perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jasa Menurut Kotler (Tjiptono 2008:134) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Karakteristik jasa adalah suatu sifat dari jasa yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan berfungsi untuk membedakan dengan produk barang (Kotler dan Amstrong 2007:283) ada 4 karakteristik jasa: 1. Tidak berwujud (Intangibility) Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, tidak seperti halnya produk fisik jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian maka calon pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. Konsumen mencari bukti kualitas jasa berdasarkan enam hal berikut: a. Tempat (Place) Tempat yang mendukung seperti kebersihan yang terjaga, kenyaman untuk konsumen, dan suasana yang mendukung. b. Orang (People) Orang yang menangani mampu melaksanakan tugas dengan baik. Cepat dalam menangani masalah. 8 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 c. Peralatan (Equipment) Peralatan menunjang seperti computer, meja dll. d. Komunikasi material (Communication Material) Bukti-bukti berupa teks tertulis, dan foto misalkan kontrak. e. Symbol (Symbol) Nama atau symbol pemberi jasa mencerminkan kemampuan dan kelebihannya dalam melayani konsumen. f. Harga (Price) Harga yang masuk akal dan dapat pula dipadukan dengan berbagai macam promosi penjualan, seperti bonus, diskon. g. Bervariasi (Variability) Jasa bersifat nonstandard dan sangat variabel. Berbeda dengan kualitas produk fisik yang sudah terstandar, kualitas jasa tergantung pada siapa penyediannya, kapan, dimana dan bagaimana jasa itu diberikan oleh karena itu jasa sangat bervariasi dan berbeda satu dengan yang lainnya. 2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability) Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan dengan partisipasi konsumen didalamnya. 3. Tidak dapat disimpan (Perishability) Jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk persediaan. Nilai jasa hanya ada pada saat jasa tersebut diproduksi dan langsung diterima oleh penerimanya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 Karakteristik utama jasa menurut Tjiptono (2008:136): a. Intangibility (tidak dapat diraba) Jasa bersifat intangible maksutnya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Jadi jasa merupakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen sasaran bukan dalam bentuk produk fisik contohnya produk jasa asuransi kesehatan. b. Inseparbility (tidak dapat dipisah) Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa dilain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedian jasa dengan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Jadi, dengan kata lain jasa tidak dapat dipisahkan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. c. Variability (tidak tetap) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Jadi yang dimaksutkan variabel adalah jasa dapat berbeda antara jasa satu dengan jasa yang lain, antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 d. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Jadi, jasa merupakan produk yang harus dikonsumsi setelah dibeli mengingat jasa bukan merupakan produk dalam bentuk fisik, contohnya jasa reparasi atau bengkel motor. B. Manajemen Pemasaran Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler & Keller, 2009:6). American Marketing Association (Asosiasi Pemasaran Amerika) menawarkan definisi formal berikut : pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan (Kotler & Keller, 2009:5). Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk direncanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuasakan kebutuhan kepada pembeli yang besar maupun yang potensial (Dharmmestha 1996:10). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi untuk menentukan dan meningkatkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 permintaan dipasar tetapi juga merubah dan mengurangi permintaan tersebut dengan cara menciptakan dan mengkomunikasikan nilai konsumen dan manajemen pemasaran suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh pemasar untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, manajemen pemasaran kegiatan memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang atau jasa yang bisa memberikan manfaat bagi konsumen. C. Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (2008:5) bauran pemasaran atau (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dipasar sasaran. Menurut Kotler (2005:19) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran. Menurut Umar (2005:31-36), terdapat empat variabel utama dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan 4p yaitu : 1. Produk (Product) Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu, penampilan, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis dan jaminan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 2. Harga (Price) Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk atau jasa dalam menentukan harga diperlukan factor-faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Contohnya dari factor langsung adalah harga bahan baku, biaya pemasaran dan factor lainnya. Sedangkan contoh dari factor tidak langsung adalah harga pokok sejenis yang dijual pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi, serta potongan untuk penyalur dan konsumen. 