwin, seorang aktor terkenal, sedang menunggu kereta di stasiun
kota Jersey ketika ia melihat seseorang terpeleset dan hampir jatuh dari pinggiran pintu kereta.
Edwin segera meraih kerah kemeja laki-laki tersebut dan menariknya untuk
menyelamatkannya -- Edwin telah menghindarkannya dari luka serius atau kematian. Siapakah
lelaki yang diselamatkan itu? Lelaki itu adalah Robert, putra Abraham Lincoln, seorang prajurit
yang ikut dalam Perang Saudara.
Alangkah ironisnya! Seseorang yang menyelamatkan putra Abraham Lincoln mempunyai
saudara laki-laki yang tidak lama kemudian membunuh sang presiden. Yang satu menyelamatkan
kehidupan; yang satunya mengambil kehidupan. Satu memilih hidup; yang satu lagi memilih mati.
Keluar dari pemikiran seperti ini, dalam hidup, banyak hal ditentukan oleh sebuah
pilihan.
Firman Tuhan dalam Ulangan 30:15 berkata, “ Ingatlah, Aku menghadapkan kepadamu
pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan.”
Tuhan memberi umatNya sebuah pilihan antara hidup atau mati: Mereka dapat
mengasihi Allah dan mematuhi perintahNya atau menyembah dan melayani ilah yang lain
(Ulangan 30:16). Dia berkata, “... kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan
kutuk. Pilihlah kehidupan”(ayat 19).
Kita pun harus memilih kehidupan atau kematian. kita juga memilih ibadah atau tidak,
Kita bisa menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita dan hidup bersama Dia selamanya. Pilihan
yang kedua, kita menolak Dia dan hidup dalam kegelapan selamanya tanpa Dia. Pilihan yang
terbaik sudah jelas. Terimalah anugerah Allah, yaitu putraNya Yesus. Pilihlah kehidupan. pilihan
anda hari ini memutuskan masa depan anda.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang memilih kehidupan yang memutuskan masa depan anda.
Sahabat, mati kita memilih dengan bijak. Pilihan yang tepat, menentukan kecerahan masa depan
kita. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Pilihan Anda Menentukan Masa Depan
10 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Selasa, 07 Maret 2017
T1
Pikiran Menentukan Pandangan
Mengapa kita harus tetap yakin pada Tuhan?
Kamu menggerutu di dalam kemahmu
serta berkata: Karena Tuhan membenci kita,
maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir
untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan.
Kemanakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar
dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada
kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami
melihat orang-orang Enak di sana.
Keluar dari pemikiran seperti ini, ketika pikiran salah terhadap tujuan,
akan menimbulkan kesalahan dalam cara memandangnya.
Firman Tuhan dalam Ulangan 1:29-31 berkata, “Ketika itu aku berkata
kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; Tuhan, Allahmu,
yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti
yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun,
di mana engkau melihat bahwa Tuhan, Allahmu, mendukung engkau, seperti
seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai
kamu tiba di tempat ini.”
Pikiran yang benar mencerahkan hati, memperjelas arah hidup,
sehingga memiliki kekuatan untuk mengeksekusinya. Karena itu, pergaulan
yang benar, mengubah mindset dan menumbuhkan integritas hidup.
T2
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang memiliki pikiran yang benar.
T3
Sahabat, saat kita menghadapi masalah yang memiliki pikiran yang benar.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Miliki Pikiran
Yang Benar
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 11
Makmur Sepekan
Rabu, 08 Maret 2017
T1
Perkataan Yang Baik
Mengapa kita harus selalu mengucapkan perkataan
yang baik?
Seorang pria diundang makan malam
oleh beberapa kawannya. Makanannya luar biasa,
kecuali pai apelnya. Walau demikian, ia masih dapat
menemukan kata-kata yang baik mengenai pai itu.
Beberapa minggu kemudian, pria itu mengunjungi teman-temannya lagi untuk
makan malam. Kali ini mereka menghidangkan pai ceri yang benar-benar lezat. Namun
ia tidak berkomentar sedikit pun mengenai pai ceri tersebut. Ini membuat si nyonya
rumah merasa heran, sehingga memberanikan diri berkata, “Terakhir kamu kemari, saya
menghidangkan pai yang memalukan, tetapi kamu memberikan pujian. Malam ini saya
menghidangkan pai terlezat yang pernah saya buat, tetapi kamu tidak berkomentar sedikit
pun. Mengapa?”
Pria itu tersenyum dan menjawab, “Pai ceri yang kamu sajikan malam ini
sungguh luar biasa. Dan memang pai apel yang kamu sajikan pada waktu yang lalu tidak
selezat pai ini. Karena itu pai apelah yang lebih memerlukan pujian!”
Keluar dari pemikiran seperti ini, kita harus biasa mengucapkan perkataan yang
baik setiap saat.
Firman Tuhan dalam Amsal 12:25 berkata, “Kekhawatiran dalam hati
membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.”
Sebagian orang butuh semangat dan dorongan lebih daripada yang lainnya. Tak
peduli betapa tidak sempurnanya penampilan seseorang atau betapa buruknya apa yang
ia lakukan, sudah seharusnya kita senantiasa berusaha menemukan hal yang baik untuk
memujinya. Di sekitar kita ada banyak orang yang patah semangat. Bahkan mungkin di
rumah kita sendiri. Mereka memerlukan “perkataan yang baik” dari kita untuk membuat
mereka gembira (Amsal 12:25). Marilah kita mencari cara untuk memuji mereka yang
membutuhkan dorongan semangat.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang selalu siap mengucapkan perkataan yang baik.
Sahabat, mari kita menjadi orang percaya yang selalu siap mengucapkan perkataan yang
baik. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Perkataan Yang Baik Membangun Semangat
12 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Kamis, 09 Maret 2017
T1
Permohonan Keringanan
Apa artinya perkataan “Tuhan selalu menyertai
kita”?
Biaya sekolah dan kuliah adalah
merupakan beban yang harus ditanggung orang
tua dan beberapa orang yang melaksanakan
studi tersebut. Beberapa orang mempersiapkannya jauh-jauh hari dan sebagian tidak
mempersiapkannya. Dilatarbelakangi oleh berbagai faktor tapi mempunyai tujuan
yang sama yaitu lulus studi.
Beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu tinggal di asrama sekolah selama
2 tahun, kendala beberapa dari kami adalah uang asrama. Berbagai macam kesulitan
keuangan yang dialami para pelajar membuat mereka harus datang kepada pihak
sekolah untuk meminta keringanan dan memundurkan waktu pembayarannya. Dan
banyak kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh sekolah perihal ini.