3. Distribusi (Place) Saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. 4. Promosi (Promotion) Promosi merupakan bagaian dari keseluruhan aktivitas perusahaan yang menangani tentang komunikasi dan menawarkan produknya kepada target pasar. Konsep bauran pemasaran diatas merupakan konsep bauran pemasaran pada perusahan yang menawarkan produk barang. Namun untuk perusahaan jasa dibutuhkan 3P lain yaitu People, Physical evidence dan process menurut (Kotler 2005:19) berikut ini adalah penjelasan mengenai 3P diatas: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 1. Orang / sumber daya utama (People) Karena hampir semua jasa disediakan oleh orang yang bekerja diperusahaan jasa tersebut, maka seleksi, training dan motivasi karyawan menjadi sangat penting untuk memberikan nilai tambah yang berbeda dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat memberikan orang-orang terbaiknya dalam hal kompetisi, attitude, respond dan inisiatif untuk melayani pelanggan. 2. Bukti Fisik (Physical evidence) Perusahaan jasa butuh untuk membuktikan kualitas jasa yang diberikan dengan bukti fisik atau presentasi, mengingat jasa adalah produk yang tidak tampak(intangible) 3. Proses (process) Ini berkaitan dengan bagaimana kita menyampaikan jasa tersebut, perusahaan jasa dapat memilih untuk menyediakan jasa dalam bentuk proses yang berbeda sehingga menimbulkan kesan tersendiri pada konsumen, mulai dari menerima pesan hingga mengantarkan pesan yang diminta. D. Manajemen Strategi Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Kata strategi berasal dari kata strategos dalam bahasa yunani merupakan gabungan dari stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Quinn (1995:10) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakankebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta persatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Dari pendapat diatas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini meliputi tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi dan menenangkan persaingan terutama perusahaan atau organisasi harus memiliki keunggulan kompetitif. Perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan ini (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti dalam bisnis yang dilakukan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun Konsep-konsep tersebut yaitu: 1. Distinctive Competence Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2. Competitive Advantage Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut pendapat Rangkuti (2004:6), strategi dapat dikelompokan berdasarkan 3(tiga) tipe strategi: 1. Strategi Manajemen Strategi manajem meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan produk, strategi penenerapan harga, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ini melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha menetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu devisi baru. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena bisnis ini berorintasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalkan strategi pemasaran, strategi produk atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi yang berhubungan dengan keuangan. Tujuan pengembangan strategi dan taktik adalah agar perusahaan mampu bersaing dalam setiap keadaan, terutama pada kondisi ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan. Untuk itu perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing. Menurut Kotler (2005:19) keunggulan bersaing yaitu keunggulan atau pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Kotler (1999:2) mengklarifikasikan strategi bersaing berdasarkan pada peran yang dimainkan perusahaan dipasar sasaran yaitu: 1. Pimpinan Pasar (Market Leader) Pimpinan pasar adalah perusahaan yang memiliki keunggulan dalam pangsa pasar. Perusahaan seperti ini biasanya menjadi pusat perhatian perusahaan lain yang menantang atau memanfaatkan kelemahannya, dan semuanya bersiap untuk menjatuhkan. Tindakan antisipasi yang harus dilakukan: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 2. a. Mengembangkan jumlah permintaan keseluruhan b. Menjaga tingkat pangsa pasar yang dikuasai c. Mengembangkan pangsa pasar Penantang Pasar (Market Challenger) Penantang pasar adalah perusahaan yang menduduki urutan kedua dalam industry. Sikap yang diambil perusahaan ini adalah menyerang. Tindakan penyerangan yang mungkin dilakukan adalah: 3. a. Menyerang pemimpin pasar b. Menyerang perusahaan regional yang lebih kecil Pengikut Pasar (Market Follower) Perushaan ini biasanya hanya mengikuti perkembangan pemimpin pasar, strategi umum yang bisa dikembangkan antara lain: a. Mengikuti dari dekat, dengan kata lain menyamai perusahaan pemimpin sebanyak mungkin, baik segmen pasar maupun wilayah bauran pemasaran. b. Mengikuti dari jauh dengan membuat beberapa diferensiasi namun tetap mengikuti pemimpin dalam hal pembentukan pasar. 