Keluar dari pemikiran seperti ini, semua manusia telah memiliki hutang
kehidupan.
Firman Tuhan dalam Yohanes 3:16 berkata, ”Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal,” dan 1 Korintus 6:20, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Betapa bahagianya kita manusia berhutang kehidupan dan ditebus oleh
kematianNya di atas kayu salib. Tuhan Yesus mendatangi kita dan memberikan
pembayaran yang lunas bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Kita yang hina
karena dosa diberikan sebuah kehidupan abadi dalamNya. Jadi masihkah kita ragu
menerimaNya?
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang menyadari bahwa Tuhan telah menebus semua
hutang kehidupannya.
Sahabat, milikilah kesadaran bahwa Tuhan telah menebus semua hutang
kehidupannya. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Tuhan Telah Menebus Hutang Kehidupan Kita
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 13
Makmur Sepekan
Jumat, 10 Maret 2017
T1
Peringatan Tsunami
Apa yang harus kita taati?
Beberapa negara memang terdata
sebagai daerah rawan tsunami, bahkan sudah
menjadi peringatan keras terhadap keadaan
seperti itu. Seharusnya peringatan tersebut menjadi suatu pegangan yang serius,
karena itu menyangkut keselamatan nyawa.
Kenyataannya tidak seperti itu, sehingga setiap kali kejadian tsunami masih
terdapat korban nyawa yang cukup tinggi, seakan-akan peringatan-peringatan tersebut
bersifat hiasan semata, tidak menjadikan itu adalah hal yang serius untuk diperhatikan.
Keluar dari pemikiran seperti ini, kekuatan kehidupan cenderung menarik
seseorang melakukan sesuatu bersifat keegoisan, mengabaikan kebenaran yang
seharusnya menjadi perhatiannya.
Firman Tuhan dalam 2 Korintus 4:3-4 berkata, “Jika Injil yang kami beritakan
masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orangorang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga
mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.”
Penginjilan merupakan peringatan yang seharusnya menjadi perhatian,
sebab kegelapan menguasai kehidupan, sewaktu-waktu mendatangkan bencana bagi
kehidupan. Karena itu, orang bijak bukan sekedar menjalani hidup dengan keagamaan,
seakan-akan setiap peringatan adalah ajaran keagamaan, bukan menjadi kewajiban
yang seharusnya ditaati.
Tidak heran begitu banyak bencana kehidupan yang dialami, terkadang justru
kurang dimengerti, sehingga diterima sebagai bagian dari kehidupan, padahal Allah
tidak merencanakan keadaan ini.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang yakin bahwa setiap peringatan adalah
kewajiban yang harus ditaati.
Sahabat, jadikan diri kita sebagai orang percaya yang yakin bahwa setiap peringatan
adalah kewajiban yang harus ditaati. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Peringatan Adalah Kewajiban Yang Harus Ditaati
14 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Sabtu, 11 Maret 2017
T1
Disiplin Petani
Sudahkah kita yetap berdoa, bersemangat dan
menabur?
Pernahkah mendengar arti kata
“terasering”? Terasering adalah penanaman
dengan membuat teras-teras dipegunungan atau
bukit yang dilakukan untuk mengurangi panjang
lereng dan memperkecil aliran permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah.
Bentuknya mirip anak tangga yang lebar dilereng-lereng bukit.
Biasanya yang ditanam adalah padi. Bisa dibayangkan betapa sulitnya para
petani mengerjakan lahan tersebut. Pertama harus membongkar tanaman-tanaman liar
yang nantinya akan ditanami padi, meratakan tanah, mengalirkan air dari puncak bukit
kemudian dilanjutkan dengan menanam padi. Kalau kita melihat, banyak tantangan
demi tantangan dihadapi oleh para petani. Dengan tetap semangat dan giat bekerja
untuk membajak, menanam dan menabur.
Keluar dari pemikiran seperti ini, disiplin mendatangkan keberhasilan.
Firman Tuhan dalam Kejadian 26:12 berkata, “Maka menaburlah Ishak
di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia
diberkati TUHAN,” dan 1 Tesalonika 5:17-18, “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi
kamu,” juga 2 Timotius 3:1, “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang
masa yang sukar.”
Banyak tantangan yang dihadapi dalam hidup kita. Gunung masalah yang
menghadang didepan kita. Hadapi dengan keberanian dan kekuatan dari Tuhan.
Tetaplah berdoa, tetaplah bersemangat, tetaplah menabur kebaikan, tetaplah bersyukur
dan tetaplah bekerja keras.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang selalu berdoa, bersemangat, menabur kebaikkan,
bersyukur dan tetap bekerja keras.
Sahabat, pastikan kita adalah orang yang selalu berdoa, bersemangat, menabur
kebaikkan, bersyukur dan tetap bekerja keras.. Bagikan kebenaran ini kepada setiap
orang.
Tetap Berdoa & Menabur
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 15
Makmur Sepekan
Minggu, 12 Maret 2017
T1
Perbedaan Menjadi Kesaksian
Apa yang anda dapatkan dalam MS hari ini?
Aku
berkata
kepadamu:
Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia
ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu
lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu:
Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di
mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengahtengah mereka.
Keluar dari pemikiran seperti ini, persekutuan yang harmonis adalah
kesepatan yang terikat di Sorga, penyembahan yang menyatakan hadirat-Nya.
Firman Tuhan dalam Lukas 9:28-29 berkata, “Kira-kira delapan hari
sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus,
lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya
berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Persekutuan para murid dalam Yesus merupakan kesepakatan
penyembahan kepada Bapa di Sorga untuk menyatakan hadirat-Nya, sehingga
keadaan berubah dan kedamaian menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa.
Karena itu, kebenaran mensyaratkan bahwa persekutuan dalam Kristus
merupakan hal yang utama, sehingga Sorga mengintervensi sepenuhnya
kehidupan dibumi.
T2
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang bersekutu dengan kesepakatan
penyembahan terhadap Bapa Sorgawi..
T3
Sahabat, jadilah orang percaya yang bersekutu dengan kesepakatan
penyembahan terhadap Bapa Sorgawi. Bagikan kebenaran hari ini kepada
setiap orang.
Bersekutu dan Bersepakat Dengan Bapa
16 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Senin, 13 Maret 2017
T1
Apologize
Apa yang anda dapatkan dari MS hari ini?
Sebuah tanyangan video tentang seorang
ayah dan kedua anak perempuannya berbelanja di
sebuah supermarket. Entah karena bosan atau iseng,
si bungsu menampar buku yang dibaca oleh kakaknya
hingga jatuh. Dengan bijak sang ayah berkata bahwa si bungsu harus meminta maaf kepada
kakaknya. Bukannya mematuhi perkataan ayahnya, si kecil malah ngambek dan merasa bahwa
kejadian tersebut adalah kecelakaan bukan kesengajaan.
Dengan sabar dan tegas, sang ayah mengatakan bahwa walaupun hal tersebut bukan
sebuah kesengajaan tapi tetap saja harus meminta maaf, tujuannya adalah menyadari adanya hal
yang tidak menyenangkan terjadi, menghormati yang lain dan berdamai. Singkat cerita, setelah
diberi pengertian, si bungsu meminta maaf kepada kakaknya dan sang kakak pun memaafkannya.
Keluar dari pemikiran seperti ini, setiap ucapan, menggambarkan keberadaan hati yang
sesungguhnya.
Firman Tuhan dalam Matius 5:23-24 berkata, “Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang
ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah
itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu.”
Sebuah kejadian yang sangat baik untuk dijadikan contoh dimana sekarang ini kita
hidup di era egois dan pembenaran diri yang luar biasa kuat. Kata maaf, terima kasih dan salam
adalah bentuk kasih, perdamaian, ikatan, rasa tanggung jawab, menghormati, kerendahan hati,
gentleman dan mulia. Walaupun hari-hari di akhir jaman ini sangat banyak ditemui kesombongan,
keangkuhan, tegar tengkuk dan super “ngeyel” yang menghasilkan sikap apatis, menang sendiri,
tidak sopan dan merasa benar sendiri. How about you, guys? Do you apologize for something
that you do not purposely do?
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang memperhatikan setiap ucapan sebagai perkataan
yang memberkati.
Sahabat, jadilah orang percaya yang memperhatikan setiap ucapan sebagai perkataan yang
memberkati.
Perhatikan Ucapan Anda
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 17
Makmur Sepekan
Selasa, 14 Maret 2017
T1
Ban Bocor
Apa yang harus kita miliki, dalam renungan MS
hari ini?
Karena ban belakang motor bocor,
maka pagi itu saya membawanya ke tukang
tambal ban. Sambil mengurus ban belakang,
bapak penambal ban tersebut berkata bahwa ban luar motor saya sangat keras
dan punya potensi merusak pelek (velg) sewaktu dibongkar. Dia memijit ban
tersebut berulangkali sampai akhirnya dapat dibongkar dan diperbaiki. Keras,
kaku dan merusak.
Keluar dari pemikiran seperti ini, kekerasan hati, menimbulkan dampak
negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Firman Tuhan dalam Roma 2:5 berkata, “Tetapi oleh kekerasan hatimu
yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari
waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” Dan Ibrani
3:15, “Tetapi apabila pernah dikatakan: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar
suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman’, “juga Yakobus
1:21, “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu
banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam
hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”
Kekerasan hati untuk menolak pertobatan menimbulkan dampak
kerusakan didalam diri dan orang lain. Kekerasan hati dapat dilembutkan
dengan menundukkan diri, memutuskan menerima dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan. Ketika kelembutan hati ada maka keselamatan telah datang pada
hidup kita.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang memiliki kelembutan hati.
Sahabat, pastikan kita adalah orang percaya yang memiliki kelembutan hati.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Miliki Kelembutan Hati
18 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Rabu, 15 Maret 2017
T1
Bangkai Tikus
Apa yang senantiasa harus kita lakukan?
Sekali waktu ada tikus mati diruangan
penatua. Beberapa hari kemudian baru
ketahuan, karena menimbulkan aroma busuk.
Karena itu, para pekerja membersihkan bangkai tersebut, walaupun bangkainya
sudah dibersihkan, bahkan ruangan diberi berbagai wangi-wangian, tetap saja
aroma busuk tersebut sulit hilang dari ruangan tersebut.
Keluar dari pemikiran seperti ini, kita bisa membuang sesuatu yang
buruk, yang menjadi kebiasaan kita, tetapi jika kita tidak membersihkannya dari
pikiran kita, sewaktu-waktu bisa muncul kembali.
Firman Tuhan dalam Kolose 3:9-10 berkata, “Jangan lagi kamu saling
mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.”
Manakala seseorang telah menjadi manusia baru oleh pertobatannya,
seharusnya firman Tuhan dilakukan terus menerus, supaya memperoleh
pengenalan yang benar tentang kebenaran-Nya. Karena itu, kekristenan tidak
sekedar percaya kepada Yesus, melainkan taat melakukan firman-Nya, sehingga
kuasa firman itulah yang membersihkan sikap dan prilaku hidupnya.
T2
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang taat melakukan firman-Nya, yang
membersihkan prilaku hidup.
T3
Sahabat, jadilah orang percaya yang taat melakukan firmanNya, yang
membersihkan prilaku hidup. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Taat Melakukan Firman-Nya
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 19
Makmur Sepekan
Kamis, 16 Maret 2017
T1
Pengenalan Suara Yang Benar
Dimanakah kita bisa belajar pengenalan yang
benar akan suara Tuhan?
Kisah seorang anak pada masa kanakkanak, diserahkan orangtuanya ke asrama
kemiliteran kerajaan mengikuti pendidikan.
Pelajaran yang diharuskan adalah mengenal suara morse, sebetulnya suara
tersebut mengandung makna bagi yang mengenalnya.
Suatu hari terjadi peperangan dalam kerajaannya. Keadaan kacau
masing-masing berhamburan menyelamatkan diri. Seorang anak tersesat di
tempat yang membahayakan nyawanya. Terdengar suara yang tidak asing
baginya, suara morse sedang mengirim pesan kepada anak-anak asrama bahwa
ada evakuasi penyelamatan dari kerajaan. Keadaan seperti itu baru ia menyadari,
betapa pentingnya mengenal suara morse tersebut.
Keluar dari pemikiran seperti ini, pengenalan suara kebenaran yang
diajarkan gereja, merupakan modal bagi perjalanan hidup spiritual.
Firman Tuhan dalam Daniel 11:32 berkata, “Dan orang-orang yang berlaku
fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin;
tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.”
Kefasikan terhadap komitmen keluarga Allah, cenderung membahayakan
perjalanan hidupnya. Pengajaran palsu berseleweran, terkadang terbungkus
rapi dengan hal-hal spiritual. Karena itu, pengenalan kebenaran hanya terdapat
dalam keluarga Allah, apa yang dikenal itu yang akan mempengaruhi jiwanya,
menumbuhkan iman yang benar untuk melakukannya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang mengenal kebenaran firman melalui
keluarga Allah.