4. Perelung Pasar (Market Nicher) Perusahaan yang dikatakan sebagai market nicher atau perelung pasar adalah perusahaan yang memilih untuk bergerak dibeberapa bagian khusus dalam pasar yang tidak menarik minat perusahaan yang lebih besar. Kelompok ini sering menjadi perusahaan special dalam pemakai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 akhir, lini, vertical, konsumen khusus wilayah geografi produk atau lini produk, penampilan produk atau jasa pelayanan. Suatu strategi hendaknya mampu memberi informasi kepada pembacanya yang sekaligus berarti mudah diperbaharui oleh setiap anggota manajemen puncak dan setiap karyawan organisasi. Maka oleh Donelly (1996:109) dikemukaan enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam suatu strategi yaitu: 1) Apa, apa yang akan dilaksanakan 2) Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang akan dipakai dalam menentukan apa diatas. 3) Siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengoperasikan strategi. 4) Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk mensukseskan strategi. 5) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasional strategi tersebut. 6) Hasil apa yang akan diperoleh strategi tersebut. E. Pemasaran Relasi (Relationship Marketing) Kotler (1997:11) menyebutkan bahwa pemasaran relasi merupakan suatu praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci meliputi, pelanggan, pemasok dan penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis dalam jangka panjang bagi suatu badan usaha. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 Menurut Syafruddin Chan, pemasaran relasi merupakan pengenalan dari setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dan dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan. Strategi pemasaran relasi dapat dijalankan dengan baik apabila pelanggan yang dimiliki perusahaan mempunyai persyaratan sebagai berikut menurut Chand (2003:6): 1. Pelanggan dimasing-masing tingkat apabila mempunyai profil berbeda antara satu dengan yang lainnya. 2. Pelanggan dimasing-masing peringkat apabila bisa member value (nilai) secara proposional terhadap pelayanan yang diterimanya. Perusahaan tentu lebih senang melayani pelanggan istimewa yang menginginkan kecepatan pelayanan dan personalitas sebagai atribut yang diprioritaskan dibanding pelanggan biasa yang lebih mementingkan harga murah. 3. Pelanggan dimasing-masing peringkat apabila memiliki perbedaan dalam member respon atau tanggapan terhadap setiap penawran perusahaan. Pemasaran relasi atau pemasaran berdasarkan hubungan baik menandai adanya perubahan paradigma yang signifikan dalam pemasaran, sebuah gerakan dari pola pikir yang semata-mata berlandaskan pada kompetisi dan konflik, kearah pola pikir yang berlandaskn hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan kerjasama. Karakteristik-karakteristik utama dari pemasaran hubungan adalah sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 1. Memfokuskan diri pada para partner, pelanggan dan bukannya pada produk-produk yang dihasilkan perusahan. 2. Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhan pelanggan daripada perolehan pelanggan baru. 3. Mengandalkan kerja tim-tim yang terdiri dari berbagai fungsi dalam perusahaan daripada kerja yang dilakukan ditingkat departemen. 4. Mengandalkan lebih banyak mendengarkan dan belajar dibandingkan berbicara. Pemasaran relasi membutuhkan praktik-praktik baru dalam kerangka karangan 4P (Kotler 2003:171) sebagai berikut: 1. Produk 1) Lebih banyak produk yang disesuaikan dengan pilihan-pilihan dan keinginan pelanggan. 2) Produk-produk baru dikembangkan dan didesain secara kooperatif dengan para pemasok dan distributor. 2. Harga 1) Perusahaan akan menetapkan harga berdasarkan atas hubungannya dengan pelanggan dan sekumpulan fitur-fitur dan jasa-jasa yang dipesan oleh pelanggan. 2) Dalam pemasaran business to business, akan terdapat lebih banyak negosiasi karena produk-produk sering kali didesain khusus untuk tiap-tiap pelanggan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 3. Distribusi 1) Pemasaran relasi lebih memilih Direct marketing (pemasaran langsung) pada pelanggan, karena itu peranan pihak-pihak penyalur akan dikurangi. 