Sahabat, jadilah orang percaya yang yang mengenal kebenaran firman melalui
keluarga Allah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Mengenal Kebenaran Melalui Keluarga Allah
20 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Jumat, 17 Maret 2017
T1
Balap Karung
Apa yang harus kita lakukan, jika kita mau benarbenar bangkit dari keterpurukan?
Apa pendapat saya setelah beberapa
kali mengikuti lomba ini? Ribet, susah, terganggu
gerakannya,
membutuhkan
energi
besar,
keseimbangan dan tetap harus memegang kuat
karungnya. Bagi para penonton memang menggelikan melihat para peserta lomba ini
jatuh bangun. Dan biasanya para peserta tetap dengan sekuat tenaga mengerahkan
kemampuannya untuk mencapai hasil akhir. Jatuh bangun, jatuh bangun...
Keluar dari pemmikiran seperti ini, banyak orang berusaha bangkit kembali dari
keterpurukannya, tetapi tetap memegang kuat hal yang menyebabkannya jatuh.
Firman Tuhan dalam Yesaya 59:1-2 berkata, “Sesungguhnya, tangan TUHAN
tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam
untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala
kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia
tidak mendengar, ialah segala dosamu.” Dan Yehezkiel 18:30, “Oleh karena itu Aku akan
menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah
firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu
jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.”
Dosa menjadi sandungan bagi kita untuk mencapai kemuliaan. Karena dosa
kepahitan, sakit hati, pemberontakan, hujat, kemurkaan, kemarahan, iri, dengki, perzinahan
dan kebohongan membuat kita terjerembab jatuh seperti karung yang membelenggu kaki
kita. Tapi banyak lho yang tetap memegang kuat sakit hatinya, kebohongannya dan lainnya.
Tak sedikit yang menarik ke atas “karung belenggu” yang menyusahkan hidupnya. Sangat
ironis, bukan? Mari singkirkan penghalang tersebut dengan pertobatan, berpegang pada
kebenaran FirmanNya dan berlarilah dalam kemerdekaan dariNya untuk mendapatkan
mahkota kemuliaan daripadaNya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang bersedia menyingkirkan segala penghalang
kebangkitan, melalui pertobatan.
Sahabat, mari kita menjadi orang yang bersedia menyingkirkan segala penghalang
kebangkitan, melalui pertobatan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Singkirkan Segala Penghalang Dengan Pertobatan
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 21
Makmur Sepekan
Sabtu, 18 Maret 2017
T1
Bangun Hulu Bagi Muara Hidup
Sudahkah anda mengetahui tujuan hidup
anda?
Berkatalah penduduk kota itu kepada
Elisa: “Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik,
seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan
di negeri ini sering ada keguguran bayi.” Jawabnya: “Ambillah sebuah pinggan
baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.” Maka mereka membawa pinggan
itu kepadanya.
Keluar dari pemikiran seperti ini, ketika karakter seseorang tercemar,
dengan sendirinya setiap tindakannya mencemarkan sekitarnya.
Firman Tuhan dalam Amsal 24:27 berkata, “Selesaikanlah pekerjaanmu
di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu.”
Pekerjaan spiritual menentukan pekerjaan sosial, sehingga menjadi
muara bagi kehidupan manusia. Karena itu, perbaikilah perjanjian panggilan
hidup sebagai pekerjaan spiritual, tegakanlah tujuan hidup menjadi tindakan
bagi kehidupan sosial.
T2
Bayangkan Anda adalah orang yang memperbaiki perjanjian hidup anda,
sebagai pekerjaan spiritual.
T3
Sahabat, Jadilah orang yang memperbaiki perjanjian hidup anda, sebagai
pekerjaan spiritual. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Tegakan
Tujuan Hidup Anda
22 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Minggu, 19 Maret 2017
T1
Membeda-bedakan
Mengapa kita selalu dipandang indah oleh
Tuhan?
Kata-kata yang sangat sering kita
dengar di masyarakat : “Bro, tahu gak kalau
teman SMA saya sudah jadi pejabat daerah lho.” “Kalau teman saya sudah ada
yang jadi pengusaha angkutan top.” “Kasihan si A itu, hidupnya di gang kecil dan
melarat.” “Emangnya dia bisa apa sih, kan keluarganya miskin.” “Saya mempunyai
4 mobil mewah, kamu punya nggak?” “Wah, pak AA akan datang, dia kan petinggi
perusahaan Blablabla, harus kita sambut.” “Dia kan tukang tarik gerobak sampah,
biar saja duduk diluar.” “Wuih si B itu lulusan sekolah top lho, memang mantap.”
Keluar dari pemikiran seperti ini, manusia menilai berdasarkan status, Tuhan
menilai berdasarkan sudut pandangNya, semua indah.
Firman Tuhan dalam Yakobus 2:2-4 berkata, “Sebab, jika ada seorang
masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah
dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu
menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: ‘Silakan tuan
duduk di tempat yang baik ini!’, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata:
‘Berdirilah di sana!’ atau: ‘Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!’, bukankah
kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim
dengan pikiran yang jahat?”
Mau suka atau tidak, sering kali manusia membeda-bedakan sesamanya
berdasarkan status, material, inteligensi, kesukaan dan lainnya. Secara tidak langsung
manusia menilai dan mengukur seseorang dengan pencapaian dan kesuksesan
belaka. Bukankah Tuhan menatap dan memelihara hidup semua manusia yang indah
dimata-Nya? Bagaimana dengan kita?
T2
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang selalu indah di mata Tuhan.
T3
Sahabat, jadilah orang percaya yang selalu indah di mata Tuhan. Bagikan kebenaran
ini kepada setiap orang.
Kita Selalu Indah di Mata-Nya
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 23
Makmur Sepekan
Senin, 20 Maret 2017
T1
Tetap Bernyanyilah
Bagaimana
kebenaran?
seharusnya
kita
menyuarakan
Sebuah video seorang anak SD yang
sedang menyanyikan lagu Garuda Pancasila
membuat saya terpingkal-pingkal melihatnya.
Begitu polosnya sang anak menyanyi dengan lantang walaupun berulangkali salah syair
dan nadanya. Salah satu syair yang keliru adalah : .....Pancasila Dasar Negara, Rakyat
adil makmur sentosa, “pribang,pribangsaku” (pribadi bangsaku).....sewaktu menyanyi,
sebelah anak itu ada seorang guru yang mengajari dan mengoreksinya sampai selesai.
Walaupun teman-teman sekelasnya menertawakannya, tapi anak tersebut tetap
semangat bernyanyi. Kenapa? Selain mempunyai kemauan, juga ada seorang mentor
yang mendampinginya selalu.
Firman Tuhan dalam Mazmur 35:15-16 berkata, “Tetapi ketika aku tersandung
jatuh, bersukacitalah mereka dan berkerumun, berkerumun melawan aku; orang-orang
asing yang tidak kukenal menista aku dengan tidak henti-hentinya; dengan fasik mereka
mengolok-olok terus, menggertakkan giginya terhadap aku.” dan Mazmur 96:1-2,
“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari padaNya dari hari ke hari.”
Ketika kita memasyurkan nama Tuhan dengan pujian, perbuatan, tindakan,
sikap, perilaku dan perkataan dalam kebenaran, bisa saja dunia menganggap aneh
dan menertawakannya. Apalagi kekeliruan-kekeliruan yang kita lakukan dalam
menjalankannya, akan dengan mudah dihakimi dan direndahkan oleh banyak orang. Tapi
tetaplah nyanyikan kebenaran itu, tetap bersemangatlah, tetap bersukacitalah, Dia, Sang
Guru selalu ada disamping dan menuntun sampai pada akhirnya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang memasyurkan nama Tuhan dengan pujian,
perbuatan, tindakan, sikap, perilaku dan perkataan dalam kebenaran.
Sahabat, pastikan kita adalah orang yang memasyurkan nama Tuhan dengan pujian,
perbuatan, tindakan, sikap, perilaku dan perkataan dalam kebenaran. Bagikan kebenaran
ini kepada setiap orang.
Terus Masyurkan Nama-Nya
24 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Selasa, 21 Maret 2017
T1
Berhasil
Apa seharusnya yang harus kita lakukan untuk
mencapai keberhasilan?
“Saya ingin menjadi orang yang berhasil
dalam segala hal dan juga membanggakan kedua
orangtua.” Kurang lebih begitulah jawaban saya ketika
guru menanyakan cita-cita saat saya duduk di bangku
SD. Saya pun yakin, kita semua memiliki cita-cita ingin menjadi orang yang berhasil dalam
segala hal yang kita kerjakan.
Keluar dari pemikiiran seperti ini, berusaha maksimal untuk mencapai cita-cita itu baik,
tetapi lebih baik lagi adalah jika kita melakukannya dengan bersandar pada Tuhan.
Firman Tuhan dalam Mazmur 1:1-3 berkata, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
Berbagai usaha dan upaya akan kita lakukan agar kita bisa memperoleh keberhasilan.
Belajar dengan giat, bekerja optimal, berusaha maksimal, dan sebagainya. Namun, kadang kala
kita terlalu asyik berusaha dengan kekuatan sendiri karena kita merasa cukup terampil serta
andal dalam segala hal yang kita kerjakan. Akibatnya, kita kemudian lupa untuk bersandar pada
Tuhan. Kala kita gagal, kita terjerembab dalam keputusasaan, lalu mulai menyalahkan Tuhan.
Padahal, Dia telah memberi kita kunci dari keberhasilan: “tetapi yang kesukaannya ialah taurat
TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam” (ay. 2).
Firman Tuhan, ya itulah kunci keberhasilan. Ketika kita meletakan segala usaha dan
upaya ke dalam tangan kuasa-Nya, tetap mengandalkan Dia, serta melakukan kehendak-Nya,
Dia sendiri yang akan membuat kita berhasil. Biarlah firman Tuhan menjadi kesukaan kita, dan
kita tak berhenti merenungkannya siang dan malam. Terlebih lagi, melakukan firman itu di dalam
kehidupan kita dari hari ke hari. Biarlah firman Tuhan menjadi sahabat sejati kita dalam menjalani
kehidupan dan menjadikan kita berhasil. Kunci keberhasilan ada di dalam firman Tuhan.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang selalu mengandalkan Tuhan dan merenunkan firman-Nya.
Sahabat, jadilah orang yang selalu mengandalkan Tuhan dan merenunkan firman-Nya. Bagikan
kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Selalu Andalkan dan Renungkan Firman-Nya
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 25
Makmur Sepekan
Rabu, 22 Maret 2017
T1
Berpikiran dan Berkata dalam Kebenaran
Apa yang harus kita renungkan?
Di era kecanggihan informasi seperti
sekarang ini, sangatlah sulit menyimpulkan mana
berita yang benar atau salah. Apalagi apabila ada
momentum pilpres, pilkada, kejadian-kejadian heboh di dunia, perang dan banyak lagi
hal lainnya. Wah, sangat luar biasa pendapat dari masing-masing kubu atau pihak.
Bahkan tak jarang saling menjelekkan, menjatuhkan, meremehkan, mengintimidasi,
mengancam dan berdalih. Tak heran berita-berita yang belum tahu kebenaran asal
dan kejadiannya banyak ditelan mentah oleh masyarakat (hoax). Pikiran masyarakat
dibuat bingung oleh perkataan bohong, kotor, kosong dan sembrono hingga akhirnya
terhasut serta hilang akal sehatnya.
Keluar dari pemikiran seperti ini, pikiran yang timbul dari info yang tidak
benar, akan mempengaruhi perkataan kita dan perbuatan kita menjadi negatif.
Firman Tuhan dalam Mazmur 1:2 berkata, “Tetapi yang kesukaannya ialah
Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Juga Efesus
5:4,” Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono —
karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.”
Mari renungkan kebenaran FirmanNya yang akan mempengaruhi pikiran,
perkataan dan perbuatan kita. Lihat kedalam diri kita, apa yang sudah Tuhan perbuat.
Bukankah kita dapat hidup sampai sekarang ini karena KasihNya? Lupakah kita
bahwa hati dan mulut yang mengucapkan syukur adalah bukti bahwa kita mengakui
keberadaan dan penyertaanNya? Bukankah kebenaran itu yang harus kita sampaikan
kepada dunia melalui perbuatan dan perkataan yang penuh Kasih?
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang kesukaannya adalah merenungkan
firman Tuhan yang akan mempengaruhi pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sahabat, jadilah orang percaya yang kesukaannya adalah merenungkan firman
Tuhan yang akan mempengaruhi pikiran, perkataan dan perbuatan. Bagikan
kebenaran ini kepada setiap orang.
Renungkan Firman-Nya
26 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Kamis, 23 Maret 2017
T1
Merasa Bijak yang Menyesatkan
Mengapa kita tidak boleh menganggap diri
sendiri lebih baik daripada orang lain?
Siapa menyesatkan orang jujur
ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam
lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang
tak bercela akan mewarisi kebahagiaan. Orang kaya menganggap dirinya bijak,
tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia. Jika orang benar menang,
banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang
menyembunyikan diri.
Keluar dari pemikiran seperti ini, terkadang seseorang selalu
beranggapan dirinya lebih baik dari orang lain, sebenarnya orang seperti itu telah
mengalami degradasi mental.