2) Pemasaran relsi menawarkan alternatif-alternatif pada para pelanggan untuk memilih cara-cara yang diinginkan untuk melakukan pemesanan, pembayaran, penerimaan, barang dan reparasi produk. 4. Komunikasi 1) Pemasaran relasi lebih memilih untuk komunikasi dan dialog secara pribadi dengan pelanggan. 2) Pemasaran relasi memasang ekstranet dengan pelanggan-pelanggan yang besar untuk memfasilitasi pertukaran informasi, perencanaan bersama, pemesanaan dan pembayaran. Ada beberapa konsep inti relationship marketing (pemasaran relasi) diantarannya menurut (Kotler 2003:87) adalah sebagai berikut: 1) Horizon Orientasi Jangka Panjang Merupakan ciri utama relationship marketing dan keberhasilan relationship marketing diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan. Dengan demikian relationship marketing juga menyangkut nilai estimasi mengenai nilai sepanjang hidup konsumen. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 2) Komitmen dan Pemenuhan Janji Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang pemasaran relasi menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau timbal balik, empati diantara kedua belah pihak. 3) Pangsa Konsumen Bukan Pangsa Pasar Relationship marketing tidak lagi pada konsentrasi pencapaian pangsa pasar melainkan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan. 4) Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan Perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan (Customer lifetime value-CLV) agar menguntunkan perusahaan. 5) Kustomisasi Pemasaran relasi memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Menurut Tandjung (2004:89) 4 (empat) dimensi relationship marketing : 1) Bonding Ketergantungan antara kedua belah pihak harus cukup kuat, sehingga hubungan keduanya dapat bertahan lama. Seorang pelanggan bisa merasa tidak memiliki ketergantungan yang kuat terhadap penjual, maka kemungkinan pelanggan tersebut akan sering ganti pemasok. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 2) Empahty Seorang penjual harus memiliki kepedulian (empathy) kepada pelanggan artinya seorang pelanggan hendaknya peduli terhadap permasalahan yang dihadapi pelanggan dan memperhatikan sudut pandang pelanggan dalam mengatasi suatu masalah. 3) Reciprocity Hubungan jangka panjang haruslah saling memberi dan menerima. Artinya baik penjual maupun pelanggan sama-sama mendapatkan keuntungan. Pelanggan yang menginginkan diskon besar, tentunya harus mengimbangi dengan pembayaran tunai. 4) Trusti Trusti lebih dari sekedar believe, meskipun kedua kata tersebut memiliki arti yang hampir sama. Masing-masing pihak bila memiliki komitmen yang kuat, maka akan menciptakan rasa sangat percaya (Trusti) dan memperkuat hubungan. Manfaat relationship marketing, menurut Kotler dan Amstrong (1996:579-582) suatu relationship marketing mengandung tiga manfaat yaitu : manfaat ekonomis, social dan status. Yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Manfaat Ekonomis Pendekatan utama untuk membangun suatu hubungan nilai dengan pelanggan adalah menambahkan manfaat-manfaat keuangan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 atau ekonomi manfaat ekonomi dapat berupa penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, potongan-potongan khusus. 2) Manfaat Sosial Meskipun pendekatan dengan menambah manfaat ekonomis seperti diatas dapat membangun preferensi konsumen, namun hal ini dapat mudah ditiru oleh para pesaing satu badan usaha dengan yang lainnya hampir sama dengan pendekatannya. Sehingga dalam pendekatan ini, badan usaha kita harus berusaha meningkatkan hubungan social mereka yaitu dengan memberikan perhatian kepada para pelanggan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan secara individual. 3) Status Pendekatan ketiga untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah menambah status. Maksutnya, bahwa badan usaha memberikan pendekatan atau program yang terstruktur yang dapat menarik minat konsumen untuk mau terlibat menjadi anggota kartu keanggotaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 F. Kerangka Pemikiran Aspek pemasaran terdiri dari product, price, place, promotion dan distribusi. Kemudian diterapkan dengan menggunakan strategi relationship marketing, supaya dapat berhasil dalam menjual apa yang ingin dipasarkan oleh perusahaan sampai memperoleh konsumen yang banyak dan mempertahankan hubungan baik antara perusahaan yang bersedia bekerja sama dan konsumen. Sehingga hubungan yang terjaga akan membuat aspek pemasaran lebih efisien. ASPEK PEMASARAN Product Price Place Promotion, meliputi : 1. Periklanan / Advertising 2. Penjualan personal / Personal Selling 3. Promosi penjualan / Promotional Selling 4. Hubungan masyarakat / Public Relation People Process Physical Evidence Customer Service Strategi pemasaran (Pemasaran Relasi) Konsumen Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran commit to user