Firman Tuhandalam Amsal 26:12 berkata, “Jika engkau melihat orang
yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari
pada bagi orang itu.”
Orang yang selalu menganggap dirinya bijak sebenarnya kebebalannya
lebih banyak, karena itu berhati-hatilah, memilih seseorang sebagai pemimpinmu
atau sebaliknya mengelaborasi potensi diri. Ketika keangkuhan mengintervensi
jiwanya, maka karakteristik yang terbangun liar dan potensinya tersumbat.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tidak menganggap diri sendiri lebih
baik daripada orang lain.
Sahabat, mari renungkan sejenak dalam diri kita dan sadarilah bahwa kita
menjadi orang percaya yang tidak menganggap diri sendiri lebih baik daripada
orang lain. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Di Atas Langit,
Masih Ada Langit Lain
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 27
Makmur Sepekan
Jumat, 24 Maret 2017
T1
Kebocoran
Apa yang harus kita carri terlebih dahulu, lebih dari
masalah hidup kita?
Beberapa bulan lalu, kita mulai masuk musim
hujan. Dimulainya musim penghujan menimbulkan halhal unik. Ada sebuah kisah tentang rumah sepasang
suami istri yang mengalami kebocoran dikarenakan atapnya berlubang. Dan yang menyebalkan
adalah tetesan airnya tepat membasahi tempat tidur mereka. Untuk mengatasinya, mereka
mengambil ember untuk menampung tetesan air hujan itu.
Alhasilnya mereka tidur dengan ember tersebut dan ketika isinya luber, basahlah
tempat tidur mereka. Kejadian tersebut berulang-ulang sampai mereka kesusahan memindahkan
tempat tidurnya. Dan tetap saja, ketika embernya penuh serta luber, airnya membanjiri kamar
mereka. Sampai-sampai suami istri tersebut depresi dengan situasi itu. Padahal sebenarnya
mereka harus menambal atap yang bocor terlebih dahulu dan masalah lain, juga terselesaikan.
Keluar dari pemikiran seperti ini, terkadang manusia terlalu sibuk dengan akibat dari
suatu masalah, tanpa mencari solusi atas sumber masalah itu.
Firman Tuhan dalam Matius 6:33 berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Dalam bahasa Inggris, ayat
yang sama berbunyi, “But above all pursue his kingdom and righteousness, and all these things
will be given to you as well.”
Seringkali manusia sibuk berkutat dengan dampak, kesulitan dan akibat terus menerus
tanpa mencari dan memikirkan apa akar dari masalah itu sendiri. Jatuh bangun mencari hal
yang material dan duniawi tapi tidak sadar bahwa seharusnya kita mencari/mengejar (pursue)
Kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dahulu. Yang artinya bahwa kita harus menjalankan
aturan-aturan Kerajaan Allah dan pengakuan dengan percaya bahwa Tuhan Yesuslah adalah
Raja dan penguasa dalam hidup kita terlebih dahulu, baru setelah itu berkat, kebahagiaan,
kelimpahan akan mengikuti.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang selalu mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dahulu .
Sahabat, jadilah orang yang selalu mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dahulu. Bagikan
kebenaran ini kepada setiap orang.
Carilah Dahulu Kerajaan dan Kebenaran-Nya
28 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Sabtu, 25 Maret 2017
T1
Kesan Pemain Sepakbola
Mengapa kita harus menjaga jiwa kita?
Permainan sepak bola merupakan permainan
yang cukup besar daya tariknya, seakanakan memiliki magnet tersendiri. Salah satu
kesan yang disampaikan dan menjadi inspirasi adalah: seorang pemain dapat
membawa bola dengan teknik permainan tinggi, hingga menggoalkan bola, akan
lebih memuaskan dibandingkan memasukkan bola lewat tendangan penalti,
walaupun keduanya sama-sama menggoalkan bola ke gawang lawan.
Keluar dari pemikiran seperti ini, orang bijak tentulah menghagai dan puas atas
proses pencapaian keberhasilannya, bukan keberhasilan itu sendiri.
Firman Tuhan dalam Pengkotbah 4:13 berkata, “Lebih baik seorang muda miskin
tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi
peringatan lagi.”
Tuhan telah memberi kemampuan bagi umat manusia, sebagai kelengkapan jati
diri untuk memuliakan nama-Nya, bukan sebaliknya menjadikan dirinya sebagai
pecundang yang mempermalukan nama-Nya. Karena itu, setialah pada perkara
yang kecil dengan mengaktifkan talenta yang dikaruniakan-Nya, janganlah
menunda-nunda kewajibannya yang akhirnya menjadi kebodohan dihadapan
Tuhan.
T2
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang setia pada perkara kecil dan tidak
menunda-nunda apa yang menjadi kewajibannya.
T3
Sahabat, jadilah orang percaya yang setia pada perkara kecil dan tidak menundanunda apa yang menjadi kewajibannya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap
orang.
Setia dan Jangan Menunda
Kewajiban Kita
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 29
Makmur Sepekan
Minggu, 26 Maret 2017
T1
Bongkar Tembok Pemisah
Apa yang anda dapatkan dari MS hari ini?
Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak
kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah
segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap
kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Keluar dari pemikkiran seperti ini, hati-hati terhadap hidup ini,
kemungkinan terbangunnya tembok pemisah kemuliaan Tuhan.
Firman Tuhan dalam Matius 5:37 berkata, “Jika ya, hendaklah kamu
katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada
itu berasal dari si jahat.”
Integritas merupakan jembatan kehidupan bagi seluruh aspek, janganlah
seperti orang bebal banyak mendengar tetapi tidak melakukannya. Keadaan
seperti itu ibaratnya menipu diri sendiri, sikap seorang penipu merupakan
jebakan iblis yang menghambat terbukanya pintu berkat kehidupan.
Karena itu, jika berkata ya lakukanlah perkataan itu, jangan memberi
peluang bagi sijahat mengambil keuntungan dalamnya, sebab jalan hidup ini
sedang menuju janji abadi Tuhan, jangan mau dibutakan oleh pengetahuan
karena keegoisan.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang integritas terhadap firman Tuhan.
Sahabat, pastikan kita menjadi orang yang integritas terhadap firman Tuhan.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Integritas Terhadap
Firman Tuhan
30 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Senin, 27 Maret 2017
T1
Bossy
Bagaimana seharusnya menjadi seorang pemimpin?
Di sebuah momen makan siang bersama
beberapa pekerja sebuah perusahaan, terjadi pembicaraan
mengenai gaya kepemimpinan. Salah satu yang menarik
dalam pembicaraan tersebut adalah argumen bahwa
seorang pemimpin tidak perlu mengetahui sampai detail apa yang dikerjakan para stafnya, tapi cuma
menyelesaikan secara proses manajemen saja.
Argumen sebaliknya adalah bahwa pemimpin harus dapat mengerjakan apa yang dikerjakan
para stafnya karena dialah yang bertanggung jawab penuh atas bagian yang dipimpinnya. Seseorang
yang lain berpendapat bahwa apabila seorang pemimpin hanya menyuruh dan memberikan tugas
(pendelegasian) kepada stafnya akan terkesan “bossy” (sok jadi raja dan penyuruh). Berbahayanya lagi
apabila sang boss tidak paham ketika anak buahnya melakukan kesalahan dan terjadi terus menerus
hingga akhirnya mendatangkan masalah.
Keluar dari pemikiran seperti ini, pemimpin seharusnya bisa menjadi teladan dan memiliki hati
hamba.
Firman Tuhan dalam Markus 10:42-45 berkata, “Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
‘Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan
tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah
demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.’” Dan 1 Petrus 5:3, “Janganlah kamu
berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.”
Pelayan adalah predikat seseorang yang bekerja mulai dari bawah dan mampu mengerjakannya
sampai utuh. Bukan sekedar sebagai pemimpin yang masa bodoh dengan pekerjaan dibawahnya tapi
menjadi sosok pemimpin yang mampu melakukan dan mengatur kesemuanya dengan baik.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah seorang pemimpin yang menjadi teladan dan beh- hati hamba.
Sahabat,sadarilah bahwa kita adalah seorang yang pemimpin yang menjadi teladan dan beh- hati hamba.
Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Be a Good Leader
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 31
Makmur Sepekan
Selasa, 28 Maret 2017
T1
Bubur Ayam
Bagaimana kita bisa bersatu dalam Tubuh Kristus?
Ketika mendengar kata “bubur
ayam”, pasti kita semua dapat membayangkan
bagaimana enak rasanya semangkuk bubur
ayam. Sekalipun bubur ayam, tidak sulit kita jumpai campuran didalamnya, seperti
ikan teri, kacang, kerupuk, dan bahan lainnya yang menjadikan bubur itu lengkap,
sehingga menjadikannya lezat.
Bukankah semua material itu, sebenarnya dari berbagai unsur, hanya
asalnya saja yang berbeda-beda? Ketika menjadi satu dalam satu objek, menjadikan
objek itu suatu makanan yang penuh daya tarik, bahkan tersedia di setiap hotel yang
berbintang sebagai hidangan sarapan pagi.
Keluar dari pemikiran seperti ini, bukan soal bubur yang menjadi isunya,
melainkan kelengkapan material yang tercampur dalamnya. Walaupun dari beragam
golongan yang berbeda, sekan-akan sulit dipertemukan. Ketika mereka dapat
disatukan dalam satu wadah dan satu tujuan, menjadi lezat rasanya.
Firmqn Tuhan dalam 1 Korintus 12:13 berkata, “Sebab dalam satu Roh kita
semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Sesungguhnya setiap orang yang hidup dalam Roh, adalah satu Roh dalam
kumpulan orang banyak, menjadi satu tujuan dalam hidup.Seharusnya keadaan seperti
itu tidak terdapat hal yang dipertentangkan, sehingga berujung pada perpisahan.
Karena itu, janganlah melihat kebutuhan yang bermuara dari egosentris, melainkan
melihat kebutuhan hidup adalah kesatuan tujuan. Sehingga kita dapat melepaskan diri
dari keegoisan, kesatuan tubuh Kristus terwujud menjadi kesaksian hidup.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang tidak melihat perbedaan yang dipertentangkan,
tetapi melihat satu tujuan yang hendak dicapai.
Sahabat, jadilah orang yang tidak melihat perbedaan yang dipertentangkan, tetapi
melihat satu tujuan yang hendak dicapai. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Melihat Tujuan yang Sama
32 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Rabu, 29 Maret 2017
T1
Orang Buta Menuntun Orang Buta
Apa yang harus kita lakukansupaya kita bisa
mengajarkan pengenalam akan kebenaran?
Yesus mengatakan pula suatu
perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah
orang buta menuntun orang buta? Bukankah
keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada
gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan
gurunya.”
Keluar dari pemikiran seperti ini, manakala seseorang mengajar dengan
pengetahuan tentang yang benar, tetapi bukan pengenalan akan kebenaran,
diibaratkan sebagai orang buta menuntun orang buta. Pengetahuan hasil dari
informasi dengan manusia, sedangkan pengenalan kebenaran hasil dari relasi
dengan Tuhan.
Firman Tuhan dalam 2 Korintus 4:3-4 berkata, “Jika Injil yang kami
beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah
zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
yang adalah gambaran Allah.”
Pemberitaan Injil tentang membawa seseorang mengenal Kristus,
cenderung terhambat oleh pikiran-pikiran duniawi yang membutakannya dari
cahaya injil, sehingga terbuka hatinya pada injil yang bersifat keduniawian.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Sahabat, pastikan kita menjadi orang yang memiliki relasi yang intim dengan
Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Miliki Relasi
yang Intim Dengan Tuhan
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 33
Makmur Sepekan
Kamis, 30 Maret 2017
T1
Cara Hidup Orang Kristen
Bagaimana seharusnya cara hidup orang Kristen?
Cara hidup kita sebagai orang Kristen jauh
lebih penting daripada status kita sebagai orang Kristen
yang sudah menerima keselamatan. Orang-orang melihat
cara hidup kita setiap hari ketika berinteraksi dengan
orang lain di kantor, rumah, dengan teman, di dalam komunitas, gereja atau di mana pun. Kita harus
menunjukkan diri kita di antara orang-orang yang tidak mengenal Tuhan sebagai hamba Allah yang
benar dan saleh. Masih banyak ditemui hamba Tuhan, dan bahkan para pendeta yang membuat
orang syok karena cara hidupnya yang salah.
Keluar dari pemikiran seperti ini, jangan hanya mengaku sebagai orang percaya, tetapi
kehidupan kita jauh dari apa yang kita percayai itu.
Firman Tuhan dalam Galatia 2:11-14 berkata, “Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia,
aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan
Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah
mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara
yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga
Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan
mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka
semua: “Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah
engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”
Paulus menegur Kefas, karena ia adalah orang Yahudi, namun hidup secara kafir. Lalu
bagaimana bisa memaksa orang yang tidak bersunat untuk hidup secara orang Yahudi? Dengan
kata lain, banyak orang Kristen hidup secara kafir, namun mencoba menarik orang kafir menjadi
Kristen. Itu hal yang tidak mungkin. Beranikah kita melakukan konfrontasi terhadap orang-orang
yang cara hidupnya salah? Oleh sebab itu, koreksilah diri kita untuk menjadi contoh dan teladan
yang baik yang menjalani hidup yang benar dan akurat, dan tidak melakukan perkara-perkara yang
tidak berkenan di hadapan Tuhan. kita mesti menjadi teladan dalam segala hal.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah seorang percaya yang berani mengkoreksi diri dan menjadi teladan.
Mari kita menjadi orang percaya yang berani mengkoreksi diri dan menjadi teladan. Bagikan
kebenaran hari ini kepada setiap orang.
Berani Mengkoreksi Diri dan Menjadi Teladan
34 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Jumat, 31 Maret 2017
T1
Tragedi Kapal Zahro
Bagaimana
kita
kepercayaan?
harus
membangun
Beberapa waktu lalau, sempat
terjadi tragedi kecelakaan kapal motor Zahro.
Sebagai umat manusia, kita turut perihatin
dengan kejadian tersebut, berbelasungkawa terhadap keluarga korban yang
meninggal dunia. Kejadian tersebut memberi pelajaran, ketika dapat memaknai
peristiwanya, bukan melihat peristiwa.
Konon katanya, kejadian seperti itu sebetulnya dapat dihindari bilamana
pengelolanya bersifat melayani, bukan hanya mencari keuntungan semata.
Keluar dari pemikiran seperti ini, hari-hari ini yang lebih memperihatinkan
adalah munculnya sarana ibadah yang seakan-akan gereja, tetapi hanya bersifat
persekutuan independen, tanpa hubungan keluarga.
Firman Tuhan dalam Yeremia 27:10, “Sebab mereka bernubuat palsu
kepadamu dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga
kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa.”
Kehadiran kelompok pemuja keegosian yang menyerupai persekutuan
gereja, sebenarnya mereka adalah penyesat dengan tujuan: pemecah belah
gereja Tuhan sebagai persekutuan keluarga, menjadi individu, mengabulkan
perjanjian abadi dengan perbuatan bersyarat, mengajarkan keselamatan
temporer, bukan yang kekal.
Karena itu, bangunlah kepercayaan dengan kebenaran, bukan
bergantung pada perbuatan-perbuatan yang terkadang menjebak.
T2
Bayangkan Anda adalah orang yang membangun kepercayaan di atas dasar
kebenaran.
T3
Sahabat, jadilah orang yang membangun kepercayaan di atas dasar kebenaran.
Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Membangun Kepercayaan Diatas Dasar Kebenaran
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 35
Makmur Sepekan
Sabtu, 01 April 2017
T1
Terjatuh Dari Kursi
Apa yang mendatangkan kekuatan iman?
Satu hari saya sedang menghadiri
suatu acara, karena sebagai pembicara
disediakan tempat duduk di kursi yang paling
depan. Sebetulnya tidak terlihat tanda-tanda yang membahayakan dari kursi
tersebut, seperti biasanya kursi yang tersedia saya yakin untuk duduk diatasnya.
Saat asik mengikuti acara demi acara, tidak terduga kursi yang terbuat dari plastik
tersebut tiba-tiba menganga melebar, langsung saya ikut nyerosot kebawah lantai.
Untung hanya nyerosot kelantai, sehingga tidak membuat luka, tapi lumayan
malunya hehehe.
Keluar dari pemikiran seperti ini, percayalah kepada kebenaran, bukan
percaya pada kepercayaan. Sebab kebenaran adalah firman, sedangkan
kepercayaan terkadang adalah persepsi manusiawi.
Firman Tuhan dalam Roma 4:20-21 berkata, “Tetapi terhadap janji Allah
ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya
dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”
Sekalipun kepercayaan seseorang terhadap penghapan melemah,
namun keyakinan terhadap janji-Nya mendatangkan kekuatan iman untuk
berharap dan bertindak. Karena itu, iman yang sempurna adalah bertolak dari
iman, percaya kepada janji Tuhan, memimpin kepada iman Roh yang berkuasa
menyatakan kemuliaan-Nya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang percaya yang tetap yakin terhadap janjiNya yang
mendatangkan kekuatan iman untuk bertindak dan berharap.
Sahabat, jadilah orang percaya yang tetap yakin terhadap janji-Nya yang
mendatangkan kekuatan iman untuk bertindak dan berharap. Bagikan kebenaran
ini kepada setiap orang.
Tetap Yakin Akan Janji-Nya
36 | Makmur Sepekan - Edisi XX, Maret 2017
Makmur Sepekan
Minggu, 02 April 2017
T1
Mengucap Syukur
Apa yang anda peroleh dalam renungan MS hari
ini?
Hujan-salah; kemarau-salah; dinginngomel; kepanasan-menggerutu; punya uangtetap merasa kurang; tidak punya uang- marahmarah; punya motor- iri ke yang punya mobil; punya rumah sederhana- nyinyir ke
yang punya rumah gede; punya pasangan-masih ngiler lihat yang lainnya, segalanya
tidak pernah puas dan selalu berhasrat kepada kesia-siaan. Walaupun sangat
banyak hal baik yang Tuhan berikan dan sudah tercapai keinginan serta tujuannya,
eh tiba-tiba jadi “amnesia” dengan rasa terima kasih. Kita lupa arti bersyukur...
Keluar dari prmikiran seperti ini, kehidupan adalah anugrah yang patut
disyukuri.
Firman Tuhan dalam Efesus 5:20-21 berkata, “Ucaplah syukur senantiasa
atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan
Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.” Juga Filipi 4:6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.” Dan 1 Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi
kamu.”
Mari sahabat renungkan bahwa kehidupan kita adalah kehidupan yang
luar biasa Tuhan sudah berikan. Walaupun tantangan dan masalah memang tidak
pernah pupus akan tetapi kita tidak pernah kekurangan rahmat dan pemeliharaanNya. Pujilah Dia dan naikkan syukur buat Kasih yang Dia lakukan buat kita yang tak
ada habis-habisnya.
T2
T3
Bayangkan Anda adalah orang yang selalu memuji dan bersyukur buat kasih-Nya.
Sahabat, pastikan kita adalah orang yang selalu memuji dan bersyukur buat kasihNya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang.
Bersyukur Atas Kasih-Nya
Makmur Sepekan - Edisi XX, Februari 2016 | 37
authorized by
Copyright 2017.
Markus Tonny Hidayat
Yakobus Edy Susanto
Roy prabandaru
published in:
www.psalm21.org
Download